Anda di halaman 1dari 10

Taman Baca Masyarakat dan Café Dengan Konsep

Biophilic Design di Gianyar


PROPOSAL SEMINAR
Diajukan sebagai salah satu syarat penyusunan Seminar Tugas Akhir pada Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Udayana

Disusun oleh:

Dewa Bagus Gangga Putra


1519251069

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik
Universitas Udayana
BAB I
Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan ini, yang akan dibahas adalah mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, dan metode perancangan

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan proyeksi CIA World Factbook untuk Tahun 2017 jumlah penduduk Indonesia
mencapai 260.580.739 jiwa. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki
jumlah penduduk terbanyak pada urutan ke-4 didunia berada dibawah Amerika Serikat.
Banyaknya jumlah penduduk ini belum di iringi dengan peningkatan pengembangan SDM
(Sumber Daya Manusia) yang ada di Indonesia, dimana pada era globali seperti sekarang
dibutuhkan peningkatan pengembangan SDM demi menghadapi persaingan atau kompetisi di
dunia kerja.

Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan melakukan peningkatan


dibidang Pendidikan salah satunya meningkatkan budaya membaca pada anak – anak usia
dini, pelajar, orang dewasa atau masyarakat pada umumnya. Peningkatan budaya membaca
ini dapat dilakukan dengan menyediakan bahan bacaan dan beserta tempat bacaan yang
memadai dan nyaman untuk mewadahinya. Dengan adanya bahan bacaan dan tempat yang
nyaman serta memadai untuk membaca, maka budaya membaca akan terus berkembang
sehingga dapat memperluas pengetahuan, wawasan, dan keterampilan masyarakat untuk
meningkatkan produktivitas.

Seperti yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4 yang
berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah indonesia yang
melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut menjaga
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”,
pemerintah Indonesia mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional
yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Taman Baca merupakan salah satu wadah yang cocok untuk mewadahi pengembangan
budaya membaca saat ini di masyarakat. Dimana Taman Baca adalah tempat untuk
mengakses berbagai bahan bacaan: seperti buku pelajaran, buku pengetahuan, buku
keagamaan, buku keterampilan, buku hiburan, karya-karya sastra serta bahan bacaan lainnya
sesuai dengan apa yang sedang dibutuhan anak – anak, pelajar maupun masyarakat disekitar.

Menurut Amrin (2011: 04)Taman bacaan Masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit
layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang per
orang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah TBM berada dalam rangka
meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca.

Pengadaan Taman Baca Masyarakat sangat diperlukan untuk melayani masyarakat di


daerah sekitarnya untuk membaca, memperoleh informasi dan belajar demi meningkatkan
sumber daya masyarakat serta menambah wawasan dan pengetahuan demi siap bersaing di
era global ini. Taman Baca Masyarakat ini juga harus mampu menjangkau masyarakat di
berbagai kalangan dari kalangan menengah keatas dan kalangan tidak mampu. Selain itu
Taman Baca Masyarakat pada era sekarang juga harus dapat menarik minat baca masyarakat
sekitar dengan suasana baru dan kegiatan – kegiatan yang akan diadakan seperti workshop,
dan berbagai hal lainnya.

Dari segi fasilitas pada umumnya taman baca atau tempat bacaan lainnya cenderung
membosankan sehingga kurang menarik bagi masyarakat dan pelajar pada umumnya, dengan
adanya fasilitas yang menarik, seperti ruang komputer untuk membaca e-book, ruangan baca
yang didesain menarik, dan ditambah pelayanan yang ramah dan fasilitas penunjang seperti
café dan taman untuk tempat bersantai sambil membaca diharapkan dapat meningkatkan
minat baca dan mengembangkan budaya membaca pada masyarakat pada umumya untuk
meningkatkan sumber daya manusia dan menambah wawasan, pengetahuan serta kreativitas
masyarakat.

Pendekatan Biophilic merupakan salah satu hal yang diharapkan menjadi daya tarik bagi
masyarakat setempat dimana pada era globalisasi saat ini manusia terasa semakin jauh
dengan alam, dikarenakan Biophilic-design bertujuan untuk menciptakan habitat yang baik
untuk manusia yang dilihat sebagai organisme biologis pada lingkungan terbangun yang
dapat meningkatkan kesehatan, kebugaran dan kesejahteraan umum (well-being) manusia.
Disadari atau tidak, manusia memiliki kecenderungan bawaan untuk menyukai alam. Edward
O. Wilson pada tahun 1984 dalam bukunya: Biophilia, The Human Bond with Other Species,
mendefinisikan biophilia sebagai kecenderungan bawaan untuk fokus pada kehidupan dan
proses-proses yang menyerupai kehidupan (E.O. Wilson, 1984)

1.2 Rumusan Masalah.


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat diuraikan rumusan
masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran Taman Baca Masyarakat dalam mengembangkan budaya membaca


pada masyarakat

2. Apa saja kendala Taman Baca Masyarakat dalam mengembangkan budaya membaca
pada masyarakat
3. Bagaimana cara Taman Baca Masyarakat dapat menarik minat masyarakat untuk
membaca

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, berikut merupakan tujuan dari
uraian masalah diatas :

1. Mengetahui peran Taman Baca Masyarakat dalam mengembangkan budaya membaca


pada masyarakat

2. Mengetahui kendala Taman Baca Masyarakat dalam mengembangkan budaya


membaca pada masyarakat
3. Mengetahui bagaimana cara Taman Baca Masyarakat dapat menarik minat masyarakat
untuk membaca

1.4 Metode Perancangan


Metode Perancangan melalui beberapa tahap perancangan sesuai dengan metode yang
ada pada umumnya, dimana tahapannya pengumpulan data sebagai berikut.
1. Data Primer

Data Primer ini merupakan data dan informasi yang dikumpulkan dengan penelitian
langsung dari sumbernya. Dalam hal ini, penulis bertindak sebagai pengumpul data
(Soemanto, Wasty, 2009). Data primer diperoleh melalui.

 Observasi
Merupakan tahap pengumpulan data melalui pengamatan langsung ke lapangan
mengenai lokasi, aktivitas serta fasilitas yang tersedia
 Wawancara
Merupakan tahap tanya jawab yang dilakukan dengan narasumber yang
kompeten dan pihak-pihak yang memiliki relevansi dengan data yang dibutuhkan
untuk perancangan
2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh penulis secara tidak
langsung melalui media perantara (kepustakaan). Data sekunder diperoleh melalui.

 Studi Literatur
Studi Literatur merupakan segala data dan informasi yang berkaitan dengan
perancangan yang didapat dari buku-buku literatur, majalah, jurnal, dan internet.
Co-Working Space and Daycare di Ubud
PROPOSAL SEMINAR
Diajukan sebagai salah satu syarat penyusunan Seminar Tugas Akhir pada Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Udayana

Disusun oleh:

Dewa Bagus Gangga Putra


1519251069

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik
Universitas Udayana
BAB I
Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan ini, yang akan dibahas adalah mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, dan metode perancangan.

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan zaman yang sangat pesat
membuat segalanya menjadi lebih mudah, praktis dan serba efisien, kenyamanan pun bukan
hal yang sulit untuk dicari di-era sekarang. Contohnya perangkat keras yang dapat dibawa
kemana – mana dengan praktis dan lain sebagainya, hal ini membuat setiap orang dapat
bekerja dimana saja dan kapan saja sesuai dengan keinginannya pribadi tanpa terikat jam
kantor ataupun tempat sehingga semuanya terasa makin fleksibel.
Co-working space adalah sebuah tempat dimana para individu - individu yang memiliki
latar belakang pekerjaan maupun bisnis bekerja bersama dalam suatu tempat yang sama. Asal
dari definisi coworking space itu sendiri adalah berasal dari kata 'Coworking' yang bisa
diartikan kerja sama atau berkolaborasi. Karena desain Coworking Space yang mengusung
konsep open space atau transparancy, membuat setiap individu yang berada di dalam tempat
tersebut dapat berinteraksi lebih aktif dengan satu sama lain berbagi inspirasi dalam
memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Co-working space merupakan wadah yang sangat cocok untuk para pekerja lepas atau
freelancer dan para pemula startup yang belum memiliki kantor tetap dengan pekerja yang
masih sedikit. Namun dalam pekerjaan sehari – hari selalu berat meninggalkan anak – anak
mereka yang masih belum dewasa untuk cukup ditinggal pergi bekerja, selain itu jika bekerja
dirumah terkadang fasilitas pendukung yang diperlukan untuk bekerja seperti wifi, fax,
scanner, printer, mesin fotocopy dan banyak hal lainnya yang tidak ada dirumah membuat
tingkat kenyamanan dalam bekerja menjadi berkurang.
Maka dari itu timbul gagasan menciptakan suatu tempat untuk bekerja ataupun membuat
tugas yang dipadukan dengan daycare atau tempat penitipan anak, selain bisa bekerja dengan
suasana yang santai dan tak terpaku oleh jam kerja kantor, para orang tua yang memiliki anak
juga dapat menitipkan anak mereka di Daycare tempat mereka bekerja dan dapat menjenguk
anaknya setiap saat ketika lelah bekerja. Daycare juga merupakan tempat yang sangat baik
untuk anak, selain sebagai tempat penitipan anak, Daycare juga merupakan sarana untuk
mengedukasi anak sejak usia dini, serta bermain dan berinteraksi dengan sesamanya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat diuraikan rumusan
masalah sebagai berikut :

1.Bagaimana Co-Working Space dapat mewadahi kebutuhan – kebutuhan untuk


mendukung kinerja pengguna jasa.
2.Bagaimana Daycare dapat menjadi tempat penitipan anak yang baik dan mengedukasi

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, berikut merupakan tujuan dari
uraian masalah diatas :

1.Mengetahui bagaimana Co-Working Space dapat mewadahi kebutuhan – kebutuhan


untuk mendukung kinerja pengguna jasa.

2.Mengetahui bagaimana Daycare dapat menjadi tempat penitipan anak yang baik dan
mengedukasi

1.4 Metode Perancangan


Metode Perancangan melalui beberapa tahap perancangan sesuai dengan metode yang
ada pada umumnya, dimana tahapannya pengumpulan data sebagai berikut.
1. Data Primer

Data Primer ini merupakan data dan informasi yang dikumpulkan dengan penelitian
langsung dari sumbernya. Dalam hal ini, penulis bertindak sebagai pengumpul data
(Soemanto, Wasty, 2009). Data primer diperoleh melalui.

 Observasi
Merupakan tahap pengumpulan data melalui pengamatan langsung ke lapangan
mengenai lokasi, aktivitas serta fasilitas yang tersedia
 Wawancara
Merupakan tahap tanya jawab yang dilakukan dengan narasumber yang
kompeten dan pihak-pihak yang memiliki relevansi dengan data yang dibutuhkan
untuk perancangan
2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh penulis secara tidak
langsung melalui media perantara (kepustakaan). Data sekunder diperoleh melalui.

 Studi Literatur
Studi Literatur merupakan segala data dan informasi yang berkaitan dengan
perancangan yang didapat dari buku-buku literatur, majalah, jurnal, dan internet.
Photography Exhibition Centre di Gianyar
PROPOSAL SEMINAR
Diajukan sebagai salah satu syarat penyusunan Seminar Tugas Akhir pada Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Udayana

Disusun oleh:

Dewa Bagus Gangga Putra


1519251069

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik
Universitas Udayana
BAB I
Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan ini, yang akan dibahas adalah mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, dan metode perancangan.

1.3 Latar Belakang


Saat ini teknologi fotografi telah berkembang pesat, yang membuat setiap momen
apapun dapat diabadikan dalam sebuah gambar yang dapat dicetak dan disimpan dalam
media fisik maupun dalam bentuk digital. Fotografi pun semakin diminati banyak orang
selain dapat menjadi hobi semata, bagi beberapa orang fotografi merupakan salah satu
sumber penghasilan pada era globalisasi seperti sekarang. Bahkan dibeberapa sekolah
ataupun perguruan tinggi mulai terdapat jurusan atau pelajaran tentang fotografi baik mulai
dari bagaimana cara kamera bekerja, cara membidik kamera maupun bagaimana cara
mendapatkan gambar yang sempurna.
Fotografipun tak dapat lepas dari kehidupan manusia pada era sekarang, dengan
kemajuan teknologi yang semakin pesat, peranan fotografi menjadi semakin luas.
Perkembangan fotografi dimulai dengan penemuan kamera yang hanya digunakan untuk
mengabadikan citra alam. Pengabadian citra alam tersebut dengan cara menggambar, bukan
memotret. Sekarang, fotografi telah mendukung berbagai ilmu pengetahuan, seperti pada
bidang kedokteran contohnya, foto-foto tentang berbagai macam penyakit, alat kedokteran,
anatomi tubuh manusia, dalam bidang hokum fotografi digunakan untuk foto-foto berkaitan
dengan bukti dalam suatu perkara, dalam bidang arsitektur digunakan sebagai seni untuk
memperlihatkan bagaimana desain bangunan yang akan dirancang.
Melihat kemajuan bidang fotografi yang sangat cepat, sangat disayangkan kemajuan
dalam bidang fotografi ini belum diimbangi dengan adanya fasilitas atau tempat khusus untuk
mewadahi para penggemar atau penikmat fotografi untuk menunjukan dan memamerkan
hasil karya – karyanya, tempat untuk berbagi ilmu dan pengalaman selama menjalani
pekerjaan sebagai fotografer maupun hanya sekedar menjalankan hobi. Maka dari itu
berangkat dari ketidak adaanya ketersediaan fasilitas bagi para peminat fotografi
menimbulkan suatu gagasan untuk membuat Photograpy Exeb Bertolak dari adanya
kesenjangan fasilitas bagi masyarakat dalam menampung kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan fotografi terhadap semakin meningkatnya kemajuan peralatan dan
teknologi yang menunjang kegiatan fotografi menimbulkan gagasan untuk membuat
Photography Exhibition Centre atau Pusat Pameran Fotografi.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat diuraikan rumusan
masalah sebagai berikut :

1.Apa saja kebutuhan dan fasilitas yang diperlukan untuk menunjang Photograpy
Exhibition Centre?

2.Bagaimana Photograpy Exhibition Centre dapat mewadahi kegiatan – kegiatan


pameran dan kegiatan fotografi lainnya?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, berikut merupakan tujuan dari
uraian masalah diatas :

1. Mengetahui apa saja kebutuhan dan fasilitas yang diperlukan untuk menunjang
Photograpy Exhibition Centre?

2. Mengetahui bagaimana Photograpy Exhibition Centre dapat mewadahi kegiatan –


kegiatan pameran dan kegiatan fotografi lainnya?

1.4 Metode Perancangan


Metode Perancangan melalui beberapa tahap perancangan sesuai dengan metode yang
ada pada umumnya, dimana tahapannya pengumpulan data sebagai berikut.
1. Data Primer
Data Primer ini merupakan data dan informasi yang dikumpulkan dengan penelitian
langsung dari sumbernya. Dalam hal ini, penulis bertindak sebagai pengumpul data
(Soemanto, Wasty, 2009). Data primer diperoleh melalui.

 Observasi
Merupakan tahap pengumpulan data melalui pengamatan langsung ke lapangan
mengenai lokasi, aktivitas serta fasilitas yang tersedia
 Wawancara
Merupakan tahap tanya jawab yang dilakukan dengan narasumber yang
kompeten dan pihak-pihak yang memiliki relevansi dengan data yang dibutuhkan
untuk perancangan
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh penulis secara tidak
langsung melalui media perantara (kepustakaan). Data sekunder diperoleh melalui.

 Studi Literatur
Studi Literatur merupakan segala data dan informasi yang berkaitan dengan
perancangan yang didapat dari buku-buku literatur, majalah, jurnal, dan internet.

Anda mungkin juga menyukai