Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENERAPAN TEKNOLOGI KOMPUTER PADA SSA


(SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Komputer Masyarakat

Dosen :

Ani Amaliyah, ST.

Disusun oleh :

Nama : Iqbal Febri Ramadhan

NIM : 4103 7006 16 1006

Prodi : Teknik Informatika

Kelas : Reguler

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA


BANDUNG
2016/2017

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ........................................................................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Sejarah Spektrofotometer Serapan Atom ...................................................................................... 2
2.2 Prinsip Kerja Spektrofotometer Serapan Atom............................................................................. 2
2.3 Instrumen dan Alat ........................................................................................................................ 3
2.4. Penerapan Spektrofotometer Serapan Atom dalam Kehidupan ................................................... 5
2.5 Penerapan Komputer pada Spektrofotometer Serapan Atom ....................................................... 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 6
3.1 Pendapat Kelompok dan Ahli ....................................................................................................... 6
3.2 Saran dan Kesimpulan .................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 7

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dari waktu ke waktu ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu berkembang hal ini
berdampak pada meningkatnya pengetahuan serta kemampuan dari manusia itu sendiri. Banyak
teknologi dan ilmu yang baru yang mungkin kita belum tahu secara umum dari segala bidang yang
memang masyarakat umum tidak mengenalinya. Begitu pula dengan ilmu kimia yang tidak luput dari
sorotan perkembangan IPTEK ini. Belakangan ini telah lahir IPTEK-IPTEK yang berpeluang
mempermudah dalam keperluan analisis kimia. Salah satu bentuk kemajuan IPTEK ini yang biasa
dikenal sekarang diantaranya alat serapan atom yang kemudian sangat mendukung dalam analisis
kimia dengan metode Spektrometri Serapan Atom (SSA).

Dari dulu para ahli kimia sudah lama menggunakan warna sebagai pembantu dalam
mengidentifikasi zat kimia. Dimana, serapan atom telah dikenal bertahun-tahun lalu. Alat
Spektrofotometer Serapan Atom ini menggunakan metode pengukuran penyerapan energi cahaya oleh
suatu sistim kimia itu sebagai suatu gelombang tertentu. Dengan bantuan teknologi katoda berongga
kita bisa mengukur cahaya-cahaya tertentu. Dewasa ini alat SSA ini sudah diterapkan dengan bantuan
komputer untuk mempermudah mengoperasikan alat dan menyimpan datanya lebih aman. Namun
tidak bisa dipungkiri hanya orang-orang yang bergelut dibidang kimia saja yang tahu metode ini.
Dengan metode ini kita bisa mengukur kadar-kadar zat kimia berbahaya dari berbagai sampel
meskipun kadarnya kecil sekali.

1.2 Batasan Masalah


Dari latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan batasan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sejarah dari alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) ?
2. Bagaimana prinsip kerja serta penerapan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
dalam proses analis kimia ?
3. Bagaimana penerapan komputer pada teknologi Spektrofotometer Serapan Atom
(SSA) ?

1.3 Maksud dan Tujuan


Ada pun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen mata kuliah, juga bertujuan agar penulis maupun pembaca dapat mengenal teknologi analisis
kimia Spektrofotometer Serapan Atom yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat, selain itu juga
kita bisa tahu bagaimana penerapan komputer pada teknologi ini.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Spektrofotometer Serapan Atom


Sejarah SSA berkaitan erat dengan observasi sinar matahari. Pada tahun 1802 Wollaston
menemukan garis hitam pada spektrum cahaya matahari yang kemudian diselidiki lebih lanjut oleh
Fraunhofer pada tahun 1820. Brewster mengemukakan pandangan bahwa garis Fraunhofer ini
diakibatkan oleh proses absorpsi pada atmoser matahari. Prinsip absorpsi ini kemudian mendasari
Kirchhoff dan Bunsen untuk melakukan penelitian yang sistematis mengenai spektrum dari logam
alkali dan alkali tanah. Kemudian Planck mengemukakan hukum kuantum dari absorpsi dan emisi
suatu cahaya. Menurutnya, suatu atom hanya akan menyerap cahaya dengan panjang gelombang
tertentu (frekwensi), atau dengan kata lain ia hanya akan mengambil dan melepas suatu jumlah energi
tertentu. Kelahiran SSA sendiri pada tahun 1955, ketika publikasi yang ditulis oleh Walsh dan
Alkemade & Milatz muncul. Dalam publikasi ini SSA direkomendasikan sebagaimetode analisis yang
dapat diaplikasikan secara umum.

Pengembangan metode Atomic Absorption Spectrometer (AAS) baru dimulai sejak tahun 1955,
yaitu ketika seorang ilmuwan Australia, Walsh (1955) melaporkan hasil penelitiannya tentang
penggunaan “hollow cathode lamp” sebagai sumber radiasi yang dapat menghasilkan radiasi panjang
gelombang karakteristik yang sangat sesuai dengan AAS. Pada tahun yang sama Alkemade dan
Milatz (1955) melaporkan bahwa beberapa jenis nyala dapat digunakan sebagai sarana untuk
atomisasi sejumlah unsur. Oleh karena itu, para ilmuwan tersebut dapat dianggap sebagai “Bapak
AAS “.

Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pertama kali dikembangkan oleh Walsh
Alkamede, dan Metals (1995). SSA ditujukan untuk mengetahui unsur logam renik di dalam sampel
yang dianalisis. Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-
atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan kalor / panas. .Pada metode ini larutan sampel
diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian pengkabutan (nebulizer) pada alat AAS selanjutnya
diubah ke dalam bentuk atom-atomnya berupa garis didalam nyala.

Spektrofotometer serapan atom (SSA) sebetulnya adalah metode umum untuk menentukan
kadar unsur logam konsentrasi kecil. Keadaan bentuk sampel aslinya tidak penting asalkan sampel
larut dalam air atau dalam larutan bukan air.Metode SSA spesifikasinya tinggi yaitu unsur-unsur
dapat ditentukan meskipun dalam campuran.. Kenyataan ini, ditambah dengan kemudahan menangani
SSA modern, menjadikan analisis rutin dapat dilakukan cepat dan ekonomis oleh tenaga laboratorium
yang belum terampil.

2.2 Prinsip Kerja Spektrofotometer Serapan Atom


Spektrometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis
untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang pengukurannya berdasarkan penyerapan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas. Metode ini sangat
tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah.

2
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut
pada panjang gelaombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan Natrium menyerap pada
589 nm, uranium pada 358,5 nm sedangkan kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada gelombang ini
mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Dengan absorpsi energi,
berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya
ke tingkat eksitasi masing-masing sesuai dengan panjang gelombang sebesar 589nm dan 330 nm. Kita
dapat memilih diantara panjang gelombang ini yang menghasilkan garis spektrum yang tajam dan
dengan intensitas maksimum, yang dikenal dengan garis resonansi.

Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel yang
mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahaya tersebut akan diserap dan
intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom bebas logam yang barada pada
sel. Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari:

1. Hukum Lambert: bila suatu sumber sinar monokrokatik melewati medium transparan, maka
intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan bertambahnya ketebalan medium yang
mengabsorbsi.

2. Hukum Beer: intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial dengan
bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut.

Metode SSA berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut
pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya Spektrometri Serapan Atom (SSA)
meliputi adsorpsi sinar oleh atom-atom netral unsur logam yang masih berada dalam keadaan
dasarnya (Gorund state). Sinar yang diserap biasanya ialah sinar ultra violet dan sinar tampak.

Hukum absorpsi sinar (Lambert-Beer) yang berlaku pada spektrofotometer absorpsi sinar ultra
violet, sinar tampak maupun infra merah, juga berlaku pada Spektrometri Serapan Atom (SSA).
Perbedaan analisis Spektrometri Serapan Atom (SSA) dengan spektrofotometri molekul adalah
peralatan dan bentuk spektrum absorpsinya.

Setiap alat SSA terdiri atas tiga komponen yaitu:

 Unit atomisasi (atomisasi dengan nyala dan tanpa nyala)


 Sumber radiasi
 Sistem pengukur fotometri

1. Sistem Atomisasi dengan Nyala

Setiap alat spektrometri atom akan mencakup dua komponen utama sistem introduksi sampel
dan sumber (source) atomisasi. Untuk kebanyakan instrument sumber atomisasi ini adalah nyala dan
sampel diintroduksikan dalam bentuk larutan. Sampel masuk ke nyala dalam bentuk aerosol. Aerosol
biasanya dihasilkan oleh Nebulizer (pengabut) yang dihubungkan ke nyala oleh ruang penyemprot
(chamber spray).Nyala yang dipakai untuk pengukuran analitik adalah udara asetilen dan nitrous
oksida-asetilen.

2.3 Instrumen dan Alat


Untuk menganalisis sampel untuk konstituen atomnya, itu harus atomize. Sampel kemudian
harus diterangi oleh cahaya.. Cahaya ditransmisikan akhirnya diukur oleh suatu detektor. Dalam

3
rangka mengurangi efek dari emisi dari pengabut (misalnya radiasi benda hitam ) atau lingkungan,
spektrometer adalah biasanya digunakan antara pengabut dan detektor.

Sebuah sampel cairan biasanya berubah menjadi gas atom dalam tiga langkah:

1. Desolvation (Pengeringan) - cairan pelarut yang menguap , dan sampel kering tetap

2. Penguapan (bilik) - yang vaporises sampel padat ke gas

3. Atomisasi - senyawa yang membentuk sampel yang rusak menjadi bebas atom.

a. Sumber radiasi ( Hollow Cathode Lamp)

Lampu katoda merupakan sumbe rcahaya paada AAS. Lampu katoda memiliki masa pakai atau
umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsure yang akan diuji berbeda-beda
tergantung unsur yang akan diuji. Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan
energi sehingga unsur logam yang akan diuji akan mudah tereksitasi.

b. Tabung gas

Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen. Gas
asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20.000 K dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2O
yang lebih panas gas asetilen ± 30.000 K.

c. Kompresor

Merupakan alat yang terpisah dengan main unit karena alat ini berfungsi untuk mensuplai
kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS pada waktu pembakaran atom.

d. Burner

Merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner berfungsi sebagai
tempat pencampuran gas asetilen dan aquabides agar tercampur merata dan dapat terbakar pada
pemantik api secara baik dan merata.

e. Ducting

Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa pembakaran pada
AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap
yang dihasilkan oleh AAS tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari
pembakaran pada AAS diolah sedemikian rupa didalam ducting agar polusi yang dihasilkan tidak
berbahaya.

f. Buangan pada AAS

Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen yang diletakan secara terpisah pada AAS.
Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian rupa agar sisa
buangan sebelumnnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi dapat mematikan proses
pengatomian nyala api pada saat pengukuran sampel.

4
g. Monokromator

Berfungsi mengisolasi salah satu garis resonansi atau radiasi resonansi dari sekian banyak
spectrum yang dihasilkan oleh lampu pijar hollow cathode atau untuk merubah sinar polikromatis
menjadi sinar monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran.

h. Detector

Dikenal dua macam detector, yaitu detector foton dan detector panas. Detector panas biasa
dipakai untuk mengukur radiasi infra merah termasuk thermocouple dan bolometer. Detektor
berfungsi untuk mengukur intensitas radiasi yang diteruskan dan telah diubah menjadi energi listrik
oleh fotomultiplier.Hasil pengukuran detektor dilakukan penguatan dan dicatat oleh alat pencatat yang
berupa printer dan pengamat angka.

2.4. Penerapan Spektrofotometer Serapan Atom dalam Kehidupan


Metode analisis menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) merupakan sebuah
kebutuhan di bidang industri, terutama bagi industri yang memproduksi barang yg secara langsung
dikonsumsi oleh manusia. Dengan adanya alat ini kita bisa tahu kadar unsur yang berbahaya dalam
suatu produk bagaimana dan bisa dilakukan kontrol pada industri yang terkait

Tidak banyak orang yang tahu bagaimana sebuah produsen dapat mengedarkan produknya
dengan telah disetujui BPOM bahwa produk tersebut aman. Perlu wawasan bagi masyarakat
setidaknya mereka tahu bahwa teknologi yang tidak mereka pakai sehari-hari terus berkembang, salah
satunya dengan teknologi SSA ini yang memang alat ini membuat kemudahan dalam menentukan
apakah suatu produk aman dari unsur berbahaya atau tidak

Di Indonesia sendiri sudah memiliki Standar Nasional Indonesia(SNI) yang membahas ini,
memang banyak masyarakat luas belum tahu. Dalam SNI sendiri sudah ditetapkan cara-cara
melakukan metode analisis suatu unsur yang spesifik menggunakan alat SSA ini contohnya pada SNI
Air dan Limbah No. 06-6989.8-2004 Cara uji kadar timbal (Pb) dengan spektrofotometer Serapan
Atom (SSA)-nyala.

2.5 Penerapan Komputer pada Spektrofotometer Serapan Atom


Dewasa ini teknologi selalu berkembang salah satunya adalah Spektrofotometer Serapan Atom
ini. Spektrofotometer Serapan Atom yang sekarang banyak sudah menggunakan komputer untuk
pengoperasiannya.Sebagai contohnya pada alat SSA dengan merk Flame AA-6300 sudah
menggunakan aplikasi merekasi sendiri yang bernama WizAArd.
Aplikasi WizAArd ini harus digunakan untuk menjalankan alat SSA, dilengkapi dengan log-in
username supaya kerahasiaan data bisa aman. Dengan komputernya pun kita bisa mengatur hampir
semuanya secara otomatis mulai dari pemilihan unsur yang akan diukur dan menyetel hal-hal yang
dibutuhkan. Pemeriksaan instrumen dan alat pun menggunakan komputer, jika ada yang terlewat
maka akan terdeteksi lewat komputer itu sendiri.
Pengoperasian alat SSA ini tergolong mudah karena dibantu dengan teknologi komputer. Kita
bisa mengatur hal apa saja yang dibutuhkan supaya pengukuran bisa tepat mulai dari kalibrasi alat,
memasukan standar yang sudah dibuat, pemilihan katoda berongga. Meskipun dalam prakteknya ada
yang harus dilakukan secara manual seperti membuka gas dan kompresor, dan memasukan sampelnya
ke dalam alat. Perhitungan dengan SSA ini dilakukan otomatis dengan komputer, kita bisa melihat
data di layar saat pengukuran sudah selesai , kitapun bisa menyimpan datanya dalam komputer
dengan aman dan bisa juga hasil perhitungannya diprint langsung.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Pendapat Kelompok dan Ahli


 Gustav Robert Kirchhoff : “I conclude from these observations that a colored flame in whose
spectrum bright sharp lines occur so weakens rays of the color of these lines, if they pass
through it, that dark lines appear in the place of the bright ones, whenever a source of light of
sufficient intensity, in whose spectrum those lines are otherwise absent, is brought behind the
flame. I conclude further that the dark lines of the solar spectrum . . . occur because of the
presence of those elements in the glowing atmosphere of the sun which would produce in the
spectrum of a flame bright lines in the same position.” (A. WALSH, Spectrochemistry since
Kirchhofl and Bunsen, Proceedings of the Royal Austrdian Chemical Institute 42, 297 (1975))
 Gustav Robert Kirchhoff : “For rays of the same wavelength at the same temperature, the
ratio of the emissive power to the absorptive power is the same for all bodies.” (A. WALSH,
Spectrochemistry since Kirchhofl and Bunsen, Proceedings of the Royal Austrdian Chemical
Institute 42, 297 (1975))
 Gustav Robert Kirchhoff : “It is well known that certain substances possess the property of
imparting definite colors to flames in which they are heated. When the colored light thus
produced is analyzed by a prism, spectra exhibiting differently colored bands or lines of light
are seen. Upon the appearance of these lines of light an entirely new method of chemical
analysis can be based.” (A. WALSH, Spectrochemistry since Kirchhofl and Bunsen,
Proceedings of the Royal Austrdian Chemical Institute 42, 297 (1975))
 Velmer Fassel : “Atomic absorption spectroscopy does not suffer from chemical interference
but (the) presence of large amounts of anions and cations can cause pronounced effects on
absorption.” (Y. K. CHAN and P. Y. WONG, Talanta 15, 867 (1968))

3.2 Saran dan Kesimpulan


Berbagai penemuan awal mula sebuah teknologi tanpa kita sadari sudah ada dari dulu, dan
dari waktu ke waktu akan selalu dikembangkan oleh manusia. Dengan perkembangan IPTEK di masa
modern ini segala hal rumit kini sudah bisa dilakukan dengan mudah. Sebagai penduduk bumi
alangkah baiknya kita harus bisa mengikuti perkembangan jaman ini. Meskipun sebagai masyarakat
biasa yang tidak hidup dalam lingkungan yang menelusuri dibidang kimia, kita harus tetap mengikuti
perkembangannya dan jangan sampai kita bisa salah informasi yang malah berwaspada dan
menjadikan kita manusia yang masih hidup di jaman kuno.

6
DAFTAR PUSTAKA

S. R. KOIRTYOHANN.1980. A history of atomic absorption spectroscopy.Columbia:


Spectrochimica Ata, Vol. 35B,pp. 663 to 670. Diambil dari:
http://www.ufjf.br/baccan/files/2011/05/Koirtyohann-Review-1980.pdf (1 Oktober 2017)

B. V. L’vov. 2005. Fifty Years of Atomic Absorption Spectrometry.Saint Petersburg: Journal of


Analytical Chemistry, Vol. 60, No. 4, 2005, pp. 382–392. Translated from Zhurnal Analiticheskoi
Khimii, Vol. 60, No. 4, 2005, pp. 434–446. Diambil dari: http://www.ufjf.br/baccan/files/2011/05/50-
anos-AAS.pdf (1 Oktober 2017)

J.B. Willis. 1993. The Birth of the Atomic AbsorptionSpectrometer and Its Early Applications in
Clinical Chemistry. Victoria: CLINICAL CHEMISTRY, Vol.39, No. 1, 1993. Diambil dari:
http://clinchem.aaccjnls.org/content/clinchem/39/1/155.full.pdf (1 Oktober 2017)

Iwan H. 2011. Verifikasi Alat Flame Atomic Absorption Spectrometry (Flame AAS) untuk Penentuan
Logam Natrium, Zink, Ferrum, Mangan, Cuprum, Kadmium, Plumbum, dan Magnesium. Surakarta:
Teori dan Aplikasi Sains dalam isu Globalisasi Lingkungan, Profesionalisasi Pembelajaran dan
Kewirausahaan, ISBN: 978-979-1533-85-0. Diambil dari: http://snkpk.fkip.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2016/04/B-12_VERIFIKASI-ALAT-FLAME-ATOMIC-ABSORPTION-
SPECTROMETRY-FLAME-AAS-UNTUK-PENENTUAN-LOGAM..._Iwan-Hastiawan.pdf
(1 Oktober 2017)

Oktrin R K. 2016. “Analisis Kadar Logam Timbal (Pb) pada Bedak Tabur dengan Variasi Zat
Pengoksidasi dan Metode Destruksi Basah Menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA)”.
Skripsi. FST, Kimia, Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang. Diambil dari:
http://etheses.uin-malang.ac.id/5478/1/12630044.pdf (1 Oktober 2017)

R Levinson. Royal Society of Chemistry: Atomic absorption spectrometry. Diambil dari:


http://www.liskeard.cornwall.sch.uk/images/Liskeard-Sixth-Form/Atomic-Absorption-
Spectrometry.pdf (1 Oktober 2017)

Jamaludin A A. 2005. Spektrometri Serapan Atom. Diambil dari: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-


content/uploads/2009/12/spektrometri_serapan_atom.pdf (1 Oktober 2017)

Silvia A. 2010. Makalah Kimia Analitik Instrumen. Diambil dari:


https://www.academia.edu/3724508/Makalah_aas (1 Oktober 2017)

Margarita C M. 2014. Spektrofotometri Serapan Atom. Diambil dari:


https://www.scribd.com/document/254559548/Spektrofotometri-Serapan-Atom (1 Oktober 2017)

Hannaford P. 2000. Biographical memoirs: Alan Walsh 1916-1998 (Australian Academy of Science).
Diambil dari: https://www.science.org.au/fellowship/fellows/biographical-memoirs/alan-walsh-1916-
1998 (1 Oktober 2017)

Anda mungkin juga menyukai