Modul Farmasetika PDF
Modul Farmasetika PDF
FARMASETIKA
NIM : …………………………
Kelompok/Gol. : …………………………
Fakultas : …………………………
PENYUSUN
ARDIAN, S.Si
LABORATORIUM FARMASETIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2010
PENGENALAN RESEP
Dilihat dari arti kata resep berasal dari kata “Recipe” bahasa latin artinya
“Ambillah”. Dalam pengertian secara umum resep ialah “Formulae Medicae” yang
dibagi atas:
a. Formulae Officinalis; yaitu resep-resep yang terdapat dalam buku-buku resmi.
b. Formulae Magistrales; yaitu resep-resep yang disusun atao dibuat oleh dokter
berdasarkan pengalaman dan pendapatnya sendiri, kadang-kadang gabungan
dengan formulae officinalis dengan menambah dan mengurangi.
Dalam SK. Menkes RI No.244/Menkes/SK/V/90 memberikan pengertian
tentang resep sebagai berikut: Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter
gigi, dokter hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi penderita sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap. Jika resep tidak jelas atau
tidak lengkap, apoteker harus menanyakannya kepada dokter penulis resep
tersebut. Resep yang lengkap memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Nama, alamat, dan no.izin prakter dokter, dokter gigi, atau dokter hewan.
2. Tanggal penulisan resep (inscription)
3. Tanda “R/” pada bagian kiri setiap penulisan resep (Invocatio)
4. Nama setiap obat dan komposisinya (Praescriptio/ordonatio)
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (Signatura)
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Subscriptio)
7. Jenis hewan serta nama dan alamat pemilliknya untuk resep dokter hewan;
8. Tanda seru dan/paraf dokter untuk resep yang melebihi dosis maksimalnya.
Dr. Supriyadi
SIP. No.228/K/84
Jl. Budi Kemulyaan No.8A Telp. 1234567
Jakarta
Jakarta, 06-09-2010
R/ Acetosal 500 mg
Codein HCl 20 mg
C.T.M 4 mg
S.L qs.
m.f.pulv.dtd.No.XV
da in caps
s.t.d.d caps I
paraf/TTD
Apotek Tarakan
Jl. Tenggiri 48 Tlp.5914007
Apoteker: Drs. H.A.Syamsuni,Apt
SIK: No. 3959/B
Jakarta, 06-09-2010
Salinan Resep
Resep Untuk : A.Faruk
Resep dari : Dr.Abdul Muluk
Tgl ditulis resep : 06-09-2010
No.Tgl.Pembuatan : 113,06-09-2010
R/ Acetosal 500 mg
Codein HCl 20 mg
C.T.M 4 mg
S.L qs.
m.f.pulv.dtd.No.XV
da in caps
s.t.d.d caps I detur
p.c.c
Cap apotek Yang menyalin:
Drs.Syamsuni,Apt
Opium Resep
Opium Resep ialah resep dimana salah satu obat/bahan obatnya tergolong
narkotika. Resep yang mengandung obat narkotika tidak boleh diulangi
penyerahan obatnya atas dasar resep yang sama, kecuali dengan resep baru dari
dokter, dan setiap resep yang mengandung narkotika alat penderita harus
diketahui dengan jelas. Untuk menghindari kekeliruan, resep ini diberi tanda
khusus.
Cito Resep
Cito resep ialah resep dimana dokter menginginkan pengobatan dengan
segera, karena keadaan penderita. Resep semacam ini harus didahulukan
penyelenggaraannya dari resep lain.
Tanda-tanda yang biasa digunakan dan ditulis pada bagian kanan sebelah atas
blanko resep yang terdiri dari:
(1) Cito = segera
(2) Urgent = penting
(3) Statim = penting
(4) P.I.M = Periculum in mora = berbahaya bila ditunda
Cito resep juga termasuk oba-obat tertentu yang penggunaannya segera dilakukan
yaitu obat yang digunakan untuk antidotum penawar racun dan obat untuk luka
bakar.
ETIKET
Setelah obatnya selesai dibuat dan telah diperiksa kembali kemudian
dimasukkan kedalam wadah yang telah ditempeli etiket sesuai dengan aturan
Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat
dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita, baik untuk obat dalam
maupun obat luar.
Menurut FI ed III, ada beberapa jenis dosis yaitu:
1. Dosis Maksimum (DM), Dosis ini berlaku untuk pemakaian satu kali dan satu
hari. Penyerahan obat yang dosisnya melebihi dosis maksimum dapat dilakukan
dengan cara membubuhkan tanda seru dan paraf dokter penulis resep; member
garis bawah nama obat tersebut; dan menuliskan banyak obat dengan huruf
secara lengkap.
2. Dosis Lazim, dosis ini merupakan petunjuk yang tidak mengikat, tetapi
digunakan sebagai pedoman umum.
Macam-Macam Dosis
Selain dosis lazim, juga dikenal macam – macam istilah dosis yang lain, yaitu
1. Dosis terapi, takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan penderita.
2. Dosis minimum, takaran obat terkecil yang diberikan yang masih dapat
menyembuhkan dan tidak menimbulkan resistensi pada penderita
3. Dosis toksik, takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat keracunan pada
penderita.
4. Dosis letalis, takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan
kematian pada penderita.
Dosis maksimum berlaku untuk obat dengan cara pemakaian:
1. Obat dalam, yaitu obat dengan pemakaian melalui mulut, kerongkongan terus
ke lambung (Peroral, peroos)
2. Obat dengan cara pemakaian melalui rectal, misalnya clysma/levement dan
suppositoria atau obat yang penggunaannya melalui urogenital, misalnya bacilli,
ovula dll.
=
1,75
(b) Rumus Catzel
ℎ
= 100
ℎ
4. Perhitungan dosis dengan pemakaian berdasarkan jam
(a) Menurut FI ed. III
Satu hari dihitung 24 jam sehingga untuk pemakaian sehari dihitung
24
= ; =
Misalnya,
s.o.t.h (tiap 3 jam) : =8 ℎ
1. Timbangan
a. Timbangan kasar
Timbangan kasar memiliki daya beban 250 gram hingga 1000 gram
dengan kepekaan 200 mg
b. Timbangan gram halus
Timbangan gram halus memiliki daya beban 100 gram hingga 200 gram
dengan kepekaan 50 mg
c. Timbangan milligram
Timbangan milligram memiliki daya beban 10 gram hingga 50 gram
kepekaan 5 mg.
Keterangan:
1. Papan landasan timbangan
2. Tombol pengatur tegak berdirinya
timbangan
3. Anting penunjuk tegaknya timbangan
(waterpas)
4. Jarum timbangan
5. Skala
6. Tuas penyangga timbangan
7. Pisau tengah/pisau pusat
8. Pisau tangan
9. Tangan timbangan
10. Tombol/mur pengatur keseimbangan
11. Piring timbangan
Cara Penimbangan:
3. Sekali lagi kita periksa apakah posisi pisau (7) dan (8) sudah pada
tempatnya. Bila sudah maka tuas (6) kita putar maka timbangan akan
terangkat dan akan kelihatan apakah piringnya seimbang atau berat
sebelah. Bila tidak seimbang kita dapat memutar mur (10) kiri atau kanan
sesuai dengan keseimbangannya, sehingga neraca seimbang.
4. Setelah itu baru kita letakkan kertas perkamen/alas timbangan diatas kedua
piring timbangan, angkat tuas (6) untuk memeriksa apakah timbangan
sudah seimbang. Bila sudah seimbang, maka penimbangan bahan-bahan
bisa dimulai.
Lumpang dan alu merupakan wadah atau peralatan yang terbuat dari
porselen yang digunakan untuk menggerus atau mencampur bahan-bahan obat.
Dalam menggerus atau mencampur bahan obat (terutama obat keras), lebih baik
dipilih lumpang yang lebih halus dan pori-pori lumpang sangat kecil. Alu diletakkan
di samping lumpang dengan posisi kepala alu menghadap ke kita. Hal ini untuk
mencegah alu berputar dengan diameter lebih luas dan memungkinkan jatuh dari
meja kerja.
Alu
Lumpang
Suhu penangas air dapat diatur sesuai dengan suhu yang diinginkan. Penangas
air biasa digunakan untuk melebur basis, menguapkan ekstrak atau tingtur,
pemanasan untuk mempercepat kelarutan dan lain-lain.
4. Cetakan Suppositoria
Untuk menghindari masa yang hilang maka selalu dibuat berlebih dan untuk
menghindari masa yang melekat pada cetakan maka cetakan sebelumnya
dibasahi dengan parafin, minyak lemak, spritus saponatus (soft soap liniment).
Yang terakhir jangan digunakan untuk suppositoria yang mengandung garam
logam, karena akan beraksi dengan sabunnya dan sebagai pengganti dapat
digunakan larutan oleum ricini dalam etanol.
Pil adalah suatu sediaan padat yang berbentuk bulat dengan berat berkisar
100 mg sampai 500 mg. Pil dicetak menggunakan cetakan pil yang terdiri dari
Pillen Plank dan Pillen Roller. Pillen Plank terdiri atas alat papan dan pemotong pil
dimana pada papan terdapat lempeng kanal besi yang berbentuk setengah silinder
yang simetris dengan pemotong pil jika disatukan akan membentuk suatu kanal
silinder. Pillen Roller terdiri dari alat papan berbentuk bulat yang berfungsi untuk
membulatkan hasil cetakan dari pillen plank.
Keterangan:
1. Pillen Roller
2. Lempeng silinder
3 3. Pillen Plank
4. Pemotong pil
Cara penggunaan:
“Semua obat adalah racun, tetapi tidak semua racun adalah obat”, obat
dapat diartikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam
diagnosa, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada
manusia atau hewan.
Penggolongan obat
Obat atau bahan obat termasuk barang yang berbahaya dan merupakan
barang yang mempunyai potensi untuk disalah gunakan. Untuk memudahkan
dalam pengawasannya maka obat yang beredar diindonesia digolongkan menurut
daftar yang meliputi:
a. Narkotika, biasa disebut daftar O (opium)
Sumber-Sumber Obat
Obat-obat yang digunakan dewasa ini diperoleh dari berbagai sumber yaitu;
a. Tumbuh-tumbuhan, Flora, Nabati. Misalnya ; kinin, castor oil, anisi, daun digitalis
dll.
dr. Supriyadi
SIP. No.228/K/84
Jl. Budi Kemulyaan No.8A Telp. 1234567
Jakarta
Jakarta, .
R/ Aminophilin 100
Luminal 25 mg
S.L qs.
m.f.pulv.dtd.No.XV
s.t.d.d caps I
I. OTT/Inkompatibilitas:
Jakarta, .
R/ Menthol 0,2 g
Asam salislat 0,1 g
Resorsinol 0,2 g
Talk ad 3g
m.f.pulv.
s.u.e
I. OTT/Inkompatibilitas:
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
untuk pemakaian dalam secara oral atau untuk pemakaian luar. Pulvis adalah
serbuk yang tidak terbagi–bagi. Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot
yang kurang lebih sama dengan yang dibungkus kertas perkamen atau bahan
pengemas lain yang cocok.
Keuntungan dan Kerugian Sediaan Bentuk Serbuk
Keuntungan bentuk serbuk :
1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang
dipadatkan.
2. Anak – anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah
menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair tidak ditemukan
dalam sediaan serbuk.
4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam
bentuk serbuk.
5. Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat
dalam bentuk serbuk.
6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
penderita.
Kekurangan bentuk serbuk:
1. Keengganan pasien meminum obat yang mungkin rasa pahit, atau rasa yang
tidak enak
2. Kesulitan menahan terurainya bahan – bahan hygroskopis.
3. Mudah mencair atau menguap zat – zat yang dikandungnya.
4. Waktu dan biaya yang digunakan pada pengelola dan pembungkusan dalam
keseragaman dosis tunggal.
Syarat–Syarat Sediaan Serbuk:
1. Harus halus sesuai dengan derajat halus serbuk.
2. Harus homogeny semua komponen
3. Harus dalam keadaan kering.
Derajat halus serbuk
Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu atau dua nomor pengayak. Hal
ini dimaksudkan bahwa untuk menentukan derajat halus suatu serbuk harus
dilakukan dengan pengayak.
Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan 1 nomor pengayak,
dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor
III Suppositoria
Yang dimaksud dengan suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan
melalui rectal, vagina dan uretra. Umumnya berbentuk torpedo, dapat melarut,
melunak, atau meleleh pada suhu tubuh. Umumnya suppositoria rectal berbobot 2
gram untuk dewasa, 1 gram untuk anak-anak.
Keuntungan bentuk torpedo ini adalah bila bagian yang besar telah masuk
melalui otot penutup dubur, maka bagian suppositoria yang lain akan tertarik
masuk dengan sendirinya.
Keuntungan dan kerugian sediaan suppositoria.
Bentuk sediaan suppositoria ini sangat bermanfaat untuk mencegah
berkurangnya efisiensi obat akibat mengalami metabolism di hati sehingga
kadarnya dalam darah berkurang. Selain itu, pada keadaan terapi oral tidak
mungkin, misalnya: orang yang pingsan, muntah – muntah, mual; untuk anak kecil
dan bayi, obat yang akan terurai oleh enzim pencernaan, obat yang dapat
mengiritasi lambung, pemakaian suppositoria sangat menguntungkan.
Kerugian dari suppositoria ini dirasakan saat menimbulkan rasa yang tidak
enak pada tempat dimana suppositoria ini dimasukkan.
Bentuk dan Ukuran Suppositoria
1) Suppositoria rectal dengan bentuk peluru, torpedo, jari – jari atau selinder
dengan kedua ujungnya lancip, panjang kurang lebih 32 mm. Berat tergantung
dari berat jenis dan basis yang digunakan tetapi umumnya 2 gram.
2) Suppositoria vagina umumnya berbentuk bulat atau bulat telur dan berbobot
lebih kurang 5 gram, dibuat dari zat pembawa yang zarut dalam air atau yang
dapat bercampur dengan air seperti propilenglikol atau gelatin terglicerinasi.
3) Suppositoria urethra umumnya berbentuk batang, ramping seperti pensil. Untuk
pria bergaris tengah 3 – 6 mm dan panjang 7 cm.
Komposisi sediaan suppositoria terdiri dari:
- Zat aktif
- Bahan dasar
Penggolongan basis suppositoria
Pada umumnya basis suppositoria dapat digolongkan atas:
1) Basis berlemak: oleum cacao
2) Basis bercampur atau larut dalam air: gliserin – gelatin, propilenglikol dll.
IV Pillulae (Pil)
Istilah pil berasal dari bahasa latin yaitu pila yang berarti bola. Zaman
dahulu bentuk pil lebih besar dari pil zaman sekarang. Berdasarkan bobotnya, obat
yang berbentuk bulat dapat digolongkan atas:
1. Pilulae = Bobotnya kira – kira 30 mg – 300 mg
2. Granule = Bobotnya 1/3 – grain = 20 mg – 60 mg
3. Boli = Bobotnya lebih besar dari 300 mg
4. Parvule = Bobotnya kurang dari 20 mg
Dalam FI ed. III. pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung
satu atau lebih bahan obat.
Dokter :
I. Kelengkapan Resep
Jl. Teratai No.10 Makassar Nama dokter :
No.SIK 2118/B Alamat dokter :
Makassar No. SIK :
R/ Lc. Penmox tab. 125 mg
Paracetamol 100 mg
Tgl Resep :
Phenobarbital Paraf dokter :
Coffein aa 20 mg Nama pasien :
S.L q.s Umur pasien :
m.f. pulv.dtd.No.X
Alamat pasien :
s.t.d.d. p.I
pro : Lain – lain :
umur :
alamat
V. Penimbangan
VII. Etiket
No. Tgl.
V. Penimbangan
VII. Etiket
No. Tgl.
V. Penimbangan
VII. Etiket
No. Tgl.
V. Penimbangan
VII. Etiket
No. Tgl.
V. Penimbangan
VII. Etiket
No. Tgl.
I. SOLUTIONES (LARUTAN)
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih
zat terlarut (solute atau solvendum) berupa zat padat, cair atau gas dalam pelarut
(solven) yang sesuai, dimaksudkan untuk digunakan sebagai obat dalam, obat luar
atau untuk dimasukkan ke dalam rongga tubuh. Untuk larutan steril yang
digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injeksi.
Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.
Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan,
maka zat padat tadi secara molekuler dalam cairan tersebut. Pernyataan kelarutan
zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 20°, kecuali
dinyatakan lain menunjukkan 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zat
cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut.
Kelarutan suatu zat yang tidak diketahui secara pasti dapat dinyatakan
dengan istilah berikut:
1. Polaritas
2. Co-solvency
3. Parameter kelarutan
4. Suhu
5. Salting out
7. Hidrotopi
8. Pembentukan kompleks
1. Ascal, akan terurai menjadi Calcii salicylas dan asam cuka. Begitupun
aspirin akan terurai jika ada air
2. Luminal natrium, akan terurai menjadi phenylaethylacethyl-ureum yang
sukar larut, biarpun pada suhu kamar
3. Barbital natrium, serupa diatas, menjadi diaethylacetyl-ureum yang sukar
larut
4. Chloral hidrat, akan menjadi chloroform dam asam formiat
5. Natrii subcarbonas, akan menjadi natrii carbonas dan CO2
6. Senyawa-senyawa perak koloidal; protargol, collargol, targesine, arygrol dll
Macam-Macam Sediaan Larutan
Larutan oral
Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau
lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut
dalam air atau campuran konsolven air. Larutan oral yang mangandung sukrosa
atau gula lain kadar tinggi disebut sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air
disebut sirup simpleks (64%) v/v. Larutan yang mengandung etanol sebagai
kosolven disebut eliksir.
Larutan topikal
Lotio
Larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan
pendispersi, untuk penggunaan pada telinga luar. Misal : larutan otik neonisin dan
polimisin B silfat.
Spirit
Sirup
Sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa
penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup yang mengandung bahan
pemberi rasa tapi tidak mengandung zat obat, pembawanya bukan obatatau
pembawa yang wangi, misalnya: syrup akasia, sirup jeruk, dll.
Eliksir
Larutan yang dibuat dengan cara mereaksikan bagian asam dan suatu basa
(bikarbonat). Pada netralisasi, gas CO2 yang terjadi dibiarkan menguap sampai
habis. Pada saturasi, larutan tersebut dijenuhkan dengan gas CO 2.
Potiones
Sediaan yang berupa cairan untuk diminum, dibuat sedemikian rupa hingga
dapat digunakan sebagai dosis tunggal dalam golume besar, umumnya 50 ml.
Collyria
Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas partikel asing, isotonis dan
digunakan untuk mencuci mata, dapat ditambahkan larutan dapar dan pengawet.
Wadah yang dipakai dapat wadah dari gelas atau plastik yang tertutup kedap.
Gargarisma
Mouthwash
R/ Ascali 5 Penyelesaian:
- Pembuatan Ascali dapat dibuat dengan cara 1,2 g calcii
Codein 0,1
acetylsalicylas dengan menggerus halus 1 g Acid
Aqua ad 200 Acetylosalicycum dan dicampur 1/3 g Calcii carbonas
dalam mortir. Lalu campuran tersebut digerus dengan
m.f.potio 10 g air dingin dan setelah gas C02 keluar larutan
tersebut disaring.
S.3.d.d.c
- Codein merupakan basa lemah yang larut dalam air
(1:20)
II Suspension
- Rasa yang tidak enak dapat ditutupi karena ukuran partikel suspensi besar jadi
Kerugian suspensi
- Ketidakseragaman dosis
- Ada obat yang tidak stabil dengan adanya air pada penyimpanan, misalnya
bebrapa antibiotik.
- Volumenya besar.
Dalam pembuatan suspensi, pembasahan partikel dari serbuk yang tak larut di
dalam cairan pembawa adalah langkah yang paling penting. Kadang-kadang
adalah sukar mendispersi serbuk, karena adanya udara, lemak dan lain-lain
kontaminan.
Serbuk tadi tidak dapat segera dibasahi, walaupun BJ-nya besar mereka
mengambang pada permukaan cairan. Pada serbuk yang halus mudah
kemasukkan udaa dan sukar dibasahi meskipun ditekan dibawah permukaan dari
suspense medium.
Mudah dan sukar terbasahinya serbuk dapat dilihat dari sudut kontak yang
dibentuk serbuk dengan permukaan cairan.
γs γSL
Contoh Resep:
R/ Sulfamerazin 12 Penyelesaian:
III EMULSI
Emulsi adalah sistem heterogen yang terdiri dari dua cairan yang tidak
saling bercampur, satu diantaranya terdispersi secara seraagam dalam bentuk
globul-globul (fase dalam) dalam cairan lainnya (fase luar), distabilkan dengan zat
pengemulsi atau emulgator yang cocok. Diamater globul (tetesan) antara 0,1-100
μm.
1. Emulsi M/A, jika minyak terdispersi sebagai tetesan dalam medium pembawa air
2. Emulsi A/M, jika air terdispersi sebagai tetesan dalam medium pembawa minyak
3. Emulsi A/M/A
4. Emulsi M/A/M
5. Mikroemulsi
HLB merupakan keseimbangan lipofil dan hidrofil dari suatu surface active dari
molekul surfaktan. Makin rendah nilai HLB suatu surfaktan maka akan makin lipofil
surfaktan tersebut, sedangkan makin tinggi nilai HLB surfaktan makin hidrofil
Tween 80 10%
Span 80 10%
Aqua ad 100
m.f emulsa
,
+ + = ,
, , ,
, ,
Jumlah Span = x 10 g = 7,1 g
( , ) ( , , )
,
Jumlah Tween = x 10 g = 2,9 g
( , ) ( , , )
V. Penimbangan
VII. Etiket
No. Tgl.
V. Penimbangan
VII. Etiket
No. Tgl.
V. Penimbangan
VII. Etiket
No. Tgl.
Unguentum
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi
homogeny dalam dasar salep yang cocok (FI ed.III). Salep tidak boleh berbau
tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung
obat keras atau obat narkotika adalah 10%.
Pembagian dasar salep antara lain:
1) Dasar salep hidrokarbon, yang terdiri dari:
- Vaselin putih dan kuning.
- Campuran vaselin dengan cera alba/flava.
- Parafin cair dan parafin padat
- jelene
- Minyak tumbuh-tumbuhan.
2) Dasar salep serap, yaitu dapat menyerap air, terdiri dari:
- Lanolin dan Lanolin hidrous.
- Unguentum simplex (Campuran 30 bagian Caera flava dan 70 bagian
Minyak wijen)
- Hydrophilic Petrolatum
3) Dasar salep yang dapat dicuci dengan air, yaitu terdiri dari:
- Dasar salep emulsi tipe M/A, seperti Vanishing cream.
R/ Lanolin 20
Cetyl alcohol 1,0
Parafin liquidi 5,0
Acidi stearinici 9,0
Kalii hydroxide 0,5
Propilenglikol 5,0
Aquadest 77,5
- Emulsifying ointment
R/ Emulsifying wax 300
Vaselini albi 500
Parafin liquid 200
- Emulsifying wax
R/ Cetostearilalkohol 90
Natriumlaurylsulfat 10
Aquadest 4 mL
- Hydropilik ointment, dibuat dari minyak mineral, Stearylalkohol, Mirj 52
(emulgator tipe M/A), aquadest.
V. Penimbangan
VII. Etiket
No. Tgl.
V. Penimbangan
VII. Etiket
No. Tgl.
V. Penimbangan
VII. Etiket
No. Tgl.