Anda di halaman 1dari 26

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN


ALAT MESIN PERTANIAN

BAB VI
PERAWATAN, PENYETELAN, DAN PERBAIKAN
TRAKTOR RODA DUA DAN RODA EMPAT

Drs. Kadirman, MS.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017
BAB VI
PERAWATAN, PENYETELAN, DAN PERBAIKAN
TRAKTOR RODA DUA DAN RODA EMPAT

A. Kompetensi Inti (KI)


20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu

B. Kompetensi Dasar (KD)


20.12 Mengelola perawatan dan perbaikan traktor pertanian
20.13 Memasang implement traktor pertanian
20.14 Mengoperasikan traktor yang dilengkapi implemen
20.15 Mengoperasikan traktor pertanian untuk mengolah tanah

C. Uraian Materi Pembelajaran


1. Mendiagnosis Kerusakan Traktor
Proses pengoperasian traktor menyebabkan terjadinya beberapa jenis kerusakan
ringan, yang relatif mudah cara mengatasinya, dan tidak memerlukan peralatan khusus.
Apabila pada saat pengoperasian, mengalami kerusakan namun setelah dilakukan
perbaikan belum juga teratasi, berarti ada penyebab lain.
Beberapa kerusakan ringan yang dapat didiagnosis dan sering terjadi adalah sebagai
berikut :
Tabel 6.1. Diagnosis kerusakan dan perbaikan traktor
Jenis Cara
No Penyebab Alat & Bahan
Kerusakan Mengatasi
a. Mesin/motor Air radiator kurang Tambah air Air
terlalu panas Lap
Gayung
Kelebihan beban Kurangi
beban
Belt/sabuk selip Kencangkan Kunci pas/ ring

1
Jenis Cara
No Penyebab Alat & Bahan
Kerusakan Mengatasi
Belt/sabuk Kendorkan Kunci pas/ ring
kekencangan
b. Mesin/motor Udara masuk ke Dibuang Kunci pas
tidak hidup saluran bahan bakar Obeng
Tidak ada bahan bakar Isi bahan Solar
bakar Literan
Bahan bakar tercampur Kuras bahan Solar
air bakar Literan
Bersihkan Lap
mangkuk
c. Jalannya Saringan bahan bakar Bersihkan Kompresor
motor tidak tersumbat Solar
lancar Udara masuk ke Dibuang Kunci pas
saluran bahan bakar Obeng
d. Tenaga Udara masuk ke Dibuang Kunci pas
mesin/motor saluran bahan bakar Obeng
kurang Saringan udara kotor Bersihkan Kompresor
Saringan bahan bakar Bersihkan Kompresor
tersumbat Solar
Kelonggaran rem Setel Kunci pas/ ring
terlalu rapat
Oli transmisi Kurangi Kunci pas/ ring
kebanyakan
Sabuk/belt terlalu Setel Kunci pas/ ring
kencang
e. Asap putih Oli mesin/motor Kurangi Kunci pas/ ring
kebanyakan
f. Asap hitam Saringan udara kotor Bersihkan Kompresor

2
Jenis Cara
No Penyebab Alat & Bahan
Kerusakan Mengatasi
g. Mesin/motor Oli mesin/motor Ditambah Kunci pas/ ring
berbunyi kurang Oli
gaduh Oli tidak cocok Diganti Kunci pas/ ring
Literan
Oli
h. Persneleng Oli tidak cocok Diganti Kunci pas/ ring
sukar Literan
dipindahkan Oli

i. Mesin/persn Oli transmisi kurang Ditambah Kunci pas/ ring


eleng Oli
berbunyi Oli tidak cocok Diganti Kunci pas/ ring
gaduh Literan
Oli
j. Rem blong Kelonggaran terlalu Setel Kunci pas/ ring
besar
k. Pada saat Tekanan ban kiri dan Disamakan Kompresor
jalan ingin kanan berbeda Pengukur
berbelok tekanan
sendiri Pengatur kopling Disetel Kunci pas/ ring
kemudi terlalu kencang
l. Stang Baut pengikat dudukan Kencangkan Kunci pas/ ring
bergetar motor/engine kendor
sangat keras Baut pengikat dudukan Diganti Kunci pas/ ring
motor/engine rusak Baut
m. V Belt cepet Posisi pulley tidak lurus Disetel/diluru Kunci pas/ ring
putus/rusak skan

3
Jenis Cara
No Penyebab Alat & Bahan
Kerusakan Mengatasi
Tegangan pulley terlalu Disetel/diken Kunci pas/ ring
kencang dorkan

2. Administrasi Pemeliharaan Traktor


Untuk menjamin kegiatan perawatan dan perbaikan berjalan dengan baik, perlu
dilakukan kegiatan administrasi yang baik pula. Semua kegiatan perawatan dan perbaikan
harus tercatat dengan rapi. Pencatatan kegiatan ini berfungsi untuk :
a. Sebagai dasar penentuan saat perawatan berkala
b. Sebagai dasar penentuan perkiraan kebutuhan suku cadang
c. Sebagai salah satu informasi dalam mencari penyebab kerusakan
d. Sebagai salah satu informasi dalam menentukan umur ekonomi alat
e. Sebagai salah satu informasi dalam menghitung biaya operasional

Setiap perusahaan mempunyai cara sendiri-sendiri dalam melakukan kegiatan


keadministrasian perawatan dan perbaikan traktor. Sampai sekarang belum ada aturan
yang standar. Namun begitu, dari pengalaman penulis, ada beberapa format yang perlu
dilakukan, antara lain :
1. Format Inventarisasi Alat
Format ini berisi tentang nama-nama alat yang ada, dilengkapi dengan jumlah, kondisi
alat, tempat alat dioperasikan
Tabel 6.2. Contoh Format Inventarisasi Alat.
No Nama Alat Jumlah/kondisi Tempat Dioperasikan
1. Traktor Roda 4 3 Baik Jurusan Mekanisasi
1 Rusak ringan Pertanian
- Rusak berat
2. Traktor roda 2 4 Baik Jurusan Mekanisasi
- Rusak ringan Pertanian
1 Rusak berat

4
2. Format Data Alat
Format ini hampir sama dengan format inventarisasi alat, memberi keterangan untuk
satu jenis alat yang lebih terperinci. Data yang ada pada format ini antara lain : Nama
alat; Merek; Jenis/model; Jumlah; Kode; Tanggal pembelian; Lokasi alat; Penanggung
jawab.
3. Format Petunjuk Perawatan
Format ini berisi tentang beberapa petunjuk penting tentang perawatan yang harus
dilakukan. Biasanya isi format ini diambilkan dari buku informasi (manual)
pengoperasian alat, terutama pada bagian perawatan.
4. Format Pemakaian alat
Format ini berisi tentang pemakaian alat. Data yang ada pada format ini antara lain :
Nama alat; kode; Saat mulai pemakaian; Saat akhir pemakaian; Operator; Jenis
keperluan.
5. Format Perawatan dan Perbaikan
Format ini semacam berita acara perawatan dan perbaikan alat. Data yang ada pada
format ini antara lain : Nama alat; kode; Petugas perawatan/ perbaikan; Tanggal
perbaikan; Jenis kegiatan perawatan/ perbaikan. Biaya perbaikan; Hasil perbaikan

3. Pemeliharaan Preventif Traktor


Perawatan merupakan pekerjaan atau kegiatan untuk menjaga agar umur traktor
dapat dipertahankan selama mungkin. Perawatan pada traktor roda dua ada yang
dilakukan secara harian maupun berkala dalam kurun waktu tertentu. Perawatan traktor
roda dua adalah sebagai berikut :
1. Melakukan Perawatan harian
Perawatan harian dilakukan apabila ditemukan ada hal-hal yang perlu diperbaiki pada
traktor setelah dilakukan pemeriksaan sebelum traktor dioperasikan. Pekerjaan
perawatan harian tersebut antara lain :
1) Menambah bahan bakar sampai batas maksimum. Pada saat mengisi bahan bakar,
saringan bahan bakar yang ada di bawah tutup tangki jangan dilepas.
2) Menambah air radiator apabila kurang. Gunakan air yang bersih

5
3) Menambah atau mengurangi tekanan ban apabila tidak sesuai standar yang
dianjurkan.
4) Menambah oli pelumas apabila levelnya di bawah standar. Gunakan pelumas
dengan jenis dan merk yang sama.
5) Bersihkan mangkuk pada saringan bahan bakar apabila kotor

2. Melakukan Perawatan Berkala


Perawatan berkala dilakukan rutin setiap jangka waktu tertentu. Perawatan berkala
dilakukan tanpa melihat ada atau tidaknya kejanggalan yang terjadi pada traktor.
Biasanya setiap traktor mempunyai aturan tersendiri. Gunakan buku manual atau
petunjuk pengoperasian sesuai dengan merek traktor Secara umum perawatan berkala
dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Perawatan berkala setiap 25 jam kerja
1) Kencangkan mur baut apabila diketemukan kendor. Gunakan kunci ring atau kunci
pas dengan ukuran yang sama
2) Ganti oli pelumas motor dan transmisi khusus untuk traktor baru
b) Perawatan berkala setiap 100 jam kerja
1) Ganti oli motor SAE 40, khusus untuk diesel, dengan jumlah yang tepat

Gambar 6.1. Menguras oli motor


2) Bersihkan saringan udara dan tambahkan pelumas apabila kurang. Apabila udara
di tempat traktor dioperasikan kotor/berdebu, saringan udara harus lebih sering
dibersihkan

6
Gambar 6.2. Menambah pelumas saringan udara

c) Perawatan berkala setiap 200 jam kerja


1. Ganti oli transmisi SAE 90, dengan jumlah yang tepat

Gambar 6.3. Baut pengisi dan penguras oli transmisi


2. Kuras tangki bahan bakar

Gambar 6.4. Menguras tangki bahan bakar

7
3. Kuras air radiator, ganti dengan air bersih

Gambar 6.5. Mengisi radiator dengan air bersih


Perhatian
1) Pada traktor roda dua, ada beberapa macam cairan, cairan tersebut adalah; air
radiator/pendingin, bahan bakar (solar), oli pelumas (SAE 40 untuk motor/engine), oli
pelumas (SAE 90 untuk transmisi). Cairan tersebut masing-masing tidak boleh
tercampur. Untuk menghindari agar tidak tercampur, waktu pengisian cairan tersebut
tidak boleh dilakukan secara bersamaan.

Gambar 6.6. Macam cairan yang ada di traktor roda dua


2) Oli pelumas engine/motor dan oli
pelumas transmisi, mempunya
berbagai macam tingkat
kekentalan (SAE), dan dari

8
berbagai macam merek. Biasakan
menggunakan jenis dan merek oli
yang sama.

4. Perbaikan Traktor
a. Perbaikan komponen utama
1) Kopling utama
Kopling utama perlu disetel apabila terlalu besar atau terlalu kecil gerak bebasnya,
sehingga kopling tidak dapat berjalan dengan baik, cara penyetelannya adalah sebagai
berikut :
1) Kendurkan mur pengunci, dengan menggunakan dua buah kunci pas
2) Turunkan tuas kopling utama pada posisi “ON”
3) Atur mur pengatur sehingga gerak bebas tuas berkisar antara 5 – 10 mm, seperti
yang ditunjukkan pada gambar.
4) Kencangkan kembali mur pengunci

Gambar 6.7. Penyetelan tuas kopling utama


2) Rem (Jika Ada)
Apabila hasil pemeriksaan rem ditemukan bahwa pada saat tuas pada posisi rem tetapi
tidak bekerja, atau pada posisi “OFF” tetapi masih terasa direm. Cara penyetelannya
adalah sebagai berikut :

9
1) Turunkan tuas kopling utama pada posisi
“OFF”
2) Kendurkan mur pengunci seperti yang
ditunjukkan pada gambar, , dengan
menggunakan dua buah kunci pas
3) Atur pegas dengan menggeser bolak-balik
sampai pegas pada posisi dimana rem
mulai bekerja.
4) Setelah penyetelan selesai, kencangkan
lagi mur pengunci

3. Tuas kopling kemudi


Traktor roda dua tidak dapat berbelok meskipun tuas sudah ditekan, yang berarti kopling
kemudi tidak berfungsi. Atau traktor selalu ingin berbelok, padahal tuas kopling kemudi
tidak ditekan, berarti salah satu kopling kemudi bekerja.
Cara penyetelannya adalah sebagai berikut :
1) Tuas kopling kemudi pada posisi tidak
ditekan
2) Kendurkan mur pengunci seperti yang
ditunjukkan pada gambar, dengan
menggunakan dua buah kunci pas
3) Atur mur pengatur tuas kopling
kemudi, sehingga jarak gerak bebas
tuas antara 2 – 3 mm.
4) Setelah penyetelan selesai, kencang-
kan lagi mur pengunci
4) Tuas pengatur gas
Apabila tuas gas kurang besar, atau motor tidak dapat mati karena tuas gas terlalu besar.
Cara penyetelannya adalah sebagai berikut :
1) Tuas gas pada posisi stop

10
2) Kendurkan mur pengunci pada tuas regulator motor penggerak, dengan
menggunakan dua buah kunci ring dan atau kunci pas
3) Posisikan tuas regulator pada posisi stop.
4) Kencangkan mur pengunci
5) Gerakkan tuas gas pada posisi high, amati apakah tuas regulator juga pada posisi
high.

Gambar 6.8. Tuas regulator motor penggerak dan tuas gas.


5) Ketegangan belt utama
Apabila V-belt terlalu kendor, atau terlalu kencang, ketegangan v-belt perlu disetel, cara
penyetelannya adalah sebagai berikut:
1) Kendurkan mur pengunci dari baut penyangga pully pengatur tegangan belt,
seperti yang ditunjukkan pada gambar, dengan menggunakan dua buah kunci ring
dan atau kunci pas
2) Atur baut pengatur kedudukan penyangga pully sehingga ketegangan melentur
sekitar 10 – 20 mm, dari kedudukan normal apabila kita tekan dengan ibu jari
3) Setelah penyetelan selesai, kencangkan lagi mur pengunci

11
Gambar 6.9. Penyetelan ketegangan belt
6) Ketegangan belt radiator
Cara penyetelan ketegangan belt radiator adalah sebagai berikut :
1) Kendurkan mur pengunci dari baut penyangga pully pengatur tegangan belt,
seperti yang ditunjukkan pada gambar, dengan menggunakan dua buah kunci ring
dan atau kunci pas
2) Atur baut pengatur kedudukan penyangga pully sehingga ketegangan melentur
sekitar 10 – 15 mm, dari kedudukan normal apabila kita tekan dengan jari telunjuk
3) Setelah penyetelan selesai, kencang-kan lagi mur pengunci

Gambar 6.10. Penyetelan ketegangan belt radiator

12
7) Posisi stang kemudi
Posisi stang kemudi dapat diatur sesuai dengan tinggi tubuh operator dan jenis implemen
yang digunakan. Cara penyetelannya adalah sebagai berikut:
1) Lepaskan kedua baut pengatur stang kemudi, sebelah kanan dan kiri, dengan
menggunakan dua buah kunci ring dan atau kunci pas
2) Kendurkan kedua baut pengunci
3) Atur ketinggian dari stang kemudi sesuai yang diinginkan
4) Pasang kembali kedua baut pengatur stang kemudi, sebelah kanan dan kiri
5) Keraskan kembali kedua baut pengunci

Gambar 6.11. Penyetelan stang kemudi


8) Posisi kemudi pembantu
Posisi kemudi pembantu dapat diatur ketinggiannya dan arah tekukannya. Cara
penyetelannya sebagai berikut :
1) Kendurkan kedua baut pengunci, dengan menggunakan dua buah kunci ring dan
atau kunci pas
2) Atur posisi kemudi pembantu sesuai keinginan, atau dilepas dan dibalik posisinya
3) Keraskan kembali kedua baut pengunci.

13
Gambar 6.12. Penyetelan posisi kemudi pembantu

5. Sistem Penggandengan pada traktor


Traktor merupakan sumberdaya penarik sehingga traktor dilengkapi dengan
sistem penggandengan yang berfungsi untuk menggandeng alat/mesin pertanian. Sistem
penggandengan alat/mesin pertanian terdiri atas dua macam yaitu:
1. Sistem penggandengan satu titik (trailing)
Sistem trailing sering digunakan untuk penggandengan peralatan transportasi.
Bagian yang digandeng mempunyai roda sendiri, sehingga beban tidak disangga oleh
traktor. Peralatan tambahan pada traktor untuk sistem penggandengan sistem trailing
adalah drawbar.
2. Sistem penggandengan tiga titik (Mounted)
Sistem penggandengan mounted ini menggunakan tiga titik pengandengan yang terdiri
dari dua titik penggandengan bawah (low link) dan satu titik penggandengan atas (top
link). Sistem ini dilengkapi dengan sistem hidrolis yang berfungsi untuk mengangkat dan
menurunkan alat/mesin pertanian yang digandeng. Alat/mesin pertanian yang digandeng
tidak dilengkapi roda, sehingga berat alat/mesin yang digandeng dibebankan kepada
traktor.Sistem ini biasanya digunakan untuk menggandeng bajak, garu, alat penyiang dan
lain-lain.

14
6. Menggabungkan implement pada traktor
Untuk melakukan pengolahan lahan dapat menggunakan implement yang
dipasang dengan cara menggabungkan implement yang bersangkutan dengan Hitch pada
traktor dengan menggunakan Hitch pin. adapun implement (alat-alat) yang digunakan
ialah sebagai berikut :
1. LUKU ( singgle plow)
Pasanglah luku pada lubang hitch bagian tengah namun jika di kehendaki luku
dapat di pasang pada lubang hitch tepi kanan atau tepi kiri.kedudukan luku dan frame
harus diusahakan dalam posisi horisontal agar pelumasan pendinginan diesel tidak
terganggu dan operasional traktor menjadi stabil. aturlah ulir pengatur yang tersedia
untuk memperoleh kedalaman pembajakan yang dikehendaki.luku berfungsi
membongkar dan membalik tanah pada proses penyiapan lahan.

2. Gelebeg (Puddler)
Pasanglah gelebeg pada lubang hitch bagian tengah. gelebeg berfungsi memecah
bongkahan tanah. Pada tanah yang berlumpur/lembek proses pengolahan tanah bisa
langsung dengan gelebeg tanpa harus diluku terlebih dahulu.

3. Garu ( Leveler)
Pasang garu pada Lubang Hitch bagian tengah dan aturlah kemiringan garu
menggunakan baut penyetel yang tersedia untuk memperoleh kemiringan yang sesuai
dengan kondisi tanah yang sedang diolah.Garu berfungsi meratakan permukaan tanah
sebagai proses terakhir pengerjaan tanah.

4. Bajak parabola
Disc plow berfungsi seperti bajak. dengan menggunakan disc plow akan diperoleh
hasil pembajakan 2x lebih besar jika dibandingkan dengan bajak biasa (single
plow).dengan demikian pemakaian bahan bakar akan lebih hemat.aturlah kedalaman
pembajakan dengan ulir pengatur yang tersedia.

15
7. Keselamatan kerja pengoperasian traktor dengan implemen
Agar tidak terjadi seseuatu yang tidak diinginkan pada pengguna traktor tangan,
maka pengguna harus memahami petunjuk keselamatan kerja yang diantaranya :
 pada waktu menjalankan traktor pada kecepatan tinggi (berjalan
menggunakan thrailer), kerjakanlah hal-hal yang dijalankan pada waktu mengendarai
kendaraan bermotor yang berjalan cepat.
 Periksalah betul-betul pada waktu start, persneling dalam keadaan netral atau
belum.
 Lepaskanlah penekanan pedal kopling secara perlahan-lahan, terutama pada waktu
dijalankan yang menanjak atau pada waktu menarik beban harus hati-hati lagi.
 Pada waktu mengendarai traktor pada jalan raya atau pada waktu berjalan ke atau
dari lapangan perhatikan betul-betul apakah kedua rem sudah dikunci menjadi satu
atau apakah kedua roda belakang dapat berhenti bersama-sama bila direm secara
mendadak.
 Pada waktu traktor digandengkan dengan bahan berat gandengkanlah beban itu
pada draw barny dan janganlah sekali-kali menariknya secara mendadak (jalankan
sedikit demi sedikit).
 Hati-hatilah pada waktu bekerja ditempat yang bergelombang/lereng. Perhatikanlah
adanya lubang-lubang atau saluran-saluran yang dapat menyebabkan roda traktor
dapat terperosok dan traktor menjadi terbalik.
 Janganlah sekali-kali pada waktu traktor menuruni jalan yang curam dinetralkan
persnelingnya, begitupula pada waktu traktor berjalan pada jalan yang menanjak.
 Jalankan traktor pada kecepatan yang serendah mungkin terutama pada waktu
berjalan melalui jalan yang kasar, atau didekat selokan.
 Kurangilah kecepatan traktor pada waktu akan membelok atau pada waktu akan rem.
Bahaya akan terbaliknya traktor menjadi empat kali apabila kecepatan jalannya
traktor menjadi dua kali.
 Pada waktu akan melepaskan alat-alat yang dipasangkan (digandengkan) pada
traktor, hentikan dulu perputaran power take off (PTO)nya.
 Jangan melepaskan alat yang digandengkan pada traktor masih berjalan, tunggulah
traktor sampai berhenti dulu.

16
 jangan diperbolehkan orang lain membonceng selain pengemudinya pada waktu
mengendarai traktor (pada waktu traktor sedang bekerja).
 Jangan berdiri diantara traktor dengan alat-alat yang digandengkan (hitching),
pergunakanlah batang besiatau balok kayu untuk menyambungkan menarik alat
tersebut dengan draw bort traktor.
 Jangan melepaskan belt pulley pada waktu masih berputar.
 Jangan membuka tutup radiator pada waktu air yang terdapat pada radiator masiih
mendidih atau over heating, jangan pula mengisi radiator pada waktu masih panas.
 Jangan mengisi bahan bakar traktor pada waktu traktor masih panas atau terlalu
panas/mesin masih hidup.
 janganlah mematikan mesin dengan segera setelah mesin itu dipakai.

8. Mengendarai traktor yang dilengkapi implemen


Secara garis besar, manfaat traktor roda empat yaitu:
1. Menarik dan menggerakkan alat pengolah tanah
2. Menarik mesin penanam (transplanter)
3. Menarik mesin pemupuk
4. Menarik mesin penyemprot, boom sprayer, dsb
5. Menarik trailer
6. Penggerak mesin lainnya

Salah satu tipe implemen traktor yang harus diperhatikan dalam memilih traktor yaitu :
1. Pekerjaan apa yang ingin dilakukan
2. Tipe implemen apa yang ingin digunakan
3. Jenis lahan yang akan dilalui (lahan kering, sawah, hutan, padang rumput, semak-
semak, dsb)
4. Jam kerja pertahun
5. Luas lahan yang digarap

Semua faktor di atas memengaruhi kinerja traktor, hasil, dan biaya. Traktor
dengan roda rantai tidak bisa digunakan di lahan sawah. Lahan yang sempit sebaiknya
digunakan traktor roda dua, karena traktor roda empat memiliki biaya operasional yang

17
tinggi dan hanya cocok digunakan untuk lahan yang luas dengan jam kerja yang banyak.
Yang paling umum adalah penggunaan traktor sebagai alat mekanisasi pertanian. Traktor
pertanian digunakan untuk menarik atau mendorong instrumen pertanian atau trailer.
Berbagai variasi dan spesialisasi traktor telah dikembangkan, diantaranya yang paling
umum adalah instrumen untuk memanen yang umum digunakan di lahan gandum yang
luas. Selain untuk memanen, ada juga yang didesain untuk menanam, mengolah dan
memperbaiki lahan, atau pengangkut hasil pertanian.
Daya tahan dan kekuatan mesin dari traktor membuatnya sangat pas untuk
kebutuhan konstruksi bangunan dan jalan. Traktor bisa dipasangkan dengan lengan
penggaruk, dozer blade, backhoe, dan lain sebagainya. Traktor tipe ini umumnya tipe
track tractor. Penggerak track tractor. Traktor ini menggunakan penggerak yang mirip
konveyor, bukan roda. Penggunaan traktor lainnya adalah sebagai penarik pesawat
terbang di bandara, pengangkut kendaraan militer, pengangkut beban berat dalam
jumlah besar yang umum terdapat di pertambangan batu bara terbuka, dan lain
sebagainya. Yang terbesar adalah traktor pembawa roket peluncur dan pesawat ulang alik
yang dimiliki NASA, dan Bagger yang digunakan dalam penambangan batu bara di Jerman.

1. Menghidupkan Traktor Tangan


a. Sebelum Menghidupkan mesin traktor lakukan pengecekan terhadap komponen
berikut :
1) Cek Tanki bahan bakar dan air radiator, pastikan bahan bakar terisi dan air
radiator terisi penuh sesuai batas rekomendasi.
2) Pastikan V-belt dalam posisi kendur/ tidak bekerja (tidak meneruskan tenaga/
putaran). Tuas kopling utama tidak ditarik/ dalam posisi OFF.
3) Cek Tekanan angin pada ban karet.
b. Sebelum menghidupkan traktor pastikan posisi traktor ditempat yang datar.
c. Tarik Tuas Gas sedikit sampai melewati batas “STOP” Jangan terlalu dalam/ penuh.
d. Hidupkan Mesin dengan Engkol. Mula-mula Engkol dipasang kemudian sambil
menarik alat penurun kompresi (dekompresi level) engkol diputar beberapa kali
secara bertahap dari perlahan hingga cepat kemudian tuas engkol dilepas bersamaan

18
dengan tuas dekompresi. Perhatian: dalam melepaskan tuas engkol dari poros engkol
tuas tetap dipegang erat.
e. Atur kembali tuas gas agar mendapat putaran mesin/ Rpm yang ideal (tidak terlalu
kencang tetapi tidak terlalu lemah karena mesin akan mati kembali).

2. Menjalankan Traktor
a. Setelah mesin hidup kemudian tarik batang penahan bagian depan “standar”
selanjutnya tarik tuas kopling utama.
b. Atur Stang Kemudi agar arah traktor lurus. Stang kemudi dipegang sdengan tangan
lentur tidak kaku.
c. Pindahkan traktor dari garasi/ lab ke Lapangan.

3. Memasang Implemen Pengolahan Tanah


a. Setelah Mencapai Lapangan, matikan mesin traktor kemudian ganti ban traktor
dengan roda besi.
b. Pasang Implemen pengolahan tanah (bajak pengolahan tanah pertama dan garu
untuk pengolahan tanah kedua)

4. Pengolahan Tanah
a. Setelah semua peralatan terpasang, hidupkan kembali mesin traktor.
b. Tarik Tuas persneling utama arahkan traktor agar lurus sesuai dengan areal lahan.
Kemudian atur Gas agar memperoleh Tenaga/ Traksi yang cukup untuk pengolahan
tanah.
c. Untuk membelokkan Traktor tarik tuas pembelok yang berada dibawah stang
kemudi. Untuk belok kiri maka tuas pembelok kiri yang ditarik sedangkan untuk belok
ke kanan, maka tuas pembelok kanan yang ditarik. Apabila tuas pembelok ditarik
bersamaan traktor akan berhenti bergerak. (tidak disarankan untuk menghentikan
traktor hanya untuk darurat)
d. Untuk mengganti implemen matikan dulu mesin traktor kemudian ganti implemen
sesuai kebutuhan.

19
9. Prinsip Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah memecahkan gumpalan-gumpalan tanah menjadi butiran-
butiran tanah yang lebih halus dan gembur serta mengatur permukaan tanah sehingga
sesuai untuk ditanami. Maksud pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur
tanah. Biasanya dari struktur masif atau pejal menjadi struktur yang dikehendaki atau
sesuai dengan tujuan penanaman. Struktur tanah yang dikehendaki sesuai dengan tujuan
penanaman antara lain struktur remah yaitu untuk tanah yang datar dengan curah hujan
sedang, struktur gumpal kecil untuk tanah yang curah hujannya agak tinggi dengan
temperatur agak panas, struktur gumpal besar untuk tanah dengan curah hujan tinggi dan
suhu panas serta tanahnya akan mengalami granulasi sendiri, dan struktur lumpur untuk
tanah-tanah sawah agar perkembangan akar dan penyebaran hara atau pupuknya lebih
merata.
Mengolah tanah berarti mengubah tanah pertanian dengan mempergunakan suatu
alat pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh susunan tanah sebaik-baiknya,
ditinjau dari struktur dan porositas tanah. Yang paling penting dalam pengolahan tanah
selain menjamin struktur dan porositasnya adalah untuk menjamin keseimbangan antara
air, udara, dan suhu dalam tanah. Maka pengolahan tanah mutlak perlu guna
menciptakan lingkungan yang cukup baik.
Tujuan pengolahan tanah pada hakekatnya terdiri dari berbagai pekerjaan
modifikasi tanah dalam perakaran tanaman yang secara langsung atau tidak langsung
bertujuan untuk memperbaiki daerah tersebut bagi pertumbuhan akar, ketersediaan
hara, dan meningkatkan produksi. Pekerjaan ini meliputi usaha-usaha uang bertujuan
untuk :
1. Mengemburkan tanah untuk penetrasi akar,
2. Menimbun residu (sisa-sisa) tanaman sebelumnya,
3. Memperbaiki lingkungan tanah agar sesuai untuk pertumbuhan benih atau bibit,
4. Memperbaiki infiltrasi air,
5. Memperbaiki aerasi tanah akibat perubahan struktur, dan
6. Mengendalikan gulma.

20
Untuk mencapai tujuan pengolahan tanah yang dikehendaki maka ada tanah yang
diolah minimum dan dangkal tetapi ada pula yang intensif dan dalam. Semua tindakan ini
tergantung pada keadaan dan tujuan penanaman, yaitu :
1. Macam tanaman yang ditanam,
2. Jenis tanah,
3. Sifat atau keadaan tanah,
4. Topografi,
5. Tanaman penutup tanah, dan
6. Sistem pengairan.
Cara pengolahan tanah dengan tenaga manusia ada beberapa sistem, antara lain :
1. Sistem glebagan/buruhan, yang terdiri dari : sistem buruhan dangkal dan sistem
buruhan dalam,
2. Sistem parit,
3. Sistem sawah, dan
4. Sisrem reynoso.
Menurut intensitasnya, pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu :
1. No tillage (tanpa olah tanah),
2. Minimum tillage (pengolahan tanah minimal, hanya pada bagian yang akan
ditanami), dan
3. Maksimum tillage (pengolahan intensif, pada seluruh lahan yang akan ditanami).

10. Jenis-Jenis Alat Pengolahan Tanah


1. Bajak Singkal
Mata bajak atau pisau bajak adalah bagian bajak singkal yang berfungsi untuk
memotong tanah dan mengarahkan lempengan tanah hasil pemotongan ke
bagian daun singkal. Daun singkal adalah bagian yang menerima lempengan
tanah dan membalik serta memecahkan lempengan tanah tersebut. Pelurus
samping, berfungsi menahan tekanan samping dari lempengan tanah pada bajak
singkal dan menjaga kestabilan jalannya bajak singkal sewaktu proses
pembajakan. Rangka bajak singkal berfungsi menyatukan bagian-bagian bajak dan

21
Penyambung ke sumber penggerak. Penggandeng adalah bagian dari bajak
singkal yang menggandengkan bajak dengan traktor pertanian. Pengatur
kedalaman pengolahan tanah. Pengatur kedalaman berbentuk ulir pengatur atau
roda pengatur, untuk mengontrol kedalaman hasil pembajakan tanah. Poros
silang, berbentuk batang kendali merupakan bagian dari bajak singkal yang
berfungsi mengatur daun singkal sehingga dapat mengatur lebar hasil
pembajakan dan mengatur arah lemparan tanah pada arah yang berlawanan.
2. Bajak Piring
Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing),
sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat
berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi
gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada
disamping rangka atau berada di bawah rangka. Setiap piringan dari bajak
piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain
untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam
pembalikan potongan tanah. Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat
bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur belakang (rear
furrow wheel).
3. Bajak Rotary
Garu rotari ada dua macam, yaitu : garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan
garu rotari silang (rotary cross harrow). Garu rotari cangkul merupakan susunan
roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as
dengan jarak tertentu dan berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan
oleh tarikan traktor. Bentuk dari garu ini dapat dilihat pada .
4. Garu Piring
piringan (disk), as (gang/arbor bolt), rangka (frame), bantalan (bearing), bumper,
kotak pemberat, dan pembersih tanah (scaper). Piringan dap at bersisi rata atau
bergerigl Piringan yang bergerigi biasanya digunakan pada lahan yang mempunyai
banyak sisa-sisa tanaman. Ukuran umum berkisar antara 45 sampai 60 cm,
sedangkan untuk tugas berat (heavy duty) antara 65 sampai 70 cm. Piringan
dipasang pada suatu as yang berbentuk persegi dengan jarak antara 15 sampai 22

22
cm, atau 25 sampai 30 untuk tugas berat dan masing-maing dipisahkan oleh
gelondong (spool).
5. Garu Gigi
Garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor gigi-giginya terbuat dari
bahan logam, dipasang pada batang penempatan (tooth bar) dengan di klem atau
di las. Konstruksi garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya
terdiri dari satu batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang penempatan
disusun berselang-seling antara batang penempatan yang satu dengan lainnya.
Bentuk gigi paku sangat bervariasi ada yang lurus runcing dan ada yang pipih, ada
pula yang berbentuk blimbingan (diamond shape). Kadangkala batang
penempatan posisinya dapat diatur atau diputar sehingga memungkinkan untuk
merubah sudut gigi pakunya, guna mengatur masuknya gigi di dalam tanah.
Batang-batang penempatan selanjutnya dipasangkan pada kerangka penguat dari
garu tersebut.

11. Perhitungan Kapasitas Kerja Alat Pengolah Tanah


Terdapat dua istilah yang perlu diketahui dalam membicarakan ataumembahas
mengenai kapasitas kerja suatu alat dan mesin pengolahan tanah, yaitu: pengertian
kapasitas kerja teoritis (Kt), dan kapasitas kerja aktual atau efektif (Ka). Kapasitas kerja
teoritis (Kt) dari suatu alat dan mesin pengolahan tanahadalah kelajuan kerja yang dicapai
didasarkan atas perhitungan apabila alat ataumesin pengolah tanah dapat bekerja
memnuhi fungsinya 100% dari seluruhwaktu yang tersedia, dengan kecepatan dan lebar
kerja 100% pula. Sedangkankapasitas kerja aktual (Ka) dari suatu alat dan mesin
pengolahan tanah adalahkelajuan kerja yang dapat dicapai oleh suatu alat atau mesin
pengolahan tanahtersebut, didasarkan atas luas total yang dicapai perwaktu total yang
digunakan,dan dinyatakan dalam satuan luas per satuan waktu (Ha / Jam), serta
merupakankemampuan rata-rata yang aktual.
Kapasitas kerja yang aktual dari suatu alat dan mesin pengolahantanah
merupakan fungsi dari lebar kerja yang aktual, kecepatan jalan aktual, sertawaktu efektif
yang terpakai selama bekerja. Besarnya lebar kerja aktualditentukan oleh terjadinya
tumpang tindih (overlapping) hasil kerja pengolahantanah, yang disebabkan pengaruh

23
keterampilan operator, sistem penggandengan peralatan, kecepatan kerja, serta
beberapa kondisi lahan lainnya. Besarnyakecepatan aktual ditentukan oleh beberapa
faktor, antara lain besarnya slip rodayang harganya dipengaruhi oleh sistem rancangan
roda, besarnya daya, jenis dankondisi tanah, keterampilan operator, serta kecepatan
kerja maksimumnya.Waktu efektif, merupakan waktu terpakai selama bekerja, yang
besarnya sangatditentukan oleh besarnya kerugian waktu yang tidak efektif atau biasanya
disebutsebagai waktu hilang selama bekerja. Waktu hilang, merupakan ubahan yangsukar
dinilai dalam menentukan kapasitas kerja. Waktu pelerjaan lapang dari suatu alat dan
mesin pengolahan tanah dapat hilang karena untuk pengaturan,mengatasi kemacetan,
atau kerusakan-kerusakan kecil, untuk belok diujunglapangan, dan lain sebagainya. Untuk
perawatan harian, pemasangan ataukerusakan berat tidak dimasukkan dalam kategori
waktu hilang.
Sedangkan waktu yang digunakan untuk pengangkutan dari dan ke lapangan juga
tidak dimasukkan dalam perhitungan untuk menentukan ongkos kerja alat dan
mesinpengolahan tersebut.Effisiensi kerja lapang (E), merupakan perbandingan antara
kapasitaskerja aktual terhadap kapasitas kerja teoritis, dan dinyatakan dalam persen
(%).Secara matematis perhitungan kapasitas kerja dari suatu alat dan mesinpengolahan
tanah disajikan sebagai berikut :

Dalam pengujian lapang, besarnya nilai Ka dapat ditentukan dengan rumus :

dimana, Kt = kapasitas kerja teoritis (Ha / Jam)


Ka = kapasitas kerja aktual (Ha /Jam)
W = lebar kerja (m)
V = kecepatan kerja (Km / Jam)

24
E = effisiensi kerja (%)
A = luas lahan total yang dikerjakan
(Ha)T = waktu total yang digunakan (Jam)
Disamping cara di atas, harga effisiensi kerja dapat dihitung
denganmemperhitungkan besarnya keseluruhan waktu yang hilang, yang
mempengaruhibesarnya harga lebar kerja aktual, kecepatan kerja aktual, serta besarnya
waktu efektif yang terpakai selama bekerja.

25

Anda mungkin juga menyukai