Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri Indonesia mengalami banyak kemajuan, baik

dalam kualitas maupun kuantitas. Salah satu industri yang bernilai tinggi padat

ketrampilan dan padat teknologi adalah industri petrokimia. Industri petrokimia

adalah industri yang memproduksi berbagai macam produk dengan bahan baku

dari proses pengolahan minyak dan gas bumi. Salah satu industri yang penting

adalah industri polimer dan plastik. Polipropilena adalah jenis polimer yang

dibuat dengan bahan baku propilena yang merupakan hasil dari proses

pengolahan minyak bumi. Kebutuhan akan polipropilen terus meningkat dari

tahun ke tahun dilihat dari data konsumsi poliropilen di Indonesia.

Sekarang ini polipropilena merupakan salah satu termoplastik yang paling

penting. Penggunaan polipropilena sangat luas di berbagai sektor industri yaitu

dalam industri automotive appliance, barang plastik rumah tangga, film

pembungkus kabel, pipa, coating, fiber, mainan anak-anak dan peralatan

kesehatan. Maka dari itu untuk memenuhi kebutuhan polipropilen khususnya di

Indonesia, dan untuk menekan kuantitas impor di rancanglah pabrik polipropilen

dari propilen dengan proses unipol.


B. Prospek Pasar

1. Data Ekspor –Impor

Untuk menentukan kapasitas pabrik yang akan didirikan maka kita perlu

mengetahui seberapa besar kebutuhan pasar terhadap produk yang akan

dihasilkan. Adapun data ekspor dan impor polipropilen dapat dilihat pada

Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Data Impor dan Ekspor Polipropilen di Indonesia

Tahun Impor (ton) Ekspor (Ton)

2013 545.956 7.110

2014 574.964 21.667

2015 586.212 6.471

2016 550.956 6.574

2017 411.927 3.312

(Statistik Perdagangan Luar Negeri, BPS 2013-2017)


2. Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku pembuatan polipropilena adalah propilen. Di Indonesia

propilena diproduksi oleh dua produsen yaitu pertamina dan PT. Chandra

Asri Petrochemical Center, kapasitas produksinya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Produsen Propilen di Indonesia

No. Nama perusahaan Kapasitas (Ton/Tahun)

1. Pertamina 230.000

2. PT. Candra Asri 470.000

Total 700.000

(Annual Report Candhra Asri, Pertamina website 2016)

3. Sasaran Pasar

Sasaran pasar dari produk polipropilen ini adalah untuk menunjang

kebutuhan di dalam negeri. Produk polipropilen ini akan didistribusikan

kepada industri-industri yang menggunakan polipropilena sebagai bahan

baku industri alat otomotif, barang-barang plastik rumah tangga, film, kabel,

pipa, fiber, filament, mainan anak-anak, peralatan kesehatan, dan pada

industri plastik lainnya. Industri- industri ini banyak terdapat daerah sekitar

Merak, Cilegon, Tangerang dan Bekasi.


C. Tinjauan Pustaka

1. Proses Produksi

a. Tinjauan Berbagai Proses

Berdasarkan perkembangan teknologi pembuatan polipropilena ada tiga

jenis proses yang digunakan dalam industri. Prosesnya meliputi proses

slurry, proses liquid dan proses fasa gas. (Ser van der ven, 1990).

1. Proses Slurry (Proses Fasa Larutan)

Proses polimerisasi slurry merupakan teknologi polimerisasi

generasi pertama. Proses slurry merupakan proses polimerisasi yang

menggunakan pelarut hidrokarbon dalam prosesnya. Pelarut hidrokarbon

yang biasa digunakan yaitu heptane atau iso-octane. Proses slurry

menggunakan katalis TiCl3 dan kokatalis Al(C2H5)Cl2 dalam media

pelarut. Kondisi operasi pada proses ini berlangsung pada tekanan 7-10

bar dengan suhu operasi antara 55 oC – 70 oC. (Ser van der ven, 1990).

2. Proses Fasa Cair (Bulk)

Proses Fasa Cair (bulk) atau juga sering disebut polimerisasi fasa

liquid – pool. Proses ini hampir sama dengan proses slurry hanya saja

pada proses ini tidak menggunakan pelarut, propilen yang digunakan pada

proses ini berfasa liquified. Keuntungan proses ini adalah bisa digunakan

monomer dengan konsentrasi tinggi antara 90% -96 %, sehingga

menjadikan laju reaksi lebih cepat dan yield yang cukup besar. Kondisi

operasi proses ini berlangsung pada tekanan 25-35 Bar, dengan suhu 60
o
C–70 oC. (Ser van der ven, 1990).
3. Proses Fasa Gas (UNIPOL)

Proses fas gas merupakan polimerisasi generasi ke tiga, dimana

propilen kontak langsung dengan katalis didalam reaktor fluidized bed.

Kondisi operasi proses ini berlangsung pada tekanan 10–20 Bar, dengan
o
suhu 50–80 C. Kondisi tersebut merupakan kondisi standar untuk

berjalanya reaksi. Proses ini yang diterapkan di industri polimer modern

saat ini. Dibandingkan proses slurry ataupun liquid proses ini lebih

ekonomis, memiliki kemurnian produk hampir 99% dan fleksibel dengan

minimalnya produk samping sehingga tidak dibutuhkan banyak alat

pemisah untuk memurnikan produk . (sumitomo kagaku,2009).

b. Pemilihan Proses

Pemilihan proses produksi dalam pra rancanagan pabrik polipropilen

dapat ditinjau dari dua aspek yaitu dari aspek teknis dan ekonomi. Dari aspek

teknis, perlu diperhitungkan keamanan, proses produksi, kondisi operasi, dan

pemakaian energi di dalam proses. Sedangkan aspek ekonomi

memperhitungkanbahan harga bahan baku yang murah dan hasil samping

yang tidak memiliki nilai ekonomi diminimakan sehingga keuntungan dapat

dicapai secara maksimal.

1. Secara ekonomi

Prediksi keuntungan dapat dilihat dengan menghitung masing –

masing proses yang berlangsung, dapat menggunakan rumus :

Potensial Ekonomi = (Harag Produk) – (Harga Bahan Baku)

TiCl4
Potensial ekonomi : nCH2=C-CH3(g) + H2(g) (C3H6)nH2(g)
Tabel 3. Pemilihan Proses Menggunakan Matriks

No. Tinjauan Proses Slurry Proses fasa Proses fasa gas


cair (Bulk) (Unipol)
1. Fasa Reaksi Padat-Cair Cair Gas-Cair
(***) (***) (****)
2. Suhu 55 C–70 oC
o
60oC–70oC 50–80oC
(****) (****) (****)

3. Tekanan 7-10 Bar 25-35 Bar 10-15Bar


(****) (**) (***)
4. Katalis dan TiCl3 dan TiCl3 dan TiCl4.MgCl2
Kokatalis Al(C2H5)Cl2 Al(C2H5)Cl2 dan Al(C2H5) Cl2
(***) (***) (****)
6. Konversi 70% 85% 97-99 %
(**) (***) (****)

7. Pelarut Heptana dan iso- - -


oktana
(**) (****) (****)

8. Reaktor Autoclave RATB Fluidized bed


agitator
(***) (**) (****)
Jumlah 21 22 27
Table 4. Pemilihan reaktor

No. Tinjauan Fixed bed Reactor Fluidised Bed Reactor

1. Efesiensi untuk reaksi Tidak efisien Efisien


gas-solid katalis
(**) (****)
2. Energi yang dibutuhkan Tinggi Rendah
(**) (****)
3. Konversi Tinggi
- (98%)
(****)
4. Regenerasi katalis Sulit Mudah
(**) (****)
5. Pemisahan produk - Sedang
dengan katalis
(***)
6. Operating cost Murah Murah
(****) (****)
7. Tingkat kestasbilan Tidak stabil Stabil
Panas
(**) (****)
Jumlah
Tabel 4. Pemilihan Alat Preparasi Bahan Baku

No. Tinjauan PSA Kombinasi Treatmen Membran


Permeation
Desulfuriser Absorber

1. Kondisi Operasi
a. Tekanan (5-34 atm) (10-74,8atm) (30-70 atm) (70-142 atm)
(****) (**) (**) (**)
(90-120 oF) (122-244 oF) (85-113oF) (117-212oF)
b. Temperatur (***) (**) (**) (**)

2. Efektifitas Tidak efektif Sangat efektif Cukup efektif Sangat efektif


(-) (**) (*) (****)
3. Selektifitas Tidak selektif Sangat selektif Selektif Selektif
terhadap (-) (**) (**) (****)
(H2S,S,COS,CO2)
4. Energi Yang Energi yang Energy yang Energi yg Energi yang
dibutuhkan dibutuhkan dibutuhkan dibutuhkan dibutuhkan
cukup besar sedang sedang sedang
(***) (**) (**) (****)
5. Capital cost Cukup mahal Cukup mahal Cukup mahal mahal
(***) (*) (**) (**)
Jumlah 13 23 18
Tabel 5. Pemilihan Pelarut (Solvent)

Tinjauan DEA DEPG MEA 15% &


(Di-Ethanol (Dimethyl Ether H2O 85%
No. amine) of Polyethylene
Glycol)
1. Tingkat Kelarutan
terhadap
Tinggi Rendah Tinggi
a. CO2 (****) (**) (****)

b. CO Tinggi Rendah Tinggi


(****) (**) (****)

c. COS Sedang Tinggi Tinggi


(***) (****) (****)
d. H2S Rendah Sedang Sedang
(**) (***) (***)
e. SO2 Rendah Sedang Rendah
(**) (***) (**)
2. Efektifitas Kurang efektif Kurang efektif Efektif
(***) (***) (****)

3. Recovery solven Cukup Sulit Mudah Mudah


(**) ( ****) (****)
4. Korosifitas Sedang Rendah cukup tinggi
(***) (****) (**)

4. Harga Cukup Murah Mahal Cukup Murah


(***) (**) (***)
Jumlah 26 27 30
Tabel 5. Harga Bahan Baku dan Produk

Komponen Harga/kg
nCH2=C-CH3 $ 0,423
(Propilen)
H2 $ 1,2
(C3H6)nH2 $ 1,7
(Polipropilen)

Potensial Ekonomi = ($1,7 x 15000 kg/kgmol) – ($ 0,423 x 15000kg/kgmol+ $1,2

x 2 kg/mol)

= 19.152,6 $ / kgmol

2. Segi Teknis

Dalam pra rancangan pabrik polipropilen dipilih proses fasa gas,

dengan pertimbangan sebagai berikut :

 Proses fase gas lebih menguntungkan, karena produk yang

dihasilkan uniform, dan menghasilkan polimer dengan kadar

isotatik yang tinggi.

 Tidak membutuhkan pelarut hidrokarbon sehingga tidak

memerlukan tahap pemisahan sisa katalis dan polimer atatik.

 Kondisi operasi lebih rendah dibandingkan dengan proses liquid

bulk.
 Range produk tidak terbatas.

 Hemat energy

c. Tinjauan Termodinamika

Reaksi pembuatan Polipropilen :

nCH2=CH-CH3(g) + H2 (C3H6)nH2

ΔHrek 298 = -104 Kj (kirk Othmer,vol 19,1997)

Dari data kapasitas panas sebagai berikut dari tiap komponen Bassis 1 mol

ΔH Reaktan = 3,205 Kj

ΔH Produk = 86,4 Kj

Maka :

Panas reaksi

ΔHRT = ΔHᵒ298 K + ΔH produk – ΔH reaktan

= -104 Kj + 86,4 Kj – 3,205 Kj

= - 20,8053 Kj

Dari hasil perhitungan didapat panas reaksi pada suhu operasi 70 oC

sebesar -20,8053 Kj. Karena panas reaksi bernilai negatif jadi reaksi

tersebut bersifat eksotermis.


Energi Gibs dari masing – masing komponen pada kondisi standar adalah

sebagai berikut:

C3H6 = -62,48 Kj/mol

H2 = 0 Kj/mol

(C3H6)n = -7,734 Kj/mol ( yaws,1999 )

Dari data –data tersebut dicari harga ΔG pada 298 K.

ΔG298K = ΔG Produk- ΔG Reaktan

= [ΔG (C3H6)n – (ΔG H2 + ΔG C3H6)]

= [-7,734 Kj/mol- (0 Kj/mol+-62,48 Kj/mol)] = -70,21392 Kj/mol

Dari perhitungan di atas didapatkan nilai ΔG298k, dihitung nilai

konstanta kesetimbangan reaksi (K) pembentukan polipropilen ;

ΔG298K = -RT ln K

ΔG298K
K1 = Exp - 𝑅𝑇

−70,21392 𝐾𝑗/𝑚𝑜𝑙
= Exp - [0,008314𝐾𝑗/𝑚𝑜𝑙.𝐾 298𝐾]

= 2,032 x 1012

Besarnya konstanta kesetimbangan reaksi pada suhu 70 o C adalah :

𝐾1 ΔHRT 1 1
𝑙𝑛 𝐾2 = − 𝑅
[𝑇2 − 𝑇1]
ΔHRT 1 1
𝑘2 = 𝐸𝑥𝑝 − ( 𝑅
[𝑇2 − 𝑇1]k1)

− 20,8053 𝐾𝑗 1 1
= 𝐸𝑥𝑝 − ( 𝐾𝑗 [343 − 298] 2,032𝑥10^12)
0,008314 .𝑘
𝑚𝑜𝑙

= 1,478 x 1012

Dari perhitungan diatas tampak bahwa harga K sangat besar sehingga

reaksi yang terjadi merupakan reaksi irreversible (searah).

d. Tinjauan Kinetika

Dari literatur “Howard Rase“ Volume 2 case study 101, didapatkan harga

kecepatan reaksi poliemerisasi, yang dinyatakan sebagai laju polimerisasi

overall sbb :

Tahap – tahap Polimerisasi terdiri dari

 Tahap Inisiasi
Kini,i
P 0,i + M P 1,i

 Tahap Propagasi
Kp,i
P n,i + M P n+1,i

 Tahap Terminasi by combinasi

Kth,i
P n,i + H2 D n + P 0,i

K tm,i
P n,i + M D n + P 1,i
1. Laju Reaksi Polimerisasi

Dari tahap – tahap polimerisasi diatas dapat disimpulkan kinetika

reaksi polimerisasi sebagai berikut :

rp = Kp [C*] [M]

Keterangan :

rp = laju kecepatan polimerisasi overall

Kp = konstanta kecepatan laju polimerisasi = 800 L/mol

[C*] = konsentrasi bagian aktif katalis = 42 mmol/mol Ti

[M] = konsentrasi monomer

(Kirk othmer,1997)
e. Pemilihan Reaktor

Dalam proses pembuatan polipropilen dari propilen dipilih reaktor

dengan karakteristik fisik sebagai berikut :

Reaktor : Fluidized Bed

Kondisi Operasi : Kontinyu

Suhu : 50-80 OC

Tekanan : 2-4 Mpa

Fasa : Gas

Konversi : 86 %

f. Utilitas

Unit utilitas merupakan unit yang menyediakan bahan pendukung proses

meliputi penyediaan air, steam, udara tekan dan bahan bakar. Utilitas

untuk pabrik polipropilen meliputi :

1. Kebutuhan Air

Adapun kebutuhan air meliputi :

a. Air Pendingin

b. Air Umpan Boiler


c. Air kantor dan Sanitasi

d. Air Hydrant dan Bengkel

Air diperoleh dari Krakatau Tirta Industri kemudian diolah sehingga

memenuhi persyaratan kebutuhan air pada masing-masing unit.

2. Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Produk

a. Spesifikasi Bahan Baku, bahan pembantu dan produk

1. Propilena

Rumus Molekul : CH3–CH =CH2

Berat molekul : 42,7 g/mol

Titik didih 1 atm : -45,9 °C

Titik leleh : -188 oC

Temperature kritis : 96,67 oC

Takanan kritis : 42,013 atm

Densitas gas : 0,0021 g/ml

Kemurnian : 65%

Impurities : C3H8 34,999952%, H2S 10 ppm, SO2 25

ppm, COS 7 ppm, CO 1 ppm, CO2 5 ppm.

Fasa : Gas

Sifat bahan : Beracun dan mudah terbakar

(Chevron Phillips2017)

2. Hidrogen

Rumus Molekul : H2

Berat Molekul : 2,016 g/mol


Titik beku : -259,2 oC

Titik didih : -252,8 oC

Temperature Kritis : 33,19 K

Tekanan kritis : 13,13 bar

Volume kritis : 64,1 cm3/mol

Densitas : 0,071 gr/ml

Viskositas gas : 0,009 cp

Titik leleh : -260 oC

(air liquide indonesia.com)

3. Katalis

Rumus : TiCl4.MgCl2

Bentuk : Bola (spherical)

Diameter : 0,05 mm

Bulk density : 2,38 g/ml

4. Ko – katalis Tri Etil Alkohol (TEAL)

Rumus : Al(C2H5)3

Berat molekul : 114,7 gram/mol

Bentuk : Cair ( 1 atm, 30 oC)

Warna : Bening

Titik beku : -58 oC

Titik didih : 186 oC

Densitas : 0,835 g/ml


Titik nyala : Spontan jika kontak dengan udara

5. Polipropilena

Rumus Molekul : (CH2–CH–)nCH3

Berat Molekul : 631.000 gram/mol

Derajat Polimerisasi : 12000

Fase : padat

Bentuk : pellet

Warna : putih

Densitas : 0,943 g/ml

Panas pelelehan : 209 kj/kg

Titik leleh : 186 oC

Kap.panas ( 289 K) : 1,92 kj/kg K

Kemurnian : 99,97% – 99,99 %

(Candhra asri petrochemical.com)

b. Pengadaan dan Transportasi

Bahan baku dan katalis dibeli didaerah yang dekat dengan pabrik,

yaitu di PT. Chandra Asri Petrohemical , PT. Air Liquide, PT.

Dupont. Dimana letak penyedia bahan baku dan bahan penunjang


tersebut berdekatn dengan letak pabrik yang akan didirikan. Maka,

untuk memenuhi kebutuhan bahan baku untuk proses produksi,

distribusinya bisa menggunakan transportasi darat. Sedangkan untuk

produk yang dihasilkan yaitu polipropilen di pasarkan di daerah

sekitar jawa barat, jakarta, tangerang, dan cilegon, karena didaerah

tersebut banyak industri yang membutuhkan bahan baku polipropilen

untuk prosesnya, jadi distribusi bisa dengan transportasi darat.

c. Kemasan

Produk yang dihasilkan dari proses ini polipropilen berbentuk

pelet, maka untuk pengemasan menggunakan Bag, dengan berat

setiap bag nya adalah 50 Kg-100 Kg.

d. Penyimpanan

Pemyimpanan produk, disimpan di gudang dengan kapasitas

produksi yang memadai, supaya terhindar dari matahari dan air.

Karena produk bisa rusak jika terpapar matahari, ataupun tercemar

oleh air .

D. Prediksi Kapasitas

Dalam perancangan kapasitas rancangan pabrik polipropilena ini ada

beberapa pertimbangan:

1. Kebutuhan polipropilena dalam negeri Untuk memenuhi kebutuhan

polipropilena di Indonesia selama ini, selain mengandalkan produksi

dalam negeri, kekurangannya dipenuhi oleh impor.


2. Ketersediaan Bahan Baku

a. Bahan baku berupa propilena dibeli dari PT. Chandra Asri

Petrochemical Center dengan kapasitas produksi 470.000 ton/tahun

b. Hidrogen dibeli dari air liquid Indonesia

c. Katalis dan kokatalis dibeli dari Shell Chemical Corporation,

Eropa.

3. Kapasitas

Kapasitas produksi polipropilen di Indonesia sangatlah dinamis,

akan tetapi jumlah penggunaan polipropilen setiap tahunnya

mengalami peningkatan, dapat dilihat pada Tabel 4 data produksi dan

konsumsi polipropilen dibawah ini.

Tabel 5. Data Produksi dan Konsumsi polipropilen di Indonesia

Kebutuhan yang belum

Tahun Produksi (Ton) Konsumsi (Ton) tercukupi (Ton)

2011 1.170.000 1.180.000 10.000

2012 1.190.000 1.200.000 10.000

2013 1.200.000 1.280.000 80.000

2014 1.250.000 1.390000 140.000

2015 1.250.000 1.490.000 240.000

(INAPLAS outlook report,2015)

Kekurangan polipropilen di Indonesia pada tahun 2015 yaitu

240.000 ton, untuk memenuhi kebutuhan konsumen polipropilen

Indonesia melakukan impor. Dari data diatas dapat dibuat grafik


regresi linier antara kebutuhan polipropilen yang belum tercukupi per

tahun.

kebutuhan polipropilen
300000
y = 59000x - 1E+08
250000
R² = 0.9229
200000
150000
100000
50000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

selisih Linear (selisih)

Gambar 1. Data kebutuhan polipropilen di Indonesia

Dari regresi linier di atas didapatkan persamaan garis yaitu :

Y = 59000x - 1E+08

Pabrik Polipropilena direncanakan dibangun pada tahun 2016 dan akan

beroperasi pada tahun 2021. Berdasarkan pertimbangan dari data impor Indonesia

dan kapasitas minimum pabrik Polipropilena diatas maka dengan menggunakan

analisa regresi linear untuk data impor, akan dapat diperkirakan kebutuhan

Polipropilena pada tahun 2021.

Y = 59000X - 1E+08

X = tahun 2021 ( tahun beroperasi )


Y = 59000 x (2021) - 1E+08

= 19.239.000 ton

Pada tahun 2021 diperkirakan kebutuhan polipropilen sebanyak

19.239.000 ton. Untuk mencukupi kebutuhan polipropilen pada tahun 2021 maka

dipilih kapasitas sebesar 350.000 ton/tahun, guna mengurangi import polipropilen

di Indonesia dan menambah ekspor polipropilen.


BAB II

DESKRIPSI PROSES

A. Diagram Alir Proses


PURGING

TiCl4.MgCl2 (S)

TEAL (L) Mixer

Reaktor

SILO
PCD
Absorbent
(L)
R
BAGGING

PBT
UPL H2
desulfurizer

Absorber

WATER
HOPE
R
EXTRUDER PELETER CFG
RECOVERY

FEED (gas) WATER

UPL

Gambar 2. Diagram Alir Kualitatif


B. Uraian Proses Singkat

1. Tahap penyiapan bahan baku

1.a Pemurnian Bahan Baku

Tahap pemurnian bahan baku bertujuan untuk menghilangkan impurities

yang dapat mengganggu proses terjadinya reaksi polimerisasi, adapun

impurities yang harus dihilangkan yaitu : H2S,total sulfur,CO2,CO dan COS.

Proses pemurnian bahan baku dilakukan dengan susunan alat kombinasi

yaitu dengan desulfurizer untuk menghilangkan kandungan sulfur dan

absorber untuk menghilangkan kandungan CO2,CO dan COS.

1.b. Penyiapan Bahan Baku

Tahap penyiapan bahan baku dimaksudkan untuk menyiapkan propilen

yang berasal dari tangki bahan baku yang berfase gas. Menaikkan tekanan

gas propilena dari atm menjadi 34 atm dengan menggunakan kompresor (

K-1 ), sehingga sesuai kondisi reaksi dalam reactor. Mencampur katalis dan

ko – katalis dalam mixer. Propilena yang digunakan disimpan dalam kondisi

cair jenuh pada suhu 30 oC dan tekanan 19,7 atm. Propilena dari tangki

penyimpan dipompa menuju ke vaporizer (V) untuk diubah menjadi gas

prolipena. Setelah menjadi gas dinaikkan tekanannya sampai 34 atm dengan

menggunakan kompresor (K 1) agar sesuai dengan kondisi operasi. Keluar

dari kompresor temperature gas propilena naik menjadi 69,5oC diumpankan

ke dalam reaktor yang beroperasi 70 oC dan tekanan 33,88 atm. Reaksi yang

terjadi
eksotermis tinggi. Umpan gas hidrogen disimpan pada kondisi 40 atm dan

30 oC langsung dialirkan menuju reactor. Gas hidrogen berfungsi sebagai

penghenti reaksi polimerisasi. Katalis TiCl4.MgCl2 yang berupa padatan

disimpan dalam kondisi kamar 1 atm, 30 oC dalam hopper (H-1). Sedangkan

kokatalis TEAL yang berupa cairan disimpan pada tangki (T-3) dipompa

menuju mixer (M) dicampur dengan katalis sehingga tersuspensi.

Selanjutnya campuran katalis dengan kokatalis diumpankan ke dalam

reaktor dengan screw conveyor .

2. Tahap Reaksi Polimerisasi

Pada tahap ini dimaksudkan untuk mereaksikan monomer propilena

dengan menggunakan katalis Ziegler Natta dalam reaktor fluidized bed.

Reaktor beroperasi pada suhu 70 oC dan tekanan 33,88 atm dalam fase gas.

Propilena dan hidrogen diumpankan pada bagian bawah reaktor. Sedangkan

katalis diumpankan pada sisi reaktor. Reaksi bersifat eksotermis, sehingga

untuk menjaga suhu gas yang keluar dari bagian atas reaktor dipisahkan dari

polipropilena yang terikut dalam cyclone (C-1). Padatan yang terikut

langsung di kembalikan ke dalam reaktor. Sedangkan gas yang keluar

cyclone sebagian di purging untuk mengurangi impuritis propane dan

sebagian lagi dikompresi dalam kompresor (K-2) hingga tekanan 35 atm

kemudian didinginkan dalam cooler (CL) sampai suhu 46,2 oC untuk

menjaga suhu reaktor agar sesuai kondisi operasi. Reaksi yang terjadi

didalam reaktor ada tiga tahap yaitu inisiasi, propagasi, terminasi. Pada tahap

propagasi terjadi reaksi polimerisasi sampai derajat polimerisasi yang kita


inginkan yaitu 12.000 kemudian reaksi dihentikan dengan hidrogen ( tahap

terminasi).

3. Tahap pemisahan dan pemurnian produk

Produk berupa resin yang bercampur dengan gas dialirkan ke product

blow tank (PBT) untuk menurunkan tekanan dan memisahkan gas yang

terikut yang selanjutnya di flare. Produk dari PBT dialirkan ke ekstruder

untuk dilelehkan pada suhu 190 oC dan selanjutnya dipotong – potong oleh

pisau pemotong di dalam ekstruder. Keluar dari ekstruder dibentuk pellet

dalam pelleter dan didinginkan dengan dikontakkan secara langsung dengan

air. Pellet ini kemudian dipisahkan dari air dengan menggunakan centrifuge

(CFG), air dari centrifuge dialirkan ke unit utilitas untuk diolah kembali

sebagai air pendingin. Pellet basah yang mengandung air sebelum

dikeringkan ditampung sementara didalam hopper (H-02) kemudian di

alirkan ke pneumatic conveying dryer (PCD) dengan menggunakan udara

kering yang masuk melalui blower (BLW). Keluar dari pneumatic conveying

dryer (PCD) pellet dan udara dipisahkan dalam cyclone (C-2 ). Pellet

dimasukkan dalam silo (SL ), yang dikemas dalam kondisi kamar siap untuk

dipasarkan.
C. Rencana Peralatan Yang Digunakan

1. Reaktor Fludized Bed 12. Cooler

2. Extruder 13. Sillo

3. Pneumatic Conveying Dryer 14. Pompa

4. Mixer 15. Blower

5. Separator 16. Kompresor

6. Cyclone

7. Hopper

8. Screw Conveyor

9. Blow Tank

10. Bucket Elevator

11. Heater

D. Rencana Lokasi

Pemilihan lokasi pabrik sangat penting dalam hal perancangan pabrik, karena

berhubungan langsung dengan nilai ekonomis pabrik yang akan didirikan.

Berdasarkan beberapa pertimbangan, lokasi yang dipilih untuk pabrik,

Polipropilen adalah kawasan industri Cilegon. Faktor – faktor yang perlu

dipertimbangkan untuk mendirikan pabrik Polipropilena, yaitu :

1. Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku Polipropilena adalah Propilena dan Hidrogen.

Propilena dan Hidrogen diperoleh dari PT. Chandra Asri. Lokasi yang

berdekatan dengan sumber bahan baku mampu memberikan pengadaan

biaya yang minimum.


2. Pemasaran

Pemasaran Polipropilena baik untuk dalam negeri maupun

kebutuhan eksport / luar negeri tidak mengalami hambatan karena

tersedianya sarana transportasi yang cukup memadai.

3. Utilitas

Fasilitas utilitas yang meliputi penyediaan air, bahan bakar dan

listrik. Kebutuhan air dapat dipenuhi dari Krakatau Tirta Industri.

Dekatnya lokasi pabrik dengan sumber air, listrik, dan bahan bakar juga

sangat mendukung agar biaya produksi lebih rendah.

4. Tenaga kerja

Tenaga kerja di Indonesia cukup banyak sehingga penyediaan

tenaga kerja tidak begitu sulit diperoleh. Tenaga kerja berkualitas dan

berpotensi dipenuhi dari alumni seluruh universitas seluruh Indonesia,

sedangkan untuk tenaga operator kebawah dapat dipenuhi dari daerah

sekitar.

5. Faktor Geografi dan Iklim

Di sekitar lokasi pabrik, struktur tanah adalah baik dan tidak terjadi

gempa ataupun tanah retak, dan faktor cuaca juga baik. Faktor-faktor

gangguan seperti angin topa, banjir yang berlebihan juga tidak pernah

terjadi.
6. Transportasi

Sarana transpotasi dan pengangkutan di Cilegon cukup tersedia,

baik darat maupun laut. Sehingga memudahkan dalam pendistribusian

bahan baku dan produk.


BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Howard F Rase, 1999, Chemical Process Design Of Polypropylen, Case Study 101.

Ijetae, 2015, International Journal Of Polypropylene, New York

Kirk othmer,1997, Chemical Engineering Process Fifth Edition Vol 19, New Jersey.

Pertamina-Annual Report, 2016. http. www.pertamina.com, Diakses pada tanggal 05

November 2016.

www.BPS.go.id, Diakses pada tanggal 03 November 20116

Yaws, C. L., 1996, Thermodynamics and Proprties Of Organic Compound,Chicago.

Anda mungkin juga menyukai