Pedoman Pelayanan Laboratorium
Pedoman Pelayanan Laboratorium
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan , pencegahan dan pengobatan
pasien. Laboratorium klinik tidak hanya berfungsi membantu penetapan diagnosa dan
penatalaksanaan penderita, tetapi juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk memastikan
diagnosa. oleh karena itu laboratorium di rumah sakit menempati kedudukan sentral.
Kedudukan yang penting itu, maka tanggung jawab laboratorium makin lama makin
bertambah besar, baik tanggung jawab profesional (profesional responsibilities),
tanggung jawab teknis (technical responsibilities) maupun tanggung jawab pengelolaan
(management responsibilities). Pelayanan yang cepat, tepat dan cermat hanya dapat
terwujud apabila laboratorium didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan
berfungsi dengan baik, serta didukung oleh petugas yang profesional, pengelola maupun
pelaksana yang terdidik dan sadar akan tanggung jawabnya.
B. RUANG LINGKUP
Pelayanan laboratorium adalah hasil yang ditimbulkan oleh kegiatan pada titik temu
antara pihak laboratorium dan pasien oleh berbagai kegiatan internal laboratorium,
dalam hal ini laboratorium melakukan pelayanan material mencakup pra analitik,
analitik, pasca analitik dan pelayanan pribadi mencakup interaksi pihak laboratorium
dengan pasien, merupakan kerja secara kualitas dan kuantitas seorang petugas
laboratorium dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya yaitu :
1
Penampilan fisik (tangibility) , kehandalan (reliability) , ketanggapan
(responsiveness), jaminan keamanan (assurance ), dan sikap peduli (empati ).
Laboratorium Kesehatan adalah unit kerja yang mempunyai fungsi dan tugas
pelayanan laboratorium kesehatan secara menyeluruh meliputi bidang Hematologi,
Kimiaklinik, Mikrobiologi, Immunoserologi, Toksikologi, Kimialingkungan,
Patologianatomi (Histologi, Sitologi) , Biologi dan Fisika.
Dengan pengukuran dan pemeriksaan laboratorium akan didapatkan data
ilmiah yang tajam untuk digunakan dalam menghadapi masalah yang diidentifikasi
melalui pemeriksaan klinis dan merupakan bagian esensial dari data pokok
pasien,indikasi dalam meminta suatu pemeriksaan laboratorium merupakan
pertimbangan penting dalam kedokteran laboratorium. Informasi laboratorium dapat
digunakan untuk mendiagnosis atau memastikan suatu dignosis awal yang dibuat
berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Analisis laboratorium juga
merupakan bagian integral dari kesehatan dan tindakan preventif.
C. BATASAN OPERASIONAL
D. LANDASAN HUKUM
2
1. Undang – undang No 32 Tahun 2004 Tentang pemerintah Daerah
BAB II
3
ORGANISASI DAN PERSONALIA
1. Kualifikasi
2. Komunikasi
Komunikasi diartikan dengan hubungan antar pribadi dan antar unit kerja baik
antara tenaga laboratorium dengan sesamanya, dengan unit kerja/ instanasi lain,
pengguna jasa maupun mitra kerjanya.
a. komunikasi intern
1) horisontal : tenaga laboratorium harus memiliki kesempatan cukup
untuk bertukar pikiran mengenai hal–hak yang bersangkutan dengan
pekerjaannya dengan sesama petugas di ruang/seksi yang sama atau di
ruang/ seksi lain di loaboratorium yang sama.
2) vertikal : sesuai hirarkinya, tenaga laboratorium harus memiliki
kesempatan berkonsultasi tentang pekerjaannya dengan kepala
seksi/subinstalasi/instalasi, kepala ruangan, kepala laboratorium, kepala
rumah sakit;sedangkan untuk puskesmas dengan kepala puskesmas.
b. komunikasi ekstren
sesuai dengan tugas dan wewenangnya, tenaga laboratorium harus memiliki
kesempatan bertukar pikiran dan informasi dengan petugas lain yang
terkaitt, seperti misalnya dengan
4
dokter ruangan, dokter puskesmas, dokter farmasi dan lain lain termasuk
pemasok.
c. komunikasi ekspertis/keahlian/konsultatif
sesuai dengan wewenangnya, penanggung jawab laboratorium harus dapat
memberikan uraian keahlian (expertise)kepada pemakai jasa pelayanan
laboratorium (dokter,pasien maupun pihak lain)
3. Diklat
c. Bimbingan teknis
bimbingan teknis diberikan oleh tenaga laboratorium kepada tenaga
laborartorium lain yang memiliki kemampuan teknis di bawah laboratorium
pembimbing. Pelaksanaan dapat dilakukan oleh laboratorium pembimbing
sendiri atau laboratorium yang
ditunjuk.
Pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan baik secara internal
5
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Persyaratan jabatan :
6
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan
Wewenang :
Tanggung jawab :
di instalasi laboratorium.
Tugas-tugas :
7
f. Menerima tamu instalasi jika kepala instalasi laboratorium tidak berada
ditempat
g. Membantu kepala instalasi laboratorium melakukan koordinasi dengan unit
pelayanan terkait untuk kelancaran pelayanan di instalasi laboratorium
h. Membantu kepala instalasi melakukan pengawasan langsung atas kinerja staf
di instalasi laboratorium
i. Menangani sistem pencatatan, pelaporan dan distribusi surat masuk dan surat
keluar instalasi laboratorium
j. Membuat konsep surat masuk dan surat keluar untuk diajukan kepada kepala
instalasi laboratorium
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala instalasi laboratorium
Persyaratan jabatan :
Wewenang :
Tanggung jawab :
8
Bertanggung jawab kepada kepala instalasi laboratorium atas kelancaran urusan
kerumahtanggaan instalasi laboratorium.
penghitungan insentif.
Tugas :
Persyaratan jabatan :
Wewenang :
Tanggung jawab :
9
Bertanggung jawab kepada direktur melalui kepala instalasi laboratorium
Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan teknis medis meliputi rawat jalan,
rawat inap, layanan 24 jam dan bank darah, serta pelayanan administrasi meliputi
logistik, sarana/ prasarana alat dan
SDM di instalasi laboratorium serta kelancaran kegiatan pendidikan dan
penelitian profesi.
Tugas-tugas :
Persyaratan jabatan :
Wewenang :
10
a. Meminta fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan medis dan
administrasi
b. Mengusulkan perbaikan / penggantian sarana dan alat laboratorium yang
dianggap bermasalah
administrasi
Tanggung jawab :
Persyaratan jabatan :
11
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
Wewenang :
instalasi laboratorium
b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan perencanaan dan pengembangan
instalasi laboratorium
Tanggung jawab :
Tugas :
a. Secara teratur dan periodik membuat info lab yang memuat tes-tes dan alat –
alat yang dimiliki oleh laboratorium, baik yang lama maupun yang baru.
b. Mengkoordinasi penyebaran info lab kepada seluruh pelanggan laboratorium,
baik intern rumah sakit maupun ekstern rumah sakit.
c. Menyusun jadwal periodik sosialisasi kepada pelanggan laboratorium intern
rumah sakit, menyangkut sistem pelayanan laboratorium, antara lain jadwal
sampling ke bangsal-bangsal,
12
jadwal pemeriksaan tes-tes tertentu, tarif dan perubahan tarif yang berlaku
dan lain sebagainya.
d. Melalui kepala instalasi laboratorium mengusulkan kepada direktur berbagai
kebijakan dan ketatapan yang menunjang pelayanan laboratorium.
e. Menyusun draft kerjasama dengan instansi lain diluar rumah sakit untuk
pemeriksaan tes-tes laboratorium, misalnya ‘general medical check-up’
f. Membuat laporan berkala mengenai hasil pencapaian informasi dan
pemasaran serta kendala yang dihadapi dan tindak lanjutnya.
Persyaratan jabatan :
Wewenang :
Tanggungjawab :
13
Bertanggungjawab terhadap kepala instalasi laboratorium dan atas
kelancaran kegiatan informasi dan pemasaran dalam mendukung fungsi
pelayanan laboratorium.
7. Nama jabatan : Koordinator Pengabdian Masyarakat Fungsi :
Bertindak sebagai koordinator untuk semua kegiatan di bidang
pengabdian masyarakat.
Tugas :
Persyaratan jabatan :
Wewenang :
14
Tanggung jawab :
Tugas :
Persyaratan jabatan :
Wewenang :
Tanggung jawab :
15
Bertanggung jawab kepada direktur atas pemantapan mutu pelayanan
laboratorium
16
Persyaratan jabatan :
Wewenang :
Tanggung jawab :
17
c. Menghubungi bagian pengadaan rumah sakit untuk pemesanan
barang/bahan kebutuhan di instalasi laboratorium
d. Menerima barang yang masuk berdasarkan usulan yang telah disetujui oleh
kepala instalasi
e. Melakukan pencatatan yang benar atas penerimaan dan pemakaian bahan
laboratorium/alkes
f. Melayani permintaan barang dari ruangan (kepala ruangan)
Persyaratan jabatan :
Wewenang :
Tanggung jawab :
18
Bertanggung jawab kepada kepala instalasi melalui penanggung jawab
administratif
Tugas:
a. Menyusun permintaan kebutuhan barang cetakan
FormulirPermintaanPemeriksaan)dariruang
perawatan/poliklinik
d. Melayani permintaan kebutuhan barang cetakan, ATK
alat
g. Melakukan pencatatan yang baik dan benar untuk setiap mutasi alat
inventaris medis dan non medis/mobiler di
laboratorium
h. Membuat laporan persediaan barang cetakan, ATK,
Persyaratan jabatan :
19
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan
Wewenang :
Tanggung Jawab :
12. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Sumber Daya Manusia (SDM) Fungsi :
Memberikan layanan urusan SDM dan kepegawaian di instalasi
laboratorium
Tugas :
20
g. Meneruskan laporan hasil orientasi pegawai baru kepada penanggung jawab
administratif untuk diteruskan kepada kepala instalasi laboratorium
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
Persyaratan jabatan :
Wewenang :
Tanggung Jawab :
Tugas :
21
b. Mengatur kelancaran seluruh aktifitas pelayanan rawat jalan (sampling dan
petugas sampling, distribusi sampel, admin, hasil lab)
c. Melakukan koordinasi dengan bagian logistik/sarana/prasarana laboratorium
patologi klinik untuk kebutuhan pelayanan
d. Melakukan pengawasan dan monitoring kinerja analis dan kepala ruangan
(karu) termasuk tertib admin/entry data, serta penggunaan regensia,
alkes/cetakan secara efisien dan efektif
e. Menangani permasalahan teknis pelayanan rawat jalan yang timbul sebelum
diteruskan ke penanggung jawab teknis medis di instalasi laboratorium
f. Melakukan verifikasi atas laporan kegiatan ruangan (rawat jalan) yang dibuat
oleh koordinator pelayanan setiap akhir bulan, sebelum diserahkan
penanggung jawab administrasi
Persyaratan jabatan :
Wewenang :
22
Tanggung Jawab :
medis yang dibantu oleh kepala pelayanan rawat jalan, rawat inap,
pelayanan 24 jam dan bank darah
Tugas :
Persyaratan jabatan :
Wewenang :
23
Tanggung Jawab:
Instalasi laboratorium
Tugas :
a. Menyusun/membuat daftar jaga/shift (sore, malam, hari sabtu/minggu/raya)
bagi staf/analis di instalasi laboratroium
b. Mengatur kelancaran seluruh aktifitas pelayanan rawat inap (sampling dan
petugas sampling, distribusi sampel, admin, hasil lab)
c. Melakukan koordinasi dengan logistik/sarana/prasarana dalam lingkup
laboratorium patologi klinik agar kebutuhan pelayanan senantiasa dapat
terpenuhi
d. Melakukan pengawasan dan monitoring langsung terhadap kinerja staf dan
koordinator pelayanan, termasuk tertib admin/input data, serta penggunaan
reagensia, alkes/cetakan secara efisien dan efektif
e. Menangani permasalahan teknis pelayanan rawat jalan yang timbul sebelum
diteruskan ke koordinator teknis medis di instalasi laboratorium.
Persyaratan jabatan :
24
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
Wewenang :
Tanggung jawab :
25
c. Berkoordinasi dengan bagian sarana dan prasarana laboratorium bila terjadi
masalah pada alat inventaris laboratorium .
d. Berkoordinasi dengan bagian teknis medis bila ada masalah pada hasil
laboratorium.
e. Membuat permintaan bahan dan fasilitas yang diperlukan untuk pelayanan.
f. Melakukan dan mengawasi semua kegiatan pelayanan BDRS.
g. Melakukan kegiatan teknis sesuai protap dan pedoman kerja BDRS.
h. Berkoordinasi dengan kolektor IRD untuk penyetoran dan penerimaan
keuangan BDRS.
i. Membuat laporan keuangan bulanan yang akan diserahkan ke mobilisasi
dana rumah sakit dan bendahara Pembina setelah diketahui Kepala Instalasi.
j. Membuat laporan pelayanan bulanan BDRS dan menyerahkannya ke bagian
rekam medik dan UDD Pembina Sulsel setelah diketahui kepala instalasi
laboratorium.
k. Melayani penitipan darah dari Instalasi Perawatan bila transfusi tertunda.
l. Mengajukan permintaan stock darah dan reagens ke UTD Propinsi Sulsel.
m. Berkoordinasi dengan UDD Pembina untuk pelaksanaan donor darah di
rumah sakit
n. Segera menghubungi koordinator dan subkomite transfusi darah dalam hal
pengambilan kebijakan / jawaban atas komplain.
o. Mengatur jadwal jaga / dinas setiap bulan.
p. Memberi arahan intern (teknis dan non teknis) kepada staf BDRS.
q. Berkoordinasi dengan bagian sarana dan prasarana laboratorium bila terjadi
masalah pada alat inventaris BDRS.
Persyaratan jabatan :
26
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium dan BDRS
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium dan BDRS
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
dan Mikrobiologi/Parasit.
Fungsi :
Tugas :
27
f. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Pelayanan dalam mencari dan
menentukan solusi atas permasalahan yang timbul di laboratorium di bidang
masing-masing
g. Bersama – sama dengan koordiantor pelayanan mengusulkan kebutuhan
reagen, alat dan bahan di bidang masing-masing.
h. Mengupayakan pengembangan tes-tes di bidang masing-masing.
Persyaratan jabatan :
Wewenang :
c. Mengusulkan pengadaan alat / metode baru untuk tes – tes di bidang masing-
masing
Tanggung jawab :
28
b. Membuat rencana kebutuhan/ Rencana Kerja Anggaran
C. PENGATURAN JAGA
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Instalasi laboratorium harus mempunyai denah ruang dan tata ruang yang
baik, sesuai dan memperoleh sinar matahari/cahaya yang cukup ,tersedia ruang
terpisah alur pelayanan untuk ruang tunggu/penerimaan pasien / sampel , ruang
pengambilan sampel, ruang pengelolaan sampel, ruang administrasi,ruang
istirahat .Denah Ruang laboratorium yang lengkap (termasuk letak telepon,alat
pemadam kebakaran,pintu keluar darurat ) digantungkan dibeberapa tempat yang
mudah terlihat.
29
B. STANDAR FASILITAS
a. Dinding terbuat dari bahan porselin atau keramik setinggi 1,50 m dari atas
lantai.
b. Tinggi langit – langit antara 2,70 – 3,30 m dari lantai
e. semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai
f. Lantai terbuat dari bahan yang kuat,mudah dibersihkan,berwarna terang
dan tahan terhadap kerusakan oleh bahan kimia.
g. Meja beton dilapisi keramik/porselin dengan tinggi 0,80 – 1,00 m
h. Dinding ruang dapur,kamar mandi /toilet dilapisi porselin atau keramik
minimal 1,50 m dari atas lantai.
i. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran.
30
c. Keselamatan dan keamanan kerja
e. Penerangan : 5 Watt/m2
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat ,kedap air,tidak licin,berwarna terang
dan mudah dibersihkan
c. Pembuangan air limbah dari toilet dilengkapi dengan penahan bau ( water
seal )
d. Letak toilet tidak berhubungan langsung dengan dapur,kamar operasi dan
ruang khusus lainnya .
e. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar
f. Toilet Pria dan wanita harus terpisah
h. Toilet pasien harus terletak ditempat yang mudah dijangkau dan ada
petunjuk arah
i. Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara
kebersihan
j. Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan airyang dapat menjadi
tempat perindukan nyamuk
5. Ruangan laboratorium
c. Permukaan meja kerja harus tidak tembus air, juga tahan asam, alkali,
larutan organik dan panas yang sedang.tepi meja dibuat melengkung.
d. Perabot yang digunakan harus terbuat dari bahan yang kuat
e. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah
31
dibersihkan.
c. Tangga yang memiliki lebih dari 4 anak tangga dilengkapi dengan pegangan
tangan
d. Permukaan anak tangga rata dan tidak licin
7. Sistem ventilasi
32
8. Fasilitas air dan Listrik
BAB IV
b. Pencatatan keuangan
33
c. Pencatatan logistik
d. Pencatatan kepegawaian
3. Penyimpanan dokumen
34
b. Berkas rekam medis pasien berobat jalan disimpan selama 5 tahun dan
berkas rawat inap sekurang – kurangnya 10 tahun
c. Berkas anak – anak harus disimpan hingga batas usia tertentu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
d. Berkas rekam medis dengan kelainana jiwa disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
e. Pemusnahan Dokumen. Sebelum dimusnahkan, ambil informasi –
informasinya Pada pelaksanaan pemusnahan harus ada berita acara yang
berisi :
Tanggal,bulan dan tahun pemusnahan
B. PENGELOLAAN SPESIMEN
Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa : darah (whole blood),
serum, plasma, urin, tinja, sputum, cairan otak, bilasan lambung, apus tenggorok,
apus rektum, sperma, pus, cairan pleura, cairan arcites, sekret( uretra, telinga, hidung,
mata ).
1. Spesimen infeksius
35
desinfektan setiap hari.
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
36
VMA Puasa 10 12 jam
a. Diet
37
1) Pemeriksaan gula darah dan trygliserida
dan minuman.
Obat – obatan yang diberikan baik secara oral maupun cara lainnya akan
menyebabkan terjadinya respon tubuh terhadap obat tersebut.
c. Merokok
Merokok menyebabkan terjadinya perubahan cepat dan lambat pada kadar zat
tertentu yang diperiksa .
d. Alkoholm, Komsumsi alkohol menyebabkan perubahan cepat dan lambat
beberapa kadar analit.
e. Aktifitas fisik
1) Pada waktu demam akan terjadi peningkatan gula darah dengan akibat
terjadinya peningkatan kadar insulin yang akan menyebabkan terjadinya
penurunan kadar gula darahpada tahap lebih lanjut.
2) Terjadinya penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada awal demam
karena terjadi peningkatan metabolisme lemak .
3) Lebih mudah menemukan parasit malaria dalam darah
38
4) Lebih mudah mendapatkan biakan positif
Pada tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat tertentu dalam tubuh dari
waktu ke waktu yang disebut circadian rythme, yang dipengaruhi oleh waktu
dapat bersifat linear (garis lurus ) seperti umur,siklus harian (Variasi
diurnal ),siklus bulanan dan musiman.
k. Umur, Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam darah ,kadar
Hb dan hitung eritrosit jauh lebih tinggi neonatus dibandingkan orang dewasa.
l. Ras, jumlah lekosit orang kulit hitam amerika lebih rendah dibandingkan
orang kulit putih.
m. Jenis kelamin (gender ),Berbagai kadar dan aktifitas zat
3. Pengambilan
a. Peralatan
39
tidak mengandung bahan kimia atau deterjen , terbuat dari bahan yang tidak
terpengaruh dari zat – zat pada spesimen, untuk pengambilanspesimen
pembiakan harus steril.
b. Wadah
Wadah spesimen harus terbuat dari gelas atau plastik,tidak bocor , tidak
mengandung bahan kimia,bersih,kering dan steri l, wadah untuk urin dan feses
,sputum harus bermulut lebar.
c. Pengawet
Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan kedalam sampel agar analit
yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya untuk kurun
waktu tertentu.
d. Waktu
4. Pemberian identitas
40
, baik pada saat pengisian surat pengantar / formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium ,pendaftaran , label wadah spesimen. Pada surat pengantar /formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya mencantumkan :
a. Tanggal permintaan
e. Nomor laboratorium
j. Volume spesimen
c. Jenis specimen
41
lemari es pada suhu 2 – 8 ° C , dibekukan dan diberi pengawet. Spesimen yang
akan dikirim kelaboratorium lain , sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif
stabil , jangan melampaui masa stabilitas spesimen , tidak terkena paparan sinar
matahari langsung , suhu pengiriman memenuhi syarat ,penggunaan media
transpor untuk pemeriksaan mikrobiologi.
D. PENGELOLAAN LIMBAH
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan
gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah
harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif.
d. Produk upaya penanganan limbah misalnya tabung kaca sekali pakai setelah
dioven
Penangana limbah ditentukan oleh sifat limbah yang digolongkan menjadi :
a. Buangan bahan berbahaya dan beracun
b. Limbah infekktif
c. Limbah radioaktif
d. Limbah umun
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri yang diberi label sesuai
peraturan yang ada.Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa:
42
a. Limbah cair ( pelarut organik, bahan kimia, air bekas cucian alat, sisa
spesimen.)
b. Limbah padat ( alat suntik, sarung tangan , kapas , botol spesimen, kemasan
reagen, medium pembiakan )
c. Limbah gas ( penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida dan uap
air raksa )
Kuning
43
Limbah untuk autoclaving (pengolahan sejenis)
3. Pengolahan limbah
Netralisasi
Oksidasi-reduksi
Penukaran ion
b. Limbah Infeksi
44
Pada pelaporan juga dicantumkan nilai normal, yaitu rentang nilai
6. Dokuntasi /arsip
45
pabrik tertentu dapat dilakukan oleh badan/institusi berwenang.
Setiap peralatan yang ada harus dibuat protap pengoperasiannya serta dipantau
penggunaannya dan diuji mitu secara berkala.
1. Centrifuse
a. Perawatan
46
a. Perawatan
pipet harus dilakukan dengan baik.sisa larutan terutama yang bersifat kental
seperti serum, plasma atau darah harus dibersihkan menggunakan deterjen
dan secara berkala direndam dalam cairan pelarut proteinseperti
extran.Apabila pipet tersumbat bekuan darah dapat direndam dalam larutan
KOH 10 % selama semalam.untuk pipet semiotomatik perawatan harian
cukup dibersihkan menggunakan lap basah dan mengeringkan kembali.
b. Kalibrasi
3. Fotometer
a. Perawatan.
47
dengan alkohol 70 % dan Amolifler/ pengolah siknal harus berfungsi
baik
b. Kalibrasi
4) Cahaya nyasar
G. TROUBLE SHOOTING
48
penanganan yang benar untuk mengatasinya .Makin canggih suatu alat , akan makin
kompleks permasalahan yang mungkin terjadi.
BAB V
LOGISTIK
A. MACAM / JENIS
1. Reagen
1) Reagen tingkat analitis ( Analytical Reagen ),reagen yang terdiri atas zatt
kimia yang mempunyai kemurnian sangat tinggi
2) Zat kimia tingkat lain,zat kimia yang tersedia dalam tingkatan dan
penggunaan yang berbeda.
b. Menurut cara pembuatannya dibagi menjadi :
3. Bahan kontrol
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu
pemeriksaan dilaboratorium ,atau mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari-
hari.
Bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan :
a. Sumber bahan kontrol, dapat berasal dari manusia, binatang, atau merupakan
bahan kimia murni.
b. Bentuk bahan kontrol , menurut bentuknya ,yaitu bahan cair, bentuk padat
bubuk (bentuk liofilisat ) dalam bentuk strip
c. Buatan,dapat dibuat sendiri atau dapat dibeli dalam bentuk sudah jadi.Ada
beberapa macam bahan kontrol yang dibuat sendiri,yaitu :
1) Bahan kontrol yang dibuat dari serumkumpulan (pooled sera) merupakan
campuran dari bahan sisa serum pasien yang sehari-hari dikirim
kelaboratorium.
2) Bahan kontrol yang dibuat dari kimia murni sering disebut larutan spikes
3) Bahan kontrol yang dibuat dari lisat,disebut juga hemolisat.
Ada beberapa bahan kontrol yang dibeli dalam bentuk sudah 1) Bahan
unnassayed
50
Bahan kontrol yang merupakan bahan kontrol yang tidak mempunyai
nilai rujukan sebagai tolak ukur.
2) Bahan kontrol Assayed ,merupakan bahan kontrol yang diketahui nilai
rujukannya serta toleransi menurut metodenya.
Untuk digunakan sebagai bahan kontrol suatu pemeriksaan ,bahan tersebut harus
memenuhi persyaratan sebagfai berikut :
a. Harus memiliki komposisi sama atau mirip dengan spesimen,misalnya untuk
pemeriksaan urin digunakan bahan kontrol urin.
b. Komponen yang terkandung didalam bahan kontrol harus stabil, artinya
selama masa penyimpanan bahan ini tidak boleh mengalami perubahan.
c. Hendaknya disertai dengan sertifikat analisa yang dikeluarkan oleh pabrik
yang bersangkutan oleh pabrik yang bersangkutan pada bahan kontrol yang
jadi ( komersil ) .
4. Air
Air kemungkinan merupakan bahan termurah dari semua bahan yang digunakan
dilaboratorium tetapi air merupakan bahan terpenting dan paling sering
digunakan ,oleh karena itu kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar
seperti halnya bahan lain yang digunakan dalam analisis.
5. Media
Media/ medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba.
Supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik dalam suatu media , perlu dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikur :
a. Harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmose ,tegangan muka dan PH
51
yang sesuai.
d. Harus steril.
a. Susunan kimia
b. Konsistensi / kepadatan
52
Contoh : Carry and Blair untuk tinja/rectal swab
B. DASAR PEMILIHAN
53
5. Volume atau isi kemasan
9. Pemasok ?vendor
C. PENGADAAN
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan
yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal,sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan-bahan yang
dibutuhkan diluar rutin atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
54
D. PENYIMPANAN
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secar cermat dengan
mempertimbangkan :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
3. Suhu / kelembaban
5. incompability
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
55
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut
dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).
B. TUJUAN
1 Tujuan Umum :
a) Membangun kesadaran terhadap keselamatan pasien serta terlaksananya
implementasi keselamatan pasien dalam setiap kegiatan pelayanan
dilaboratorium. Pengelolaan medication error sangat penting dilakukan
dimanapun medikasi diberikan.
b) Untuk menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah sakit,
meningkatkan akuntabilitas rumah sakit, menurunkan KTD di rumah sakit,
terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
2 Tujuan Khusus :
a) Menurunkan Insiden Keselamatan Pasien dalam medication
error
b) Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
c) Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera
dan selayaknya
d) Mengantisipasi dan merencanakan pertanggungjawaban jika
terjadi kerugian.
e) Membantu praktisi kesehatan dan lembaga terkait untuk dapat menelusuri
kesalahan obat
1. Standar
56
keselamatan pasien rumah sakit yang dapat digunakan sebagai acuan bagi rumah
sakit di Indonesia. Standar keselamatan pasien rumah sakit yang saat ini
digunakan mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards” yang dikeluarkan
oleh Join Commision on Accreditation of Health Organization di Illinois pada
tahun 2002 yang kemudian disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia.
Penilaian keselamatan yang dipakai Indonesia saat ini dilakukan dengan
menggunakan instrumen Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh KARS.
Departemen Kesehatan RI telah menerbitkan Panduan Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) edisi kedua pada tahun 2008
yang terdiri dari dari 7 standar :
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarg
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
57
2. Peran dan tanggung jawab
Berangkat dari definisi ,tujuan dan tata laksana inilah, peran dan tanggung jawab
analis dalam mewujudkan patient safety di rumah sakit dapat dirumuskan. Antara
lain :
a. Sebagai pemberi pelayanan laboratorium, analis mematuhi standar pelayanan
dan SOP yang telah ditetapkan
b. Menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan
laboratorium
c. Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang
keluarganya;
f. Peka, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian tidak
diharapkan.
g. Mendokumentasikan dengan benar semua pelayanan laboratorium yang
diberikan kepada pasien dan keluarga.
h. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang
kemungkinan-kemungkinan resiko
i. Melaporkan kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD) kepada yang
berwenang
j. Berperang Aktif dalam melakukan pengkajian terhadap keamanan dan
kualitas/mutu pelayanan
k. Meningkatkan komunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan professional
lainnya
l. Mengusulkan peningkatan kemampuan staf yang cukup
m. Membantu pengukuran terhadap peningkatan patient safety
n. Meningkatkan standar baku untuk program pengendalian infeksi (infection
control)
o. Mengusulkan SOP dan protocol pengobatan yang dapat memimalisasi
kejadian error
p. Berhubungan dengan badan-badan profesional yang mewakili
58
r. Berkolaborasi dengan sistem pelaporan nasional untuk mencatat,
menganalisa dan mempelajari kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD)
s. Mengembangkan mekanisme peningkatan kesadaran, sebagai contoh untuk
pelaksanaan akreditasi
t. Karakteristik dari pemberi pelayanan kesehatan menjadi tolok ukur terhadap
excellence dalam patient safety
59
opini publik, memperbaiki pelayanan laboratorium dan tingkat kepuasan
pasien lebih tinggi
1) Struktur
b) Cek telah terdapat kebijakan dan prosedur tetap yang telah dibuat
dengan mempertimbangkan keselamatan pasien.
2) Lingkungan
60
c) Kebisingan : lingkungan yang bising dapat menjadi distraksi saat analis
sedang melakukan pemeriksaan laboratorium dan tidak terdengarnya
sinyal alarm dari perubahan kondisi alat.
keselamatan pasien.
4) Proses
a) Desain kerja : Desain proses yang tidak dilandasi riset yang akurat dan
kurangnya penjelasan dapat berdampak terhadap tidak konsisten
perlakuan pada setiap orang hal ini akan berdampak terhadap
kesalahan. Untuk mencegah
61
hal tersebut harus dilakukan research based practice yang
diimplementasikan.
c) Waktu : waktu sangat berdampak pada keselamatan pasien hal ini lebih
mudah tergambar ada pada pasien – pasien emergency (pemeriksaan
cito ) oleh karena itu pada saat – saat tertentu waktu dapat menentukan
apakah pasien selamat atau tidak.
5) Orang
62
b) Kesehatan fisik : kelelahan, sakit dan kurang tidur akan berdampak
kepada kinerja dengan menurunnya kewaspadaan dan waktu bereaksi
seseorang.
6) Budaya
63
pimpinan (siapa yang berhak melapor dan siapa yang menerima
laporan).
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN
64
1) “ Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktiitas yang optimal
meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat
kesehatan. Pada hakekatnya merupakan penyerasian kapasitas kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja yang wajib diselenggarakan oleh setiap tempat kerja “ .
( U.U Kesehatan No.23 Tahun 1992 tentang Keseshatan ,Pasal 23 )
2) “ Keselamatan kerja adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan,
kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan
yang pada umumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan harta benda bagi
pekerja dan masyarakat yang berada dilingkungannya “.( Undang- undang no 1
Tahun 1970, Tentang Keselamatan )
3) Laboratorium Kesehatan : Adalah sarana Kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, Penetapan dan Pengujian Terhadap bahan yang Berasal dari
Manusia atau bukan dari bahan Manusia untuk penentuan Jenis Penyakit,
kondisi kesehatan atau Faktor yang dapat Berpengaruh Pada Kesehatan
Perorangan dan Masyarakat.
B. TUJUAN
65
dan lingkungannya disemua jenis dan jenjang pelayanan laboratorium.
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal dari
faktor fisik, biologi, kimia, ergomik dan psikososial dengan akibat dapat menggangu
kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium serta lingkungannya.Seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran ,khususnya kemajuan
dibidang teknologi laboratorium, maka resiko yang dialami juga semakin meningkat.
Mengingat besarnya resiko kecelakaan dan gangguan kesehatan yang dapat
terjadi akibat kegiatan laboratorium, maka diperlukan pengelolaan K3 Laboratorium
yang baik melalui penerapan K3.
Penerapan manajemen K3 adalah agar seluruh kegiatan K3
1. Identifikasi
Pengenalan dari berbagai bahaya dan resiko kesehatan ditempat dan lingkungan
kerja biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal ( walk through
survey ).untuk mengenal bahaya dan resiko lingkungan kerja dengan baik dan
tepat diperlukan informasi mengenai :
a. Alur proses dan cara kerja yang digunakan
66
e. Limbah yang dihasilkan
f. Efek kesehatan dari bahan berbahaya ditempat dan
lingkungan kerja
g. Kecelakaan Kerja, Kecelakaan kerja adalah kejadian yang
tidakterduga dan tidak diharapkan. Biasanyakecelakaan
menyebabkan, kerugian materialdan penderitaan dari yang
67
yang telah disediakan (sebaiknya gunakan destruction clip)
3) Bekerja di bawah pencahayaan yang cukup
k. Risiko terjadi kebakaran (sumber : bahan kimia, kompor) bahan desinfektan
yang mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun Kebakaran terjadi
bila terdapat 3 unsur bersama-sama
yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas.
Pencegahan :
1) Konstruksi bangunan yang tahan api
2) Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan
kebakaran•
4) Sistem tanda kebakaran , Manual yang memungkinkan seseorang
menyatakan tanda bahaya dengan segera, Otomatis yang menemukan
kebakarandan memberikan tanda secara otomatis
5) Jalan untuk menyelamatkan diri
6) Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.
7) Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.
68
setinggi-tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan
kuratif,secara populer kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai To
fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job .
4) faktor fisik dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit,
tegangan tinggi, radiasi dll.) . Faktor fisik di laboratorium kesehatan
yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja meliputi :
a) Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan
ketulian.
b) Pencahayaan yang kurang di ruang kamar
sekitar.
e) Terkena radiasi, Khusus untuk radiasi, dengan
Pencegahan :
a) Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
b) Pengaturan ventilasi dan penyediaan airminum yang
cukup memadai.
c) Menurunkan getaran dengan bantalan antivibrasi
d) Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
e) Pelindung mata untuk sinar laser
f) Filter untuk mikroskop
5) faktor psikologis ( ketegangan di kamar penerimaan
69
a) Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan
menyangkut hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di
laboratorium kesehatan di tuntut untuk memberikan pelayanan
yang tepat dan cepat diserta idengan kewibawaan dan keramahan-
tamahan
b) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
c) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan
6) Faktor Biologis
Pencegahan :
penggunaan yangbenar.
e) Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan,
sesuai.
h) Kebersihan diri dari petugas.
70
banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal
sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat
ini dapat member dampak negatif terhadap kesehatan mereka.
m. Gangguan kesehatan yang paling sering adalah :
1) dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh–
iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi
(keton).
2) Bahan toksik ( trichloroethane,tetrachloromethane) jika
tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit penyakit akut atau kronik,
bahkan kematian.
3) Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan
yang irreversible ( permanen ) pada daerah yang terpapar. Pencegahan :
a) Material safety data sheet” (MSDS) dariseluruh bahan kimia yang
ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
b) Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk
mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya
aerosol.
c) Menggunakan alat pelindung diri ( pelindung mata,
2. Perencanaan
71
inspeksi tempat kerja dan melakukan pengukuran lingkungan kerja.dari
kegiatan ini dapat ditemukan masalah - masalah kesehatan dan keselamatan
kerja.
c. Alternatif upaya penanggulangannya .Dari masalah yang ditemukan dicari
alternatif upaya penanggulangannya berdasarkan dana dan daya yang
tersedia.Keluaran yang diharapkan dari kegiatan perencanaan ini adalah :
Adanya denah lokasi bahaya
3. Pelaksanaan
72
berkala yang disesuaikan denganbesarnya resiko kesehatan yang
dihadapi.
3) Pemeriksaan Khusus, Yaitu pemeriksaan kesehatan
4) Pengawasan
73
Procedure) untuk masing-masing instalasi dan melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaannya
4) Melaksanakan prosedur keselamatan kerja (safety procedures)
terutama untuk pengoperasian alat-alat yang dapat menimbulkan
kecelakaan (boiler, alat-alatradiology, dll) dan melakukan
pengawasanagar prosedur tersebut dilaksanakan•
5) Melaksanakan pemeriksaan secaraseksama penyebab kecelakaan kerja
dan mengupayakan pencegahannya.
6) Pengendalian Secara Teknis ( Engineering Control ) al.:
74
5. Melaksanakan upaya- upaya perbaikan ( continues improvement )
a. Menetapkan kebutuhan tahun depan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan mulai dari tahap pra analitik,
tahap analitik, samapai tahap pasca analitik.
A. PRA ANALITIK
Tahap pra analiti yaitu tahap mulai mempersiapkan pasien, menerima spesimen,
memberi identitas spesimen, mengambil spesimen, mengirim spesimen, menyimpan
spesimen sampai menguji kualitas air reagen / antigen /antisera dengan melakukan
verifikasi sebagai berikut :
75
1. Formulir permintaan pemeriksaan
a. Apakah identitas pasien, identitas pengirim, (dokter, lab.pengirim,
kontraktor,dll ), no.lab, tanggal pemeriksaan, permintaan pemeriksaan sudah
lengkap dan jelas.
b. Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai. Sebelum melakukan
pemeriksaan perlu diperhatikan identifikasi dan pencatatan data pasien dengan
benar.
2. Persiapan pasien
Apakah persiapan pasien sesuai persyaratan.
Sebelum spesimen diambil harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan baik sesuai
dengan persyaratan pengambilan spesimen, untuk itu perlu dibuat petunjuk
tertulis untuk persiapan pasien pada setiap pemeriksaan laboratorium.
3. Pengambilan dan penerimaan spesimen
Apakah spesimen dikumpulkan secara benar, dengan
– pemeriksaan khusus
d. Apakah kondisi pengiriman spesimen sudah tepat.
Metode transpormasi spesimen,separasi dan penyimpanan harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sehingga tidak terpengaruh terhadap hasil pemeriksaan.
5. Persiapan sampel untuk analisa
a. Apakah kondisi sampel memenuhi persyaratan
b. Apakah volume sampel sudah cukup
c. Apakah identifikasi sampel sudah benar
B. TAHAP ANALITIK
76
Tahap analitik yaitu tahap mulai dari mengolah spesimen, mengkalibrasi
peralatan laboratorium, sampai dengan menguji ketelitian ketepatan.
1. Persiapan reagen / media
a. Apakah reagen / media memenuhi syarat
b. Apakah masa kaduluwarsa tidak terlampaui
c. Apakah cara pengenceran sudah benar
d. Apakah pelarutnya (aquadest) memenuhi syarat
2. Pipetasi reagen dan sampel
a. Apakah semua peralatan laboratorium yang digunakan bersih, memenuhi
persyaratan
b. Apakah pipet yang digunakan sudah dikalibrasi
c. Apakah pipetasi dengan benar
1. Tingkat nasional / tingkat pusat : dengan peserta dari RS kelas A, B, C dan yang
setarap balai laboratorium kesehatan ( balai Labkes ) dan laboratorium kesehatan
swasta yang setaraf.Penyelenggara kegiatan ini adalah pusat laboratorium
kesehatan yang bekerjasama dengan organisasi profesi dan istansi lain.
2. Tingkat provinsi / wilayah : dengan peserta dari RS kelas C , D dan yang setaraf
laboratorium kesehatan dati II,LKS yang setaraf dan laboratorium puskesmas
diprovinsi/wilayah yang bersangkutan.
77
Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi suatu
laboratorium sebab dari hasil evaluasi yang diperolehnya dapat menunjukkan
performance (penampilan/proficiency ) laboratorium yang bersangkutan dalam
bidang pemeriksaan yang dilakukan .Untuk itu pada waktu melaksanakan kegiatan
ini tidak perlu diperlakukan secara khusus ,jadi pada waktu melaksanakan
pemeriksaan harus dilaksanakan oleh petugas yang biasa melaksanakan
pemeriksaan tersebut serta menggunakan peralatan /reagen/metoda yang biasa
dipakainya sehingga hasil pemantapan mutu eksternal tersebut benar- benar dapat
mencerminkan penampilan laboratorium tersebut yang sebenarnya .Setiap nilai
yang diterima dari penyelenggara dicatat dan dievaluasi untuk mencari penyebab
dan mengambil langkah- langkah perbaikan.
( Variance index score ), dengan nilai 0 – 400.makin kecil nilai VIS yang
diperoleh suatu laboratorium berarti makin baik penampilan
laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal dibidang hematologi, yang biasa dikenal sebagai
PNPKLK – H ). (program nasional pemantapan kualitas laboratorium dibidang
hematologi ).penyelenggaranya adalah pusat laboratorium kesehatan bekerja
sama dengan PDS
Patklin dan RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan perhitungan ID ( index deviasi )
dengan nilai 0 - > 3.Makin kecil nilai yang diperoleh oleh suatu laboratorium
,berarti makin baik penampilan laboratorium tersebut.
78
3. Pemantapan mutu eksternal bidang mikrobiologi ( PME – M ) terdiri dari
isolasi dan identifikasi kuman, serta uji kepekaan dengan
antibiotik.Penyelenggaranya adalah pusat laboratorium kesehatan dan balai
laboratorium Yogyakarta sebagai
laboratorium pelaksana.
Penilaian dilakukan dengan memakai sistem skor dengan nilai antara 0 – 9
untuk isolasi dan identifikasi kuman, serta 0 – 10 untuk uji kepekaan dengan
antibiotika.Makin tinggi nilai yang diperoleh suatu laboratorium,berarti makin
baik laboratorium tersebut.
4. Pemantapan mutu eksternal bidang mikrobiologi untuk pemeriksaan
bakteriologi BTA ( PME _ BTA ).Penyelenggara adalah pusat laboratorium
kesehatan bekerja sama dengan RS
persahabatan .
Penilaian dilakukan dengan menggunakan sistim skor,nilai antara 0 – 4.Makin
tinggi nilai yang diperoleh suatu laboratorium berarti makin baik penampilan
laboratorium tersebut.
5. Pemantapan mutu eksternal bidang mikrobiologi untuk pemeriksaan
Parasitologi, terdiri dari parasitologi malaria ( PME M - M ) dan paraitogi
saluran pencernaan ( PME - M – TC ).Penyelengaranya adalah pusat
laboratorium kesehatan bekerjasama dengan bagian parasitologi FKUI.
79
pemeriksaan HIV diselenggaran oleh pusat laboratorium
4 .Makin tinggi nilai yang diperoleh suatu laboratorium ,berarti makin baik
penampilan laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal bidang kimia kesehatan ( PME – KK) terdiri dari
pemeriksaan kimia air dan kimia pestisida. Penyelenggaranya adalah pusat
laboratorium kesehatan dengan BLK surabaya sebagai rumah sakit
rujukan.Penilaian dilakukan dengan menggunakan sistim skoring dengan nilai
0 - 10 . Makin tinggi nilai yang didapat suatu laboratorium, makin baik
penampilan laboratorium tersebut.
senior.
Penilaian yang dilakukan haruslah dapat mengukur berbagai indikator
penampilan laboratorium misalnya kecepatan pelayanan, ketelitian laporan
hasil pemeriksaan laboratorium, dan mengidentifikasi titik lemah dalam
kegiatan laboratorium yang menyebabkan kesalahan sering terjadi.
b. Audit eksternal bertujuan untuk memperoleh masukan dari pihak diluar
laboratorium atau pemakai jasa laboratorium terhadap pelayanan dan mutu
laboratorium.Pertemuan antara
80
kepala- kepala laboratorium untuk membahas dan membandingkan
berbagai metode, prosedur kerja, biaya dan lain- lain merupakan salah satu
bentuk dari audit eksternal.
6. Validasi hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk memantapkan kualitas hasil
pemeriksaan yang telah diperoleh
melalui pemeriksaan ulang oleh laboratorium rujukan.
Pemeriksaan ulang ini dapat dilakukan dengan cara :
BAB IX
PENUTUP
81
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Ruang Lingkup......................................................................2
C. Batasan Operasional......................................................3
D. Landasan Hukum ..............................................
BAB II
Manusia......................................................................5
B. Distribusi
Ketenagaan..............................................................................6
C. Pengaturan
Jaga .....................................................................
BAB III
A. Kerangka Pemecahan Masalah.................................................18
B. Program Kerja..........................................................................18
C. Realisasi Program Kerja...........................................................19
82
D. Metode Pelaksanaan.................................................................19
A. Orientasi...................................................................................20
B. Observasi..................................................................................20
C. Sosialisasi.................................................................................20
D. Praktek Kerja...........................................................................21
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................62
B. Saran........................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................64
LAMPIRAN - LAMPIRAN
83
84