a,*STKIP Persada Khatulistiwa, Jalan Pertamina Sengkuang, Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia,
(Naskah Diterima Tanggal 20 Maret 2018—Direvisi Akhir Tanggal 26 April 2018—Disetujui Tanggal 27 April 2018)
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji naratologi Kana Inai Abang Nguak dengan per-
spektif A. J. Greimas. Kana merupakan salah satu folk lyric masyarakat Dayak Desa yang ditutur-
kan dalam bahasa ritual formal dengan cara dilagukan. Tokoh kana biasanya berkaitan dengan
kehidupan khayangan dan merepresentasi alam pemikiran dan pandangan dunia masyarakat Da-
yak. Teori yang digunakan adalah naratologi A. J. Greimas. Teks Kana Inai Abang Nguak terdiri
atas tujuh sekuen cerita skema aktansial yang berpusat pada Inai Abang sebagai subjek cerita. Pe-
ngumpulan data menggunakan metode wawancara bebas dengan teknik perekaman, pencatatan,
dan pengarsipan. Hasil penelitian menunjukan bahwa keberhasilan bumi mengalahkan langit di-
sebabkan oleh tiga faktor: 1) sekalipun dikaruniai hidup kekal, langit sesungguhnya bersaudara
dengan bumi; 2) tindakan langit menangkap para pemangku adat bumi adalah pelanggaran be-
rat yang perlu mendapat perlawanan keras dari bumi; 3) kekuatan bumi bersatu (manusia, hewan,
roh, dan kesaktian) menyerang langit dan mengembalikan harmoni bumi. Struktur naratologi
Greimas dapat digunakan untuk memahami struktur fisik, struktur batin, hingga struktur diskursif
sebuah cerita rakyat.
Kata-Kata Kunci: naratologi; struktur fisik; struktur batin; poros semantik; pandangan dunia
Abstract: This research aims discuss one of the kana stories, Kana Inai Abang Nguak, using A. J.
Greimas’ perspective. Kana Inai Abang Nguak is lyrical folklore of Dayak Desa community, recited
in a specific kind of song with ritual formal language. Characters in kana usually relate heavenly
life. The story, however, represent the philosophy and world view of Dayak Desa community. The
theory used is the narratology of A. J. Greimas’ perspective. The Inai Abang Nguak narrative consists
of seven sequels of (scene) story centered on Inai Abang as the subject of the story. From the
analysis, the earth’s success in defeating the heaven is based on three main reasons; 1) although the
heaven has some superior characteristics such as eternal life, the earth and the heaven have a close
relationship as one family; 2) the act of heaven in arresting adat eldery of the earth is considered as
a serious violation that deserves an act of resistance from the earth; and 3) the powers of the earth
(humans, animals, spirits, and supernatural power) unite attact the heaven and bring back the
earth harmony. It can be concluded that Greimas narratology can be used to comprehend the
surface structure, deep structure, and discursive structure of a folkstory.
Key Words: narratology; surface structure; deep structure; semantic axis; world views
How to Cite: Astuti, S., Taum, Y.Y. (2018). Ketika Bumi Menaklukan Langit: Kajian Naratologis Kana Inai Abang Nguak
dalam Perspektif A.J. Greimas. Atavisme, 21 (1), 35-49 (doi: 10.24257/atavisme.v21i1.440. 35-49)
Permalink/DOI: http://doi.org/10.24257/atavisme.v21i1.440.35-49
143). Jika disusun ke dalam sebuah ske- Akhirnya, dirumuskanlah suatu makna
ma pola peranan aktansial, ketiga pa- semantik yang dapat digali dari kisah de-
sangan oposisi fungsi aktan yang terdiri ngan mempertimbangkan terutama pa-
atas enam aktan tersebut tampak dalam da tiga poros semantik: poros pencarian,
sebuah bagan alur (flow chart) pada komunikasi, dan kekuatan.
Gambar 1
Yang dimaksud dengan aktan adalah METODE
satuan naratif terkecil, berupa unsur sin- Pendekatan yang digunakan dalam pe-
taksis yang mempunyai fungsi tertentu. nelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Aktan tidak identik dengan aktor. Aktan Metode pengumpulan datanya menggu-
merupakan peran-peran abstrak yang nakan cara wawancara bebas (free inter-
dimainkan oleh seorang atau sejumlah view/non-directed, teknik perekaman,
pelaku, sedangkan aktor merupakan ma- teknik pencatatan dan pengarsipan. Ana-
nifestasi konkret dari aktan. Seperti terli- lisis data dilakukan dengan mengguna-
hat dalam keenam pola aktansial pada kan pendekatan kritik sastra. Kritik sas-
Gambar 1, aktan dapat berupa tokoh, tra diarahkan pada upaya menggali mu-
dapat juga berupa sesuatu yang abstrak atan makna (content analysis) yang ter-
seperti cinta, kebebasan, pembunuhan. kandung dalam teks saksi. Lokasi pene-
Satu tokoh dapat memiliki beberapa litian di Desa Umin Jaya, Kecamatan De-
fungsi aktan. Sebaliknya, beberapa tokoh dai, Kabupaten Sintang, Kalimatan Barat.
bisa menempati satu aktan. Setiap aktan Kana Inai Abang Nguak dituturkan pada
dalam sebuah skema dapat mempunyai tanggal 17 Desember 2016–3 Januari
fungsi ganda. Pengirim dapat berfungsi 2017 oleh Began (62 tahun), disunting
sekaligus sebagai subjek atau penerima. dan diterjemahkan oleh Sri Astuti (34
Seorang tokoh dapat menempati fungsi tahun) dan Agustinus (59 Tahun).
aktan yang berbeda. Jika tidak ada aktan
yang tidak terisi oleh sebuah fungsi atau HASIL DAN PEMBAHASAN
tokoh maka digunakan tanda Ø dan Struktur Lahir
disebut fungsi zero dalam aktan. Kana dalam Konteks Makrokosmos Suku
Dayak
Gambar 1 Ada beberapa nama yang digunakan di
Pola Aktansial Greimas setiap daerah, khususnya pada masyara-
kat suku Dayak, untuk menyebut kana.
Masyarakat Dayak Desa, Dayak Kebahan,
dan Dayak Ketungau menyebutnya kana.
Masyarakat Dayak U’ud Danum menge-
nalnya dengan sebutan kelimo, Dayak
Suait menyebutnya bambay, Dayak Ku-
bin menyebutnya engkana, dan lain-lain.
Dalam tradisi lisan masyarakat suku
Dayak Desa, kana berbentuk puisi nara-
Kajian pada tataran diskursif adalah tif, semacam syair panjang yang ditutur-
melakukan analisis naratif semantik dan kan oleh orang-orang tertentu yang me-
menjelaskan secara detil hierarki oposisi miliki keahlian. Kana dibawakan seperti
dalam teks berdasarkan gerak pencarian layaknya orang bernyanyi, dengan nada-
subjek kepada objek. Hal yang dilihat nada yang cenderung resitatif atau di-
adalah manakah transformasi dasariah ulang-ulang dan cengkokan khas nyanyi-
nilai yang dipertaruhkan dalam kisah. an Dayak Desa.
Ada tiga jenis kana dalam tradisi atau kekuatan yang tidak sama dengan
Masyarakat Dayak Desa, yaitu kana, ka- manusia. Boleh dikatakan tokoh kana
na padi, dan kana tangi. Kana yang pa- adalah manusia setengah Dewa (divine
ling digemari adalah kana. Kana mence- being). Menurut kepercayaan masyara-
ritakan tokoh-tokoh khayangan. Kana kat Dayak Desa, kehidupan pada masa
padi berfungsi untuk mendoakan roh pa- lampau sangat suci. Seperti yang telah
di serta ucapan syukur atas panen yang dikemukana sebelumnya, semua dapat
telah diberikan. Adapun kana tangi ada- hidup berdampingan tanpa ada masalah.
lah kana yang berbentuk puisi yang ber- Tidak ada satu pun yang melanggar atur-
isi pujian-pujian terhadap sesama manu- an, seperti perzinahan, perkelahian, ego-
sia. Kana tangi tidak berbentuk prosa. is, dan mengambil hak orang lain.
Isi serta tokoh-tokoh dalam cerita puisi Ketika manusia melanggar aturan
rakyat ini berbeda-beda di masing-ma- serta norma-norma yang berlaku di ma-
sing daerah. Kana dalam tradisi masya- syarakat tersebut, maka orang-orang
rakat Dayak Ketungau menceritakan khayangan terpisah dari manusia dan ti-
asal mula manusia, sedangkan kana da- dak dapat hidup berdampingan seperti
lam tradisi masyarakat Dayak Desa khu- sebelumnya. Karena sikap manusia yang
susnya di Kecamatan Dedai, Kecamatan iri hati, dengki, mengambil milik orang
Kelam Permai, dan Kecamatan Kayan lain yang bukan haknya, dan lain seba-
Hilir, kana bercerita tentang tokoh-tokoh gainya, manusia tidak dapat lagi hidup
khayangan dan kana untuk mendoakan berdampingan dengan masyarakat kha-
roh padi. Dalam tradisi Dayak Desa yang yangan. Hal inilah yang menurut keper-
bermukim di Kecamatan Sepauk, isi ka- cayaan masyarakat Dayak Desa menye-
na menceritakan asal mula padi. Me- babkan manusia tidak dapat hidup ber-
nurut kepercayaan masyarakat suku Da- sama dengan masyarakat khayangan.
yak Desa, zaman dahulu manusia hidup Menurut masyarakat suku Dayak Desa,
bersama dengan para dewa dan masya- tokoh-tokoh dalam kana adalah tokoh-
rakat khayangan. Kehidupan zaman da- tokoh yang suci.
hulu sangat taat pada aturan. Manusia Saat ini kana masih hidup dan dinik-
dan orang khayangan, serta Juata–se- mati oleh masyarakat pemiliknya. Penik-
butan Tuhan bagi masyarakat Dayak De- mat kana adalah para orang tua. Biasa-
sa–serta makhluk hidup yang lain, ting- nya masyarakat mendendangkan kana
gal dan hidup di alam makrokosmos sa- pada saat gawai – upacara syukuran atas
ma. Alam kosmos dibagi menjadi tiga, panen yang melimpah, menempati ru-
yaitu manusia dan makhluk hidup lain mah baru, saat berladang, untuk menghi-
yang hidup di bumi, masyarakat kha- bur ibu-ibu yang menenun, dan lain se-
yangan, dan Juata ‘Tuhan’. Manusia diba- bagainya. Kana memiliki banyak versi.
gi lagi menjadi berbagai suku dan sub- Seorang penutur kana dapat memiliki
suku. Manusia hidup di bumi, orang kha- lebih dari satu cerita yang berbeda. Ka-
yangan kembali ke khayangan, dan Juata rena kana memiliki cerita yang berbeda-
ke surga. beda, keberadaan kana sangat banyak
Kehidupan tokoh-tokoh dalam kana jumlahnya. Diperkirakan judul kana mi-
dipercaya oleh masyarakat Dayak Desa lik masyarakat Dayak Desa secara khu-
pernah hidup di masa lampau. Tokoh- sus, mencapai ratusan judul, kurang le-
tokoh kana hampir mirip dengan bih hingga tiga ratusan judul.
manusia, namun sedikit berbeda dengan Setiap judul kana memungkinkan se-
manusia. Karakter tokoh kana seperti tiap tokoh memiliki cerita berbeda de-
manusia, tetapi memiliki kemampuan ngan judul yang lain. Misalnya, tokoh
Bedai dalam kana berjudul Bedai Man- berfungsi menerangkan sifat, ciri, dan
tuah Asam diceritakan bahwa Bedai perbuatan tokoh, juga menyatakan rasa
menikah dengan Kumang yang sesung- hormat dan penghargaan yang tinggi ter-
guhnya bukan jodohnya. Pada kana yang hadap tokoh maupun tempat yang di-
berjudul Kumang Mali Belaki diceritakan gambarkan tukang cerita. Dapat dikata-
Bedai dan Lanai melamar Kumang, teta- kan bahwa epitet merupakan salah satu
pi tidak diterima, dengan alasan Kumang ciri penting penggunaan bahasa ritual
tidak bisa menikah. kana. Berikut kutipan penuturan kana
Kana Inai Abang Nguak memiliki “Inai Abang Nguak”.
struktur generik yang diikuti secara ke-
tat dan teratur. Salah satu ciri penting Tapi Tunang re Puput Gelumang re
dalam penuturan kana ini adalah peng- Tanah Lang dah nyengkidang lantang
gunaan epitet yang sangat dominan. Epi- siri. ‘Inai Abang sedang mengendong
tet merupakan gaya bahasa kiasan yang anaknya’ Kebak anak re Puntianak
netauk bauk nyabak degasak a ngau sa-
pertama-tama dibentuk berdasarkan
tak de jari. ‘Anaknya terus menangis, ka-
perbandingan atau persamaan (Keraf,
rena jika berhenti menangis, disakitinya
2000:136). Epitet menyatakan suatu si- dengan gelang di jarinya’. Dah bederang
fat atau ciri yang khusus dari seseorang re tampang kain bidang Tunang urang
atau sesuatu. Sebagai ilustrasi, perhati- re Puput Gelumang Kebatal Lang re te-
kan Tabel 1 yang merupakan rangkum- gang selawi lelang seratau bepenyang
an epitet tokoh dalam kana Inai Abang nyengkidang lantang siii...riii...ik ik ik.
Nguak. ‘motif kain tenun pada rok yang dikena-
kan untuk menggendong anaknya sa-
Tabel 1 ngat bagus’. (teks 4-6)
Rangkuman Epitet Tokoh dalam Kana
Inai Abang Nguak Sidak Penipuak Gelumang kumai dah
aku nunyang batang lengang bayan ku-
No Nama Tokoh Jumlah mai aku nyangkai Sempai Semampai
Epitet Rawan. ‘Orang dari suku lain sudah tiba
1. Keliang 70 di Batu Nantai’. Baruk sidak empat limak
2. Dabuang 27 belumak ma sidak nganyak lempak be-
3. Bedai 66 rangan. ‘mereka berlomba naik ke ru-
4. Laja 57 mah’. Pampat Lalang ba bunyi begun-
5. Inai Abang 23 cang tiang tebelian bunyi beka sebab
6. Jengkuang 32 atap kelaaatap tebelian. ‘Orang sudah
7. Kumang 24 berdatangan ke Batu Nantai. Batu Nan-
8. Lanai 85 tai sangat Ramai. (teks 249-251)
9. Anak 21
Lempuang Tudai Penemah sebelah Balai
10. Manuak Bebari 21
u betuan kitai tikal lamar cinai saja dah
Jumlah Total Epitet 436
depengai urang ngau rantai menikal
(Astuti, et al, 2017)
kebak apai petingi Buruang dah de pa-
suang de lengan. Ayah Keliang, sudah di-
Epitet yang diperlihatkan di dalam Tabel culik oleh orang dari Khayangan’. Kasi-
1 berjumlah 436. Dalam laporan peneli- an miak Sapi Nyampan tapi diak mpai
tian (Astuti, et al 2017), ada 25 tokoh gak aku ngarang ke Urang Lawang Ujan
yang masing-masingnya memiliki epitet, kebak agik ngarang aku Kumang sak
sehingga total epitet tokoh sebanyak 494. Bataaa...ng Sepaaa...nnn ‘Kasian sekali,
Selain itu, epitet latar tempat sebanyak Lanai berkata kepada yang lainnya’. Ta-
227 buah. Penggunaan epitet, selain pi cerita saya tidak panjang lebar.
berita tersebut, Lanai sangat marah. Bebari membuka tangannya, untuk Inai
Lanai menantang Apai Abang untuk adu Abang meletakkan ujung selendang pe-
kesaktian dan dimenangkan oleh Apai langi, tetapi tangan Manuak Bebari,
Abang, karena Lanai memang bukan jo- Tenai, tidak mampu mengangkat ujung
doh Inai Abang. Inai Abang juga menceri- selendang. Kemudian, Bedai berkata
takan semua bekas pemukiman sebelum agar selendangnya dilipat saja. Namun,
bermukim di Batu Nantai. sebelum menyentuhnya, tangan Tunan
Ia berjalan sehari penuh. Inai Abang sudah terlempar. Selendang tersebut
berjalan menggendong anaknya dari bersinar seperti bara api. Tidak ada
hulu hingga hilir kampung. seorang pun yang sanggup mengangkat
Inai Abang menceritakan bahwa ada selendang tersebut, bahkan ujung selen-
tiga tokoh yang dipercaya oleh orang tua dang pun tidak mampu diangkat. Kemu-
(nenek moyang) untuk menyimpan dian, mereka mengangkatnya secara
amanah, atau pesan dari nenek moyang, bersama-sama, sebelah kanan Lanai, se-
yaitu Inai Abang, Lanai, dan Bedai. Me- belah kiri Jengkuan.
reka bertiga dipesan oleh orang tua ten- Anak Inai Abang tetap menangis
tang jodoh para tokoh kana. Karena lahir sehingga membuat Lanai sangat marah.
di hari yang sama, mereka memenuhi Anak Inai Abang dibawa mereka mandi
syarat untuk dititipi amanah tersebut. dan mau dibunuh oleh mereka. Anak ter-
Jodoh Lanai adalah Dabuang (adik sebut dibawa mereka mandi ke sungai,
Keliang), Bedai berjodoh dengan hendak ditenggelamkan. Anak Inai
Kumang Tengai, Keliang berjodoh de- Abang yang baru belajar berbicara ter-
ngan Kumang. Inai Abang berjodoh de- sebut berkata kepada mereka, “Jangan
ngan Apai Abang. Jika menikah dengan kalian bunuh saya. Kalian tidak tahu
orang yang bukan jodohnya, tidak bisa maksud ibu saya. Kalau sungguh kalian
memiliki keturunan, atau dapat menye- berani, pergilah ke Khayangan, jemput-
babkan pertengkaran yang hebat, dan lah Dabuang. Rumah orang tua Keliang
akhirnya bercerai. dan Dabuang diserang orang dari Kha-
Inai Abang sudah berjalan sangat yangan. Ayah dan Ibunya serta Dabuang
lama. Semua cerita sudah diceritakan dibawa orang ke Khayangan dan akan
untuk menghibur anaknya. Semua tokoh dibunuh di Khayangan. Keliang disela-
di kampung tersebut sudah ditemuinya, matkan oleh ibu saya, dan disimpannya
namun anaknya tidak berhenti mena- dalam tempayan yang diikat dengan be-
ngis karena jika berhenti, ia buat supaya nang. Pakaian Keliang robek terkena pe-
menangis lagi. luru orang dari Khayangan.”
Maka, pulanglah mereka ke rumah
Adegan 2: Kesaktian Selendang Pelangi di membawa anak Inai Abang dan mene-
Gawai mui Inai Abang. Mereka bertanya me-
Kampung Batu Nantai akan gawai (pesta ngapa Inai Abang merahasiakan hal ini.
persembahan dan syukuran setelah pa-
nen). Tamu dari kampung lain yang di- Adegan 3: Pasukan Laja Bersiap Menye-
panggil sudah berdatangan, dari muda rang Khayangan
hingga orang tua. Batu Nantai sangat ra- Lalu, mereka membuka benang dan pe-
mai dikunjungi oleh tamu dari berbagai nutup tempayan tempat Inai Abang me-
kampung. nyembunyikan Keliang. Mereka sangat
Anak Inai Abang masih tetap mena- iba melihat kondisi Keliang. Mukanya
ngis. Inai Abang ingin mencoba kesak- hitam legam penuh arang, pakaiannya
tian ilmunya. Pertama, ia minta Manuak sobek terkena peluru dan senjata tajam.
Lalu mereka semua sepakat untuk menjadi pria yang sangat gagah dan tam-
pergi ke Khayangan menyelamatkan pan. Lalu Kumang dan Keliang dinikah-
Dabuang serta kedua orang tuanya. Me- kan. Mereka bertukar cincin. Kumang
reka meminta Laja yang adalah seorang memberi cincin sakti yang dapat mem-
Tuak ‘pelindung perang’ untuk memper- buat Keliang kebal peluru dan senjata
siapkan perang. Mereka mengabarkan lainnya. Kumang juga memberi Keliang
kepada semua orang untuk berhenti dari bulu landak yang dapat berubah menjadi
aktivitasnya sambil meminta sumbang- apa saja sesuai kebutuhan perang.
an beras padi dan beras ketan untuk Dengan kibasan selendang pelangi,
persembahan yang akan dilakukan oleh Kumang membuat sarung pedang dapat
Laja. Semua anak dan wanita diminta terbang dan menjadi kendaraan Keliang
untuk masuk ke rumah, dilarang mela- menyusul pasukan Laja yang sudah tiba
kukan kegiatan apapun kerena Laja akan di pohon ara rindang. Kedatangan
memanggil semua hantu, semua roh dan Keliang seperti angin ribut dan badai. Se-
nenek moyang untuk membantu mere- mua orang menganggap itu adalah keda-
ka berperang ke Khayangan. Semua di- tangan musuh. Bala tentara ketakutan.
undang dan mereka semua makan sam- Mereka semua sudah memegang senjata
pai kenyang. dan siap untuk berperang. Lalu duduk-
Orang-orang yang ada di tempat itu lah Keliang di antara mereka.
hanya merasakan kedatangan semua Setelah Keliang Datang, mereka naik
hantu tersebut, sehingga mereka keta- ke Khayangan menggunakan akar te-
kutan. Semua hantu siap membantu pa- ngang, dan dituntun oleh raja burung.
sukan Laja untuk berperang. Pergilah Keliang membuka kunci pintu Khaya-
mereka ke Khayangan. Mereka berjalan ngan dengan bulu landak yang diberi
lebih cepat dari kilat. Mereka sampai di oleh Kumang. Untuk membuka kunci
pohon ara tempat akar tengang tumbuh pintu menuju Khayangan, Keliang berdi-
yang digunakan untuk naik ke Khaya- ri di atas pundak Lanai, sebelah kiri dipe-
ngan. Mereka tidak tersesat sedikit pun gang oleh Bedai, sebelah kanan dipegang
karena dituntun oleh hantu. Akar te- Jengkuan, dari belakang Tenai. Kunci
ngang yang digunakan untuk naik ke pintu Khayangan yang sangat besar dan
Khayangan dipagar dengan ular kobra. kuat serta dijaga orang Khayangan de-
Akar tengang tersebut bisa mengecil dan ngan senjata, terbuka dan mereka semua
membesar. Jika mengecil seperti benang, masuk ke Khayangan. Setelah semua
jika membesar sebesar bukit. Mereka ti- masuk, kunci Khayangan diperbaiki
dak langsung naik ke Khayangan. Mere- kembali oleh Keliang, bahkan lebih ba-
ka mendirikan pondok untuk menginap gus dari biasanya.
di pohon ara tempat akar tengang tum-
buh. Adegan 5: Gawai di Khayangan
Kumang Tanan Remayan gadis tercantik
Adegan 4: Pasukan Laja Dibantu Keliang dan sakti di Khayangan merasa menda-
yang Sakti pat firasat buruk. Ia mendengar suara ri-
Keliang yang tadi masih tinggal di Batu uh, tetapi tidak terlihat ada orang. Ia ha-
Nantai diberi ilmu oleh Kumang. nya melihat kelompok semadak ‘semut
Kumang adalah wanita yang sangat can- hutan yang besar’ berjalan di halaman
tik. Karena kesaktiannya, Kumang bisa rumah. Ayam hutan dan burung bermain
menciptakan sesuatu. Kumang member- bersama. Ini adalah pertanda hal buruk
sihkan Keliang dengan menggunakan akan terjadi. Lalu, orang Khayangan me-
selendang pelangi, mengubah Keliang meriksa kunci Khayangan. Mereka
dapat memahami dengan baik pandang- dan damai antara dua bersaudara meru-
an dunia masyarakat (Barthes, 1966). pakan hal yang biasa, sekalipun manusia
Kajian naratologi tidak berhenti pada langit dikaruniai hidup baka sedangkan
teknologi cerita saja tetapi lebih dari itu manusia bumi mengalami hidup yang fa-
harus mampu mengungkap thoughts, na.
feelings, dan unconscious komunitas pe-
nuturnya (Fludernik, 2009). Dalam kon- Poros Kekuatan
teks uraian ini, digunakan bagan poros Ada dua kepentingkan subjek di dalam
komunikasi seperti yang digambarkan memperjuangkan objek, yaitu memenu-
Greimas pada Gambar 4. hi amanat dan tuntunan leluhur sebagai
pengampu adat yang bertanggung jawab
Gambar 4 menegakkan adat. Tanggung jawab itu
Skema Poros Semantik tidak bisa ditawar-tawar karena mereka
bertugas menjamin kelangsungan hidup
keturunannya di atas bumi. Karena itu,
gangguan terhadap adat dan para pe-
mangku adat merupakan sebuah pelang-
garan berat yang harus dihadapi dengan
segenap kekuatan yang dimiliki.
Dalam Kana Inai Abang Nguak, keku-
atan subjek menjadi berlipat ganda kare-
na didukung oleh Laja, seorang Tuak ‘pe-
Poros Pencarian
lindung perang’, untuk mempersiapkan
Poros semantik Greimas terfokus pada penyerangan ke langit. Semua penduduk
poros pencarian (desire pursued) yang bumi dimintai dukungan dan sumbang-
mengungkapkan interaksi aktan pengi- an beras padi dan beras ketan. Laja pun
rim di dalam menginspirasi subjek un- memanggul semua hantu dan roh nenek
tuk mencari objek (Onodera, 2010). Ak- moyang untuk membantu perang. Keku-
tan-aktan yang berperan di dalam poros atan magis atau kesaktian yang dilibat-
pencarian merepresentasi pandangan kan dalam penyerangan ini antara lain,
dunia masyarakat Dayak Desa. selendang pelangi, cincin sakti, bulu lan-
Dalam kana Inai Abang Nguak, lelu- dak, dan sarung pedang. Laja dibantu
hur manusia menggariskan tatanan, har- pula oleh Kumang, ular kobra, dan raja
moni manusia di dalam adat-istiadat. Di burung. Kekuatan penuh dari bumi ini
dalam adat itulah leluhur hadir dan me- tidak diimbangi kekuatan langit yang
mastikan adanya tatanan bagi keturun- sama sekali tidak menduga akan dise-
annya. Itulah hukum bumi. Sekalipun rang makhluk-makhluk tak berwujud.
dalam teks tersebut tidak disebutkan
tentang hukum langit, penjelasan terse- Poros Komunikasi
but membantu menerangkan bahwa la- Terjalinnya kembali komunikasi antara
ngit pun memiliki hukum dan cara hi- leluhur (pengirim) dengan keturunan-
dupnya sendiri. Interaksi antara langit nya (penerima) melalui para pemangku
dan bumi, seperti dipahami masyarakat adat (objek) merupakan cita-cita ideal
Dayak, adalah sebuah hal yang biasa. yang diperjuangkan di dalam teks Kana
Dalam kebudayaan mereka, bahkan di- Inai Abang Nguak. Cita-cita ideal itu pun
sebutkan bahwa leluhur yang tinggal di terwujud melalui perjuangan subjek
bumi dan di langit merupakan saudara membebaskan objek dari tawanan keku-
sekandung, yang lahir dari ayah dan ibu atan langit. Dalam konsep orang Dayak,
yang sama. Karena itulah, relasi, konflik,
bumi dan langit (khayangan) dihubung- memiliki tatanan dan aturan sendiri
kan oleh sebuah pohon besar (lihat yang memungkinkan warganya hidup
Damayanti, 2017:8). Teks ini menyebut dengan aman dan nyaman. Tindakan la-
‘pohon ara’. Manusia naik ke langit mela- ngit menangkap para pemangku adat
lui akar pohon ara yang dijaga oleh se- bumi adalah pelanggaran berat yang
ekor ular kobra. perlu mendapat perlawanan keras dari
Perjalanan ke langit berjalan dengan bumi. Itulah alasan yang sangat kuat bagi
lancar. Serangan bumi ke pemukiman manusia untuk menyusun serangan dan
orang langit juga terjadi dengan cepat perlawanan ke langit. Ketiga, menghada-
dan tidak terduga-duga karena makluk pi provokasi langit yang menyerang inti
yang datang dari bumi berwujud hantu dan sumber aturan kehidupan manusia,
(roh) yang tidak kelihatan. Lagi pula segenap kekuatan bumi bersatu padu
makhluk langit sedang berpesta melak- (manusia, hewan, roh, dan kesaktian)
sanakan gawai karena mengira bahwa menyerang langit dan berhasil mengem-
hantu sedang meminta korban persem- balikan harmoni bumi.
bahan. Kekuatan bumi yang bersatu pa-
du (manusia, hewan, roh, dan kesaktian) DAFTAR PUSTAKA
menyerang langit pun berhasil menga- Appell, G. N. (2010). World Oral Litera-
lahkan langit. Mereka membebaskan se- ture Project Voices of Vanishing
mua tawanan, membakar perkampung- Worlds: The Sabah Oral Literature
an langit, dan pada akhirnya mengem- Project. United Kingdom: University
balikan harmoni bumi. of Cambridge.
Barthes, R. (1966). “An Introductiont to
SIMPULAN the Structural Analysis of Narra-
Kana Inai Abang Nguak mengungkap tive” dalam Communications 8. In-
pandangan dunia orang Dayak Desa. Ka- troduction A l'analyse structurale des
na ini merupakan salah satu bentuk tra- r & cits.
disi lisan masyarakat Dayak Desa yang Astuti, S. (2014). Kana Bedai Mantuah
dituturkan dalam bahasa ritual formal Asam: Suntingan Teks, Terjemah-an,
dengan cara dilagukan. Dapat dikatakan dan Analisis Struktur. Pendidi-kan
bahwa kana merepresentasi dan mem- dan Pembelajaran, 3 (2), 1-16.
proyeksi keinginan terdalam masyara- Astuti, S, Susanti, Y, Thaum, Y. Y, Baryadi,
kat Dayak Desa. Kajian naratologi de- I. P. (2017). Penuturan Kana “Inai
ngan perspektif A. J. Greimas dapat me- Abang Nguak”: Suntingan Teks,
ngungkap struktur lahir dan struktur Terjemahan, Analisis Struktur, dan
batin Kana Inai Abang Nguak. Pada ta- Pandangan Hidup Masyarakat Da-
taran struktur diskursif, kajian ini me- yak Desa. Laporan Hibah Penelitian
ngungkap alasan mengapa langit dapat Kerja Sama Antarperguruan Tinggi
ditaklukkan oleh bumi. Pertama, langit (PEKERTI).
bukan entitas yang sangat asing dengan Astuti, S., Susanti, Y. (2017). Struktur Ge-
dunia ini. Sekalipun ada perbedaan ciri nerik dan Konvensi Penuturan Ka-
dan cara hidup antara langit dan bumi, na “Inai Abang Nguak”. Vox Eduka-si,
masyarakat Dayak percaya bahwa langit 8 (2), 109 -117.
dan bumi diciptakan dan dihuni oleh le- Carvalho-Neto, P, de. (1985). Concept of
luhur yang bersaudara kandung. Konflik Folklore (Jacques M.P. Wilson, pe-
dan damai di antara anggota keluarga nerjemah). Coral Gables, Florida:
merupakan hal yang biasa, bukan hal University of Miami Press.
yang luar biasa. Kedua, langit dan bumi