Iman mencakup 3 hal: meyakini dalam hati, mengucap dengan lisan, mengamalkan
dengan anggota tubuh kita.
Iman itu kadang bertambah (dengan ketaatan kepada Allah) namun kadang berkurang
(dengan bermaksiat kepada Allah).
Iman tidak sama antara seseorang dengan yang lainnya, juga bertingkat-tingkat.
Sederhananya begini: Berbeda, orang yang mengetahui sesuatu melalui pendengarannya
dengan orang yang melihat secara langsung. Orang bisa sama-sama beriman, tapi
kekuatannya tidak sama.
〰〰〰〰〰〰
Tidak sama, keimanan seseorang yang melakukan sholat fardhu saja, sementara yang
satunya melengkapi dengan sholat sunnah.
Tidak sama, keimanan seseorang yang berpuasa Daud, dengan orang lain yang berpuasa
senin kamis.
Tidak sama, keimanan orang yang sholatnya disempurnakan, dengan orang yang
melamun saat sholat.
Kita butuh terus menguatkan iman kita
...Allah menurunkan sakinah ke dalam hati orang-orang yang beriman, dari keimanan yang
sudah ada pada mereka.. (QS Al Fatih: 4)
Hati yang dibuka oleh Allah, ada keinginan untuk mengerjakan kebaikan dan melakukan
amal shalih, sehingga Allah tambahakan terus kebaikan pada hatinya...
Iman bukanlah sesuatu yang tetap, bisa bertambah dan berkurang; dapat dilihat dari
semangat kita dalam menjalankan ibadah, apakah makin dekat kepada sunnah/tidak.
"...orang-orang yang beriman, bertambah imannya ketika diturunkan satu ayat, dan
mereka menerima dengan keadaan yang sangat bahagia, sementara mereka yang di
dalam hatinya ada penyakit, maka Allah tambahkan kotoran juga pada hatinya..."
(QS At Taubah: 124-125)
Para wanita itu lemah akal dan agamanya (pensifatan ini dari Rasul, disebabkan
wanita memiliki masa haid dimana mereka tidak melakukan sholat dan puasa, sehingga
keimanan mereka pun berbeda dengan laki-laki)
Keimanan ada 70 cabang, yang paling tinggi adalah laa ila ha illallah (amalan lisan),
yang paling rendah yaitu menyingkirkan cabang dari jalan (amalan perbuatan) dan rasa
malu adalah salah satu cabangnya (amalan hati). Ketiganya merupakan aspek yang
tercakup dalam keimanan.
Ketika kita benar-benar mencari ilmu yang syar'i dan sunnah (akan memberikan
manfaat dalam urusan ibadah dan muamalah)
Membaca, memahami, dan mempelajari Al Qur'an (tadabbur dan tafakur)
Membaca sirah nabawiyah
Membaca kisah shalafush shalih
Tadabbur ayat kauniyah
Memperbanyak ketaatan kepada Allah
Jiwa kita, ketika kita bawa kepada ketaatan, mungkin akan menangis karena beratnya.
Namun jangan lelah mendidik jiwa, hingga ia menemukan nikmatnya beribadah.
Bersungguh-sungguh dalam meninggalkan maksiat, sehingga hati kita menjadi semakin
bersih karenanya, akan mempermudah kita meningkatkan ketaqwaan.