Relativitas Moral Dalam Bisnis
Relativitas Moral Dalam Bisnis
Contoh : Kasus enron & KAP Arthur Anderse. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking
tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi
terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard (perilaku jahat) : diantaranya
manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan
mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap
diminati para investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih,
termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
1. Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan wajar jika perusahaan juga turut
memperhatikan kepentingan masyarakat.
2. Kalangan bisnis dan masyarakat memiliki hubungan yang bersifat simbosis mutualisme
(saling mengisi dan menguntungkan).
3. CSR merupakan cara untuk mengeliminasi berbagai potensi penduduk untuk melakukan
hal-hal yang tidak diinginkan sebagai akses ekslusifme dan monopoli sumber daya alam
yang dieksploitasi oleh perusahaan tanpa mengedepankan kesempatan bagi sumber daya
manusia yang berdomisili di sekitar wilayah perusahaan.
Ada dua jalur tanggungjawab sosial perusahaan sesuai dengan dua jalur relasi perusahaan
dengan masyarakat, yaitu :
1. Terhadap relasi primer, misalnya memenuhi kontrak yang sudah dilakukan dengan
perusahaan lain, membyar hutang, memberi pelayanan kepada konsumen dan pelanggan
dengan baik.
2. Terhadap relasi sekunder, seperti bertanggungjawab atas operasi dan dampak bisnis
terhadap masyarakat, atas masalah-masalah seperti lapangan kerja, pendidikan, prasana
sosial, dan pajak.
Bisnis yang baik akan tetap mengindahkan prinsip tanggungjawab, kalau perlu mengorbankan
keuntungan jangka pendek demi keuntungan jangka panjang. Jadi, dari segi tuntutan bisnis dan
dan tuntutan etis, tanggungjawab sosial moral bisnis merupakan suatau tuntutan yang semakin
dirasakan relevansinya dalam operasi bisnis modern. Hanya saja pelaksanaan konkretnya
diserahkan kepada setiap pelaku bisnis sesuai dengansituasi yang diharapkan.
Contoh : Perusahaan harus mematuhi aturan-aturan hukum dan adat yang berlaku disekitarnya.
Kembali lagi seperti yang terjadi di kasus PT Preefort karena kurangnya tanggung jawab atas
kesejahteraan masyarakat sekitar maka terjadilah kecemburuan sosial. Masyarakat sekitar
beranggapan bahwa PT preefort hanya mengeruk kekayaan alam di daerah mereka tanpa
memperhatikan kesejahteraan mereka, salah satunya penyebab kecemburuan sosial
tersebut adalah karyawan preefort rata – rata di rekrut dari luar Papua yang pada akhirnya mereka
memutuskan melakukan suatu tindakan anarkis dengan membunuh para personil TNI yang
bertugas menjaga keamanan PT Freeport tersebut.
Perhatian terhadap etika bisnis semakin meningkat di kalangan dunia bisnis. Perusahaan-
perusahaan besar multinasional telah mempunyai kode etik, memiliki bagian khusus yang
mengawasi pelaksanaan kode etik, dan memasukkan etika sebgai mata tataran dalam pelatihan
pegawainya.
Leonard Brooks menyebut enam alasan mengapa dunia bisnis makin mengingkatkan perhatian
terhadap etika bisnis (Rindjin, 2004:91), yaitu:
SIMPULAN :
1. Ada 3 pandangan umum mengenai relativitas moral dalam bisnis. Menurut De George
prinsip yang berlaku universal dalam bisnis adalah prinsip integritas pribadi atau integritas
moral, karena mengandung pengertian bahwa norma yang dianut adalah norma yang sudah
diterima menjadi milik pribadi dan tidak lagi bersifat eksternal.
2. Tanggungjawab moral dan sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral
guna kelangsungan hidup perusahaan. Dalam berbisnis perusahaan memiliki
tanggungjawab moral dan sosial baik kepada pemegang saham, masyarakat, negara,
maupun lingkungan sekitar.
3. Meningkatnya perhatian dunia bisnis terhadap etika dikarenakan adanya krisis publik
tentang kepercayaan, kepedulian terhadap kualitas kehidupan kerja, peran media dan
publisitas, dan adanya kekuatan kelompok pemerhati khusus.
REFERENSI :
Rindjin, Ketut. (2004). Etika Bisnis dan Implementasinya. PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Sutrisna Dewi. (2010). Etika Bisnis, Konsep Dasar, Implementasi dan Kasus. Denpasar: Udayana
University Press
Keraf, Dr. A. Sonny. (1998). Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius