Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TERSTRUKTUR

EKONOMI PERTANIAN

Oleh :

Nama : M. Saifullah Pratama

NIM : A1A017071

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAN PERTANIAN

PURWOKERTO

2018
PENDAHULUAN

Pengertian produktivitas dikemukakan dengan menunjukkan rasio output terhadap input.

Input dapat mencakup biaya produksi dan peralatan. Sedangkan output bisa terdiri dari

penjualan, pendapatan, market share, dan kerusakan. Produktivitas tidak sama dengan produksi,

tetapi produksi merupakan komponen dari usaha produktivitas.

Ada yang melihat pada performansi dengan memberikan penekanan pada nilai efisiensi.

Efisiensi diukur sebagai rasio output dan input. Dengan kata lain, pengukuran efesiensi

menghendaki outcome, dan penentuan jumlah sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan

outcome tersebut. Dengan demikian, pengertian produktivitas dapat didefinisikan sebagai rasio

antara efektivitas pencapaian tujuan pada tingkat kualitas tertentu (output) dan efisiensi

penggunaan sumber daya (input). Produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas

dan efisiensi, sehingga produktivitas dapat dirumuskan (Gaspersz, 1998).

Sebelum melakukan pengukuran produktivitas pada semua sistem, terlebih dahulu harus

dirumuskan secara jelas output apa saja yang diharapkan dari sistem itu dan sumber daya (input)

apa saja yang akan digunakan dalam proses sistem tersebut untuk menghasilkan output.

Salah satu model pengukuran produktivitas yang sering digunakan adalah pengukuran

berdasarkan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu suatu fungsi atau persamaan

yang melibatkan dua variabel atau lebih, variabel yang satu disebut variabel independent (Y)

dan yang lain disebut variabel dependent (X).

Efisiensi maupun produktivitas keduanya dapat digunakan sebagai bahan untuk

mengukur kinerja suatu unit kegiatan ekonomi, meskipun secara prinsip kedua pengukuran

tersebut berbeda. Konsep efisiensi lebih berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses

mengkonsumsi masukan untuk menghasilkan keluaran tertentu, sementara konsep

produktivitas berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses menghasilkan keluaran dengan

mengkonsumsi masukan tertentu (Mulyadi, 2000).


Efisiensi dan produktivitas merupakan suatu ukuran tentang seberapa efisien suatu proses

mengkonsumsi masukan dan seberapa produktif suatu proses menghasilkan keluaran.

Efisiensi merupakan rasio antara keluaran dengan masukan suatu proses, dengan fokus

perhatian pada konsumsi masukan. Produktivitas merupakan rasio antara masukan dengan

keluaran, dengan fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan oleh suatu proses.

Menurut Samsubar Saleh (2000) ada tiga kegunaan mengukur efisiensi. Pertama, sebagai

tolok ukur untuk memperoleh efisiensi relatif, mempermudah perbandingan antara unit

ekonomi satu dengan lainnya. Kedua, apabila terdapat variasi tingkat efisiensi dari beberapa

unit ekonomi yang ada maka dapat dilakukan penelitian untuk menjawab faktor-faktor apa

yang menentukan perbedaan tingkat efisiensi, dengan demikian dapat dicari solusi yang tepat.

Ketiga, informasi mengenai efisiensi memiliki implikasi kebijakan karena membantu

pengambil kebijakan untuk menentukan kebijakan yang tepat.

Dalam ekonomi publik, efisiensi yang terjadi mengacu pada kondisi pareto optimal, yaitu

suatu kondisi perekonomian dimana tidak ada satu pihak pun yang dapat menjadi lebih baik

tanpa merugikan pihak lain (Guritno, 1993).

Konsep dan pengukuran efisiensi merupakan suatu hal yang penting (Farrell, 1957).

Masalah pengukuran efisiensi produksi dari suatu industri merupakan hal penting baik untuk

tujuan pengembangan teori ekonomi maupun bagi kepentingan para pembuat kebijakan di

bidang pembangunan ekonomi. Jika argumen-argumen teoritis terhadap efisiensi secara relatif

dari sistem-sistem ekonomi yang berbeda-beda hendak dijadikan uji empiris, maka sangatlah

perlu untuk membuat beberapa pengukuran efisiensi aktual. Demikian juga halnya jika

perencanaan ekonomi dikonsentrasikan pada suatu industri tertentu, maka sangatlah penting

untuk mengetahui seberapa besar kenaikan output yang diharapkan dari industri tersebut

dengan hanya meningkatkan efisiensinya tanpa menyerap sumberdaya-sumberdaya tambahan

lainnya lebih jauh.


EFISIENSI TEKNIS, ALOKATIF, DAN EKONOMIS

Fungsi produksi yang pengertiannya sama dengan fungsi produksi frontier (production

frontier), di dalam literatur mikroekonomi, adalah deskripsi tentang hubungan antara input dan

output suatu industri. Secara tegas dinyatakan bahwa fungsi produksi menunjukkan jumlah

output maksimum yang dapat dihasilkan dengan kombinasi penggunaan berbagai jumlah input

(Debertin, 1986). Dengan kata lain, fungsi produksi mendeskripsikan hubungan teknis yang

mentransformasikan input-input (sumberdaya-sumberdaya) menjadi output-output

(komoditas-komoditas).

Secara umum fungsi produksi dinyatakan sebagai:

y=f(x).....(1)

Di mana y adalah output industri dan x adalah input yang digunakan untuk memproduksi

output tersebut.

Fungsi produksi, jika diketahui, dapat memberikan gambaran teknologi produksi.

Perhitungan efisiensi secara relatif dapat dilakukan terhadap fungsi ini. Secara khusus,

inefisiensi teknis ditentukan oleh jumlah deviasi dari fungsi produksi. Di dalam istilah ekonomi,

inefisiensi teknis menunjukkan kegagalan suatu industri untuk beroperasi pada fungsi produksi

(frontier). Hal ini menunjukkan inefisiensi yang disebabkan oleh waktu dan metode dari

aplikasi input-input produksi (Ali dan Byerlee, 1991). Sebab-sebab potensial dari inefisiensi

teknis adalah informasi yang tidak lengkap, keterampilan teknis yang kurang memadai dan

motivasi yang kurang kuat (Daryanto, 2000)

Konsep efisiensi yang digunakan dalam makalah ini mengacu kepada efisiensi yang

dikemukakan oleh Farrel (1957) dan Coelli et al. (1998). Efisiensi digolongkan menjadi tiga

yaitu efisiensi teknis, efisiensi alokatif, dan efisiensi ekonomi. Efisiensi teknis (Technical

Efficiency-TE) yaitu kemampuan suatu perusahaan (usahatani) untuk mendapatkan output

maksimum dari penggunaan suatu set input (bundle). Efisiensi teknis berhubungan dengan
kemampuan suatu perusahaan untuk berproduksi pada kurva frontier isoquant. Efisiensi

alokatif (Allocative Efficiency-AE) adalah kemampuan suatu perusahaan (usahatani) untuk

menggunakan input pada proporsi yang optimal pada harga dan teknologi produksi tertentu

(given). Gabungan kedua efisiensi ini disebut efisiensi ekonomi (Economic Efficiency-EE) atau

disebut juga efisiensi total.

Untuk mengilustrasikan konsep efisiensi-efisiensi tersebut, Farrell menggunakan contoh

sederhana dari suatu industri yang menggunakan hanya dua input, x1 dan x2 untuk

menghasilkan output y. Fungsi produksi yang efisien (diasumsikan sudah diketahui) dapat

ditulis:

y=f(x1,x2).....(2)

Dengan asumsi constant return to scale (CRS), maka persamaan (2) dapat ditulis:

1 = f(x1/y,x2/y).....(3)

Asumsi CRS dibuat dengan catatan bahwa fungsi produksi itu sudah sangat efisien

(beroperasi pada skala optimal) pada daerah dua dari fungsi produksi neoklasik. Fungsi

produksi tersebut adalah homogen derajat 1 (jika penggunaan input ditingkatkan sebesar satu-

satuan, maka output juga akan meningkat dengan proporsi yang sama). Suatu fungsi produksi

homogen derajat n akan menghasilkan suatu return to scale parameter dari suatu nilai n yang

konstan. Asumsi CRS ini mengijinkan teknologi untuk direpresentasikan dengan menggunakan

isoquant (kombinasi dari berbagai input yang dapat digunakan untuk menghasilkan output

yang sama), seperti yang diilustrasikan pada Gambar 27 berikut ini. Asumsi CRS ini

dinyatakan secara eksplisit untuk menunjukkan bahwa pengukuran yang berorientasi input dan

output adalah equivalen.

Efisiensi teknis merupakan kombinasi antara kapasitas dan kemampuan unit kegiatan

ekonomi untuk memproduksi sampai tingkat output maksimum dari input-input dan teknologi

yang tetap. Efisiensi alokasi merupakan kemampuan dan kesediaan unit ekonomi untuk
beroperasi pada tingkat nilai produk marjinal (marginal value product) sama dengan biaya

marjinal (marginal cost). Efisiensi teknis sebenarnya mencerminkan seberapa tinggi tingkat

teknologi dalam proses produksi. Pada umumnya teknologi yang dipergunakan dalam proses

produksi dapat digambarkan dengan mempergunakan kurva isokuan (isoquand), fungsi

produksi (production function), fungsi biaya (cost function), dan fungsi keuntungan (profit

function). Efisiensi teknis mencerminkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan

output dengan sejumlah input yang tersedia. Sedangkan efisiensi alokatif mencerminkan

kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan inputnya, dengan struktur harga

dan teknologi produksinya. Kedua ukuran ini yang kemudian dikombinasikan menjadi efisiensi

ekonomi (economic efficiency).

Efisiensi Teknis, merupakan kemampuan unit mengubah input menjadi output. Efisiensi

teknis bisa dilihat dari dua sisi, yaitu :

Efisiensi output: jika dengan tingkat input yang sama, diperoleh tingkat output lebih tinggi,

maka terjadi efisiensi (output);

Efisiensi input: jika untuk mencapai tingkat output yang sama dapat digunakan tingkat input

yang lebih sedikit, maka terjadi efisiensi (input);

Gambar 1 menjelaskan konsep pengukuran efisiensi. Kurva SS’ merupakan isoquant

frontier yang menggambarkan kombinasi input minimum untuk menghasilkan output satu unit

yang secara teknis paling efisien. Titik P dan Q menggambarkan dua kondisi produsen dalam

berproduksi dengan mengkombinasikan input dengan proporsi input x1/y dan x2/y yang sama.

Produsen yang mengkombinasikan input untuk memproduksi satu unit output yaitu di titik P

dikatakan tidak efisien secara teknis karena inefisiensi teknis digambarkan oleh jarak QP yaitu

jumlah input yang dapat dikurangi secara proporsional tanpa mengurangi output. Banyaknya

input yang perlu dikurangi agar efisien secara teknis ditunjukkan oleh rasio QP/OP. Kombinasi
input secara teknis efisien yaitu titk Q karena berada tepat di isoquan frontier. Besarnya nilai

efisiensi teknis diukur dengan rasio OQ/OP.

Efisiensi alokatif menggunakan kriteria biaya minimum untuk menghasilkan sejumlah

output tertentu pada isoquant. Informasi ratio harga input yaitu sebagai kemiringan garis

isocost. Jika rasio hargaharga input X1 dan X2 ditunjukkan oleh garis AA’ maka efisiensi

alokatif dapat dihitung. Efisiensi alokatif dapat ditentukan jika garis AA’ menyinggung kurva

isoquant SS’ yaitu pada titik Q’ yang diukur dengan ratio OR/OQ. Jarak RQ menunjukkan

pengurangan biaya yang dapat dilakukan guna mencapai efisiensi alokatif. Titik yang efisien

secara alokatif dan teknis atau dengan kata lain efisiensi secara ekonomi berada pada titik Q’.

Efisiensi ekonomi merupakan perkalian antara efisiensi teknis dengan efisiensi alokatif. Untuk

efisiensi ekonomi dihitung berdasarkan ratio OR/OP.


FUNGSI COBB-DOUGLAS

Sebelum melakukan pengukuran produktivitas pada semua sistem, terlebih dahulu harus

dirumuskan secara jelas output apa saja yang diharapkan dari sistem itu dan sumber daya (input)

apa saja yang akan digunakan dalam proses sistem tersebut untuk menghasilkan output. Dalam

menghitung jumlah produksi banyak pedekatan yang dilakukan untuk mendapatkan fungsi

produksi yang di butuhkan. Beberapa fungsi produktivitas dalam suatu perusahaan sangatlah

berperan penting dalam pengembangan produktivitas. Terutama untuk menunjang proses

produksi sehingga dapat memberikan beberapa peluang yang diharapkan.

Dalam ilmu ekonomi yang disebut dengan fungsi produksi yaitu suatu fungsi

yang menunjukkan hubungan antara hasil fisik (output) dengan faktor produksi (input), Daniel

M (2002) dalam bentuk matematika sederhana, fungsi produksi dituliskan sebagai berikut:

Y = f ( x1, x2, x3, ...........xn)

Keterangan:

Y = hasil fisik;

x1...xn = faktor-faktor produksi.

Banyak ahli yang mempunyai pendapat sendiri-sendiri. Salah satunya Fungsi Produksi

menurut Cobb-Douglas. Soekartawi (2002) mendefinisikan fungsi produksi Cobb-Douglas

adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel

yang satu disebut dengan variabel dependen, yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut variabel

independent, yang menjelaskan (x).

Bentuk fungsional Cobb-Douglas dari fungsi produksi secara umum digunakan untuk

mempresentasikan hubungan dari input ke output. Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu

fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel dependent

disimbolkan dengan Y dan variabel X disebut dengan variabel independent. Hubungan antara

variabel Y dan X dapat diselesaikan dengan cara regresi dimana variasi dari Y akan dipengaruhi
oleh variasi dari X. Dengan demikian, aturan pada garis regresi juga berlaku pada fungsi Cobb-

Douglas.

Fungsi produksi eksponensial ini dapat berbeda satu sama lain tergantung pada ciri data

yang ada, tetapi secara umum fungsi produksi eksponensial ini dituliskan pada persamaan (2)

sebagai berikut:

Y = aXb

Secara matematis, fungsi Cobb Douglas dapat dituliskan seperti persamaan (3) berikut

ini (Wang dan Fu, 2013):

Y = aX1b1 X2b2 ... Xibi ... Xnbn en (3)

Bila fungsi Cobb Douglas tersebut dinyatakan dengan hubungan Y dan X, maka

hubungan tersebut ditunjukkan oleh persamaan (4).

Y = f(X1, X2, ...Xi,...Xn) (4)

dimana:

Y = variabel yang dijelaskan

X = variabel yang menjelaskan

a, b = besaran yang akan diduga

u = galat (disturbance term)

e = logaritma natural, e = 2,718

Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan di atas, maka persamaan tersebut

diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut.

Persamaan di atas dituliskan kembali pada persamaan (5) dan (6) untuk menjelaskan hal

tersebut, yaitu (Chen, 2012):

Y = f(X1, X2) (5)

Y = aX1b1 X2b2 en (6)

Logaritma dari persamaan (5) dan (6) di atas ditulis pada persamaan (7):
Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + log u (7)

Persamaan (7) hasil logaritma di atas dapat dengan mudah diselesaikan dengan cara

regresi berganda. Pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai b1 dan b2 adalah tetap walaupun

variabel yang terlibat telah dilogaritmakan. Hal ini dapat dimengerti karena b1 dan b2 pada

fungsi Cobb Douglas adalah sekaligus menunjukkan elastisitas X terhadap Y.

Karena penyelesaian fungsi Cobb Douglas selalu dilogaritmakan dan diubah bentuk

fungsinya menjadi fungsi linear, maka ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum

menggunakan fungsi Cobb Douglas, antara lain:

1. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol, sebab logaritma dari nol adalah suatu

bilangan yang besarnya tidak diketahui (infinite).

2. Dalam fungsi produksi perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi pada tiap

pengamatan (non-neutral difference in the respectives technologies).

3. Variabel input berada pada perfect competition.

4. Faktor-faktor lain yang tidak tercakup pada model seperti iklim sudah diperhitungkan dalam

u.

Fungsi Cobb Douglas merupakan salah satu bentuk fungsi produksi yang paling banyak

digunakan dalam analisis produktivitas. Beberapa alasan praktis yang membuat fungsi Cobb

Douglas sering dipergunakan adalah:

1. Bentuk fungsi produksi Cobb Douglas bersifat sederhana dan mudah dalam penerapannya.

2. Fungsi produksi Cobb Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil (return to scale)

apakah sedang meningkat, tetap atau menurun.

3. Koefisien-koefisien fungsi produksi Cobb Douglas secara langsung menggambarkan

elastisitas produksi dari setiap input yang dipergunakan dan dipertimbangkan untuk dikaji

dalam fungsi produksi Cobb Douglas.


4. Koefisien intersep dari fungsi produksi Cobb Douglas merupakan indeks efisiensi produksi

yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan

output dari sistem produksi yang sedang dikaji.

Bentuk umum dari fungsi produksi Cobb Douglas ditulis pada persamaan (8) sebagai berikut:

Q = δ Iα (8)

dimana:

Q = output

I = input

δ = indeks efisiensi penggunaan input

α = elastisitas produksi dari input yang digunakan

Berdasarkan rumusan pada persamaan (8) di atas dapat disimpulkan bahwa semakin

besar nilai δ dalam fungsi produksi Cobb Douglas, maka indeks efisiensi produksi semakin

tinggi yang berarti pula bahwa proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output telah

menjadi semakin efisien.

Akhirnya substitusi elastisitas yang baru ini membuktikan bahwa perubahan terknologi

dapat merubah produktivitas, pola kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas.

Menurut Soekartawi (2002) menyatakan bahwa fungsi Cobb-Douglas lebih banyak

dipakai oleh para peneliti karena mempunyai keunggulan yang menjadikan menarik yaitu:

 Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi yang

lain, karena fungsi Cobb-Douglas dapat dengan mudah ditransfer ke bentuk linear dengan

cara melogaritmakan;

 Hasil pendugaan melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang

sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas;


 Jumlah besaran elastisitas sekaligus menunjukkan tingkat besaran skala usaha (return of

scale) yang berguna untuk mengetahui apakah kegiatan dari suatu usaha tersebut mengikuti

kaidah skala usaha menaik, skala usaha tetap ataukah skala usaha yang menurun.

 Koefisien intersep dari fungsi Cobb Douglas merupakan indeks efisiensi produksi yang

secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output

dari sistem produksi yang sedang dikaji itu.

 Koefisien-koefisien fungsi Cobb Douglas secara langsung menggambarkan elastisitas

produksi dari setiap input yang dipergunakan dan dipertimbangkan untuk dikaji dalam

fungsi produksi Cobb Douglas itu.

Tetapi fungsi cobb douglas ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan, antara lain :

 Spesifikasi variabel yang keliru, hal ini menyebabkan nilai elastisitas produksi yang

diperoleh negatif atau nilainya terlalu besar atau kecil. Spesifikasi ini akan menimbulkan

terjadinya multikolinearitas pada variabel bebas.

 Kesalahan pengukuran variabel, hal ini terjadi bila data kurang valid sehingga

menyebabkan besaran elastisitas produksi yang terlalu besar atau kecil.

 Bias terhadap variabel manajemen. Faktor manajemen merupakan faktor penting untuk

meningkatkan produksi karena berhubungan langsung dengan variabel terikat seperti

manajemen penggunaan faktor produksi yang akan mendorong besaran elastisitas tehnik

dari fungsi produksi ke arah atas. Manajemen ini berhubungan dengan pengambilan

keputusan dalam pengalokasian variabel input dan kadang sulit diukur dalam pendugaan

fungsi cob douglas.

 Multikolinearitas, dalam fungsi ini sulit dihindarkan meskipun telah diusahakan agar

besaran korelasi antara variabel indipenden tidak terlalu tinggi seperti memperbaiki

spesifikasi variabel yang dipakai.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., and Byerlee, D. (1991). Economic Efficiency of Small Farmers in a Changing World:

A Survey of Recent Evidence. Journal of International Development, l3 (1): 1-27.

Chen, B. (2012). “Classification of h-Homogeneous Production Functions with Constant

Elasticity of Substitution”. Tamkang Journal of Mathematics, 43 (2): 321-328.

Coelli T., (1996), A Guide to FRONTIER Version 4.1 : A Computer Program for Stochastic

Frontier Production and Cost Fuction Estimation. Armidale : CEPA Working Papers, 96

(7).

Daniel, Moehar. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara: Jakarta.

Daryanto. 2000. Fisika Teknik. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Debertin, DL. 1986. Agricultural Production Economics. Mcmillan Publishing Company: New

York.

Farrel, M. J. 1957. The Measurement of Productive Efficiency. Journal of Royal Statistic

Society, Series A : 53-81.

Gaspersz, Vincent. 1998. Statistical Process Control. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Mangkoesoebroto, Guritno. 1993. Ekonomi Publik, Edisi–III. BPFE: Yogyakarta.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya Edisi 5. Aditya Media: Yogyakarta.

Saleh, Samsubar. 2000. Metode Data Envelopment Analysis. PAU-FE Universitas Gadjah

Mada: Yogyakarta.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo:

Jakarta

Wang, X. dan Fu, Y. (2013). “Some Characterizations of the Cobb-Douglas and CES

Production Functions in Microeconomics”. Abtract and Applied Analysis. 1-6.

Anda mungkin juga menyukai