(MANAJEMEN STRATEGI)
Teknik Pembuatan Program Kerja
Untuk membuat program kerja yang baik dapat digunakan beberapa teknik yang sudah
umum digunakan, terutama teknik yang dapat mengoptimalisasi sumber daya organisasi
yang akan digunakan. Teknik-teknik tersebut antara lain :
1. Teknik Gantt chart and Gantt Milestone chart
Teknik ini diperkenalkan oleh Henry L. Gantt. Pada dasarnya pembuatan jadwal dilakukan
dengan dua sumbu, yaitu sumbu horizontal untuk menggambarkan kurun waktu dan sumbu
vertical untuk menggambarkan jenis kegiatan dan pelaksanaan. Langkah-langkah
penyusunan Gantt chart adalah:
a. Menentukan tingkat kerincian kegiatan yang akan dimasukkan pada bagan.
b. Mengidentifikasi urutan-urutan logis (dapat juga secara kronologis) kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan.
c. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian masing-masing kegiatan.
d. Membuat konsep penjadwalan pada bagan.
e. Mendiskusikan konsep tersebut dengan orang-orang yang akan terlibat dalam pelaksanaan
masing-masing kegiatan.
f. Membuat bagan akhir yang lebih realistis dan telah disepakati oleh semua orang yang
terlibat.
g. Melakukan revisi dan koreksi apabila perlu.
Kelebihan teknik ini adalah bahwa rencana ini dapat dibuat secara sederhana, mudah
menghitung waktu dan mencantumkan dalam bagan, mudah dibaca, dan dapat langsung
dipakai untuk pemantauan kegiatan. Sedangkan kekurangan teknik ini adalah bahwa cara ini
terlalu sederhana jika proyeknya dianggap besar, perkiraan pencapaian kegiatan sulit dilihat,
kegiatan-kegitannya sulit digambarkan, indicator-indikator pada kegiatan yang kritis sulit
diketahui, hubungan antara kegiatan tidak terlihat, sulit mengecek ketepatan
pelaksanaannya, tidak mencerminkan distribbusi beban dan biaya kegiatan, dan sulit diubah
jika terjadi perkembangan-perkembangan baru.
Teknik Gantt Milestone chart adalah penjadwalan yang merupakan perbaikan dari Gantt
chart, yaitu dengan menambahkan kejadian penting atau tonggak ukuran (Milestone).
Penambahan itu adalah adanya kegiatan awal, kegiatan antara, dan kegiatan akhir.
Kelebihannya kegiatan kritis dapat diperllihatkan.
2. Teknik PERT and NWP
PERT (Program Evaluation and Review Technique) adalah teknik perencanaan yang
dikembangkan oleh Booz, Allen, dan Hamilton pada tahun 1958. Dalam teknik ini ada tiga hal
penting yang mendasarinya, yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, dan Pengendalian. NWP
(Network Planning) adalah hasil dari pengembangan PERT. Kelebihan dari NWP adalah
memasukkan unsur keterangan kapan suatu kegiatan dimulai dan berakhir.
3. Teknik PKT, PIP, dan APP
Teknik PKT (Pola Kerja Terpadu) adalah teknik pemecahan masalah yang dilanjutkan dengan
lankah perencanaan kerja secara komprehensif yang dapat memberikan kepastian kegiatan
dan tanggung jawab, baik secara individual maupun kelompok dalam pelaksaan suatu
kegiatan. Proses analisisnya terdiri dari empat tahap, yaitu tahap penentuan masalah, tahap
pengembangan dan penetapan sasaran, tahap pengembangan dan pemilihan alterbatif, serta
tahap penyusunan rencana kerja terinci serta paket kerjanya.
Teknik PIP (Performance Improvement Planning) adalah teknik perencanaan guna
menentukan strategi serta langkah-langkah kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai
tujuan perusahaan melalui analisis terhadap kekuatan-kekuatan pendorong dan penghambat
kinerja perusahaan.
Teknik APP (Analisis Persoalan Potensial) adalah teknik yang digunakan untuk mengamankan
rencana atau program yang telah disusun sedemikian rupa.
Anggaran Manfaat anggaran bagi perusahaan antara lain adalah bahwa perusahaan
memiliki rencana terpadu yang dapat digunakan sebagai pedoman pelaksaan kegiatan
perusahaan, alat koordinasi kerja, alat pengawasan kerja, dan alat pengevaluasi kegiatan
perusahaan. Perencanaan anggaran mengenal empat macam system, yaitu:
a. Sistem anggaran tradisional
System anggaran ini disusun berdasarkan jenis pengeluarannya. System ini sederhana dan
cocok bagi perusahaan kecil.
b. Sistem anggaran hasil karya
System anggaran ini disusun berdasarkan sasaran yang ingin dicapai.
c. System PPBS (Planning Programing Budgeting System)
System anggaran ini biasanya diterapkan pada perusahaan besar dan modern. Pada
dasarnya system ini dibuat dengan cara menyususn anggaran berdasarkan rencana dan
program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing organisasi.
d. System ZBB (Zero Base Budgeting) System penganggaran ini merupakan pengembangan
dari PPBS yang mengacu kepada pendekatan manajemen berdasarkan sasaran. System ZBB
menghubungkan antara proses perencanaan, pemrograman, dan penganggaran melalui
evaluasi berbagai program yang telah dan sedang dilaksanakan bersamaan dengan rencana
yang diusulkan.
Tabel :
Implementasi
Perencanaan Baik Buruk
Baik Success Trouble
Buruk Roulette Failure
Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian SDM yang ditampakkan
melalui penetapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan yang dijalankan berikut
budaya perusahaan.
1. Struktur Organisasi
Dalam manajemen strategi, struktur organisasi pada hakikatnya merupakan cermin miniature
organisasi. Mencakup pengertian prosese penetapan struktur peran melalui penentuan
kegiatan yang harus ditempuh untuk mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi serta bagian-
bagiannya, pengelompokan aktivitas, penugasan kelompok-kelompok aktivitas,
pendelegasian wewenang, serta pengkordinasian hubungan-hubungan wewenang dan
informasi, baik horizontal maupun verticalPenetapan struktur organisasi sebagaimana
disebutkan di atas memerlukan pemenuhan tujuh prinsip organisasi yang dinilai penting,
yaitu :
a. Perumusan tujuan
b. Kesatuan arah
c. Pembagian kerja
d. Pendelegasian wewenang dan Tanggung jawab
e. Koordinasi
f. Tingkat Pengawasan
g. Rentang Manejemen
2. Kepemimpinan
Terdapat empat gaya kepemimpinan secara umum, yaitu :
a. Gaya kepemimpinan administrator
• Kurang inovatif dan terlalu kaku terhadap peraturan
• Sikapnya konservatif, dan terlihat takut untuk mengambil resiko (mencari aman)
b. Gaya kepemimpinan analitis
• Pembuatan keputusan dibuat berdasarkan pada proses analisa, terutama analisa logika
• Berorientasi pada hasil
• Rencana-rencana rinci dan jangka panjang
c. Gaya kepemimpinan asertif
• Sifatnya agresif dan mempunyai perhatian sangat besar terhadap pengendalian personal
• Lebih terbuka terhadap konflik dan kritik
d. Gaya kepemimpinan entrepreneur
• Sangat menaruh perhatian kepada kekuasaan dan hasil akhir
• Kurang menekankan kerjasama
Tiga unsur kepemimpinan yang saling terkait :
• Tanggung Jawab
• Keputusan
• Wewenang
2.4 Implementasi
Merencanakan pekerjaan ke mengerjakan pekerjaan adalah ssuatu yang sulit, jika tidak
didukung oleh semua pihak di dalam perusahaan. Oleh karena itu semua pihak harus
mempunyai andil di dalam sebuah perusahaan. Karena hal terkecil apapun akan menjadi
penting bila sudah berbicara tentang kebutuhan perusahaan dan agar dapat bersaing dengan
perusahaan lainya, hal-hal penting yang harus dilakukan dalam implementasi strategi ke
dalam sebuah perusahaan:
1. Mengidentifikasi tujuan-tujuan jangka pendek
2. Menginisasi taktik-taktik fungsional yang spesifik
3. Melakukan outsourcing atas fungsi-fungsi yang tidak penting
4. Mengomunikasikan kebijakan yang memberdayakan karyawan dalam organisasi
5. Mendesain penghargaan yang efektif
Implementasi strategi yang baik harus disesuaikan dengan perubahan-perubahan kondisi
yang terjadi saat ini. Dan sebuah perusahaan harus melakukan analisa terhadap perubahan
yang terjadi agar dapat bertahan dan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Dalam
menganalisa perubahan maka implementasi dapat di lihat dalam tiga fase :
1. Memastikan apakah perubahan social yang diperlukan sebuah strategi yang diajukan
kemudian dilakukannya upaya untuk memperkenalkan perubahan tersebut.
2. Bagaimana memperoleh komitmen perubahan dengan cara yang mengidentifikasikan
dasar-dasar yang akan dipakai untuk mengukur kinerja.
3. Bagaimana melakukan implementasi dengan memakai control manajemen yang
menyeimbangkan tingkah laku dan keperluan teknis untuk mencapai tujuan spesifik. Hal ini
memerlukan penilaian kembali atau adaptasi dari strategi awal terhadap lingkungan
permintaan baru.
Setelah menganalisa perubahan dan menetapkan strategi yang tepat yang telah disesuaikan
dengan tujuan perusahaan ada lima fase tindakan manajemen yang diperlukan untuk
penerapan reformasi atau perubahan, menurut Judson yaitu:
1. Menganalisa dan merencanakan perubahan
2. Mengkomunikasiskan perubahan tersebut. Mengkomunikasikan perubahan strategi dapat
dilakuan melalui rapat, memorandum,telepon, surat menyurat elektronik, dan papan
pengumuman.
3. Memperoleh penerimaan terhadap perubahan yang diperlukan dalam tingkah laku
4. Membuat transisi awal dari kondisi tetap kepada situasi baru
5. Konsolidasi kondisi baru dan melanjutkan apa yang dapat diikutkan
A. Mengidentifikasi Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek adalah hasil terukur yang dapat dicapai atau dimaksudkan untuk
dicapai dalam waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Tujuan jangka pendek
menerjemahkan aspirasi-aspirasi jangka panjang menjadi target tahun ini untuk
dilaksanakan. Tujuan jangka pendek merupakan hasil yang spesifik dan biasanya kuantitatif
yang ditetapkan oleh para manajer operasi untuk dicapai dalam waktu dekat. Tujuan-tujuan
jangka pendek membantu menerapkan strategi, paling tidak dalam tiga cara:
1. Tujuan jangka pendek “mengoperasionalkan” tujuan jangka panjang karena dapat
menambah cakupan dan kekhususan dalam mengidentifikasi apa yang harus diselesaikan
guna mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. Jika manajemen suatu perusahaan
berkomitmen pada peningkatan penjualan sebesar 20 persen dalam kurun waktu lima tahun.
Apa target atau tujuan spesifik dalam hal pendapatan tersebut selama setahun, bulan, atau
minggu berjalan untuk menunjukkan bahwa mereka membuat kemajuan yang sesuai?
2. Pembahasan mengenai dan kesepakatan atas tujuan-tujuan jangka pendek membantu
mengangkat masalah dan konflik potensial dalam suatu organisasi yang biasanya
memerlukan koordinasi guna menghindari konsekuensi yang besifat disfungsional.
3. Akhirnya, tujuan-tujuan jangka pendek membantu implementasi strategi dengan
mengidentifikasikan hasil-hasil terukur dari rencana tindakan atau aktivitas fungsional yang
dapat digunakan untuk membuat umpan balik, koreksi, dan evaluasi menjadi lebih relevan
dan dapat diterima.
Tujuan jangka pendek akan lebih konsisten jika secara jelas dapat menyatakan apa yang
perlu dicapai, kapan hal tersebut akan dicapai, dan bagaimana pencapaiannya akan diukur.
Hal ini berfungsi untuk memantau efektivitas dari setiap aktivitas maupun kemajuan kolektif
dari beberapa aktivitas yang saling berkaitan.
Walaupun semua tujuan tahunan penting, tetapi suatu perusahaan perlu untuk menentukan
beberapa tujuan untuk lebih diprioritaskan. Karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu strategi. Untuk menetapkan prioritas dapat dilakukan dengan beberapa
cara, seperti melakukan pemeringkatan sederhana terhadap tujuan yang dapat didasarkan
pada diskusi dan negosiasi selama proses perencanaan.
Antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang harus menyerupai penurunan tujuan
jangka panjang yang bersifat dasar menjadi tujuan jangka pendek yang spesifik di bidang-
bidang operasi kunci. Penurunan tersebut memiliki keunggulan tambahan, yaitu menyediakan
referensi yang jelas untuk komunikasi dan negosiasi yang mungkin diperlukan untuk
mengintegrasi dan mengoordinasi tujuan dan aktivitas pada tingkat operasi.
Manfaat-manfaat tujuan jangka pendek dan rencana tindakan:
a. Memberikan kepada operasi suatu pemahaman yang lebih baik mengenai peran mereka
dalam misi perusahaan.
b. Menyediakan pengembangan dasar yang sah untuk membahas dan mengakomodasi
kekhawatiran yang saling bertentangan yang dapat mengganggu efektivitas strategis.
c. Menyediakan dasar bagi kendali strategis dalam hal anggaran.
d. Peran karyawan dan kelompok dalam strategi suatu perusahaan serta terukur, realistis,
dan menantang dapat menjadi motivator hebat bagi kinerja manajerial, terutama ketika
tujuan dikaitkan dengan penghargaan perusahaan.
B. Menginisiasi Taktik-taktik Fungsional
Taktik fungsional adalah aktivitas-aktivitas penting dan rutin yang harus dilakukan di setiap
area fungsional – pemasaran, keuangan, produksi operasi, penelitian dan pengembangan,
serta manajemen sumber daya manusia – untuk menghasilkan produk dan jasa dari bisnis
tersebut. Taktik-taktik fungsional menerjemahkan strategi bisnis ke dalam aktivitas sehari-
hari yang perlu dilaksanakan. Taktik-taktik fungsional mengklarifikasi strategi bisnis,
memberikan panduan yang spesifik untuk jangka pendek bagi para manajer operasi dan
karyawan dalam bidang pemasaran, operasi, dan keuangan.
Perbedaan antara Strategi Bisnis dan Taktik Fungsional
Taktik fungsional berbeda dari strategi bisnis dalam tiga hal fundamental:
1. Rentang waktu
Dalam hal ini taktik fungsional mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan
“saat ini” atau dalam waktu dekat. Strategi bisnis fokus pada postur perusahaan tiga sampai
lima tahun ke depan. Rentang waktu yang lebih singkat dari taktik fungsional penting bagi
keberhasilan implementasi suatu strategi bisnis karena rentang waktu tersebut memfokuskan
pada perhatian para manajer fungsional terhadap apa yang perlu dilakukan saat ini untuk
membuat strategi bisnis berhasil dan rentang waktu tersebut memungkinkan para manajer
fungsional seperti untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini yang mengalami perubahan.
2. Kekhususan
Taktik fungsional lebih spesifik daripada strategi bisnis. Taktik fungsional mengidentifikasikan
aktivitas-aktivitas spesifik yang akan dilakukan pada masing-masing bidang fungsional dan
dengan demikian memungkinkan para manajer operasi untuk memikirkan bagaimana unit
mereka diharapkan untuk mencapai tujuan-tujuan jangka pendek. Kekhususan dalam taktik
fungsional memberikan kontribusi keberhasilan implementasi dengan:
a. Membantu memastikan bahwa para manajer fungsional mengetahui apa yang perlu
dilakukan dan dapat berfokus pada pencapaian hasil.
b. Mengklarifikasikan bagaimana para manajer fungsional bermaksud untuk melaksanakan
srategi bisnis, sehingga meningkatkan keyakinan dan pengetahuan mereka pada kendali atas
strategi bisnis.
c. Memfasilitasi koordinasi di antara unit-unit operasi dalam perusahaan dengan
mengklarifikasi bidang-bidang yang saling bergantung dan konflik potensial.
3. Peserta
Peserta adalah orang-orang yang berbeda yang berpartisipasi dalam pengembangan strategi
pada tingkat fungsional dan bisnis. Manajer umum biasanya mendelegasikan pengembangan
taktik fungsional kepada bawahannya yang bertanggung jawab menjalankan bidang-bidang
operasi dari bisnis tersebut. Para manajer operasi tersebut harus menetapkan tujuan-tujuan
jangka pendek maupun jangka panjang serta strategi operasi yang memberikan kontribusi
pada tujuan tingkat bisnis. Melibatkan para manajer operasi dalam pengembangan taktik
fungsional meningkatkan pemahaman mereka mengenai apa yang harus dilakuakn untuk
mencapai tujuan jangka panjang dan memberikan kontribusi pada implementasi yang
berhasil. Hal ini membantu meyakinkan bahwa taktik fungsional mencerminkan realitas
situasi operasi sehari-hari dan dapat meningkatkan komitmen dari para manajer operasi
terhadap strategi yang dikembangkan.
C. Melakukan Outsourcing
Cara terbaik untuk menerapkan strateginya adalah dengan mempertahankan tanggung jawab
untuk melaksanakan beberapa fungsi sementara mencari orang dan perusahaan luar untuk
melakukan aktivitas-aktivitas pendukung dan aktivitas-aktivitas utama yang penting jika
orang atau perusahaan luar tersebut dapat melakukannya secara lebih efektif dan murah.
Jadi, outsourcing adalah memperoleh suatu aktivitas, jasa, produk yang dibutuhkan untuk
menyediakan produk atau jasa suatu perusahaan dari orang atau operassi “luar” yang
dikendalikan oleh perusahaan tersebut.
Saat ini banyak wirausahawan baik di dalam maupun di luar yang beralih menggunakan
bantuan tenaga kerja dari luar (outsourcing). Dan diprediksi bisnis-bisnis kecil akan terus
beralih ke pihak luar bahkan ketika perekonomian menguat. Alasannya bisnis-bisnis kecil
tersebut juga terus-menerus menghadapi tekanan untuk mengurangi harga sama seperti
bisnis-bisnis yang lebih besar. Dan dengan menggunakan outsourcing perusahaan lebih
menghemat biaya produksi tersebut.
Melakukan outsourcing atas fungsi-fungsi tidak penting yang tadinya dilakukan sendiri
membebaskan sumber daya dan waktu dari karyawan-karyawan kunci untuk berkonsentrasi
pada peningkatan fungsi dan aktivitas penting bagi keunggulan kompetitif utama yang
menjadi dasar pembangunan strategi jangka panjang perusahaan. Dibalik manfaat yang
diberikan outsourcing, outsourcing memiliki kelemahan seperti penundaan dan kegagalan
dalam produksi.
D. Mengomunikasikan Kebijakan
Kebijakan merupakan alat pemberdayaan yang menyederhanakan proses pengambilan
keputusan dengan cara memberdayakan manajer operasi beserta bawahannya. Kebijakan
dibuat untuk mengarahkan, mengendalikan, membuat keputusan dan tindakan operasional.
E. Penghargaan
Penghargaan menyelaraskan prioritas manajer dan karyawan dengan tujuan organisasi dan
nilai pemegang saham merupakan arahan yang sangat efektif dalam implementasi strategi.
Nomer 4
Keenam faktor pendukung kunci keberhasilan dalam penerapan strategi tersebut, sebagaimana ditulis
oleh Bill Birnbaum, yaitu:
1. Rencana Tindakan
2. Struktur Organisasi
3. Sumber Daya Manusia
4. Rencana Bisnis Tahunan
5. Monitoring dan Pengendalian
6. Hubungan
Agar lebih jelas apa maksud dari keenam faktor tersebut, simaklah baik-baik uraian berikut ini.
1. Rencana Tindakan
Agar bisnis anda dapat berhasil mengimplementasikan strategi yang telah anda rencanakan,
kembangkan rencana tindakan secara rinci. Maksudnya, adalah buat daftar kronologis langkah-
langkah tindakan (taktik) secara rinci dari strategi anda. Misalnya, tentang pelimpahan
tanggungjawab kepada seseorang yang khusus untuk memenuhi tiap langkah tindakan dari strategi
tersebut. Juga, tentukan tanggal jatuh tempo dan estimasi sumberdaya yang dibutuhkan untuk
memenuhi tiap langkah tindakan strategi tersebut. Jadi terjemahkan pernyataan strategi anda
menjadi sejumlah penugasan kerja secara spesifik.
2. Struktur Organisasi
Selanjutnya, pendukung keberhasilan penerapan strategi anda adalah stuktur organisasi dari bisnis
anda. Buat struktur organisasi yang mengakomodasi keperluan tugas dan tanggung jawab dari suatu
jabatan yang memang harus ada pada kebutuhan bisnis anda. Misalnya, bisnis anda perlu melakukan
pengembangan produk baru. Jadi, anda harus menentukan seseorang yang bertanggungjawab
terhadap tugas tersebut dan dia harus menempati struktur jabatan tersebut pada organisasi bisnis
anda.
Organisasi bisnis yang ingin sukses pada implementasi strategi harus mempertimbangkan faktor
sumber daya manusia dalam pelaksanaan strateginya. Di sini ada dua pertimbangan pokok, yaitu
tentang kebutuhan komunikasi dalam organisasi dan kebutuhan untuk memenuhi jumlah dan
spesifikasi sumber daya manusia yang dibutuhkan.
Yang pertama, manajemen harus mengkomunikasikan strategi dan taktik yang akan dilaksanakan
oleh seluruh komponen organisasi agar arah dan tujuan dari strategi organisasi dapat dicapai secara
efektif.
Kedua, kebutuhan sumber daya manusia yang diakibatkan oleh strategi baru tersebut harus dipenuhi
dengan beberapa pertimbangan, misalnya tetap dengan karyawan yang sama dengan memberikan
waktu untuk tumbuh dengan pengalaman, atau mengadakan pelatihan, ataupun mengadakan
karyawan baru.
Untuk menjamin keberhasilan implementasi strategi anda masukkan rencana implementasi tersebut
ke dalam rencana angggaran dan pendapatan bisnis tahunan anda.
Setelah itu, lakukan monitoring dan pengendalian implementasi berdasarkan rencana sepanjang satu
periode tersebut. Lakukan tindakan penyesuaian bilamana diperlukan, seperti perubahan jadwal,
perubahan langkah-langkah tindakan (taktik), perubahan strategi atau (sebagai usaha terakhir)
perubahan sasaran.
6. Hubungan
Banyak organisasi yang sukses menetapkan lima faktor pendukung di atas. Mereka mengembangkan
rencana tindakan, mempertimbangkan struktur organisasi, memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
sumber daya manusia mereka, mendanai strategi mereka melalui rencana bisnis tahunan mereka,
dan mengembangkan rencana untuk memonitor dan mengendalikan strategi dan taktik mereka.
Tetapi mereka masih gagal mengimplementasikan strategi dan taktik tersebut. Alasan yang paling
sering adalah faktor-faktor tersebut kurang hubungan/pertalian. Pertalian sederhananya adalah ikatan
bersama dari seluruh aktivitas orgaisasi untuk meyakinkan bahwa semua sumber daya organisasi
“sedang mengayuh dalam arah yang sama”.
Tidak cukup untuk mengelola satu, dua atau sedikit faktor pendukung strategi. Untuk berhasil
menerapkan strategi anda, anda harus mengelola semuanya. Dan pastikan anda menghubungkan
faktor-faktor tersebut bersama.
Strategi memerlukan “hubungan” baik secara vertikal maupun horizontal. Hubungan vertikal
menetapkan koordinasi dan dukungan antar rencana-rencana perusahaan, divisi dan bagian-bagian.
Sedangkan, hubungan horizontal – lintas departemen, lintas kantor-kantor wilayah, lintas pabrik atau
divisi produksi – memerlukan koordinasi dan kerja sama untuk memperoleh kesatuan secara
organisasi dan semua bekerja secara harmonis.
Nomer 6
rencana untuk melaksanakan strategi pilihan telah dirinci, dan aktivitas telah
ditugaskan pada organisasi, sumber daya telah disediakan untuk melakukan tugas
ini, kebijakan telah dikomunikasikan, serta sistem dan gaya kepemimpinan juga
Ada juga beberapa komponen lainnya yang sangat penting sekali bagi sistem
administrasi yang efektif. Ini perlu untuk menjamin bahwa unsur-unsur lainnya
sistem informasi yang efektif, yang dapat memberi balikan (feedback) yang lengkap
dan tepat waktu kepada manajer sehingga mereka dapat bertindak atas dasar itu, ini
Daftar Isi
D. Proses Pengendalian/Kontrol
feedback sebagai masukan untuk perencanaan strategi baru dan sebagai sarana
tepat, dan dapat dijalankan dengan analisis internal dan eksternal serta rencana
untuk melaksanakannya.
Evaluasi strategi adalah tahap proses manajemen dimana manajer puncak berusaha
memastikan bahwa strategi yang mereka pilih terlaksana dengan tepat dan mencapai
tujuan perusahaan. Para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu
tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh
informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor
2. Mengukur prestasi.
hierarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan
gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yang ditujukan adalah bagaimana cara
bersaingnya.
Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis sebaiknya
didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan oleh Michael Porter:
konsekuensi yang signifikan dan jangka panjang. Evaluasi strategi merupakan proses
yang rumit dan sensitif. Terlalu banyak mengevaluasi strategi dapat menghabiskan
biaya yang sangat mahal dan bisa jadi kontra produktif. Evaluasi strategi penting
Konsistensi; sebuah strategi tidak boleh memiliki tujuan dan kebijakan yang tidak
konsisten. Kelayakan; sebuah strategi tidak boleh terlalu banyak membebani sumber
daya yang ada maupun tidak boleh menciptakan sub masalah yang tidak dapat
Mengembangkan matrik EFE dan EFI yang telah direvisi Matrik EFI yang sudah
direvisi harus fokus pada perubahan dalam kekuatan dan kelemahan manajemen,
Aktivitas ini termasuk membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang
dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan.
1. Sebagian besar kriteria kuantitatif lebih mengacu pada tujuan tahunan daripada
2. Metode akuntansi yang berbeda bisa menghasilkan hasil yang berbeda dalam
kuantitatif.
ketidakhadiran dan rasio turn over yang tinggi, kualitas dan kuantitas produksi yang
dengan tepat, tergantung pada tujuan evaluasi seperti yang ditunjukkan kelima jenis
harus berperan dalam sistem. Artinya, evaluasi diasumsikan secara khas sebagai cara
atau metode untuk mengetahui apakah isi strategi bekerja atau tidak bekerja. Berikut
1. Kriteria kuantitatif
masa lampau, atau membandingkannya dengan para pesaingnya dalam hal seperti
laba bersih, harga saham, tingkat dividen, laba per lembar saham, hasil
pertumbuhan penjualan, dan lain sebagainya. Selain faktor tersebut, banyak faktor-
faktor lain yang mungkin terlihat. Tentu saja, faktor dan ukuran keberhasilan dapat
jauh berbeda untuk perusahaan lain tergantung pada tujuan dan strategi.
Contohnya, cara yang biasa digunakan para eksekutif untuk memantau pabrikasi
sering kali mengandalkan ukuran perputaran persediaan. Ini dapat diterima jika
Sebagian besar, tolak ukur ini bersifat internal. Tetapi penilaian objektif dapat juga
perusahaan lain yang sejenis. Hal ini adalah suatu aspek penting penilaian tentang
bersaing.
Pendekatan lainnya adalah menanyakan kepada ahli tentang perusahaan yang paling
berhasil, hal ini adalah pendekatan subjektif. Baik pendekatan objektif maupun
pendekatan subjektif terhadap pengukuran, menjadi semakin sukar bila kriteria yang
2. Kriteria kualitatif
Telah dikemukakan bahwa penilaian subjektif dapat dicakupkan dengan evaluasi
pasca-fakta. Beberapa kriteria kualitatif dapat juga digunakan di sini untuk tujuan
memastikan bahwa strategi yang dijalankan memang tepat. Tetapi kriteria disini
pertanyaan kualitatif diajukan untuk setiap kriteria ini. Pertanyaan dasarnya adalah
apakah tujuan, strategi, dan rencana terpadu dan komprehensif sudah konsisten,
a. Konsistensi
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif sudah konsisten dengan tujuan,
b. Ketepatan
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif sudah memperoleh sumber daya
c. Workable
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif layak dan memberikan simulasi
terhadap perusahaan?
D. Proses Pengendalian/Kontrol
adalah untuk memastikan sampai sejauh mana suatu perusahaan itu berjalan.
Prosesnya yaitu membandingkan beberapa kinerja pada hasil yang telah dicapai
Manajer puncak dan operasional dalam suatu perusahaan perlu menentukan proses
implementasi dan hasil-hasil yang akan dipantau. Proses dan hasil tersebut harus
Standar kinerja merupakan sasaran strategis atas hasil kerja yang dapat diterima.
Penentuan standar kinerja tidak hanya pada hasil akhir namun juga pada prosesnya.
Proses-proses akan berakhir jika telah sesuai standar atau terdapat penyimpangan
Tindakan perbaikan dilakukan jika hasilnya memang sudah tidak bisa di toleransi.
namun juga untuk mencegah kejadian tersebut agar tidak terulang kembali.
Ada beberapa karakter yang membuat evaluasi strategi kita menjadi efektif. pada
bagian ini kita akan membahas tiga karakter utama agar aktivitas evaluasi tidak
1. Ekonomikal. Aspek yang kita perlukan dalam evaluasi ini adalah informasi atas
kinerja yang indikatornya sudah diterapkan terlebih dahulu. Ketika informasi yang
2. Aspek yang bermakna. Tindakan evaluasi yang akan kita lakukan harus sesuai
dengan tujuan yang telah kita tetapkan. Karena itulah yang merupakan penentuan
prioritas, kriteria kerja dalam penilaian, pembobotan yang akurat menjadi penting
3. Tepat waktu. Evaluasi yang dilakukan dilakukan tepat pada waktunya, karena itu
perusahaan dalam situasi persaingan bisnis sekarang harus memanfaatkan
dukungan teknologi informasi. Berbagai persoalan terkait degan kemutakhiran
perkebunan, misalnya, yang memiliki kebun di remote area, di kawasan jauh dari
pengelolaan kebun. Mereka memiliki foto dari satelit untuk informasi rinci seperti
beberapa tanaman yang ada di sejumlah luas lahan tertentu. Dari informasi yang di
input setiap hari, manajemen di kota-kota besar seperti Jakarta dapat mengetahui
perkembangan taman-taman dalam waktu yang cepat sekali. Contoh lain bisa juga
memiliki perangkat teknologi untuk memantau dan meramal segala aktivitas mulai
cuaca, iklim, hingga seluruh perkembangan sifat alami bumi dan gejalanya. Karena
BMKG memiliki foto dari satelit untuk informasi rinci mengenai segala aktivitas di
bumi Indonesia dan sekitarnya serta memiliki rekaman satelit pada masing-masing
wilayah Indonesia.
berlangsung lama dan hingga kini masih dilakukan. Meskipun tradisional, bukan
berarti analisa keuangan sederhana menjadi tidak penting. Analisis-analisis ini tetap
diperlukan karena semua informasi yang ada di laporan keuangan (neraca, laporan
rugi/laba dan lain-lain) tetap merupakan sumber informasi penting. Karena dengan
laporan keuangan sebenarnya orang bisa mengetahui “isi perut” perusahaan dan
melihat kaitannya dengan strategi yang dijalankan. Semua informasi yang terkait
biaya yang melonjak drastis dan sebagainya dapat kita peroleh dari laporan
keuangan.
Aspek informasi keuangan dalam bentuk analisis yang biasa mutlak untuk control
Investment (ROI), Earining per Share (EPS), Return on Equity(ROE), arus kas
operasi. Aspek-aspek keuangan ini tidak disinggung dengan mendalam pada bab ini,
karena diasumsikan bab ini sudah di dapat pada mata kuliyah manajemen keuangan.
Sebab lain adalah meskipun pemahasan tentag ini merupakan hal yang lazim dalam
Konsep pengukuran akan terus dilakukan oleh para pakar keuangan dan strategik.
Konsep BSC dari Robert Kaplan dan David Norton hadir mengantisipasi kekurangan
perusahaan, ukuran yang ada pada BSC juga memberikan aspek penting lainnya,
yakni pelanggan, proses bisnis, dan SDM (pembelajaran dan pertumbuhan). Kaplan
pandangan cepat dan komprehensif tentang bisnisnya. Sisi finansial tidak dilupakan,
dan ditambah dengan kepuasan pelanggan, proses internal dan aktivitas inovasi
Menciptakan Nilai.
Konsep Strategy Mark adalah perkembangan dari konsep BCS. Pada konsep ini,
memiliki ukuran dan alat ukur untuk melihat perusahaan memaksimalkan nilai
marginnya, pendapatan per saham (earning per share), dan penilaian sejenis yang
Atas dasar tersebut sejak 1990-an konsep EVA terus dikembangkan oleh Stern
Steward & Co. EVA adalah alat ukur yang melihatkan manajer apakah mereka
mendapatkan return yang layak. Jadi, EVA mengukur laba yang kurang dari biaya
modal yang dimanfaatkan (Cost of Capital Employed). Rumus mencari nilai EVA
perhitungan yang cukup rumit, diantaranya menghitung laba bersih operasi setelah
pajak (NOPAT), Total Investasi (TC), dan menentukan rata-rata biaya modal
tertimbang (WACC).
c. Menuai pemasukan.
Kini, EVA tidak hanya menjadi alat ukur keuangan saja. Namun, juga menjadi
Sedangkan MVA, hadir melengkapi EVA. Jika EVA untuk alat ukur kinerja, maka
MVA dianggap sebagai alat ukur kekayaan (wealth matric) perusahaan. Digunakan
datang.
Manajemen Strategik. Makalah ini disusun oleh Mahfudz Irfan, Yusrul Hana, Raindy
Febri, Ira Ni'matul, Muhammad Ulin Nuha dari Prodi Ekonomi Islam, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Walisongo Semarang. Tahun 2015. Untuk tugas
Referensi:
Pers. 2012
EVA: http://www.sternstewart.com