Anda di halaman 1dari 2

Pasien hipertensi dengan umur ≥ 18 tahun

Melaksanakan perubahan gaya hidup (yang dilakukan sepanjang pengobatan)

Menetapkan goal tekanan darahnya dan mulai menurunkan tekanan darah (TD) berdasarkan umur, diabetes, penyakit gagal ginjal kronis (CKD)

Umur ≥ 60 tahun Umur <60 tahun Semua Umur Semua Umur


+ Diabetes + CKD
- CKD +/- Diabetes

Target TD Target TD Target TD Target TD


STD < 150 mmHg STD < 140 mmHg STD < 140 mmHg STD < 140 mmHg
DTD >90 mmHg DTD >90 mmHg DTD >90 mm Hg DTD >90 mmHg

Non Black Black

Thiazide-type diuretic atau ACEI atau ARB atau Thiazide-type diuretic atau CCB, tunggal / ACEI atau ARB atau CCB tunggal / dalam
CCB, tunggal /dalam kombinasi dalam kombinasi kombinasi obat jenis lainnya

Strategi dalam pemilihn obat :


A. Memaksimalkan obat pertama sebelum menambahkan pengobatan kedua
B. Penambahan obat yang kedua sebelum obat pertama mencapai dosis maksimal
C. Mulai pengobatan dalam 2 kelas medikasi yang berbeda atau sebagai kombinasi fixed-doses

Ya
Tekanan darah mencapai target ?

Tidak

Meningkatkan/menguatkan kepatuhan pasien pada pengobatan dan pola hidup.


Untuk strategi A dan B, tambahkan dan gabungkan thiazide-type diuretic atau ACEI atau ARB atau CCB (gunakan kelas medikasinya
bukan pengobatan sebelumnya dan hindari kombinasi dari ACEI dan ARB).
Untuk strategi C maksimalkan gabungan dosis yang diberikan. Ya

Tekanan darah mencapai target ? Ya

Tidak

Meningkatkan/menguatkan kepatuhan pasien pada pengobatan dan pola hidup.


Tambahkan dan gabungkan thiazide-type diuretic atau ACEI atau ARB atau CCB (gunakan kelas medikasinya bukan pengobatan sebelumnya
dan hindari kombinasi dari ACEI dan ARB).

Tekanan darah mencapai target ?

Tidak
Meningkatkan/menguatkan kepatuhan pasien pada pengobatan dan pola hidup.
Tambahkan pengobatan dengan medikasi kelas lain (contoh : β-blocker, aldosterone, antagonist, atau yang lainnya) dan atau
kembali pada tenaga medis yang lebih ahli dalam manajemen hipertensi.

Tidak Ya
Tekanan darah mencapai target ? Teruskan pengobatan dan
teruskan dimonitoring

Gambar 2. Algoritma Penanganan Hipertensi Menurut JNC VIII


2.6.5. Antagonis Kalsium

Antagonis kalsium juga dikenal dengan Calcium Channel Blockers (CCB)

menyebabkan relaksasi jantug dan otot polos dengan menghambat saluran kalsium

yang sensitive terhadap tegangan (Voltage sensitive), sehingga mengurangi masuknya

kalsium ekstraseluler ke dalam sel. Relaksasi otot polos vaskular menyebabkan

vasodilatasi dan berhubungan dengan reduksi tekanan darah.

Verapamil menurunkan denyut jantung, memperlambat konduksi nodus AV,

dan menghasilkan efek inotropik negative yang dapat memicu gagal jantung pada

penderita lemah jantung yang parah. Diltiazem menurunkan konduksi AV dan denyut

jantung dalam level yang lebih rendah dari pada verapamil. Diltiazem dan verapamil

dapat menyebabkan ketidaknormalan konduksi jantung seperti bradikardi, blok AV,

dan gagal jantung. Keduanya mengakibatkan anoreksia, mual, edema perifer, dan

hipotensi.

Nifedipin jarang sekali menyebabkan peningkatan frekuensi, intensitas, dan

durasi pada angina yang berhubungan dengan hipotensi. Obat-obat yang termasuk

golongan CCB adalah nifedipin, amlodipine, isradipin, verapamil, felodipin,

diltiazem, nicardipin.

Anda mungkin juga menyukai