Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN DAN INOVASI MAKANAN TRADISIONAL GALENDO KHAS

CIAMIS JAWA BARAT DENGAN PENDEKATAN DESIGN THINKING

Saepul Adnan 1, Devi arianty1,


1
Universitas Muhammadiyah Bandung,
Jl. Palasari 9A Bandung 40263, West Java, Indonesia

Email: 1adnand.adn@gmail.com , 1senjas10@gmail.com

Abstract
Galendo is a type of local commodity from Ciamis West Java, which is less utilization. The
combination of galendo and chocolate (Galecho) is one of the innovations that is still rarely done
by the local area. Addition of chocolate to add nutritional value and also provide benefits from
the taste and texture produced. This study uses a qualitative method using the design thinking
approach. The results of the study show that Galecho products have added value from traditional
foods that meet user expectations, which is good taste, attractive appearance, easily obtained and
liked by young people.
Keywords: Galendo, Chocolate, Galecho, Design Thinking, Traditional Food.

1. PENDAHULUAN adanya pemanfaatan bahan pangan lokal


Makanan tradisional merupakan wujud yang sudah banyak diolah menjadi makanan
dari keanekaragaman budaya berciri khas ringan atau snack yang dapat dengan mudah
kedaerahan dan mencerminkan potensi alam ditemui oleh masyarakat.
dari masing masing daerah. Makanan Coklat merupakan salah satu jenis
tradisional diolah dengan peralatan makanan ringan yang sangat disukai oleh
sederhana dan umumnya menggunakan semua kalangan masyarakat dari berbagai
bahan bahan lokal yang tidak memerlukan jenis umur. Hal ini disebabkan karena
keterampilan khusus dalam mengolahnya rasanya yang manis, tekstur yang lembut
sehingga biaya yang dibutuhkan relatif serta memiliki efek kesehatan bagi tubuh,
murah (Lestari, Sari, & Utami, 2014). seperti antidiabetes, anti obesitas, antitumor,
Diversifikasi pangan yang bersumber dari anti inflamantory serta mempercepat proses
bahan pangan lokal menjadi salah satu penyembuhan. Menurut (Zomer, Owen,
keutamaan untuk dapat dikembangkan Magliano, & Reid, 2012). Mengkonsumsi
menjadi berbagai macam produk yang dapat coklat khususnya dark coklat dapat
menunjang pola konsumsi setiap hari. Saat memberikan efek positif terhadap
ini, produk lokal yang inovatif, praktis dan penghambatan resiko pernyakit
bernilai gizi tinggi menjadi trend konsumsi kardiovaskuler. Hal ini disebabkan karena
pangan yang semakin digemari oleh seluruh coklat memiliki kandungan antioksidan
kalangan masyarakat. Hal ini didukung oleh yang mampu menghambat pathogenesis dari
beberapa penyakit yang dapat menimbukan karena rasanya yang tidak semua orang suka
efek kardiovaskuler seperti atherosclerosis. menyebabkan galendo tidak banyak
Pemanfaatan coklat sebagai cemilan saat diminati oleh banyak kalangan. Galendo
ini sudah mengalami banyak inovasi dalam coklat merupakan salah satu bentuk inovasi
pengolahannya. Pembuatan kue atau biskuit, yang masih jarang dilakukan oleh daerah
es krim, permen dan makanan ringan setempat. Penambahan coklat selain
lainnya sudah menggunakan coklat sebagai berfungsi menambah nilai nutrisi juga dapat
bahan tambahan yang wajib diberikan untuk memberikan keuntungan dari cita rasa dan
meningkatkan cita rasa dari produk tersebut. tekstur yang dihasilkan. Berbagai inovasi
Coklat batangan merupakan jenis produk yang dilakukan untuk menghasilkan
yang sangat umum ditemui dengan banyak makanan tradisional berbahan lokal yang
nya variasi rasa. Adanya penambahan lebih menarik, yaitu dengan menambahkan
kacang-kacangan ataupun susu menjadi bahan baru, kombinasi bahan baku,
andalan pembuatan coklat yang teknologi pengolahan dan teknologi
memberikan sensasi gurih dan legit saat pengemasan. (Guerrero, Claret, Verbeke,
dikonsumsi. Namun pembuatan coklat Sulmont-Rossé, & Hersleth, 2016).
dengan penambahan komoditas lokal selain Umumnya inovasi suatu produk
kacang-kacangan masih sulit ditemui bertujuan untuk memberikan nilai tambah
dimasyarakat, sebagai bentuk inovasi dan pada konsumen dengan melihat persepsi
penganekaragaman produk hasil nabati atau penerimaan konsumen tersebut. Salah
lainnya yang dapat dijadikan campuran satu metode yang bisa digunakan adalah
dalam pembuatan coklat. dengan menggunakan pendekatan design
Galendo adalah salah satu jenis thinking. Pendekatan design thinking adalah
komoditas lokal dari daerah Ciamis yang sebuah penyelesaian masalah yang berfokus
masih rendah pemanfaatannya. Galendo pada manusia sebagai penggunanya.
merupakan hasil samping dari daging kelapa Pendekatan ini tidak hanya menghasilkan
yang sudah diparut dan diambil santannya, produk yang dapat dijual, namun juga
kemudian dipanaskan untuk menghasilkan menghasilkan teknologi tepat guna yang
minyak sedangkan endapannya yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
berwarna coklat dibuat menjadi galendo konsumen atau penggunanya (Ramdhan,
(Masduki, 2012). Produk galendo 2016). Design Thinking memiliki 5
merupakan bagian dari kearifan lokal yang tahapan,antara lain: Empathy, Define,
berdasarkan nilai-nilai ketahanan pangan Ideate, Prototype dan Test (Hwa, 2017).
daerah Ciamis. Galendo merupakan produk Tahapan ini tidak selalu berurutan dalam
asli Ciamis yang masih bertahan hingga saat penerapannya bisa juga dilakukan secara
ini dan memiliki nilai yang ekonomis untuk acak dan bahkan berulang ulang untuk
pemasukan daerah sebagai oleh-oleh bagi menghasilkan produk sesuai yang
wisatawan yang hendak mengunjungi diinginkan oleh pengguna.
daerah tersebut. Empathy adalah proses memahami dan
Galendo umunya hanya diolah dalam terlibat dan berperan sebagai pengguna
bentuk padatan dan dikemas dengan sehingga mampu mengungkap apa yang
berbagai ukuran, tanpa adanya bahan menjadi permasalahan dan kebutuhan
tambahan untuk meningkatkan cita rasa dari pengguna secara mendalam. Pada tahap ini
produk tersebut. Hal ini menyebabkan dilakukan lagkah langkah Field Observation
keanekargaman produk galendo masih yakni pengamatan dilapangan yakni
kurang dipasaran lokal bahkan nasional, pendekatan terstruktur untuk mengamati
aktivitas, perilaku pengguna ketika Pembuatan Prototype adalah proses
berinteraksi di lingkungannya. Deep wujudkan ide menjadi bentuk yang mudah
Interview yakni melakukan wawancara yang dilihat dan dirasakan oleh pengguna.
mendalam untuk mengetahui pandangan, Tahapan test merupakan peluang Penelitian
permasalahan dan kebutuhan pengguna baik ini bertujuan untuk melakukan inovasi
yang disadari maupun tidak disadari oleh produk galendo sebagai makanan tradisional
pengguna. Needs Finding yakni proses untuk khas Ciamis Jawa Barat dengan pendekatan
mengungkap kebutuhan pengguna yang tidak design thinking. Galendo diformulasi dengan
terpenuhi, Define adalah kemampuan cokelat yang merupakan makanan yang
mengungkap hasil temuan pada tahap sangat digemari oleh semua kalangan
empathy. Tahap ini merupakan tahap yang khususnya anak muda sehingga dihasilkan
kritis dalam proses desain sebab tahapan ini inovasi produk galendo cokelat dengan nama
secara jelas mengekspresikan permasalahan Galecho dengan harapan mampu menjadi
yang tepat untuk dicarikan solusinya. Tahap makanan yang disukai anak muda sebagai
Ideate adalah tahap mencurahkan ide ide target pasarnya. Selain itu, pengembangan
yang mungkin sebagai solusi terhadap produk ini juga bertujuan melestarikan
permasalahan. Ide yang muncul pada tahap makanan tradisional galendo yang mulai
ini dapat digunakan untuk membuat ditinggalkan oleh generasi anak muda.
prototype yang akan diujikan ke pengguna.
Dalam pendeketan design tahap
Empathy dilakukan melalui wawancara
2. METODE PENELITIAN
terstruktur sekaligus mengamati (observe),
Penelitian ini merupakan penelitian terlibat (engage) berinteraksi dengan
kualitatif yang melakukan pengamatan data pengguna sehingga dapat membantu
berdasarkan ungkapan subjek penelitian memahami apa yang menjadi kebutuhan
dengan tujuan memperoleh uraian lengkap pengguna baik yang disadari ataupun tidak,
melalui esensi pengalaman (Mulyana & dan merasakan (immerse) langsung apa yang
Solatun, 2010). Penelitian ini menggunakan dialami atau dirasakan oleh pengguna. Pada
data primer dan sekunder (Sugiyono, 2017). tahap define, identifikasi dan mensintesis
Data primer adalah yang diperoleh secara permasalahan ini pengguna untuk dibuatkan
langsung dari objek penelitian melalui solusinya pada tahapan ideate. Setelah
penyebaran kuesioner, wawancara mendapatkan permasalahan inti dari tahapan
terstruktur dan Focus Group Discussion sebelumnya, pada tahap ideate dilakukan
(FGD) terhadap 15 pengguna di sekitar proses brainstorming untuk membantu
kampus Universitas Muhammadiyah mengidentifikasi kebutuhan dan solusi ide
Bandung. Menurut (Sugiyono, 2017), data terhadap permasalahan pengguna.
sekunder adalah data yang diperoleh dari Pembuatan prototype adalah jalan untuk
hasil pencarian artikel penelitian melakukan test fungsionalnya. Tahap ini
sebelumnya, buku pengetahuan dan literatur menciptakan kesempatan untuk mewujudkan
lainnya yang diperoleh dari internet. ide-ide, menguji kepraktisan desain dan
untuk menyelidiki bagaimana pada produk prototype tersebut dalam
pelanggan terlibat dan merasakan suatu tahapan test ini. Tahapan test dilakukan
produk. Setelah prototype berhasil secara berulang dan bukan merupakan proses
diwujudkan, maka perlu dilakukan pengujian sekali siklus kepada pelanggan yang
dilakukan wawancara sebelumnya. Apabila protoptype dapat diperbaiki dan dilakukan
dalam tahap ini mengalami kesalahan maka test kembali (Institute of Design, 2019).

Gambar 1. Kerangka Proses Design Thinking


Sumber : Institute of Design - Stanford University (2018) yang diolah

3. HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan untuk menemukan karakter


demografi pelanggan dan mengembangkan
a. Empathy
Melibatkan pengguna atau konsumen pengertian yang lebih baik tentang
dalam proses pengembangan dan inovasi lingkungan, prilaku, dan aspirasi yang
produk menjadi hal penting dalam berguna untuk menentukan ide solusi dalam
perkembangan ilmu dan teknologi pangan rangka menjawab permasalahan pengguna.
(Olsen, 2014). Tahap empathy dalam design Pandangan ahli pangan kontemporer
thinking merupakan alat ukur yang menyebutkan bahwa wawasan konsumen
digunakan untuk mengetahui profil pengguna atau pengguna merupakan tolok ukur dan
berdasarkan apa yang mereka lihat, dengar, validasi suara ahli dalam menentukan produk
pikirkan dan rasakan, katakan dan lakukan, baru (Olsen, 2014) sehingga tahap empathy
apa yang menjadi kerugian atau halangan ini merupakan kunci untuk menentukan tahap
yang dirasakan, serta keuntungan apa yang selanjutnya dalam design thinking. Hasil
didapat oleh pengguna. Alat ini digunakan wawancara dan FGD diperoleh data yang di
dalam proses wawancara untuk mendapatkan kelompokan berdasarkan
informasi yang mendalam untuk menemukan Demografi/kebiasaan yakni : persona,
permasalahan dan kebutuhan inti dari aktivitas yang dilakukan. Personal
pengguna. Secara detail proses empati Motivation, meliputi : kebutuhan akan
makanan, makanan yang disukai, dan cara karakteristik pengguna, kebutuhan atau
memperoleh makanan; dan Area yang keinginan yang pengguna rasakan serta apa
relevan dengan problem statement (Tabel 1). alasannya muncul kebutuhan atau keinginan
Penemuan masalah disusun berdasarkan tersebut.

Tabel 1. Pengelompokan Berdasarkan Demografi, Personal Motivation dan area yang


relevan dengan problem statement

Area yang relevan dengan


Demografi Motivasi Personal problem statement

Persona Kebutuhan akan makanan Kendala Mendapatkan


• Memiliki aktifitas yang padat • Mengeyangkan/ pengganti nasi • Jarak yang jauh
• Menyukai makanan tradisional • Cemilan • Sulit menemukan pedagang
• Menyukai makanan modern • Praktis makanan tradisional
• Pekerja • Harga yang terjangkau
• Mahasiswa • Unik

Makanan Kesukaan Kelebihan makanan


• Sehat tapi enak tradisional galendo
Aktivitas yang dilakukan • Banyak tapi murah • Rasanya unik, manis, legit, gurih
• Manis • Wangi kelapa
• Pedas • Mudah dikonsumsi
• Kuliah • Olah raga Cara Memperoleh Kekurangan makanan
• Berorganisasi • Nonton film • Ditoko oleh-oleh
• Bekerja • Membaca tradisional galendo
• Pasar • Tidak tahan lama
• Jalan-jalan • Berkumpul • Pedagang kaki lima
dengan • Penampilan kurang menarik
• Kulineran • Toko online
keluarga/tem • Mini market • Hanya didaerah tertentu
an • Acara-acara

Akses Informasi
• Media sosial
• Dari teman
• Koran
• Poster

b. Define pengamatan pada tahap empathy diseleksi


Tahapan define adalah kemampuan berdasarkan prioritas masalah yang akan
mengungkap informasi dari tahap empati diselesaikan (Gambar 1). Pada gambar
yang dikembangkan untuk menghasilkan tersebut menunjukan masalah terpilih
permasalahan inti atau point of view (POV) (permasalahan inti pengguna), bahwa mereka
yang akan digunakan untuk menemukan berkeinginan mengkosumsi makanan
solusi. POV dikatakan relevan apabila tradisional, namun kesulitan mendapatkan
memiliki fokus dalam membingkai masalah, makanan tersebut dan juga penampilan
menyedikan referensi untuk mengevaluasi makanan tradisional kurang menarik. Itu
ide ide terkait, menangkap hati dan pikiran artinya bahwa pengguna menginginkan
pelanggan yang di temui dan digunakan makanan tradisional yang enak,
sebagai pemadu berinovasi mengembangkan berpenampilan menarik dan mudah didapat.
produk (Ramdhan, 2016). Hasil analisis
Gambar 2. Pengorganisasian Permasalahan Pengguna

c. Ideate dengan memanfaatkan pemikiran kolektif


Ideat atau ideasi adalah model dari kelompok, saling terlibat, mendengarkan,
proses desain yang berfokus pada pembuatan dan membangun ide-ide lain. Metode ini
ide, dengan tujuan untuk menghasilkan fokus pada satu masalah bahwa pengguna
sejumlah besar ide - ide yang berpotensi ingin mengkonsumsi makanan tradisional
menginspirasi ide-ide baru yang lebih baik yang enak, berpenampilan menarik dan
yang kemudian dapat dipecah menjadi yang mudah untuk mendapatkannya.
terbaik, paling praktis dan inovatif
(interaction design foundation). Ada Tahapan brainstorming yang dilakukan,
beberapa teknik ideasi yang dapat digunakan dimulai dari pernyataan masalah inti
untuk mengumpulkan ide, yakni pengguna, sudut pandang, kemungkinan
brainstorming, Scamper (interaction design pertanyaan, rencana, atau tujuan dan tetap
foundation), D.i.s.r.u.p.t (Wadhawani fokus pada topik. Kerangka ini mengantarkan
foundation), mind mapping, inspirasi pada pilihan mengangkat makanan
analogis dan lain lain. Pada penelitian ini, tradisional khas Ciamis, Jawa Barat yakni
digunakan metode brainstorming untuk galendo yang dikombinsikan dengan cokelat
menghasilkan ide terbaik. Metode yang merupakan makanan yang disukai oleh
brainstorming menghasilkan banyak ide
generasi muda dengan nama produk adalah memberikan respon terhadap prototype
Galecho. Galecho, apakah produk tersebut di terima,
dan diperiksa ulang atau ditolak berdasarkan
d. Prototype & Test
pengalaman pengguna dalam mengkonsumsi
Pada tahapan, ide terbaik dari proses
makanan ringan berbahan dasar coklat.
ideate diwujudkan dengan membuat produk
(Harrington, 2004) menyebutkan bahwa
yang melibatkan pembuatan versi produk
pegujian terhadap produk formulasi
awal, murah, dan diperkecil untuk
merupakan proses simultan dan berulang
mengungkapkan masalah yang dihasilkan
sehingga akan dihasilkan produk terbaik
pada tahap sebelumnya (interaction).
sesuai dengan keinginan pengguna.
Formulasi galendo dan coklat merupakan
salah satu teknik penggabungan dengan Pada akhir tahap ini, akan diperoleh
metode DISRUPT atau SCAMPER. gagasan yang lebih baik tentang kendala
Galendo dikombinasikan dengan coklat yang melekat pada produk dan memiliki
dengan berbagai formula kemudian pandangan yang lebih jelas tentang
dilakukan test terhadap tekstur, rasa, bentuk, bagaimana pengguna yang sebenarnya akan
warna dan kemasannya pada pengguna di berperilaku, berpikir, dan rasakan ketika
lingkungan Universitas Muhammadiyah berinteraksi dengan bagian akhir produk
Bandung. Pengguna diminta untuk Galecho (Gambar 3).

Gambar 3. Produk Akhir Galecho


e. Inovasi Galecho Meningkatkan Nilai menghasilkan informasi atau atribut mana
Tambah Produk yang harus dimiliki suatu produk dan
Pengujian produk yang melibatkan bagaimana suatu produk harus diposisikan
pengguna atau konsumen telah berkontribusi untuk menarik konsumen. (Olsen, 2014).
pada proses inovasi produk makanan dengan Menurut (Guerrero, Claret, Verbeke,
Sulmont-Rossé, & Hersleth, 2016) konsep Facebook dan instagram yang dapat diakses
inovasi didefinisikan sebagai proses oleh remaja/anak muda sebagai target
penambahan bahan baru, kombinasi produk pasarnya.
baru, atau berbagai sistem pemrosesan
termasuk proses pengemasan yang berasal
dari bahan lokal/tradisonal yang kemudian IV. KESIMPULAN
disajikan dalam bentuk dan penampilan
berbeda sehingga lebih menarik dibanding Pendekatan design thinking adalah salah
produk asalnya. Perubahan atau inovasi kecil satu metode penyelesaian masalah yang
terhadap makanan tradisional akan memiliki mudah, cepat dan murah dalam
peluang lebih besar untuk diterima konsumen pengembangan dan inovasi produk makanan
daripada jika perubahan itu signifikan tradisional yang berpusat pada konsumen
dilakukan. Secara umum, semakin kompleks sebagai pengguna. Implementasinya dapat
proses teknologi yang dilakukan semakin menciptakan produk sesuai harapan
kritis konsumen terhadap produk yang pengguna melalui tahapan empathy, define,
dihasilkan (Guerrero, Claret, Verbeke, ideate, prototype dan test. Pengguna
Sulmont-Rossé, & Hersleth, 2016) . menginginkan makanan tradisional yang
Respon pengguna atau konsumen enak, berpenampilan menarik dan mudah
terhadap produk Galecho menghasilkan jenis didapat yang diwujudkan dalam bentuk
produk coklat dengan cita rasa kelapa yang prototype Galecho yang merupakan
gurih dan dapat diterima dengan baik. kombinasi galendo sebagai makanan
Konsumen menginginkan produk Galecho tradisional khas ciamis Jawa Barat dengan
dibuat dalam bentuk persegi dengan ukuran makanan ringan berbahan dasar dark
1,5 x 1,5 cm dan dibungkus dengan chocolate yang disukai oleh anak muda
alumunium foil kemudian dikemas sehingga dapat memberi nilai tambah
menggunakan kertas kemasan yang menarik terhadap makanan tradisional tersebut.
yang dapat dikonsumsi kapanpun dan
dimanapun. DAFTAR PUSTAKA
Kemasan Galecho dibuat dengan
penampilan yang menarik. Kemasan Guerrero, L., Claret, A., Verbeke, W.,
dikatakan menarik apabila memiliki estetika Sulmont-Rossé, C., & Hersleth, M.
dalam keserasian antara bentuk dan penataan (2016). Innovation In Traditional
desain grafis tanpa melupakan jenis, ciri dan Food Product : Does It Make Sense ?
sifat barang yang diproduksi (Iffan, 2016). Innovation Strategies in the Food
Kemasan Galecho berwarna kuning Industry, 77-89.
bergambar coklat yang meleleh dengan motif
garis cokelat. Label kemasan Galecho Harrington, R. J. (2004). The Culinary
dilengkapi dengan informasi komposisi Inovation Process, A Barier to
bahan baku, nama perusahaan yang Imitation. Journal of Foodservice
memproduksi dan masa kadaluwarsa. Selain Business Research.
memiliki fungsi sebagai pelindung, kemasan
Galecho didesain sebagai media edukasi Hwa, L. e. (2017). Retrieved from Hwa, L. C.
yang berisikan informasi galendo sebagai et al. (no date) Design Thingking The
makanan tradisional khas Ciamis Jawa Barat. Guide Book. Available at:
Kemasan Galecho juga mencatumkan alamat http://www.rcsc.gov.bt/wp-
email, media sosial seperti Whatsapps, content/uploads/2017/07/dt-guide-
book-master-copy.pdf. %0A%0A disease: best case scenario analysis
(Accessed: 5 December 2016). using a Markov model. BMJ, 344.
Institute of Design, T. (2010). Bootcamp
bootleg: an introduction to design
thinking process guide. Retrieved
from 2019, April 1
hhtp://dschool.stanford.edu/wpconte
nt/uploads/2011/-
03/BootcamptBooleg2010v2SLIM.p
df
Lestari, L. A., Sari, P. M., & Utami, F. A.
(2014). Kandungan Zat Gizi
Makanan Khas Yogyakarta.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Masduki, A. (2012). Makanan Tradisional di
Kabupaten Ciamis. Patanjala :
Jurnal Penelitian Sejarah dan
Budaya, 270-280.
Mulyana, D., & Solatun. (2010). Metode
Penelitian Komunikasi : Contoh -
Contoh Penelitian Kualitatif dengan
Pendekatan Praktis. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Olsen, N. V. (2014). Design Thinking and
Food Inovation. Trends in Food
Science and Technology, 1-6.
Ramdhan, H. E. (2016). Startupreneur:
Menjadi Entrepreneur Startup.
Jakarta: Penebar Plus ( Penebar
Swadaya Grup).
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Zomer, E., Owen, A., Magliano, D., & Reid,
C. (2012). The effectiveness and cost
effectiveness of dark chocolate
consumption as prevention therapy in
people at high risk of cardiovascular

Anda mungkin juga menyukai