Laporan Pendahuluan Fraktur Zygomaticus
Laporan Pendahuluan Fraktur Zygomaticus
1.2 Etiologi
Fraktur disebabkan oleh trauma di mana terdapat tekanan yang
berlebihan pada tulang yang biasanya di akibatkan secara langsung
dan tidak langsung dan sering berhubungan dengan olahraga,
pekerjaan atau luka yang di sebabkan oleh kendaraan bermotor.
Menurut Carpenito (2000) adapun penyebab fraktur antara lain:
1) Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik
terjadinya kekerasan. Fraktur demikian demikian sering bersifat
fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring.
2) Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat
yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya
adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor
kekerasan.
3) Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan
dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan,
kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
Fraktur zigoma merupakan salah satu fraktur midfasial yang paling
sering terjadi, umumnya sering terjadi pada trauma yang
melibatkan 1/3 bagian tengah wajah, hal ini dikarenakan posisi
zigoma agak lebih menonjol pada daerah sekitarnya. Fraktur ZMC
biasanya melibatkan dinding bawah orbita tepat diatas nervus
alveolaris inferior, sutura zigomatikofrontal, sepanjang arkus pada
sutura zigomatikotemporal, dinding lateral zigomatikomaksila, dan
sutura zigomatikosplenoid yang terletak di dinding lateral orbita,
sedangkan dinding medial orbita tetap utuh.
1.4 Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya
pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang
lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma
pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh
darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang
membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan
tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan
tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang
mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang
ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan
infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari
proses penyembuhan tulang nantinya Faktor-faktor yang
mempengaruhi fraktur
a. Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang
tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat
menyebabkan fraktur.
b. Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya
tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari
tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan
tulang.
1.6 Komplikasi
1. Paresthesia infraorbita
2. Malunion dan asimetris
3. Enophtahlmos
4. Diplopia
5. Hyphema traumatic
6. Trauma neuropathy optic
7. Sindrom superior orbital fissure
8. Perdarahan retrobulbar
9. Trismus
1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian anti obat antiinflamasi.
b. Obat-obatan narkose mungkin diperlukan setelah fase akut
c. Obat-obat relaksan untuk mengatasi spasme otot
d. Bedrest, Fisioterapi
1.8 Patway
Aktivitas Kolaboratif
- Adakan pertemuan multidisipliner untuk
merencanakan asuhan perawatan pasien
- Manajemen Nyeri (NIC) :
Pertimbangkan rujukan untuk pasien,
keluarga, dan orang terdekat pasien ke
kelompok pendukung atau sumber-sumber
lain, bila perlu
Aktivitas Lain
- Tawarkan tindakan nyeri untuk membantu
pengobatan nyeri (misalnya, umpan balik
biologis , teknik relaksasi, dan masase
punggung)
- Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri
yang logis dan berterima
- Manajemen Terapi (NIC) :
Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat
untuk memfasilitasi peredaan nyeri
Berikan obat sebelum aktivitas untuk
meningkatkan partisipasi, tetapi evaluasi
bahaya sedasi
(………………………) (………………………..)