Pd
Teacherpreneur
Kiat Menjadi Guru Profesional
Berbudaya Entrepreneurship
EnDeCe Press
TEACHERPRENEUR
Kiat Menjadi Guru Profesional
Berbudaya Entrepreneurship
EnDeCe Press
Jln. Tanderante Lr. Kenangan No. 9B
Kel. Kabonena, Palu Barat, Sulawesi Tengah
Telp. (0451) 462285, 08124290194
Drs. Nursalam, MM
Ketua PGRI Provinsi Sulawesi Tengah
v
yang sudah berpengalaman dan profesional, peduli sesama
guru, dan berjiwa bisnis”.
Robby Chandra
Ketua Yayasan Karuna Dipa dan Pengusaha
vi
profesionalnya sebagai pelayan anak didik. Buku “Teacher
Preneur: Kiat Menjadi Guru Profesional Berbudaya Entre
preneurship” merupakan salah satu buku referensi sekaligus
penuntun para guru untuk berbisnis, tetapi masih dalam
kontek prefesi sebagai guru. Saya sebagai pelaku bisnis
yang bergerak dalam dunia pendidikan sangat tertarik
dengan isi buku ini, semoga menjadi spirit dan motivator
bagi guru dan calon guru yang berjiwa bisnis.
Asdar, S.Pi
Pelaku Bisnis
vii
viii
Kata Pengantar
ix
Arifuddin M. Arif dan dorongan moril dari segenap keluarga,
terutama istri tercinta Irma Gani, SH. Di sisi lain, walaupun
telah berusaha secara maksimal, saya menyadari bahwa
buku ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran
dari semua pihak sangat diharapkan.
Buku ini hanyalah merupakan salah satu instrumen
motivasi terutama bagi guru, untuk selalu meningkatkan
kreaktifitas berbasis spirit entrepreneurship dan profesional.
Tuju kiat yang saya tawarkan dalam buku ini untuk
meningkatkan profesional sebagai guru, sesunggunya su
dah merupakan aktifitas guru setiap harinya. Yang menjadi
pertanyaan apakah guru sudah mendesain dengan baik
tujuh kiat tersebut. Ternyata, belum semua guru telah
mendesain dengan baik, salah satu contoh menyusun LKS
atau menyusun Bank Soal. Padahal kegiatan ini merupakan
aktifitas guru setiap mengajar di kelas, karena pasti guru
malakukan pos test atau pra test.
Dilandasi pemikiran di atas, saya mencoba memberikan
motivasi yang dilengkapi dengan langkah-langkah dan cara
menyusunnya. Sedangkan bisnis hanya merupakan imbas
dari peningkatan profesional. Oleh karena itu, mulailah dari
sekarang untuk berbuat menuju guru yang profesional dan
sejahtera. Amin!.
Palu, 5 Desember 2013
Penulis,
Jamaludin, S.Pd.
x
Daftar Isi
Kata Pengantar ix
xi
• Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 65
• Mengikuti Forum Ilmiah Guru (FIG) 89
Daftar Pustaka 95
Lampiran 1 97
Lampiran 2 99
Lampiran 3 103
Sekilas Tentang Penulis 107
xii
Bagian 1
Be a
Professional
Teacher
1. Guru Sebagai Profesi
Profesi dan pekerjaan sering kita dengar di masyarakat. Pada
umumnya, masyarakat awam tidak dapat membedakan
antara profesi dan pekerjaan. Mungkin termasuk anda.
Untuk lebih memahami perhatikan contoh berikut ini: sopir,
pedagang asongan, dokter, dan guru. Sopir dan pedagang
asongan termasuk pekerjaan. Adapun dokter dan guru
termasuk profesi.
Contoh di atas dapat diberikan pengertian bahwa
profesi adalah suatu pekerjaan berdasarkan basic sains
dan teknologi tetentu sehingga diperlukan pendidikan
dan keahlian (skill) tertentu, sedangkan pekerjaan adalah
kegiatan manusia yang menggunakan tenaga, pikiran,
peralatan, tetapi tidak memerlukan keahlian (skill) tertentu.
Guru atau profesi guru bukanlah sesuatu istilah yang
asing didengar, karena gurulah yang mengubah hidup
dari tidak tau menjadi tau, dari bodoh menjadi pintar.
Sesungguhnya harus bangga dan diakui bahwa dari
tangan gurulah sehingga melahirkan pemimpin terkenal,
pengusaha sukses, politikus hebat, bahkan menjadi guru.
Guru begitu besar jasanya dalam mencerdaskan anak-
anak bangsa, sehingga muncul ungkapan “Pahlawan Tanpa
Tanda Jasa”. Ungkapan ini sebagian guru menganggap
suatu pelecehan profesi, karena guru merupakan pahlawan
berijazah dan berjasa. Hal itu tidak dapat diungkiri bahwa
ungkapan “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” selalu menarik
2 Teacherpreneur
untuk diperbincangkan samapai kapan pun, apalagi ka
lau itu dikaitkan dengan kompetensi, status sosial, dan
kesejahtraan guru. Hal ini selalu menjadi fokus perhatian,
baik di kalangan internal guru, orang tua, maupun ma
syarakat luas, karena pola hidup guru yang selalu menjadi
perhatian para siswanya. Namun, sahabat guru tidak perlu
memperdebatkan ungkapan “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”,
tetapi marilah berkarya untuk bangsa dan anak cucu yang
akan melanjutkan estafet bangsa.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009 Bab I Pasal 1 Ayat 2 bahwa yang dimaksud dengan
guru adalah “pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar
dan pendidikan menengah”.
Permen PAN tersebut dapat difahami bahwa tugas dan
peran guru sangat besar, bahkan guru pada hakikatnya
merupakan komponen strategis yang memilih peran penting
dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan,
keberadaan guru merupakan faktor yang tidak mungkin
digantikan oleh komponen mana pun dalam kehidupan
bangsa sampai kapan pun.
Predikat yang bergengsi tersebut pantas dialamatkan
kepada guru yang benar-benar berprofesi sebagai guru
atau guru yang berjiwa guru. Hal ini karena eksistensi,
Be a Professional Teacher 3
beban, dan tugas guru kontemporer berkembang ke arah
yang lebih kompleks. Sekarang, guru dihadapkan dengan
berbagai problem, misalnya kemajuan teknologi di bidang
pendidikan, kondisi sosial masyarakat yang cenderung
anarkis, serta kebijakan pemerintah yang terus berkembang
sehingga dibutuhkan guru yang benar-benar kreatif dan
profesional.
Berdasarkan dengan perkembangan zaman dan per
saingan global, maka pengembangan beban tugas guru
tidak sekedar berupa aktivitas mencerdaskan, tetapi
guru lebih dituntut untuk dapat menyiapkan peserta didik
menjadi manusia yang unggul, memiliki integritas, disiplin,
siap bersaing secara sehat, dan berdaya nalar tinggi serta
memiliki wawasan nasional dan internasional yang luas.
Hal ini menunjukkan bahwa spektrum tugas yang di
emban guru lebih luas dari pada sekedar proses men
transmisikan aspek yang termuat dalam ranah kongnitif,
afektif dan psikomotorik. Dalam spektrum tugas guru terdapat
fungsi-fungsi produktifitas. Guru harus mampu menjadi
media dan wadah bagi peserta didik dalam menyampaikan
ide-ide mereka, membangun pola pikir nasional dengan
melontarkan argumentasi dalam berpendapat.
4 Teacherpreneur
2. Kode Etik Guru
Sebagai guru, sangat menyadari bahwa pendidikan
merupakan pengabdian baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa sebagai pencipta alam dan seisinya, sebagai
bakti pada bangsa, negara, maupun kemanusiaan pada
umumnya. Guru Indonesia yang menjiwai Pancasila dan
setia pada Undang-undang Dasar 1945, turut bertanggung
jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia 17 Agustus 1945, yaitu kesejahteraan,
keadilan dan kemakmuran. Oleh sebab itu, guru senantiasa
terpanggil untuk menyumbangkan pikiran dan karyanya,
terutma di bidang pendidikan. Namun, guru Indonesia
menyadari bahwa dalam menyumbangkan pikiran dan karya
terhadap bangsa dan negara tidak semudah membalikkan
tangan. Untuk itu, diperlukan suatu asas atau pedoman
dalam menjalankan tugas profesional.
Menyadari hal tersebut di atas, maka pada Kongres PGRI
XIII pada 21-25 Nopember 1973 di Jakarta menghasilkan
Kode Etik Guru. Kode Etik yang dihasilkan lebih dikenal
dengan Kode Etik Guru Indonesia.
Be a Professional Teacher 5
pasal 1 yang menyatakan bahwa kode etik guru Indonesia
adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh
guru-guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan perilaku
dalam menjalankan tugas profesi sebagai pendidik, anggota
masyarakat, dan warga negara.
6 Teacherpreneur
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama me
ngembangkan dan meningkatkan mutu dan mar
tabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat
kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan me
ningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijakan Pemerintah
dalam bidang pendidikan.
Uraian di atas, mengisyaratkan bahwa kode etik guru
merupakan dasar hukum serta pedoman bagi guru dalam
menjalankan tugas, baik sebagai pengajar, pendidik,
maupun pembimbing peserta didik. Di samping itu, kode
etik juga merupakan pedoman pergaulan bagi guru, baik
di sekolah maupun di luar sekolah. Berkaitan dengan kode
etik, perhatikan tema hari guru nasional 2013 dan hari ulang
tahun PGRI ke 68 sebagai berikut:
Be a Professional Teacher 7
guru yang kreatif dan inspiratif yang berpedoman pada kode
etik. Dengan demikian, kode etik merupakan pedoman
sekaligus alat kontrol bagi guru dalam menjalankan tugas,
baik sebagai pengajar, pendidik, maupun pelatih.
Be a Professional Teacher 9
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru se
bagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya
meliputi:
1. Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara
santun;
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi
secara fungsional;
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan
pendidikan, orang tua atau wali peserta didik;
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
dengan mengindahkan norma serta sistem nilai
yang berlaku;
5. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan se
mangat kebersamaan.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru
dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya se
kurang-kurangnya meliputi penguasaan:
1. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai
dengan standar isi, program satuan pendidikan,
mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran
yang akan diampuh;
2. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi,
atau seni yang relevan, yang secara konseptual
menaungi atau koheren dengan program satuan
10 Teacherpreneur
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok
mata pelajaran yang akan diampuh.
Uraian di atas, dapat dimaknai bahwa guru begitu besar
perannya dalam kehidupan bangsa dan negara terutama
dalam dunia pendidikan, sehingga dituntut menugusai
berbagai kompetensi. Kompetensi tersebut tidaklah mudah
bagi guru, karena guru selain sebagai pengajar di kelas
juga sebagai panutan terutama bagi peserta didik. Oleh
sebab itu, untuk mengaplikasikan kompetensi-kompetensi
tersebut dibutuhkan guru yang kreaktif dan inspiratif yang
dilandasi kode etik.
4. Guru Profesional
Apa itu guru profesional? Guru profesional, pada dasarnya
adalah guru yang telah memiliki atau menguasai empat
standar kompetensi, yaitu; kompetensi pedagogis, ke
pribadian, profesional, dan sosial. Sebagai tanda bukti
bahwa guru sudah memiliki standar kompetensi terutama
kompetensi profesional, yaitu adanya sertifikat profesi atau
sertifikasi guru. Sertifikasi guru saat ini lagi trend, karena
bila telah memiliki sertifikat akan mendapatkan tunjangan
profesi sebesar satu kali gaji pokok, dan bagi guru non PNS
diberikan tunjangan sesuai gaji pokok inpassing. Misalnya,
inpassing III/d maka tunjangan profesinya sebesar gaji
pokok golongan III/d PNS.
Be a Professional Teacher 11
Sebagai guru profesional dituntut mampu meng
akomodasi dimensi intrisik atau ukuran pribadi guru yang
sasarannya adalah mampu menciptakan proses pen
didikan secara universal. Dalam hal ini, guru mengemban
misi sejati yaitu memproduksi out put berpengetahuan
luas, berkepribadian luhur dan memiliki kemauan untuk
maju. Dengan perspektif instrumental atau alat pandang
pendidikan, guru menjadi ujung tombak dalam rangka
menjadikan pendidikan sebagai instrumen inovasi sosial
yang berhasrat maju (progresif) dengan misi utama
menciptakan kesinambungan out put dengan kebutuhan
dunia kerja. Sehingga keberadaan seorang guru pro
fesional menjadi sangat dibutuhkan dan diidolakan, bila
dia berhalangan hadir akan membuat peserta didik dan
guru yang lain merasa kehilangan. Guru jenis ini, dalam
aktifitas sehari-harinya memang selalu tersenyum tulus
ketika berjumpah siapa pun, bertutur kata sopan, rama,
berpenampilan rapi, bersih, bersahaja, tidak sombong
meskipun ilmu dan golongannya lebih tinggi, bertindak
independen terhadap atasan dan sesama guru, serta
beribadah dengan sangat baik.
Guru profesional selalu dituntut untuk mengikuti
per
kembangan dan perubahan zaman, terutama per
kembangan dunia pendidikan dan karakter para peserta
didik yang selalu mengikuti keadaan lingkungan dan
zaman. Istilah yang lagi trend bagi peserta didik saat ini
adalah guru harus tampil “Gaul” bukan “Galau” atau lebih
dikenal “Guru Gaul”. Sepintas kita dengar istila “guru
12 Teacherpreneur
gaul” mungkin bisa ditafsirkan ke arah yang negatif, tetapi
sebagai guru profesional harus arif memaknai suatu istilah
apalagi berhungan dengan profesi guru.
Seorang pakar pendidikan sekaligus seorang penulis
yaitu Arifuddin M. Arif (2013) memiliki kepekaan melihat
istilah tersebut sehingga beliau menguraikan secara rinci
sebagai berikut: “Guru Gaul” merupakan akronim dari
GAUL yaitu Guru yang Antusias, Unggul, dan Luwes.
Sedangkan GALAU merupakan akronim dari Guru yang
Apatis, Lebay, Apa adanya, dan Ujub. Jadi guru yang dahsyat
adalah guru yang memiliki performance (penampilan yang
antusias, unggul, dan luwes. Bukan guru yang suka apatis,
lebay, tampil apa adanya, dan suka ujub (banggakan diri)
secara berlebihan.
Untuk menambah pemahaman tentang guru profesional
dapat dibaca dalam kutipkan sebuah artikel di: http://
jembersantri.blogspot.com/2013/08/10-ciri-ciri-guru-
profesional.html. Memberikan 10 ciri-ciri guru profesional.
10 ciri-ciri guru profesional yang dimaksud diuraikan se
bagai berikut:
Be a Professional Teacher 13
2. Memiliki tujuan jelas untuk pelajaran.
Setiap pelajaran yang diajarkan haruslah memiliki
tujuan dan manfaat tertentu. Seorang guru yang baik
seharusnya menetapkan tujuan jelas pada setiap
pelajaran yang diajarkan. Selain itu, sang guru harus
bekerja guna memenuhi tujuan tertentu yang telah
ditetapkan dalam setiap kelas.
3. Menerapkan kedisiplinan;
Sebagai figur yang akan dicontoh peserta didik, guru
harus memiliki kedisiplinan. Kedisiplinan sangat penting
dimiliki oleh seorang guru agar mampu menciptakan
perubahan perilaku positif baginya dan bagi peserta
didik di dalam kelas.
14 Teacherpreneur
didik selama di sekolah, termasuk dalam hal perilaku,
prestasi, dan kedisiplinan. Guru yang baik harus mampu
bekerja sama secara terbuka dengan orang tua demi
kebaikan dan kemajuan peserta didik.
Be a Professional Teacher 15
9. Selalu memberikan yang terbaik bagi peserta didik
Seorang guru yang baik pasti memberikan gairah
mengajar terbaik yang ia miliki. Guru yang baik
akan merasa senang saat berada dalam kelas dan
mengajarkan berbagai pengetahuan pada peserta
didik. Sang guru pun akan memastikan bahwa pelajaran
yang disampaikannya akan berdampak baik bagi
perkembangan peserta didik hingga dewasa.
16 Teacherpreneur
Bagian 2
Tujuh Kiat Budaya
Teacherpreneur
1. Bolehkah Guru Berbisnis?
Sebagian orang akan menjawab pertanyaan ini bahwa
guru tidak boleh berbisnis. Alasannya sederhana, bila guru
sudah terlibat dalam dunia bisnis, maka sudah pasti akan
mengganggu profesinya sebagai guru. Sebagian orang
akan menjawab bahwa guru boleh berbisnis. Alasanya juga
sederhana, yaitu untuk meningkatkan kesejahtraan guru
atau taraf hidup yang lebih baik.
Sesungguhnya pemerintah telah berupaya untuk
meningkatkan kesejahteraan guru, salah satunya adalah
melalui tunjangan profesi (sertifikasi). Dengan melalui
tunjangan profesi ini diharapkan guru lebih konsentrasi
pada profesinya yaitu sebagai guru, sehingga terus
meningkatkan kreatifitas dan kemampuannya, namun
kenyataan di lapangan masih ada guru yang berbisnis
dengan berbagai alasan.
18 Teacherpreneur
Sekarang muncul polemik baru terhadap guru, yaitu
antara profesinya dengan berbisnis (untuk meningkatkan
kesejahteraan). Kalau terlarut dalam membahas
permasalahan di atas, maka problem tersebut tidak pernah
ada titik temunya, karena pihak (yang setuju dan menolak
guru berbisnis) tetap bertahan pada alasan masing-masing.
Untuk menengahi minimal memberikan pemahaman
persoalan di atas maka muncul suatu pertanyaan:
Oke ... sekarang Anda tinggal menunggu waktu yang tepat untuk
berbisnis sekaligus untuk meningkatkan profesional sebagai
guru.
20 Teacherpreneur
2. Tujuh Peluang
Usaha Berbasis
TeacherPreneurship
Dari segi guru les privat, dapat dibedakan pula dua cara
yaitu:
24 Teacherpreneur
d. Disarankan jangan melakukan les privat pada
peserta didik yang anda ajar di kelas, karena
akan menimbulkan penilaian yang subyektif.
Misalnya anda guru kimia mengajar di kelas X,
tidak mengajar di kelas XI dan XII, maka anda
jangan les privat kelas X tetapi les privat kelas XI
dan XII. Lebih baik lagi kalau peserta didik yang
diajar berasal dari sekolah yang berbeda–beda,
sehingga membuat anda lebih mempersiapkan
diri dengan demikian anda semakin profesional.
26 Teacherpreneur
lembaga, kwitansi pembayaran, stempel, absen
dan hal-hal lain yang berhubungan. Program
pengembangan lembaga harus diperhatikan
dengan serius, karena program dapat berubah
setiap saat sesuai kebutuhan.
28 Teacherpreneur
1. Pikirkan nama bimbingan belajar anda.
Karena ini merupakan suatu lembaga, maka nama
adalah sesuatu yang wajib. Di samping sebagai
penunjuk suatu lembaga, nama juga dapat memotifasi
peserta didik dan para orang tua.
7. Siapkan administrasi
Semua alat dan bahan yang berkaitan dengan
administrasi harus disiapkan, seperti buku administrasi
pembayaran peserta didik, daftar hadir pengajar, kom
puter dan lain-lain.
• Menulis Buku
Ingin menjadi orang luar biasa? Jika jawabannya ya, maka
salah satu caranya adalah menjadi penulis. Seorang penulis
menjadi hebat dan luar biasa minial ada empat alasan yaitu:
30 Teacherpreneur
2. Beliau pernah bercerita bahwa pada mulanya beliau
adalah orang biasa, tidak terkenal, dan keadaam eko
nominya yang begitu sulit. Tetapi siapakah yang tidak
mengenal Ustad Yusuf Mansur saat ini? Beliau terkenal
melalui tulisan alias buku diantaranya “Keajaiban
Sedekah”. Hampir semua lapisan masyarakat Indonesia
bahkan dunia mengenal Ustad Yusuf Mansur apalagi
beliau saat ini tergolong orang sukses di Indonesia.
Penulis bukan hanya dikenal oleh masyarakat luas,
tetapi akan dikenang sampai kapan pun terutama anak
cucu, karena Ia meninggalkan pusaka yang berharga
yang dapat dibaca kapan pun dan oleh siapa pun.
32 Teacherpreneur
maka royalti atau bonus mengalir terus selama buku laku
di pasaran. Inilah yang dimaksud passive income, sekali
kerja untuk mendapatkan royalti tidak terbatas. Akan te
tapi guru-guru masih banyak yang enggan menulis
buku, mereka cenderung menjual buku yang dipasarkan
oleh penerbit. Memang tidak ada salahnya, tetapi yang
didapatkan hanyalah duitnya tetapi kompotensi guru tidak
tercapai. Padahal, yang kita harapkan guru dapat berbisnis
atau menjadi pengusaha dengan karyanya sendiri, karena
di samping mendapatkan duit juga dapat meningkatkan
kompetensinya sebagai guru. Buku yang dapat ditulis oleh
guru boleh yang berhubungan dengan profesinya, berupa
buku pelajaran (misalnya buku Kimia), buku motivasi
(seperti buku saya ini), LKS, novel, cerpen dan lain-lain.
Menurut pengamatan penulis, guru-guru masih banyak
kesulitan menulis buku dengan berbagai alasan. Alasan-
alasan tersebut diantaranya:
1. Tidak berbakat menulis buku.
2. Menulis membutuhkan waktu lama.
3. Tidak memiliki ilmu yang cukup.
4. Kalau sudah ada tulisan diterbitkan dimana?
Sebelum saya menguraikan alasan mengapa sehingga
tidak menulis, perlu saya sampaikan lebih dahulu bahwa
saya bukanlah penulis yang berpengalaman seperti yang
anda bayangkan. Tetapi saya penulis pemula (buku yang
pertama), hanya modal kemauan dan keberanian. Mungkin
34 Teacherpreneur
1. Mimpi tidak dibayar alias gratis, tetapi mengapa kita
tidak pernah bermimpi, termasuk mimpi menulis
buku?
2. Menulislah sebelum namamu ditulis di batu nisan.
3. Gerakkanlah jari-jari tanganmu untuk menulis, se
belum tanganmu dihentikan oleh Allah SWT.
PROKLAMASI
Kami penulis pemula dengan ini menyatakan kemerdekaan berpikir
dan bertindak untuk menulis buku. Hal-hal yang mengenai ketidak
percayaan diri, ketidaktahuan, dan kemiskinan ide akan
dihilangkan secara saksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
36 Teacherpreneur
“Saya hanya seorang guru dengan tugas
tambahan sebagai Kepala SMA Swasta. Dunia menulis
merupakan tempat “angker”. Saya juga tergolong malas
membaca buku apalagi menulis. Yang pernah saya
baca hanya tentang menulis skripsi dan menulis PTK.
Sedangkan menulis buku tidak pernah bermimpi untuk
melakukannya. Saya belum pernah melatih diri untuk
menulis. Saya menganggap diri saya tidak berbakat
menulis.
Tanggal 24 Oktober 2013, saya bergabung dengan
Rumah Cerdas Entrepreneur Indonesia (RCEI). Bertemu
dengan Presiden Komisarisnya Arifuddin M. Arif, M.Pd.I.
Beliau menantang saya agar menulis buku dan Lauching
bulan Januari 2014, sebagai kado ulang tahun saya
yang ke 44 tepat tanggal 01 Januari 2014. Dengan nada
tanya bisakah saya menulis?. Sementara saya masih
awam dengan dunia menulis. Beliau menjawab “Tidak
ada yang tidak bisa kalau ada kemauan”
Akhirnya tanggal 28 Oktober 2013 bertepatan
dengan hari Sumpah Pemuda, saya jadikan moment
“Hari Bangkit untuk Menulis”, dan pada hari itu hanya
menulis judulnya saja, karena belum tau mau mulai
dari mana. Nanti tanggal 5 Nopember 2013 bertepatan
01 Muharam 1435 Hijriyah saya mengikuti training
kepenulisan, dan pada hari itulah saya hijrah dari tidak
menulis menjadi penulis. Alhamdulillah, tanggal 5
Desember 2013 tulisan saya sudah rampung”.
38 Teacherpreneur
dikuasai atau disukai, sehingga anda lebih enjoy
dan serius dalam menulis naskah.
3. Buatlah kerangka atau outline. Kerangka akan me
mudahkan alur pikiran penulis, sehingga dapat ter
susun rapi dan konsisten.
4. Perbanyaklah membaca buku terutama yang ber
hubungan dengan topik. Buku-buku penunjang
yang relevan dengan topik perlu dibaca untuk me
nambah wawasan, melengkapi data, dan tidak
kala pentinganya agar penulis tidak kehabisan
bahasa atau istilah. Ikutilah prinsip dalam dunia
tulis menulis yaitu “filsafat kencing”. Jika anda tidak
pernah minum air, maka kencing yang keluar pasti
sedikit. Air yang keluar hanya berasal dari makanan
yang anda makan. Semakin sering anda minum,
maka semakin sering anda kencing atau keinginan
untuk kencing. Minum air diibaratkan membaca,
artinya semakin banyak buku yang dibaca, semakin
banyak sesuatu atau ide dikeluarkan yang bisa
anda tulis.
5. Silaturrahim. Silaturrahim sangat penting terutama
kepada tokoh penulis, aktivis, pelaku bisnis dan lain-
lain, terutama yang berhungan dengan tulisan anda.
Tujuanya adalah di samping untuk mendapatkan
inspirasi, juga akan melengkapi koleksi data-data
anda.
40 Teacherpreneur
Serial, linier Paralel, lateral
Terencana, cautious Tak terencana, impulsive
Mencari perbedaan Mencari persamaan
Bergantung waktu Tak tergantung waktu.
42 Teacherpreneur
Jawaban:
1. a. Kiri 6. a. Kanan
b. Kanan b. Kiri
2. a. Kanan 7. a. Kiri
b. Kiri b. Kanan
3. a. Kiri 8. a. Kanan
b. Kanan b. Kiri
4. a. Kanan 9. a. Kiri
b. Kiri b. Kanan
5. a. Kiri 10. a. Kanan
b. Kanan b. Kiri
Hasil:
# Jika jawaban “kanan” lebih banyak, maka anda cen
derung Otak Kanan.
# Jika jawaban “kiri” lebih banyak, maka anda cen
derung Otak Kiri
# Jika jumlahnya sama, kemampuan otak anda se
imbang.
44 Teacherpreneur
Penjelasan waktu di atas hanyalah untuk menepis
anggapan bahwa menulis memerlukan waktu yang lama.
Ada beberapa penulis yang menyelesaikan bukunya sekitar
30 hari. Sebagai bukti diantaranya: Abdul Hakim El Hamidy
menulis buku Getaran Muhasabah, Cinta Untuk Ar-Rahman,
Biarkan Cinta Menepis Siksa, dan Kun Sa’idan, hanya 10
hari saja. Sajidin El Qharidja menulis buku 9 ayat Penulis
Best Seller hanya 27 hari, dan saya sendiri Jamaludin
menulis buku Teacherpreneur diselesaikan hanya 30 hari.
Kalau Abdul Hakim El Hamidy, Sajidin El Qharidja, dan
Jamaludin bisa menuli , anda juga pasti bisa.
Cobalah .....!!!
46 Teacherpreneur
Kalau Sudah Ada Tulisan Diterbitkan Dimana?
Masalah ini sesungguhnya bukan lagi masalah berat,
karena banyak alternatif untuk mengatasinya. Di sinilah
sesungguhnya yang saya maksudkan “Guru Profesional
Menjadi Pengusaha”. Terus di mana peluang bisnis yang
dapat mengumpulkan duit sebanyak mungkin? Anda
sebagai penulis. jika tulisan Anda sudah dianggap rampung,
maka yang anda lakukan selanjutnya adalah:
48 Teacherpreneur
2. Ketehui visi dan misi penerbit serta jenis buku yang
biasa diterbitkan. Misalnya buku Anda bergenre
pendidikan, maka Anda harus mengirim ke penerbit
yang biasa menerbitkan buku-buku pendidikan.
3. Buatlah tulisan Anda dengan menarik dan jumlah
konsumen lebih besar, karena biasanya editor
mempertimbangkan dua hal tersebut.
4. Ikuti semua tata tertib yang dikeluarkan oleh pe
nerbit.
50 Teacherpreneur
bahasa Indonesia, tetapi memerlukan pengetahuan
khusus dan pengalaman.
2. Wilayah pemasaran terbatas. Buku tidak dapat
didistribusikan sebelum ada pemesanan.
3. Harga buku terlampau mahal. Ini disebabkan
di samping biayah cetak yang mahal, biayah
pengiriman juga mahal.
52 Teacherpreneur
satu bulan terdapat 1.000 mitra dan sampai bulan tersebut
terdapat 10 kontributor e-book, maka 1.000 mitra x Rp.
5.000 : 10 kont. E-book = Rp. 5.000.000 : 10 = Rp. 500.000.
Jadi, di bulan tersebut penulis memperoleh royalti sebesar
Rp. 500.000.
54 Teacherpreneur
yang anda perkenalkan untuk menjadi peserta dalam setiap
event, seperti: Training spirit of learning, Training spirit of
life, Training kepenulisan, Training the magic of teaching,
Training motivasi bisnis.
56 Teacherpreneur
guru berbisnis tetapi sekaligus dapat meningkatkan pro
fesionalnya sebagai guru.
Yang ingin saya uraikan dalam tulisan ini adalah artikel
dan cerpen, karena dua tulisan ini sering dimuat di media
masa baik media masa lokal maupun media masa nasional.
Artikel
Artikel merupakan karangan yang dimuat di koran,
majalah, tabloid, dan media-media lain. Menulis artikel
di koran, majalah atau tabloid sesungguhnya tidak sulit,
hanya menyangkut kemauan. Namun dalam mengirimkan
tulisan yang perlu diperhatikan isi tulisan harus berbobot
yang memenuhi unsur aktual, tajam dan terpercaya
(sama dengan motonya SCTV). Di samping isi tulisan
agar menembus redaksi, topik atau tema tulisan harus
tepat dengan waktu atau momentumnya. Anda juga dapat
menyiapkan artikel dengan tema yang berhubungan de
ngan hari-hari besar. Sebagai contoh tanggal 2 Mei
hari Pendidikan Nasional, tepatnya Anda mengirimkan
artikel yang berhubungan dengan pendidikan. Tanggal 22
Desember hari Ibu, tepatnya Anda mengirim artikel yang
berhubungan dengan pemberdayaan perempuan. Cara
mengirimkan atikel kemedia masa dapat dilihat pada media
masa yang dimaksud.
Hari / Tanggal
No. Judul Artikel
Terbit
58 Teacherpreneur
3. Pahlawan pada Beku Monumen Radar Sulteng
Oleh: Bandung Mawardy ( Senin,
Pengelola Abjad Solo) 11 Nopember
2013
Cerpen
Menulis cerpen tidak jauh beda dengan cara menulis
buku atau menulis artikel, karena pada prinsipnya adalah
kemaun untuk menulis. Kita akui bahwa tidak semua guru
suka menulis cerpen, karena dianggap hanya bercerita
doang. Tetapi bagi guru yang suka berkhayal dan menulis
buku harian, menulis cerpen salah satu pilihan untuk
menuangkan pikirannya melalui tulisan. Kalau potensi
ini dikomersilkan di media masa, maka sudah pasti akan
meningkatkan kesejahteraan.
60 Teacherpreneur
5. Menentukan judul. Suatu tulisan apakah buku atau
cerpen, harus memiliki judul. Isi tulisan kadang-
kadang tergambar dari judul. Tetapi tidak semua
judul menggambarkan isi tulisan. Mudahkan? ting
gal anda memulai.
62 Teacherpreneur
saya agar dapat dikenang oleh anak cucuk , tinggalkanlah
tulisan minimal sebuah buku.
Bank soal adalah kumpulan soal-soal yang diambil dari
soal-soal LKS, soal ulangan harian, ujian semester, ujian
kenaikan kelas, ujian nasional, ujian masuk PTN (untuk
SMA), olimpiade, ujian masuk PNS, dan sumber lain yang
dapat dipertanggung jawabkan. Pada umumnya, memasuki
semester genap atau semester penentuan kelulusan bagi
kelas ujian baik tingkat SD/sederajat, SMP/sederajat,
maupun SMA/sederajat, Bank Soal merupakan hal yang
sudah biasa. Paru guru yang mengajar di kelas ujian
disibukkan dengan mencari Bank Soal, sebagai bahan untuk
melatih peserta didiknya dalam menyelesaikan soal-soal.
Asumsinya adalah soal yang ada di bank soal mendekati
soal-soal ujian nasional, di lain sisi pada Bank Soal sebagian
sudah ada kunci jawaban dan cara menyelesaikan soal-
soalnya. Sangat memudahkan bagi guru tinggal mengajar.
Pertanyaanya adalah apakah guru di sekolah tidak
mampu membuat atau menyusun bank soal? Melihat
sumber bank soal yang sudah diuraikan di atas sebenarnya
guru mampu menyusun bank soal yang penting ada
kemauan. Menyusun bank soal sebenarnya tidak sulit,
karena soal-soalnya sudah ada tinggal disusun berdasarkan
pokok bahasan yang diinginkan. Untuk lebih memudahkan
menyusun bank soal lakukan langkah-langka berikut sesuai
bidang keahlian masing-masing:
64 Teacherpreneur
bahasan atau sub pokok bahasan setiap guru. Kalau ini
dapat dilakukan maka sekolah anda sudah memiliki bank
soal, dan dapat dijual kepada peserta didik melalui koperasi
sekolah atau wadah lain yang legal. Jika guru sudah
melakukan, maka guru semakin kreatif dan profesional
sekaligus dapat meningkatkan kesejahtraan. Agar bank
soal yang anda susun dapat dipakai oleh sekolah lain, anda
dapat dipromosikan melalui wadah MGMP, launching buku,
seminar, atau melalui brosur atau pamflet.
66 Teacherpreneur
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting
bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan
yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Dalam penelitian dalam bentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk peserta didik.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian
ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih
spesifik. Seperti yang telah lama dikenal dalam
bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud
dengan istilah kelas adalah sekelompok peserta
didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula.
Berdasarkan uraian di atas muncul pertanyaan sebagai
berikut: Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang
paling ditonjolkan apakah perlakuan guru atau perlakuan
para peserta didik? Pertanyaan tersebut memang sangat
sederhana, tetapi di sinilah kadang kekeliruan guru dalam
mengaplikasikan penelitian tindakan kelas. Kadang
pertanyaan tersebut diabaikan dengan asumsi yang penting
meneliti. Untuk lebih jelas perhatikan contoh berikut!
1. Guru memberikan tugas kepada para peserta didik
untuk percobaan membedakan larutan elektrilit dan
non elektrolit.
2. Para peserta didik melakukan percobaan untuk
membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit di
bawah bimbingan guru.
68 Teacherpreneur
2. Bertanya kepada supervisor atau teman peneliti.
Bertanya kepada supervisor atau teman yang
dianggap pengalaman dalam PTK akan banyak
memberikan kontribusi, karena mereka sudah
berpengalaman dalam dunia penelitian. Mungkin
saja tema penelitian bersumber dari mereka, tinggal
Anda memilih yang sesuai dengan peroblem yang
ada di sekolah.
3. Anda mencari informasi melalui internet. Dunia
internet saat ini sudah cukup maju seiring dengan
perkembangan teknologi sehingga informasi begitu
mudah diakses, tidak ketinggalan informasi di
bidang penelitian tindakan kelas.
70 Teacherpreneur
persoalan atau kasus, maka dibutuhkan sutu penelitian.
Model penelitian yang tepat adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) studi kasus. Untuk memahami lebih mendalam
tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) jenis studi kasus,
mari kita perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
72 Teacherpreneur
Apa sasaran utama penelitian tindakan kelas (PTK)
studi kasus ?
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) studi kasus
sasaran utamanya adalah:
a. Asal-usul penyebab masalah. Suatu masalah
muncul sudah pasti ada penyebabnya. Oleh karena
itu, guru peneliti tindakan kelas studi kasus harus
memahami benar kondisi objek penelitian. Seperti
faktor lingkungan keluarga, lingkungan tempat
tinggal, lingkungan sekolah serta karakter pribadi
objek yang merupakan bawaannya. Ini penting
agar dalam memberikan saran atau alternatif
penyelesaian masalah dapat mengenah sesuai
yang diharapkan.
b. Sistem dan pola kerja kasus. Setiap kasus memiliki
kronologi yang berbeda, walaupun kasusnya sama.
Perbedaan kronologi terjadinya kasus, sudah
tentu solusi yang ditawarkan sebagai alternatif
penyelesaian masalah juga akan berbedah. Contoh
kasus: Budi (samaran) sering terlambat di sekolah,
karena malas bangun pagi. Ahmad (samaran)
sering terlambat di sekolah, karena antara sekolah
dan rumahnya cukup jauh. Alternatif penyelesaian
kedua masalah tersebut pasti berbeda, karena
kronologinya berbeda, walaupun masalahnya sama
yaitu terlambat di sekolah. Budi, salah satu alternatif
penyelesaian masalahnya adalah di berikan sanksi,
1. Perencanaan (planning)
Yang termasuk dalam perencanaan penelitian tindakan
kelas studi kasus adalah:
a. Penentuan sumber masalah.
b. Penelusuran argumen dan hipotesis yang mungkin
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
74 Teacherpreneur
c. Penyusunan program kerja.
d. Spesifikasi langkah-langkah penelitian.
e. Prediksi atas kemungkinan penyimpangan yang
terjadi selama penelitian.
f. Penentuan alternatif penyelesaian masalah
2. Tindakan (action)
Tahap tindakan atau tahap pelaksanaan program
kerja yang perlu diperhatikan adalah naturalisasi atau
dikondisikan sealami mungkin pada objek yang diteliti.
Walaupun status peneliti adalah guru peserta didik yang
bermasalah atau objek penelitian, tetapi tidak dilakukan
dengan penuh hati-hati, objek bisa saja bersikap negatif
sehingga mengganggu tujuan penelitian.
76 Teacherpreneur
11. Evaluasi dan analisis masalah.
12. Kesimpulan dan saran
13. Representasi hasil PTK.
Munculnya masalah
Setiap peserta didik memiliki masalah, bahkan guru
pun memiliki masalah. Masalah yang muncul bermacam-
macam, misalnya peserta didik sering terlambat, sering
bolos, prestasi menurun, terjadi perkelahian sesama
teman, kesenjangan sosial, dan lain-lain. Masalah-
masalah tersebut apabila telah mengganggu proses belajar
mengajar di kelas, maka perlu dicarikan solusinya agar
tidak berkelanjutan.
Perencanaan teoritis
Guru atau peneliti dalam membangun imajinasi se
benarnya telah memasuki perencanaan teoritis, karena
dalam imajinasi tersebut untuk telah merumuskan pola
kerja, kerangka dasar penelitian, termasuk memikirkan
asal-usul munculnya masalah.
78 Teacherpreneur
Perencanaan dan persiapan teknis
Semua yang berhubungan dengan tindakan penelitian
pada tahap ini direncanakan ulang, agar lebih terfokus dan
detail. Pada tahap ini, semua yang dianggap kurang atau
lemah mulai di benahi dan dilengkapi, termasuk teori-teori
pendukung yang belum kuat dapat diperbaiki sehingga
lebih aplikatif.
Pelaksanaan penelitian
Penelitian yang telah dirancang sebelumnya dengan
segala persiapan, maka pada tahap ini siap untuk di
laksanakan.
80 Teacherpreneur
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Eksperimen
82 Teacherpreneur
a. Tidak melanggar kaidah etika dan norma-norma
hukum yang berlaku, termasuk kaidah dan norma
hukum agama.
b. Tidak melanggar hak asasi manusia (HAM).
c. Bersifat terbuka. Maksudnya harus diketahui oleh
pihak-pihak tertentu, misalnya Kepala Sekolah atau
Kepala Dinas pendidikan.
d. Direncanakan dan diperhitungkan dengan teliti dan
hati-hati.
e. Berusaha memperkecil resiko.
f. Mampu melakukan, baik dari segi waktu, tenaga,
psikologis, teknis, dan biayah.
g. Tidak mengganggu jam belajar mengajar.
h. Tidak menyebabkan pengaruh buruk kepada siswa
atau objek yang diteliti.
i. Bertujuan positif.
84 Teacherpreneur
f. Kesimpulan. Kesimpulan dari hasil penelitian secara
menyeluruh dapat dievaluasi dan ditindaklanjuti.
Bila teori yang dijadikan dasar hipotesis adalah
benar, maka hasil penelitian tersebut layak untuk
direkomendasikan sebagai inovasi baru teori ke
pendidikan.
g. Penuyusunan laporan. Sebgai langkah terakhir
adalah menyusun laporan hasil penelitian.
86 Teacherpreneur
Pengaruh tersebut bisa bersifat positif atau bersifat
negatif.
d. Unsur potensi (kemampuan terpendam). Jika pe
nelitian berhubungan dengan manusia, maka
potensi yang dimaksud yaitu sebagai bakat atau
terpendam yang dimiliki. Potensi ini bisa bersifat
positif atau bersifat negatif, misalnya sifat pemarah
atau pendendam. Jika yang diteliti berbentuk sis
tem atau cara kerja tertentu, maka potensi yang
dimaksud yaitu prediksi kelemahan suatu teori.
88 Teacherpreneur
• Mengikuti Forum Ilmiah Guru
(FIG)
Apa hubungan antara profesional sebagai guru dengan
mengikuti FIG? Forum Ilmiah Guru adalah merupakan
wadah kompetisi guru-guru yang kreatif, berprestasi, dan
profesional. Guru yang mengikuti FIG tingkat Nasional,
adalah guru yang telah lolos seleksi tingkat Kabupaten/Kota
dan Tingkat Provinsi. Jadi jelas bahwa guru yang mengikuti
FIG adalah guru yang sudah matang dan lebih profesional.
90 Teacherpreneur
Tujuan penyelenggaraan forum ilmiah guru
Tujuan Penyelenggaraan Forum Ilmiah Guru adalah:
1. Memberi kesempatan kepada guru untuk
memperoleh wawasan dan pengalaman ilmiah yang
berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran.
2. Memberikan motivasi kepada guru untuk
meningkatkan kemampuan profesional dalam
pelaksanaan pembelajaran.
3. Menumbuhkembangkan budaya menulis karya
ilmiah bagi guru yang terkait dengan upaya
meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Meningkatkan mutu pendidikan dan proses
pembelajaran.
5. Memberikan kebanggaan terhadap profesi guru.
92 Teacherpreneur
Karya ilmiah yang diikutsertakan dalam Forum Ilmiah
Guru harus merupakan karya perorangan yang orisinal
dan belum pernah diikut sertakan dalam forum atau lomba
lainnya di tempat lain. Karya ilmiah yang diikutsertakan
adalah karya tulis hasil penelitian kuantitatif, pengembangan
model, penelitian tindakan kelas, penelitian kualitatif, atau
karya kreatif lain, sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.
Daftar Pustaka 95
Moh. Uzer Usman. 2001. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
96 Teacherpreneur
Lampiran 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Penjelasan Mengenai Kompetensi
2. Uraian Tentang Kompetensi
3. Uraian Masalah dalam Pemberian Layanan
4. Uraian Keunggulan Tindakan yang Dipilih
B. Identifikasi Masalah
1. Masalah 1
2. Masalah 2
3. Masalah 3
C. Rumusan Masalah
1. Apa Motif dan Latar Belakang Munculnya
Masalah ?
2. Bagaimana Pola Kerja dan Bentuk yang
Diakibatkannya?
3. Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengatasi
Masalah?
D. Tujuan Penelitian
Lampiran 97
1. Mencari Tau Motif dan Latar Belang Munculnya
Masalah
2. Merumuskan Bentuk dan Mekanisme Kerja
3. Mencari dan Menemukan Alternatif Solusi
Pemecahan Masalah
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
Daftar Pustaka
98 Teacherpreneur
Lampiran 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi masalah
C. Rumusan masalah
D. Manfaat/ Kegunaan Penelitian.
Lampiran 99
E. Peran dan Posisi Peneliti
1. Pelaksana Tindakan
2. Kolaborator
F. Tahapan Penelitian
1. Rencana Siklus Penelitian
a. Perencanaan Tindakan
b. Pelaksanaan Tindakan
c. Observasi –Interpretasi
d. Refleksi
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
H. Data dan Sumber Data
I. Teknik Pengumpulan Data
J. Instrumen Pengumpulan Data
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
L. Analisis Data Dan Interpretasi Hasil Analisis.
100 Teacherpreneur
3. Refleksi Siklus II
4. Keputusan
C. Pembahasan
Daftar Pustaka
Lampiran 101
102 Teacherpreneur
Lampiran 3
Halaman Judul
Halaman Pengesahan (oleh Kepala Sekolah)
Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah (diketahui oleh atasan
langsung)
Kata Pengantar Abstrak (maksimal 1 halaman)
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Definisi Operasional Variabel
Lampiran 103
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
B. Hipotesis
104 Teacherpreneur
3. Contoh-contoh hasil kerja/pengembangan
instrumen
4. Dokumen pelaksanaan penelitian (foto-foto
kegiatan dan penjelasannya, daftar hadir dan lain-
lain.)
5. Biodata penulis.
Lampiran 105
106 Teacherpreneur
Sekilas Tentang Penulis
108 Teacherpreneur