Anda di halaman 1dari 68

KERANGKA ACUAN

PEMBANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN


CIPUTRA WORLD MALL SURABAYA

PT. SYANJAH KHARISMA CONSULTANT


2018
KATA PENGANTAR

Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka laporan dokumen Kerangka Acuan
Pembangunan Ciputra World Mall di Kelurahan Gunungsari, Kecamatan Dukuh Pakis,
Kota Surabaya ini dapat terselesaikan. Dokumen Kerangka Acuan Pembangunan
Ciputra World Mall Surabaya ini berupa ruang lingkup studi analisis dampak
lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan yang telah disepakati oleh
pemrakarsa/penyusun AMDAL dan Komisi Penilai AMDAL. Ciputra World Mall
Surabaya memiliki luas tanah sebesar 7,7 Ha sehingga penetapan rencana kegiatan ini
sebagai kajian yang wajib AMDAL berdasarkan pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Rebublik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana
Usaha dan /atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup. Penyusunan Dokumen Kerangka Acuan ini dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
Dokumen ini bertujuan untuk merumuskan ruang lingkup kedalam studi
ANDAL serta mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan efisien.
Fungsi dari dokumen Kerangka Acuan ini adalah sebagai rujukan penting bagi
pemrakarsa, instansi terkait, dan penyusun tentang ruang lingkup kedalam studi
ANDAL yang akan dilakukan serta sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai
dokumen ANDAL untuk mengevaluasi hasil studi ANDAL. Pemrakarsa berterima
kasih atas masukan dan saran dari masyarakat, tim teknis dan pakar dalam pembahasan
dokumen Kerangka Acuan, serta ucapan terima kasihjuga disampaikan kepada tim
studi dan semua pihak lainnya yang telah membantu dalam penyusunan dokumen ini
Surabaya,Oktober 2018
Ketua Dinas Lingkungan Hidup
Kota Surabaya

Ir. Rustiawan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kota Surabaya adalah salah satu kota yang terletak di Jawa Timur dan merupakan
Ibukota Provinsi di Jawa Timur. Surabaya terletak pada letak geografis Koordinat:
7°16′LU 112°43′BT. Kota Surabaya merupakan ibu kota provinsi Jawa Timur dan kota
terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan populasi penduduk sekitar 4 juta
orang, Surabaya telah menjadi kota Metropolis dengan beberapa keanekaragaman yang
kaya di dalam nya. Selain itu, Surabaya saat ini juga telah menjadi pusat bisnis,
perdagangan, industri, dan pendidikan di Indonesia. Surabaya dikenal sebagai Kota
Pahlawan, hal ini terjadi sejak adanya pertempuran rakyat Surabaya melawan tentara
Belanda dalam revolusi kemerdekaan Indonesia.
Surabaya juga memegang peran penting secara regional, nasional, maupun
internasional sebagai pusat petumbuhan dan pembangunan wilayah sekitarnya (Gresik,
Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan). Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi dan peran kota Surabaya di tingkat regional, nasional maupun
internasional, tentunya juga akan berpotensi dalam peningkatan pendapatan. Oleh
karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana
terkait perkembangan industri di Surabaya.
Sebagai upaya peningkatan industri di Kota Surabaya. Maka pemerintah
bekerja sama dengan PT. Syanjah Kharisma Consultant berencana untuk mendirikan
sebuah pusat perbelanjaan Ciputra World Surabaya. Pembangunan kawasan industri
ini direncanakan di Dukuh Pakis, Kota Surabaya dengan luas 7,7 Ha. Rencana
pendirian pusat perbelanjaan Ciputra World Surabaya ini sesuai dengan Peraturan
Presiden tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan
Toko Modern tahun 2007 (Perpres No 112/2007) dan Peraturan Menteri Perdagangan
No 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern tahun 2008.
Berdirinya Ciputra World Surabaya ini sudah tentu akan menimbulkan dampak
pada lingkungan hidup. Berdasarkan Pasal 18 UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa setiap rencana kegiatan yang
diduga akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Sesuai Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 pada Lampiran 1 Bidang Multi Sektoral Nomor
5, untuk teknis pembangunan bangunan gedung dan luas lahan > 5 Ha atau luas
bangunan > 10.000 m2 wajib memiliki AMDAL. Dengan demikian “Rencana Kegiatan
Pembangunan Pusat Perbelanjaan Ciputra World Surabaya” merupakan rencana
kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL).
Sistematika penyusunan dokumen mengacu pada Peraturan Daerah nomor 12
tahun 2014. Dokumen ini disusun untuk memenuhi kewajiban rencana pembangunan
Pusat Perbelanjaan Ciputra World Surabaya selaku pemohon sebelum memulai
kegiatan usahanya. Dasar penyusunan dokumen adalah Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) Nomor 188/433.91/402.5.10/2018 Tanggal 5 Oktober 2018 seluas 7,7 Ha.
Dokumen ini disusun Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Kota Surabaya.

1.2 TUJUAN RENCANA KEGIATAN


1.2.1 TUJUAN UMUM
Tujuan rencana kegiatan pembangunan pusat perbelanjaan adalah untuk
menyediakan sarana dan prasarana untuk mendorong agar masyarakat sekitar lebih
produktif, memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat akan fasilitas penunjang
perdagangan dan permukiman, serta mampu meningkatkan pendapatan regional.
Secara khusus rencana kegiatan pembangunan pusat perbelanjaan Ciputra World
Surabaya dan penunjangnya merupakan sarana dan prasarana yang di bangun untuk
memenuhi kebutuhan industri dan lingkungan yang dikelola secara profesional dan
baik untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas.
1.2.2 MANFAAT BAGI MASYARAKAT
Adapun manfaat yang dapat diperoleh masyarakat sekitar dari rencana
pembangunan pusat perbelanjaan Ciputra World Surabaya dan penunjangnya yaitu
tersedianya industri/perusahaan sebagai sarana perdagangan yang berkualitas yang
dapat memicu kedatangan masyarakat dari berbagai penjuru yang semakin banyak,
juga dapat di guanakan untuk menunjang kebutuhan ekonomi bagi penduduk sekitar
kawasan pusat perbelanjaan Ciputra World Surabaya.

1.2.3 PERANAN TERHADAP PAMBANGUNAN NASIONAL


Rencana kegiatan pembangunan pusat perbelanjaan Ciputra World Surabaya
dan penunjangnya sangat berperan pentinng terhadap pembangunan nasional.
Penyediaan sarana industri/perusahaan sangat mendukung dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan industri perdagangan untuk perekonomian baik dalam skala
Surabaya, provinsi Jawa Timur, bahkan skala Nasional.

1.3 PELAKSANAAN STUDI


1.3.1 IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENANGGUNG JAWAB
Pemrakarsa proyek pembangunan pusat perbelanjaan Ciputra World Surabaya:
Nama : PT. Ciputra Develpoment Tbk
Alamat : Jl. Mayjen Sungkono No. 89, Surabaya
Telepon : 021-5960888
E-mail : investor@ciputra.com

Penanggung Jawab
Nama : Jubaedah Nurlaela
Jabatan : Direktur Utama
Status Lokasi yang Direncanakan : Hak Milik Negara
1.3.2 PENYUSUNAN STUDI AMDAL
Penyusunan Studi AMDAL ini dilakukan oleh para tenaga yang ahli di
bidangnya. Susunan tenaga ahli berlisensi ketua, anggota penyusunan AMDAL dan
tenaga ahli di bidangnya masing-masing melalui penugasan dari pemrakarsa adalah
sebagai berikut:
Nama Lembaga : PT. Syanjah Kharisma Consultant
Penanggung Jawab : Gabriella Veronica, S.T., M.T
Jabatan : Ketua Tim Studi AMDAL
Alamat Kantor Pusat : Jl. Medokan Asri Barat IV No. F52, Gunung
Anyar, Surabaya
Telepon dan Fax : (031) 8712123
E-mail : syanjahkharisma@gmail.com
No. Registrasi : 555/DF/AMDAL-1/LFH/KLH
Tim penyusun dari studi AMDAL ini dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Tim Penyusun Studi AMDAL

No Nama Jabatan Pendidikan Kualifikasi

S1 Teknik Lingkungan Ahli Fisika Kimia, AMDAL A,B,C.


Gabriella Veronica, Ketua S2 Teknik Perencanaan Sertifikat kompetensi ketua dari INTAKINDO Nomor
1
S.T., M.T. Tim Wilayah dan Kota sertifikasi 151/INTAKINDO/AB/2014

S1 Teknik Perencanaan Ahli Planologi, AMDAL A,B,C.


Wilayah dan Kota Sertifikat kompetensi ketua dari INTAKINDO Nomor
Heni Widyaningrum, Tenaga S2 Teknik Perencanaan sertifikasi 111/INTAKINDO/AB/2014
2
S.T., M.T. Ahli Wilayah dan Kota

S1 Teknik Geomatika Ahli Geologi, AMDAL A,B,C.


Yunda Dwi Adhawati, Tenaga S2 Teknik Geodesi Sertifikat kompetensi anggota dari INTAKINDO Nomor
3 sertifikasi 121/INTAKINDO/AB/2013
S.T., M.T. Ahli
S1 Kesehatan Masyarakat Ahli Kesehatan Masyarakat, AMDAL A,B,C.
Fatimatus Zurroh, Tenaga S2 Kesehatan Sertifikat kompetensi anggota dari INTAKINDO Nomor
4 Lingkungan sertifikasi
S.KM., M.KL Ahli
125/INTAKINDO/AB/2014

S1 Biologi Ahli Biologi, AMDAL A,B,C.


Aerani Rifani Widodo, Tenaga S2 Bioteknologi Sertifikat kompetensi anggota dari INTAKINDO Nomor
5 sertifikasi
M.Si Ahli
132/INTAKINDO/AB/2015

S1 Teknik Lingkungan Ahli Transportasi, AMDAL A,B,C.


Gina Rizka Alsyah, Tenaga S2 Teknik Sipil Sertifikat kompetensi anggota dari INTAKINDO Nomor
6. sertifikasi
S.T., M.T. Ahli
115/INTAKINDO/AB/2015

S1 Sosiologi Ahli Sosial Ekonomi Budaya, AMDAL A,B,C.


Anisa Dwi Isnaini, Tenaga S2 Sosiologi Sertifikat kompetensi anggota dari INTAKINDO Nomor
7. sertifikasi
M.Sos Ahli
142/INTAKINDO/AB/2014

S1 Teknik Pengairan Ahli Hidrologi, AMDAL A,B,C.


Tenaga S2 Teknik Sipil Sertifikat kompetensi anggota dari INTAKINDO Nomor
8. Kimberly Ryder, M.T sertifikasi
Ahli
1.2 DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN
2.2.1 Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap pra konstruksi kegiatan yang dilakukan adalah survey awal,
pengurusan izin, studi AMDAL, sosialisasi rencana kegiatan dan pengukuran dan
pemasangan patok. Secara umum kegiatan tersebut di jabarkan sebagai berikut :

A1. Survey Awal


Kegiatan survey awal dilakukan dengan mendatangi lokasi untuk peninjauan
keadaan lokasi dan untuk mengetahui kondisi lahan yang akan digunakan untuk
pembangunan CIPUTRA WORLD SURABAYA.

A2. Pengurusan Izin


Pengurusan izin ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan pembangunan
Ciputra World Surabaya sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
baik peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Kegiatan pengurusan izin ini juga menghindari potensi masalah yang muncul saat
kegiatan konstruksi maupun operasi nantinya. Pengurusan izin dilakukan kepada
instansi yang terkait baik di pusat maupun di daerah. Beberapa perizinan yang perlu
ditempuh antara lain yaitu Kesesuaian Rencana Kota (KRK) di Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Surabaya, pengurusan izin
penimbunan dan pengurusan siteplan.

A3. Studi AMDAL


Kegiatan studi AMDAL dilakukan untuk mengkaji dampak apa saja yang akan
timbul saat dilakukan tiga tahap yaitu tahap pra kontruksi, konstruksi dan
operasional. Dengan adanya kajian tersebut maka akan diketahui dampak dari segi
Fisika kimia, Geologi, Sosial Ekonomi, Kesehatan Masyarakat, Transportasi dan
Biologi oleh para ahli sesuai dengan survey yang akan dilakukan.

A4. Sosialisasi Rencana Kegiatan


Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan merupakan kegiatan ke empat saat tahap
pra konstruksi. Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan dilakukan kepada masyarakat
sekitar yang berada di wilayah kegiatan rencana pembangunan Ciputra World
Surabaya untuk memberi informasi secara transparan atas rencana kegiatan
pembangunan yang akan dilakukan dari tahap pra konstruksi, konstruksi dan
operasional. Dengan adanya hal tersebut maka akan dijadikan pertimbangan bagi
rencana kegiatan. Selain itu sosialisasi juga perlu dilakukan terhadap masyarakat
yang mengelola lahan pertanian dan perikanan. Disamping itu akan dilakukan
koordinasi dengan dinas-dinas terkait.

A5. Pengukuran dan Pemasangan Patok


Kegiatan pengukuran dan pemasangan patok merupakan kegiatan terakhir pada
tahap pra konstruksi sebelum dilanjutkan ke tahap konstruksi. Kegiatan pengukuran
dan pemasangan patok bertujuan untuk mengetahui luasan lahan rencana
pembangunan Ciputra World Surabaya yang nantinya akan dipetakan kembali
untuk luasan tiap perusahaan yang akan dibangun di Ciputra World Surabaya. Dan
untuk pemasangan patok sebagai tanda bahwa lahan tersebut telah memiliki izin
untuk akan dibangun dan telah menjadi milik rencana pembangunan Ciputra World
Surabaya.

2.2.2 Tahap Konstruksi


A1. Pemagaran Lahan Areal Proyek
Kegiatan pemagaran lahan areal proyek bertujuan untuk melindungi tanah
pada lokasi proyek, agar tidak dimanfaatkan oleh orang lain. Kegiatan tersebut
dilakukan dengan cara pemasangan seng pada sisi tanah proyek. Kegiatan ini
dilakukan pada bulan Oktober 2018.

A2. Persiapan Lahan


Persiapan lahan ini merupakan kegiatan untuk mempersiapkan lahan yang
akan digunakan untuk rencana kegiatan pembangunan Ciputra World Surabaya.
Dalam kegiatan ini dilakukan pekerjaan pembersihan tanaman liar dan sampah,
serta pengurugan tanah pada lahan bekas pertanian. Pekerjaan persiapan lahan ini
diprakirakan membutuhkan waktu selama 1 bulan. Pada lokasi rencana kegiatan
telah dilengkapi dengan pagar beton/besi setinggi ± 2 m, sehingga tidak dapat
menimbulkan terjadinya sebaran debu ke luar lokasi proyek.

A3. Penyidikan Tanah


Kegiatan penyidikan tanah meliputi kegiatan pemeriksaan jenis tanah pada
lokasi proyek dengan cara sonding dan boring. Kegiatan ini dilakukan pada bulan
Januari 2018

A4. Mobilisasi Tenaga Kerja


Perekrutan tenaga kerja konstruksi akan dilaksanakan langsung oleh Pihak
kontraktor pelaksana. Pihak kontraktor akan mengarahkan tenaga kerja seperti
operator untuk alat-alat berat, mekanik, dan elektrik, sedangkan tenaga kerja
lainnya sebagai tenaga pendukung operator, tukang, mekanik, elektrik akan di
rekrut dari penduduk sekitar. Disamping itu akan mengarahkan tenaga kerja sebagai
pengawas kontraktor.
Perekrutan tenaga kerja disyaratkan mempriotaskan tenaga kerja lokal atau
kelurahan setempat. Tenaga kerja yang dibutuhkan memiliki keahlian ataupun
keterampilan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pihak kontraktor.
Namun jika dalam perekrutan tenaga kerja tidak terpenuhi dari penduduk
setempat, maka akan di rekrut dari daerah sekitarnya upaya dalam meminimalkan
dampak akibat perekrutan tenaga kerja dari penduduk lokal atau luar daerah maka
di buat koordinasi antara pihak kontraktor dengan aparat desa di lokasi.
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja bidang konstruksi yang
meliputi tenaga ahli, tenaga terampil, dan tenaga pembantu. Diprakirakan jumlah
tenaga kerja konstruksi yang dibutuhkan untuk membangun area di lokasi proyek
mencapai ±250 orang, meliputi manajer, staf, supervisor, pelaksana lapangan, dan
pembantu. Estimasi kebutuhan pekerja konstruksi ini berdasarkan pada analogi
kegiatan. Para pekerja merupakan campuran antara pekerja dari masyarakat sekitar
dan pekerja kontrak. Para pekerja akan memiliki kontrak kerja yang mengatur hak
dan kewajiban pekerja selama kegiatan jonstruksi berlangsung, sehingga pada saat
kegiatan ini telah selesai, para pekerja secara mandiri akan meninggalkan proyek
dan tidak ada tanggung jawab dari pihak pemrakarsa dalam pemenuhan kegiatan
demobilisasi tenaga kerja. Prakiraan jumlah tenaga kerja pada masing-masing
tingkatan untuk jadwal yang direncanakan terdapat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Prakiraan Jumlah Tenaga Kerja Tahap Konstruksi


No. Tingkatan Jumlah (orang) Keterangan
1 Manajer 10 PM, Desain, Struktur, M dan E
2 Staf Administrasi 10 Administrasi dan Keuangan
3 Staf Teknis 10 Desain, Struktur, M dan E
4 Supervisor 10 Struktur, M dan E
5 Kepala Tukang 15 -
6 Mandor 15 -
7 Tukang dan Kuli 180 Termasuk operasional alat berat
Total 250
Sumber: PT. Syanjah Kharisma, 2018

A5. Mobilisasi Alat Berat Dan Material


Lokasi rencana pembangunan Ciputra World Surabaya di tempuh melalui jalan
A. Yani yang masuk menuju Jalan Rungkut terus dilanjutkan ke . Mobilisasi alat
berat dan material adalah kegiatan pengiriman alat berat dan material ke lokasi
tapak proyek. Mobilisasi alat berat dan material ini dilakukan selama 20 bulan
secara bertahap selama tahap konstruksi, sesuai dengan tahapan kegitaan konstruksi
yang dilakukan.
Ritasi untuk pengangkutan alat berat dilakukan secara bertahap sesuai
kebutuhan. Pelaksanaan mobilisasi material sangat bervariasi, kapasitas maksimum
kendaraan yang akan mencapai 8-15 ton kendaraan tersebut akan mengangkut
berbagai jenis metarial yang diperlukan. Sumber bahan material yang digunakan
berasal dari sekitar kegiatan, dan untuk bahan material yang tidak ada diwilayah
kota surabaya akan dikirim ke luar kota Surabaya sedangkan untuk tanah urug akan
di dapatkan dari daerah yang berjarak ±70 km dari daerah Kota Surabaya
(Mojokerto, Jombang Dll).
Pekerjaan konstruksi akan dilaksanakan dengan menggunakan alat- alat berat
seperti Buldozer, excavator, stoom walls, motor grader dan dump truck. Peralatan
yang digunakan pada konstruksi adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Daftar Alat Berat dan Material

No. Jenis Alat Berat Jumlah (unit)


1 Injection Pile Machine 10
2 Excavator 6
3 Dozer 10
4 Tower Crane 6
5 Drump Truck 40
6 Lift Konstruksi 8
7 Dan lain-lain -
Sumber: PT. Syanjah Kharisma, 2018
Ritasi untuk pengangkutan alat berat dilakukan secara bertahap sesuai
kebutuhan. Sedangkan untuk ritasi bahan material dilakukan melalui pehitungan
asumsi sebagai berikut:
Luas tanah = 7,7 Ha
= 77.000 m2
Luas RTH = 10% x Luas tanah
= 10% x 77.000 m2
= 7.700 m2
Luas bangunan = 69.300 m2
Volume bangunan = Luas bangunan × ketinggian gedung rata-rata
= 69.300 m2 x 10 m
= 693.000 m3
Volume beton bangunan = 4,5% × volume bangunan
= 4,5% x 693.000 m3
= 31.185 m3
Volume material = 3% × volume bangunan
= 3% × 693.000 m3
= 20.790 m3
Asumsi volume ready mix truck 7 m3
Jadi ritasi beton = volume beton bangunan /volume ready mix truck
= 31.185 m3/ 7 m3
= 4.455 ritasi
Asumsi kapasitas kendaraan pengangkut material 5m3
Jadi ritasi material = volume beton material / volume kendaraan
= 20.790 m3 / 5 m3
= 4.158 ritasi
Lama mobilisasi material bangunan dan alat berat adalah 48 bulan, sehingga
jumlah ritasi material adalah 5 ritasi/hari. Pada kegiatan ini dimungkinkan akan
terjadi penurunan kualitas udara ambien akibat pengangkutan material berbutir
yang terkena terpaan angin dan terpaan roda kendaraan pengangkut di jalan tanpa
perkerasan/tanah. Oleh karena itu pemrakarsa akan melakukan pengelolaan dengan
memasang penutup bak pada saat pengiriman material berbutir dan melakukan
pencucian roda kendaraan pengangkut sebelum keluar lokasi proyek untuk
meminimalkan dampak penurunan kualitas udara ambien akibat debu.
Selain itu, pemrakarsa juga melakukan perbaikan dan perawatan terhadap sarana
prasarana jalan yang dilalui selama mobilisasi alat berat dan material, dikarenakan
jumlah ritasi yang cukup besar maka lalu lalang kendaraan berat dijadwalkan pada
waktu siang dan malam hari agar menghindari kemacetan di waktu bangkitan
maupun tarikan para pekerja. Jadwal mobilisasi kendaraan berat pada waktu siang
hari adalah pukul 13.00 – 15.00 sedangkan jadwal mobilisasi kendaraan berat pada
malam hari adalah pukul 20.00 – 22.00 , 22.00 – 24.00 , 02.00 – 04.00. Diluar
jadwal tersebut tidak ada mobilisasi kendaraan berat dan material.

Serta berkoordinasi dengan warga sekitar dan Polsek Kecamatan Dukuh Pakis
terkait mobilisasi alat berat dan material terutama jika kegiatan mobilisasi
dilakukan di luar jam yang telah disepakati. Rute/jalur mobilisasi alat berat adalah
dari PT.Mawut ( Persero ) Tbk, Plant 3, Juanda Bussines Center, Sawotratap,
Gedangan, Kabupaten Sidoarjo ke lokasi proyek dan mobilisasi material adalah dari
PT. Bhakti Buana Makmur, Jemurwonosari, Surabaya ke lokasi rencana proyek
pembangunan Ciputra World Surabaya
Jalur mobilisasi dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.

Gambar 2.1 Rute Mobilisasi Alat Berat


Gambar 2.2 Rute Mobilisasi Material
Rute/jalur mobilisasi alat berat adalah dari PT.Mawut ( Persero ) Tbk, Plant
3, Juanda Bussines Center, Sawotratap, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo ke lokasi
proyek dan mobilisasi material adalah dari PT. Bhakti Buana Makmur, ke lokasi
rencana proyek kawasan Industri PT Sinar Galaxy. Jalan-jalan yang dilewati oleh
mobilisasi kendaraan berat ini meliputi Jalan Raya Gedangan, Jalan Letjen
S.Parman, dan Jalan Jemur Andayani. Jika terjadi kerusakan jalan di jalan tersebut
pihak kontraktor akan bertanggung jawab memperbaiki, tetapi jika kerusakan jalan
terjadi diluar jalan tersebut bukan tanggung jawab pihak kontraktor.
A6. Pembangunan dan pengoperasian base camp pekerja
Basecamp merupakan kantor lapangan selama konstruksi. Selain kantor
basecamp juga sangat diperlukan pada saat proses pembangunan yang dapat
digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara alat-alat dan bahan yang
digunakan serta tempat penginapan sementara bagi pekerja konstruksi. Luas lahan
yang akan digunakan untuk basecamp pembangunan yaitu sekitar 250m2.
Basecamp dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
1. Tempat tinggal untuk pekerja

Gambar 2.3 Tempat Tinggal Pekerja


2. Mess tenaga ahli

Gambar 2.4 Mess Tenaga Ahli

3. Ruang rapat

Gambar 2.5 Ruang Rapat


4. Tempat ibadah

Gambar 2.6 Tempat Ibadah


5. Fasilitas air bersih
 Kebutuhan Air Bersih Akibat Akitivitas Pekerja Konstruksi
Jumlah pekerja diestimasi ± 250 pekerja pada tahap konstruksi pada
periode puncaknya, sehingga kebutuhan air bersihnya sebagai berikut:
Kebutuhan air bersih = 50 liter/orang/hari (SNI 03-7065-2005)
Total kebutuhan air bersih = 250 orang × 50 liter/orang/hari
= 12.500 liter/hari
= 12,5 m3/hari
6. MCK

Gambar 2.7 MCK

7. Tempat sampah sementara (wadah sampah komunal)

Gambar 2.8 Tempat Sampah Sementara


 Basecamp juga dilengkapi oleh wadah sampah di setiap lokasi strategis
untuk mengumpulkan sampah dan kegiatan pekerja sampah tersebut
kemudian akan ditampung dalam wadah sampah komunal dengan
kapasitas 112,5 kg/hari. Sampah tersebut akan diangkut bekerjasama
dengan Dinas Kebersihan Kota Surabaya. Jumlah timbulan sampah dari
kegiatan pengoperasian basecamp diperkirakan dengan jumlah tenaga
kerja yang tinggal 250 orang maka di dapatkan hasil perhitungan sebagai
berikut :

A8. Pekerjaan Konstruksi Bangunan Bawah (Pemancangan Tiang Pancang


Dan Pondasi)
Pekerjaan kostruksi bangunan bawah pada Pembangunan kawasan Ciputra
World Surabaya ini adalah pekerjaan pondasi pemancangan dan pembangunan
basement. Pekerjaan pondasi direncanakan menggunakan sistem injection pile
yang memiliki kelebihan dalam meminimalisasi kebisingan, debu, serta
getaran. Sebelum dilakukan pemancangan dengan injection pile, harus
diketahui rata-rata kedalaman dan kekerasan tanah, sehingga terlebih dahulu
dilakukan tes sondir dan boring pada lokasi proyek. Adapun pembagian untuk
pembangunan konstruksi bawah adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan podasi/tiang pancang


Pembangunan PT. Ciputra Development Tbk direncanakan akan
menggunakan pondasi tiang pancang bulat/spun pile dengan diameter
50 cm. Tiang pancang tersebut akan dibenamkan kedalam tanah
dengan menggunakan sistem Drop Hammer sedalam ± 48 m dari
permukaan tanah.
2. Pekerjaan pembuatan kolom dan balok lantai
Komponen utama dari struktur adalah balok induk, kolom yang
fungsinya menyalurkan semua beban ke struktur dibawahnya. Beban
rencana ditentukan berdasarkan Standar Tata Cara Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung yaitu SNI 1727 2013 dan
Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung Indonesia SNI 03-1726-2012.

A9. Pekerjaan Konstruksi Bangunan Atas


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan struktur bangunan atas, mekanikal,
elektrikal, dan pekerjaan finishing. Struktur bangunan atas menggunakan beton
bertulang. Untuk melakukan pengecoran beton dipergunakan beton ready mix,
sesuai dengan kualitas dan jumlah yang dipersyaratkan. Pengecoran ini tidak
dilakukan sekaligus untuk keseluruhan lantai bangunan atas, tetapi dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kemajuan kegiatan Adapun pembagian untuk
pembangunan konstruksi atas adalah sebagai berikut :
1) Pekerjaan atap dan kuda-kuda
2) Pekerjaan pemasangan dinding bata,dan lain-lain
Material untuk pekerjaan dinding relatif beragam, diantaranya bata
merah, batako, dan dinding partisi (gipsum dan multiplek). Dalam
proyek pembangunan Ciputra World Surabaya ini yang digunakan
adalah bata ringan menjadi pilihan karena harganya terjangkau dan
memiliki keunggulan, yakni membuat dinding jauh berkualitas
dibandingkan dengan material yang lain. Bata ringan yang digunakan
memiliki ukuran 100x200x600 cm.

3) Pekerjaan pemasangan kusen dan jendela


4) Pekerjaan pemasangan keramik
5) Pekerjaan pemasangan atap plavon dan lain-lain
6) Pekerjaan pengecatan

A10. Kebutuhan Air (tahap konstruksi)


Selama tahap konstruksi tentunya diperlukan air bersih seperti untuk
mandi/cuci pekerja harian, kegiatan konstruksi, dan kegiatan pembilasan ban
kendaraan. Selain itu dalam kegiatan konstruksi ini akan dihasilkan limbah
padat dan limbah cair yang harus dikelola. Kebutuhan air bersih untuk
konstruksi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Bersih Tahap Konstruksi


Kebutuhan Air Kebutuhan Air
Pengguna Jumlah
Bersih Bersih Rata-Rata
(1) (2)
(3) (4) = (2) × (3)
Pekerja konstruksi 250 orang 50 liter/orang/hari 12,5 m3/hari
Pencucian roda 5 kendaraan 100 0,50 m3/hari
kendaraan pengangkut liter/kendaraan/hari
Campuran material 84.236 m2 40 liter/m2 luas 6,73 m3/hari
bangunan atas bangunan/masa
konstruksi (massa
konstruksi = 18
bulan)
Total kebutuhan air bersih maksimum 19,73 m3/hari
Sumber: PT. Syanjah Kharisma, 2018
Berdasarkan perhitungan air bersih pada tahap konstruksi pada Tabel 2.4 maka
dapat dihitung air limbah yang dihasilkan. Adapun ringkasan perhitungan debit
air limbah yang dihasilkan pada tahap konstruksi ini tercantum pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Debit Air Limbah Tahap Konstruksi


Kebutuhan % Air Limbah yang Debit Air
Pengguna
Air Bersih Dihasilkan Limbah
(1)
(2) (3) (4) = (2) × (3)
Pekerja konstruksi 12,5 m3/hari 80% 10 m3/hari
Pencucian roda 0,50 m3/hari 80% (ke saluran drainase) 0,40 m3/hari
kendaraan pengangkut 20% (terserap tanah)
Campuran material 6,73 m3/hari 0% (100% terpakai) 0,00 m3/hari
bangunan atas
Total debit air limbah 10,40 m3/hari
Sumber: PT. Syanjah Kharisma, 201
2.3 HASIL PELIBATAN MASYARAKAT
A. PELIBATAN MASYARAKAT

Pelibatan masyarakat merupakan bagian proses pelingkupan. Pelibatan


masyarakat dilakukan melalui pengumuman dan konsultasi publik.

A1. PENGUMUMAN

Pengumuman dilakukan di media cetak, dimuat di Surat Kabar Harian Pagi


Cipta Karya pada Hari Kamis tanggal 8 September 2018 halaman 5 dan
pemasangan banner di beberapa tempat di Dukuh Pakis.

A2. KONSULTASI PUBLIK

Konsultasi publik dilakukan di Ruang meeting PT Ciputra Development


Tbk pada hari Jum’at 26 Oktober 2018 yang dihadiri oleh DLH Kota Surabaya,
Lurah-lurah di Kecamatan Dukuh Pakis, Camat Dukuh Pakis, aparat Kelurahan
Dukuh Pakis, aparat Kecamatan Dukuh Pakis, Satpol PP, LSM, Polsek Dukuh
Pakis, Binwas Pol, Polsek, LPMK, warga sekitar dan tokoh masyarakat. Konsultasi
publik dilakukan juga dengan cara penyebaran ke berbagai masyarakat yang hadir.
Berdasarkan hasil kegiatan sebar kuesioner dan konsultasi publik yang sudah
terlaksana, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan aplikasi Microsoft
excel sehingga diperoleh diagram sebagai berikut:

Dari diagram-diagram diatas diperoleh ringkasan saran dan masukan sebagai


berikut:

1. Agar memperhatikan dampak lalu lintas/Andalalin baik saat pembangunan


maupun nanti pada saat operasional kawasan industri. Khusus untuk
mobilisasi kendaraan material bangunan agar dilakukan pada malam hari agar
tidak menggangu lalu lintas jam sibuk.

2. Supaya memperhatikan dan membenahi saluran drainase yang direncanakan,


karena saluran drainase dari kawasan industry berhubungan langsung dengan
saluran drainase warga di area kampung.
3. Memberdayakan warga sekitar dari sejak awal pekerjaan untuk dilibatkan
sebagai tenaga kerja dalam proses pembangunan.

4. Agar selalu memperhatikan gangguan keamanan Selalu berkoordinasi dan


komunikasi dengan warga sekitar dan tokoh masyarakat yang ditunjuk
sebelum pembangunan di mulai. Diharapkan terjalin kerja sama yang baik
dengan berbagai elemen, Muspika, kelurahan dan masyarakat setempat, RT
dan RW khususnya di Kecamatan Dukuh Pakis.

5. Agar tidak melakukan pencemaran tanah, dan memperhatikan dampak yang


berpotensi akan muncul seperti polusi udara, limbah, debit air limpasan, dan
sebagainya.

6. Diharapkan akan berdampak positif terhadap peluang usaha warga seperti


membuka usaha warung makan bagi tenaga kerja pabrik, kos-kosan, dll, dari
adanya pembangunan kawasan industry tersebut.

7. Agar dilakukan pertemuan antara pihak kawasan dan pengurus kecamatan


guna membahas lokasi kegiatan pembangunan, kejelasan batas pembangunan
dan pemukiman. Mengkoordinasikan dan menyelesaikan terlebih dahulu
dengan warga persoalan mengenai tangkis. Tanah-tanah yang tangkis dan
sungai-sungai agar dibicarakan terlebih dahulu.

8. Pemrakarsa wajib konsisten menjalankan RKL dan RPL yang telah disusun
dan disepakati bersama.

9. Menyelesaikan dan memberi kejelasan apakah ada ganti rugi bila ada aset
kampung dan masalah tanaman yang selama ini ada.

10. Menyarankan agar pada saat konstruksi menggunakan tiang pancang dengan
sistem suntik

11. Agar memperhatikan dampak budaya sosial bagi warga sekitar dan diharapkan
pelaksanaan pembangunan yang beradap dan humanis
12. Pembangunan kawasan industri akan berdampak pada kemajuan Rungkut
menjadikan wilayah yang lebih tertata dengan rapih dan lebih maju serta disisi
lain bermanfaat bagi warga yang belum memiliki pekerjan bagi yang akses
lebih dekat. Sehingga dengan hal tersebut pembangunan diharapkan berjalan
sesuai dengan harapan.

2.4 DAMPAK PENTING HIPOTETIK

2.4.1 IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

Pada tahap ini kegiatan pelingkungan dimaksudkan untuk mengidentifikasi


segenap dampak lingkungan hidup (pimer, sekunder dan seterusnya) yang secara
potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana kegiatan. Pada tahap ini hanya
diinventarisasi dampak potnsial yang mungkin akan timbul tanpa memperhatikan
penting tidaknya dampak. Dengan demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk
menilai apakah dampak potensial trsebut merupakan dampak penting dan juga akan
dikaji atau tidak pada studi ANDAL nantinya.
TAHAP
PRAKONSTRUKSI

Survey Awal Pengurusan Studi Sosialisasi Pengukuran &


Izin AMDAL Pemasangan
Patok

Presepsi &
Keresahan
Masyarakat

Pola
Kebiasaan

Mata
Pencaharian

Gambar Diagram Alir Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Tahap Prakonstruksi
Gambar Diagram Alir Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan KaTahap Konstruksi
Gambar Diagram Alir Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Tahap Konstruksi
PELINGKUPAN DAMPAK KEGIATAN PEMBANGUNAN

Gambar Bagan Alir Pelingkupan Kegiatan Pembangunan


BAB III METODI STUDI

Sesuai dengan pelingkupan Studi ANDAL seperti telah diuraikan dalam


Bab II, pada bagian Metode Studi akan diuraikan mengenai metodologi
yang digunakan dalam penyusunan AMDAL pembangunaan yang terdiri
dari
 Metoda Pengumpulan dan Analisis Data
 Metoda Prakiraan Dampak Penting
 Metoda Evaluasi Dampak Penting
Diagram alir pendekatan studi dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Pengumpulan data dan informasi tentang :

- Rencana usaha dan/atau kegiatan


- Rona lingkungan hidup
- Kegiatan lain di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan
- Saran, tanggapan dan pendapat masyarakat
-

Proyeksi perubahan rona lingkungan hidup


sebagai akibat adanya rencana usaha dan/atau
kegiatan

Penentuan besaran dan sifat penting dampak terhadap


lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh rencana usaha
dan/atau kegiatan 0,4

Evaluasi dampak penting terhadap


lingkungan hidup
Rekomendasi/saran tindak lanjut pengambil keputusan,
perencanaan dan pengelola lingkungan hidup berupa :

- Alternatif komponen usaha dan/atau kegiatan


- Rencana pengelolaan lingkungan hidup
- Rencana pemantauan lingkungan hidup

Gambar 3.1 Diagram Alir Pendekatan Studi ANDAL

3.1 METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA


Pengumpulan dan analisis data berupa parameter-parameter dari berbagai
komponen lingkungan perlu dilakukan untuk :
1. Menelaah, mengamati, dan mengukur rona lingkungan awal yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek
2. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan hidup
sekitarnya
3. Memprakirakan kualitas lingkungan akibat kegiatan proyek berdasarkan
perhitungan pada data (parameter) rona lingkungan awal.
Secara umum lokasi-lokasi pengambilan data ditetapkan pada lokasi yang
termasuk daerah wilayah studi. Dengan cara ini kondisi atau rona
lingkungan awal pada lokasi-lokasi yang berpotensi menerima dampak dapat
terukur (teramati) sehingga nantinya besaran dampak di wilayah studi dapat
diprakirakan.
Komponen lingkungan dan parameter yang harus diukur, diamati, beserta
metode pengumpulan dan analisisnya diuraikan sebagai berikut.

3.1.1 KOMPONEN FISIKA-KIMIA


3.1.1.1 Kualitas Udara Ambien
A. Metode Pengumpulan Data
Penentuan titik/lokasi sampling didasarkan atas pertimbangan arah dan
kecepatan angin yang dihubungkan dengan tapak rencana kegiatan.
Penentuan lokasi pengambilan sampel kualitas udara mengikuti SNI 19-
7119.6-2005 tentang Penentuan lokasi pengambilan contoh uji
pemantauan kualitas udara ambien. Parameter kualitas udara ambien
yang akan dianalisis dan dibandingkan dengan baku mutu PP RI No. 41
tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Peraturan
Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Udara
Ambien dan Emisi Sumber tidak Bergerak.
Gas yang telah 'ditangkap' oleh pereaksi kimia dalam tabung impinger
kemudian dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer, kecuali
untuk gas CO menggunakan titrasi. Pengambilan contoh partikel debu
dilakukan dengan menggunakan pompa udara berkekuatan tinggi (high
volume sampler) dengan dilengkapi filter khusus, kemudian dianalisis
secara gravimetri. Setelah ditimbang, melalui filter tersebut ditentukan
kandungan logamnya dengan mendestruksi kertas filter dan dianalisis
dengan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer).
Tabel 3.1 Metode Pengukuran dan Analisis Kualitas Udara Ambien
Metode dan Alat
Parameter Metode Analisis
Sampling
Temperatur Direct Reading Termometer
Kecepatan Angin Analisis wind rose Anemometer
Arah angina Analisis wind rose Wind Vane
Kelembaban Analisis rata-rata Hygrometer
Tipe Iklim Schmidt & Ferguson -
Curah Hujan Analisis rata-rata Obrometer
Nitrogen SNI 19-7119.2-2005 Spektrofotometer
Dioksida,NO2 (Griess Saltzman)
Sulfur Dioksida, SO2 SNI 19-7117.3.1-2005 Spektrofotometer
Karbon Monoksida, SNI 19-7117.10-2005
(Pararosanilin) NDIR Analyzer
CO (NDRI)
Hidrokarbon, HC SNI 19-4843-1998 Flame Ionization
PM10 SNI 19-6603-2001
(kromatografi gas) Hi-vol, timbangan
Timbal/Pb Analitik – AAS
(Gravimetri) High Volume Dust
analitis
Sampler
B. Metode Analisis Data
Analisis kualitas udara akan dilakukan sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia tentang Hasil pengukuran selanjutnya dibandingkan dengan
baku mutu lingkungan udara ambien yang tercantum pada PP RI No. 41
Tahun 1999 dan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009
Tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber tidak Bergerak.
3.1.1.2 Tingkat Kebisingan
A. Metode Pengumpulan Data
Kebisingan akan diukur secara langsung dengan menggunakan sound
level meter di lokasi yang sama dengan lokasi pengukuran/pengambilan
sampel udara ambient dan di lokasi pemukiman penduduk sekitar
Kawasan Ciputra World Surabaya.

B. Metode Analisis Data


Untuk kebisingan analisis data dilakukan dengan membandingkan tingkat
kebisingan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
48/MENLH/XI/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.

3.1.2 KOMPONEN HIDROLOGI


3.1.2.1 Potensi Banjir
A. Metode Pengumpulan Data
Data mengenai aspek air larian yang dikumpulkan meliputi data primer
dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan adalah: pola aliran air
sungai sebagai badan air penerima dari rencana kegiatan. Selain itu
dilakukan pula pengukuran debit air sungai secara langsung di lapangan
dan pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait.
Data lainnya yang dikumpulkan berupa data curah hujan (5 tahun terakhir)
yang diperoleh dari stasiun pengamat terdekat dengan lokasi rencana
kegiatan.
B. Metode Analisa Data
Jaringan drainase ini berupa saluran-saluran pembuangan air hujan dimana
dimensi saluran dihitung berdasarkan metoda rasional sebagai berikut :
Q = 0,278 C I A
C = Koefisien aliran

I = Curah hujan maksimum, mm/m2/jam

A = Luas area, km2

Koefisien aliran (run off coefficient) untuk berbagai area adalah sebagai berikut
:
Padang rumput / taman 0,05 – 0,10
Pedesaan 0,10 – 0,25
Pemukiman 0,25 – 0,50
Daerah sedang 0,50 – 0,70
Daerah padat 0,70 – 0,90
Jalan aspal 0,25 – 0,60
Atap 0,70 – 0,95

Selanjutnya dimensi saluran air hujan, khususnya pipa tegak,


dihitung berdasarkan hubungan sebagai berikut :
Q = AV Q = A.R⅔.S1/2 b=n+h
n
Dimana : A = Luas basah saluran, m3
V = Kecepatan aliran, m/detik
R = Jari-jari hidrolis, m
S = Kemiringan saluran, %
n = Koefisien Manning
b = Lebar saluran, m
h = Tinggi saluran, m
3.1.2.2 Kualitas Air
A. Metode Pengumpulan Data
Studi komponen lingkungan hidrologi meliputi komponen-komponen
fisika dan kimia air sungai. Pengambilan sampel di sungai yang
berdekatan dengan wilayah studi. Pelaksanaan pengambilan sampel ini,
sangat berpengaruh terhadap keakuratan hasil analisis laboratorium.
Mengingat kesalahan pada saat pengambilan sampel akan mempengaruhi
struktur dan komposisi fisika-kimia air sampel tersebut, maka ketelitian
dalam pengambilan sampel sangatlah mutlak. Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi antara lain: peralatan, bahan penolong, sarana
pengambilan sampel, volume contoh, pola kerja, cara pengawetan, dan
waktu pengambilan. Keseluruhan metode tersebut akan disesuaikan
dengan SNI. 06 – 2412 – 1991. Metode pengambilan sampel disajikan
pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Metode Analisis Kualitas Air Permukaan


Spesifikasi
No. Parameter Analisis Metode Analisis
Metode

Fisika Pengujian

1. Suhu Termometer SNI 06-6989.23-


Zat Padat 2005
SNI 06-6989.3-
2. Gravimetri
Tersuspensi 2004
Kimia
(TSS)
3. Ph pHmeter SNI 06-6989.11-
4. DO Titrimetri 2004
SNI 06-6989.14-
5. Minyak - Lemak Gravimetri 2004
SNI 06-6989.10-
6. Sulfida (H2S) Spektrofotometrik serapan 2004
SNI
atom
Inkubasi pada temperatur 20 6989.70:2009
SNI 6989.72-
7. BOD5
0C, 5 hari 2009
8. COD Refluks secara tertutup SNI 6989.2-2009
Mikrobiologi
9. Fecal coliform Tabung fermentasi SNI 06-4158-
10. Total coliform Tabung fermentasi SNI 1996
06-4158-
1996
B. Metode Analisis Data
Sampel dianalisis di laboratorium dan hasilnya dibandingkan dengan baku
mutu yang berlaku yaitu Peraturan Daerah Kota Surabaya No 2 tahun 2004
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air .

3.1.3 KOMPONEN TRANSPORTASI


A. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan untuk memperkirakan dampak pada komponen
transportasi meliputi volume kendaraan, geometri ruas jalan dan simpang,
jenis dan kondisi kerusakan jalan, kecelakaan lalu lintas serta kecepatan
sesaat pada lokasi yang berpotensi membangkitkan pejalan kaki. Jenis data
dan metode pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut :
 Volume arus lalu lintas
Metode pengambilan data volume arus lalu lintas dilakukan dengan metode
pencacahan arus lalu lintas tiap jenis kendaraan (traffic counting) pada
ruas jalan. Pengamatan dilakukan dengan inerval waktu tiap 15 (lima
belas) menit yang mencakup periode waktu jam sibuk. Prakiraan jam
sibuk didasarkan pada kondisi tata guna lahan disekitar jalan simpang
yang akan diamati. Dari hasil observasi awal di lokasi, ditentukan periode
jam pengamatan mulai jam 07.00 – 08.00 WIB , 12.00 – 13.00 WIB dan
16.00 – 17.00 WIB.
Klasifikasi kendaraan yang di survei adalah :
1. Light Vehicle (LV) : Kendaraan ringan terdiri dari mobil pribadi, pickup
2. Heavy Vehicle (HV) : Kendaraan berat terdiri dari bus sedang, truk 2 As,
truk 3 As atau lebih dan bus besar
3. Motocycle (MC) : Sepeda motor
4. Unmotorized (UM) : Kendaraan tidak bermotor
 Geometri ruas jalan dan simpang
Data geometri ruas diperoleh dengan cara pengukuran langsung maupun data
sekunder dari instansi berwenang, untuk mendapatkan data berupa :
1. Lebar laju
2. Lebar perkerasan total
3. Lebar bahu jalan
Data lain yang diperlukan meliputi fasilitas kelengkapan jalan, yaitu meliputi
rambu dan marka jalan.
 Kecepatan Setempat
Data kecepatan setempat (speed) diperoleh dengan pengukuran langsung
dengan cara mengamati waktu tempuh pada jarak 50 m pada ruas jalan
untuk setiap jenis kendaraan bermotor secara acak. Waktu pengukuran
dilakukan bersamaan dengan pengambilan data volume arus lalu lintas
(traffic counting).
 Jenis dan Kondisi Kerusakan Jalan
Mengamati seara langsung kondisi perkerasan jalan khususnya pada ruas
jalan yang akan dijadikan sebagai rute angkutan barang/material. Data
lain yang diperlukan adalah kondisi jembatan yang berada di sepanjang
ruas jalan.
B. Metode Analisis Data
 Kapasitas Ruas Jalan
Faktor penyesuaian dan Kapasitas dasar (Co) untuk masing-masing tipe
jalan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kapasitas Dasar (Co)
Kapasitas dasar
Tipe Jalan Keterangan
(smp/jam)
4 lajur dipisah atau jalan
1650 per lajur
satu arah
4 lajur tidak dipisah 1500 per lajur
2 lajur tidak dipisah 2900 Kedua arah
Sumber : MKJI, 1997

Tabel 3.5 Faktor Penyesuaian Kapasitas Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)
Lebar jalan
Tipe jalan efektif Cw Keterangan
4 lajur dipisah atau jalan satu
arah 3,00 0,92 per lajur
3,25 0,96
3,50 1,00
3,75 1,04
4,00 1,08
4 lajur tidak dipisah 3,00 0,91 per lajur
3,25 0,95
3,50 1,00
3,75 1,05
4,00 1,09
Sumber : MKJI, 1997

Tabel 3.6 Faktor Penyesuaian Kapasitas Penyesuaian Arah Lalu Lintas


(FCsp)
Split arah % - % 50 - 50 55 - 45 60 - 40 65 - 35 70 - 30
2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
Fsp
4 / 2 tidak dipisah 1,00 0,985 0,97 0,955 0,94
Sumber : MKJI, 1997
Tabel 3.7 Faktor Penyesuaian Kerb dan Bahu Jalan (FCsf)
Tipe jalan Gesekan Faktor penyesuaian bahu jalan dengan jarak ke
samping penghalang
Lebar efektif bahu jalan Ws
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0
4/2 dipisah median VL 0,96 0,98 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,88 0,92 0,95 0,98
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
4/2 tidak dipisah VL 0,96 0,99 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,8 0,86 0,9 0,95
2/2 tidak dipisah atau VL 0,94 0,96 0,99 1,01
jalan satu arah L 0,92 0,94 0,97 1,00
M 0,89 0,92 0,95 0,98
H 0,82 0,86 0,9 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : MKJI, 1997
Tabel 3.8 Faktor Penyesuaian Kapasitas Ukuran Kota
Ukuran Kota Faktor ukuran kota
Juta Orang Fcs
< 0,1 0,86
0,1 - 0,5 0,9
0,5 - 1,0 0,94
1,0 - 3,0 1
≥ 3,0 1,04
Sumber : MKJI, 1997
 Kinerja Ruas Jalan
Penliaian kinerja ruas jalan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
tingkat pelayanan yang ada saat ini dan kondisi setelah ada perubahan
kondisi arus lalu lintas berdasarkan perbandingan anatara volume
kendaraaan yang lewat (V) dibandingkan kapsitas ruas jalan (C).

3.1.4 KOMPONEN BIOLOGI


3.1.3.1 Flora Darat
A. Metode Pengumpulan Data
Pengambilan/pengumpulan data flora darat diperoleh dengan menggunakan
teknik plot quadrat sampling. Ukuran kuadrat 10 x 10 m untuk stara pohon.
Adapun penempatan kuadrat tersebut ditentukan secara sestematik random
sampling. Pengamatan terhadap budidaya dilakukan dengan inventarisasi,
pengamatan langsung dan wawancara tentang jenis tanaman yang
dibudidayakan sekitar wilayah Ciputra World Surabaya.
B. Metode Analisis Data
Data-data flora darat dianalisis untuk mengetahui indeks diversitas,
frekuensi, kerapatan dan nilai penting. Parameter yang ditelah meliputi:
1. Indeks inversitas/keanekaragaman untuk komunitas flora darat. Indeks
inversitas diketahui melalui indeks menurut Shannon-Weiner:
H= - 𝝨 pi log pi
Catatan:
pi = n/N
n = jumlah individu suatu jenis
N = jumlah total individu seluruh jenis
Frekuensi = jumlah plot dimana spesies hadir / jumlah total plot yang
disampel
Kerapatan = jumlah / area cuplikan
`Nilai Penting (P/N) = Frekuensi relatif (FR) + Kerapatan relatif (DR) Data yang
diperoleh kemudian dianalisa secara deskripsi sehingga dapat disimpankan kualitas
flora di lokasi kegiatan dan sekitarnya.

3.1.3.2 Flora Air


A. Metode Pengumpulan Data
Pengambilan/pengumpulan data flora air diperoleh dengan menggunakan
teknik plot quadrat sampling. Adapun penempatan kuadrat tersebut
ditentukan secara sestematik random sampling. Pengamatan terhadap
budidaya dilakukan dengan inventarisasi, pengamatan langsung dan
wawancara tentang jenis tanaman yang dibudidayakan sekitar wilayah
Ciputra World Surabaya.
B. Metode Analisis Data
Data-data flora air dianalisis untuk mengetahui indeks diversitas, frekuensi,
kerapatan dan nilai penting.

3.1.3.3 Fauna Darat


A. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data jenis-jenis satwa liar (anggota kelas amphibi, reptile,
aves, insect, dan invertebrata) dilakukan dengan pengamatan langsung
(dengan bantuan teropong binokuler) dan tidak langsung (jejak, kotoran,
bagian tubuh yang ditinggalkan, wawancara) dan atau dengan menggunakan
data sekunder. Parameter yang akan ditelaah terdiri dari:
1. Kekayaan Jenis
Untuk mengetahui kekayaan jenis satwa liar di lokasi kegiatan dan
sekitarnya, diperlukan pemahaman pengenalan jenis / spesies
berdasarkan hasil identifikasi. Identifikasi jenis satwa liar: amphibi,
reptile aves, insect, dan invertebrate.
2. Tingkat Kelimpahan Jenis
Tingkat kelimpahan jenis akan dibedakan menjadi banyak sedang dan
sedikit.
B. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menelaah adanya
jenis-jenis yang dilindungi atau nilai lain bagi masyarakat sekitar.
Tabel 3.3 Metode Sampling / Analisa Data dan Peralatan Untuk Pengamatan
Komponen Biologi

Metode
Metode
Parameter Pengumpulan Peralatan
Analisis Data
Data
Daftar
a. Biota Air Tawar 1. Inventarisasi 1. Deskriptif
Pertanyaan
1. Ikan 2. Wawancara 2. Analisis
a. Diversitas/
Keanekaragaman

a. Vegetasi Alam dan


Budidaya
1. Indeks
1. Flora Alam (liar) 1. Inentarisasi 1. Kuadrat Plot
Diversitas
2. Kerapatan
a. Kerapatan 2. Ploting 2. Roll Meter
Pohon
Diversitas/
3. Deskriptif
Keanekaragaman
4. Analisa

Daftar
1. Tanaman Budidaya 1. Inventarisasi 1. Deskriptif
Pertanyaan
a.
2. Wawancara 2. Analisis
Diversitas/Keanekaragaman

a. Satwa Liar
1. Teropong
1. Fauna liar 1. Inventarisasi 1. Deskriptif
Binokuler
2. Hand
a. Kelimpahan 2. Pencacahan 2. Analisis
Counter
b. Diversitas/ 3. Index Point
Keanekaragaman Abundance

Daftar
3. Hewan Budidaya 1. Inventarisasi 1. Deskriptif
pertanyaan
a. Diversitas/
2. Wawancara 2. Analisis
Keanekaragaman
3.1.3.4 Biota Air
A. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data belut, yuyu dan lain-lain didasarkan pada pengamatan
langsung terhadap hasil tangkapan pencari belut dan melakukan wawancara
lansung dengan masyarakat setempat.
B. Metode Analisis Data
Data jenis-jenis ikan yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan
menelaah kemungkinan adanya jenis-jenis biota air yang ada di rawa.

3.1.5 KOMPONEN TRANSPORTASI


C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan untuk memperkirakan dampak pada komponen
transportasi meliputi volume kendaraan, geometri ruas jalan dan simpang,
jenis dan kondisi kerusakan jalan, kecelakaan lalu lintas serta kecepatan
sesaat pada lokasi yang berpotensi membangkitkan pejalan kaki. Jenis data
dan metode pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut :
 Volume arus lalu lintas
Metode pengambilan data volume arus lalu lintas dilakukan dengan
metode pencacahan arus lalu lintas tiap jenis kendaraan (traffic counting)
pada ruas jalan. Pengamatan dilakukan dengan inerval waktu tiap 15
(lima belas) menit yang mencakup periode waktu jam sibuk. Prakiraan
jam sibuk didasarkan pada kondisi tata guna lahan disekitar jalan
simpang yang akan diamati. Dari hasil observasi awal di lokasi,
ditentukan periode jam pengamatan mulai jam 07.00 – 08.00 WIB , 12.00
– 13.00 WIB dan 16.00 – 17.00 WIB.
Klasifikasi kendaraan yang di survei adalah :
5. Light Vehicle (LV) : Kendaraan ringan terdiri dari mobil pribadi, pickup
6. Heavy Vehicle (HV) : Kendaraan berat terdiri dari bus sedang, truk 2 As,
truk 3 As atau lebih dan bus besar
7. Motocycle (MC) : Sepeda motor
8. Unmotorized (UM) : Kendaraan tidak bermotor
 Geometri ruas jalan dan simpang
Data geometri ruas diperoleh dengan cara pengukuran langsung maupun
data sekunder dari instansi berwenang, untuk mendapatkan data berupa :
4. Lebar laju
5. Lebar perkerasan total
6. Lebar bahu jalan
Data lain yang diperlukan meliputi fasilitas kelengkapan jalan, yaitu
meliputi rambu dan marka jalan.
 Kecepatan Setempat
Data kecepatan setempat (speed) diperoleh dengan pengukuran langsung
dengan cara mengamati waktu tempuh pada jarak 50 m pada ruas jalan
untuk setiap jenis kendaraan bermotor secara acak. Waktu pengukuran
dilakukan bersamaan dengan pengambilan data volume arus lalu lintas
(traffic counting).
 Jenis dan Kondisi Kerusakan Jalan
Mengamati seara langsung kondisi perkerasan jalan khususnya pada ruas
jalan yang akan dijadikan sebagai rute angkutan barang/material. Data
lain yang diperlukan adalah kondisi jembatan yang berada di sepanjang
ruas jalan.
 Tingkat Kecelakaan
Data tentang kecelakaan diperoleh berdasarkan wawancara dengan
warga yang tinggal di sekitar ruas jalan yang dijadikan rute angkutan
barang serta data sekunder dari Polsek terdekat.

D. Metode Analisis Data


 Kapasitas Ruas Jalan
Kapasitas ruas jalan perkotaan dapat diketahui dengan mengacu
pedoman dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997
sebagai berikut :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Dengan :
C : Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co : Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw : Faktor penyesuaian kapasitas lebar jalur lalu lintas
FCsp : Faktor penyesuaian kapasitas penyesuaian arah lalu lintas
FCsf : Faktor penyesuaian kapasitas hambatan samping
FCcs : Faktor penyesuaian kapasitas ukuran kota
Faktor penyesuaian dan Kapasitas dasar (Co) untuk masing-masing tipe
jalan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997
adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kapasitas Dasar (Co)


Kapasitas dasar
Tipe Jalan Keterangan
(smp/jam)
4 lajur dipisah atau jalan satu
1650 per lajur
arah
4 lajur tidak dipisah 1500 per lajur
2 lajur tidak dipisah 2900 Kedua arah
Sumber : MKJI, 1997

Tabel 3.5 Faktor Penyesuaian Kapasitas Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)
Lebar jalan
Tipe jalan efektif Cw Keterangan
4 lajur dipisah atau jalan satu
arah 3,00 0,92 per lajur
3,25 0,96
3,50 1,00
3,75 1,04
4,00 1,08
4 lajur tidak dipisah 3,00 0,91 per lajur
3,25 0,95
3,50 1,00
3,75 1,05
4,00 1,09
2 lajur tidak dipisah 5,00 0,56 Kedua arah
6,00 0,87
7,00 1,00
8,00 1,14
9,00 1,25
10,00 1,29
11,00 1,34
Sumber : MKJI, 1997

Tabel 3.6 Faktor Penyesuaian Kapasitas Penyesuaian Arah Lalu Lintas


(FCsp)
Split arah % - % 50 - 50 55 - 45 60 - 40 65 - 35 70 - 30
2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
Fsp
4 / 2 tidak dipisah 1,00 0,985 0,97 0,955 0,94
Sumber : MKJI, 1997

Tabel 3.7 Faktor Penyesuaian Kerb dan Bahu Jalan (FCsf)


Tipe jalan Gesekan Faktor penyesuaian bahu jalan dengan jarak ke
samping penghalang
Lebar efektif bahu jalan Ws
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0
4/2 dipisah median VL 0,96 0,98 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,88 0,92 0,95 0,98
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
4/2 tidak dipisah VL 0,96 0,99 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,8 0,86 0,9 0,95
2/2 tidak dipisah atau
jalan satu arah VL 0,94 0,96 0,99 1,01
L 0,92 0,94 0,97 1,00
M 0,89 0,92 0,95 0,98
H 0,82 0,86 0,9 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : MKJI, 1997
Catatan :
- Tabel tersebut di atas menganggap bahwa lebar bahu di kiri dan kanan jalan
sama, bila lebar bahu kiri dan kanan berbeda maka digunakan nilai rata-ratanya.
- Lebar efektif bahu adalah lebar yang bebas dari segala rintangan, bila di tengah
terdapat pohon, maka lebar efektifnya adalah setengahnya.
Tabel 3.8 Faktor Penyesuaian Kapasitas Ukuran Kota
Ukuran Kota Faktor ukuran kota
Juta Orang Fcs
< 0,1 0,86
0,1 - 0,5 0,9
0,5 - 1,0 0,94
1,0 - 3,0 1
≥ 3,0 1,04
Sumber : MKJI, 1997

 Kinerja Ruas Jalan


Penliaian kinerja ruas jalan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
tingkat pelayanan yang ada saat ini dan kondisi setelah ada perubahan
kondisi arus lalu lintas berdasarkan perbandingan anatara volume
kendaraaan yang lewat (V) dibandingkan kapsitas ruas jalan (C).
DS = V / C
Dengan :
DS : Degree of Saturation (derajat kejenuhan)
V : Volume (smp/jam)
C : Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
 Simpang Tidak Bersinyal
Berdasarkan pedoman dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 1997, kapasitas penimpangan untuk simpang tidak bersinyal
dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :
C =Co x Fw x FM x Fcs x FRSU x FLT x FMI
Dengan :
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
Fw = Faktor penyesuaian lebar masuk
FCS = Faktor penyesuaian median jalan utama
FRSU = Faktor penyesuaian tipe ,ingkungan jalan, hambatan samping
dan kendaraan tak bermotor
FRT = Faktor penyesuaian belok kanan
FLT = Faktor penyesuaian belok kiri
FMI = Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor

 Kinerja Simpang Tak Bersinyal


Kinerja simpang tidak bersinyal ditentukan berdasarkan nilai
tundaan lalu lintas yang terjadi (DT)bsebagai berikut :
1. Tundaan Lalu Lintas (DT)
DT = c x A + (NQ1 X 3600) / c
Keterangan :
DT = Tundaan lalu lintas rata-rata (detik/smp)
A = 0,5 x (1-GR) 2 / (1-GR x DS)
2. Tundaan Geometri (DG)
DGj = (1-Psv) x Pt x 6 (Psv x 4)
Keterangan :
DG = Tundaan geometri rata-raat pendekat – j (detik/smp)
Psv = Rasio kendaraan terhenti pada suatu pendekat –j = min
(NS,1)
Pt = Rasio kendaraan berbelok pada suastu pendekat
3. Tunduaan Rata-Rata (D)
D = DT + DG
Keterangan :
Dt = Tundaan lalu lintas rata - rata (detik/smp)
DG = Tundaan geometri rata-rata pendekat –j (detik/smp)
 Identifikasi Daerah Rawan Kecelekaan
Untuk mengidentifikasi daerah rawan kecelakaan dengan area
pengamatan sepanjang 1 km, maka digunakan rumus sebagai berikut :
JKR,x 10⁶
TKR, = KL,x 365

Dimana :
L = Faktor panjang lereng
S = Faktor kemiringan ereng
C = Faktor jenis tutupan lahan
P = Faktor konservasi tanah

3.1.5 KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT


3.1.5.1 Peningkatan Timbulan Sampah
A. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui jumlah peningkatan timbulan sampah maka dilakukan
sebuah metode pengumpulan data dengan mengambil data primer yaitu
dengan cara survey langsung ke lapangan.

B. Metode Analisis Data


Hasil analisis untuk mengetahui jumlah peningkatan timbulan sampah maka
dapat menggunakan perhitungan laju timbulan sampah dengan asumsi
sampah yang dihasilkan sebesar 0,75 L/orang/hari dengan memperkirakan
jumlah populasi yang ada.
Jumlah Timbulan = (jumlah populasi x 0,75 L/orang/hari).

3.1.5.2 Peningkatan Limbah Domestik


A. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui jumlah peningkatan limbah domestik maka dilakukan
pengumpulan data primer berupa perhitungan.
B. Metode Analisis Data
Hasil analisis data mengenai peningkatan limbah domestik dapat diketahui
dengan melakukan pembandingan data primer dengan parameter yang
diteliti sebelum dan sesudah kegiatan dengan menggunakan metode
matematis.
3.1.5.3 Terjadinya Gangguan Kesehatan
A. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui terjadinya gangguan kesehatan akibat adanya kegiatan
proyek maka untuk mendapatkanya yaitu dari data sekunder yang diperoleh
dari Dinas Kesehatan Dukuh Pakis .
B. Metode Analisis Data
Kemudian metode analisis data yang digunakan mengetahuui terjadinya
gangguan kesehatan adalah dengan cara membandingkan data primer
dengan parameter yang diteliti sebelum dan sesudah kegiatan dengan
menggunakan metode matematis.

3.1.5.4 Resiko Kecelakaan Kerja


A. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui metode pengumpulan data mengenai resiko kecelakaan
kerja dapat diketahui dengan mencari data primer berupa survey langsung
di lokasi proyek
B. Metode Analisis Data
Dengan hal tersebut maka metode analisis data dapat dilakukan dengan cara
menghitung jumlah kecelakaan kerja di lokasi proyek secara langsung serta
mengitung prosentase kecelakaan kerja.

3.1.6 KOMPONEN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA


A. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis data yang
diperlukan, yaitu :
1. Data primer
Data primer yang dikumpulkan langsung dari masyarakat,
khususnya untuk berbagai jenis data kependudukan, seperti dirumuskan
dalam berbagai aspek kependudukan, disajikan di bagian lain di atas,
terkecuali untuk menghitung kepadatan dan tingkat pertumbuhan
penduduk yang dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder.
Data primer yang dikumpulkan langsung dari masyarakat, khususnya
untuk berbagai jenis data kependudukan, seperti dirumuskan dalam
berbagai aspek kependudukan, disajikan di bagian lain di atas. Aspek
kehidupan atau aktivitas sosial yang lain, seperti karakteristik
kependudukan, pemanfaatan sumber daya alam, sumber-sumber
penghasilan, konflik dan mekanisme pemecahan persoalan, serta persepsi
penduduk terhadap rencana kegiatan pembangunan Ciputra World
Surabaya seluruhnya akan digali dengan mencari data langsung atau
primer.
1. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku,
catatan, buku yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan
maupun yang tidak dipublikasikan secara umum (Maulidi, 2016).
Sumber informasi untuk data sekunder adalah instansi terkait, seperti
Pemerintah Kota Surabaya, Kecamatan dan Kelurahan pihak
Pemrakarsa Proyek, atau lembaga-lembaga pemerintah dan non
pemerintah yang memiliki data sosial-ekonomi dan budaya tapak
proyek dan sekitarnya. Data sekunder yang dicari, antara lain luas dan
tataguna lahan, jumlah penduduk, jenis dan jumlah berbagai institusi
ekonomi, politik, dan sosial dan berbagai data sosial, ekonomi dan
budaya lain yang relevan sesuai dengan perkembangan kondisi di
lapangan.
Data sekunder yang dikumpulkan antara lain adalah data luas dan
tata guna lahan, jumlah penduduk, jenis dan jumlah berbagai institusi
ekonomi, politik, dan sosial, dan berbagai data sosial, ekonomi dan
budaya lainnya yang relevan sesuai dengan perkembangan kondisi
di lapangan.
Metoda atau teknik pengumpulan data, khususnya data primer
dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
a. Survey
Survey dilakukan terhadap perwakilan penghuni rumah tangga
sebagai unit sampel penelitian. wawancara untuk pengisian
kuesioner akan dilakukan terhadap Kepala Keluarga yang mewakili
unit sosial ekonomi rumah tangganya pada saat sosialisasi public
nerlangsung.
Survey sosial ekonomi dan budaya akan menanyakan berbagai
aspek kondisi kependudukan, ekonomi dan budaya yang
dimungkinkan untuk digali dengan metoda atau teknik ini. Sedang
untuk berbagai aspek kehidupan lainnya, seperti sistem, proses
dan mekanisme sosial, aktivitas sosial, ekonomi dan politik suatu
institusi sosial, akan dipelajari dengan pendekatan kualitatif.
b. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam dilakukan terhadap informan kunci dan
instansi terkait yang relevan dan disesuaikan dengan kebutuhan
data yang diperlukan.Wawancara mendalam menggali berbagai
aspek kehidupan sosial, ekonomi dan budaya yang relevan dengan
studi serta mempelajari suatu aktivitas sosial tertentu dan institusi
yang berkembang di wilayah studi.
Informan kunci yang akan dihubungi untuk wawancara
mendalam adalah Lurah, tokoh ulama, dan aktivis pendidik.
Informan ditetapkan berdasarkan perwakilan masyarakat yang
terkena dampak secara langsung dan perwakilan masyarakat secara
umum yang termasuk di dalam wilayah studi.
a. Penentuan Jumlah dan Lokasi Sampel
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus dari Taro
Yamane (dalam Jalaludin Rakhmat, 1995), sebagai berikut :
n = N
N d2 + 1
dengan ,
N = Jumlah Populasi [KK] yang diteliti
d = Tingkat kesalahan [berkisar 5% - 10%]
d² = 0.07 x 0.07 = 0,0049
n = Jumlah Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel untuk masing-masing


lokasi menggunakan rumus sebagai berikut:
N1 = (Np/N) x n
dengan :
N1 = Jumlah sampel untuk tiap lokasi
Np = Jumlah populasi (dalam hitungan KK)
N = Jumlah populasi seluruh lokasi
n = Jumlah total sampel

B. Metode Analisis Data


1. Data Kuantitatif
Kuantittaif dianalisis secara deskriptif berdasarkan tabulasi
distribusi frekuensi. Hasil tabulasi diinterpretasi berdasarkan nilai
distribusi yang dinyatakan dalam persentase.
a. Keresahan Masyarakat
Metode analisis data untuk mengukur keresahan masyarakat
dilakukan dengan membandingkan sikap atau pendapat atau
persepsi negatif akibat kekhawatiran masyarakat terhadap
pekerjaan dengan persepsi positif terhadap pekerjaan.
Keresahan dinyatakan muncul ketika % URS lebih besar dari
100 persen (Wahyudin, 2012), dengan formula sebagai berikut :
P(−)
%Urs = X 100
P(+)
Dengan perincian :
% Urs : prosentase keresahan
P (+) : persepsi positif terhadap kegiatan
P (-) : persepsi negatif terhadap kegiatan
Prakiraan Besaran Dampak
Prakiraan dampak terjadinya keresahan ditentukan dengan
membandingkan pendapat para responden yang didasarkan atas
hasil analisis data dan informasi lapangan. Adapun skala dan
kriteria keresahan ditunjukkan dengan Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Skala dan Tingkat Keresahan Masyarakat
No Skala Keresahan Tingkat Keresahan
1. % Urs = 0 Tidak ada
2. % Urs < 100 Kurang
3. % Urs = 100 Sedang
4. 100 < % Urs < 200 Tinggi
5. % Urs lebih dari 200 Sangat Tinggi
Sumber : Wahyudin, 2012
b. Persepsi Masyarakat
Metode analisis data untuk persepsi masyarakat dilakukan
dengan menggunakan perbandingan sikap atau pendapat dan
persepsi masyarakat. Pengukuran persepsi masyarakat
dilakukan dengan membandingkan jumlah persepsi yang
menyatakan (positif/negatif) terhadap total jumlah persepsi.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan formula berikut :
Pn (-/+)
%P(− /+) = X 100
PN
Dengan perincian :
% P (- / +) : Prosentase persepsi positif atau negatif
Pn (- / +) : Jumlah responden yang memberikan persepsi negatif
atau positif terhadap kegiatan
PN : Jumlah total responden yang memberikan
persepsi, baik positif maupun negative
Prakiraan Besaran Dampak
Persepsi dinyatakan positif bilamana prosentase orang yang
berpersepsi positif lebih besar dari 50 persen dan demikian
sebaliknya persepsi dinyatakan negatif bila mana prosentase orang
yang berpersepsi negatif lebih besar dari 50 persen. Adapun skala
dan kriteria besaran dampak ditunjukkan dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Skala dan Tingkat Persepsi Masyarakat
No Skala Persepsi Tingkat Persepsi
1. % P (-/+) = 0 Tidak ada
2. % P (-/+) < 50 Kurang
3. % P (-/+) = 50 Sedang
4. 50 < % P (-/+) < 75 Tinggi
5. % P (-/+) > 75 Sangat Tinggi
Sumber : Wahyudin, 2012
c. Peluang Kerja dan Peluang Usaha
Metode analisis data untuk peluang kerja dan peluang usaha
dilakukan diantaranya dengan cara melihat deskripsi kegiatan
untuk memastikan adanya kesempatan kerja yang dapat
diberikan kepada masyarakat setempat pada rencana
pembangunan Kawasan industri Rungkut (CIPUTRA WORLD
SURABAYA).
Analisis data mengenai peluang usaha dapat menggunakan
analisis perbandingan dari harapan masyarakat terhadap
kegiatan yang ditunjukkan dengan membuat prosentase
munculnya harapan akan adanya peluang berusaha seperti
yang dapat dilihat dengan pendekatan sebagai berikut :
En BO
%BO = X 100
EN
Dengan perincian:
% BO : prosentase adanya peluang berusaha
En BO : jumlah responden yang menyatakan adanya peluang
berusaha
EN : Jumlah total responden yang disurvei

Prakiraan Besaran Dampak


Prakiraan dampak terjadinya kesempatan kerja dan peluang
berusaha ditentukan dengan membandingkan rasio jumlah tenaga
kerja lokal yang direkrut dengan jumlah total tenaga kerja yang
dibutuhkan terhadap rasio jumlah tenaga kerja yang direkrut dengan
jumlah pengangguran di wilayah studi. Adapun formula yang
digunakan adalah sebagai berikut :
LO = LO in/LO X 100
LO n/UL
Diketahui:
LO : tingkat kesempatan kerja
LOin : jumlah tenaga kerja lokal yang direkrut pada kegiatan
LON : jumlah total tenaga kerja yang direkrut
UL : jumlah penduduk yang menganggur di wilayah studi
Adapun kriteria dampaknya adalah sebagai berikut : (i) kegiatan
berdampak signifikan dalam memberikan kesempatan kerja
bilamana LO = 1; (ii) kegiatan berdampak cukup bilamana LO
bernilai antara 0 sampai dengan kurang dari 1 dan antara lebih dari
1 sampai 2; dan (iii) kegiatan kurang berdampak bilamana LO lebih
dari 2.
Pengukuran peluang berusaha dilakukan dengan
membandingkan jumlah persepsi yang menyatakan positif karena
adanya peluang berusaha terhadap total jumlah persepsi. Peluang
berusaha dinyatakan ada bilamana prosentase orang yang
berpersepsi positif karena adanya peluang berusaha lebih besar dari
50 persen. Adapun skala dan kriteria besaran dampak ditunjukkan
dalam Tabel 3.11:

Tabel 3.11 Skala dan Tingkat Peluang Kerja dan Peluang Usaha
No Skala Peluang Tingkat Peluang
Berusaha Berusaha
1. % BO = 0 Tidak ada
2. % BO < 50 Kurang
3. % BOD = 50 Sedang
4. 50 < % BOD < 75 Tinggi
5. % BO > 75 Sangat Tinggi
Sumber : Wahyudin, 2012

2. Data Kuantitatif
Data kualitatif khususnya yang berkaitan dengan proses dan
mekanisme sosial atau institusi dipahami melalui pemahaman logika
internal dari sistem sumber data, sedang data kualitatif lainnya
diinterpretasikan sesuai dengan konsep atau teori tertentu yang
relevan untuk menjelaskan fenomenanya.

Tabel 3.12 Komponen, Parameter, Metode Pengumpulan dan


Analisis Data Sosial Ekonomi Budaya
No. Komponen Parameter Metode Metode
Pengambilan Analisis
Data Data
1. Kependudukan Jumlah dan Data Sekunder Analisis
Kepadatan Deskripsi
Penduduk
Jenis Pekerjaan
Tingkat
Pendidikan
No. Komponen Parameter Metode Metode
Pengambilan Analisis
Data Data
Angkatan Kerja Kuisioner dan
indepth
interview
2. Sosial Sumber-sumber Kuesioner dan Analisis
Ekonomi penghasilan indepth Deskripsi
Pemilikan interview
Sumberdaya
perekonomian
Karakteristik
masyarakat yang
lahannya
dibebaskan
Minat penduduk
terhadap peluang
kerja dari kegiatan
3. Sosial Budaya Sistem Kuesioner dan Analisis
kekerabatan dan indepth Deskripsi
organisasi sosial interview
Pola konflik antar
penduduk dan
pola penyelesaian
konflik tersebut
Persepsi
masyarakat
terhadap kegiatan
Pembangunan
No. Komponen Parameter Metode Metode
Pengambilan Analisis
Data Data
Ciputra World
Surabaya

3.1.5 KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT


3.1.5.1 Peningkatan Timbulan Sampah
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui jumlah peningkatan timbulan sampah maka dilakukan
sebuah metode pengumpulan data dengan mengambil data primer yaitu
dengan cara survey langsung ke lapangan.
D. Metode Analisis Data
Hasil analisis untuk mengetahui jumlah peningkatan timbulan sampah
maka dapat menggunakan perhitungan laju timbulan sampah dengan asumsi
sampah yang dihasilkan sebesar 0,75 L/orang/hari dengan memperkirakan
jumlah populasi yang ada.
Jumlah Timbulan = (jumlah populasi x 0,75 L/orang/hari).
3.1.5.2 Peningkatan Limbah Domestik
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui jumlah peningkatan limbah domestik maka dilakukan
pengumpulan data primer berupa perhitungan.
D. Metode Analisis Data
Hasil analisis data mengenai peningkatan limbah domestik dapat diketahui
dengan melakukan pembandingan data primer dengan parameter yang
diteliti sebelum dan sesudah kegiatan dengan menggunakan metode
matematis.
3.1.5.3 Terjadinya Gangguan Kesehatan
N. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui terjadinya gangguan kesehatan akibat adanya kegiatan
proyek maka untuk mendapatkanya yaitu dari data sekunder yang diperoleh
dari Dinas Kesehatan Surabaya.
O. Metode Analisis Data
Kemudian metode analisis data yang digunakan mengetahuui terjadinya
gangguan kesehatan adalah dengan cara membandingkan data primer
dengan parameter yang diteliti sebelum dan sesudah kegiatan dengan
menggunakan metode matematis.
3.1.5.4 Resiko Kecelakaan Kerja
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui metode pengumpulan data mengenai resiko kecelakaan
kerja dapat diketahui dengan mencari data primer berupa survey langsung
di lokasi proyek
D. Metode Analisis Data
Dengan hal tersebut maka metode analisis data dapat dilakukan dengan cara
menghitung jumlah kecelakaan kerja di lokasi proyek secara langsung serta
mengitung prosentase kecelakaan kerja.

3.1.6. KOMPONEN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA


C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis data yang
diperlukan, yaitu :
2. Data primer
Data primer yang dikumpulkan langsung dari masyarakat, khususnya
untuk berbagai jenis data kependudukan, seperti dirumuskan dalam
berbagai aspek kependudukan, disajikan di bagian lain di atas. Aspek
kehidupan atau aktivitas sosial yang lain, seperti karakteristik
kependudukan, pemanfaatan sumber daya alam, sumber-sumber
penghasilan, konflik dan mekanisme pemecahan persoalan, serta persepsi
penduduk terhadap rencana kegiatan pembangunan Ciputra World
Surabaya seluruhnya akan digali dengan mencari data langsung atau
primer.

2. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku,
catatan, buku yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan
maupun yang tidak dipublikasikan secara umum (Maulidi, 2016).
Sumber informasi untuk data sekunder adalah instansi terkait, seperti
Pemerintah Kota Surabaya, Kecamatan dan Kelurahan pihak
Pemrakarsa Proyek, atau lembaga-lembaga pemerintah dan non
pemerintah yang memiliki data sosial-ekonomi dan budaya tapak
proyek dan sekitarnya. Data sekunder yang dicari, antara lain luas dan
tataguna lahan, jumlah penduduk, jenis dan jumlah berbagai institusi
ekonomi, politik, dan sosial dan berbagai data sosial, ekonomi dan
budaya lain yang relevan sesuai dengan perkembangan kondisi di
lapangan.
Metoda atau teknik pengumpulan data, khususnya data primer
dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
c. Survey
Survey dilakukan terhadap perwakilan penghuni rumah tangga
sebagai unit sampel penelitian. wawancara untuk pengisian
kuesioner akan dilakukan terhadap Kepala Keluarga yang mewakili
unit sosial ekonomi rumah tangganya pada saat sosialisasi public
nerlangsung.
d. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam dilakukan terhadap informan kunci dan
instansi terkait yang relevan dan disesuaikan dengan kebutuhan
data yang diperlukan.Wawancara mendalam menggali berbagai
aspek kehidupan sosial, ekonomi dan budaya yang relevan dengan
studi serta mempelajari suatu aktivitas sosial tertentu dan institusi
yang berkembang di wilayah studi.
D. Metode Analisis Data
3. Data Kuantitatif
Kuantittaif dianalisis secara deskriptif berdasarkan tabulasi
distribusi frekuensi. Hasil tabulasi diinterpretasi berdasarkan nilai
distribusi yang dinyatakan dalam persentase.
a. Keresahan Masyarakat
Metode analisis data untuk mengukur keresahan masyarakat
dilakukan dengan membandingkan sikap atau pendapat atau
persepsi negatif akibat kekhawatiran masyarakat terhadap
pekerjaan dengan persepsi positif terhadap pekerjaan.
Keresahan dinyatakan muncul ketika % URS lebih besar dari
100 persen (Wahyudin, 2012).
Tabel 3.9 Skala dan Tingkat Keresahan Masyarakat
No Skala Keresahan Tingkat Keresahan
1. % Urs = 0 Tidak ada
2. % Urs < 100 Kurang
3. % Urs = 100 Sedang
4. 100 < % Urs < 200 Tinggi
5. % Urs lebih dari 200 Sangat Tinggi
Sumber : Wahyudin, 2012
b. Persepsi Masyarakat
Metode analisis data untuk persepsi masyarakat dilakukan
dengan menggunakan perbandingan sikap atau pendapat dan
persepsi masyarakat. Pengukuran persepsi masyarakat
dilakukan dengan membandingkan jumlah persepsi yang
menyatakan (positif/negatif) terhadap total jumlah persepsi.

Tabel 3.10 Skala dan Tingkat Persepsi Masyarakat


No Skala Persepsi Tingkat Persepsi
1. % P (-/+) = 0 Tidak ada
2. % P (-/+) < 50 Kurang
3. % P (-/+) = 50 Sedang
4. 50 < % P (-/+) < 75 Tinggi
5. % P (-/+) > 75 Sangat Tinggi
Sumber : Wahyudin, 2012
c. Peluang Kerja dan Peluang Usaha
Metode analisis data untuk peluang kerja dan peluang
usaha dilakukan diantaranya dengan cara melihat deskripsi
kegiatan untuk memastikan adanya kesempatan kerja yang
dapat diberikan kepada masyarakat setempat pada rencana
pembangunan Ciputra World Surabaya.
Pengukuran peluang berusaha dilakukan dengan
membandingkan jumlah persepsi yang menyatakan positif
karena adanya peluang berusaha terhadap total jumlah persepsi.
Peluang berusaha dinyatakan ada bilamana prosentase orang
yang berpersepsi positif karena adanya peluang berusaha lebih
besar dari 50 persen. Adapun skala dan kriteria besaran dampak
ditunjukkan dalam Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Skala dan Tingkat Peluang Kerja
dan Peluang Usaha
No Skala Peluang Tingkat Peluang
Berusaha Berusaha
1. % BO = 0 Tidak ada
2. % BO < 50 Kurang
3. % BOD = 50 Sedang
4. 50 < % BOD < 75 Tinggi
5. % BO > 75 Sangat Tinggi
Sumber : Wahyudin, 2012

2. Data Kualitatif
Data kualitatif khususnya yang berkaitan dengan proses dan mekanisme
sosial atau institusi dipahami melalui pemahaman logika internal dari
sistem sumber data, sedang data kualitatif lainnya diinterpretasikan sesuai
dengan konsep atau teori tertentu yang relevan untuk menjelaskan
fenomenanya.
Tabel 3.12 Komponen, Parameter, Metode Pengumpulan
dan Analisis Data Sosial Ekonomi Budaya
No. Komponen Parameter Metode Metode
Pengambilan Analisis
Data Data
1. Kependudukan Jumlah dan Kepadatan Data Sekunder Analisis
Penduduk Deskripsi
Jenis Pekerjaan
Tingkat Pendidikan Kuisioner dan
Angkatan Kerja indepth
interview
2. Sosial Sumber-sumber Analisis
Ekonomi penghasilan Deskripsi
No. Komponen Parameter Metode Metode
Pengambilan Analisis
Data Data
Pemiikan Sumberdaya Kuesioner dan
perekonomian indepth
Karakteristik interview
masyarakat yang
lahannya dibebaskan
3. Sosial Budaya Sistem kekerabatan Kuesioner dan Analisis
dan organisasi sosial indepth Deskripsi
Pola konflik antar interview
penduduk dan pola
penyelesaian konflik
tersebut
Persepsi masyarakat
terhadap kegiatan
Pembangunan
Kawasan Ciputra
World Surabaya

Anda mungkin juga menyukai