Pemahaman Dasar
Banyak orang berasumsi bahwa bebatuan yang sudah berusia "jutaan tahun" itu didasarkan pada
penanggalan radiokarbon (karbon-14). Tapi, hal ini keliru. Alasannya sederhana. Karbon-14 hanya
Metode paling umum yang digunakan untuk penanggalan adalah penanggalan radiokarbon.
bebatuan, penanggalan ini terbatas hanya untuk benda-benda yang memiliki kandungan elemen
Tak seperti radiokarbon (C-14), elemen radioaktif lain yang digunakan untuk penanggalan
Sebaliknya, radiokarbon terus-menerus terbentuk hingga hari ini di bagian atas atmosfer bumi.
Dan sebagaimana kita ketahui, hal ini telah berlangsung di bagian atas atmosfer bumi sejak Hari
Kedua dari Minggu Penciptaan (bagian dari proses perluasan langit, atau cakrawala,
Jadi, bagaimana radiokarbon terbentuk? Sinar kosmik dari luar angkasa secara terus-menerus
menghantam bagian atas atmosfir bumi, menghasilkan neutron-neutron (partikel sub-atomik yang
tidak memiliki muatan) yang bergerak cepat (Gambar 1a).[1] Neutron-neutron ini beradu dengan
atom nitrogen-14, elemen yang banyak terdapat di bagian atas atmosfir, mengubahnya menjadi
Quote:
KARBON-14 TERBENTUK (Gambar 1a): Saat sinar kosmik menghantam atmosfir bumi,
dalam tubuh meluruh menjadi citrogen-14 dan lepas bersamaan dengan masuknya kembali
KARBON-14 HABIS (Gambar 1c): Ketika hewan-hewan mati, karbon-14 tetap meluruh menjadi
nitrogen-14 dan lepas, sementara tidak ada lagi Karbon-14 yang masuk. Dengan membandingkan
kadar karbon-14 yang tersisa dengan kadar aslinya, ilmuwan dapat memperhitungkan sudah
Dikarenakan atmosfir tersusun atas 78% nitrogen,[2] banyak atom-atom radiokarbon yang
terbentuk—total sekitar 16,5 pon (7,5 kg) per tahun. Radiokarbon ini dengan cepat bergabung
dengan atom-atom oksigen (elemen kedua terbanyak di atmosfir, sebesar 21%) membentuk
Karbon dioksida ini, menjadi radioaktif karena Karbon-14, secara kimia tidak berbeda dengan
karbon dioksida normal di atmosfir, yang mana lebih ringan karena mengandung karbon-12 yang
normal. Karbon dioksida yang radioaktif dan non-radioaktif bercampur di atmosfir, dan larut di
lautan.
radiokarbon di dalam rantai makanan. Radiokarbon kemudian memasuki tubuh hewan-hewan saat
mereka memakan tetumbuhan (Gambar 1b). Bahkan kita para manusia menjadi radioaktif karena
Setelah radiokarbon terbentuk, inti atom karbon-14 menjadi tidak stabil, sehingga sepanjang
waktu secara bertahap meluruh kembali menjadi atom nitrogen-14 yang stabil.[3] Sebuah netron
meluruh menjadi sebuah proton dan sebuah elektron, dan elektron ini lepas. Proses ini dinamakan
dengan peluruhan beta . Elektron yang lepas disebut dengan partikel beta dan radiasi yang
Tidak semua atom-atom radiokarbon meluruh dengan waktu yang sama. Atom-atom karbon-14
tertentu berubah menjadi nitrogen-14 dalam waktu yang berbeda, hal ini menjelaskan kenapa
Untuk mengukur laju rata-rata peluruhan, sebuah detektor digunakan untuk mencatat jumlah
partikel-partikel beta yang lepas dari sejumlah atom karbon tertentu dalam rentang waktu tertentu
pula, misalnya sebulan (sebagai ilustrasi). Karena masing-masing partikel beta mewakili satu atom
karbon-14 yang meluruh, kita dapat mengetahui berapa banyak atom karbon-14 yang meluruh
dalam sebulan.
Para ahli kimia telah menentukan berapa banyak atom dalam sejumlah massa elemen, termasuk
karbon.[4] Jadi bila kita menimbang seonggok karbon, kita dapat mengetahui berapa jumlah atom
karbon di dalamnya.
Bila kita tahu berapa rasio atom-atom karbon yang radioaktif, kita dapat menghitung berapa
banyak atom-atom radiokarbon dari seonggok karbon tadi. Dengan mengetahui jumlah atom yang
meluruh dari sampel kita selama sebulan, kita dapat menentukan laju rata-rata peluruhan
radiokarbon.
Standar laju rata-rata peluruhan diberi nama waktu-paruh (half-life).[5] Didefinisikan sebagai waktu
yang diperlukan bagi sejumlah elemen radioaktif untuk meluruh menjadi separuhnya. Jadi, bila
mula-mula ada 2 juta atom karbon-14 dari sejumlah karbon yang telah kita tentukan, maka waktu-
paruh radiokarbon adalah waktu untuk menjadi setengahnya, atau 1 juta, dari sejumlah atom-atom
ini untuk meluruh. Waktu-paruh radiokarbon atau laju rata-rata peluruhan telah ditentukan sebesar
5.730 tahun.
Sekarang muncul pertanyaan bagaimana para ilmuwan menggunakan hal ini untuk menentukan
usia benda-benda. Bila karbon-14 terbentuk secara konstan dalam waktu yang lama dan secara
terus-menerus membaur ke dalam biosfir (lingkungan hidup -red), maka kadar karbon-14 di
Jika kadar ini konstan, tetumbuhan dan hewan-hewan hidup seharusnya memiliki kandungan
karbon-14 yang konstan pula di dalam tubuh mereka. Alasannya, selama organisme ini hidup,
karbon-14 ini terus-menerus menggantikan semua molekul-molekul karbon yang telah meluruh
menjadi nitrogen.
Setelah tetumbuhan dan hewan-hewan mati, mereka tidak lagi menerima pengganti untuk
dalam tubuh mereka perlahan-lahan meluruh, sehingga rasio atom-atom karbon-14 dengan
jumlah normalnya akan berkurang dengan tetap seiring waktu (Gambar 1c).
Misal, kita menemukan tengkorak mammoth dan kita ingin melakukan penanggalan untuk
menentukan kapan dia hidup. Kita dapat menentukan di laboratorium tinggal berapa atom karbon-
14 yang tersisa di tengkorak itu. Jika kita anggap si mammoth ini memiliki kadar karbon-14 di
tubuhnya sewaktu hidup sama dengan hewan-hewan yang hidup saat ini (diperkirakan 1 atom
karbon-14 untuk setiap 1 triliun atom karbon-12), dan karena kita telah mengetahui laju rata-rata
peluruhan radiokarbon, maka dapat dihitung sudah berapa lama mammoth itu mati. Hal ini cukup
sederhana.
Metode penanggalan ini mirip dengan prinsip yang ada pada jam pasir.[6] Butiran pasir yang
berada di mangkuk bagian atas jam pasir mewakili atom karbon-14 pada mammoth hidup sesaat
sebelum dia mati. Diasumsikan jumlah atom-atom karbon-14 sama dengan jumlah pada gajah
hidup pada masa kini. Seiring waktu, butiran-butiran pasir tersebut turun ke mangkuk bawah jam
pasir, sehingga jumlah pasir yang berkurang mewakili karbon-14 yang tersisa di dalam tengkorak
nitrogen-14 sejak si mammoth mati. Karena kita tahu berapa laju rata-rata turunnya butiran pasir
(laju rata-rata peluruhan radiokarbon), kita dapat menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan
atom-atom karbon-14 tersebut untuk meluruh, yang artinya sudah berapa lama si mammoth ini
mati.
Beginilah cara kerja metode radiokarbon. Dan karena waktu-paruh karbon-14 hanya 5.370 tahun,
penanggalan radiokarbon pada materi yang mengandung karbon hanya menghasilkan nilai ribuan
tahun, bukan jutaan tahun dimana hal ini bertentangan dengan kerangka waktu sejarah bumi yang
Catatan Kaki
[1] S. Bowman, Interpreting the Past: Radiocarbon Dating (London: British Museum Publications,
1990).
[2] S. S. Zumdahl, Chemical Principles, 2nd edition (Lexington, Massachusetts: D. C. Heath and
[3] A. Dickin, Radiogenic Isotope Geology, 2nd edition (Cambridge, UK: Cambridge University
[4] Ref. 2, p. 55, 1995. Untuk radiokarbon jumlahnya adalah ~6,022 x 10^23 atom per 14 gram
carbon-14.
[5] G. Faure and T. M. Mensing, Isotopes: Principles and Applications, 3rd edition (Hoboken, New
[6] A. A. Snelling, “Radiometric Dating: Back to Basics,” Answers 4.3 (2009): 72–75.
Karbon-14, 14C, atau radiokarbon, adalah isotop radioaktif karbon dengan inti yang
mengandung 6 proton dan 8 neutron. Keberadaannya dalam bahan organik adalah dasar dari
metode penanggalan radiokarbon untuk memperkirakan umur pada sampel-sampel arkeologi,
geologi, dan hidrogeologi. Karbon-14 ditemukan pada tanggal 27 Februari 1940 oleh Martin
Kamen dan Sam Ruben dari Laboratorium Radiasi Universitas California, Berkeley, meskipun
keberadaannya telah diduga sebelumnya oleh Franz Kurie pada tahun 1934.[1]
Terdapat tiga macam isotop karbon yang terjadi secara alami di Bumi: 99% merupakan karbon-
12, 1% merupakan karbon-13, sedangkan karbon-14 terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit,
misalnya sejumlah 1 bagian-per triliun (0,0000000001%) dari karbon yang ada di atmosfer.
Waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 ± 40 tahun. Ia meluruh menjadi nitrogen-14 melalui
peluruhan beta.[2] Aktivitas standar radiokarbon modern[3] adalah sekitar 14 disintegrasi per
menit (dpm) per gram karbon.[4]
Massa atom karbon-14 adalah sekitar 14,003241 sma. Isotop-isotop karbon yang berbeda tidak
memiliki perbedaan yang besar dalam sifat-sifat kimianya. Ini digunakan dalam riset kimia, yaitu
dalam teknik yang disebut pelabelan karbon: beberapa atom karbon-12 dari senyawa tertentu
digantikan dengan atom-atom dari karbon-14 (atau beberapa atom dari karbon-13) dengan tujuan
agar dapat memantaunya di sepanjang terjadinya reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa
tersebut.
https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon-14
Pewaktuan relatif menyusun barisan lokasi, peristiwa, atau artefak dalam urutan kronologis dari
yang tertua ke yang termuda, tanpa memberikan waktu. Aturan yang berguna adalah Hukum
Superposisi, yang menyatakan kalau benda yang ditemukan di lapisan bawah pasti lebih tua dari
yang ditemukan di lapisan atas. Aturan ini berlaku sejauh lapisan-lapisan tidak bergeser, faktor
yang dapat ditentukan lewat paleomagnetisme. Biostratigrafi adalah teknik pewaktuan relatif
yang menggunakan barisan perubahan evolusi pada hewan seperti pengerat untuk menentukan
waktu. Pengerat adalah alat ukur yang berguna karena mereka memiliki rentang generasi singkat
dan menampilkan perubahan evolusi lebih cepat daripada hewan lain. Karena ada lebih banyak
bentuk pengerat, waktu dapat ditentukan dengan lebih teliti.
Pewaktuan mutlak memberikan usia pada sebuah spesimen, biasanya dengan rentang kesalahan
tertentu. Salah satu teknik yang paling umum adalah pewaktuan radioaktif. Teknik ini
menggunakan laju peluruhan isotop radioaktif untuk menentukan seberapa lama di masa lalu
benda tersebut terbentuk. Isotop radioaktif meluruh seiring waktu dengan kecepatan relatif
konstan, yang disebut waktu paruh (half life). Half-life mengukur seberapa lama waktu
diperlukan separuh isotop radioaktif untuk meluruh menjadi bentuk s tabil. Tiap peluruhan isotop
radioaktif meluruh dengan laju berbeda. Sebagai contoh, peluruhan isotop karbon 14 memiliki
laju lebih cepat daripada potasium 40, namun semua peluruhan karbon 14 kecepatannya sama.
Pewaktuan potassium argon menggunakan isotop radioaktif potasium 40. Potasium alaminya
meluruh menjadi gas argon. Kedua unsur ini (bersama yang lainnya) terkandung dalam batuan
gunung berapi. Ketika batuan tersebut meleleh, ia melepaskan gas seperti argon ke atmosfer.
Saat ia mendingin dan mengeras, batuan vulkanis menjebak gas-gas kedalam kristal-kristal kecil.
Potasium 40 terus meluruh menjadi gas argon, namun gasnya tidak dapat lari dari batuan. Ahli
geologi dapat melelehkan batu tersebut dan mengukur gas argon yang terlepas, yang akan
menentukan seberapa lama waktu telah berlalu semenjak batu tersebut meleleh.
Baik teknik relatif maupun mutlak harus digunakan untuk menentukan usia fosil. Menggunakan
metode potasium-argon, para peneliti menentukan lapisan yang diatas spesimen Lucy berusia
2,95 juta tahun dan dibawahnya berusia 3,18 juta tahun. Pewaktuan relatif menunjukkan kalau
Lucy berada di antara kedua waktu tersebut, dan lebih dekat ke 3,18 juta tahun.
Sumber
http://www.faktailmiah.com/2011/08/13/bagaimana-ilmuan-mengetahui-usia-fosil.html