Sap Gizii
Sap Gizii
I. IDENTITAS SAP
Waktu : 30 Menit
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan masalah
penting, karena selain mempunyai risiko mengalami berbagai penyakit, juga dapat
mempengaruhi produktivitas kerjanya. Karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu
dilakukan oleh setiap orang secara berkesinambungan.
Angka prevalensi kegemukan atau obesitas penduduk usia dewasa di Indonesia lebih
tinggi dibandingkan angka terjadinya kekurangan gizi, terutama di kota-kota besar dan pada
tahun-tahun terakhir ini juga diikuti terjadi di pedesaan. Laporan Depkes tahun 2005
menunjukkan bahwa di dua belas kota di Indonesia yang menderita kegemukan sebanyak
1
22,5%, yang 54,2% diantaranya menderita kegemukan tingkat berat (obesitas). Bila dilihat
dari kelompok umur, 41-55 tahun ternyata prevalensi gemuknya lebih tinggi yaitu 33,7%,
yang 59,0% diantaranya termasuk obesitas.
V. MATERI
Terlampir (lampiran 2)
VI. METODE
1. Cermah
2. Tanya Jawab
VII. MEDIA
1. Materi SAP
2. LCD
3. Laptop
4. Soal Pre Dan Post Tes
5. Leaflet
VIII. PENGORGANISASIAN
1. Moderator
Membuka acara, memperkenalkan diri dan tim penyuluh. mengatur proses penyuluhan,
tanya jawab, serta menutup acara.
2
2. Penyaji
Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan mudah dipahami peserta penyuluhan.
3. Fasilitator
Mengevaluasi penyuluh, moderator, peserta, dan jalannya proses penyuluhan
4. Observer
Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana kegiatan penyuluhan
5. Notulen
Mencatat pertanyaan yang di ajukan audien/peserta penyuluhan, dan masukan dari
fasilitator
6. Peserta
Mendengarkan, memperlihatkan, mengerjakan soal pretest, serta mengajukan pertanyaan
3
f. Penilaian Status Gizi
Dewasa
g. Beberapa masalah yang
sering dijumpai pada
dewasa
3 5 Menit Evaluasi :
Meminta masyarkat untuk Bertanya dan Menjawab
menjelaskan kembali atau
menyebutkan :
a. Pengertian Gizi pada
dewasa
b. Prinsip Gizi pada
dewasa
c. Fakto-faktor yang
mempengaruhi gizi
dewasa
d. Kebutuhan gizi
seimbang pada dewasa
e. Menu harian seimbang
pada dewasa
f. Penilaian Status Gizi
Dewasa
g. Beberapa masalah yang
sering dijumpai pada
dewasa
4 7 Menit Penutup :
Mengucapkan terimakasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam Menjawab/mengerjakan
Melaksanakan Pretest soal pretest
X. SETING TEMPAT
4
DENAH TEMPAT
AUDIEN AUDIEN
AUDIEN AUDIEN
XII. PENGESAHAN
Mengetahui:
Kaprodi DIV Kebidanan Malang
5
Lampiran 1
EVALUASI
Soal Pre dan Post Test
Essay :
1. Jelaskan apa pengertian Gizi seimbang pada dewasa ?
2. Sebutkan prinsip gizi pada dewasa ?
3. Apa fakto-faktor yang mempengaruhi gizi dewasa ( minimal 3 ) ?
4. Sebutkan apa saja kebutuhan gizi seimbang pada dewasa ?
5. Berikan contoh menu harian seimbang pada dewasa ?
6. Bagaimana cara penilaian status gizi dewasa ?
7. Sebutkan beberapa masalah yang sering dijumpai pada dewasa?
Lampiran 2
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Menu adalah rangkaian beberapa macam hidangan atau masakan yang disajikan atau
dihidangkan untuk seseorang atau sekelompok orang untuk setiap kali makan, yaitu dapat
berupa hidangan pagi, siang, dan malam.
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah
dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan
dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20
tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi
berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah
didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-
unsur gizi dalam masa dewasa menjadi konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada
tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan tubuh mendapatkan
kebutuhan zat gizi yang lebih dari pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan
6
gizi yang lebih dari biasanya, tubuh memerlukan aktivitas untuk mempertahankan kondisi
tubuh.
7
d. Kondisi khusus (hamil dan menyusui)
Pada masa hamil dan menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat karena
metabolisme tubuh meningkat, konsumsi makanan juga meningkat untuk kebutuhan
diri sendiri, bayi yang dikandung dan persiapan produksi ASI.
e. Pendapatan
Pendapatan memepengaruhi daya beli terhadap makanan. Semakin baik
pendapatan maka akan semakin baik pula makanan yang dikonsumsi baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Penduduk yang berpendapatan cukup masih banyak yang
tidak memanfaatkan bahan makanan bergizi dalam menyediakan makanan keluarga.
Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan akan bahan makanan yang bergizi dan ke
engganan unuk mengkonsumsi bahan makanan murah walaupun mereka tahu banyak
mengandung gizi.
f. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik status gizinya. Ini
disebabkan karena seseorang yang mengenyam pendidikan biasanya lebih
memahami dalam menerima informasi-informasi mengenal gizi.
g. Sosial budaya
Budaya mempengaruhi kebiasaan makan dan perilaku makan seseorang apabila
perilaku tersebut merupakan perilaku makan yang tidak seimbang aka akan
mengakibatkan masalah gizi.
Kebutuhan gizi orang dewasa berbeda-beda bagi setiap orang. Kebutuhan zat-zat gizi
bergantung pada berbagai faktor yaitu umur, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, dan
aktivitas fisik. Oleh karena itu, dalam pemenuhan zat gizi harus disesuaikan dengan
kebutuhannya.
1. Kebutuhan energi
Kebutuhan energi pada usia dewasa menurun sesuai dengan bertambahnya usia, ini
dikarenakan menurunnya metabolisme basal dan berkurangnya aktivitas fisik. Kebutuhan
asupan energi akan menyebabkan kenaikan berat badan. Kebutuhan energi berbeda-bebeeda
bagi setiap orang. Anjuran kebutuhan energi ditetapkan dalam Angka Kecukupan Gizi
(AKG).
8
2. Kebutuhan karbohidrat
Konsumsi karbohidrat dianjurkan 50-60 persen dari total kebutuhan energi, terutama
dalam bentuk karbohidrat kompleks seperti yang terdapat dalam padia-padian (beras, jagung,
gandum dan hasil olahannya seperti roti) dan umbi-umbian (kentang, singkong dan ubi).
Sedangkan untuk karbohidrat sederhana seperti gula maksimum dikonsumsi 5 persen dari
kebutuhan energi total atau paling banyak 4-5 sendok sehari (Almatsier dkk, 2013).
3. Kebutuhan protein
Konsumsi protein dianjurkan 15-30 persen atau dari kebutuhan total energi. Kebutuhan
konsumsi protein pada kelompok usia dewasa digunakan untuk menggantikan protein yang
hilang akibat rutinitas sehari-hari melalui urin, feses, kulit dan rambut, serta untuk mengganti
sel-sel yang rusak. Konsumsi protein yang terlalu tinggi dapat meningkatkan hilangnya
kalsium melalui urin, sehingga resiko menderita osteoporosis bertambah. Asupan protein
lebih dari 2 kali jumlah yang dianjurkan dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung
koroner terutama sebagai akibat dari tingginya asupan lemak jenuh dan kolesterol yang
terdapat dalam makanan hewani Asupan lemak jenuh dianjurkan mengkonsumsi protein yang
berasal dari makanan nabati seperti tahu, tempe dan sebagainya (Almatsier dkk, 2013).
4. Kebutuhan lemak
Konsumsi lemak dianjurkan 25 persen dari total kebutuhan energi. Konsumsi lemak pada
usia dewasa dianjurkan mengkonsumsi daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, susu
tanpa lemak (skim) serta mengurangi santan dan goreng-gorengan (Almatsier dkk, 2013).
5. Kebutuhan mineral
Angka kebutuhan mineral pada usia dewasa umumnya dapat dipenuhi apabila makanan
sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS). Beberapa mineral yang perlu
diperhatikan yaitu garam natrium, besi dan kalsium. Garam natrium terdapat dalam garam
dapur (NaCl) dan monosodium glutamat (MSG). Konsumsi garam natrium dibatasi hingga 6
g per hari ( 2400 mg per hari). Selain itu dianjurkan untuk membatasi makanan yang
diawetkan menggunakan garam seperti ikan asin, ikan asap, makanan kaleng, serta acar
begitupula dengan MSG. AKG besi pada perempuan dewasa muda lebih tinggi dibandingkan
dewasa setengah tua karena pada usia tersebut perempuan kehilangan besi setiap bulan
melalui menstruasi. Makanan sumber zat besi yang dianjurkan adalah daging merah, hati,
kuning telur, sayuran hijau, serta kacang-kacangan dan hsil olahannya sepertu tahu dan
tempe. Kalsium penting untuk pembentukan tulang dan menjaga agar tulang tetap kuat.
Asupan kalsium yang cukup setiap hari dapat mencegah terjadinya osteoporosis dikemudian
9
hari. Makanan kaya kalsium yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah susu dan hasil
olahannya (Almatsier dkk, 2013).
6. Kebutuhan vitamin
Angka kebutuhan vitamin pada kelompok usia dewasa umumnya dapat dipenuhi apabila
makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS).
Angka Kecukupan Gizi (AKG) dianjurkan untuk digunakan sebagai standar guna
mencapai status gizi yang optimal. Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended
Dietary Allowances (DRA) merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua
orang sehat (97,5 persen) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik,
genetik dan keadaan fisiologis. AKG ini mencerminkan asupan rata-rata sehari yang
dikonsumsi oleh populasi dan bukan merupakan perorangan/individu (Amelia, 2014).
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa umur 30-64 tahun
Indonesia disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi per orang per hari umur 19-64 tahun
Kelompok Umur
Pria Wanita
Protein (gr) 62 65 65 56 57 57
Lemak (gr) 91 73 65 75 60 53
Vitamin
- Vitamin D (mg) 15 15 15 15 15 15
- Vitamin E (mg) 15 15 15 15 15 15
10
- Vitamin B1
1,4 1,3 1,2 1,1 1,1 1
(mg)
- Vitamin B2
1,6 1,6 1,4 1,4 1,3 1,1
(mg)
- Vitamin B3
15 14 13 12 12 10
(mg)
- Vitamin C
90 90 90 75 75 75
(mg)
Kelompok Umur
Pria Wanita
Jenis Zat
19-29 30-49 50-64 19-29 30-49 50-64
Gizi
tahun Tahun tahun tahun tahun tahun
Mineral
- Kalsium
1100 1000 1000 1100 1000 1000
(mg)
- Zat besi
35 35 30 26 26 12
(mg)
Sumber : Departemen Kesehatan RI Tahun 2013
11
MENU SIANG
Menu URT KALORI
Nasi 1 piring sdg 175 kal
Ikan rica-rica 1 ptg sdg 50 kal
Tempe 1 ptg 34 kal
Tumis sawi putih 1 mangkok kcl 75 kal
Buah pepaya 1 bh 50 kal
Pukul 16.00 WIB
Bubur kacang hijau 1 mangkok sdg 80 kal
MENU MALAM
Menu URT Kalori
Nasi 1 piring sdg 175 kal
Ayam panggang 1 ptg sdg 150 kal
Tahu 1 ptg 34 kal
Tumis kangkung 1 mangkok kcl 75 kal
Buah apel 1 ptg 50 kal
Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi
seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif maupun
subjektif, kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Data objektif dapat
diperoleh dari data pemeriksaan laboratorium perorangan, serta sumber lain yang dapat diukur
oleh anggota tim “penilai”(Arisman, 2010).
Penilaian status gizi dibagi menjadi dua, yaitu penilaian secara langsung dan
penilaian secara tidak langsung. Penilaian secara langsung meliputi antropometri, klinis,
biokimia dan biofisik. Sedangkan penilaian secara tidak langsung meliputi survei konsumsi
makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
Penilaian status gizi orang dewasa pada prinsipnya adalah berdasarkan pengukuran
fisik atau antropometri, yaitu menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Pengukuran
Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan antara protein dan energi.
Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa dkk, 2001).
12
IMT dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Berat Badan ( kg )
IMT =
Tinggi Badan ( cm )2
Intepretasi nilai IMT untuk Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut :
Kategori IMT
Kurus <17,0
Normal >18,5-25,0
Overweight >25,0 – 27,0
Obesitas >27,0
Sumber : Departemen Kesehatan RI Tahun 2014
Pengukuran survei konsumsi makanan adalah untuk mengetahui kebiasaan makan dan
gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah
tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan
tersebut. Metode yang digunakan dalam mengukur konsumsi makanan dibagi atas dua metode
yaitu metode kualitatif dan metode kuantitif (Supariasa dkk, 2001).
13
7. Beberapa masalah yang sering dijumpai pada dewasa
Dampak Gizi pada Orang Dewasa
Dalam mengkonsumsi gizi yang tidak seimbang akan berdampak buruk bagi kesehatan.
3. Artritis Gout
Gout adalah salah satu penyakit artritis yang disebabkan oleh metabolisme abnormal
purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah. Hal ini diikuti dengan
terbentuknya timbunan kristal berupa garam urat di persendian yang menyebabkan
peradangan sendi pada lutut dan jari.
15
Tujuan diet artritis gout adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal,
serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin. Diet pada penderita ini rendah purin,
rendah lemak, cukup vitamin dan mineral. Diet ini dapat menurunkan berat badan, bila ada
tanda-tanda berat badan berlebih.
4. Kanker.
Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak dapat
dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel-sel ini dapat merusak jaringan tubuh sehingga
mengganggu fungsi organ tubuh yang terkena.
Beberapa faktor pnyebab gangguan gizi yang dapat timbul pada penyakit kanker adalah :
– Kurang nafsu makan yang disebabkan karena faktor psikologis dan lost renponse
terhadap kanker berupa cepat kenyang atau perubahan terhadap indra pengecap.
– Gangguan asupan makanan dan gangguan gizi karena gangguan pada saluran cerna,
gangguan absorpsi zat gizi, dan kehilangan cairan serta elektrolit karena muntah dan
diare.
Kesimpulan
Saran
16
Daftar Pustaka
17