Anda di halaman 1dari 19

No.

Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 2 of 20

KLASIFIKASI KHAMIR

DENGAN METODE TAKSONOMI NUMERIK-FENETIK

1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Khamir merupakan jamur uniseluler yang bersifat dimorfik (memiliki dua
fase dalam hidupnya) bergantung pada keadaan lingkungannya. Dua fase pada
khamir meliputi fase khamir dan fase hifa (Gandjar 2006). Di dalam
mikrobiologi, khamir dimasukkan dalam dunia fungi bersama dengan kapang.
Dunia lain yang dipelajari dalam mikrobiologi mencakup dunia bakteri,
arkhaea, protista, dan organisme aseluler (virus), dan menempati domain
Bacteria. Semua anggota domain ini memiliki kesamaan yaitu untuk
memperbanyaknya menggunakan metode khusus yaitu kultur murni secara
aseptis (Waluyo,2005). Dalam dunia industry khamir berperan dalam
fermentasi untuk menghasilkan minuman berakohol dan roti (Fried and
Hademenos, 2006).

Keberadaa khamir dapat dilihat dari gejala yang ditimbulkan, seperti


produksi alcohol pada tape oleh Saccharomyces cerevisiae. Selain bermanfaat
untuk manusia, terdapat pula khamir yang merugikan. Berdasarkan ini, khamir
sangat beraneka ragam. Untuk mengetahui keanekaragaman khamir tersebut
diperlukan ilmu yang mempelajarinya. Ilmu yang mempelajari
keanekaragaman mikrobia, termasuk khamir, yaitu sistematika mikrobia.
Sistematika mikrobia terdiri dari tiga subdisiplin ilmu yaitu klasifikasi,
identifikasi, dan pemberian nama atau nomenclature. Metode klasifikasi yang
digunakan dalam mempelajari mikrobia termasuk khamir terdiri dari berbagai
macam metode. Sistematika modern didasarkan pada metode klasifikasi
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 3 of 20

polifasik yang terdiri dari klasifikasi numerik-fenetik, klasifikasi kimiawi, dan


klasifikasi molekular.

Pada praktikum ini digunakan 6 (enam) strain khamir dan diklasifikasikan


dengan metode umerik-fenetik.

1.2.Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari prosedur taksonomi
numerik-fenetik dalam klasifikasi khamir, Mengetahui perbedaan antara
analisis similaritas menggunakan Jaccard Coeficient (Sj) dan Simple Matching
Coeficient (Ssm), serta Mengetahui hubungan dari keenam strain khamir yang
diuji berdasarkan nilai similaritas atau kemiripan (fenetik).

2. METODE
2.1.Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini meliputi, petridish dan tabung reaksi
untuk tempat YMA. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi 6
strain khamir yang ditumbuhkan dalam media cair, media agar miring, dan
YMA plate.

2.2.Cara Kerja
Morfologi koloni khamir diamati meliputi bentuk, permukaan, tepi, dan
profil. Morfologi sel khamir diamati dari citra pengamatan mikroskop yang
telah dilakukan meliputi bentuk sel dan tipe pertunasan. Morfologi spora
diamati dari citra pengamatan mikroskop yang telah dilakukan meliputi bentuk
spora. Kemudian dilakukan karakterisasi fisiologis meliputi uji fermentasi,
pertumbuhan di temperatur 0°C dan 37°C, pertumbuhan dalam medium cair,
pertumbuhan di irisan wortel, dan produksi ester. Hasil postif uji fermentasi
berupa perubahan warna media menjadi kuning dan adanya gelembung udara.
Hasil positif pertumbuhan di temperatur 0°C dan 37°C, pada uji pertumbuhan
di irisan wortel yang diamati meliputi ketebalan strain khamir, hasil positif
pertumbuhan di media cair berupa adanya endapapan atau lapisan. Hasil positif
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 4 of 20

produksi ester adalah terciumnya bau ester dari strain khamir. Setelah dilakukan
karakterisasi meliputi morfologi koloni, sel, spora, dan karakterisasi fisiologis,
kemudian dilakukan uji karakter, evaluasi eror, dan pendefinisian tingkat
takson.

Strain (OTU) dan karakter dimasukkan dalam tabel nxt beserta kode
positif (+) dan negatif (-) dengan sebanyak-banyaknya. Kemudian dihitung
indeks similaritasnya dengan dua cara, yaitu simple matching coefficient (Ssm)
dan jaccard coefficient (Sj). Setelah itu nilai indeks similaritas dimasukkan ke
dalam matriks similaritas dan dilakukan clustering analysis menggunakan
clustering algoritma UPGMA atau average linkage. Langkah selanjutnya
adalah membuat dendogram dan membuat matriks similaritas dari dendogram.
Selanjutnya, matriks similaritas asli dan matriks similaritas turunan dendogram
dimasukkan dalam tabel korelasi kofenetik. Dari tabel korelasi kofenetik
tersebut dihitung nilainya untuk kemudian dihitung koefisien korelasinya (R)
dengan nilai ambang > 0,60 (60%). Jika hasil koefisien korelasi ini kurang dari
0,60 maka taksonomi numerik yang dilakukan tidak diterima. Nilai R dicari
dengan rumus:

n (∑ XY) − (∑ X)(∑ Y)
R =
n ∑ X − (∑ X) [n ∑ Y − (∑ Y) ]

3. HASIL
Berikut ini adalah hasil dari pengamatan khamir meliputi morfologi sel,
morfologi koloni, morfologi spora, dan karakterisasi fisiologis. Hasil pengamatan
meliputi matriks n×t, matriks similaritas Ssm dan Sj, clustering analysis, dendogram
Ssm dan Sj, matriks similaritas turunan dendogram Ssm dan Sj, matriks korelasi
kofenetik, dan nilai koefisien korelasi.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 5 of 20

3.1.Matriks n×t
Tabel 1. Matriks n x t pada strain yang diteliti (Karakter vs OTU)

Strain (OTU)
No. Karakter
A B C D E F
MORFOLOGI KOLONI (AGAR MIRING)
Bentuk Pertumbuhan
1 Echinulate + - - - - -
2 Filiform - + + - - +
3 Beaded - - - + - -
4 Effuse - - - - + -
Warna
5 Putih - + - + - -
6 Krem + - + - + +
MORFOLOGI KOLONI (PLATE)
Bentuk Koloni
7 Sirkuler + - - + + +
8 Irreguler - + + - - -
Bentuk Tepi
9 Entire + - - + + +
10 Lobate - + + - - -
Profil
11 Smooth + - - - + -
12 Flat extended - + + + - +
Permukaan Koloni
13 Radial striation - - - - - +
14 Radial valley - - + - + -
15 Central striation + + - + - -
MORFOLOGI SEL
Bentuk Sel
16 Oval + - - - + -
17 Silindris - + + - - -
18 Lemon shape - - - + - -
19 spherical - - - - - +
Tipe Pertunasan
20 Monopolar + - - + + -
21 Multilateral - + - - - -
22 Bipolar - - + - - -
23 Random - - - - - +
Bentuk Spora
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 6 of 20

24 Ovoidal + + + + - -
25 Spheroidal - - - - + +
SIFAT FISIOLOGI
Uji Fermentasi
26 Perubahan warna + - + + - +
27 Adanya gas + - + + + -
28 Kekeruhan + - + + - +
Medium Cair
29 Endapan + - + + + +
30 Lapisan - - - - - +
Pertumbuhan di Irisan
Wortel
31 Tebal + - - - + -
32 Sedang - + + - - +
33 Tipis - - - + - -
Suhu di Beberapa Level
34 0ºC - - + - - -
35 37ºC + + + + + -
Produksi Ester
36 Berbau - - + + + +

3.2.Matriks Similaritas Ssm dan Sj


Tabel 2. Matriks Similaritas Ssm

Strain A Strain B Strain C Strain D Strain E Strain F


Strain A 1,000
Strain B 0,444 1,000
Strain C 0,500 0,667 1,000
Strain D 0,694 0,528 0,528 1,000
Strain E 0,750 0,361 0,472 0,556 1,000
Strain F 0,500 0,444 0,556 0,528 0,528 1,000
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 7 of 20

Tabel 3. Matriks Similaritas Sj

Strain A Strain B Strain C Strain D Strain E Strain F


Strain A 1,000
Strain B 0,130 1,000
Strain C 0,280 0,400 1,000
Strain D 0,476 0,227 0,320 1,000
Strain E 0,526 0,042 0,240 0,304 1,000
Strain F 0,250 0,130 0,333 0,292 0,261 1,000

3.3.Clustering Analysis
Tabel 4. Matriks Clustering Analysis Ssm

Strain (OTU)
Similaritas
A B C D E F
1,000 A B C D E F
0,750 (A,E) B C D F
0,667 (A,E) (B,C) D F
0,625 {[(A,E)D]} (B,C) F
0,519 {[(A,E)D,F]} (B,C)
0,479 {[(A,E)D,F(B,C)]}

Tabel 5. Matriks Clustering Analysis Sj

Strain (OTU)
Similaritas
A B C D E F
1,000 A B C D E F
0,526 (A,E) B C D F
0,400 (A,E) (B,C) D F
0,390 {[(A,E)D]} (B,C) F
0,268 {[(A,E)D,F]} (B,C)
0,213 {[(A,E)D,F(B,C)]}
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 8 of 20

3.4.Dendogram Ssm dan Sj


Strain C
Strain B
Strain F
Strain D
Strain E
Strain A
0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

Simple Matching Coefficient

Gambar 1. Dendogram Ssm

Strain C
Strain B
Strain F
Strain D
Strain E
Strain A
0,04 0,2 0,36 0,52 0,68 0,84 1

Jaccard's Coefficient

Gambar 2. Dendogram Sj
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 9 of 20

3.5.Matriks Similaritas Turunan Dendogram Ssm dan Sj


Tabel 6. Matriks similaritas turunan dendogram Ssm

Strain A Strain B Strain C Strain D Strain E Strain F


Strain A 1,000
Strain B 0,479 1,000
Strain C 0,479 0,667 1,000
Strain D 0,625 0,479 0,479 1,000
Strain E 0,750 0,479 0,479 0,625 1,000
Strain F 0,519 0,479 0,479 0,519 0,519 1,000

Tabel 7. Matriks similaritas turunan dendogram Sj

Strain A Strain B Strain C Strain D Strain E Strain F


Strain A 1,000
Strain B 0,213 1,000
Strain C 0,213 0,400 1,000
Strain D 0,390 0,213 0,213 1,000
Strain E 0,526 0,213 0,213 0,390 1,000
Strain F 0,268 0,213 0,213 0,268 0,268 1,000
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 10 of 20

3.6.Matriks Korelasi Kofenetik dan Nilai Koefisien Korelasi (R) Ssm dan Sj
Tabel 8. Matriks korelasi kofenetik dan nilai koefisien korelasi (R) Ssm

Ssm X Y X2 Y2 XY
A-B 0,444 0,479 0,197 0,229 0,213
A-C 0,479 0,479 0,229 0,229 0,229
A-D 0,625 0,625 0,391 0,391 0,391
A-E 0,750 0,750 0,563 0,563 0,563
A-F 0,519 0,519 0,269 0,269 0,269
B-C 0,667 0,667 0,445 0,445 0,445
B-D 0,528 0,479 0,279 0,229 0,253
B-E 0,361 0,479 0,130 0,229 0,173
B-F 0,444 0,479 0,197 0,229 0,213
C-D 0,528 0,479 0,279 0,229 0,253
C-E 0,472 0,479 0,223 0,229 0,226
C-F 0,556 0,479 0,309 0,229 0,266
D-E 0,556 0,625 0,309 0,391 0,348
D-F 0,528 0,519 0,279 0,269 0,274
E-F 0,519 0,519 0,269 0,269 0,269
∑ 7,976 8,056 4,368 4,432 4,384
R 0,868
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 11 of 20

Tabel 9. Matriks korelasi kofenetik dan nilai koefisien korelasi (R) Sj

Sj X Y X2 Y2 XY
A-B 0,130 0,213 0,017 0,045 0,028
A-C 0,280 0,213 0,078 0,045 0,060
A-D 0,476 0,390 0,227 0,152 0,186
A-E 0,526 0,526 0,277 0,277 0,277
A-F 0,250 0,268 0,063 0,072 0,067
B-C 0,400 0,400 0,160 0,160 0,160
B-D 0,227 0,213 0,052 0,045 0,048
B-E 0,042 0,213 0,002 0,045 0,009
B-F 0,130 0,213 0,017 0,045 0,028
C-D 0,320 0,213 0,102 0,045 0,068
C-E 0,240 0,213 0,058 0,045 0,051
C-F 0,333 0,213 0,111 0,045 0,071
D-E 0,390 0,390 0,152 0,152 0,152
D-F 0,268 0,268 0,072 0,072 0,072
E-F 0,268 0,268 0,072 0,072 0,072
∑ 4,280 4,214 1,458 1,319 1,348
R 0,811

4. PEMBAHASAN
Taksonomi numerik dikenal juga sebagai Taksonomi Adansonian (berdasarkan
nama ahli sistematika Michael Adanson) didefinisikan sebagai pengelompokan unit
taksoomi kedalam taksa dengan metode numerik fenetik berdasarkan sebanyak-
banyaknya karakter yang dimiliki. Taksonomi adansonian memiliki lima prinsip
utama yaitu (1) taksonomi yang ideal yang merupakan taksonomi yang mengandung
informasi terbesar, (2) masing-masing karakter diberi nilai yang setara dalam
mengkonstruksikan takson yang bersifat alami, (3) tingkat kedekatan antara dua
strain merupakan fungsi proporsi similaritas sifat yang dimiliki bersama, (4) taksa
yang berbeda dibentuk berdasarkan atas sifat yang dimiliki, dan (5) similaritas tidak
bersifat filogenetis melainkan bersifat fenetis (Bergey, 2001).
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 12 of 20

Metode klasifikasi numerik-fenetik menggunakan taxo-species concept


adalah metode dimana dua strain mikrobia dapat dimasukkkan ke dalam satu spesies
yang sama jika indeks similaritas dari kedua strain ≥ 70 % (Prescott et al., 2007).
Indeks similaritas dapat dihitung menggunakan dua metode yaitu Jaccard
Coeficient (Sj) dan Simple Matching Coeficient (Ssm). Ssm merupakan analisis
similaritas yang ditentukan oleh proporsi karakter yang ada dan tidak ada pada
kedua strain yang dibandingkan. Sedangkan, Sj merupakan analisis similaritas yang
hanya menggunakan dobel positif atau dengan kata lain dobel negatif tidak
disertakan dalam perhitungan (Romesburg, 2004).
Kelebihan dari metode analisis similaritas menggunakan Ssm yaitu
perhitungan secara manual lebih mudah dilakukan karena nilai pembagi merupakan
jumlah karakter yang digunakan pada klasifikasi. Sedangkan, kekurangan dari
metode ini yaitu penggunaan dari sifat double negative yang belum tentu
menunjukkan bahwa kedua strain memiliki sifat yang sama sehingga hasil yang
didapatkan menjadi kurang valid.
Kelebihan dari metode analisis similaritas menggunakan Sj yaitu data yang
diperoleh dapat lebih akurat dikarenakan sifat double negative tidak diperhitungkan.
Sedangkan, kekurangan dari metode ini yaitu kesulitan dalam menentukan nilai
pembagi dikarenakan nilai pembagi antara satu strain dengan lainnya belum tentu
sama sehingga perhitungan yang dilakukan secara manual akan lebih rumit.
Pada praktikum ini, terdapat 6 (enam) strain khamir yang akan diklasifikasikan
dengan metode numerik-fenetik yang diberi nama “Strain A”, “Strain B”, “Strain
C”, “Strain D”, “Strain E”, dan “Strain F”. Karakter yang diamati dari keenam strain
khamir berikut meliputi morfologi sel, morfologi koloni, morfologi spora, serta sifat
fisiologis. Karakter morfologi yang diamati yaitu morfologi koloni meliputi bentuk
(circulair, irregular, filamentous), permukaan (central striation, radial striation,
radial valley), tepi (entire, lobate, undulate), profil (smooth, crateriform with
central wrinkles, flat-extended, smooth-crateriform, smooth & raised), dan warna
(putih dan krem); morfologi sel meliputi bentuk sel (oval, silindris, pear-shaped,
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 13 of 20

lemon-shaped/apiculate, sperical, triangular, elongated, pseudo mycelium, true


mycelium) dan tipe pertunasan (polar, monopolar, bipolar, random, dan multi
lateral); morfologi spora meliputi bentuk spora (spheroidal, ellipsoidal, ovoidal,
hat-shaped, hemispheroidal, saturn-shaped). Sedangkan karakterisasi fisiologis
meliputi uji fermentasi, pertumbuhan di temperatur 0°C dan 37°C, pertumbuhan
dalam medium cair, pertumbuhan di irisan wortel, dan produksi ester. Hasil postif
uji fermentasi berupa perubahan warna media menjadi kuning dan adanya
gelembung udara. Hasil positif pertumbuhan di temperatur 0°C dan 37°C, pada uji
pertumbuhan di irisan wortel yang diamati meliputi ketebalan strain khamir, hasil
positif pertumbuhan di media cair berupa adanya endapapan atau lapisan. Hasil
positif produksi ester adalah terciumnya bau ester dari strain khamir.

Jumlah unit karakter yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebanyak 36
karakter. Jumlah karakter minimal yang diuji untuk mendapatkan hasil yang valid
pada metode taksonomi numerik-fenetik adalah 50 karakter (Sulia dan Shantharam,
1997). Sehingga karakter yang digunakan pada praktikum ini belum memenuhi
prinsip adansonian. Data karakterisasi tersebut kemudian disajikan dalam bentuk
numerik pada tabel n x t dengan memberikan nilai positif atau negatif sehingga
menunjukkan bahwa setiap karakter diberi nilai yang setara.

Hasil yang diperoleh setelah dilakukan clustering analysis, yaitu pada metode
Ssm diketahui bahwa Strain A dan Strain E memiliki karakterisasi paling mirip
dengan nilai similaritas 0,75 (75%), kemudian Strain B dan C memiliki kemiripan
pada 0,667. Strain D mirip dengan Strain A dan E dengan nilai similaritas 0,625,
Strain F mirip dengan Strain A, E, dan D dengan nilai 0,519, dan semua Strain
memiliki kemiripan dengan nilai 0,479. Berdasarkan cluster analysis ini dapat
disimpulkan bahwa Strain A dan Strain E merupakan spesies yang sama karena
memiliki indeks similaritas lebih dari 70%. Pada metode Sj, Strain A dan E mirip
dengan nilai 0,526, Strain B dan C dengan nilai similaritas 0,4, Strain D mirip
dengan Strain A dan E dengan nilai similaritas 0,39, Strain F mirip dengan Strain
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 14 of 20

A, E, dan D dengan nilai similaritas 0,268, dan Semua Strain mirip pada nilai 0,213.
Berdasarkan metode Sj, Strain A dan E tidak dapat dikatakan satu spesies
dikarenakan indeks similaritasnya belum mencapai 70%.

Koefisien korelasi (R) yang baik yang diperoleh dengan metode Ssm dan Sj
lebih besar dari 0,6. Nilai R yang diperoleh dengan metode Ssm yaitu 0,868
sedangkan nilai R yang diperoleh dengan metode Sj sebesar 0,811. Nilai R dengan
metode Ssm lebih besar dari pada nilai R dengan metode Sj. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa metode Ssm lebih akurat dari pada metode Sj.

5. KESIMPULAN
Klasifikasi khamir dapat dilakukan menggunakan metode taksonomi numerik-
fenetik yang terdiri dari empat tahap yaitu penentuan strain dan karakterisasi,
penentuan indeks similaritas, analisis pengklasteran, dan konstruksi dendogram.
Hasil dendogram dengan metode analisis Simple Matching Coeficient (Ssm) lebih
akurat dibandingkan dengan analisis similaritas Jaccard coefficient (Sj), dibuktikan
dengan nilai R metode Ssm (0,868) lebih besar dari nilai R metode Sj (0,811). Dari
hasil analisis klustering dan konstruksi dendogram Ssm, strain A dan E termasuk
satu spesies karena memiliki indeks similaritas lebih dari 70%. Sedangkan, hasil
kontruksi menggunakan Sj tidak ada satupun strain yang termasuk ke dalam satu
spesies.

6. DAFTAR PUSTAKA
Bergey. 2001. Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology. 2 ed.
Vol I.Springer –velay. New York. pp. 39 – 42.

Fried,G.H., and G. J. Hademenos.2006. Schaum's Outline: Biologi, Edisi Kedua.


Penerbit Erlangga. Jakarta. hal.331.

Gandjar, I., W. Sjamsuridzal, dan A. Oetari.2006. Mikologi: Dasar dan Terapan.


Penerbit IKAPI. Jakarta. hal. 14.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 15 of 20

Prescott, L.M., J.P. Harley, and B.A. Klein. 1999. Microbiology. Mc Graw-Hill
Company, Inc. New York. p. 122.

Romesburg, C. 2004. Cluster Analysis for Researchers. Luna Press. North Carolina,
USA. p. 151.

Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum.edisi ke-2. UMM-Press. Malang. hal: 15,


16, 21.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 16 of 20

Lampiran 2. Perhitungan Ssm dan Sj


a d a+b+c Ssm Sj
A-B 3 13 23 0,444 0,130
A-C 7 11 25 0,500 0,280
A-D 10 12 24 0,694 0,476
A-E 10 17 19 0,750 0,526
A-F 6 12 24 0,500 0,250
B-C 8 16 20 0,667 0,400
B-D 5 12 24 0,528 0,227
B-E 1 12 24 0,361 0,042
B-F 3 13 23 0,444 0,130
C-D 8 11 25 0,528 0,320
C-E 6 11 25 0,472 0,240
C-F 8 12 24 0,556 0,333
D-E 7 13 23 0,556 0,304
D-F 7 12 24 0,528 0,292
E-F 6 13 23 0,528 0,261
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 17 of 20

Lampiran 3. Perhitungan Clustering Analysis


Perhitungan Clustering Analysis (Ssm) Indeks Similaritas
A,E 0,750
B,C 0,667
B,D 0,528
B,F 0,444
C,D 0,528
C,F 0,556
D,F 0,528
(A,B+E,B)/2 0,403
(A,C+E,C)/2 0,486
(A,D+E,D)/2 0,625
(A,F+E,F)/2 0,514
D,F 0,528
(A,D+E,D)/2 0,625
(A,F+E,F)/2 0,514
(B,D+C,D)/2 0,528
(B,F+C,F)/2 0,500
(A,B+E,B+A,C+E,C)/4 0,444
(A,F+E,F+D,F)/3 0,519
(B,F+C,F)/2 0,500
(A,B+E,B+D,B+A,C+E,C+D,C)/6 0,472
(A,B+E,B+D,B+F,B+A,C+E,C+D,C+F,C)/8 0,479
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 18 of 20

Perhitungan Clustering Analysis (Sj) Indeks Similaritas


A,E 0,526
B,C 0,400
B,D 0,227
B,F 0,130
C,D 0,320
C,F 0,333
D,F 0,292
(A,B+E,B)/2 0,086
(A,C+E,C)/2 0,260
(A,D+E,D)/2 0,390
(A,F+E,F)/2 0,256
D,F 0,292
(A,D+E,D)/2 0,390
(A,F+E,F)/2 0,256
(B,D+C,D)/2 0,274
(B,F+C,F)/2 0,232
(A,B+E,B+A,C+E,C)/4 0,173
(A,F+E,F+D,F)/3 0,268
(B,F+C,F)/2 0,232
(A,B+E,B+D,B+A,C+E,C+D,C)/6 0,207
(A,B+E,B+D,B+F,B+A,C+E,C+D,C+F,C)/8 0,213
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 19 of 20

Lampiran 4. Perhitungan Nilai R

Ssm
n (∑ XY) − (∑ X)(∑ Y)
R =
n ∑ X − (∑ X) [n ∑ Y − (∑ Y) ]
(15 × 4,384) − (7,976 × 8,056)
R =
[(15 × 4,368) − (7,976 )] × [(15 × 4,432) − (8,056 )]

𝑅 = 0,868 = 86,8%

Sj
n (∑ XY) − (∑ X)(∑ Y)
R =
n ∑ X − (∑ X) [n ∑ Y − (∑ Y) ]
(15 × 1,348) − (4,280 × 4,214)
R =
[(15 × 1,458) − (4,280 )] × [(15 × 1,319) − (4,214 )]

𝑅 = 0,811 = 81,1%
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 01
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 20 of 20

Lampiran 5. Spora Khamir

Saccharomyces cerevisiae
Anak panah: budding cells

Candida albicans
Anak panah: budding cells
Sumber gambar: Cowan, M. K. and K. P. Talaro. 2009. Microbiology: A Systems
Approach. McGraw-Hill Higher Education. Pennsylvania.

Anda mungkin juga menyukai