Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok

KONSEP BUDAYA DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN MIPA DAN IPS

Mata Kuliah :Teori, Proses dan Konteks Sosial Budaya Pendidikan


Dosen : Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd

Program Studi Pasca sarjana Pendidikan Matematika dan IPA

Disusun Oleh :
Kelompok : 8 (delapan), kelas 1b, R.262
KETUA : 1. Crish Tanty Siahaan NPM : 20157270290/46
SEKRETARIS: 2. Ratna Sari Irsyad D NPM : 20157270192/27
ANGGOTA : 1. Imas Syarifah NPM : 20157270279/42
2. Yudhantoro NPM : 20157270217/26
3. Mardiana NPM : 20157270222/28

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


JAKARTA, 2015
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA

PROGRAM : S-2 MIPA


Jl. Nangka No.58 Tanjung Barat Jaga karsa Jakarta Selatan Kode Pos:12530
Telp. (021) 78835283 – 7818718 Fax (021) 78835283
Wesite ://www.unindra.ac.id, E-mail :University@unindra.ac.id

LEMBAR LAPORAN HASIL KEGIATAN DISKUSI

Mata Kuliah : Teori, Proses dan Konteks Sosial Budaya Pendidikan


Hari/Tanggal : Sabtu / 5 Desember 2015
Waktu/Jam Ke : 10.00 – 11.30 / 3 (tiga)

PENYAJI
Kelompok : 8 (delapan)
KETUA : 1. CrishTantySiahaan NPM : 20157270290
SEKRETARIS: 2. Ratna Sari Irsyad D NPM : 20157270192
ANGGOTA : 1. ImasSyarifah NPM : 20157270279
2. Yudhantoro NPM : 20157270217
3. Mardiana NPM : 20157270222

1. Judul Makalah/Pokok Bahasan


Konsep Budaya dalam pelaksanaan pendidikan IPS dan MIPA

2. Nama Moderator : Yudhantoro NPM : 20157270217

3. Pertanyaan atas nama kelompok :

KELOMPOK 1
Nama : Ari NuryadiSiregar NPM : 20157270230
Pertanyaan :
Pada kalimat kontekstual, penggunaan matematika pada kehidupan sehari-hari masih
dasarnya saja, berikan cotoh matematika yang lebih sulit pada kehidupan sehari-hari?

KELOMPOK 2
Nama : Daryono NPM : 20157270166
Pertanyaan :
Kondisi jaman dulu, orang tua masih sempat membantu anaknya belajar dirumah.Pada
saat ini, peran orang tua yang sebagai pekerja, sehingga memungkinkan orang tua jaman
sekarang tidak dapat membantu anak saat belajar, berikan solusinya?

KELOMPOK 3
Nama : HestySofiandari NPM : 20157270197
Pertanyaan :
Di sekolah guru mengajarkan matematika formal, akan tetapi sebaiknya memulai
pelajaran dengan matematika non formal, Mengapa?

KELOMPOK 4
Nama : RandhyDwiRendrahadi NPM : 20157270192
Pertanyaan :
MIPA kebanyakan berawal dari mengajarkan asumsi-asumsi, menurut kelompok anda
pandangan yang berkaitan dengan budaya seperti apa, contohnya?

KELOMPOK 5
Nama : Ilham Yogi NPM : 20157270126
Pertanyaan :
Setiap daerah memiliki budaya yang berbeda, berikan contoh dari kebudayaan tersebut
yang biasa dikaitkan dengan pembelajaran MIPA?

KELOMPOK 6
Nama : Eva Juariah NPM : 20157270247
Pertanyaan :
Pada suku dayak Kanayat, alat ukur yang digunakan bervariasi alat ukur apa saja yang
digunakan suku tersebut?
KELOMPOK 7
Nama : NuniSukaesih NPM : 20157270277
Pertanyaan :
Mengapa pada Ethnomatematika, di jepang dan tionghoa berhasil dalam
penerapannya, ,ditinjau dari budaya?

KELOMPOK 9
Nama : Elis Lisnawati NPM : 20157270226
Pertanyaan :
Bagaimana mengubah gaya belajar guru yang tadinya menjelaskan, menjadi siswa yang
lebih aktif sedangkan, peserta didik sudah terbiasa terfokus pada guru?

KELOMPOK 10
Nama : Thia Vera M NPM : 20157270122
Pertanyaan :
Pada penelitian Edi Trandiling, membilang seperti bagaimana?

JAWABAN ATAS KELOMPOK


Jawaban Pertanyaan dari kelompok1 :
Yang Menjawab : Nama: Yudhantoro NPM : 20157270190
Jawaban :
Semakin banyak interaksi seseorang dengan bidang ilmu yang universal yang disajikan
semata-matauntuk penyelesaian kurikulum dan mencapai kelulusan dan semakin jauh ia
dari komunitasbudayanya.Seakan-akan bidang ilmu yang dipelajarinya di sekolah tidak
ada hubungannya dengan komunitas budayanya, begitu pula sebaliknya.
Contohnya : Perhitungan dengan mengguanakan rumus peluang dalam bidang
kewirausahaan.

Jawaban Pertanyaan dari kelompok 2 :


Yang menjawab : Nama : Yudhantoro NPM : 20157270190
Jawaban :
Sebagai analoginya saya menggunakan pengalaman pribadi saya yaitu saya memiliki
seorang anak yang masih duduk dibangku SD dan saya pulang kerja sekitar jam 21.00
tapi saya menyempatkan diri saya untuk mengajar anak saya dengan berbagai metode
misalnya dalam pelajaran Matematika, saya menyempatkan diri untuk menanyakan
bagaimana sekolahnya apakah ada tugas atau tidak dan kalau ada saya mencoba untuk
mengajaknya untuk belajar dan menyelesaikan tugasnya.

Jawaban atas kelompok 3 :


Yang Menjawab : Ratna Sari Irsyad D NPM : 20157270192
Jawaban :
Memang di dalam sekolah atau dunia pendidikan mulai dari SD, SMP, dan SMA
diwajibkan memberikan pendidikan atau pelajaran matematika secara formal, Karena
matematika formal sebagai kurikulum yang telah di atur oleh pemerintah, dan telah
menjadi acuan agar seluruh siswa dapat menerima secara seksama, akan tetapi akan lebih
baiknya lagi apabila damlam belajar Matematika dimulai dengan pelajaran non formal
seperti belajar menghitung anak tangga, atau belajar menghitung bangku denmgan tujuan
memberi wawasan sekaligus motifasi untuk siswa dan siswi agar tidak tegang dalam
menerima mata pelajaran akan dipelajarinya.
Jawaban pertanyaan dari kelompok 4.
Yang menjawab : Mardiana NPM : 20157270222
Jawaban :
Kegiatan pembelajaran MIPA beberapa daerah (bahkan beberapa negara) hanya
mengajarkan asumsi-asumsi saja yang akhirnya melahirkan siswa yang tidak memiliki
pemahaman dan pengertian tentang manfaat MIPA bagi kehidupannya. Siswa hanya
menghapal rumus, istilah-istilah tanpa tahu guna dan aplikasinya di lingkungannya.
Ruang belajar pun menjadi sempit karena hanya pada ruang kelas. Siswa dicetak mampu
mengukur laju kecepatan pesawat, bahkan mampu memprediksi kapan pesawat tersebut
akan jatuh, tapi itu hanya di dalam ruang kelas, karena ketika melihat pesawat, hilang
dan lupa semua rumus yang pernah dihapalkannya luar kepala. Sehingga perlu ada
sebuah pembelajaran MIPA berbasis budaya dimana siswa didorong untuk dapat
memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitarnya, sebagai titik awal proses
penciptaan makna.

Jawaban pertanyaan dari kelompok 5.


Imas Syarifah NPM : 20157270279
Jawaban :
Contohnya “Dayak kenayatn”, Membilang berkaitan dengan pertanyaan “ berapa banyak
". Beberapa jenis alat yang sering digunakan oleh Suku Dayak Kanayatn untuk
membilang adalah: jari tangan, tangan, batu, tongkat, dan tali (rotan dan akar). Misalnya
ibu jari menunjukkan 1, telunjuk menunjukkan 2, jari tengan menunjukkan 3 dan
seterusnya. Penggunaan bagian tubuh dalam menghitung adalah suatu budaya dan
pemecahan masalah dalam beban ingatan manusia. Selain itu ada kata-kata bilangan
yang sering diucapkan oleh masyarakat Dayak Kanayatn pada saat melakukan kegiatan.
Urutan kata membilang seperti : asa,rua, talu, ampat, lima, anam, tujuh, dalapan,
sambilan, dan sapuluh.Ucapan ini dapat dimaknai dengan menuliskan lambang bilangan
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,dan 11. Dalam hal ini urutan menunjukkan suatu nilai tempat tentang
keberadaan dari bilangan itu sendiri. Urutan menunjukkan nilai tertentu.
Jawaban pertanyaan dari kelompok 6.
Yang menjawab : Mardiana NPM : 20157270222
Jawaban :
Mengukur umumnya berkaitan dengan pertanyaan "berapa (panjang, lebar, tinggi, lama,
dan banyak)". Pada masyarakat Dayak Kanayat’n alat ukur yang digunakan sangat
bervariasibaik jenis maupun penggunaannya. Alat ukur yang sering digunakan antara
lain: untuk ukuranbanyaknya menggunakan istilah: saikat/satu ikat salongkop/satu
batang, dan salonggo/satutumpukan dari saikat. Ada. juga istilah Tapak, untuk
menyatakan banyaknya potongan yangdihasilkan biasanya untuk daging dan kayu bakar.
Dalarn pratiknya misalnya dua (2) ikattambah 3 (tiga) ikat sama dengan 5 ikat; 3 longkop
tambah 6 longkop sama dengan 9 longkop,dan seterusnya. Demikian juga dalam
pengurangan.Adapun ukuran lainnya yang mengandung unsur matematika dalam tradisi
etnis Dayak seperti ukuran panjang, ukuran volume atau isi

Jawaban pertanyaan dari kelompok 7.


Yang menjawab : Mardiana NPM : 20157270222
Jawaban :
Karena budaya jepang dan tionghoa tidak di bolehkan menggunkan kalkulator, di jepang
dan tionghoa hanya diperbolehkan menggunakan alat tradisional dari jaman dahulu kala
yang namanya “ABAKUS” yang mereka sebur “SUAN-PAN” cara itulah sehingga orang
japan dan tionghoa menjadi cerdas dalam perhitungan karena dengan menggunakan alat
tradisional yang telah di jadikan budaya sehingga mampu mengembangkan IQ di bidang
matematika

Jawaban pertanyaan dari kelompok 9.


Yang menjawab : Mardiana NPM : 20157270222
Jawaban :
Untuk mengubah gaya mengajar guru yang tadinya hanya memberikan pembelajaran
dengan menggunakan metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar,
mencatat dan menghafal. Hal tersebut berdampak pada fokus siswa dalam pembelajaran
cenderung mengurangi hasil belajar, alhasil dari keadaan tersebut hasil belajar yang
dicapai merosot khususnya pada mata pelajaran matematika. Oleh karena itu, guru
dikelas tidak sekedar menyampaikan informasi demi pencapaian pembelajaran, tetapi
juga menciptakan pengalaman belajar siswa, guru harus berupaya agar kegiatan dikelas
dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi pengalaman siswa. Guru harus
mampu menerakan metode pembelajaran yang dapat mendukung peranan tersebut,
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat diselenggarakan dengan efektif.

Jawaban pertanyaan dari kelompok 10.


Yang menjawab : Mardiana NPM : 20157270222
Jawaban :
Pada penelitaian Edy Tandiling (2013) yang melakukan penelitan terhadap suku dayak
Kanayat’n mendapatkan gambaran rinci kegiatan dalam kehidupan sehari-hari pada
masyarakat Dayak Kanayatn yang bernuansa matematika. Kegiatan tersebut dapat
dikelompokkan dalam beberapa bagian yang diantaranya adalah membilang.
Membilang berkaitan dengan pertanyaan “ berapa banyak ". Beberapa jenis alat yang
sering digunakan oleh Suku Dayak Kanayatn untuk membilang adalah: jari tangan,
tangan, batu, tongkat, dan tali (rotan dan akar). Misalnya ibu jari menunjukkan 1,
telunjuk menunjukkan 2, jari tengan menunjukkan 3 dan seterusnya. Penggunaan bagian
tubuh dalam menghitung adalah suatu budaya dan pemecahan masalah dalam beban
ingatan manusia. Selain itu ada kata-kata bilangan yang sering diucapkan oleh
masyarakat Dayak Kanayatn pada saat melakukan kegiatan. Urutan kata membilang
seperti : asa, rua, talu, ampat, lima, anam, tujuh, dalapan, sambilan, dan sapuluh. Ucapan
ini dapat dimaknai dengan menuliskan lambang bilangan 1,2,3,4,5,6,7,8,9, Dan 10.
Dalam hal ini urutan menunjukkan suatu nilai dan tempat tentang keberadaan dari
bilangan atau urutan menunjukkan nilai-nilai tertentu.
ABSEN
Jumlah Peserta diskusi seharusnya : 48 Orang
Yang hadir : 43 Orang
Yang tidakhadir : 5Orang

No Nama NPM No. Absen Alasan


1 Agung Imam Santoso 20157270127 3 Ijin

2 MellisaLiestianti 20157270049 36 Ijin

3 AgusMahargiana 20157270 39 Ijin

4 Bahtiar 20157270282 44 Ijin

5 Nita Ovriyanti 20157270283 45 Ijin

Jakarta, 5 Desember 2015

PENYAJI

Ketua Kelompok 8 Sekretaris Kelompok

Chris TantySiahaan Ratna Sari Irsyad D


NPM. 20157272290 NPM.20157270219

Anda mungkin juga menyukai