Anda di halaman 1dari 3

perjanjian Wina pada tahun 1942, negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-

wilayah yang kini diduduki Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil
diusir.

pada 23 Agustus 1945 Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh. 15 September
1945, tentara Inggris selaku wakil Sekutu tiba di Jakarta, dengan didampingi Dr. Charles van der
Plas,

Pada tanggal 3 Januari 1946 diputuskan bahwa Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta
beserta beberapa menteri/staf dan keluarganya meninggalkan Jakarta dan pindah ke Yogyakarta
sekaligus pula memindahkan ibukota

Perjanjian Linggarjati tanggal 15 November 1946 (ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947)
yang pokok pokoknya sebagai berikut:

 Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi
Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1
Januari 1949.
 Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia
Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat yang salah satu bagiannya adalah Republik
Indonesia.
 Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu
Belanda sebagai ketuanya.

Agresi Militer Belanda I

Pada tanggal 20 Juli 1947 tengah malam (tepatnya 21 Juli 1947) mulailah pihak Belanda
melancarkan 'aksi polisionil' mereka yang pertama.

Aksi Belanda ini sudah sangat diperhitungkan sekali dimana mereka telah menempatkan pasukan-
pasukannya di tempat yang strategis. Pasukan yang bergerak dari Jakarta dan Bandung untuk
menduduki Jawa Barat (tidak termasuk Banten), dan dari Surabaya untuk menduduki Madura dan
Ujung Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang lebih kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan
demikian, Belanda menguasai semua pelabuhan perairan-dalam di Jawa Di Sumatera, perkebunan-
perkebunan di sekitar Medan, instalasi- instalasi minyak dan batubara di sekitar Palembang, dan
daerah Padang diamankan. Melihat aksi Belanda yang tidak mematuhi perjanjian Linggarjati
membuat Sjahrir bingung dan putus asa, maka pada bulan Juli 1947 dengan terpaksa
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri, karena sebelumnya dia sangat
menyetujui tuntutan Belanda dalam menyelesaikan konflik antara pemerintah RI dengan Belanda.

Perjanjian renvile Tanggal 17 Januari 1948 (ditandatangani Pada tanggal 19 Januari ). Diprakarsai
oleh Komisi Tiga Negara (Australia, Belgia, AS). Wilayah indonesia hanya meliputi sebagian kecil
Jawa Tengah (Jogja dan delapan Keresidenan) dan ujung barat pulau Jawa -Banten tetap daerah
Republik Plebisit akan diselenggarakan untuk menentukan masa depan wilayah yang baru diperoleh
Belanda lewat aksi militer.

Agresi Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap
Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir
dan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah
Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.
Serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara secara
besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi
III/GM III -dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat-
berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia
internasional bahwa TNI -berarti juga Republik Indonesia- masih ada dan cukup kuat, sehingga
dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung
di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta
membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai
kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada waktu itu sebagai komandan brigade
X/Wehrkreis III turut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.

Akibat dari Agresi Militer tersebut, pihak internasional melakukan tekanan kepada Belanda, terutama
dari pihak Amerika Serikat yang mengancam akan menghentikan bantuannya kepada Belanda,
akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia untuk kembali berunding dengan RI. Perjanjian roem
royen pada tanggal 14 April 1949 dan ditandatangani Pada tanggal 7 Mei 1949,
Isi Perjanjian Roem Royen di Hotel Des Indes di jakarta, antara lain:

1. Tentara bersenjata Republik Indonesia harus menghentikan aktivitas gerilya.


2. Pemerintah Republik Indonesia turut serta dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).
3. Kembalinya pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta
4. Tentara bersenjata Belanda harus mengehentikan operasi militer dan pembebasan semua
tahanan politik.
5. Kedaulatan RI diserahkan secara utuh tanpa syarat.
6. Dengan menyetujui adanya Republik Indonesia yang bagian dari Negara Indonesia
Serikat.
7. Belanda memberikan hak, kekuasaan, dan kewajiban kepada pihak Indonesia.
Dampak perjanjian Roem Royen yaitu setelah perjanjian tersebut kembalinya Sukarno
dan Hatta ke Yogyakarta setelah diasingkan, Yogyakarta sebagai ibukota sementara dari
Republik Indonesia, Penyerahan mandat Sjafruddin Prawiranegara sebagai presiden
PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) kepada Ir Soekarno, terjadinya
gencatan senjata Belanda dan Indonesia, serta diadakanya Konferensi Meja Bundar
(KMB).

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan
Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus hingga 2 November 1949. Yang
menghasilkan kesepakatan:

 Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat.


 Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan

Anda mungkin juga menyukai