Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA BERMAIN

(SAB)

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit


Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia Pra Sekolah
Tujuan : Mengoptimalkan Perkembangan Motorik Halus
Tempat : Ruang Rawat Inap Anak RSUD Kab. Tangerang
Waktu : Rabu, 08 Agustus 2018 (10.30-10.50)
Sasaran : Klien ”An. D” Umur 5 Tahun
Klien “An. M” Umur 6 Tahun
Jenis Permainan : Skill Play Motorik Halus (Menggambar dan
Mewarnai Gambar)

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit, anak diharapkan
bisa merasa tenang selama perawatan di rumah sakit dan tidak takut lagi
terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat di rumah
sakit.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak:
1. Dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stres karena sakit.
2. Bisa merasa tenang selama dirawat.
3. Dapat kooperatif dengan dokter, perawat dan tindakan keperawatan.
4. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi.
5. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
6. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap
suatu permainan.
7. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang
tepat.
8. Dapat merasakan suasana yang aman dan nyaman seperti di rumah.

1
C. Kegiatan
1. Pengorganisasian
a. Leader: Wahyu Eka Wijayanto.
Leader bertugas memimpin jalannya terapi bermain dari awal hingga
akhir, membuat suasana bermain agar lebih tenang dan kondusif.
b. Fasilitator: Hilda Dwi Kurnia.
Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar
kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan.
c. Observer: Sugeng Raharjo.
Mencatat dan mendokumentasikan kegiatan.

D. Materi (Terlampir)

E. Metode
Bermain bersama.

D. Media
1. Kertas / Buku bergambar.
2. Pensil / pulpen.
3. Pensil warna / crayon.

E. Rencana Pelaksanaan
No. Terapis Waktu Subjek Terapi
1. Persiapan: Ruangan, alat, anak dan
1. Menyiapkan ruangan. keluarga siap
5 menit
2. Menyiapkan alat-alat.
3. Menyiapkan anak dan keluarga.
2. Proses:
1. Membuka proses terapi bermain Menjawab salam,
dengan mengucapkan salam, Memperkenalkan diri

2
memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan pada anak dan 13 menit Memperhatikan
keluarga tentang tujuan dan
manfaat bermain, menjelaskan
cara permainan.
3. Memulai mewarnai gambar Mewarnai gambar
dengan didampingi perawat.
4. Mengevaluasi respon anak dan Mengungkapkan perasaannya
keluarga.
3. Penutup:
Memperhatikan dan menjawab
1. Menyimpulkan. 2 menit
salam
2. Mengucapkan salam.

F. Evaluasi
Anak:
1. Belajar mengembangkan imajinasi.
2. Kooperatif dengan dokter, perawat dan tindakan keperawatan.
3. Berkomunikasi dengan teman bermain.
4. Belajar berbagi dengan teman bermain.
5. Mengembangkan rasa percaya diri anak.
6. Mampu membedakan warna dan bentuk gambar.
7. Mampu mengembangkan motorik halus dengan mewarnai gambar yang
sudah disediakan sesuai dengan tingkat perkembangan.
8. Merasa aman, nyaman, dan dapat beradaptasi dengan lingkungan rumah
sakit.

3
MATERI
MENGGAMBAR DAN MEWARNAI

A. Pengertian
Menurut Soedarso (dalam Suwarna, 2007: 10) menggambar adalah suatu
pengucapan pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua
dimensional dengan garis warna. Dengan demikian menggambar merupakan
bahasa visual dan merupakan salah satu media komunikasi yang diungkapkan
melalui garis, bentuk, warna dan tekstur. Dijelaskan pula dalam Suwarna
(2007: 10) bahwa menggambar juga merupakan curahan isi jiwa seseorang
yang bernuansa estetis, kreatif, harmonis, dan ekspresif, yang tidak terlepas
dari sensitivitas, mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada orang
lain yang melihatnya, dan hal ini dapat menimbulkan sesuatu.
Menurut Affandi (dalam Saiful Haq, 2008: 2) menggambar merupakan
perwujudan bayangan angan-angan ataupun suatu pernyataan
perasaan/ekspresi dan pikiran yang diinginkan. Perwujudan tersebut dapat
berupa tiruan objek ataupun fantasi yang lengkap dengan garis, bidang,
warna, dan tekstur dengan sederhana.
Berdasarkan pada pengertian-pengertian tersebut di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa menggambar adalah membuat gambar dengan cara
menggoreskan benda-benda tajam (seperti pensil atau pena) pada bidang
datar (misalnya permukaan papan tulis, kertas, atau dinding) yang merupakan
perwujudan bayangan angan-angan ataupun suatu pernyataan
perasaan/ekspresi dan pikiran yang diinginkan. Perwujudan tersebut dapat
berupa tiruan objek ataupun fantasi yang lengkap dengan garis, bidang,
warna, dan tekstur dengan sederhana.

4
B. Tujuan
Menurut Hajar Pamadhi (dalam Saiful Haq, 2008: 4) menyatakan bahwa
menggambar memiliki tujuan, antara lain:
1. Alat untuk mengutarakan/ekspresi isi hati, pendapat maupun gagasan.
2. Media fantasi, imajinasi, dan sekaligus sublimasi.
3. Stimulasi bentuk ketika lupa atau untuk menumbuhkan gagasan baru.
4. Alat untuk menjelaskan bentuk serta situasi.
Menurut Hajar Pamadhi, Evan Sukardi S, dan Azizah Muis (2010: 2.11)
menjelaskan tentang fungsi menggambar bagi anak. Hal tersebut diuraikan
sebagai berikut:
1. Menggambar sebagai alat bercerita (bahasa visual/bentuk).
2. Menggambar sebagai media mencurahkan perasaan.
3. Menggambar sebagai alat bermain.
4. Menggambar melatih ingatan.
5. Menggambar melatih berfikir komprehensif (menyeluruh).
6. Menggambar sebagai media sublimasi perasaan.
7. Menggambar melatih keseimbangan.
8. Menggambar mengembangkan kecakapan emosional.
9. Menggambar melatih kreativitas anak.
10. Menggambar melatih ketelitian melalui pengamatan langsung.

Anak-anak sangat suka memberi warna melalui berbagai media baik saat
menggambar atau meletakkan warna saat mengisi bidang-bidang gambar
yang harus diberi pewarna (Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, 2011: 7.4).
Berdasarkan pernyataan tersebut maka kegiatan mewarnai merupakan
kegiatan yang menyenangkan untuk anak. Menyenangkan yang dimaksud di
sini terletak pada proses memilih warna yang digunakan untuk mewarnai
sebuah bidang gambar kosong. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sumanto
(2005: 65) bahwa kreativitas yang dapat dikembangkan pada kegiatan
mewarnai bagi anak usia prasekolah adalah adanya kebebasan untuk memilih
dan mengkombinasikan unsur warna pada obyek yang diwarnainya sesuai

5
keinginan anak. Tujuan dari kegiatan mewarnai adalah melatih menggerakkan
pergelangan tangan (Sujiono, 2008: 2.12). Mewarnai pada anak usia dini
bertujuan untuk melatih keterampilan, kerapian serta kesabaran (Hajar
Pamadhi dan Evan Sukardi, 2011: 728). Keterampilan diperoleh dari
kemampuan anak untuk mengolah tangan yang dilakukan secara berulang-
ulang sehingga semakin lama anak bisa mengendalikan serta mengarahkan
sesuai yang dikehendaki. Kerapian dilihat dari bagaimana anak memberi
warna pada tempat-tempat yang telah ditentukan semakin lama anak akan
semakin terampil untuk menggoreskan media pewarnanya karena sudah
terbiasa. Kesabaran diperoleh melalui kegiatan memilih dan menentukan
komposisi yang tepat sesuai pendapatnya, seberapa banyak warna yang
digunakan untuk menentukan komposisi warnanya. Usaha yang dilakukan
secara terus-menerus akan melatih kesabaran anak.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disampaikan di atas dapat
disimpulkan bahwa mewarnai merupakan kegiatan yang sangat cocok
diterapkan untuk anak usia taman kanak-kanak, karena mewarnai merupakan
kegiatan yang menyenangkan. Selain itu, melalui kegiatan mewarnai dapat
melatih keterampilan, kerapian dan kesabaran serta mengekspresikan
keinginannya untuk memberi atau membuat warna pada obyek gambar
menggunakan pewarna dan alat yang digunakan untuk mewarnai.

C. Manfaat
As’adi Muhammad (2009: 15-27) mendeskripsikan bahwa kegiatan
menggambar dan mewarnai memberikan manfaat bagi anak, yakni:
1. Merangsang dan Membangkitkan Otak Kanan.
Dengan memberikan pelajaran atau pelatihan mengenai menggambar
dan mewarnai, otak kanan akan terasah yang akhirya akan membuatnya
mempunyai kreativitas yang tinggi.
2. Menumbuhkan Kreativitas.
Lewat menggambar, anak bisa menuangkan beragam imajinasi yang
ada di kepala mereka. Lewat gambar yang dibuatnya, anak bisa

6
menuangkan segala gagasan dan pendapat-pendapat yang terpendam.
Dengan demikian, tidaklah keliru jika dikatakan bahwa gambar dapat
meningkatkan kreativitas anak.
3. Membuka Wawasan.
Sebagai contoh anak sedang belajar menggambar seekor kuda yang
tengah merumput di kehijauan padang lapang. Dalam menggambar kuda
tersebut, anak pasti akan banyak berusaha mengetahui apa saja yang ada
disekitar hewan tersebut.
4. Lukisan, Cermin Kreativitas dan Kecerdasan Anak.
Apapun hasil lukisan yang tertuang, merupakan hasil gagasan dan
kemampuan anak. Jika anak mempunyai kreatifitas dan kecerdasan yang
tinggi, maka lukisan yang dihasilkan akan baik. Tetapi jika tidak, maka
lukisan akan terlihat biasa-biasa saja, bahkan kualitasnya akan cenderung
dibawah standar lukisan anak pada umumnya.

D. Kegiatan Mewarnai
Anak prasekolah juga senang berpartisipasi dalam aktivitas gerak
ringan seperti menggambar, mewarnai, melukis, memotong, dan menempel
(Morrison, 2012: 221). Anak pra sekolah disini termasuk anak kelompok B
yaitu usia 5-6 tahun yang seharusnya menyukai kegiatan mewarnai
menggunakan bahan yang beraneka ragam. Kegiatan mewarnai gambar
merupakan kegiatan mewarnai yang dilakukan menggunakan berbagai macam
media seperti krayon, spidol, pensil warna dan pewarna makanan. Gambar
yang akan diwarnai disesuaikan dengan tema yang sedang digunakan di
taman kanak-kanak

7
CONTOH GAMBAR ANAK BERMAIN
MENGGAMBAR DAN MEWARNAI GAMBAR

8
DAFTAR PUSTAKA

Hajar Pamadhi, Evan Sukardi S, & Azizah Muis. 2010. Seni Keterampilan Anak.
Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Haq Saiful. 2008. Jurus-Jurus Menggambar dan Mewarnai dari Nol. Yogyakarta:
Mitra Barokah Abadi Press.

Morrison, GeorgeS. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).


Jakarta: Indeks.

Muhammad, As’adi. 2009. Menghidupkan Otak Kanan Anak Anda. Yogyakarta:


Power books.

Sarti. 2017. Penerapan Terapi Bermain dengan Menggambar dan Mewarnai


Gambar untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Pra-Sekolah di
Ruang Melati RSUD Dr.Soedirman Kebumen.
elib.stikesmuhgombong..ac.id/619/ diperoleh tanggal 02 Agustus 2018.

Suwarna. 2007. Menggambar Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu


Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai