TENTANG
PEMBIAYAAN PENINGKATAN PROGRAM PUSKESMAS DAN
KUALITAS BALITA
Pada hari ini, Kamis tanggal Dua bulan Januari tahun Dua Ribu Empat
Belas bertempat di Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perjanjian Kerjasama ini yang dimaksud dengan:
1. Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan adalah anggaran dari Pemerintah
Provinsi Jawa Timur kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk
Peningkatan Jaringan Puskesmas dan Pengembangan Taman Posyandu
yang peruntukan dan penggunaannya diarahkan oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2. Dana Sharing adalah dana yang ditanggung bersama oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Bangkalan untuk honor
perawat Ponkesdes
3. Dana Penuh Provinsi adalah dana yang ditanggung oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur untuk honor perawat Ponkesdes, insentif dokter
umum di Puskesmas Rawat Inap Standar dan Puskesmas Rawat Inap
PLUS;
5
4. Puskesmas dan Jaringannya adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan di Kabupaten Bangkalan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer di wilayah kerjanya.
Jaringan Puskesmas meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling
dan Pondok Kesehatan Desa
5. Pondok Bersalin Desa (Polindes) adalah suatu tempat yang didirikan oleh
masyarakat yang dikelola oleh Bidan di desa dan dibawah pengawasan
Dokter Puskesmas setempat dengan fungsi utamanya memberikan
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
6. Pondok Kesehatan Desa, yang selanjutnya disebut Ponkesdes adalah
sarana pelayanan kesehatan yang berada di desa atau kelurahan yang
merupakan pengembangan dari Polindes sebagai jaringan puskesmas
dalam rangka mendekatkan akses dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan Pedoman Ponkesdes yang ditetapkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
7. Puskesmas Rawat Inap PLUS (Pemberi Layanan Unggulan Spesialis)
adalah Puskesmas Rawat Inap yang mempunyai unggulan pelayanan
dokter spesialis, minimal 1(satu) orang dokter Spesialis dengan
kunjungan periodik maupun pelayanan tetap ke Puskesmas (di tahun
2014 ini kunjungan dokter spesialis dihentikan sementara karena
keterbatasan dana)
8. Puskesmas Rawat Inap Sesuai Standar adalah Puskesmas yang
mempunyai fasilitas rawat inap dengan jumlah tempat tidur minimal 6
(enam) untuk dapat memberikan layanan kesehatan rawat inap yang
buka 24 (dua puluh empat ) jam kepada masyarakat
9. Tim Pembina Kabupaten/Kota adalah Tim yang dibentuk oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, terdiri dari lintas program Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melakukan pembinaan dan monitoring
evaluasi pelaksanaan program Icon Gubernur bidang kesehatan
10. Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan yang selanjutnya disebut PMT
Pemulihan adalah salah satu upaya pemenuhan asupan gizi dalam
bentuk makanan formula ditujukan untuk memberikan tambahan energi
dan protein(sesuai dengan standar minimal) untuk menutupi kekurangan
asupan gizi bagi balita gizi buruk yg diberikan selama 90 hari
6
11. Balita Gizi Buruk adalah Balita dengan status gizi berdasarkan indikator
Berat Badan menurut Panjang Badan atau Berat Badan menurut Tinggi
Badan dengan nilai z score: kurang dari -3 standar deviasi dan atau
disertai tanda-tanda klinis marasmus atau kwasiorchor;
12. Pengembangan Taman Posyandu adalah peningkatan kualitas Taman
Posyandu yang sudah terbentuk sampai dengan tahun 2013 dengan cara
pendampingan Taman Posyandu dan pembentukan Taman Posyandu
baru
13. Pendampingan Taman Posyandu adalah kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas Taman Posyandu dengan cara menunjuk sejumlah
pendamping yaitu Kader atau tokoh masyarakat yang bertugas untuk
mendampingi penyelenggaraan, membina, memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan Taman Posyandu
14. Pendamping Taman Posyandu adalah kader atau tokoh masyarakat yang
ditunjuk atau dipilih untuk mendampingi penyelenggaraan, membina,
memonitor dan pengevaluasi pelaksanaan Taman Posyandu yang sudah
terbentuk.
15. Sosialisasi Kegiatan Pendampingan Taman Posyandu adalah suatu
bentuk pertemuan yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang
petunjuk pelaksanaan kegiatan Pendampingan Taman Posyandu kepada
para pendamping yang telah ditunjuk.
16. Pembentukan Taman Posyandu adalah Pembentukan Taman Posyandu
baru di suatu wilayah yang merupakan pengembangan dari Posyandu
berstrata Purnama atau Mandiri, diutamakan pada desa/kelurahan yang
belum mempunyai Taman Posyandu.
17. Pembinaan Taman Posyandu adalah suatu kegiatan monitoring dan
evaluasi tentang pelaksanaan Pembentukan Taman Posyandu baru yang
dilakukan oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan petugas
Puskesmas.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
7
(1) Maksud dari Perjanjian Kerjasama ini adalah untuk menggabungkan dan
mensinergikan potensi dari PARA PIHAK didalam memberikan pelayanan
kesehatan melalui Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan
(2) Tujuan dari Perjanjian Kerjasama ini adalah peningkatan dan pendekatan
akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memberikan
rehabilitasi dalam rangka pemulihan kondisi status gizi balita sehingga
status gizi balita menjadi lebih baik dan sehat serta pengembangan
Posyandu Purnama atau Mandiri dengan layanan tambahan PAUD dan
BKB.
BAB III
OBYEK DAN RUANG LINGKUP
Pasal 3
Pasal 5
BAB V
PENATAUSAHAAN
Pasal 6
BAB VI
KEWAJIBAN DAN HAK
Pasal 7
Kewajiban
Pasal 8
Hak
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 9
(1) Dana yang berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa TImur yang sesuai
dengan lampiran, merupakan Dana Bantuan Keuangan Bidang
Kesehatan, sehingga perlu dimasukkan dalam APBD Kabupaten
Bangkalan Tahun Anggaran 2014;
(2) Pembiayaan yang menyangkut perekrutan, proses pengadaan alat dan
bahan, penyimpanan, distribusi, monitoring dan evaluasi serta laporan
yang diluar lampiran dibiayai oleh Kabupaten Bangkalan;
(3) Kabupaten/Kota yang melaksanakan program Icon dapat memberikan
tambahan honor bagi tenaga kesehatan yang ada di Ponkesdes,
Puskesmas Rawat Inap Standar dan Puskesmas Rawat Inap PLUS
melalui dana APBD Kabupaten Bangkalan.
BAB VIII
JANGKA WAKTU
Pasal 10
(1) Perjanjian kerjasama ini berlaku selama 12 (dua belas) bulan terhitung
sejak bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Desember 2014.
(2) Jangka waktu perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diperpanjang atas kesepakatan PARA PIHAK.
BAB IX
21
KEADAAN MEMAKSA
Pasal 11
(1) Keadaan memaksa (force majeur adalah adanya keadaan akibat bencana alam
seperti banjir bandang, gempa bumi, gunung meletus, perang dan atau akibat
adanya kebijakan Pemerintah di bidang moneter dan peraturan perundang-
undangan yang dapat berakibat tidak dapat dilaksanakan Perjanjian Kerjasama ini;
(2) Apabila terjadi keadaan memaksa (force majeur) akan diadakan musyawarah
oleh PARA PIHAK, dan selanjutnya dituangkan dalam Perubahan Perjanjian
tersendiri.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12