Penerapan Teknologi Komputer Pada Aas
Penerapan Teknologi Komputer Pada Aas
Dosen :
Disusun oleh :
Kelas : Reguler
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ........................................................................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Sejarah Spektrofotometer Serapan Atom ...................................................................................... 2
2.2 Prinsip Kerja Spektrofotometer Serapan Atom............................................................................. 2
2.3 Instrumen dan Alat ........................................................................................................................ 3
2.4. Penerapan Spektrofotometer Serapan Atom dalam Kehidupan ................................................... 5
2.5 Penerapan Komputer pada Spektrofotometer Serapan Atom ....................................................... 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 6
3.1 Pendapat Kelompok dan Ahli ....................................................................................................... 6
3.2 Saran dan Kesimpulan .................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 7
i
BAB I
PENDAHULUAN
Dari dulu para ahli kimia sudah lama menggunakan warna sebagai pembantu dalam
mengidentifikasi zat kimia. Dimana, serapan atom telah dikenal bertahun-tahun lalu. Alat
Spektrofotometer Serapan Atom ini menggunakan metode pengukuran penyerapan energi cahaya oleh
suatu sistim kimia itu sebagai suatu gelombang tertentu. Dengan bantuan teknologi katoda berongga
kita bisa mengukur cahaya-cahaya tertentu. Dewasa ini alat SSA ini sudah diterapkan dengan bantuan
komputer untuk mempermudah mengoperasikan alat dan menyimpan datanya lebih aman. Namun
tidak bisa dipungkiri hanya orang-orang yang bergelut dibidang kimia saja yang tahu metode ini.
Dengan metode ini kita bisa mengukur kadar-kadar zat kimia berbahaya dari berbagai sampel
meskipun kadarnya kecil sekali.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengembangan metode Atomic Absorption Spectrometer (AAS) baru dimulai sejak tahun 1955,
yaitu ketika seorang ilmuwan Australia, Walsh (1955) melaporkan hasil penelitiannya tentang
penggunaan “hollow cathode lamp” sebagai sumber radiasi yang dapat menghasilkan radiasi panjang
gelombang karakteristik yang sangat sesuai dengan AAS. Pada tahun yang sama Alkemade dan
Milatz (1955) melaporkan bahwa beberapa jenis nyala dapat digunakan sebagai sarana untuk
atomisasi sejumlah unsur. Oleh karena itu, para ilmuwan tersebut dapat dianggap sebagai “Bapak
AAS “.
Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pertama kali dikembangkan oleh Walsh
Alkamede, dan Metals (1995). SSA ditujukan untuk mengetahui unsur logam renik di dalam sampel
yang dianalisis. Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-
atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan kalor / panas. .Pada metode ini larutan sampel
diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian pengkabutan (nebulizer) pada alat AAS selanjutnya
diubah ke dalam bentuk atom-atomnya berupa garis didalam nyala.
Spektrofotometer serapan atom (SSA) sebetulnya adalah metode umum untuk menentukan
kadar unsur logam konsentrasi kecil. Keadaan bentuk sampel aslinya tidak penting asalkan sampel
larut dalam air atau dalam larutan bukan air.Metode SSA spesifikasinya tinggi yaitu unsur-unsur
dapat ditentukan meskipun dalam campuran.. Kenyataan ini, ditambah dengan kemudahan menangani
SSA modern, menjadikan analisis rutin dapat dilakukan cepat dan ekonomis oleh tenaga laboratorium
yang belum terampil.
2
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut
pada panjang gelaombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan Natrium menyerap pada
589 nm, uranium pada 358,5 nm sedangkan kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada gelombang ini
mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Dengan absorpsi energi,
berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya
ke tingkat eksitasi masing-masing sesuai dengan panjang gelombang sebesar 589nm dan 330 nm. Kita
dapat memilih diantara panjang gelombang ini yang menghasilkan garis spektrum yang tajam dan
dengan intensitas maksimum, yang dikenal dengan garis resonansi.
Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel yang
mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahaya tersebut akan diserap dan
intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom bebas logam yang barada pada
sel. Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari:
1. Hukum Lambert: bila suatu sumber sinar monokrokatik melewati medium transparan, maka
intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan bertambahnya ketebalan medium yang
mengabsorbsi.
2. Hukum Beer: intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial dengan
bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut.
Metode SSA berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut
pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya Spektrometri Serapan Atom (SSA)
meliputi adsorpsi sinar oleh atom-atom netral unsur logam yang masih berada dalam keadaan
dasarnya (Gorund state). Sinar yang diserap biasanya ialah sinar ultra violet dan sinar tampak.
Hukum absorpsi sinar (Lambert-Beer) yang berlaku pada spektrofotometer absorpsi sinar ultra
violet, sinar tampak maupun infra merah, juga berlaku pada Spektrometri Serapan Atom (SSA).
Perbedaan analisis Spektrometri Serapan Atom (SSA) dengan spektrofotometri molekul adalah
peralatan dan bentuk spektrum absorpsinya.
Setiap alat spektrometri atom akan mencakup dua komponen utama sistem introduksi sampel
dan sumber (source) atomisasi. Untuk kebanyakan instrument sumber atomisasi ini adalah nyala dan
sampel diintroduksikan dalam bentuk larutan. Sampel masuk ke nyala dalam bentuk aerosol. Aerosol
biasanya dihasilkan oleh Nebulizer (pengabut) yang dihubungkan ke nyala oleh ruang penyemprot
(chamber spray).Nyala yang dipakai untuk pengukuran analitik adalah udara asetilen dan nitrous
oksida-asetilen.
3
rangka mengurangi efek dari emisi dari pengabut (misalnya radiasi benda hitam ) atau lingkungan,
spektrometer adalah biasanya digunakan antara pengabut dan detektor.
Sebuah sampel cairan biasanya berubah menjadi gas atom dalam tiga langkah:
1. Desolvation (Pengeringan) - cairan pelarut yang menguap , dan sampel kering tetap
3. Atomisasi - senyawa yang membentuk sampel yang rusak menjadi bebas atom.
Lampu katoda merupakan sumbe rcahaya paada AAS. Lampu katoda memiliki masa pakai atau
umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsure yang akan diuji berbeda-beda
tergantung unsur yang akan diuji. Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan
energi sehingga unsur logam yang akan diuji akan mudah tereksitasi.
b. Tabung gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen. Gas
asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20.000 K dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2O
yang lebih panas gas asetilen ± 30.000 K.
c. Kompresor
Merupakan alat yang terpisah dengan main unit karena alat ini berfungsi untuk mensuplai
kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS pada waktu pembakaran atom.
d. Burner
Merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner berfungsi sebagai
tempat pencampuran gas asetilen dan aquabides agar tercampur merata dan dapat terbakar pada
pemantik api secara baik dan merata.
e. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa pembakaran pada
AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap
yang dihasilkan oleh AAS tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari
pembakaran pada AAS diolah sedemikian rupa didalam ducting agar polusi yang dihasilkan tidak
berbahaya.
Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen yang diletakan secara terpisah pada AAS.
Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian rupa agar sisa
buangan sebelumnnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi dapat mematikan proses
pengatomian nyala api pada saat pengukuran sampel.
4
g. Monokromator
Berfungsi mengisolasi salah satu garis resonansi atau radiasi resonansi dari sekian banyak
spectrum yang dihasilkan oleh lampu pijar hollow cathode atau untuk merubah sinar polikromatis
menjadi sinar monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran.
h. Detector
Dikenal dua macam detector, yaitu detector foton dan detector panas. Detector panas biasa
dipakai untuk mengukur radiasi infra merah termasuk thermocouple dan bolometer. Detektor
berfungsi untuk mengukur intensitas radiasi yang diteruskan dan telah diubah menjadi energi listrik
oleh fotomultiplier.Hasil pengukuran detektor dilakukan penguatan dan dicatat oleh alat pencatat yang
berupa printer dan pengamat angka.
Tidak banyak orang yang tahu bagaimana sebuah produsen dapat mengedarkan produknya
dengan telah disetujui BPOM bahwa produk tersebut aman. Perlu wawasan bagi masyarakat
setidaknya mereka tahu bahwa teknologi yang tidak mereka pakai sehari-hari terus berkembang, salah
satunya dengan teknologi SSA ini yang memang alat ini membuat kemudahan dalam menentukan
apakah suatu produk aman dari unsur berbahaya atau tidak
Di Indonesia sendiri sudah memiliki Standar Nasional Indonesia(SNI) yang membahas ini,
memang banyak masyarakat luas belum tahu. Dalam SNI sendiri sudah ditetapkan cara-cara
melakukan metode analisis suatu unsur yang spesifik menggunakan alat SSA ini contohnya pada SNI
Air dan Limbah No. 06-6989.8-2004 Cara uji kadar timbal (Pb) dengan spektrofotometer Serapan
Atom (SSA)-nyala.
5
BAB III
PENUTUP
6
DAFTAR PUSTAKA
J.B. Willis. 1993. The Birth of the Atomic AbsorptionSpectrometer and Its Early Applications in
Clinical Chemistry. Victoria: CLINICAL CHEMISTRY, Vol.39, No. 1, 1993. Diambil dari:
http://clinchem.aaccjnls.org/content/clinchem/39/1/155.full.pdf (1 Oktober 2017)
Iwan H. 2011. Verifikasi Alat Flame Atomic Absorption Spectrometry (Flame AAS) untuk Penentuan
Logam Natrium, Zink, Ferrum, Mangan, Cuprum, Kadmium, Plumbum, dan Magnesium. Surakarta:
Teori dan Aplikasi Sains dalam isu Globalisasi Lingkungan, Profesionalisasi Pembelajaran dan
Kewirausahaan, ISBN: 978-979-1533-85-0. Diambil dari: http://snkpk.fkip.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2016/04/B-12_VERIFIKASI-ALAT-FLAME-ATOMIC-ABSORPTION-
SPECTROMETRY-FLAME-AAS-UNTUK-PENENTUAN-LOGAM..._Iwan-Hastiawan.pdf
(1 Oktober 2017)
Oktrin R K. 2016. “Analisis Kadar Logam Timbal (Pb) pada Bedak Tabur dengan Variasi Zat
Pengoksidasi dan Metode Destruksi Basah Menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA)”.
Skripsi. FST, Kimia, Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang. Diambil dari:
http://etheses.uin-malang.ac.id/5478/1/12630044.pdf (1 Oktober 2017)
Hannaford P. 2000. Biographical memoirs: Alan Walsh 1916-1998 (Australian Academy of Science).
Diambil dari: https://www.science.org.au/fellowship/fellows/biographical-memoirs/alan-walsh-1916-
1998 (1 Oktober 2017)