Anda di halaman 1dari 3

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321156152

BURUNG SEBAGAI INDIKATOR KEANEKARAGAMAN HAYATI

Article · October 2001

CITATIONS READS
0 928

1 author:

Tri Atmoko
Forestry Research and Development Agency
60 PUBLICATIONS   15 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kajian Kelayakan Penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor) di KHDTK Samboja View project

Penelitian Teknologi Konservasi dan Restorasi Habitat Satwa Langka Prioritas Kalimantan (Orangutan, Bekantan, Badak) View project

All content following this page was uploaded by Tri Atmoko on 19 November 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Mahasiswa Pencinta Alam Institut Pertanian Malang Mahasiswa Pencinta Alam Institut Pertanian Malang
BURUNG SEBAGAI INDIKATOR KEANEKARAGAMAN HAYATI
Oleh : Tri Atmoko 1750 1721
Indonesia sebagai negara berkembang dengan kekayaan alam hayati dan ekosistemnya yang sangat besar
memungkinkan terjadi eksploitasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara besar-besaran, tanpa 1700 1678
memperdulikan kerusakan lingkungan yang diakibatkan. Awalnya fenomena itu berawal dari latar belakang 1635
Indonesia sebagai negara agraris yang kebutuhan hidup sehari-hari dipenuhi dari bercocok tanam dan 1650
memanfaatkan alam secara langsung. Pada perkembangan lebih lanjut, pertumbuhan penduduk yang semakin
besar maka kebutuhan akan lahan pemukiman dan sarana untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup yang 1600
1559
semakin kompleks juga meningkat, sehingga menuntut dilakukannya pembukaan hutan-hutan alam dan kegiatan 1539
eksploitasi sumberdaya alam secara besar-besaran. Kegiatan-kegiatan tersebut pada akhirnya berakibat 1550
menggusur habitat-habitat asli dari kehidupan spesies yang ada didalamnya.
1500
Tekanan-tekanan terhadap kehidupan berbagai burung hidup hampir di seluruh tipe habitat, mulai
spesies dan kerusakan habitat alami akan terus dari sepanjang garis khatulistiwa sampai ke daerah 1450
berlanjut, bahkan akan semakin dilematis apabila tidak kutub.
segera dilakukan studi ilmiah sebagai dasar Seperti yang telah kita ketahui satwa jenis 1400
pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati. aves selalu dan sering kita lihat di berbagai Kolombia Peru Brazil Equador Indonesia
Langkah pertama yang studi ilmiah yang dapat ekosistem di muka bumi, diantaranya ada burung-
ditempuh untuk mengupayakan perlindungan, burung laut, burung yang berenang di air tawar,
pengawetan, pemanfaatan dan pelestarian burung darat, burung yang hidup di dalam tebing Lima Negara Biodiversitas Burung
keanekaragaman hayati adalah dengan melakukan atau gua, burung gunung, burung hutan, burung Sumber: WCMC (1994), Andrew (1992)
identifikasi daerah-daerah kaya akan keanekaragaman yang hidup di padang terbuka dan ada burung
Dari segi kemampuannya dalam Dengan didukung oleh iklim dan hutan
hayati yang tinggi. kutub, lain halnya jenis satwa lain seperti amfibi
beradaptasi, jenis aves walaupun secara general tropisnya, Indonesia sangat kaya akan
Informasi dan data-data yang akurat dari dan primata yang hanya hidup di daerah tertentu
mempunyai kenampakan yang berbeda namun keanekaragaman hayati dengan berbagai tipe
identifikasi ini sangat penting sebagai dasar dalam saja, walaupun dari beberapa jenis invertebrata
pada hakikatnya merupakan modifikasi dari model ekosistem yang bervariasi. Hal itu dicerminkan
menyusun skala prioritas yang layak dijadikan acuan seperti serangga memiliki penyebaran yang
yang sama, sebagai adaptasi terhadap dengan kekayaan spesies burung yang dimiliki
dalam menyusun strategi pelestarian keanekaragaman hampir merata di muka bumi, namun data-data
lingkungannya, misalnya bangau memiliki kaki, Indonesia termasuk lima besar di dunia, yaitu
hayati dan ekosistemnya. Untuk menentukan daerah- dan informasi mengenai penyebaran dan
leher dan paruh yang panjang sebagai adaptasi memiliki +1539 spesies burung, setelah Kolombia,
daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati sebagai taksonominya masih sangat terbatas dan tidak
mencari makan di air, burung kasuari memiliki Peru, Brazil dan Equador
daerah prioritas, dalam lingkup global diperlukan suatu terdokumentasi dengan baik.
kaki yang panjang dan kuat untuk berlari karena Informasi yang diperlukan dalam penyusunan
indikator yang memungkinkan kita strategi konservasi keanekaragaman hayati tidak
untuk membandingkan kekayaan hidupnya di tanah, selain itu bentuk paruh dan
cakar kaki yang bermacam-macam menunjukkan hanya berdasarkan daerah dengan kekayaan spesies
keanekaragaman hayati antara yang besar saja, tetapi juga kaya akan spesies yang
suatu daerah dengan daerah yang kemampuan adaptasi yang sangat baik terhadap
jenis pakannya. penyebarannya sangat terbatas. Pada umumnya
lainnya. spesies-spesies yang penyebarannya sangat terbatas
Burung sebagai salah satu Sebagai kelompok vertebrata yang
berdarah panas, burung berevolusi sejak 135 juta tersebut ancaman akan kelestarian dan
satwa yang memiliki karakteristik keberadaannyapun sangat besar bila dibandingkan
yang khas, sehingga memenuhi tahun yang lalu dari fosil burung pertama yaitu
Archaeopteryx sehingga taksonominya kini dengan spesies yang penyebarannya luas, hal itu
kriteria sebagai indikator alami dihubungkan dengan daya hidup dan kemampuan
kekayaan keanekaragaman hayati dianggap sudah mantap dan dapat dikatakan tidak
terjadi perubahan lagi. Demikian juga informasi adaptasi spesies tersebut terhadap lingkungannya.
di suatu daerah. Dengan kata lain Dengan pertimbangan itulah, maka daerah-daerah
keanekaragaman burung dapat mengenai penyebaran secara geografis setiap
spesies burung di dunia telah diketahui, selain itu yang kaya akan spesies yang perserbarannya terbatas
mencerminkan tingginya menjadi prioritas dalam penyusunan strategi
keanekaragaman hayati hidupan bangsa burung sangat peka terhadap perubahan
lingkungan yang setiap saat terjadi. konservasi sumber daya alam. Untuk menentukan
liar lainnya (Mc Nelly et.al.,1988, daerah-daerah tersebut dapat digunakan burung
ICPB, 1992). Di Indonesia sendiri dengan kondisi geografis
yang terdiri dari ribuan pulau terbentang lima ribu sebagai indikator dan mengingat sebaran burung
Jenis Aves layak dijadikan berbeda-beda satu sama lain, maka sebagai luasan
indikator keanekaragaman hayati kilometer di sepanjang garis khatulistiwa diantara
dua benua Asia dan Australia sangat strategis baku yang digunakan adalah 50.000 km. Dalam
karena dari segi penyebarannya,
Jalak Bali (Leucopsar rotschildii) Foto: Kompas untuk hidupan liar penentuan luasan tersebut untuk menetapkan spesies
burung sebaran terbatas (Daerah
3 Bulletin Walet 4 Bulletin Walet
Vol.1 No.2 Edisi Oktober 2001 Vol.1 No.2 Edisi Oktober 2001
Mahasiswa Pencinta Alam Institut Pertanian Malang Mahasiswa Pencinta Alam Institut Pertanian Malang

(Jenis) KONVENSI INTERNASIONAL


2500 PERDAGANGAN FLORA DAN FAUNA YANG TERANCAM PUNAH
Oleh: Andi Iskandar Z.
2000 Menginjak abad baru ini pelestarian keanekaragaman hayati telah menjadi tantangan baru yang penting
bagi umat manusia. Keanekaragaman hayati termasuk didalamnya jenis-jenis kehidupan liar (flora dan fauna),
ekosistem dan proses ekologi yang belangsung dalam komponen-komponen keanekaragaman hayati tersebut
1500
telah memberikan begitu banyak manfaat bagi semua umat manusia. Hal tersebut tampak dari begitu
1539 beragamnya tanaman pangan, tanaman obat-obatan dan hewan ternak yang dikembangkan dari jenis-jenis
1000 1635 1678 kehidupan liar alami.
751 Indonesi memiliki kekayaan alam berupa flora dan Daftar satwa liar di Indonesia yang
500 556 fauna yang tinggi, sehingga lebih dikenal sebagai negara terancam punah makin panjang. Kepunahan
“mega biodiversity”. Negara lain yang dikenal sebagai adalah suatu yang wajar, suatu proses alami
381 353
183 177 109 negara mega biodiversity adalah Brazil dan Zaire. sebagai bagian dari evolusi kehidupan bumi.
0
Sebagai negara mega biodiversity, Indonesia memiliki Tetapi kemudian kepunahan menjadi tidak wajar
Indonesia Australia Filipina Brazil Peru kurang lebih 300.000 jenis satwa. Dijumpai 1.539 jenis dan berlangsung sangat cepat karena ulah
burung (!7 % dari seluruh spesies di dunia), dengan 381 manusia.
Endemik Negara Jumlah Seluruh Spesies spesies diataranya endemik. Penelitian yang telah Suatu satwa dianggap punah bila satwa
dilakukan selama ini menunjukkan bahwa tersebut tidak ditemukan satu ekor pun di dunia.
Negara Dengan Jumlah Spesies Burung Endemik Terbanyak di Dunia keanekaragaman burung dapat mencerminkan tingginya Di seluruh dunia, jumlah satwa yang telah punah
Sumber: WCMC (1994), Andrew (1992) keanekaragaman hayati hidupan liar lainnya. diperkirakan ada 611 jenis. Untuk di Indonesia
Burung Endemik/DBE) didasari oleh: Itulah salah satu hal yang menyebabkan Disamping itu Indonesi memiliki sekitar 27.500 keberadaan satwa liar sudah sangat
- Ukuran ini telah ditetapkan oleh Terborgh dan keanekaragaman jenis endemik yang ada di Indonesia spesies tumbuhan berbunga (10 % dari seluruh spesies di mengkhawatirkan. IUCN (International Union for
Winter (1983) untuk mengetahui tempat sangat besar. Berdasarkan data yang ada menujukkan dunia), 515 spesies satwa mamalia (12 % dari seluruh Conservation of Nature Resource) sebagai badan
terkonsentrasinya hidupan liar endemik yang bahwa jumlah burung endemik yang ada di Indonesia spesies di dunia) dan 270 spesies satwa amphibi (16 % konservasi dunia telah menetapkan daftar satwa
optimal ditetapkan sebagai taman nasional atau sebanyak + 381 spesies dan merupakan angka tertinggi dari seluruh spesies di dunia). liar Indonesia yang terancam punah dalam buku
kawasan konservasi. di dunia. Mengapa Indonesia Kaya Akan Jenis Flora dan Fauna daftar merah, yaitu: 128 jenis mamalia, 104 jenis
- Spesies burung dengan penyebaran lebih kecil Sedangkan dalam lingkup regional maupun Tingginya tingkat keanekaragaman flora dan burung, 19 jenis reptil, 60 jenis ikan dan 60 jenis
dari luasan tersebut akan mengalami ancaman nasional daerah-daerah yang memiliki keanekaragaman fauna di Indonesia tidak terlepas dari 4 faktor utama, hewan invertebrata.
yang relatif besar oleh menurunnya kwalitas hayati yang tinggi, mendapatkan prioritas upaya yaitu: Kategori lain kepunahan adalah kepunahan
dan kwantitas habitat. pengelolaan yang lebih intensif, apalagi daerah yang 1. Wilayah yang luas, Indonesia adalah negara ke-4 di alam, apabila satwa secara nyata tidak dijumpai
- Luasan tersebut dipandang optimal dalam kaya akan spesies-spesies yang persebarannya sangat terbesar di dunia, dengan luas keseluruhan sekitar 8 lagi di alam, tetapi masih masih terdapat di
kaitannya dengan perencanaan strategis terbatas (endemik). Perwujudan pengelolaan itu salah juta kilometer persegi dengan daratan seluas 1,9 juta penangkaran, sebagai contoh jalak bali (Leucopsar
konservasi untuk pengelolaan selanjutnya. satunya adalah dengan penetapan status kawasan kilometer persegi. rotschildii). Disamping itu ada kepunahan secara
Sedangkan untuk spesies endemik yang ada menjadi kawasan yang dilindungi sebagai upaya 2. Keadaan geografis, Indonesia adalah negara ekologi dimana suatu jenis satwa mempunyai
di Indonesia, apabila dilihat dari indikator alami konservasi insitu, bisa berupa menjadikannya taman kepulauan yang terpisah berjauhan sehingga jumlah yang sangat kecil sehingga tidak
dengan jumlah spesies burung endemik yang ada, nasional, cagar alam, suaka margasatwa ataupun berupa mendorong terbentuknya spesies (lahirnya spesies terpengaruh terhadap jenis lain dalam suatu
menunjukkan keendemikan hidupan liar di Indonesia taman hutan raya. (164.Blq). baru). komunitas, sebagai contoh harimau sumatera
paling besar, hal itu dapat dipahami apabila dikaji 3. Letak, Indonesia terletak diantara 2 wilayah (Panthera tigrissumatraensis) dan badak jawa dan
melalui kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari biogeografi, yaitu Indo-Malaya di sebelah barat dan sumatra.
tiga subregio yaitu: subregio Australo-Papua yang Australasia di sebelah timur, sehingga susunan flora Mengacu pada hal tersebut maka pada
terdiri dari Kepulauan Aru, Irian dan New Britain, Keserakahan adalah api yang dan faunanya merupakan gabungan dari flora fauna bulan Maret, tepatnya tanggal 5 Maret tahun 1973
di dua wilayah tersebut.
spesiesnya memiliki kesamaan dengan di Australia; membakar hati dan hutan kita 4. Ekosistem, memiliki beragam ekosistem dari pantai
dicetuskan apa yang dinamakan CITES
Subregio Sunda yang terdiri dari Pulau Sumatra, (Convention in International Trade Endengered
Kalimantan, Jawa serta Semenanjung Malaya yang
sedangkan hingga pegunungan yang diperkirakan mencapai 47 Species) yaitu sebuah konvensi mengenai
spesiesnya memiliki kesamaan dan berasal dari Asia; Konservasi adalah embun yang tipe ekosistem (Bappenas, 1993). perdagangan internasional jenis flora dan fauna
Perdagangan Satwa Secara Internasional dan
Subregio Wallace yang terdiri dari semua pulau yang menyejukkan hati dan bumi kita Lahirnya CITES
yang terancam punah, atau dikenal juga sebagai
terletak di antara kedua subregio yang lain dihuni “The Washington Convention” karena
oleh campuran dari jenis yang ada di subregio Pemanfaatan kekayaan alam (flora dan fauna) pencetusannya dilakukan pada pelaksanaan
Australo-Papua dan Subregio Sunda dewasa ini sudah mencapai titik mengkhawatirkan, sebuah konvensi diplomatik di Washington.
terutama satwa liar.

5 Bulletin Walet 6 Bulletin Walet


Vol. 1 No.2 Edisi Oktober 2001 Vol. 1 No.2 Edisi Oktober 2001
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai