KajianTransformasiBentukdanTatananMassaBangunan PDF
KajianTransformasiBentukdanTatananMassaBangunan PDF
ABSTRAK
Pada lokasi kawasan strategis pusat perbelanjaan Bandung Super Mall, hadir dua hotel berstandar
internasional yaitu Trans dan Ibis serta wahana rekreasi indoor /outdoor terbesar Trans Studio yang
sedang dalam tahap pembangunan. Sebuah master plan perencanaan pengembangan kawasan dari
fungsi tunggal menjadi kawasan multi fungsi lengkap dengan fasilitas modern pendukung sistem aktivitas
sosialnya, berhasil dirancang oleh perusahaan konsultan dari Singapura (DP. Arsitek) tanpa menggangu
integritas kawasan. Melalui laporan penelitian bermetode deskriptif analitik ini, diharapkan mampu
mengkaji lebih rinci perencanaan pengembangan kawasan yang memberi pengalaman baru bagi
pengunjung baik luar atau dalam kota tersebut. Berdasarkan pengamatan yang diperoleh, kunci
keberhasilan perencanaan perancangan kawasan terfokus pada optimalisasi pemanfaatan ruang untuk
fungsi baru dan potensi tampilan fisik hasil dari transformasi bentuk dan tatanan massa yang matang.
Bertransformasinya satu bentuk massa geometri berpola tatanan linear menjadi gabungan tiga bentuk
massa geometri berpola tatanan cluster, menciptakan ruang antara (inercourt untuk skala kawasan)
sebagai pusat orientasi seluruh massa.. Adanya pusat oerientasi tersebut, diharapkan dapat mendukung
perpaduan berbagai sistem aktivitas sosial dan pendukungnya yang tetap berada dalam satu integritas
kawasan, sehingga mampu meningkatkan daya tarik kawasan Bandung Super Mall.
Kata kunci : Kawasan Multi Fungsi, Transformasi Bentuk dan Tatanan Massa.
ABSTRACT
At the location of a strategic area of Bandung Super Mall shopping center, will present
two international–standard hotels are Trans and Ibis and the largest recreational indoor /outdoor
Studio Trans under construction. A master plan area development planning from a single function
to multi –function area complete with modern facilities supporting system of social activities,
designed by a consulting firm from Singapore (DP. Architect) without disturbing the integrity of the
region. Through a research reportwith this analytic descriptive method, is expected to review
the more detailed planning of the development of the area that provide new experiences for visitors
either outside or within the city. Based on observations obtained, the key to successful urban design
planning focused on optimizing the utilization of space for new functions and potential physical
appearance results from the transformation of form and structure of mature mass. Transformation
from one form of mass linear geometric patterned into a joint arrangement of three geometric forms
patterned order of the cluster mass, creating a space between (inercourt to scale region) as the
central orientation of the entire mass. The existence of such orientation center, expected to support the
combination of various social activities and supporting systems which remain in the integrity of
the region so as to increase the attractiveness of the area of Bandung Super Mall.
i
Di antara demikian banyak pemahaman tentang Department Store, Gramedia, BSM XXI, KFC,
arsitektur, arsitektur dikenal juga sebagai suatu Kota Fantasi, Giant Hypermarket, dan masih
tradisi yang berkembang. Dari waktu ke waktu banyak lagi.
wajah arsitektur selalu mengalami perubahan.
Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan dan Bandung Super Mall merupakan mall dengan
pengembangan arsitektur tidak hanya berupa konsep sebagai penyedia seluruh kebutuhan
keadaan eksternal, tetapi juga keadaan internal. keluarga dalam satu tempat. Selain itu untuk
Keadaan eksternal adalah keadaan yang meningkatkan daya tarik kawasan terhadap
melingkungi atau mengitari kehadiran pengunjung, kawasan mall ini bertransformasi
arsitektur, seperti keadaan geografik, geologik, pada bentuk dan tatanan massa bangunannya.
iklim, bahan bangunan, budaya dan pranata Fasilitas yang telah ada di tambah dengan
masyarakat, sejarah ataupun agama. Keadaan fasilitas baru seperti wahana permainan Trans
internal adalah segenap keadaan yang berada di Studio Bandung, yang merupakan cabang
dalam diri perancang dan pembangun seperti kedua setelah Trans Studio Makassar dan hotel
paham atau pola pikir serta pola penalaran, dengan kelas setara bintang V. Pengembangan
kemampuan teknologi dan berteknologi, daya kawasan ini mulai dibangun pada pertengahan
imajinasi dan daya kreasi, dan semacamnya. tahun 2010 dan selesai pada tahun 2011. Dalam
perencanaanya kawasan Bandung Super Mall,
kawasan ini akan menjadi satu kawasan binaan
1. PENDAHULUAN baru baik pada konsep penataan ruang luar,
maupun pada bentuk masa bangunan. Pada
dasarnya tujuan penambahan massa pada
kawasan ini adalah menyatukan gaya hidup
dan hiburan sekaligus memberikan solusi
terpadu untuk segala aspek kehidupan
masyarakat kota.
Bentuk sering kali digunakan untuk
menggambarkan struktur formal dalam sebuah
pekerjaan, sebagai salah satu cara dalam
menyusun dan mengkoordinasi unsur-unsur dan
bagian-bagian dari suatu komposisi untuk
menghasilkan suatu gambaran nyata. Bentuk
lebih sering dimaksudkan sebagai pengertian
massa atau isi tiga dimensi.
Konfigurasi bentuk dapat dimanipulasi untuk
membentuk suatu daerah atau volume ruang
tersendiri. Pengorganisasian bentuk
mempengaruhi kualitas visual dari ruang yang
terbentuk. Pengorganisasian bentuk terdiri dari
empat macam, antara lain:
ii
• Koridor Elemen koridor yang dibentuk
oleh dua deretan massa (bangunan atau
pohon) membentuk sebuah ruang
• Sisi: Elemen sisi sama dengan elemen
garis, menghubungkan dua kawasan
dengan satu massa. Namun pada elemen
• Orientasi: Arah dari sebuah bentuk relatif sisi ini, perbedaan dari deretan massa
terhadap bidang dasar, arah mata angin, penghubung dibuat secara tidak langsung,
bentuk-bentuk benda lain, atau terhadap sehingga tidak diperlukan sebuah garis
seseorang yang melihatnya. yang massanya agak tipis, bahkan hanya
berupa sebuah wajah yang massanya
kurang penting. Elemen tersebut bersifat
massif di belakang tampilannya,
sedangkan di depan bersifat spasial.
• Inersia visual: Merupakan tingkat • Sumbu: Elemen sumbu mirip dengan
konsentrasi dan stabilitas, suatu bentuk elemen koridor namun memiliki sifat
inersia visual tergantung pada geometri spasial. Perbedaan dengan elemen koridor
dan orientasinya relatif terhadap bidang terletak pada dua daerah yang
dasar, gaya tarik bumi dan garis pandang dihubungkan oleh elemen tersebut.
manusia. • Irama: Elemen irama menghubungkan dua
tempat dengan variasi massa dan ruang.
3. Transformasi Bentuk: Bentuk pada umumnya Elemen ini jarang diperhatikan dengan
merupakan hasil dari perubahan benda baik, walaupun juga memiliki sifat yang
melalui variasi-variasi yang timbul akibat menarik dalam menghubungkan dua
manipulasi pada bentuk tersebut atau akibat tempat secara visual.
penambahan maupun pengurangan elemen-
elemennya. Beberapa perubahan yang dapat 2. METODOLOGI
terjadi dalam bentuk yaitu: Untuk mempelajari perubahan kawasan dipakai
• Perubahan Dimensi pendekatan studi a.) tipologi morfologi, yaitu
• Pengurangan bentuk (Subtractive) metoda yang mengamati fisik kota yang
mengalami perubahan karena pembangunan
baru b) Kota diamati dan dipandang dari sudut
arsitektur yaitu mempelajari fenomena
perubahan artefak dan ruang c) Dalam
• Penambahan bentuk (Additive) mengamati perubahan struktur kawasan dapat
digunakan pendekatan teori figure ground,
linkage, dan place.
Metodologi penelitian yang dilakukan adalah
dengan membaca fenomena yang terjadi di
beberapa kasus bagian-bagian kota, khususnya
4. Klasifikasi Bentuk dan Massa:
pada Transformasi kawasan-kawasan yang
• Bentuk linear
terdapat pembangunan baru. Karena penelitian
• Bentuk grid
ini juga merupakan penelitian kualitatif yang
• Penggabungan bentuk geometri
bertujuan untuk memberi penjelasan
• Penegasan bentuk
(explanatory), maka cara yang diambil dalam
• Penegasan permukaan
penelitian ini melalui penalaran induktif, yaitu
memperoleh kesimpulan-kesimpulan umum
5. Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk Massa
dari sejumlah kasus tunggal.
• Garis: Elemen garis menghubungkan
Pendekatan penelitian yang dipakai dalam
secara langsung dua tempat dengan satu
melaksanakan penelitian ini adalah dengan
deretan massa. Untuk massa tersebut bisa
grounded theory, yaitu jenis penelitian
dipakai sebuah deretan bangunan ataupun
kualitatif yang mempunyai sasaran secara
sebuah deretan pohon yang memiliki rupa
induktif menghasilkan sebuah teori dari hasil
masif.
data-data yang didapat. Pada model penelitian
ii
ini peneliti membangun substantive theory yang
berbeda dari grand atau formal theory.
iii
terjadi berawal dari adanya keinginan dari vertikal sekitar 200 sehingga memunculkan satu
pemilik kawasan, agar Bandung Super Mall massa terjungkit seakan tumbuh dari poros
dapat berkembang menjadi kawasan fungsi balok 1 yang bertanda piramid sebagai aksen
campuran terpadu, namun fungsi pendukung pertama tepat diatas poros tersebut. Hal tersebut
aktivitas formal / informal kawasan tetap dilakukan arsitek untuk mengejar vocal point
terintegrasi dalam kesatuan sistem aktivitas sebuah entrance dan sebagai orientasi kesatu
ruang. Kesimpulan hasil analisa tersebut, dapat yang menghadap ke arah barat.
menjadi dasar acuan pengembangan penelitian Selanjutnya untuk di sisi bagian selatan yang
selanjutnya mengenai bentuk dan tatanan
massa.
A
Gambar 6 Massa A Mall
v
balok vertikal yang diletakkan linear mengikuti pusat orientasi utama multi massa di dalam
di ujung atas massa podium sebelah timur. kawasan.
Massa tersebut tidak mengalami transformasi.
Hal itu dilakukan untuk memperkuat kesan
bidang datar (flat) memanfaatkan sisi panjang
persil sebelah timur yang relatif lurus.
vi
Burl;ington city
8) Dinas Tata Kota; 2007; Pedoman
Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang WP Karees;
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan. Dinas
Tata Kota Bandung; Bandung, Indonesia
9) PT. Total Bangun Persada;
<http:www.DParsitek.co.id>; diakses tanggal 24
februari 2011
10) Edward T. White; 1985; Analisis Tapak
Gambar 12 perspektif Bandung Super Mall
Pembuatan Diagram Informasi Bagi
Perancangan Arsitektur, Intermedia, Bandung,
4. KESIMPULAN 11) Joseph De Chiara dan Lee E; 1994:
Dengan adanya penambahan massa bangunan
Koppelman, Standar Perencanaan Tapak,
pada kawasan Bandung Super Mall, terdapat Erlangga; Jakarta.
beberapa pengalihan fungsi pada kawasan
12) Kim W. Todd; 1995; Tapak, Ruang Dan
tersebut, seperti halnya pengalihan fungsi ruang
Struktur, Intermatra Bandung
terbuka area parkir, hampir setengahnya dialih 13) Richard Untermann & Robert Small;
fungsikan menjadi massa bangunan Trans
1986; Perencanaan Tapak Untuk
Studio Bandung dan hotel. Perumahan (Jilid I: apak Berukuran Kecil),
Berdasarkan pengamatan yang diperoleh, kunci
Intermatra; Bandung.
keberhasilan perencanaan perancangan kawasan
14) Richard Untermann & Robert Small;
terfokus pada optimalisasi pemanfaatan ruang 1986; Perencanaan Tapak untuk
untuk fungsi baru dan potensi tampilan fisik
Perumahan (Jilid II:Tapak Berukuran
hasil dari transformasi bentuk dan tatanan
Besar),Intermatra; Bandung.
massa yang matang. Bertransforamsinya satu
15) Zahnd, Markus; 2007; Pendekatan Dalam
bentuk massa geometri berpola tatanan linear
Perancangan Arsitektur (Seri strategi arsitektur 4
menjadi gabungan tiga bentuk massa geometri
: Metoda untuk menganalisi dan merancang
berpola tatanan cluster, menciptakan ruang
arsitektur secara efektif), Kanisius Yogyakarta.
antara (inercourt untuk skala kawasan) sebagai
pusat orientasi seluruh massa. Adanya pusat
RIWAYAT PENULIS
orientasi tersebut, diharapkan dapat
Dr. Ir. Dewi Parliana, MSP. adalah dosen
mendukung perpaduan berbagai sistem aktivitas Kopertis Wilayah IV yang dipekerjakan pada
sosial dan pendukungnya yang tetap berada
Jurusan Teknik Arsitektur Itenas Bandung sejak
dalam satu integritas kawasan sehingga mampu
tahun 1990 no. HP 0818432196
meningkatkan daya tarik kawasan Bandung
Super Mall.
5. DAFTAR PUSTAKA
1) Shirvani, Hamid;1985; Urban Design
Proces; Van Nostrand Reinhold, New York.
2) Salvan, George; 1986; Architecture theory of
design; Quezon City; GMC Tress
3) Ching, DK; 1990; Pengantar Perancangan
Ruang; terjemahan Edwart Hutabarat; Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama
4) Zahnd, Markus;1999; Perancangan kota
secara terpadu: Teori perancangan kota dan
penerapannya; Yogyakarta; Kanisius
5) Warpani, Suwardjoko; 1984; Analisis Kota
dan Daerah; ITB; Bandung
6) Hack, Gary; 1988; Perencanaan Fisik dan
Perencanaan Kota; Erlangga; Jakarta
7) Moughtin, Cliff; 1992; Urban Design Street
and Square, Third Edition;Architectural Press;
vii