(Arung Jeram)
BAB I
SEJARAH ARUNG JERAM
Di Indonesia, rafting sesungguhnya sudah ada sejak dahulu kala. Lihat saja
misalnya masyarakat tradisional yang hidup ditepi sungai-sungai besar. Penduduk telah
lama memanfaatkan rakit sebagai sarana angkutan untuk menyeberang sungai atau untuk
mengarungi sungai. Mengarungi di sini tentu dimaksudkan menjelajahi sungai dari hulu
di gunung atau pedalaman menuju hilir ataumuara tempat pemusatan kegiatan-kegiatan
yang lebih besar.Dewasa ini keinginan serta kesenangan manusia semakin meningkat dan
kompleks, khususnya dalam memanfaatkan alam.Kegiatan berupa sekedar kegiatan
angkutan konvensional lalu berkembang menjadi kegiatan wisata guna melayani
keinginan dankesenangan manusia untuk berpetualang atau untuk lebih dekat dengan
alam. Sarana berarung jeram pun meningkat, dari sekedar rakitrangkaian bambu menjadi
perahu karet ( raft ) yang menggunakan alat dan sarana serba canggih.
Sejak dipopulerkan di Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an menjadi kegiatan
dan gaya hidup, baik sebagai wahana penelitian alam atau rekreasi, arung jeram
kemudian mewabah ke seluruh dunia. Di Indonesia sendiri olahraga ini masuk sejak
iderally sungai di Sungai Citarum dicetuskan, dengan bersaranakan perahu pendarat sisa
Perang Vietnam. Dari sini kegiatan arung jeramkemudian merambah ke sungai-sungai
lain di Nusantara
Semantara itu di Amerika sendiri berdiri AWA ( American White Water Afiliation
) yang menitikberatkan kegiatannya pada pengembangan standar keamanan dan aturan
operasi olahraga ini. Di Indonesia saat ini kegiatan arung jeram berkembang
secara“menebak-nebak” kepastian keamanan dan tujuannya. Kegiatan ini sempat diberi
sebutan “olahraga arus deras”,“petualangan sungai”,”wisata perahu karet”, ”susur
sungai” dan lain sebagainya. Operator komersial yang bercabang ke seluruh dunia juga
berperan dalam perkembangan arung jeram. Kini semua istilah dan tujuan tidak
lagimempunyai perbedaan yang berarti, khususnya setelah era Kejuaraan Nasional Arung
Jeram dimulai, pada akhir tahun 1994.
Sejak itu informasi mengenai standar keamanan dan kenyamanan disebarluaskan
dalam masyarakat.Sejak awal tahun 1990-an kegiatan arung jeram di Indonesia kembali
marak dengan terbakukannya river boat yang dibuatsecara profesional untuk kegiatan ini,
sejalan dengan mulai masuknya kegiatan komersial sebagai wisata alam. Pembakuan
yangdibuat AWA dan pelaksanaan operasi operator komersial kiranya telah menjadi
standar kegiatan ini di seluruh dunia. Imbas positif bagi petualang, pehobi ataupun bagi
kegiatan komersial adalah standar dan sarana memadai yang menjadikan kegiatan ini
dapat berlangsung secara aman, nyaman dan memuaskan, menjadi kenyataan.
BAB II
SEBELUM BELAJAR BERARUNG JERAM
Seperti kita ketahui, sudah cukup banyak korban kecelakaan arung jeram di
sungai-sungai di Indonesia baik yang dialamioleh perkumpulan penjelajah alam dan
pecinta alam maupun oleh operator-operator arung jeram. Kebanyakan kecelakaan itu
terjadi karena skill yang dimiliki sumber daya manusianya masih kurang, karena
kelelahan dan karena kecerobohan suber daya manusianya. Ada juga yang keberaniannya
cukup tinggi tetapi tidak diimbangi dengan kemampuan.
Beberapa tahun yang lalu peralatan untuk berarung jeram sangat sulit didapat di
Indonesia, dan kalaupun ada harganya sangat mahal. Oleh karena itu sering dalam suatu
pengarungan sungai peralatan yang dipakai hanya seadanya saja, seperti misalnya
menggunakan perahu yang bukan jenis river boat, pelampung yang seadanya atau
pelampung agin yang ditiup. Bahkan cukup banyak pengarung jeram yang tidak
memakai helm. Hal-hal tersebut ini sering berakibat fatal. Sebenarnya ada
kunci pokok untuk menghindari bahaya-bahaya tersebut, yaitu sebagai berikut :
Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk berarung jeram sekarang ini sudah semakin baik
dan modern. Peralatan arung jeram ada beberapa jenis dan ukuran, sesuai dengan
keinginan pemakai. Pada waktu ini sebenarnya tidak ada lagi alasan untuk menyalahkan
peralatan bila terjadi kecelakaan. Kriteria dan peralatan arung jeram yang layak pakai (
standard ) seperti pada bahasan “PengenalanPeralatan“
BAB III
PENGENALAN PERALATAN
PERALATAN PRIBADI
1. PELAMPUNG
Pelampung juga banyak macamnya, tetapi semua mempunyai fungsi yang sama.
Pelampung yang dipakai untuk arung jeram adalah pelampung dengan bahan baku di
dalamnya dari busa yang kedap air, busa bagian depan lebih tebal dari busa bagian
belakang, karena apabila seorang hanyut disungai dalam keadaan tidak sadar atau lemas,
maka otomatis orang tersebut akan terapung tengadah atau muka di permukaan air.
Fungsi pelampung adalah membantu peserta yang jatuh di air agar tetap terapung.
Fungsi sekundernya adalah sebagai pelindung / body protector terhadap benturan baik
berupa rintangan sungai, maupun (dayung) sesama peserta. Selain itu, ada juga
pelampung yang dilengkapi dengan pelindung kepala bagian belakang atau tengkuk.
Jika pelampung terlalu longgar maka saat seseorang tercebur kedalam air
pelampung tersebut akan naik ketas sehingga akan mencekik orang tersebut dan akan
menyulitkannya untuk bergerak sedangkan jika pelampung terlalu kencang maka akan
menghambat jalur pernapasan seseorang. Oleh karena itu pakailah pelampung tidak
terlalu longgar dan tidak juga terlalu kencang.
2. HELM
Fungsi helm adalah untuk melindungi kepala peserta arung jeram apabila kepala
peserta terbentur batu atau benda keras di air.
Helm fiber glass sangat ringan tetapi bisa berbahaya. Apabila terbentur benda
keras, helm fiber glass mudah pecah, pecahnya sengat gampang melukai
apalagi jika helm pecah pada waktu dipakai.
Helm plastik, lebih aman karena tidak mudah pecah seandainya pecah,
pecahannya tidak hancur. Biasanya helm plastik jika pecah hanya retak – retak
saja. Untuk saat ini para operator arung jeram kebanyakan memakai helm ini.
Dalam arung jeram usahakan memilih helm yang menutup hingga belakang
kepala karena helm ini lebih aman dibandingkan helm yang hanya menutup setengah
kepala saja. Namun saat ini helm tersebut jarang dijumpai di operator arung jeram.
3. DAYUNG
Ada beberapa jenis dayung yang bisa digunakan untuk arung jeram, antara lain :
1. Dayung paddle
Dayung ini digunakan untuk pengarungan dengan perahu berawak banyak, jadi
masing-masing awak perahu menggunakan satu dayung. Ukuran panjang dayung
disesuaikan dengan ukuran tubuh dan kekuatan awak perahu serta ukuran perahu.
Panjang dayung umumnya berkisar antara 150 cm-170 cm.
2. Dayung OAR
Ukuran dayung OAR lebih panjang dari dayung paddle, hal ini dikarenakan
dayung OAR memerlukan rangka (frame) sebagai peganggannya. Rangka ini dipasang
melintang di atas tabung perahu. Sepasang dayung OAR (kanan-kiri) digerakkan oleh
satu orang.
4. SEPATU
Untuk melindungi kaki dari kemungkinan terluka, gunakan jenis sepatu yang
dapat melindungi telapak kaki, namun pergelangan kaki dapat tetap bergerak bebas,
termasuk memudahkan untuk berenang. Jenis sepatu yang digunakan biasanya jenis
sepatu dengan alas sepatu yang tipis namun cukup lentur untuk kaki bergerak. Dapat juga
menggunakan sandal gunung.
5. PAKAIAN
Pakaian yang tepat untuk berarung jeram adalah pakaian yang memungkinkan
kita tetap leluasa dalam bergerak. Jangan sekali – kali menggunakan celana jeans, karena
selain tidak mudah kering dan berat , celana jenis ini tidak memungkinkan kita untuk
bergerak dengan leluasa. Biasanya jenis celana dan baju yang digunakan adalah yang
berbahan parasut / berkain tipis.
6. FLIP LINE
Flip line adalah tali yang panjangnya kira-kira setengah meter sampai dua meter
dan kedua ujungnya disimpul dengan sebuah carabiner. Biasanya alat ini dipakai di
pinggang para rafter. Guna flip line adalah :
7. PELUIT
pribadi harus dibawa oleh pengarung yang mempunyai penyakit yang diderita.
10. Peralatan tambahan, meliputi : topi, kaca mata, peralatan mandi, dsb.
Itulah beberapa peralatan pribadi yang harus dimiliki seoarang rafter saat akan
berarung jeram demi tercapainya prosedur keselamatan dalam kegiatan arung jeram.
BAB IV
MORFOLOGI SUNGAI
Pengetahuan tentang karakteristik sungai yang terdiri dari bentukan sungai, lebar
penampang sungai, arus dan bebagai element yang ada di sungai tersebut seperti batu-batuan
ataupun hambatan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mendukung teknik pembacaan jeram ataupun
arus sehingga kita bisa mempersiapkan antisipasi dengan teknik-teknik khusus. Beberapa istilah
morfologi sungai yang sering kita temui antara lain :
1. Arus Utama (Mainstream)
Arus yang paling besar diantara arus-arus yang lain jika terdapat banyak arus. Pada aliran
sungai yang lurus arus utama biasanya ada di tengah sungai. Pada belokan ke kanan arus utama
ada pada bagian kiri luar belokan dan menabrak dinding sungai jika terdapat tebing dan biasanya
terdapat “undercut” pada dinding sungai yang ditabrak oleh arus utama tersebut. Dan sebaliknya
pada belokan ke kiri arus utama ada pada bagian kanan luar belokan
Arus yang paling besar diantara arus-arus yang lain jika terdapat banyak arus.
Pada aliran sungai yang lurus arus utama biasanya ada di tengah sungai. Pada belokan ke
kanan arus utama ada pada bagian kiri luar belokan dan menabrak dinding sungai jika
terdapat tebing dan biasanya terdapat “undercut” pada dinding sungai yang ditabrak oleh
arus utama tersebut. Dan sebaliknya pada belokan ke kiri arus utama ada pada bagian
kanan luar belokan
Suatu arus yang berputar keatas (vertical) dengan sendirinya karena adanya
perubahan bidang jatuh yang cukup drastis setelah arus melewati rintangan/batu (hole)
atau patahan sungai/dam (hydraulic) atau kemiringan dasar sungai yang cukup terjal
(back curling). Arus balik jika ukurannya besar dapat membalikkan perahu jika perahu
masuk miring atau menjatuhkan awak perahu yang kuda-kudanya tidak kuat (refleknya
tidak bagus).
Eddies adalah dimana air berhenti atau mengalir ke hulu (up stream) secara
horizontal yang terjadi karena adanya arus yang menabrak rintangan (batu/benda-benda
lain) dan arus tersebut tidak dapat melewati rintangan itu sehingga terjadi kekosongan
atau kekurangan air serta perbedaan tekanan air yang mengakibatkan air dari arah lain
akan mengalir ke atas (up stream) untuk menyamakan permukaan dengan daerah lain.
Eddies berfungsi untuk tempat berhenti (stop), mengurangi kecepatan (rem) dan
menolong untuk membelokkan perahu (manuver).
4. Hole
Hole adalah permukaan air yang berbentuk lobang dan ada sirkulasi air
dibelakang lobang tersebut. Hole terbentuk karena arus yang melintasi suatu rintangan
dan mengakibatkan terjadinya terjunan air. Terjunan air akan membentuk sirkulasi air
dan permukaan air terlihat seperti lobang. Hole yang terlalu besar akan sangat berbahaya
karena bisa membalikkan perahu atau perahu akan tertahan di hole tersebut. Hole yang
sangat besar dan sirkulasi air dari segala arah disebut toilet bowl, karena bentuk dan sifat
fisikanya seperti air kloset sewaktu di-flushing. Hole ini sangat berbahaya, karena perahu
atau awaknya yang terjatuh dan terperangkap didalamnya sangat sulit dikeluarkan.
Apabila tidak terlalu besar, hole berfungsi untuk mengurangi kecepatan (rem), membantu
manuver serta sangat bagus untuk dilintasi dan bisa juga untuk permainan seperti surf
boat.
Jika permukaan bebatuan dekat dengan permukaan air, maka sebagian dari arus
sungai yang bergerak ke arah hilir akan menaiki bebatuan ini dan melewati bagian
atasnya serta membentuk “benjolan air” yang disebut pillow. Pillow juga dapat menahan
gerak perahu baik di flat maupun di jeram.
Pada belokan sungai arus yang cepat dan aliran yang dalam (arus utama) terdapat
pada lingkaran luar belokan sungai, hal ini diakibatkan oleh adanya kekuatan sentrifugal,
sehingga aliran permukaan yang lebih cepat mengarah dan menumpuk sepanjang tepi
belokan bagian luar. Dan aliran arusnya lebih sempit dari bagian dalam dan alternatif
untuk melaluinya sebaiknya pada bagian dalam. Perahu yang terlanjur masuk aliran
bagian tepi luar belokan kemungkinan akan menabrak dan terhempas.
7. Lidah Air (Tongue of Rapid)
Jika dua alur yang terhambat batu dan membentuk huruf “V” yang mengarah ke
hilir akan terbentuk lidah air. Bila terdapat lebih satu lidah air maka yang terbesar
merupakan arus utama yang sebaiknya dipilih. Biasanya lidah air diikuti oleh gelombang
berdiri.
Letak batuan atau tonjolan batu yang ada di sungai yang tidak beraturan akan
mengakibatkan turbulansi aliran sungai. Disamping itu letak batuan yang tidak beraturan
akan menyulitkan dalam melakukan pengarungan terutama dalam manuver. Banyaknya
batuan yang ada di sungai akan mengakibatkan laju perahu terhambat, perubahan arah
perahu yang tidak dikehendaki, bahkan dapat berakibat perahu tersangkut ( Wrap /
Entrapment ).
Jika penampang sungai melebar akibatnya akan membuat permukaan air menjadi
turun. Jika terjadi pendangkalan yang dapat menyulitkan dalam pengarungan, maka yang
perlu diingat adalah permukaan air dengan ombak yang besar menunjukkan aliran sungai
yang dalam.
11. Hambatan (Strainer)
Hambatan yang dimaksud adalah suatu rintangan yang terjadi karena adanya
pohon tumbang yang menghalangi/melintang di atas aliran sungai. Keadaan ini perlu
dihindari dalam pengarungan, karena menyebabkan perahu akan tersangkut pada
hambatan tersebut.
Merupakan suatu bentukan yang terjadi karena terkikisnya dinding sungai hingga
membentuk rongga. Arus yang mampu membentuk rongga ini biasanya sangat kuat
sehingga jika perahu melewati arus ini akan menyebabkan awak perahu terbentur dinding
sungai atau perahu akan terbalik dan terjebak dalam rongga. Undercut sebisa mungkin
untuk dihindari, karena undercut adalah “ Momok “ yang paling menakutkan dalam
kegiatan arung jeram. Mau simulasi renang di undercut..??
BAB V
TEKNIK DASAR ARUNG JERAM
Ada 3 bagian dayung yaitu T Grip (pegangan berbentuk Huruf T), batang, dan
Blade. Cara memegang dayung jika anda duduk di sisi kiri prahu, genggam T grip dengan
tangan kanan anda dengan cara meletakkan keempat jari diatas bagian horisontal dan ibu
jari di bagian bawahnya. Kemudian tangan kiri memegang bagian batang tepat di tengah-
tengahnya. Teknik ini berfunsi untuk memaksimalkan power dan menjaga keamanan
ketika mendayung agar controling dayungan lebih baik.
Dayung Maju Yaitu ayun atau dorong dayung ke depan, kemudian masukkan
blade ke air (hingga 1/2 dari blade masuk) kemudian tarik kebelakang.
Hendaknya ketika mengayunkan blade ke depan posisi tangan juga lurus
kedepan dan saat menarik gunakan otot pinggang saat menariknya. Dayung
maju ini berfungsi untuk menambah kecepatan laju prahu.
r
Dayung Mundur : Dayung mundur ini kebalikan dari dayung maju, yaitu
tarik dayung kebelakang diatas permukaan air kemudian masukkan blade
kedalam air dan dorong kedepan hingga tangan lurus ke depan. Dayung
mundur inti berfungsi untuk menahan laju prahu atau berjalan mundur jika
dibutuhkan.
Dayung Tarik : Dayung tarik ini ada 2 macam yaitu "Kanan Tarik" dan
"Kiri Tarik". Kanan Tarik yaitu awak prahu yang duduk di sisi kanan
prahu melakukan dayungan kearah prahu. Caranya raihlah jangkauan
dayungan ke arah luar prahu sejauh mungkin,arahkan blade ke arah sisi prahu.
Masukan blade ke air dan tarikalah ke arah prahu. Dayungan kanan tarik ini
berfungsi untuk memberikan efek prahu bergeser ke kanan atau menahan
prahu agar tdak terbawa arus ke kiri. Kiri Tarik kebalikan dari kanan tarik
dengan cara awak prahu yang ada diseblah kiri melakukan cara yang sama
seperti kanan tarik. Dayungan kiri tarik ini berfungsi untuk memberikan efek
prahu bergeser kekiri atau menahan prahu agar tidak terbawa arus kearah
kanan.
Perhatikan awak prahu yang ada diseblah kanan, mereka sedang mlekukan
dayungan kanan tarik tepat di belokan sungai ke kiri. Ini dilakukan supaya prahu tidak
terbawa arus yang menabrak tebing di sisi kiri badan sungai. (foto:mapala unisi Latgab
lanjut FAJY)
Aba-Aba
Untuk keseragaman seluruh awak, harus ada komando yang jelas dan singkat.
Yang sering kita pergunakan adalah :
Beberapa tekhnik dayungan yang wajib dikuasai jika kita ingin berarung jeram
diantaranya sebagai berikut:
3. Dayung Tarik (Kanan) Tujuan dari dayung tarik ini yaitu untuk
menggeser perahu kearah kanan. Dalam berarung jeram biasanya
digunakan untuk menghindari batu ataupun rintangan yang terletak
disebelah kiri perahu sehingga tidak terjadi benturan dengan perahu.
Caranya yaitu awak yang terletak disebelah kanan menancapkan
dayung jauh kesamping dan menariknya kearah perahu sedangkan
awak yang terletak disebelah kiri manancapkan dayungnya tegak lurus
mendekati lambung perahu dan ditolak menjauhi perahu. Dalam
dayung tarik ini, usahakan posisi dayung tetap tegak lurus (900)
terhadap permukaan air.
4. Dayung Tarik (kiri) Dayung tarik (kiri) ini berlawanan dengan dayung
kanan tarik. Tujuan dari dayung tarik ini yaitu untuk menggeser
perahu kearah kiri. Caranya yaitu awak yang terletak disebelah kiri
menancapkan dayung jauh kesamping dan menariknya kearah perahu
sedangkan awak yang terletak disebelah kanan manancapkan
dayungnya tegak lurus mendekati lambung perahu dan ditolak
menjauhi perahu.
5. Dayung Pancung (kanan) Tujuan dari dayung Pancung Kanan ini yaitu
untuk membelokkan perahu kearah kiri. Caranya yaitu awak dalam
perahu yang terletak paling depan, sebelah kanan mengambil
dayungan dari arah depan perahu ditarik kearah samping kanan perahu
sedangkan awak yang terletak disebelah kiri mengambil dayungan dari
samping kiri perahu digeser sampai depan perahu. Dayung pancung ini
sering digunakan ketika dalam jeram untuk menghindari batu atau
rintangan yang terletak didepan perahu yang dapat menyebabkan Wrap
(Perahu Tersangkut).
3. Portegees
Merupakan manuver yang dipergunakan para pelaut portugis dengan mengarahkan
perahu langsung ke sasaran yang dituju. Ini membutuhkan kekuatan merengkuh dayung
yang sangat kuat.
4. Keluar dan Masuk ke Eddies Yang harus diperhatikan adalah kecepatan dan sudut masuk
perahu. Besar sudut dan kecepatan perahu harus disesuaikan dengan besar kecilnya
eddies dan kecepatan arus.
Safety/Keselamatan
Untuk menjaga keselamatan seluruh awak, maka safety prosedur yang ada harus
kita upayakan sedini mungkin, yang meliputi :
Tetapi meskipun kita telah mengupayakan hal tersebut secara maksimal, kita tetap
harus mempersiapkan diri menghadapi keadaan darurat, seperti :
Cara berenang yang benar yakni dengan posisi terlentang dan kaki berada di
depan kita seolah-olah kita dapat melihat ujung kaki kita. Apabilka masuk ke dalam
sebuah hole, usahakan berenang ke arah samping atau masuk ke dasar sungai dan
sekalian mengikuti arus bawah ke depan.
Teknik terbaru adalah ‘z-drag’, yakni teknik melepaskan perahu dengan membuat
bentuk tali menyerupai huruf z dengan bantuan carabiner dan pulley.
Penyelamatan
Ditujukan untuk penyelamatan diri sendiri atau teman kita. Disamping itu bisa ditujukan ke
perahu atau awak perahu.
Penyelamatan perahu
Apabila terjadi wrapped maka teknik ‘z-drag’ seperti di atas dapat kita pakai,
tetapi apabila ada awak yang terjepit perahu, maka penanggulangan secepat mungkin
dibutuhkan untuk penyelamatan nyawa awak, yakni dengan mengurangi tekanan udara
perahu dengan cara merobek perahu sehingga awak perahu yang
terjepit dapat segera keluar dari himpitan.
BAB VI
TEKNIK PENGARUNGAN
Perahu ini dikemudikan oleh pemandu yang cukup bagus karena pemandu ini
mempunyai tugas untuk menjaga perahuyang ada di belakangnya. Bila perahu mengalami
kecelakaan atau ada peserta yang jatuh, pemandu ini biasanya sudah cukup mahir
melakukan penyelamatan meskipun peserta yang ada di dalam perahu sendiri yang
terjatuh. Pemandu itu sendiri sudah mampu dengancepat melakukan penyelamatan.
Perahu ini dikemudikan oleh pemandu yang terbaik dan pemandu ini juga disebut
trip leader. Trip leader memimpin pengarungan. Ia bertanggung jawab atas semua
kejadian atau masalah-masalah yang terjadi dalam pengarungan. Pemandu ini pula yang
membawasemua peralatan penting dalam pengarungan, seperti pompa, kotak PPPK,
repair kit dan sebagainya. Peralatan yang lain, seperti rescuekit dan dry bag harus dibawa
oleh masing-masing pemandu.
Maksud dari sweep boat harus membawa peralatan itu adalah karena pemandu
sweep boat adalah perahu terakhir, jadi kalau ada masalah, misalnya perahu kempes atau
bocor, ada peserta yang terlukadiperahu yang lain dan sebagainya, perahu yang
menghadapi masalah dapat menunggu perahu terakhir karena peralatan ada di perahu
terakhir.
Kalau peralatan ditempatkan di perahu yang lain dan ada masalah dengan salah
satu peserta, maka perahu terakhir akan kesulitan untuk mendapatkan atau memberikan
pertolongan kepada peserta tersebut karena harus mengejar perahu yang membawa
peralatanyang diperlukan.atau ada peserta yang jatuh, pemandu ini biasanya sudah cukup
mahir melakukan penyelamatan meskipun peserta yang adadi dalam perahu sendiri yang
terjatuh. Pemandu itu sendiri sudah mampu dengan cepat melakukan penyelamatan.
B. SALING MENUNGGU
Maksud dari saling menunggu adalah untuk memastikan bahwa perahu yang di
belakang ada yang menjaga. Dalam suatu pengarungan sungai yang belun pernah
diarungi atau suatu ekspedisi, harus selalu berhenti sebelum jeram untuk scouting
danmerencanakan pengarungan dan berhenti pula di sesudah jeram untuk menjaga perahu
yang lain yang akan mengarungi jeram tersebut.Biasanya pemandu yang menjaga ini
akan mnghentikan dan menambatkan perahunya di tepi sungai, kemudian mengambil
peralatan penyelamatan dan mencari tempat untuk menjaga keamanan perahu yang akan
mengarungi jeram. Begitu pula dengan perahu yanglain, bila telah melewati jeram, selalu
melakukan hal seperti itu.
BAB VII
KOMUNIKASI
Contoh Pluit Signal ( Whistle )Bunyi pluit satu kali berarti perhatian.Bunyi pluit dua kali
berarti go ( mulai atau melanjutkan perjalanan ).Bunyi pluit tiga kali berarti need help atau butuh
pertolongan. Semua pemandu yang mendengar signal ini harus berhenti danmenambatkan
perahu, kemudian mendatangi tempat pluit berbunyi dengan membawa peralatan penyelamatan (
rescue kit ).Dalam mengunakan sehari-hari hand signal tidak berfungsi kalau tidak diawali
dengan signal pluit atau suara keras, karena tidak mungkin memberikan hand signal kepada
orang yang tidak melihat.Contoh beberapa bentuk Hand Signal:
Eddy Out
Tangan dijulurkan keatas dengan telunjuklurus ke atas dandigerakan berputar.Jika
diperlukantunjukan tempat eddyout tersebut
Stop
Kedua tangan direntangkan kesamping atau dayungdipegang horisontal di atas kepala
O.K.
Satu tangan dengantelapak tangan terbukadigerakkan naik turunmenyentuh kepala di ataskepala.
Perahu Wrap
Kedua tangan di ataskepala disatukan,yang satu terkepal,yang satunya lagimembungkus kepalan
tangan tersebut.
Perahu Flip
Satu tangan di atas kepaladengan telapak tangan menghadap ke atas dibolak-balik,diulang
beberapa kali sampaiorang lain mengerti.
Perlu P3K
Kedua tangan tergenggam dan disilangkan diatas kepala.
Perlu Pompa
Kedua telapaktangan ditumpukdi atas kepaladan digerakkannaik turun,seperti gerakan
memompa.
Jalur kanan dan kiri
Satu tangan menunjukkan signal “”atau signal “” dan tangan yangsatunya menunjukkan arah
yang harusdilalui. Ok go.
Komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam melaksanakan kegiatan
pengarunagan sungai, baik untuk mencegahkejadian yang tidak diinginkan ataupun
mengatasi sutau kejadian yang telah terjadi.
Untuk dapat menggunakan signal-signal tersebut di atas, harus ada hukum atau
patokan yang sama bagi setiap anggota team. Hukum atau patokan signal tersebut
haruslah mudah dilakukan dan mudah dimengerti.
BAB IX
RESCUE
SELF-RESCUE
Dalam kegiatan arung jeram, keselamatan setiap peserta adalah hal yang utama.
Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan arung jeram ini.
Namun peserta harus selalu menyadari, kegiatan arung jeram tidak akan pernah lepas dari
segala resiko dan bahaya; baik oleh faktor manusia, peralatan, maupun faktor alam yang
menyertainya.
Meski begitu, anda tidak perlu cemas, karena justru di sinilah letak salah satu
kegembiraan yang akan anda rasakan saat bermain-main dengan air.
Self rescue atau tindakan penyelamatan diri saat melakukan kegiatan arung jeram
ini perlu anda cermati betul. Walaupun anda dipandu skipper yang berpengalaman, ia
tetap memiliki keterbatasan. Sehingga hal terbaik yang harus anda lakukan adalah
melakukan tindakan penyelamatan diri sebelum datang tim rescue yang akan membantu
anda.
Berikut dijelaskan hal apa saja yang harus anda lakukan dalam self rescue:
1. Swimmer
Adalah istilah yang digunakan oleh kalangan boater untuk menyebut orang yang
terlempar keluar dari perahu saat berarung jeram. Jika anda belum pernah
mengalaminya, percayalah suatu saat anda akan mengalaminya. Bagi anda yang baru
kali pertama melakukan kegiatan arung jeram, tidak perlu khawatir.
Banyak peserta yang kali pertama mengikuti kegiatan arung jeram mengalami hal
ini dan tidak terjadi apa-apa dengan mereka. Bahkan menjadi cerita menarik bagi rekan-
rekannya dan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang mengalami. Namun tak sedikit
pula peserta yang tidak mengalaminya dalam setiap kegiatan yang diikuti.
Hal pertama yang harus anda lakukan jika mengalami swimmer: Jangan panik!
Mengapa jangan panik? Karena jika terjadi kepanikan, anda tidak akan tahu apa
yang harus anda lakukan untuk tindakan self rescue. Setelah anda dapat mengatasi rasa
panik, selanjutnya anda harus menyadari dan mengetahui situasi di sekeliling anda.
Apakah di belakang anda terdapat perahu? (Baik perahu yang melemparkan anda ataupun
perahu lain)
Jika ya, berusahalah mendekatinya dari arah samping pada arus yang relatif
tenang dengan aggressive swimming position. Jangan lakukan ini dari arah depan karena
anda dapat terseret perahu. Jika telah dekat, gapai dan peganglah boat line pada perahu.
Tunggu sampai rekan anda menarik dan menaikkan anda ke atas perahu kembali dengan
cara menarik bahu pelampung yang anda kenakan.
Apakah di dekat anda terdapat tim rescue yang akan melemparkan throw bag/rescue
rope?
Jika ya, raih throw bag/rescue rope yang dilemparkan. Pegang erat pada bagian
tali, jangan pada bagian kantong tali. Pegang dengan tetap melakukan teknik defensive
swimming sambil tim rescue menarik anda ke tepian sungai.
Apakah di dekat anda terdapat rintangan atau obstacle (bebatuan, dahan/ranting, atau
pohon tumbang)?
Jika ya, hindari daerah tersebut baik dengan aggressive swimming ataupun
defensive swimming.
Jika ya, hindari daerah tersebut secepat mungkin dengan aggressive swimming.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju
tepian sungai.
Apakah anda berada di bawah perahu terbalik?
Jika ya, segeralah keluar dari bawah perahu dengan cara menyelam ke arah hulu
atau ke samping. Jangan menyelam ke arah hilir karena anda akan tetap terperangkap di
bawah perahu.
Jika ya, lakukan aggressive swimming dengan mengikuti putaran arus ke arah luar
yang menuju hilir. Atau dapat juga dilakukan dengan menyelam pada bagian tengah
pusaran dengan posisi berdiri sampai kaki menyentuh dasar sungai; lalu tolakkan kaki
anda sekuat mungkin ke arah hilir.
Tak disangsikan lagi, arung jeram telah menjadi suatu kegiatan yang sangat
populer dibandingkan dengan kegiatan kepetualangan lainnya. Arung jeram dapat
dinikmati beramai-ramai tanpa memandang usia, status sosial, tingkat pendidikan, dan
profesi seseorang.
Saat ini telah banyak sungai yang dapat diarungi serta dikelola secara profesional
oleh beberapa operator arung jeram. Mereka menawarkan berbagai paket kegiatan
dengan tingkatan umur dan kemampuan calon kunsumennya. Mulai dari sungai dengan
tingkat kesulitan mudah, sampai sungai yang menjanjikan tantangan dan petualangan.