Laporan Kasus Rehabilitas Medik OA
Laporan Kasus Rehabilitas Medik OA
PENDAHULUAN
dewasa madya dan lansia dengan gangguan pada sendi, yang bersifat kronik,
progresif lambat, tidak meradang dan ditandai dengan deteriosasi dan abrasi
rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada permukaan persendian.
manusia dan dianggap sebagai penyebab disabilitas pada orang tua. Osteoartritis
biasanya berkaitan dengan pertambahan usia dan umumnya mengenai lutut, sendi-
sendi di tangan, pinggul dan tulang belakang. Osteoartritis lutut merupakan jenis
penyakit sendi terbanyak dijumpai di seluruh dunia dan penyebab nyeri serta
memperkirakan bahwa 10% penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih
yang hilang-hilang timbul yang sudah menahun pada lututnya. Pada tahap awal,
nyeri sendi timbul bila selesai latihan fisik yang berat dan kemudian hilang setelah
pagi yang hilang dalam waktu 15-30 menit dan makin berkurang setelah
1
digerakkan. Jika proses ini terjadi secara berlebihan maka akan timbul nyeri yang
Penyakit radang sendi ini mulai dikenal sejak abad ke-19, dan pada saat itu
dipandang sebagai akibat dari suatu proses aus karena dipakai selama hidup.
Menjelang abad ke-20, penyakit kelainan sendi adalah penyebab utama gangguan
Berikut ini akan dibahas suatu tinjauan pustaka dan laporan kasus tentang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Osteoartritis berasal dari kata Yunani, yaitu osteo yang berarti tulang, arthro
yaitu sendi dan itis berarti radang atau inflamasi. Osteoartritis (OA) adalah suatu
kelainan sendi kronis (jangka lama) dimana terjadi proses pelemahan dan
disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan
tulang rawan baru pada sendi. Kelainan ini merupakan suatu proses degeneratif
pada sendi yang dapat mengenai satu atau lebih sendi. Setiap sendi memiliki
resiko untuk terserang OA. Daerah yang paling sering terserang OA adalah lutut,
2.2. Epidemiologi
umum di dunia. Satu dari tiga orang dewasa memiliki tanda-tanda radiologis
tahun sebanyak 22%. Pada pria dengan kelompok umur yang sama, dijumpai 23%
pada lutut kiri. Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusi merata, dengan
insiden OA pada lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri sebanyak
24,7%.6
3
(1991-1994) – 35% (2000) merupakan penderita dengan osteoartritis. Prevalensi
osteoartritis secara jelas meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Usia, jenis
kelamin, pekerjaan, kegemaran, ras, dan hereditas seluruhnya bisa berperan dalam
2.3. Etiologi
Sampai saat belum diketahui dengan pasti penyebab dari osteoartritis, tetapi
2.3.1. Usia
Faktor resiko yang paling utama pada penyakit osteartritis adalah usia,
biasanya mengenai usia dewasa madya hingga lansia, tetapi sering pada usia lebih
dari 50 tahun. Prevalensi dan beratnya osteoartritis akan meningkat sesuai dengan
saja, melainkan juga dapat terjadi akibat perubahan pada tulang rawan sendi.
dibanding dengan pria, 3,2% : 3%. Diperkirakan hal ini terjadi akibat perbedaan
pada seorang ibu dengan osteoartritis pada sendi lutut, maka kemungkinan
anaknya berpeluang 3 kali lebih sering untuk terkena penyakit yang sama.
4
2.3.4. Obesitas
Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut oleh karena itu
peningkatan berat badan akan melipat gandakan beban sendi lutut saat berjalan.
Manifestasi klinis seperti nyeri pada sendi yang terkena terutama sewaktu
kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan
pada pergerakan sendi, kaku pagi, pembengkakan sendi dan perubahan gaya
berjalan.6,8
apofiseal tulang belakang, lutut dan paha. Tanda-tanda peradangan pada sendi
tersebut tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya
sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat dan kemerahan.9
5
2.5. Patofisiologi
primer disebut idiopatik karena disebabkan oleh faktor genetik yaitu dengan
pertumbuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas yang terlalu lama serta faktor
Kondrosit adalah sel yang tugasnya membentuk proteglikan dan kolagen pada
rawan sendi. Osteoartritis terjadi akibat kondrosit gagal mensintesis matriks yang
sintesis matriks ekstraseluler termasuk produksi kolagen tipe I, III, VI dan X yang
terjadinya perubahan pada diameter dan orientasi dari serat kolagen yang
mengubah biomekanik dari tulang rawan, sehingga tulang rawan sendi kehilangan
sifat kompresibilitasnya.10
terutama setelah terjadi sinovitis, yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak
rongga sendi dan merusak matriks rawan sendi serta mengaktifkan kondrosit.
6
Pada akhirnya tulang subkondral juga akan ikut berperan, dimana osteoblas akan
mengakibatkan terjadi kerusakan fokal tilang rawan sendi secara progresif dan
berkurang. Hal ini akan mengakibatkan fungsi rawan sendi sebagai bantalan
terhadap beban sendi akan berkurang. Selain itu jaringan kolagen juga menjadi
2.6. Diagnosis
adalah nyeri pada sendi yang terkena, terutama pada waktu bergerak. Awal mula
terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat.
Terdapat hambatan pada gerak sendi, biasanya semakin bertambah berat sejalan
dengan bertambahnya rasa nyeri. Kaku pada pagi hari dapat timbul setelah
imobilisasi, seperti duduk dalam waktu yang cukup lama atau setelah bangun
tidur. Krepitasi atau rasa gemeretak pada sendi yang sakit juga menjadi keluhan
7
2.6.1. Tes-tes provokasi yang dapat dilakukan untuk memeriksa sendi lutut:
1. Tes McMurray
meniskus. Pada tes ini penderita berbaring terlentang. Dengan satu tangan
Tungkai kemudian ditekuk pada sendi lutut. Tungkai bawah eksorotasi/ endorotasi
dan secara perlahan-lahan diekstensikan. Kalau terdengar bunyi “klek‟ atau teraba
sewaktu lutut diluruskan, maka meniskus medial atau bagian posteriornya yang
mungkin terobek.9
Merupakan suatu tes untuk mendeteksi ruptur pada ligamen cruciatum lutut.
Penderita harus dalam posisi terlentang dengan panggul fleksi 45˚.Lutut fleksi dan
kedua kaki sejajar. Caranya dengan menggerakan tulang tibia ke atas maka akan
terjadi gerakan hiperekstresi sendi lutut dan sendi lutut akan terasa kendor. Posisi
pemeriksa di depan kaki penderita. Jika terdorong lebih dari normal, artinya tes
drawer positif.9
8
Gambar 2. Pemeriksaan Anterior Drawer Test11
Posterior Drawer Test sama halnya dengan Anterior Drawer Test, hanya
4. Lachman Test
Test Lachman dikelola dengan meletakkan lutut pada posisi fleksi kira-kira
dalam sudut 300, dengan tungkai diputar secara eksternal. Satu tangan dari
ujung distal dari tungkai atas, dan tangan yang lain memegang bagian proksimal
9
Gambar 4. Pemeriksaan Lachman11
Tes ini dilakukan untuk menentukan nyeri lutut yang disebabkan oleh
bawah ditekukkan pada sendi lutut kemudian dilakukan penekanan pada tumit
dan luar (eksorotasi). Apabila pasien merasakan nyeri di samping medial atau
lateral garis persendian lutut maka lesi pada meniskus medial dan lateral sangat
mungkin ada.9
10
6. Apley Distraction Test
Tes ini dilakukan untuk membedakan lesi meniskal atau ligamental pada
Comppresion Test. Lakukan distraksi pada sendi lutut sambil memutar tungkai
bawah keluar dan kedalam dan lakukan fiksasi. Apabila pada distraksi eksorotasi
dan endorotasi itu terdapat nyeri maka hal tersebut disebabkan oleh lesi di
ligamen.9
A. Pemeriksaan Radiologis
& Lawrence :
11
(A) (B)
(C) (D)
12
Klinis dan Laboratorium Klinis dan radiologi Klinis
Nyeri lutut + minimal 5 dari Nyeri lutut + minimal 1 Nyeri lutut + minimal 3
9 berikut : dari 3 berikut dari 6 berikut :
- umur > 50 tahun - umur > 50 tahun - umur > 50 tahun
- stiffness < 30 menit - stiffness < 30 menit - stiffness < 30 menit
- krepitasi - krepitasi + osteofit - krepitasi
- nyeri pada tulang - nyeri pada tulang
- pelebaran tulang - pelebaran tulang
-tidak hangat pada perabaan -tidak hangat pada
- LED < 40mm/jam
perabaan
- Rheumatoid factor <1:40
- Cairan sinovial : jernih,
viscous,leukosit<2000/mm3
2.7. Penatalaksanaan
2. Mengurangi disabilitas
4. Menghambat progresifitas
dari analgesik dan anti inflamasi (sering digunakan NSAID) dan program
dapat berupa:
1. Fisioterapi13-15
Terapi panas superfisial yaitu panas hanya mengenai kutis atau jaringan sub
kutis saja (Hot pack, infra merah, kompres air hangat, paraffin bath)
jaringan yang lebih dalam yang sampai ke otot,tulang, dan sendi (Diatermi
13
gelombang suara ultra(USD). Pada kasus OA digunakan SWD (short wave
b. Terapi dingin
sendi yang nyeri. Terapi dingin dapat berupa cryotherapy, kompres es dan
masase es.
c. Terapi listrik
rangsang nyeri.
d. Hidroterapi
lebih mudah digerakan. Suhu air yang hangat akan membantu mengurangi
14
f. Ortotik Prostetik
g. Terapi okupasi
h. Psikologi
i. Sosial medik
15
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. HM
Umur : 68 tahun
Alamat : Sonder
Pekerjaan : Pensiunan
Agama : Kristen
Suku : Minahasa
3.2. ANAMNESIS
Nyeri pada lutut kiri dialami penderita sejak ± 1 tahun yang lalu, nyeri
terlokalisasi di lutut, tidak menjalar, dan sifat nyeri tumpul. Nyeri yang dirasakan
hilang timbul, dan timbul ketika melakukan aktivitas. Nyeri timbul kembali (1
bulan yang lalu) pada lutut kanan ketika sedang berjalan jauh. Ada riwayat
bengkak, hangat dan kemerahan, namun sudah hilang. Nyeri lutut disertai
kekakuan terutama saat bangun di pagi hari ±10-15 menit, kemudian hilang
berdiri lama, jalan jauh (±20m), dan jongkok. Penderita kemudian berobat ke
dokter spesialis dan mendapatkan obat penghilang nyeri. Nyeri hilang saat
16
Riwayat penyakit dahulu :
a. Asam urat (+) sejak 16 tahun yang lalu terkontrol, mengkonsumsi obat
Riwayat Keluarga :
Penderita tinggal di rumah permanen, 2 lantai, lantai ubin, ada 6 anak tangga,
sumber penerangan dari Perusahaan Listrik Negara, sumber air dari Perusahan Air
melalui ASKES.
Penderita sekarang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan melakukan aktivitas
rumah tangga sendiri. Punya kegiatan naik turun tangga tiap hari ± 6 anak
tangga/hari.
Riwayat Psikologis :
17
3.3. PEMERIKSAAN FISIK
Berat badan : 54 kg
Kepala : Normocephal
kanan ada.
Abdomen : Datar, lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
varus (-/-)
18
Movement : Nyeri gerak aktif (+), nyeri gerak pasif (+),
6 Mei 2014
0 3(dextra) 6(sinistra) 10
Dextra Sinistra
ALL 87 87
TLL 81 81
Q angle 100 200
Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) regio genu dextra dan sinistra
Sinistra
Dextra Normal
Aktif Pasif
Fleksi 0-1300 0-1100 0-1150 1350
(nyeri)
Ekstensi 0-00 0-00 00
Pemeriksaan Neuromuskular
Ekstremitas Ekstremitas inferior
superior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Gerakan Normal Normal Normal Normal
Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5 5/sde/5/5 5/sde/5/5
(nyeri) (nyeri)
Tonus otot Normal Normal Normal Normal
Refleks Fisiologis Normal Normal Normal Normal
Refleks Patologis - - - -
Sensibilitas Normal Normal Normal Normal
19
Tes Provokasi :
Jenis tes Dextra Sinistra
Ballotement - -
Anterior drawer - -
Posterior drawer - -
McMurray - -
Apley compression - -
Apley distraction - -
Lachman - -
Test for medial stability - -
20
3.4. RESUME
2014 dengan keluhan utama nyeri pada genu bilateral. Morning stiffness (+),
bunyi “krek-krek” saat lutut digerakkan (+). Pada pemeriksaan fisik didapatkan
Pada status lokalis regio genu, deformitas valgus genu sinistra dan nyeri gerak dan
krepitasi genu bilateral. VAS pada genu sinistra 6 dan VAS genu dekstra 3.
Problem :
1. Nyeri lutut kiri dan kanan (kiri>kanan); (VAS Genu dekstra: 3 | VAS Genu
sinistra: 6)
2. Keterbatasan LGS genu sinistra karena nyeri
3. Gangguan Aktivitas Kegiatan Sehari-hari (AKS), seperti berdiri, berjalan
jauh, jongkok, naik-turun tangga.
4. Deformitas lutut kiri (valgus)
5. Cemas terhadap penyakitnya
21
Penatalaksanaan :
1. Medikamentosa :
Obat Anti Inflamasi Non-Steroid
2. Non medikamentosa :
Rehabilitasi medik
a. Fisioterapi
1) Evaluasi :
a) Nyeri lutut (VAS genu dekstra 3, VAS genu sinistra 6)
b) gangguan AKS (naik turun tangga, berdiri, berjalan, dan
jongkok)
2) Program:
a) TENS, SWD, dan USD genu sinistra
b) Latihan isometrik untuk ekstremitas inferior dextra
c) Diberikan latihan penguatan m.quadriceps+ hamstring dextra
et sinistra bertahap dengan sepeda statis.
d) Gentle streching genu sinistra
b. Okupasi terapi
1) Evaluasi :
a) Nyeri lutut (VAS genu dekstra 3, VAS genu sinistra 6)
b) Gangguan AKS (berdiri, berjalan, dan jongkok)
c) Deformitas valgus pada genu sinistra
2) Program:
a) Latihan atau edukasi melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-
hari dengan prinsip mengurangi beban pada sendi lutut (joint
protection).
b) Edukasi lingkungan rumah
c. Ortotik Prostetik
1) Evaluasi :
a) Nyeri lutut (VAS genu dekstra 3, VAS genu sinistra 6)
b) Gangguan AKS (berdiri, berjalan, dan jongkok)
c) Deformitas valgus pada genu sinistra
2) Program:
22
Penggunaan knee brace untuk genu dekstra dan sinistra
d. Psikolog
1) Evaluasi : penderita merasa cemas dengan sakitnya.
2) Program: memberi dukungan kepada penderita agar rajin berlatih di
rumah dan kontrol secara teratur, memberi dukungan mental
kepada penderita dan keluarga agar tidak cemas dengan penyakit
yang dideritanya.
e. Sosial medik
1) Evaluasi:
a) Tempat tinggal lantai 2
b) Biaya hidup sehari-hari cukup, biaya pengobatan ditanggung
oleh pemerintah menggunakan jaminan kesehatan masyarakat
(ASKES).
2) Program:
a) Memberikan edukasi pada penderita untuk memindahkan
kamar tidur di lantai dasar.
b) Memberikan edukasi pada penderita dan keluarga mengenai
penyakit penderita dan memberikan dukungan agar penderita
rajin melakukan terapi dan home program.
f. Home program atau edukasi
1) Mengurangi aktivitas yang berdampak besar pada lutut seperti naik
turun tangga, berjalan lama, serta berdiri dalam waktu yang lama.
2) Posisi kaki lebih banyak diluruskan saat duduk (jangan ditekuk).
3) Tetap menggunakan WC duduk.
4) Kompres dengan es pada lutut atau daerah yang bengkak
5) Kontrol ke poli rehabilitasi medik secara rutin.
3.5. PROGNOSIS
23
DAFTAR PUSTAKA
24