Anda di halaman 1dari 274

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY.E DI UPT PUSKESMAS GAJAHAN

KOTA SURAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma 3 kebidanan

Disusun Oleh :

Lenta Ayu Atika Putri

NIM B15029

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

TAHUN 2018

i
ii
iii
iv
CURRICULUM VITAE

Nama : Lenta Ayu Atika Putri

Tempat /Tanggal Lahir : Sragen,12 November 1997

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Poloyo Rt 11 Rw 04 Cemeng Sambungmacan Sragen

Riwayat Pendidikan :

1. TK PERTIWI 2 CEMENG LULUS TAHUN 2003


2. SD NEGERI CEMENG 4 LULUS TAHUN 2009
3. SMP NEGERI 1 SAMBUNG MACAN LULUS TAHUN 2012
4. SMA NEGERI 1 GONDANG SRAGEN LULUS TAHUN 2015
5. Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta ANGKATAN 2015/2016

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.E Di
UPT Puskesmas Gajahan Surakarta”dengan baik dan tepat waktu.

Laporan tugas akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Prodi D 3 kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.

Dalam laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan
bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua STIKes Kusuma


Husada Surakarta
2. Ibu Siti Nurjanah, SST.,M.Keb Selaku Ketua Program Studi D 3 Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
3. Kepala Puskesmas yang telah memberi ijin dan membantu dalam proses
pengambilan kasus
4. Ibu Ika Budi Wijayanti , SST.,M.Sc selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga
Laporan Tugas Akhir ini terwujud.
5. Pimpinan UPT Puskesmas Gajahan Surakarta beserta pegawai yang telah
memeberi ijin dan membantu dalam proses pengambilan kasus.
6. Ibu Erna Prastika Sari Yang telah bersedia menjadi subyek dalam penulisan
Laporan Tugas Akhir ini
7. Seluruh teman – teman Prodi D 3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
yang telah memberi dukungan baik motivasi maupun kompetisi yang sehat
dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

vi
Penulis menyadari bahwa dalam usaha Laporan Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan
penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

vii
MOTTO

1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan ( QS. Al-
insyiroh : 6)
2. Memulai dengan penuh keyakinan menjalankan dengan penuh keikhlasan
menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan
3. Tuhan menaruhku ditempat yang sekarang bukanlah kebetulan. Orang yang
hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan , kesenangan, dan kenyamanan
melainkan dibentuk oleh kesukaran, tantangan dan airmata.
4. Jangan pernah meminta untuk diringankan bebanmu melainkan memintalah agar
dikuatkan untuk setiap langkahmu.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan :

1 Untuk Orang tuaku tercinta Bapak Paino dan Ibu Sukini terima kasih telah
memberikan dukungan setiap saat serta doa yang selalu di semogakan di setiap
sujudnya yang tidak pernah mengeluh dengan apapun keadaanya.
2 Untuk Bapak Surasno dan Ibu Sri Lestari terima kasih untuk dukungan semangat
serta doa yang selalu diucapkan demi kelancaran Laporan Tugas Akhir ini.
3 Untuk Kakakku tersayang Nur Indiyah Lina Sari Amd.Keb dan Putri Indiyah
Romadhoni SE yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam
mengerjakan Laporan Tugas Akhir ini.
4 Untuk calonku Widodo Jati Saputro terima kasih untuk semangat dan motivasi
yang selalu diberikan setiap harinya demi kelancaran pengerjaan Laporan Tugas
Akhir ini.
8. Untuk Lisa, Jati, Erfan, Oktavia Icha, Olyvia, Yuke, Ira, Leni, Lilik, Muki serta
Handono terima kasih telah memberikan dukungan dan motivasi saat dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... .. iii

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv

CURICULUM VITAE .................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1


B. Perumusan Masalah ................................................................. 8
C. Tujuan Laporan Kasus .............................................................. ` 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 10
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus dan Standar Asuhan Kebidanan ............. 13


B. Kerangka Pikir ......................................................................... 156
C. Landasan Hukum ..................................................................... 157

ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Laporan Kasus ................................................................. 158


B. Lokasi Laporan Kasus............................................................... 158
C. Subjek Laporan Kasus ............................................................. 159
D. Waktu Laporan Kasus ............................................................... 159
E. Instrumen Laporan Kasus ........................................................ 160
F. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 160
G. Alat - Alat Yang Dibutuhkan .................................................... 165
H. Jadwal Penelitian ...................................................................... 165
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian.................................................. 168


B. Tinjauan Kasus ...................................................................... 169
C. Pembahasan ........................................................................... 234

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................ 256


B. Saran ...................................................................................... 258

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi TT...................................................................... 34

Tabel 2.2 Pola Nutrisi .................................................................................... 44

Tabel 2.3 Pola Minum ................................................................................... 44

Tabel 2.4 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus .......................................... 120

Tabel 4.1 Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang lalu ..................... 173

Tabel 4.2 Kemajuan Persalinan .................................................................... 193

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Putaran Paksi Dalam .................................................................. 73

Gambar 2.2 Putaran Paksi Luar ..................................................................... 74

Gambar 2.3 Kelahiran Bahu .......................................................................... 74

Gambar 2.4 Partograf Depan ......................................................................... 75

Gambar 2.5 Partograf Belakang .................................................................... 76

Gambar 2.6 Proses Involusi Uteri.................................................................. 121

xii
Daftar Lampiran

Lampiran 1. Pemohonan Ijin Pengambilan Kasus

Lampiran 2. Surat Balasan Ijin Pengambilan Kasus

Lampiran 3. Surat Pemohonan Menjadi Pasien

Lampiran 4. Surat Persetujuan Pasien ( Informed Consent)

Lampiran 5. Surat Ijin Peminjaman Buku

Lampiran 6. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Lampiran 7. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Lampiran 8. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Lampiran 9. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana

Lampiran10. Lembar Konsultasi Proposan dan LTA

Lampiran 11.Lembar Kunjungan Ibu Hamil

Lampiran 12. Lembar Kunjungan Bayi dan Neonatus

Lampiran 13. Lembar Kunjungan Nifas

Lampiran 14. Partograf

Lampiran 15. Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet

Lampiran 16. Dokumentasi Pengambilan Kasus ( Foto,Fotocopy buku KIA dll)

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari

indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama

masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,

persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain

seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup (Profil

Kesehatan Indonesia, 2016).

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11

bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun (Profil

kesehatan provinsi jawa tengah, 2016). Pada 2015, rasio kematian ibu

melahirkan didefinisikan sebagai jumlah kematian maternal per 100 000

kelahiran hidup diperkirakan 216 secara global (WHO, 2016).

Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan

2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012

menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu

per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305

kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk

Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).

`1
2

Jumlah kasus kematian ibu diprovinsi jawa tengah pada tahun 2016

sebanyak 602 kasus,mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus ibu tahun

2015 yang sebanyak 619 kasus. Dengan demikian angka kematian ibu provinsi

jawa tengah juga mengalami penurunan sebanyak 111,16 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2016 (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016).

Di Kota Surakarta terjadi kelahiran sebanyak 9.851 kelahiran hidup, dan

terjadi 4 orang ibu meninggal karena persalinan dan pasca persalinan.

Berdasarkan data angka kematian ibu sebesar 40,61 artinya ada 40-41 kasus

kematian ibu dalam 100.000 peristiwa melahirkan (Profil Kesehatan Kota

Surakarta, 2016).

Di perkirakan 5,9 juta anak di bawah 5 tahun meninggal pada tahun 2015

dengan tingkat kematian 42,5 per 1000 kelahiran hidup, dari jumlah kematian

tersebut, 45% adalah bayi baru lahir dengan tingkat kematian neonatal 19 per

1000 hidup kelahiran (WHO, 2016).

Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka

Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian

Balita (AKABA). Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal

(0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi

terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka Kematian Neonatus (AKN)

pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama dengan
3

AKN berdasarkan SDKI tahun 2007 dan hanya menurun 1 poin dibanding SDKI

tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup. Hasil Survei Penduduk

Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1.000

kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).

Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2016), Angka

Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 sebesar 99,9 per 1.000

kelahiran hidup, sama dengan AKB tahun 2015.

Terdapat 77 kematian bayi, yaitu 11 dengan lahir mati, 33 kematian

bayi, 13 kematian neonatal dan 20 kematian post natal di Surakarta (Profil

Kesehatan Kota Surakarta, 2016).

Penyebab utama kematian ibu adalah Perdarahan (kebanyakan berdarah

setelah melahirkan),hipertensi selama kehamilan (preeklampsia dan eklampsia),

sepsis atau infeksi (WHO, 2016).

Analisis kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu

pada tahun 2010 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan penolong

persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong tenaga

kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu.

Demikian pula dengan tempat/fasilitas, jika persalinan dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan, juga akan semakin menekan risiko kematian ibu (Profil

Kesehatan Indonesia, 2016).


4

Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke

pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan

tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan

mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat

mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian

maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah

satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun),

terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak),

terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun) (Profil Kesehatan Jawa Tengah,

2016).

Di Surakarta 3 ibu meninggal dikarenakan usia 20-35 tahun dan 1 ibu

meninggal dikarenakan usia >35 tahun (Profil Keshatan Kota Surakarta, 2016).

Penyebab utama kemarian neonatal pada tahun 2015 adalah prematuritas,

terkait kelahiran komplikasi (asfiksia lahir) dan neonatal sepsis (WHO, 2016).

Salah satu penyebab kematian ibu dan kematian bayi yaitu infeksi

tetanus yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani sebagai akibat dari

proses persalinan yang tidak aman/steril atau berasal dari luka yang diperoleh

ibu hamil sebelum melahirkan (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).

AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang

berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal,

status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi

lingkungan dan sosial ekonomi.Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti


5

status kesehatan di wilayah tersebut rendah (Profil kesehatan provinsi jawa

tengah, 2016).

Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian

Kesehatan sejak tahun 1990 telah meluncurkan safe motherhood initiative,

sebuah program yang memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang

dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya.

Upaya tersebut dilanjutkan dengan program Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996

oleh Presiden Republik Indonesia. Program ini melibatkan sektor lain di luar

kesehatan. Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah

kematian ibu yaitu penempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang

bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir

ke masyarakat. Upaya lain yang juga telah dilakukan yaitu strategi Making

Pregnancy Safer yang dicanangkan pada tahun 2000 (Profil Kesehatan

Indonesia, 2016 ).

Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program

Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan

angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini dilaksanakan di

provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar,

yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan

Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi tersebut disebabkan 52,6% dari

jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi

tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi


6

tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia

secara signifikan (Profil Kesehatan Indonesia, 2016 ).

Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka

kematian neonatal dengan cara : meningkatkan kualitas pelayanan emergensi

obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONEK dan 300

Puskesmas/Balkesmas PONED) dan memperkuat sistem rujukan yang efisien

dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit. Upaya percepatan penurunan AKI

dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan

kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil,

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan

kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan

rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan

melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana (Profil Kesehatan Indonesia,

2016 ).

Pada bagian berikut, gambaran upaya kesehatan ibu yang disajikan

terdiri dari : pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan imunisasi Tetanus

Toksoid wanita usia subur dan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin,

pelayanan kesehatan ibu nifas, Puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil dan

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan

pelayanan kontrasepsi (Profil Kesehatan Indonesia, 2016 ).

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab

praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan


7

meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan dan

masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka

tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan

yang diberikan oleh bidan sesuai kewenangan yang diberikan dengan maksud

meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga yang

berkualitas, bahagia dan sejahtera. Klasifikasi pelayanan kebidanan terdiri dari,

layanan kebidanan primer, layanan kebidanan kolaborasi dan layanan kebidanan

rujukan (Yosefni dan Yulia, 2018).

Peran bidan dalam kehamilan, mengkaji status kesehatan klien yang

dalam keadaan hamil, menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan

kesehatan klien, menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai

dengan prioritas masalah, melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan

rencana yang telah disusun, mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan

bersama klien, membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan

bersama klien, membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien,

membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah di berikan

(Yosefni dan Yulia, 2018).

Menurut hasil survey di UPT Puskesmas Gajahan Kota Surakarta Angka

Kematian Ibu selama tahun 2017 terdapat 1 ibu meninggal dikarenakan

perdarahan dan terdapat 2 bayi meninggal dikarenakan kelainan congenital dan

asfiksia.
8

Pada tahun 2017 di UPT Puskesmas Gajahan Kota Surakarta terdapat

626 ibu hamil, 582 ibu bersalin, 581 ibu nifas, 3714 KB Pasangan Usia Subur

(PUS), 2923 peserta KB aktif

Berdasarkan dari uraian diatas, penulis tertarik untuk menyusun Laporan

Tugas Akhir dengan judul “ Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.E di

UPT Puskesmas Gajahan Kota Surakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas masalah yang dapat dirumuskan dalam

penelitian ini adalah “ Bagaimana melakukan asuhan kebidanan secara

komprehensif pada Ny.E Umur 27 tahun G2P1A0 di UPT Puskesmas Gajahan

Surakarta ?”

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Memberikan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif dengan melakukan

pendampingan One Student One Clien yang dimulai dari ibu hamil trimester

III, bersalin, Nifas, bayi baru lahir hingga ibu tersebut menjadi akseptor KB.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu :

1) Melakukan Pengkajian pada Ny.E secara komprehensif dengan

menggunakan manajemen kebidanan.

2) Interpretasi data dasar pada Ny.E secara komprehensif dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.


9

3) Menyusun diagnosa potensial pada Ny.E secara komprehensif dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

4) Melakukan tindakan segera pada Ny.E secara komprehensif dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

5) Merencanakan pada Ny.E secara komprehensif dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan.

6) Melaksanakan pada Ny.E secara komprehensif dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan.

7) Melakukan evaluasi pada Ny.E secara komprehensif dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

8) Mendokumentasikan pada Ny.E secara komprehensif dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

b. Menganalisa proses Inisiasi Menyusu Dini yang berlangsung hanya 30

menit yang berbeda dengan teori yang berlangsung 1 jam hingga 2 jam,

dengan melakukan pendekatan agar menumbuhkan kesabaran dan

kesadaran agar inisaiasi menyusu dini dapat berlangsung selama 1 – 2

jam.
10

D. Manfaat Studi Kasus

Manfaat LTA diarahkan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan

dan kepentingan bagi lembaga terkait.

1. Teoritis

Hasil studi kasus ini dapat sebagai masukan untuk menambah wawasan

tentang asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi

baru lahir dan keluarga berencana.

2. Aplikatif

a Institusi :

Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam

memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu Hamil, Bersalin,

Nifas, bayi Baru Lahir dan KB.

b Profesi :

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam

asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin dan nifas, Bayi

Baru lahir dan KB.

c Klien dan masyarakat :

Agar klien maupun masyarakat bisa melakukan deteksi yang mungkin

timbul pada masa kehamilan,persalinan maupun pada masa nifas

sehingga memungkinkan segera mencari pertolongan.


11

E. Keaslian Studi Kasus

Studi kasus ini, sudah pernah dilakukan oleh :

1. Indi Swastika Putri (2017), dari STIKes Aisyiyah Surakarta dengan judul

“Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.P di Puskesmas Gajahan

Surakarta”. Pada penelitian ini manajemen yang digunakan ialah 7 langkah

varney dan SOAP . Pada Ny P dilakukan asuhan dari kehamilan, persalinan,

bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana. Tujuan dilakukannya asuhan

kebidanan komprehensif dengan melakukan pendampingan berdasarkan

kompetensi dan kewenangan bidan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi

baru lahir, hingga KB. Metode yang digunakan dalam asuhan kebidanan

komprehensif ini adalah metode diskriptif ialah metode yang digunakan

untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Dan hasil dari

penelitian adalah selama melaksanankan asuhan kebidanan pada Ny. P

hasil pemantauan tidak mengalami tanda bahaya pada trimester III, hasil

pemantauan selama persalinan Ny.P tidak ada permasalahan, dan bayi

baru lahir Ny.P tidak ada pemasalahan, serta hasil pemantauan selama nifas

Ny.P tidak ada masalah/penyulit dan Ny.P memilih menggunakan

kontrasepsi kondom.

2. Venny Probowati (2016), dari STIKes Mitra Husada Karanganyar dengan

judul “asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.W di BPS Sri Ningsih

Kerjo Karanganyar”. Pada penelitian ni manajemen yang digunakan ialah 7


12

langkah varney dan SOAP pada Ny.W dilakukan asuhan dari hamil

trimester III, bersalin, nifas , bayi baru lahir dan KB. Tujuan dilakukan

asuhan kebidanan secara komprehensif ini adalah untuk melaksanakan

asuhan yang berkesinambungan sejak masa hamil sampai dengan

keikutsertaan dalam ber KB menggunakan kerangka pikir manajemen

kebidanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode

observasional diskriptif, yaitu dengan memantau dan mengikuti

perkembangan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. W mulai dari

kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB. Serta hasil dari

penelitrian ini adalah selama hamil ibu diberikan asuhan sebanyak 3 kali

dan tidak ada komplikasi pada trimester III, setelah diberikan asuhan

selama hamil janin dan ibu dalam keadaan sehat, selama persalinan dan

nifas berjalan dengan lancar dan tidak ada komplikasi, untuk bayi baru lahir

tidak ada komplikasi dan kelainan pada bayi, dan Ny. W menjadi akseptor

KB suntik 3 bulan.

Dari studi kasus sebelumnya dan sekarang terdapat persamaan dan

perbedaan. Adapun persamaan studi kasus yang penulis lakukan dengan

keaslian yaitu terletak pada judul asuhan kebidanan Komprehensif .

Sedangkan perbedaan studi kasus ini dengan studi kasus sebelumnya

terletak pada, waktu, tempat, responden peneliti, dan asuhan yang

diberikan.
13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

1. KEHAMILAN

a. Konsep Dasar

1) Pengertian

Kehamilan adalah suatu keadaan didalam rahim seorang wanita

terdapat hasil konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa) (Yanti,

2017).

2) Tanda – Tanda Kehamilan Trimester III

Menurut Yanti (2017), tanda – tanda kehamilan yaitu :

a) Gerakan janin dalam rahim, terlihat atau teraba gerakan janin

dan teraba bagian – bagian janin.

b) Denyut jantung didengar dengan stetoskop laenec, alat

kardiotokografi, alat dropler, dan dilihat dengan ultrasonografi.

c). Pemeriksaan dengan alat canggih, yaiturontgen untuk melihat

kerangka janin, ultrasonografi

`13
14

3) Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada ibu hamil Trimester III

a) Perubahan Fisiologis

Menurut Pantiawati dan Saryono (2010), perubahan fisiologis ibu

hamil trimester III adalah :

(1) Uterus

(a)28 minggu : fundus uteri terletak kira kira antara tiga jari

diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus

xifoideus (25 cm).

(b) 32 minggu : fundus uteri naik kira – kira antara ½ jarak

pusat dan prosesus xifoideus (27cm)

(c) 36 minngu : fundus uteri kira kira 1 jari dibawah prosesus

xifoideus (30cm)

(d) 40 minggu : fundus uteri terletak kira – kira 3 jari

dibawah prosesus xifoideus (33cm)

(2) Sistem Traktus Urinarius

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu

atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi lagi

karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Selain

itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air

menjadi lancar.
15

(3) Sistem Respirasi

Pada 32 minggu ke atas karena usus - usus tertakan uterus

yang membesar kearah diafragma sehingga diafragma kurang

leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil

mengalami derajat keseulitan bernafas.

(4) Kenaikan Berat Badan

Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan

berat badan mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan

adalah 11 – 12 kg.

(5) Sirkulasi Darah

Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25 %

dengan puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan

hematokrit mencapai level terendah pada minggu 30 – 32

karena setelah 34 minggu masa RBC terus meningkat tetapi

volume plasma tidak. Peningkatan RBC menyebabkan

penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil lanjut

mengeluh sesak nafas dan pendek nafas.

(6) Sistem Muskuloskeletal

Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.

Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat

badan wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan

wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi


16

abdomen yang membuat panggul miring kedepan, penurunan

tonus otot perut dan peningkatan beban berat badan pada

akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang

(redignment) kurvatura spinalis.

b) Perubahan Psikologi

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu

dan waspada sebab pada saat itu, ibu merasa tidak sabar

menunggu kelahiran bayinya. Seorang ibu mungkin mulai

merasakan takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan

timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat

kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu

yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu merasa

sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan

perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester

inilah, ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga, dan bidan

(Yanti, 2017).
17

4) Tanda Bahaya dalam Kehamilan Trimester III

Menurut Pantiawati dan Saryono (2010), tanda bahaya trimester III

adalah :

a) Perdarahan Pervaginam

Pada Kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah

merah, banyak dan kadang – kadang tapi tidak selalu, disertai

dengan rasa nyeri.

(1) Plasenta Previa

Plasenta yang berimplementasi rendah sehingga menutupi

sebagia / seluruh ostium uteri internum. (implantasi plasenta

yang normal adalah pada depan dinting rahimatau didaerah

fundus uteri).

(a) Gejala – Gejala

i Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa

nyeri,bisa terjadi secara tiba – tiba dan kapan saja.

ii Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta

terletak pada bagian bawah rahim sehingga bagian

terendah tidak dapat mendekati pintu atas panggul.

iii Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim

serkurang maka pada plasenta previa lebih sering

disertai kelainan letak.

(2) Solusio Plasenta


18

Lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal

plasenta terlepas setelah anak lahir.

(a) Tanda dan Gejala

i Darah dari tempat pelepasan keluar dari servik

dan terjadilah perdarahan.

ii Kadang – kadang darah tidak keluar, terkumpul

dibelakang plasenta, (perdarahan tersembunyi /

perdarahan kedalam.

iii Solusio plasenta dengan perdarahan tersembuny

menimbulkan tanda yang lebih khas (rahim

keras seperti papan) karena seluruh perdarahan

tertahan di dalam.

iv Perdarahan disertai nyeri, juga diluar his karena

isi rahim.

v Nyeri abdomen pada saat dipegang.

vi Palpasi sulit dilakukan.

vii Fundus uteri makin lama makin banyak.

viii Bunyi jantung tidak ada.


19

(3) Gangguan Pembekuan Darah

Koagulopati dapat menyebabkan dan akibat perdarahan

yang hebat.

b) Sakit kepala yang berat

Sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan yang

normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu

masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang

dengan beristirahat.

c) Penglihatan kabur

Wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur. Karena

pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah

dalam kehamilan. Perubahan ringan ( minor ) adalah normal.

(1) Tanda dan gejala

(a) Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang

mengancam adalah perubahan visual yang mendadak,

yaitu pandangan kabur dan berbayang.

(b) Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala

yang hebat dan mungkin menandakan preeklampsia.


20

d) Bengkak di wajah dan jari – jari tangan

(1) Tanda dan Gejala

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah yang serius jika

muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah

beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal

ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung, dan

preeklampsia.

e) Keluar cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air dari vagina, ketuban dinyatakan

pecah dini jika terjadi sebelum persalinan berlangsung, pecahnya

selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm ( sebelum

kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm.

f) Gerakan janin tidak terasa

Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janin selama bulan ke-

5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakannya lebih

awal, jika bayi tidur gerakannya akan melemah dan gerakan bayi

akan lebih terasa jika ibu berbaring untuk beristirahat.

(1) Tanda dan Gejala

Gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam.


21

g) Nyeri abdomen yang hebat

(1) Tanda dan gejala

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang

mengancam keslamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan

tidak hilang setelah beristirahat.

5) Ketidaknyamanan dalam Kehamilan pada Trimester III

Beberapa ketidaknyamanan ibu hamil trimester III (Yanti, 2017) :

a) Sesak nafas

(1) Penyebab

Ekspansi dan batas diafragma dengan pembesaran uterus /

rahim.

(2) Cara mengatasi

Sikap tubuh yang benar,tidur dengan bantal ekstra, jangan

makan terlalu kenyang, porsi kecil tapi sering, jangan

merokok, jika sesak berlebih segera periksa ke dokter.

b) Insomnia

(1) Penyebab

Gerakan bayi, kram otot, sering kencing, dan sesak napas.

(2) Cara mengatasi

Istirahat usap- usap punggung, minum susu hangat, mandi air

hangat sebelum tidur, topang bagian tubuh dengan bantal.


22

c) Sering kencing

(1) Penyebab

Penekanan uterus / rahim juga kepala janin.

(2) Cara mengatasi

Batasi minum sebelum tidur, pakai handuk yang bersih,

latihan senam kegel, jika kencing terasa sakit segera

periksakan ke dokter.

d) Kontraksi braxton hicks

(1) Penyebab

Kontraksi dalam persiapan persalinan.

(2) Cara mengatasi

Istirahat, atur posisi, cara bernafas, usap – usap punggung.

e) Kram kaki

(1) Penyebab

Penekanan saraf yang mensuplai ekstermitas bagian bawah

yang disebabkan pembesaran perut ibu terlalu lelah, lama

berdiri.

(2) Cara mengatasi

Istirahat, pengurutan daerah betis, selama kram kaki harus

difleksi.
23

f) Oedema

(1) Penyebab

Berdiri terlalu lama,duduk kaki tergantung, pakaian ketak dan

kaki ditinggikan, kurang olahraga.

(2) Cara mengatasi

Minum yang cukup,memakai stocking, istirahat, paha dan

kaki ditinggikan, jika cara tersebut tidak hilang segera periksa

ke dokter.

g) Varices

(1) Penyebab

Pengaruh hormon, pembesaran rahim.

(2) Cara mengatasi

Istirahat paha dan kaki diangkat selama kurang lebih 1 jam 2

kali sehari, berdiri jangan terlalu lama, memakai stocking.

h) Haemoroid

(1) Penyebab

Varices pada anus.

(2) Cara mengatasi

Pencegahan agar feces tidak keras, konsumsi sayuran dan

buah yang berserat, seperti pepaya, duduk jangan terlalu

lama, posisi tidur miring, kompres dengan air dingin /

hangat, gunakan obat suppositoria atad indikasi dokter.


24

6) Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

Menurut Pantiawati dan Saryono (2010), ada beberapa kebutuhan

psikologis ibu hamil trimester III :

a) Support Keluarga

(1) Keluarga dan suami dapat memberikan dukungan dengan

memberikan keterangan tentang persalinan.

(2) Tetap memberikan perhatian dan semangat pada ibu selama

menunggu persalinan.

(3) Bersama – sama mematangkan persiapan persalinan dengan

tetap mewaspadai komplikasi yang mungkin terjadi.

b) Support dari Tenaga Kesehatan

(1) Memberkan penjelasan bahwa yang dirasakan oleh ibu

adalah normal.

(2) Menenangkan ibu.

(3) Membicarakan kembali dengan ibu bagaimana tanda – tanda

persalinan yang sebenarnya.

(4) Meyakinkan bahwa anda akan selalu berada bersama ibu

untuk membantu melahirkan bayinya.

c) Rasa Aman Dan Nyaman Selama Kehamilan

Untuk menciptakan rasa nyaman dapat ditempuh dengan senam

untuk memperkuat otot – otot, mengatur posisi duduk untuk

mengatasi nyeri punggung akibat janin, mengatur berbagai sikap


25

tubuh untuk meredakan nyeri dan pegal, sikap berdiri yang

membuat bayi leluasa, melatih sikap santai untuk menenangkan

pikiran, dan menenangkan tubuh, melakukan relaksasi sentuhan,

tehnik pemijatan.

d) Persiapan Menjadi Orang Tua

(1) Bersama – sama dengan pasangan selama kehamilan dan

saat melahirkan untuk saling berbagi pengalaman yang unik

tentang setiap kejadian yang dialami oleh masing – masing.

(2) Berdiskusi dengan pasangan tentang apa yang dilakukan

untuk menghadapi status sebagai orang tua, seperti :

(a) Akomodasi bagi calon bayi.

(b) Menyiapkan tambahan penghasilan.

(c) Bagaimana nanti tibanya saat ibu harus kembali

bekerja.

(d) Apa saja yang diperlukan untuk merawat bayi.

e) Persiapan sibling

(1) Menceritakan mengenai sang adik yang di sesuaikan dengan

usia serta kemampuannya untuk memahami, tetapi tidak

pada usia kehamilan muda.

(2) Biarkan dia merasakan gerakan dan bunyi jantung adiknya.


26

(3) Beri kesempatan suami untuk turut mengurusinya agar anak

sadar bahwa bukan hanya ibu yang dapatmenyiapkan

makanannya atau menemaninya tidur, tetapi ayah juga.

(4) Perlihatkan cinta ibu kepada anak.

(5) Apabila sang kakak mengatakan ketidaksukaan pada sang

adik maka janganlah panik.

7) Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III

Menurut Pantiawati dan Saryono (2010), kebutuhan fisiologis ibu hamil

trimester III, terdiri dari :

a) Oksigen

Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu

udara yang bersih, tidak kotor, tidak berbau, dsb.

b) Nutrisi

Kebutuhan gizi ibu hamil trimester III (minggu27 – lahir) kalori

sama dengan trimester II tetapi protein naik menjadi 2g/kg BB.

Ibu yang cukup makanannya mendapatkan kenaikan BB yang

cukup baik. Kenaikan BB selama hamil rata – rata : 9 – 13,5 kg.

c) Personal hygiene

(1) Mandi

Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk

perawatan kulit karena pada ibu hamil fungsi ekskresi


27

keringat bertambah. Dan menggunakan sabun yang ringan

dan lembut agar kulit tidak iritasi.

(2) Perawatan gigi

Pemeriksaan gigi ini dilakukan satu kali selama hamil. Pada

ibu hamil gusi menjadi lebih peka dan mudah berdarah karena

dipengaruhi hormon kehamilan yang menyebabkan

hipertropi.

(3) Perawatan rambut

Rambut harus bersih, keramas satu minggu 2-3 kali.

(4) Payudara

(a) Putting harus dibersihkan.

(b) Persiapan menyusui dengan perawatan putting dan

kebersihan payudara.

(5) Perawatan vagina / vulva

(a) Celana dalam harus kering.

(b) Jangan gunakan obat / menyemprot kedalam vagina.

(c) Sesudah BAB / BAK dilap dengan lap khusus.

(d) Vagina touching

(6) Perawatan kuku

Kuku bersih dan pendek.


28

(7) Kebersihan kulit

Apabila terjadi infeksi kulit segera diobati, dan dalam

pengobatan dilakukan dengan resep dokter.

d) Pakaian

Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat

pada daerah perut dan leher.

e) Eliminasi

Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu

dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.

f) Seksual

Seksualitas adalah ekspresi atau ungkapan cinta dari 2 individu /

perasaan kasih sayang, menghargai, perhatian, dan saling

menyenangkan satu sama lain.

g) Exercise / Senam hamil

Secara umum, tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil

sebagai berikut :

(1) Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan memelihara

fungsi hati untuk dapat menahan berat badan yang semakin

naik, nyeri kaki, varices, bengkak.

(2) Melatih dan menguasai tehnik pernafasan yang berperan

penting dalam kehamilan dan proses persalinan.


29

(3) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot – otot

dinding perut, otot – otot dasar panggul.

(4) Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan.

(5) Memperoleh relaxsasi yang sempurna dengan latihan

kontraksi dan relaksasi.

(6) Medukung ketenangan fisik.

h) Istirahat / Tidur

Belajarlah posisi tidur miring kiri sejak awal, manfaatnya akan

diperoleh sewaktu kehamilan semakin membesar. Kadang akan

membantu dengan mengganjal beberapa bantal, letakkan satu

dibelakang sehingga jika berguling terlentang tubuh tidak terlalu

datar.

i) Imunisasi

Vaksin adalah subtansi yang diberiakan untuk melindungi dari

zat asing (infeksi).

j) Traveling

(1) Jangan terlalu lama dan melelahkan

(2) Duduk lama statis vena (vena stagnasi) menyebabkan

tromboflebitis dan kaki bengkak.

(3) Bepergian dengan pesawat boleh, tidak ada bahaya hipoksia

dan tekanan oksigen yang cukup dalam pesawat.


30

k) Persiapan Laktasi

Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang

penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap

untuk menyusui bayinya.

l) Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi

Ada 5 komponen dalam rencana persalinan :

(1) Membuat rencana persalinan

(a) Tempat persalinan.

(b) Memilih tenaga kesehatan terlatih.

(c) Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut.

(d) Bagaimana transportasi ketempat persalinan.

(e) Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana

cara mengumpulkan biaya tersebut.

(f) Siapa yang akan menjaga keluarga jika ibu tidak ada.

(2) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi

kegawatdaruratan pada saat pengambil keputusan tidak ada.

(a) Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga.

(b) Siapa yang akan membuat keputusanjika pembuat

keputusan utama tidak ada saat terjadi

kegawatdaruratan.

(3) Mempersiapkan system transportasi jika terjadi

kegawatdaruratan.
31

(a) Dimana ibu akan bersalin ( desa, fasilitas kesehatan,

rumah sakit)

(b) Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih

lanjut jika terjadi kegawatdaruratan.

(c) Bagaimana cara mencari donor darah potensial.

(4) Membuat rencana / pola menabung.

(5) Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan.

m) Memantau Kesejahteraan Janin

Pergerakan janin dilakukan dengan cara :

(1) Berbaring miring dan raba perut untuk merasakan gerakan

janin.

(2) Hitunglah, pada umunya 10 gerakan terjadi dalam jangka

waktu 20 menit – 2 jam, bila lebih dari 3 jam dicatat dengan

cermat kemudian perhatikan juga DJJ.

(3) Gerakan janin akan bertambah setelah makan.

(4) Janin normal akan tidur kurang lebih 20 menit.

(5) Selama 2-3 kali sebelum lahir gerakan janin akan berkurang.

8) Asuhan Antenatal

a) Pengertian

Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil

secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya.

Pelayanan antenatal ini meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya


32

koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi dasar yang

dilakukan (Pantiawati dan Saryono, 2010).

b) Tujuan

Tujuan dari ANC adalah :

(1) Memantau kemajuan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang anak.

(2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental

dan sosial budaya ibu dan bayi.

(3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidanan, pembedahan.

(4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.

(5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI ekslusif.

(6) Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara

normal.(Pantiawati dan Saryoko, (2010).

c) Frekuensi Kunjungan ANC

Menurut Pantiawati dan Saryoko (2010), Frekuensi dan

pemeriksaan antenatal terdiri dari :


33

(1) Minimal 1 kali pada trimester 1

(2) Minimal1 kali pada trimester II

(3) Minimal 2 kali pada trimester III

d) Kebijakan Program

Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2015), kebijakan

program 10T yang harus diberikan kepada ibu hamil, yaitu :

(1) Penimbangan berat badan dan Pengukuran tinggi badan.

(2) Pengukuran tekanan darah.

(3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).

(4) Pengukuran Tinggi Puncak Rahim (Fundus Uterus ).

(5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian

imunisasi tetanus toxoid sesuai statuas imunisasi.


34

Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi TT

Imunisasi Interval Perlindung Masa

an perlindungan

TT 1 Pada kunjungan 0% Tidak ada

ANC pertama

TT 2 4 minggu setelah 80% 3 Tahun

TT 1

TT 3 6 bulan setelah TT 95% 5 Tahun

TT 4 1 Tahun setelah 99 % 10 Tahun

TT 3

TT 5 1 Tahun setelah 99% 25 tahun / seumur

TT 4 hidup

Sumber : Pantiawati dan Saryono(2010)

(6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan.

(7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

(8) Pelaksanaan temu wicara (Pemberian komunikasi

interpersonal dan konseling termasuk keluarga berencana).

(9) Pelayanan tes labolatorium sederhana, minimal tes

hemoglobin darah Hb, Pemeriksaan protein urin dan

pemeriksaan golongan darah.

(10) Tatalaksana kasus.


35

9) Skor Poedji Rochjati

a) Skrining Antenatal Deteksi dini Ibu Hamil Risiko Tinggi Dengan

Menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati

Berupa kartu skor untuk digunakan sebagai alat skrening

ANTENATAL berbasis keluarga guna menemukan faktor risiko ibu

hamil, yang selanjutnya dilakukan upaya terpadu untuk menghindari

dan mencegah kemungkinan terjadinya upaya komplikasi obtetrik

pada saat persalinan → dengan Kartu Skor Poedji Rachjati (Winarni,

2014).

b) Manfaat KSPR

(1) Untuk Menemukan faktor resiko Bumil

(2) Menentukan Kelompok Resiko Bumil

(3) Alat pencatat Kondisi Bumil (Winarni, 2014).

c) Setiap ibu hamil mempunyai :

(1) Satu Kartu Skor / Buku KIA

(2) Dipantau ole Ibu PKK, Kader Posyandu, Tenaga Kesehatan

(Winarni, 2014).

d) Alat Skrining Ibu Hamil

(1) Kartu Skor “ Poedji Rochjati” ( KSPR)

Kartu skor mempunyai fungsi:

(a) Skrining antenatal / deteksi dini factor risiko pada ibu hamil

Risiko Tinggi
36

(b) Pemantauan dan pengendalian ibu hamil selama kehamilan

(c) Pencatatan kondisi ibu selama kehamilan, persalinan, nifas

mengenai ibu / bayi

(d) Pedoman untuk memberikan penyuluhan

(e) Validasi data kehamilan, persalinan, nifas dan perencanaan

KB (Winarni, 2014).

(2) Sistem SKOR

Cara Pemberian SKOR:

(a) Skor 2: Kehamilan Risiko Rendah (KRR) Untuk umur dan

paritas pada semua ibu hamil sebagai skor awal

(b) Skor 4: Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) Untuk tiap faktor

risiko

(c) Skor 8: Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)

Untuk bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang,

perdarahan antepartum dan pre-eklamsia berat / eklampsia

(Winarni, 2014).

(3) Alat Skrening / Deteksi Dini Rersiko Ibu Hamil berupa:

(a) Alat untuk melakukan skrining adalah Kartu Skor Poedji

Rochjati

Format : kartu skor disusun dengan format kombinasi

antara cecklis dan system skor. Cecklis dari 19 faktor resiko

dengan skor untuk masing-masing tenaga kesehatan maupun


37

non kesehatan PKK(termasuk ibu hamil, suami dan

keluarganya) mendapat pelatihan dapat menggunakan dan

mengisinya (Winarni, 2014).

b. Teori Manajemen Kebidanan

1) Tinjauan Kasus

Menurut Wildan dan Hidayat (2008), Manajemen kebidanan terdiri dari :

a) Pengkajian

Dalam tahap ini data/fakta dikumpulkan dalam adalah subjektif

dan/atau data obyektif dari pasien.

(1) Data Subyektif

Menurut Mufdlilah (2009), Informasi yang dicatat mencakup

identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung

kepada pasien/klien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga

kesehatan (allo anamnesis).

Menurut Mufdlilah (2009), sata subyektif terdiri dari :

(a) Anamnese

Identitas klien meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan,

suku/bangsa, agama, identitas suami dan alamat. Nama

ditanyakan untuk mengetahui identitas klien dan suami,

umur ditanyakan untuk mengetahui berapa umur klien

termasuk dalam resiko atau tidak (21 – 35 tahun), agama

ditanyakan untuk mengetahui apa agama yang dianut oleh


38

klien dan suami, suku bangsa di tanyakan untuk mengetahui

suku bangsa klien, pendidikan ditanyakan untuk

mengetahui tingkat akhir pendidikan, alamat ditanyakan

untuk mengetahui alamat klien dan suami (Mufldilah,

2009).

(b) Riwayat Kesehatan Sekarang

i Keluhan Utama

Ditanyakan untuk mengetahui alasan klien datang,

apakah untuk memeriksakan kehamilan, atau

memeriksakan keluhan lain (Mufldilah, 2009).

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

Sulistyawati, 2009).

ii Riwayat kesehatan Personal.

Ditanyakan untuk mengetahui karakteristik personal

termasuk hubungan klien dengan orang lain, riwayat

pengobatan termasuk apakah klien mempunyai riwayat

penyakit menular/keluarga (Mufldilah, 2009).

1 Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang flu batuk ataupun

demam
39

2. Riwayat Kesehatan Sistemik

Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada

dada kiri

Ginjal : Ibu mengatakantidak sakit pada

pinggang kanan dan kiri

Asma / TBC: Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas

dan batuk lebih dari 2 minggu

Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah sakit

kepala yang menetap dan tensi tidak

lebih dari 140/90 mmHg.

DM :Ibu mengatakan tidak pernah haus dan

lapar dimalam hari

Hepatitis : Ibu mengatakan tidak kuning pada

muka mata dan kuku

Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang

Lain- Lain : Ibu mengatakan tidak sakit HIV/AIDS

(sulistyawati, 2009).

iii Riwayat Menstruasi

Ditanyakan untuk mengetahui tentang faal alat

reproduksi, hal yang dikaji adalah usia menarche, siklus,

lama, nyeri, penjendelan, perdarahan intra menstruasi,


40

problem dan prosedur ( misal, amenorhoe, perdarahan

irreguler) (Mufldilah, 2009).

Menarche : 13 tahun

Siklus 28-30 hari

Lama : 6-7 hari

Banyak : 3 -4 kali sehari

Teratur/tidak : haid teratur

Sifat darah : cair berwarna merah segar

Nyeri : tidak nyeri saat haid (Sulistyowati, 2009).

iv Riwayat Seksual

Ditanyakan untuk mengetahui penggunaan kontrasepsi

klien serta masalah yang dialami selama penggunaanya,

penyakit transmisi seksual (Mufldilah, 2009).

Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan KB selama

tahun dan alasan lepas karena ingin hamil (Mufldilah,

2009).

v Riwayat Kesehatan Keluarga

Ditanyakan untuk mengetahui adanya resiko penyakit

menular yang diturunkan, kelainan-kelainan genetik

(Mufldilah, 2009).
41

1. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan baik dari keluarganya dan

keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit

menurun seperti hipertensi, jantung, asma dan penyakit

menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS.

2. Riwayat Keturunan Kembar

Ibu mengatakan baik dari keluarganya dan keluarga

suaminya tidak memiliki keturunan kembar (sulistyawati,

2009).

(c) Riwayat Obstetrik

Ditanyakan untuk mengetahui riwayat kesehatan

sebelumnya, misalnya adanya komplikasi pada kehamilan,

kelahiran, faktor resiko (Mufldilah, 2009).

i. Paritas klien dituliskan dengan GPA dimana dalah

Gravida (jumlah kehamilan sampai dengan kehamilan

saat ini, P adalah paritas (Jumlah kelahiran dan A adalah

abortus yaitu berapa kali ibu mengalami abortus pada

kehamilan sebelumnya

ii. HPMT (hari Pertama Menstruasi terakhir, ditanyakan

untuk memperkirakan tanggal persalinan. Apabila siklus

menstruasi 28 hari HPL (Hari perkiraan lahir dapat

dihitung dengan menambahkan 7 pada tanggal,


42

mengurangi 3 atau menambah 9 pada bulan dan

menambah 1atau tetap pada tahun (+7, -3, +1) / (+7, +9,

+1), sementara jika siklus menstruasi 35 hari maka

tanggal ditambahkan 14 (+14, -3, +1) tahun atau tetap

(Mufldilah, 2009).

iii. Usia kehamilan, dituliskan dalam minggu (Mufldilah,

2009).

Usia Kehamilan 30 minggu (Mufldilah, 2009).

iv. Gerak janin pertama kali, ditanyakan untuk mengetahui

gerak janin yang pertama dirasakan ibu pada umur

kehamilan berapa minggu dan mengetahui masalah yang

mungkin terjadi pada janin yang dikandung (Mufldilah,

2009).

Ibu mengatakan merasakan gerakan janin saat usia

kehamilan 20 minggu (Mufldilah, 2009).

v. Keluhan yang dialami selama kehamilan, misal nausea

(mual), frekuensi kencing, nyeri kepala, leukorrhea

(keputihan), oedema, konstipasi, perdarahan, nyeri

abdomen dll (Mufldlilah, 2009).

Trimester 1 : Ibu mengatakan mual dan muntah

Trimester 2 : Tidak ada keluhan


43

Trimester 3 :Ibu mengatakan terkadang punggung

pegal (sulistyowati, 2009).

vi. Pengobatan atau obat-obatan yang digunakan sejak

kehamilan, paparan terhadap penyakit khususnya rubella

dan penyakit imun, sakit yang dialami selama/ sejak

kehamilan, paparan terhadap toksin ditempat kerja ( bila

bekerja /ditempat tinggal)diperlukan untuk mengetahui

efek yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut pada

kehamilannya (Mufldilah, 2009).

Ibu mengatakan mengkonsumsi tablet Fe, kalk, dan obat

anti mual (sulistyowati, 2009).

vii. Reaksi dan adaptasi terhadap kehamilannya, reaksi dan

adaptasi terhadap kehamilan bagi pasangan dan keluarga,

hubungan suami dengan klien dan keluarga, ditanyakan

untuk mengetahui penerimaan klien, pasangan, dan

keluarga terhadap kehamilan yang dapat mempengaruhi

pemeliharaan kehamilan (Mufldilah, 2009).

1. Perasaan tentang hamil ini

Ibu mengatakan senang terhadap kehamilan sekarang

2. Kehamilan direncanakan / tidak

Ibu mengatakan kehamilan nya direncanakan

3. Jenis kelamin yang diharapkan


44

Ibu mengatakan laki-laki dan perempuan sama saja

yang penting sehat.

4. Dukungan Keluarga

Ibu mengatakan keluarga sangat mendukung

(Mufldilah, 2009).

(d) Kebutuhan Dasar Sehari Hari

i Nutrisi

Ditanyakan pada klien jenis, kesukaan, pantangan, intake

untuk mengetahui pemenuhan nutrisi selama hamil

(Mufldilah, 2009).

Tabel 2.2 Pola Nutrisi

Sebelum Hamil Selama hamil

Menu Nasi, sayur, lauk Nasi, lauk,sayur

Jumlah 1 porsi penuh Setengah porsi

Pantangan Tidak ada Makanan pedas

frekuensi 2-3 kali 3 kali

Sumber : Sulistyowati (2009)

Tabel 2.3 Pola Minum

Sebelum Hamil Selama Hamil

Jenis Teh tidak manis, air putih The manis, air puth,

susu untuk ibu hamil,

sirup

Jumlah 5-6 gelas/hari 8-12 gelas/ hari

Sumber : Sulistyowati (2009)


45

ii Eliminasi

Ditanyakan pada klien perubahan yang terjadi baik BAB

maupun BAK selama hamil (Mufldilah, 2009).

Sebelum hamil : BAB 1 kali BAK 4-5 kali sehari

Selama hamil : BAB 1 kali dan BAK 5-6 kali sehari

Keluhan : Tidak ada (Sulistyowati, 2009).

iii Aktivitas dan Latihan

Ditanyakan ada gangguan atau tidak (Mufldilah, 2009).

Sebelum hamil : Ibu mengatakan sebagai seorang penjahit

dan ibu rumah tangga dengan beban

pekerjaan menyapu, mengepel,

memasak, mencuci baju, dan

menyetlika.

Selama Hamil :ibu mengatakan intensitas menjahit

dikurangi dan rencana untuk milai cuti

saat usia kehamilan 9 bulan.

Keluhan : Tidak ada (Sulistyowati, 2009).

iv Istirahat-tidur

Ditanyakan tentang pola, lama, dan gangguan tidur baik

pada waktu siang maupun malam (Mufldilah, 2009).

Sebelum hamil : tidur siang 2 jam dan malam 8 jam

Selama hamil: tidur siang tidak teratur dan malam 8 jam


46

Keluhan : tidak ada (Sulistyowati, 2009).

v Seksualitas

Ditanyakan tentang pendidikan seksual dan kesiapan

fungsi, konsep seksual diri dan identitas, sikap terhadap

seksual, efek terhadap kehamilan (Mufldilah, 2009).

Sebelum hamil : 3x dalam 1 minggu

Selama hamil : 1 x dalam1 minggu

Keluhan : Tidak ada (Sulistyowati, 2009).

(e) Keyakinan budaya (kultur) (Mufldilah, 2009).

i. Pantang Makan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan

ii Kebiasaan adat istiadat

Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat (Mufldilah, 2009).

(f) Kebiasaan yang merugikan, seperti merokok minuman

beralkohol (Mufldilah, 2009).

Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok,

minum – minuman beralkohol dan mengkonsumsi obat

terlarang (Sulistyowati, 2009).


47

(2) Data Obyektif

Menurut Mufdlilah (2009), sata Obyektif terdiri dari:

(a) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan setelah anamnesa sebelum

melakukan pengkajian. Bidan perlu menjelaskan pada klien

dan keluarga tindakan yang akan dilakukan dan berikan

kesempatan kepada klien dan keluarga untuk bertanya

sehingga mereka dapat memahami pentingnya pemeriksaan

tersebut. (Mufldilah, 2009).

(b) Langkah-langkah pemeriksaan

i Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat.

ii Pengukuran tinggi dan berat badan dan lingkar lengan kiri

(Mufldilah, 2009).

1. Tinggi badan :154 cm

2. Berat badan sebelum hamil :45 kg

3. Berat badan sekarang : 50 kg

4. LILA : 24,5 cm

(Sulistyawati, 2009).
48

(c) Tanda Vital

i Tekanan Darah

Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih

mintalah ibu berbaring miring kekiri dan santai sampai

terkantuk selama 20 menit kemudian ukurlah tekanan

darahnya. (Mufldilah, 2009).

Tekanan Darah : 110/70 mmHg (Sulistyawati, 2009).

ii Denyut nadi (Mufldilah, 2009).

Nadi :80x/menit (Sulistyawati, 2009).

iii Suhu (Mufldilah, 2009).

Suhu :36,50C (Sulistyawati, 2009).

iv Respirasi (Mufldilah, 2009).

Respirasi : 20x/menit

(Sulistyawati, 2009).

(d) Pemeriksaan Cephalo Caudal

Pemeriksaan fisik ibu hamil dilakukan melalui pemeriksaan

inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pada saat

melakukan pemeriksaan dada dan perut, pemeriksaan

dilakukan secara bersamaan dan berurutan sehingga tidak

membuat ibu merasa malu (Mufldilah, 2009)


49

i Kepala, muka, leher

Perhatikan adanya kloasma gravidarum, pucat

pada wajah, pembengkakan pada wajah. Bila terdapat

pada wajah, periksa conjungtiva mata dan kuku,

Conjungtiva mata dan kuku, yang pucat menandakan ibu

menderita anemia sehingga memerlukan tindakan lebih

lanjut. Jelaskan pada ibu apakah ibu kurang darah atau

tidak.

Bila terdapat oedema di wajah, perhatikan adanya

bengkak ditangan dan mata kaki. Pada kehamilan normal

sedikit bengkak pada mata kaki dianggap normal dan bila

bengkak menimbulkan cekungan yang tidak cepat hilang

bila ditakan, hal ini merupakan tanda bengkak tidak

normal. Bila bengkak terjadi pada tangan dan wajah suatu

pertanda terjadinya preeklampsia(Mufdlilah, 2009).

1. Kepala

Rambut : Bersih, hitam, tidak rontok, tidak

berketombe

Muka : Bersih tidak oedema, tidak ada cloasma

gravidarum

Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sklera

putih
50

Hidung : Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada

secret

Telinga : Simetris, tidak ada serumen

(Sulistyawati, 2009).

ii Mulut.

Perhatikan pucat pada bibir, pecah-pecah, stomatitis,

ginggivitis, gigi tanggal, gigi berlubang, caries gigi dan

bau mulut. (Mufdlilah, 2009).

Mulut/ Gigi/Gusi : Tidak ada caries,tidak ada stomatitis,

tedak ada perdarahan,bibir merah muda, integritas

lembab, lidah merah muda (Sulistyawati, 2009).

iii Leher

Pembengkakan saluran limfe atau pembengkakan kelenjar

tiroid. (Mufdlilah, 2009)

2. Leher

Kelenjar Limfe :Tidak ada Pembesaran kelenjar

limfe

Benjolan : Tidak ada benjolan

Kelenjar gondok :Tidak ada pembesaran kelenjar

gondok

(Sulistyawati, 2009).
51

iv Dada dan Payudara

Pada kunjungan pertama periksa adanya kemungknan

benjolan yang tidak normal, perhatikan ukuran payudara

simetris/tidak, putting payudara (menonjol, datar, masuk),

keluarnya kolostrum/ cairan lain, hiperpigmentasi areola

mammae dan kebersihannya.Perhatikan retraksi dada, dan

adanya kemungkinan massa/nodul pada axilla.

(Mufdlilah, 2009)

Dada dan Axilla

1. Mammae

Membesar : Normal

Tumor : Tidak ada benjolan

Simetris : Simetris kanan dan kiri

Areola : Hiperpigmentasi

Putting susu: Menonjol

(Sulistyawati, 2009)

2. Dada

Retraksi dada : Tidak ada retraksi dada

Denyut Jantung : Teratur

(Sulistyawati, 2009)

.
52

v Abdomen

Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk

menemtukan letak dan presentasi janin, turunnya bagian

janin yang terbawah, tinggi fundus uteri, dan denyut

jantung janin.

Perhatikan bentuk pembesaran perut

(melintang,memanjang, asimetris) adalah pigmentasi

dilinea alba/nigra, strie gravidarum, luka bekas infeksi,

gerakan janin, lakukan juga palpasi untuk merasakan

adanya gerakan janin, apakah pembesaran perut sesuai

dengan umur kehamilan, perhatikan pertumbuhan janin

dari tinggi fundus uteri semakin tua umur kehamilan

semakin tinggi fundus uteri, namun pada kehamilan 9

bulan tinggi fundus uteri akan turun karena kepala telah

turun atau masuk panggul, tinggi fundus uteri (> 12

minggu besarnya sedikit di atas tulang pubis, kehamilan

20 minggu tinggi fundus uteri berada dipusat, secara kasar

dapat dipakai pegangan bahwa setiiap bulannya fundus

naik 2 jari, tetapi perhitungan tersebut sering tidak tepat

karena ukuran jari pemeriksa bervariasi. (Mufdlilah,

2009).
53

1. Inspeksi

Pembesaran perut : sesuai usia kehamilan

Bentuk perut : memanjang

Linea alba/ nigra : linea nigra

Strie albican/ livide: strie albican

Kelainan : tidak ada

Bekas Operasi : Tidak ada

(Sulistyawati, 2009).

2. Palpasi

Pergerakan Janin : Teraba saat pemeriksaan

Leopod I : Tfu 3 jari diatas pusat teraba

bulat lunak tidak melenting

Leopod II :Kiri teraba punggung janin

Kanan teraba ekstermitas janin

Leopod III :Teraba bulat, lunak, melenting,

dan masih bisa digoyangkan

Leopod IV :bagian terbawah janin belum

masuk Pintu atas panggul

TFU Mc.donald : 30 cm

TBJ : 2.790 gram

(Sulistyawati, 2009).

3. Auskultasi
54

Puntum maximum : kiri bawah pusat

Teratur/ tidak : Teratur

Frekuensi : 145x/menit

(Sulistyawati, 2009).

vi Genitalia

Lakukan cuci tangan dan kenakan sarung tangan sebelum

memeriksa vulva. Pada bagian vulva mungkin didapatkan

cairan jernih atau sedikit berwarna putih tidak berbau.

Pada keadaan normal, tidak ada rasa gatal, luka atau

perdarahan, raba kulit pada daerah selangkangan, pada

keadaan normal tidak teraba benjolan kelenjar.Perhatikan

adanya varices. Setelah selesai cuci tangan dengan sarung

tangan yang masih terpasang. Lepaskan sarung tangan

dan lakukan cuci tangan lagi dengan sabun. (Mufdlilah,

2009)

1. Labia mayora : Menutup

Varices : Tidak varices

Kelenjaer bartolini:Tidak ada pembesaran kelenjar

bartolini.

2. Anus

Haemoroid: tidak ada

Lain-lain :tidak ada (Sulistyawati, 2009).


55

vii Panggul

Pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan

pemeriksaan untuk menilai keadaan dan bentuk panggul.

Cara melakukan pemeriksaan panggul yaitu dengan :

1. Inspeksi yaitu melihat apakah terdapat dugaan

kesempitan panggul atau kelainan panggul.(Mufldilah,

2009).

2. Palpasi, klien dapat diduga mempunyai kelainan atau

kesempitan panggul atau tidak bila pada primigravida

pada kehamilan 36 minggu atau lebih kepala belum

masuk pintu atas panggul (PAP).(Mufldilah, 2009).

3. Perasat Osborn positif

Alat yang paling sering digunakan untuk mengukur

ukuran luar panggul adalah jangka panggul martin

(Mufldilah, 2009).

a .Distansia Spinarum

Jarak antara spina iliaka anterior kanan dan kiri

dengan ukuran panggul normal 23-26 cm

(Mufldilah, 2009).

b Distansia Kristarum

Jarak terjauh krista iliaka kanan dan kiri dengan

ukuran sekitar 26-29 cm. Bila selisih antara


56

distansia kristarum dan distansia spinarum kurang

dari 26 cm, kemungkinan besar kesempitan

panggul (Mufldilah, 2009).

c. .Distansia tuberum

Ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau

jarak tuber isciadikum kanan dan kiri dengan

ukuran normal 10,5-11 cm (Mufldilah, 2009).

d. .Konjugata Eksterna (Boudeloge)

Jarak antara tepi atas simpisis dan prosesus

spinosus lumbal V dengan ukuran normal 18-20

cm, bila diameter boudelque kurang dari 16 cm

kemungkinan terdapat kesempitan panggul

(Mufdlilah, 2009).

3. Ekstermitas

Oedema positif pada tungkai menandakan adanya

preeklampsi. Positif (+) 1 apabila cekung 2 mm, +2 apabila

cekung 4 mm, +3 apabila cekung 6 mm, +4 apabila cekung

6mm (Mufdlilah, 2009).

1. Atas : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening

di aksila, kuku bersih, ujung jari tidak pucat

(Sulistyawati, 2009).
57

4. Pemeriksaan lutut (patella)

Bila reflek lutut negatif kemungkinan klien kekurangan B1,

bila gerakan berlebihan dan cepat, hal ini menunjukkan

preeklampsia. (Mufdlilah, 2009)

Reflek patella positif kanan kiri (Sulistyawati, 2009).

5. Pemeriksaan Penunjang

Misalnya, urine, darah, feses, USG (Mufdlilah, 2009).

Pemeriksaan labolatorium : Hb 10,9 gr/dl

Pemeriksaan penunjang lain: presentasi kepala, DJJ (+)

(Sulistyawati, 2009).

b) Interpretasi data

Interpretasi data tersebut sebatas lingkup praktik kebidanan dan

memenuhi standar nomenklatur atau tata nama diagnosis kebidanan

yang diakui oleh profesi dan berhubungan langsung dengan praktek

kebidanan, serta didukung oleh pengambilan keputusan kliniis (clinical

judgment) dalam praktik kebidanan yang dapat diselesaikan dengan

pendekatan manajemen kebidanan (Wildan dan Hidayat, 2008).

c) Penentuan diagnosa kebidanan

Penentuan diagnosis bidan mencakup hal-hal sebagai berikut :

(1) Kondisi pasien terkait dan masalahnya.

(2) Masalah utama dan penyebab utama terhadap resiko.

(3) Masalah potensial.


58

(4) Pragnosis.

Tiga jenis pedoman dalam mencatat diagnosis kebidanan adalah

sebagai berikut :

(a) Diagnosis kebidanan yang sama dengan diagnosis medis

sepertianemia ibu hamil, retensio plasenta, plasenta previa, dll.

(b) Masalah diidentifikasin berdasarkan masalah yang ditemukan

dengan didukung oleh data subyektif dan obyektif seperti

cemas, potensial atonia uteri,dll.

(c) Kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu

misalnya penyuluhan gizi pada ibu hamil (Wildan dan Hidayat,

2008).

d) Tindakan Segera

Penetapan kebutuhan in dilakukan dengan cara mengantisipasi dan

menentukan kebutuhan apa saja yang akan diberikan pada pasien

dengan melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan

lainnya (Wildan dan Hidayat, 2008).

e) Perencanaan

langkah penulisan rencana kegiatan adalah sebagai berikut :

(1) Mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan.

(2) Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai didalam

tujuan tersebut.
59

(3) Mencatat langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah dan

tujuan yang akan dicapai. Langkah-langkah tindakan mencakup

kegiatan yang dilakukan secara mandiri, kegiatan kolaborasi

ataupun rujukan sesuai dngan tujuan masing-masing tang sudah

ditentukan.

(4) Mencatat kinerja evaluasi keberhasilan (Wildan dan Hidayat,

2008).

f) Pelaksanaan

Pencatatan dalam pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-kasus

yang memerlukan tindakan diluar wewenang bidan sehingga perlu

dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan. Selain itu, pengawasan dan

monitor kemajuan kesehatan pasien juga perlu dicatat (Wildan dan

Hidayat, 2008).

g) Evaluasi

Evaluasi juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan

langkah-langkah manajemen lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan

identifikasi / analisis masalah selanjutnya bila diperlukan (Wildan dan

Hidayat, 2008).

\
60

2) Dokumentasi kehamilan untuk kunjugan II

Menurut Wildan dan Hidayat (2008), laporan asuhan kebidanan kehamilan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP :

S : Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang

merupakan ungkapan langsung

O :Data yang didapatkan dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik

selama masa intranatal.

A : Analisis dan Interpretasi

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan

meliputi diagnosis, antisipasi diagnosa atau masalah potensial, serta

perlu ada tidaknya tindakan segera.

P : Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk

asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau labolatorium, serta

konseling untuk tindak lanjut.

3) Dokumentasi kehamilan untuk kunjugan III saat usia kehamilan minggu

Menurut Wildan dan Hidayat (2008), laporan asuhan kebidanan kehamilan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP :

S : Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang

merupakan ungkapan langsung.

O :Data yang didapatkan dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik

selama masa intranatal.


61

A : Analisis dan Interpretasi

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan

meliputi diagnosis, antisipasi diagnosa atau masalah potensial, serta

perlu ada tidaknya tindakan segera.

P : Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk

asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau labolatorium, serta

konseling untuk tindak lanjut.


62

2. PERSALINAN

a. Konsep Dasar

1) Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau hamper cukup bulan dan dapat

hidup diluar kandungan melalui jaln lahir atau melalui jalan lahir lain

dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Nurasiah dkk,

2014).

2) Tanda-tanda Persalinan

Menurut Nuraisiah dkk, (2014) tanda-tanda persalinan terdiri dari :

a) Terjadinya his persalinan

his persalinan mempunyai sifat :

(1) Pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan

(2) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya

makin besar

(3) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus

(4) Makin beraktivita (jalan), kekuatan makin tambah

b) Bloody Show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)

Dengan his permulaan, terjadi perubahan serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan, lendir yang terdapat

dikanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang

menjadikan perdarahan sedikit.


63

(1) Pengeluaran cairan

Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban

robek. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang

pembukaan lengkap tetapi kadang pecah pada pembukaan

kecil.

3) Penyebab Mulainya Persalinan

Menurut Nurasiah dkk (2014), sebab-sebab mulainya persalinan

meliputi :

a) Penurunan hormone progesteron

Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun menjadikan

otot rahim sensitif sehingga menimbulkan his.

b) Keregangan otot-otot

Otot rahim akan meregang dengan mjunya kehamilan, oleh

karena isinya bertambah maka akan timbul kontraksi untuk

mengeluarkan isinya atau mulai persalinan.

c) Peningkatan hormon oksitosin

Pada akhir kehmilan hormone oksitosin bertambah sehingga

dapat menimbulkan his.

d) Pengaruh janin

Hypofise dan kelenjar suprarenal pada janin memegang peranan

dalam proses persalinan, oleh karena itu pada anencepalus

kehamilan lebih lama dari biasanya.


64

e) Teori Prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan dari desidua meningkat saat umur

kehamilan 15 minggu. Hasil percobaan menunjukan bahwa

prostaglandin menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap

umur kehamilan.

f) Plasenta menjadi tua

Dengan tuanya kehamilan plasenta menjadi tua, Vili corilis

mengalami perubahan sehingga kadar progesterone dan estrogen

menurun.

4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi proses Persalinan

a) Power (Kekuatan)

Menurut (Nurasiah dkk, 2014) Power adalah kekuatan atau

tenaga yang mendorong janin keluar.Kekuatan tersebut meliputi :

(1) His (kontraksi uterus)

kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim

bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah

kontraksi simetris, fundus dominan,terkoordinasi dan

relaksasi. (Nurasiah dkk, 2014).

(a) Pembagian his dan sifat-sifatnya:

i His pendahuluan: his tidak kuat, datangnya tidak

teratur, menyebabkan keluarnya lendir darah atau

bloody show.
65

ii His pembukaan (kala I): menyebabkan pembukaan

serviks, semakin kuat, teratur dan sakit.

iii His pengeluaran (kala II): untuk mengeluarkan janin,

sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi.

iv His pelepasan plasenta (kala III): kontraksi sedang

untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.

v His pengiring (kala IV): kontraksi lemah, masih

sedikit nyeri, terjadi pengecilan dalam beberapa jam

atau hari.

(b) Hal-hal yang harus diperhatikan pada his saat melakukan

observasi:

i Frekuensi his: jumlah his dalam waktu tertentu,

biasanya per menit per 10 menit.

ii Intensitas his :kekuatan his (adekuat atau lemah).

iii Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung

dan ditentukan dalam detik misalnya, 50 detik.

iv Interval his : jarak antara his yang satu dengan his

berikutnya, his datang tiap 2-3menit.

(2) Tenaga mengejan

(Nurasiah dkk, 2014) Setelah pembukaan lengkap dan

setelah ketuban pecah atau dipecahkan, serta sebagai

presentasi sudah berada didasar panggul, sifat kontraksi


66

berubah, yakni bersifat mendorong keluar dibantu dengan

keinginan ibu untuk mengedan atau usaha volunter.

Keinginan mengedan disebabkan karena:

(a) Kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan

peninggian tekanan intra abdominal dan tekanan ini

menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan

untuk mendorong keluar.

(b) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengedan sewaktu

buang air besar (BAB) tapi jauh lebih kuat.

(c) Saat kepala sampai kedasar panggul, timbul refleks yang

mengakibatkan ibu menutup glostisnya,

mengkontraksikan otot-otot perut dan menekan

diafragmanya kebawah.

(d) Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila

permubukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu

ada his.

(e) Tanpa tenaga mengejan bayi tidak akan lahir.


67

b) Passage (Jalan Lahir)

Passage atau jalan lahir di bagi menjadi dua

(1) Bagian keras :panggul

(a) Tulang panggul

Tulang panggul terdiri dari :

i Os coxae ( tulang pangkal paha)

ii Os sacrum ( tulang belakang) terdiri dari:

promontorium, foramen sacralia anterior, crista

sacralis, vertebralis, ala sacralis, vertebra lumbalis.

iii Os coccygeus ( tulang tungging) terdiri dari: vertebra

coccyges (Nurasiah dkk, 2014).

(b) Ruan panggul

Ruang panggul terdiri dari:

i Pelvis mayor (false pelvis : bagian diatas pintu atas

panggul tidak berkaitan dengan persalinan

ii Pelvis minor ( true pelvis) terdiri dari:

1 Pintu batas panggul(PAP) atau disebut pelvic inlet.

2 Bindang tengah panggul

3 Pintu bawah panggul


68

(c) Bidang hodge

Untuk menentukan berapa jauhnya bagian depan janin

turun kedalam rongga panggul, maka telah menetukan

beberapa bidang khayalan dalam panggul :

i H I : sama dengan pintu atas panggul

ii H II: sejajar dengan H I melalui pinggir bawah

symphysis

iii H III:Sejajar dengan H I melalui spina isciadica

iv H IV:sejajar dengan H I melalui ujung os

coccyges(Nurasiah dkk, 2014).

(d) Ukuran-ukuran panggul

i Ukuran panggul dapat di peroleh dengan cara :

1 Pengukuran secara klinis

2 Pelvimetri rontenologis

3 Pila meter

4 Jangka panggul

ii Ukuran panggul luar

1 Disatansia spinarum, yaitu jarak antara spina iliaca

anterior superior kiri dan kanan(23cm -26cm)

2 Distansia cristarum, yaitu jarak yang terjauh antara

crista illiaca kanan dan kiri (26cm – 29cm)


69

3 Lingkar panggul, yaitu: dari pinggir atas sympisis

ke pertengahan antara spina iliaca anterior

superior dan trochanter mayor spihak, lalau

kembali melalui tempat yang sama, di pihak

lain(80cm-90cm)

4 Conjungata externa (boundeleque)

Yaitu jarak antara pinggir atas sympisis dan

ujung prosesus spinosus ruas lumbal ke-V (18cm-

20cm) (Nurasiah dkk, 2014).

(2) Bagian lunak

Menurut (Nurasiah dkk, 2014) Bagian lunak panggul

terdiri dari otot-otot dang ligamentum yang meliputi dinding

panggul sebelah dalam dan menutupi panggul sebelah bawah.

Yang menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul,

disebut diafragma pelivs.

(a) Diagfargma pelvis, dari dalam ke luar terdiri atas:

i Pars muscularis, yaitu musculus levator ani, letaknya agak

ke belakang dan merupakan suatu sekat yang ditembus

oleh rectum. Musculus leavator ani kiri dan kanan

sebetulnya terdiri atas tiga bagian :

1 Musculus pubo coccyges dari os pubis ke spectum

anococcygeum.
70

2 Musculus ilio coccyges dari arcus tendineus

musculus leavator ani ke os coccigeus dan

spectum anococcygeum.

3 Musculus iscio coccygeus dari spina ischiadica

kepinggir sacrum dan os coccygeus.

ii Pars membranacea, yaitu diagfragm aurogenitale, antara

musculus pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah

berbentuk segitiga, yang disebut hiatus urogenitalis

yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma

urogenitale.

(b) Perineum

Menurut (Nurasiah dkk, 2014) Merupakan bagian

permukaan dari pintu bawah panggul daerah ini terdiri dari

dua bagian :

i Region analis disebelah belakang. Disini terdapat

musculus spincter ani externus yang mengelilingi anus.

ii Regio urogenital. Disini terdapat:

1 Musculus bulbo cavernosus, yaitu yang mengelilingi

vulva.

2 Musculus ischio cavernocus

3 Musculus transverses perinea superfisialis.


71

c) Passenger (Janin dan Plasenta)

Passanger atau janin bergerak sepanjan jalan lahir

merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni kepala janin,

presentasi, letak sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga

harus melewati jalan lahir, maka dia dianggap sebagai bagian dari

passanger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang

menghambat proses persalinan normal (Nurasiah dkk, 2014).

d) Psikologi

Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan.

Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang dicintainya

cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar

disbanding dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Ini

menunjukan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi

keadaan psikis ibu, yang berpengaruh terhadap kelancaran proses

persalinan (Nurasiah dkk, 2014).

e) Physician (Penolong)

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk

memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian

maternal dan neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi

yang baik diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam

memberikan asuhan tidak terjadi (Nurasiah dkk, 2014).


72

5) Mekanisme Persalinan

a) Turunnya kepala

Masuknya kepala dalam pintu atas panggul (PAP). Masuknya

kepala ke dalam PAP pada primigravida terjadi dibulan akhir

kehamilan sedangkan pada multigravida biasanya terjadi pada

awal persalinan kepala. (Nurasiah dkk, 2014).

b) Fleksi

Dengan majunya kepala, biasanya fleksi juga bertambah

hingga ubun-ubun kecil lebih rendahdari ubun-ubun besar.

Keuntungan dari bertambahnya fleki ialah bahwa ukuran kepala

yang lebih kecil melalui jalan lahir diameter subocipito

bregmatika (9,5 cm) menggantikan suboccipito frontalis (11cm).

(Nurasiah dkk, 2014).

c) Putaran paksi dalam

Yang dimaksud putaran paksi dalam iallah pemutaran dari

bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari

bagian depan memutar ke depan ke bawah simpysis. (Nurasiah

dkk, 2014).
73

Gambar2.1 Putaran Paksi Dalam

Sumber : Prawirohardjo, 2010

d) Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar

panggul, terjadilah extensi atau deflexsi dari kepala.hal ini

disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul

mengarah kedepan dan keatas sehingga kepala harus mengadakan

extensi utuk melaluinya. (Nurasiah dkk, 2014).

e) Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali

ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher

yang terjadi karena putaran paksi dalam. (Nurasiah dkk, 2014).


74

Gambar 2.2 Putaran Paksi Luar

Sumber : Prawirohardjo, 2010

f) Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah

simpysis dan menjadi hypomochlion untuk melahirkan bahu

belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya

seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

(Nurasiah dkk, 2014).

Gambar 2.3 Kelahiran Bahu

Sumber : Prawirohardjo, 2010


75

6) Partograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan.

Tujuan utama penggunaan partograf adalah untuk mencatat hasil

observasi dan kemajuan persalinan dan mendeteksi apakah proses

persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat

dilaksanakan deteksi secara dini, setiap kemungkinan terjadinya

partus lama.

Jika digunakan secara konsisten dan tepat, partograf akan

membantu penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan,

kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan

kelahiran, serta menggunakan informasi yang tercatat, sehingga

secara dini mengidentifikasi adanya penyulit persalinan dan membuat

keputusan klinik yang sesuai dan tepat. (Nurasiah dkk, 2014).


76

Gambar 2.4 partograf depan

Sumber : Ikatan Bidan Indonesia (2016)

Gambar 2.5 partograf belakang

Sumber : Ikatan Bidan Indonesia (2016)

7) Tahapan Persalinan

Menurut Nuraisiah dkk, (2014), tahapan persalinan terdiri dari :

a) Kala I (satu) Persalinan

Dimulai sejak adanya his yang teratur dan meningkat

(frekuensi dan kekuatanya) yang menyebabkan pembukaan,

sampai serviks membuka lengkap (10cm).

b) Kala II (dua) Persalinan

Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm)

dan berakhir dengan lahirnya bayi.


77

c) Kala III (tiga) Persalinan

Dimulai segera setelaah bayi lahir dan berakhir dengan

lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak

lebih dari 30 menit. Biasanya plasenta lepas dalam 6 samapai 15

menit setelah bayi lahir dan keluaar spontan atau dengan tekanan

dari fundus uteri

d) Kala IV (empat) Persalinan

Dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post

partum. Pada Kala IV penting sekali memeantau keadaan umum,

menilai jumlah kehilangan darah tidak lebih dari 500 – 1000 ml,

dan kontraksi uterus.( Ikatan Bidan Indonesia, 2016)

8) Perubahan fisiologis pada masa bersalin

a) Kontraksi

(1) Kontraksi uterus :

(a) Kontraksi bertambah kuat, dating setiap 2-3menit dan

berlangsung antara 50-90 detik.

(b) Setiap kali kontraksi, rongga uterus menjadi lebih kecil

dan bagian presentasi/kantong amnion didorong ke

bawah, kedalam serviks. Serviks pertama-tama menipis,

mendatar, kemudian terbuka dan otot pada fundus

menjadi lebih tebal.


78

(2) Kontraksi abdomen

(a) Setelah uterus terbuka, isinya dapat didorong keluar.

(b) Otot abdomen, di bawah control sadar dapat

mengencangkan dan mengompres rongga abdomen,

menambahkan tekanan pada kantung yang terbuka dan

mendorong bayi.

(c) Samapai serviks berdilatasi sempurna, tekanan abdomen

hanua cukup untuk merobek membrane amnion. Setelah

berkontraksi, upaya mengedan akan sangat membantu

akhir ekspulasi bayi. (Nurasiah dkk, 2014).

b) Dorongan otot-otot dinding rahim

(1) Anatomi

selama kehamilan lapisan otot mengalami perubahan dan

menyiapkan diri untuk pengeluaran fetus. Otot uterus terdiri

dari 3 lapisan:

(a) Lapisan luar : seperti kap melengkung melalui fundus

menuju kea rah ligament

(b) Lapisan dalam : merupakan serabut otot yang berfungsi

sebagai spincter terletak pada ostium internum tuba dan

orificium internum.
79

(c) Lapisan tengah : terletak diantara dua lapisan, merupakan

anyaman serabut otot yang tebal di trmbuh oleh pembulu-

pembuluh darah. Masing-masing serabut mempunyai 2

lekungan hingga keseluruhnya berbentuk angka 8,

dengan struktur ini setelah persalinan serabut-serabut ini

berkontraksi dan menekan pembulu darah jadi bekerja

sebagai pembuluh darah. (Nurasiah dkk, 2014).

(2) Retraksi

Dalam proses persalinan kontraksi otot rahim mempunyai sifat

yang khas :

(a) Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi

kembali ke keadaan sebelum kontraksi tapi menjadi

sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum

kontraksi. Kejadian ini disebut dengan retraksi.

(b) Kontraksi tidak sama kuatnya, tapi paling kuat didaerah

fundus uteri dan berangsur berkurang ke bawah dan

paling lemah pada segmen bawah rahim. Jika kontraksi di

bagian bawah sama kuatnya dengan kontraksi di bagian

atas, maka tidak aka nada kemajuan dalam persalinan.

(Nurasiah dkk, 2014).


80

c) Perubahan uterus

(1) perdarahan serviks

Yang dimaksud dengan perdarahan cerviks ialah pemendekan

dari kanalis cervikalis, yang semula berupa saluran yang

panjangnya 1-2cm, menjadi satu lubang saja dengan pinggir yang

tipis. Pedataran dari serviks ini terjadi dari atas ke bawah, mulai-

mulai bagian serviks di daerah ostium iternum ditarik ke atas dan

menjadi lanjutan dari segmen bawah rahim sedangkan ostium

eksternum sementara tak berubah. (Nurasiah dkk, 2014).

(2) Pembukaan serviks

Yang dimaksud dengan pembukuaan serviks adalah pembesaran

dari ostium eksternum yang tadinya berupa satu lubang dengan

diameter beberapa millimeter menjadi lubang yang dapat dilalui

anak. Kira-kira10cm diameternya (pembukaan lengkap). Pada

pembukaan lengkap tidak teraba lagi bibir portio, segmen bawah

rahim, serviks dan vagina telah menjadi satu saluran. (Nurasiah

dkk, 2014).

d) Perubahan pada vagina dan dasar panggul

Dalam kala 1 ketuban ikut mengangkat bagian atas vagina yang

sejak kehamilan mengalami perubahn-perubahan sedemikan rupa,

terutama dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak.

Bagian depan anak yang maju itu, dasar panggul dipegang menjadi
81

saluran dengan dinding yang tipis. Waktu kepala sampai di vulva,

lubang vulva menghadap keatas. Dari luar, pereganggan oleh

bagian depan Nampak pada perenium yang menonjol dan menjadi

tipis sedangkan anus menjadi terbuka. Reganggan yang kuat ini

dimungkinkan karena bertambahnya pembulu darah pada vagina

dan dasar panggul, tetapi kalau jaringan terseut robek, maka

menimbulkan perdarahan yang banyak. (Nurasiah dkk, 2014).

e) Pergeseran organ-organ dasar panggul

Dengan turunya kepala menjadi tekanan dan tarikan pada

jaringan lunak dan organ panggul.

(1) Kandung kemih terdorong ke atas sampai menjadi satu dengan

abdomen, memberikan ruang lebih pada fetus dan menurunkan

resiko trauma pada kandung kemih. Pada kala II, uretra terjepit

antara panggul dan kepala frtus sehingga akan sulit bahkan

tidak terjadi pengeluaran urin.

(2) Bagian posterior dan dasar panggul terdorong ke bawah dan

memanjang semakin tipis. Karena rectum tertwkan oleh kepala,

maka fases akan terdorong keluar anus. Anus akan memulai

menganga dan membuka ke dinding rectum anterior.

(3) Kepala meregangkan vagina dan mungkin menyebabkan sedikit

laserasi pada lapisan mukosa vagina, hal ini dapat dilihat dari

munculnya tetesan darah dari vagina.


82

(4) Bagian perenium terdorong ke bawah dan memanjang dan

ketika kepala mengalami crowning. Orificium vagina yang

terdorong ke atas lengkung pubis, teregang agar kepala dapat

melalui vagina. Mungkin akan terjadi robekan sekitar orificium

biasanya pada daerah perenium tapi kadang bis ke arah lateral

atau ke atas klitoris. (Nurasiah dkk, 2014).

9) Kebutuhan dasar ibu bersalin

a) Asuhan fisik dan psikologis

Asuhan fisik dan psikologi bertujuan untuk memberikan rasa

aman dan nyaman serta menghindari ibu dari infeksi. Asuhan

fisik dan psikologi meliputi :

(1) Personal hygiene

Membilas kemaluandengan air bersih setelah BAK,dan

menggunakan sabun setelah BAB.menjaga vagina tetap

bersih sangat penting karena pengeluaran cairan ketuban,

lender darah, ketuban meninmbulkan perasaan yang tidak

nyaman untuk itu. Sehingga ibu dianjurkan untuk mandi agar

lebih segar dan bertenanga.

(2) Berendam

Bias berendam di bak mandi untuk menimbulkan rasa rileks

dan mengurangi nyeri selama persalinan.


83

(3) Perawatan mulut

Ibu yang sedang dalam proses pesalinan biasanya mempunyai

nafas yang bau, bibir kering, pecah-pecah, tenggorokn kering

terutama jikadalam persalinan tidak makan dan minum,

sehingga mengosok gigi dan berkumur-kumur, merupakan

kebutuhan bagi ibu bersalin. Jika mulut ibu kering dan pecah-

pecah dapat diolesi dengan gliserin pelembab bibir,dan cairan

oral.

(4) Memberikan informasi dan penjelasan sebanyak-banyaknya

yang ibu inginkan.

(5) Memberikan asuhan dalam persalinan dan kelahiran hingga

ibu merasa aman dan prcaya diri.

(6) Memberikan dukungan empati selama persalinan dan

kelahiran.

(7) Mengupayakan komunikasi yang baik antara penolong, ibu

dan pendampingnya.

(8) Kebutuhan nutrisi.

(9) Eliminasi’(Nurasiah dkk, 2014).

b) Kehadiran seorang pendamping secara terus- menerus

Dalam Cochrane database, suatu kajian ulang sistemik dari 14

percobaan yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan bahwa


84

kehadiran seseorang pendamping secara terus-menerus selama

persalinan dan kelahiran akan menghasilkan

(1) Kelahiran dengan bantuan vakum dan forsep semakin sedikit

atau semakin kecil.

(2) Secsio caesarea untuk membantu kelahiran menjadi kurang.

(3) Skor agar <7 lebih sedikit

(4) Lamanya persalinan semakin pendek.

(5) Kepuasan ibu semakin besar dalam pengalamaan melahirkan

mereka. (Nurasiah dkk, 2014)

c) Pengurangan rasa sakit

Menurut (Nurasiah dkk, 2014). Metode pengurangan rasa

sakit diberikan secara terus-menerus dalam bentuk dukungan

dalam persalinan yang dilakukan terus-menerus, mempunyai

beberapa keuntungan, yaitu:

(1) Sederhana

(2) Efektif

(3) Biaya rendah

(4) Resiko rendah

(5) Membantu kemajuan persalinan.

(6) Hasil kelahiran bertambah baik

(7) Bersifat saying ibu


85

d) Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit

Menurut Varney Midwifery pendekatan untuk mengurangi

rasa sakit adalah:

(1) Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan.

Menurut Hodnet 2002 bahwa ibu yang mendapatkan

dukungan dalam persalinan ( saudara perempuan, atau

pendamping persalinan) mendapat manfaat berupa penurunan

morbiditas ibu dan janin.

(2) Pengaturan posisi

Membiarkan wanita bersalin berambulasi dan mengubah

posisi sesuai kehendaknya memungkinkan distraksi, relaksasi

otot, dan munculya kendali dan harga diri.

(3) Relaksasi dan latihan pernafasan

Latihan relaksasi:

(a) Relaksasi progresif

(b) Relaksasi terkontrol

(c) Napas dalam dan buang napas setelah kontraksi

Latihan pernapasan:

(a) Idealnya dipelajari sebelum persalinan dimulai, tetapi

dengan pola yang sederhana dapatdiajarkan selama

persalinan.
86

(b) Dukung dan fasilitas metode apapun yang di pelajari,

dipraktekkan, atau diyakininya.

(c) Wanita mungkin memperlukan dorongan semangat dan

klarifikasi tindakan.

(d) Bidan perlu mengajarkan hal ini secara terus-menerus pada

wanita bersalin.

(4) Istirahat dan privasi

(a) Gunakan teknik bernapas yang sesuai untuk setiap tahap

perslinan.

(b) Atur prosedur yang diperlukan sehingga gangguan

terhadap wanita sedikit.

(c) Control lingkungan untuk meningkatkan istirahat,

misalnya cahaya , music.

(d) Control orang-orang dalam ruangan.

(e) Hargai kebutuhan wanita atau minimnya kebutuhan akan

pakaian dan tirai selama persalinan.

e) Menjelaskan cara-cara untuk mengurangi rasa sakit

Upaya berikut menawarkan peredaan rasa nyeri dan kenyamanan

bagi wanita bersalin:

(5) teknik alami

(a) Tawarkan kenyamanan emosional, penelitian telah

membuktikan bahwa rasa puas terhadap pelahiran lebih


87

dipengaruhi oleh asuhan emosional yang diterima saat

persalinan bukan proses fisik.

(b) Ciptakan ruangan bersih yang bersih bagi indera dengan

memakai music, tv, pewangi, pakaian atau gambaran

favorite.

(c) Undang hanya mereka yang berkehadirannya akan

membuat rasa nyaman.

(d) Kehadiran bidan terus menerus.

(e) Pimpin dengan aba-aba disertai anjuran, untuk

meningkatkan kenyamanan

(f) Gunakan fasilitas yang ada di ruang bersalin, seperti

mandi, bola pelahiran, kursi goyang, pengatran posisi

tempat tidur.

(g) Anjurkan visualisasi

(h) Anjurkan imajinasi

(i) Perawatan hygiene

(j) Berendam

(k) Teknik pernafasan dan relaksasi

f) Penerimaan atas sikap dan perilaku

Penerimaan akan tingkah lakunya dan sikap juga

kepercayaanya apapun yang dia lakukan merupakan hal terbaik

yang mampu dilakukan pada saat itu. Biarkan sikap dan tingkah
88

lakunya, pada beberapa ibu mungkin berteriak pada puncak

kontraksi dan ada pula yang berusaha untuk diam dan ada juga

yang menangis. Tugas bidan adalah memebrikan dukungan

sebagai cairan infuse, yang dapat menaikan tekanan darah

(Nurasiah dkk, 2014).

g) Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman

Hak setiap ibu untuk mendapatkan informasi yang jelas

terhadap kemajuan persalinan yang sedang dihadapi.dan bidan

wajib menjelaskan semua informasi tentang ibu maupun janin

jika keluarga/pasien memintanya. Setiap ibu bersalin ingin

mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya:

(1) penjelasan tentang proses dan perkembangan persalinan

(2) menjelaskan semua hasil pemeriksaan

(3) pengurangan rasa takut akan menurunkan nyeri akibat

ketegangan dari rasa takut.

(4) penjelasan prosedur (Nurasiah dkk, 2014).


89

b. Dokumentasi asuhan kebidanan persalinan

1) Manajemen kebidanan Kala II

a) Subyektif

Data Subyektif yang mendukung bahwa pasien dalam persalinan

kala II adalah pasien mengatakan ingin meneran (Sulistyawati dan

Esti , 2013:233).

(1) Ibu mengatakan bernama Ny.K berumur 25 tahun

(2) Ibu mengatakan ini kehamilan ke dan belum pernah

keguguran.

(3) Ibu mengatakan Hari perkiraan lahir

(4) Ibu mengatakan seperti ingin BAB

b) Obyektif

(1) Ekspresi wajah pasien serta bahasa tubuh (body language) yang

menggambarkan suasana fisik dan psikologis pasien

menghadapi kala II persalinan

(2) Vulva dan anus membuka, perineum meninjol

(3) Hasil pemantauan kontraksi

(4) Durasi leih dari 40 detik

(5) Fekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menit

(6) Intensitas kuat

(7) Hasil pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa pembukaan

serviks sudah lengkap (Sulistyawati dan Esti , 2013:234).


90

Keadaan umum : baik

Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi :82x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,70C

Kontraksi : 4x 10’ 45”

Vulva : tidak oedema, tidak varices

Vagina : tidak ada benjolan

Portio : tidak teraba

Pembukaan : 10 cm

Kulit ketuban : negatif

Presentasi : belakang kepala

UUK : jam 12.00

Penyusupan :0

Inspeksi : Dorongan untuk meneran. Tekanan pada

anus, Perinium menonjol, Vulva membuka

c) Assesment

Meskipun penentuan apakah pasein benar-benar dalam kala II

adalah yang paling dalam tahap ini, nmun bidan tetap tidak boleh

melupakan untuk menginterpretasikan masalah dan kebutuhan

yang mungkin timbul pada pasien.


91

Berikut ini adalah contoh rumusan diagnosis pada kasus

persalinan normal:

Diagnosis Nomenklatur:

Seorang P1A0 dalam persalinan kala II normal

(1) Data dasar subyektif

Ibu mengatakan perutnya semakain sakit dan ingin meneran

(2) Data dasar Obyektif

(a) Perineum menonjol

(b) Vulva dan anus membuka

(c) Frekuensi his semakin sering (>3x/menit)

(d) Intensitas semakin kuat

(e) Durasi his >40 detik (Sulistyawati dan Esti , 2013).

d) Planning

(1) Merencanakan Asuhan

Pada tahap ini bidan melalukan perencanaan terstruktur

berdasarkan tahapan persalinan. Dasar perencanaan tidak lepas

dari interpretasi data, termasuk persiapan peralatan dan obat yang

harus tersedia. Perencanaan pada persalinan kala II adalah sebagai

berikut

(a) Jaga kebersihan pasien

(b) Atur posisi

(c) Penuhi kebuthan hidrasi


92

(d) Libatkan sumai dalam proses persalinan

(e) Berikan dukungan mental dan spiritual

(f) Lakukan pertolongan persalinan

(1) Melaksanakan Asuhan

Pada tahap ini bidan melaksanakan perencanaan yang telah

dibuat, antara lain :

(a) Menjaga kebersihan pasien

Pada akhir kala I, bidan mmebersihkan tubuh pasien dari air

ketuban dan darah.

(b) Mengatur posisi

Pilihan posisi bersalin antara lain: setengah duduk, jongkok,

merangkak, miring ke kiri, berdiri.

(c) Memenuhi kebutuhan hidrasi

Disela-sela kontraksi, bidan meminta bantuan suami atau

keluarga untuk memberikan minum kepada pasien.

(d) Melibatkan suami dalam proses persalinan

Kehadiran orang terdekat terutama suami akan memberikan

dorongan kekeuatan tersebdiri karena pada kala II ini akan

terjadi komunikasi batin yang kuat antara suami-istri.

(e) Memberikan dukungan mental dan spiritual

Berikan juga dukungan spiritual sesuai dengan agama dan

keyakinan pasien.
93

(f) Melakukan pertolongan persalinan

Sesuai dengan kewenangannya, bidan melakukan pertolongan

persalinan normal sesuai dengan APN dengan rincian sebagai

berikut:

i. Pada saat ada his pimpin ibu unuk meneran

ii. Saat kepala terliihat divulva dengan diameter 5-6 cm,

pasang handuk bersih diperut pasien untuk

mengeringkan badan bayi

iii. Buka set partus

iv. Mulai memakai sarung tangan pada kedua tangan

v. Saat kepala turun, tangan kanan menahan perineum

dengana rah tahanan kedalam dan kebawah, sedangkan

tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak terjadi

defleksi maksimal.

vi. Setelah bayi lahir, bersihkan hidung dan mulut bayi

menggunakan kassa steril, lalu periksalah leher bayi

apakah ada lilitan tali pusat atau tidak. Jika ada lilitan.

Kensorkan dan jepit serta gunting tali pusat.

vii. Tempatkan kedua tangan pada bitemporalis bayi untuk

melahirkaan bahu dengan cara tarik kearah bawah bahu

untuk melahiran bahu depan dan tarik kepala kearah

atas untuk malahirkan bahu belakang.


94

viii. Pindahkan tangan dominan kebawah badanbayi untuk

menyangga kepala, leher, dan badan bayi sedangkan

tangan yang lain barada diperineum untuk menjepit

kedua kaki bayi saat seluruh badan bayi telah lahir

semuanya.

ix. Lakukan penilaian sekilas pada bayi, kemudian letakkan

bayi diatas perut pasien dengan kepala lebih rendah

lalu keringkan badan bayi. Biarkan bayi kontak kulit

dengan pasien, kemudian tutup badan bayi

menggunakan handuk. Minta pasien untuk memeluk

bayinya, dan libatkan sumai dalam proses IMD.

e) Evaluasi

Pada akhir kala II, bidan melakukan evaluasi antara lain:

(1) Keadaan umum bayi: jenis kelamin, spontanitas menangis

segera setelah lahir, dan warna kulit.

(2) Keadaan umum pasien: kontraksi, perdarahan, dan kesadraan

(3) Tidak teraba janin kedua

(4) Hasil evaluasi ini merupakan data dasar untuk kala III.
95

3. Manajemen Kebidanan kala III

Pengkaijan dari kala III ini merupakan hasil dari evaluasi pada evaluasi kala

II.

a Subyektif

(1) Ibu mengatakan bahwa bayinya telah lahir melalui vagina

(2) Ibu mengatakan bahwa ari-arinya belum lahir

(3) Pasien mengatakan perut bagian bawahnya terasa mulas

b Obyektif

1) Bayi lahir secara spontan pervaginam pada tanggal...., jam..., jenis

kelamin laki-laki / perempuan , normal/ ada kelainan, menangis

spoontan kuat, kulit warna kemerahan

2) Plasenta belum lahir

3) Tidak teraba janin kedua

4) Teraba kontraki uterus.

c Assesment

Berdasarkan data dasar yang diperoleh melalui pengkajian diatas, bidan

menginterpretasikan bahwa pasien sekarang benar-benar sudah dalam

persalinan kala III.

Diagnosis Nomenklatur

Seorang P1A0 dalam persalinan kala III

d Planning

1) Merencanakan Asuhan
96

Pada kala III bidan merencanakan tindakan sesuai dengan tahapan

persalinan normal.

a) Lakukan palpasi akan ada tidaknya bayi kedua

b) Berikan suntikan oksitosin dosis 0,5 cc secara IM

c) Libatkan keluarga dalam pemberian minum

d) Lakukan pemotongan tali pusat

e) Lakukan PTT

f) Lahirkan plasenta

2) Pelaksanaan

Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, berikut adalah realisasi

asuhan yang akan dilaksanakan terhadap pasien

a) Melakukan palpasi uterus untuk memastikan ada tidaknya janin

kedua

b) Memberikan suntikan oksitosin 0,5 cc secara IM diotot

sepertiga luar paha dalam waktu kurang dari satu menit setelah

bayi lahir

c) Melibatkan keluarga dalam pemberian minum kepada pasien.

Pemberian minum (hidrasi) sangat penting dilakuakn untuk

mengembalikan kesegaran pasien yang telah kehilangan

banyak cairan dalam cairan dlam proses persalinan kal II.

d) Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat

e) Melakukan PTT (penengangan tali pusat terkendali)


97

f) Melahirkan plasenta

3) Evaluasi

Evaluasi dari manajemen persalinan kala III

a) Plasenta lahir spontan lengkap tanggal.... jam...

b) Kontraksi uterus baik / tidak

c) TFU berapa jari dibawah pusat

d) Perdarahan : sedikit / sedang/ banyak

e) Laserasi jalan lahir: ada/ tidak

f) Kondisi umum pasien

g) Tanda vital pasien (Sulistyawati dan Esti,2013).

4. Manajemen Kebidanan kala IV

Pengkajian pada kala IV bidan harus melakuakan pengkajian lengkap

terutama mengenai data yang berhubungan dengan kemungkinan

penyebab perdarahan, karena pada kala IV inilah kematian pasien paling

banyak terjadi. Penyebab kematian pasien pascamelahirkan terbanyak

adalah perdarahan dan ini terjadi pada kala IV.

a Subyektif

1) Pasien mengatakan bahwa ari-arinya telah lahir

2) Pasien mengatakan perutnya mulas

3) Pasien mangatakan merasa lelah tapi bahagia

b Obyektif

1) Plasenta telah lahir spontan lengkap pada tanggal x jam x


98

2) TFU berapa jari diatas pusat

3) Kontraksi uterus : baik/tidak

c Assesment

Diagnosis nomenklatur

Seorang P1A0 dalam persalinan kala IV

Masalah yang dapat muncul pada kala IV

1) Pasien kecewa karena jenis kelamin bayi tidak sesuai dengan

keinginannya

2) Pasien tidak Kooperatif dengan proses IMD

3) Pasien cemas dengan keadaannya

d Planning

1) Merencanakan Asuhan

Pada kala IV bidan merencanakan tindakan sesuai dengan tahapan

persalinan normal.

a) Lakukan pemantauan intensif pada pasien

b) Lakukan jahitan luka perinaeum

c) Pantau jumlah perdarahan

d) Penuhi kebutuhan pasien pada kala IV

2) Pelaksanaan

Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, berikut adalah

realisasi asuhan yan akan dilakukan terhadap pasien.

a) Melakukan pemantauan pada kala IV


99

(1) Luka / robekan jalan lahir : serviks, vagina, dan vulva;

kemudian dilanjutkan dengan penjahitan perineum

(2) Tanda vital

Tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu

(3) Kontraksi uterus

(4) Lochea

(5) Kandung kemih

b) Melakukan penjahitan luka perineum

c) Memantau jumlah perdarahan

d) Memenuhi kebutuhan pada kala IV

(1) Hidrasi dan Nutrisi

(2) Hygiene dan kenyamanan pasien

(3) Bimbingan dan dukungan untuk berkemih

(4) Kehadiran bidan sebagi pendamping

(5) Dukungan dalam pemberian ASI dini

(6) Posisi tubuh yang nyaman

(7) Tempat dan alas tidur yang kering dan bersih agar tidak

terjadi infeksi.

3) Evaluasi

Hasil akhir dari asuhan persalinan kala IV normal adalah

pasein dan bayi dalam keadaan baik, yang ditunjukkan dengan


100

stabilitas fisik dan psikologis pasien. Kriteria dari keberhasilan ini

adalah sebagi berikut:

a) Tanda vital pasien normal

b) Perkiraan jumlah perdarahan total selama persalinan tidak

lebih dari 500 cc

c) Kontraksi uterus baik

d) IMD berhasil

e) Pasien dapat beradaptasi dengan peran barunya (Sulistyawati

dan Esti, 2013).


101

3. BAYI BARU LAHIR (BBL)

a. Konsep Dasar

1) Pengertian

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi kepala

melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 – 42

minggu dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai APGAR >7 Dan

tanpa cacat bawaan (Pumita, 2012).

2) Perubahan fisiologis bayi segera setelah lahir

Menurut Nuraisiah dkk (2014), dibagi menjadi :

a) Termoregulasi

Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubu mereka,

sehingga aakan mengalami strees dengan adanya perubahan-

perubahan lingkungan. Pada saat meninggalkan lingkungan rahim

ibunya yang hangat, bayi kemudian masuk ke lingkungan ruang

bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air

ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami

hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu upaya

pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan

berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru

lahir.
102

Disebut hipotermi jika suhu bayi dibawah 36ºC. bayi baru lahir

mudah sekali terkena hipotermi yang disebabkan oleh :

(1) Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan

sempurna.

(2) Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan

panas.

(3) Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar

ia tidak kedinginan.

Gejala hipotermi :

(a) Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh bayi, bayi menjadi

kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat menghisap ASI,

dan menangis lemah.

(b) Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung

menurun.

(c) Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan

terutama dibagian punggung, tungkai dan lengan.

(d) Muka bayi berwarna meraah terang.

(e) Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan

metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan

fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus

dan kematian.
103

Asuhan yang diberikan :

i Cara mempertahankan suhu tubuh normal.

ii Cara mencegah kehilangan panas.

b) Sistem pernafasan

(1) Perkembangan paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring, yang

bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur

percabangan bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran

hingga sekitar umur 8 tahun, sampai jumlah bronkiolus dan

alveolus akan sepenuhnya berkembang, walau janin

memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester

kedua dan ketiga.

Awal adanya napas :

(a) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik

lingkungan luar rahim, yang merangsang pusat pernapasan di

otak.

(b) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi

paru-paru selama persalinan, merangsang masuknya udara

paru-paru secara mekanis.

Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler, dan

susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur


104

dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk

kehidupan.

(c) Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas

Upaya pernapasan bayi pertama seorang bayi berfungsi

untuk :

i Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

ii Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk

pertama kali agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat

surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-paru.

Surfaktan inimengurangi tekanan permukaan paru dan

membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga

tidak kolaps pada akhir pernapasan.

iii Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di dalam paru-paru.

Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar

sepertiga cairan diperas keluar dari paru-paru. Dengan

beberapa kali napas pertama, udara memenuhi ruangan

trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di

dalam paru-paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh

pembuluh limfe serta darah, semua alveolus akan

berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu.


105

iv Fungsi pernapasan dalam kaitannya dengan fungsi

kardiovaskuler

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat

penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran

udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru

akan mengalami vasokontriksi.

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar

pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan

paru-paru. Peningkatan alirah darah ke paru-paru akan

mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan

membantu menghilangkan cairan paru-paru serta

merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi

diluar rahim.

Asuhan yang diberikan :

1 Memantau pernafasan bayi selama 5 menit sekali.

2 Bila bayi tersebut menangis/bernafas (pergerakan

dada paling sedikit 30x/menit) biarkan bayi tersebut

dengan ibunya.

3 Bila bayi teresbut bernafas dalam waktu 30 detik

segera minta bantuan dan mulai lakukan resusitasi.


106

c) Sistem pencernaan

Saat lahir, usus bagian bawah penuh dengan mekonium. Mekonium

yang terbentuk selama dalam kandungan berasal dari cairan amnion

dan unsure-unsurnya, dari sekresi usus dan sel-sel mukosa.

Mekonium berwarna kehitaman, konsistensinya kental dan

mengandung darah samar. Sekitar 69% bayi yang normal cukup

bulan mengeluarkan mekonium dalam 12 jam pertama

kehidupannya, 94% dalam 24 jam pertama, 99,8% dalam 48 jam

pertama.

Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minngu

pertama dan jumlah paling banyak antara hari ketiga dan keenam.

Fase transisi (kecil-kecil, berwarna coklat sampai hijau akibat

mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga dan keenam. Bayi baru

lahir yang diberi makan lebih dari awal akan lebih cepat

mengeluarkan tinja daripada mereka yang makan kemudian

Asuhan yang diberikan :

(1) Pemberian ASI segera setelah lahir.

(2) Beri ASI sesuai kebutuhannya.

d) Sistem kardiovaskuler dan darah

Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk

mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna

mengantar oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik


107

guna mendukung kehidupan luar rahim, harus terjadi perubahan

besar :

(1) Penutupan foramen ovale.

(2) Penutupan duktus anteriosus antara paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan

seluruh sistem pembuluh darah. Oksigenasi menyebabkan sistem

pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi

retensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem

pembuluh darah :

(a) Pada saat tali pusat dipotong, resitensi pembuluh darah

sistemik meningkat dan atrium kanan menurun. Kedua

kejadian ini membantu darah, dengan kandungan oksigen

sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses

oksigenasi ulang.

(b) Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah

paru-paru dan meningkatkan resistensi tekanan atrium

kanan. Oksigenasi pertama ini menimbulkan relaksasi dan

terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru. Peningkatan

sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume

darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan

volume secara fungsional akan menutup. Vena umbilicus,


108

duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat

menutup secara fungsional dalam beberapa menit stelah

lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi

jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

e) Metabolisme glukosa

Untuk memfungsikan otak dibutuhkan glukosa dalam darh

dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat

memakai klem saat lahir seorang bayi harus mulai memeprtahankan

kadar glukosa darahnya sendiri. Pada saat bayi baru lahir, glukosa

darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).

Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :

(1) Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir harus didorong untuk

menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).

(2) Melalui penggunaan cadangn glikogen (glikogenesis).

(3) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain, terutama lemak

(glukoneogenesis).

f) Sistem ginjal

Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal

dan penurunan kecepatan filtrasi glomelurus, kondisi ini mudah

menyebabkabn retensi cairan dan intoksitasi air. Fungsi tubulus tidak

matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam

jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain.


109

Bayi baru lahir tidak dapat mengonsentrasikan urin dengan baik,

tercermin dari berat jenis urine (1,004) dan osmaliltas urine yang

rendah. Semua keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada bayi kurang

bulan.

BBL mengekskresi sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan,

yaitu hanya 30-60 ml. Normalnya dalam urine tidak terdapat protein

atau darah, debris sel yang banyak dapat mengindkasikan adanya

cedera atau iritasi dalam sistem ginjal. Bidan harus ingat bahwa

adanya massa abdomen yang ditemukan pada pemeriksaan fisik

seringkali adalah ginjal dan dapat mencerminkan adanya tumor,

pembesaran atau penyimpangan dalam ginjal ( Walyani dan

Purwoastutri, (2014).

3) Asuhan bayi baru lahir dalam 2 jam pertama

Menurut Kemenkes RI, (2010) asuhan bayi baru lahir adalah :

a) Penilaian awal pada bayi segera setelah lahir

Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi diatas kain bersih

dan kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu, segera

lakukan penilaian berikut :

(1) Apakah bayi mengais atau bernafas/tidak megap-megap?

(2) Apakah tonus otot bayi baik/ bayibergerak aktif?


110

b) Pemotongan tali pusat

Pemotongan dan pengikat tali pusat sebaiknya di lakukan sekitar 2

menit setelah lahir(atau setelah bidan menyuntikan oksitosin kepada

ibu untuk memberi waktu tali pusat mengalirkan darah (dengan

demikian juga zat besi ) kepada bayi.

c) Resusitasi (bila perlu)

(1) Persiapan alat resusitasi

(a) Kain ke-1 untuk mengeringkan bayi

(b) Kain ke-2 untuk menyelimuti bayi

(c) Kain ke-3 untuk ganjal bahu

(d) Alat penghisap lender DeLee atau bola kapret

(e) Tabung dan sungkup/balon dan sungkup

(f) Kotak alat resusitasi

(g) Sarung tangan

(h) Jam atau pencatat waktu (Nurasiah dkk,2014)

d) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Menurut Nuraisiah dkk, (2014) :

(1) Pengertian

Inisiasi menyusu dini adalah proses membiarkan bayi

menyusu senderi segera setelah lahir. Hal ini merupakan kodrat

dan anugrah dari tuhan yang sudah disusun untuk kita.


111

Melakukannya juga tidak sulit, hanya membuktikan waktu sekitar

satu hingga dua jam.

(2) Proses inisiasi menyusu dini:

(a) Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung

diletakkan di dadad ibu tanpa memberisihkan bayi ckecuali

tangganya, kulit bertemu kulit. Ternyata suhu badan ibu

setelah melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun jika bayi itu

kedinginan, otomatis suhu badan ibu jadi naik 2 derajat, dan

jika bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat.

Jadi tuhan sudah mengatur bahwa ibu yang akan membawa

bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya, setelah

diletakkan di dada ibu, biasanya bayi hanya akan diam

Selma 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena bayi

sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.

(b) Setelah bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki

bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak.

Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna

karena ternyata kaki bayi itu pasti hanya akan menginjak-

injak perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk

menghentikan perdarahan ibu. Lama dari proses ini

tergantung dari bayi.


112

(c) Setelah melakukan gerakan bayi tersebut, bayi akan

melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau

tangan bayi sama dengan bau air ketuban. Dan juga ternyata

wilayah sekitar putting ibu itu juga memiliki bau yang sama,

jadi dengan mencium bau tanggannya, bayi membantu untuk

mengarahkan kemana dia akan bergerak. Bayi akan mulai

bergerak mendekati putting ibu. Ketika sudah mendekati

putting ibu, bayi itu akan menjilat-jilat dada ibu. Ternyata

jilatan ini berfungsi untuk membersihkan ibu dari bakteri-

bakteri jahat dan begitu masuk ke tubuh bayi akan diubah

menjadi bakteri yang baik dalam tubuhnya. Lamanya

kegiatan ini juga tergantung dari bayi karena hanya bayi

yang tahu seberapa banyak dia harus membersihkannya dada

ibu.

(d) Setelah itu bayi akan mulai meremas-remas putting susu ibu,

yang bertujuan untuk kegiatan ini juga tergantung dari ibu.

(e) Terakhir baru mulai bayi itu menyusu. .(Nurasiah dkk, 2014)

(3) Manfaat inisiasi menyusu dini

(a) Untuk bayi

i. Mempertahankan suhu bayi tetap hangat.

ii. Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan

dan detak jantung


113

iii.Kolonisasi bacterial di kulit dan usus bayi dengan bakeri

badan ibu yang normal.

iv. Menggurangi bayi menanggis sehingga menggurangi

stress dan tenaga yang dipakai bayi.

v. Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara

ibu untuk menyusui.

vi. Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia

lain dalam tubuh bayi.

vii. Mempercepat keluarnya mekonium.

viii. Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusum sehingga

mengurangi kesulitan menyusu.

ix. Membantu perkembangan persyarafan bayi (nervous

system)

x. Memperoleh kolostrum yang sangat bermaanfaat bagi

siste kekebalan bayi.

(b) Untuk ibu

i meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi

ii merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi

risiko perdarahan sesudah melahirkan.

iii memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan

melanjutkan kegiatan menyusu selama masa bayi.

iv mengurangi stress ibu setelah melahirkan.


114

b. Dokumentasi asuhan kebidanan bayi baru lahir.

Menurut Wildan dan Hidayat (2008), laporan asuhan kebidanan

kehamilan didokumentasikan dalam bentuk SOAP :

S : Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis

(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung seperti

menangis atau informasi dari ibu.

O : Data yang didapatkan dari hasil observasi melalui

pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.

A : Analisis dan Interpretasi

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat

kesimpulan meliputi diagnosis, antisipasi diagnosa atau

masalah potensial, serta perlu ada tidaknya tindakan segera.

P : Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan

termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau

labolatorium, serta konseling untuk tindak lanjut.


115

4. NIFAS

a. Konsep dasar

1) Pengertian

Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir

dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira – kira 6 minggu (Rukiyah

dan Yulianti, 2018).

Masa Nifas atau puerperium adalah setelah kala IV sampai

dengan enam minggu berikutnya (pulihnya alat-alay kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil) (Ikatan Bidan Indonesia,

2016).

2) Perubahan Fisiologis masa nifas

Menurut Rukiyah dan Yulianti (2018), perubahan fisiologis yang

terjadi pada masa nifas adalah :

a) Perubahan Sistem Reproduksi

(1) Perubahan kelenjar mammae

Pada pertengahan masa kehamilan masing – masing dari

kedua tunas kelenjar mammae pada janin yang ditakdirkan

membentuk payudara mulai tumbuh dan memisah, dengan

pembentukan 15 sampai 25 tunas sekunder yang menjadi

dasar bagi sistem duktus pada payudara dewasa. Masing-

masing tunas sekunder memanjang menjadi sebuah tali,


116

bercabang, dan berdiferensiasi menjadi 2 lapisan konsentrik

dari sel-sel kuboid dan sebuah limen sentral. Lapisan sel

bagian dalam akhirnya membentuk epitel sekretorik, yang

mensintess air susu, sedangkan lapisan luar menjadi

mioepitel, yang menyediakan mekanisme pengeluaran air

susu.

Komponen pertama air susu adalah protein, laktosa, air,

dan lemak. Air susu isotonik dengan plasma, dengan laktosa

bertanggungjawab terhadap separuh tekanan osmotiknya.

Protein utama didalam air susu ibu laktalbumin, dan kasein

disentesa didalam retikulum endoplasmatik kasar sel

sekretorik alveoli. Asam amino esensial berasal dari darah,

dan asam amino nonesensial sebagian berasal dari darah atau

di sintesis didalam kelenjar mammae. Kebanyakan protein air

susu adalah protein-protein unik yang tidak ditemukan

dimanapun. Juga, prolaktin nampaknya secara aktif disekresi

ke dalam air susu.

Perubahan besar yang terjadi 30 sampai 40 jam

postpartum antara lain peninggian mendadak konsentrasi

laktosa. Sintesis laktosa dan glukosa di dalam sel – sel

sekretorik alveoli dikatalisis oleh laktosa sintetase. Beberapa

laktosa meluap masuk ke sirkulasi tubuh dan mungkin


117

disekresi oleh ginjal dan ditemukan didalam urin kecuali

kalau digunakan glukosa oksidase spesifik dalam pengujian

glikosuria.

Mekanisme humoral dan neural tepatnya yang terlibat

didalam laktasi jelas kompleks. Progesteron, ekkstrogen, dan

laktogen plasenta, dan prolatik, kortisol dan insulin

tampaknya bekerja secara selaras untuk merangsang

pertumbuhan dan perkembangan aparatus pensekresi susu

pada kelenjar mammae. Dengan kelahiran, terdapat

penurunan mendadak dan besar kadar progesteron dan

ekstrogen, yang berfungsi mengawali laktasi. Laktasi tidak

dimulai sampai pada akhir kehamilan karena kadar ekstrogen

dan progesteron yang tinggi selama kehamilan mengganggu

kerja laktogenik prolaktin dan steroid adrenal.

Neurohipofifis secara berdenyut (pulsatil) mensekresi

oksitosin, yang merangsang pemerasan susu dari payudara

laktasi dengan menyebabkan kontraksi sel – sel mioepitel di

alveoli dan duktus – duktus susu, mekansme ini telah dipakai

untuk melakukan assai aktifitas oksitosin didalam cairan –

cairan biologik. Pengeluaran air susu merupakan sebuah

refleks buatan khususnya diinisiasi oleh isapan putting susu,


118

yang merangsang neurohipofisis untuk melepaskan oksitosin

oleh tangisan bayi atau di hambat oleh rasa takut atau stress.

(2) Uterus

Dalam masa nifas, uterus akan berangsur – angsur pulih

kemabli seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan uterus ini

dalam kelahirannya disebut involusi. Involusi disebebkan

oleh :

(a) Pengurangan ekstrogen plasenta. Pengurangan

ekstrogen menghilangkan stimulus ke hipertropi dan

hiperplasia uterus.

(b) Iskemia miometrium. Miometrium uterus berkontaksi

dan beretraksi setelah kelahiran, mengkontriksi

pembuluh darah mencapai haemostatis pada sisi

plasenta.

(c) Otolisis Miometrium. Selama kehamilan, ekstrogen

meningkatkan selmiometrium dan kandungan protein

(aktin dan miosin), penurunan ekstrogen setelah

melahirkan menstimulasi enzimproteolitik dan

makrofag untuk menurunkan dan mencerna (proses

aotalisis) kelebihan protein dan sitoplasma intra sel,

mengakibatkan pengurangan ukuran sel secara


119

menyeluruh. Jaringan ikat dan lemak biasanya ditelan,

dihancurkan dan dicerna oleh jaringan makrofag.

Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira – kira setinggi

pusat, segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri

kurang lebih 2 jari dibawah pusat. Uterus harus teraba

berkontraksi dengan baik. Uterus menyerupai suatu buah

asvokat gepeng berukuran panjang kurang lebih 15 cm,

lebar 12 cm, dan tebal 10cm. Korpus uteri sekarang

sebagian besar terdiri dari miometrium yang dibungkus

oleh serosa dan dilapisi oleh deesisua. Karena pembuluh

darah tertekan oleh kontraksi miometrium, uterus nifas

dan potongan tampak iskemik kalau dibandingkan dengan

orang hamil yang hipermik berwarnaungu kemerah-

merahan. Selama 2 hari berikutnya, uterus masih tetap

pada ukuran yang sama dan kemudian mengerut. Pada

hari ke-5 postpartum uterus kurang lebih setinggi 7 cm

atas simpisis atau pertengahan simpisis dan pusat, dan

sesudah 12 hari uterus sudah tidak dapat diraba lagi diatas

simpisis. Normalnya organ ini mencapai ukuran tak hamil

sepertisemula dalam waktu sekitar 6 minggu. Proses

tersebut berjalan sangat cepat. Uterus yang baru saja

melahirkan mempunyai berat 1 kg, karena involusi, 1


120

minggu kemudian beratnya sekitar 500 gr, pada akhir

minggu kedua turun menjadi sekitar 300 gr, dan

sesudahnya menjadi 100 gr atau kurang. Jumlah total sel

otot tidak berkurang banyak, namun sel-selnya sendiri

jelas sekali berkurang ukurannya.

Tabel 2.4 Tinggi fundus uteri dan berat uterus

No Waktu Tinggi Fundus Uteri Berat

involusi Uterus

1 Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr

2 Plasenta lahir 2 jari dibawah pusat 750 gr

3 1 minggu Pertengahan pusat 500 gr

simpisis

4 2 minggu Tidak teraba diatas 350 gr

simpisis

5 6 minggu Bertambah kecil 50 gr

6 8 minggu Sebesar normal 30 gr

Sumber : Rukiyah dan Yulianti (2018)


121

Gambar 2.6 Proses Involusi Uteri


Uter

Sumber : Rukiyah dan Yulianti (2018)

Fundus uteri kira – kira sepusat dalam hari pertama

bersalin. Penyusutan antara 1-1,5


1,5 cm atau sekitar 1 jari

per hari. Dalam 10-12


12 hari uterus tidak teraba lagi di

abdomen karena sudah masuk dibawah


bawah simpisis. Pada

buku keperawatan maternitas pada hari ke-9


ke uterus sudah

tidak teraba.

i Afterpains

Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga pada

umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang

periodik sering dialami multipara dan biasa

menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal

puerperium. Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih

nyata
ta setelah ibu melahirkan, ditempat uterus terlalu

teregang ( misalnya, pada bayi besar dan kembar).


122

Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya

meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsang

kontraksi uterus.

ii Lochea

Menurut Yukiyah dan Yuliani (2018), Lochea adalah

cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina

selama masa nifas. Lochea mempunyai bau amis

(anyir), meskipun tidak terlalu menyengat dan

volumenya berbeda pada setiap wanita. Lochea

biasanya berlangsung kurang lebih selama 2 minggu

setelah bersalin, namun penelitian terbaru

mengindikasikan bahwa lochea menetap hingga 4

minggu dan dapat berhenti atau berlanjut hingga 56

hari setelah bersalin. Lochea juga mengalami

perubahan karena proses involusi. Pengeluaran

locheadapat dibagi menjadi lochea rubra,

sanguinolenta, serosa dan alba. Perbedaan masing-

masing lochea dapat dilihat sebagai berikut :

1 Lochea rubra (Cruenta), muncul pada hari 1-2

pasca persalinan, berwarna merah mengandung

darah dan sisa-sisa selaput ketuban, jaringan dan

decidua, vernik caseosa, lanugo dan mekoneum.


123

2 Lochea Sanguinolenta muncul pada hari ke3-7

pasca persalinan, berwarna merah kuning dan

berisi lendir darah.

3 Lochea serosa, muncul pada hari ke7-14 pasca

persalinan, berwarna kecoklatan mengandung

lebih banyak serum, lebih sedikit darah juga

terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta.

4 Lochea Alba, muncul sejak 2-6 minggu pasca

persalinan, berwarna putih kekuningan

mengandung leukosit, selaput lendir servik dan

serabut jaringan yang mati.

5 Lochea Purulenta, terjadi infeksi, keluar cairan

ssperti nanah dan berbau busuk.

6 Lochiostatis, lochea yang tidak lancar keluarnya.

(3) Perubahan di Servik dan Segmen Bawah Uterus

Segera setelah aselesainya kala ketiga persalinan, servik dan

segmen bawah uteri menjadi struktur yang tipis, kolaps dan

kendur. Mulut servik mengecil perlahan-lahan. Selama

beberapa hari, segera setelah persalinan, mulutnya dengan

mudah dapat dimasuki dua jari, tetapi pada akhir minggu

pertama telah menjadi sedemikian sempit sehingga sulit

dimasuki satu jari. Setelah minggu pertama servik


124

mendapatkan kembali tonusnya pada saat saluran kembali

terbentuk dan tulang internal menutup. Tulang eksternal

dianggap sebagai penampakan yang menyerupai celah.

(4) Perubahan pada Vulva, Vagina dan Perineum

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan

yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam

beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ

ini tetap berada dalam keadaan kendur vagina dan pintu

keluar vagina pada bagian pertama masa nifas membentuk

lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara

perlahan – lahan mengecil tetapi jarang kembali keukuran

nulipara. Setelah minggu ketiga rugae dalam vagina secara

berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia jadi

lebih menonjol.

(5) Perubahan di Peritoneum dan Dinding Abdomen

Ketika miometrium berkontraksi dan bertraksi setelah

kelahiran, dan beberapa hari sesudahnya, peritoneum yang

membungkus sebagian besar uterus dibentuk menjadi lipatan-

lipatan dan kerutan-kerutan. Ligamentum latum dan

rotundum jauh lebih kendor dari pada kondisi tidak hamil,

dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk kembali dari


125

peregangan dan pengendoran yang telah dialaminya selama

kehamilan.

b) Perubahan Sistem Pencernaan

Kerja usus setelah melahirkan dapat juga terganggu oleh rasa sakit

pada perineum, haemoroid yang menjadi prolaps dan bengkakn

selama kala dua persalinan atau kurangnya privasi pada ruang

perawatan pascanatal.

Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan sistem

pencernaan,antara lain:

(1) Nafsu makan

(2) Motilitas

(3) Pengosongan usus

c) Perubahan sistem Perkemihan

Diuresis postpartum normal terjadi dalam 24 jam setelah

melahirkan sebagai respon terhadap penurunan ekstrogen.

Kemungkinan terdapat spasme sfingter ani edema leher buli-buli

sesudah bagian ini mengalami kompresi antar kepala janin dan

tulang pubis selama persalinan. Protein dapat muncul didalam urine

akibat perubahan otolitik didalam uterus.

Kandung kencing masa nifas mempunyai kapasitas yang bertambah

besar dan relatif tidak sensitif terhadap tekanan cairan intravesika.


126

Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam

sesudah melahirkan.

d) Perubahan Sistem Musculoskeletal / Diastatis Rectie Abdominis

Sistem Musculoskeletal pada ibu selama masa pemulihan /

postpartum termasuk penyebab relaksasi dan kemudian

hipermobilitas sendi serta perubahan pada pusat gravitasi.

e) Perubahan tanda – tanda vital

(1) Suhu badan

Suhu tubuhn wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat

celcius. Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih

0,5 derajat celcius dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan

ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan

cairan maupu kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4

postpartum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada

pembekuan ASI, kemunngkinan payudara membengkak,

maupun kemungkinan infeksi pada endometrium, mastitis,

traktus genetalis ataupun sistem lain. Apabila kenaikan suhu

diatas 38 derajat celcius, waspada terhadap infeksi postpartum.

(2) Nadi

Nadi dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali karena

pengaruh partus lama, persalinan sulit dan kehilangan darah

yang berlebihan. Setiap denyut nadi diatas 100x/menit selama


127

masa nifas adalah abnormal dan mengindikasikan pada infeksi

atau haemoragic post partum. Denyut nadi dan curah jantung

tetap tinggi selama jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian

mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada

minggu ke-8 sampai ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi

kembali ke frekuensi sebelum hamil.

(3) Tekanan Darah

Menurut Rukiyah dan Yulianti (2018), tekanan darah adalah

adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri

ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh

manusia adalah sistolik antara 90-120mmHg dan diastolik 60-

80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus melahirkan dapat

diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi

pada postpartum merupakan tanda terjadinya preeklampsia

postpartum. Namun demikian, hal tersebut sangat jarang

terjadi.

(4) Pernapasan

Frekuensi pernapasan normal pada orang dewasa adalah 16-24

kali per menit. Pada ibu postpartum umunya pernapasan

lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan

pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernapasan

selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.


128

Bila suhu nadi tidak normal pernapasan juga akan

mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada

saluran napas. Bila pernapasan pada masa postpartum menjadi

lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

f) Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Meskipun kadar ekstrogen mengalami penurunan yang sangat besar

selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi dari

pada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan

dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah

harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan

pada ambulasi dini.

g) Perubahan Sistem Hematologi

Pada masa nifas 72 jam pertama biasanya akan keghilangan

volume plasma daripada sel darah, penurunan plasma ditambah

peningkatan sel darah pada waktu kehamilan diasosiasikan dengan

peningkatan hematokrit, dan haemoglobin pada hari ketiga sampai

tujuh hari setelah persalinan.

Jumlah sel darah putih (leukosit) selama 10-12 setelah persalinan

umumnya berkisar antara 20.000-25.000/mm, faktor pembekuan

darah akan terjadi ekstensif setelah persalinan yang bersama

dengan pergerakan, trauma atau sepsis bisa menyebabkan trombo


129

emboli. Keadaan produksi tertinggi dan pemecahan fibrin mungkin

akibatn pengeluaran tempat pelepasan plasenta.

h) Perubahan Sistem Endokrin

Keadaan hormon plasenta menurun dengan cepat, hormon plasenta

lactogen tidak dapat terdeteksi dalam 24 jam postpartum, hormon

HCG menurun dengan cepat ekstrogen turun 10%.

Hormon pituary menyebabkan prolaktin meningkat dengan cepat

selama kehamilan, wanita yang tidsk laktasi prolaktin menurun

sampai keadaan sebelum hamil dapat dipengaruhi sberapa banyak

ibu menyusui.

3) Kebutuhan pada Masa Nifas

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (2016), kebutuhan ibu nifas adalah :

a) Mobilisasi Dini

(1) Melancarkan pengeluaran loschea, mengurangi infeksi

puerperium

(2) Memperlancar involusi alat kandungan.

(3) Melancarkan fungsi alat gastro intestinal dan alat

perkemihan.

(4) Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga

mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa

metabolisme.
130

b) Nutrisi dan Cairan

Ibu nifas perlu diet gizi yang baik dan lengkap, bisa disebut juga

dengan menu seimbang.

Tujuannya adalah :

(1) Membantu memulihkan kondisi fisik.

(2) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

(3) Mencegah konstipasi.

(4) Memulai prosespemberian ASI ekslusif.

Ibu nifas perlu tambahan 500 kalori tiap hari, dan

kebutuhan cairan / minum kurang lebih 3 liter/hari dan

tambahan pil zat besi selama 40 hari post partum, serta

kapsul vitamin A 200.000 unit.

c) Ambulasi

Kenyataannya ibu yang baru melahirkan enggan banyak

bergerak, karena merasa letih dan sakit. Pada persalinan normal

ambulasi dapat dilakukan 2 jam postpartum.

Tujuannya :

(1) Melancarkan pengeluaran lochea.

(2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik.

(3) Memungkinkan untuk mengajar ibu memelihara anaknya.

(4) Mempercepat involusi dan melancarkan peredaran darah.


131

d) Eliminasi

Ibu nifas hendaknya dapat berkemih spontan normal terjadi pada

8 jam postpartum. Anjurkan ibu berkemih 6-8 jam postpartum

dan setiap 4 jam setelahnya, karena kandung kemih yang penuh

dapat mengganggu kontraksi dan involusi uterus. Bila ibu

mengalami kesulitan saat berkemih sebaiknya dilakukan toilet

training untuk BAB, jika ibu tidak bisa BAB lebih dari 3 hari

maka perlu diberi laksana/pencahar. BAB tertunda 2-3 hari

postpartum dianggap fisiologis.

e) Istirahat

Ibu perlu istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang

berlebih. Ibu dapat beristirahat atau tidur siang selagi bayi tidur,

pentingnya dukungan dari keluarga / suami.

Bila istirahat kurang akan mempengaruhi ibu :

(1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.

(2) Memperlambat proses involusi dan memperbanyak

perdarahan.

(3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat

bayi dan diri sendiri.


132

f) Kebersihan diri / Personal Hygiene

Ibu nifas perlu menjaga kebersihan dirinya karena :

(1) Mengurangi / mencegah infeksi.

(2) Meningkatkan perasaan nyaman dan kesejahteraan.

Bila ibu cukup kuat berjalan, bantu ibu untuk mandi untuk

membersihkan tubuh, putting susu dan perineum,

mengganti pembalut minimal 2 kali atau setiap kali habis

kencing.

g) Seksual / Senggama

Secara fisik aman untuk memuklai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua

jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah

berhenti dan ibu tidak merasa nyeri aman untuk memulai

melakukan hubungan seksual kapan saja ibu siap. Banyak

budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan seksual

sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau enam minggu

setelah persalinan, keputusan tergantung pada pasangan yang

bersangkutan.

h) Keluarga berencana

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya dua

tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus

menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin


133

merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka

tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

i) Latihan / Senam Nifas

Bidan menjelaskan pada ibu pentingnya otot-otot perut dan

panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuatdan ini

menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi

rasa sakit pada punggung.

Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari

sangat membantu sepereti :

(1) Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik

otot perut selagi menarik napas, tahan napas kedalam dan

angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima,

rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.

(2) Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul

(senam kegel).

(3) Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot,

pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan, kendurkan

dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.

Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap

gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih

banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus

mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.


134

4) Tahapan Masa Nifas

Menurut Rukiyah dan Yulianti (2018), masa nifas merupakan

rangkaian setelah proses persalinan dilalui oleh oleh seorang wanita,

beberapa tahapan masa nifas yang harus dipahami oleh seorang bidan

antara lain :

a) Puerperium dini yaitu pemulihan dimana ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

b) Puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat

genital yang lamanya 6-8 minggu.

c) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih

sehat terutama bila selam hamil atau bersalin memiliki

komplikasi.

5) Kunjungan Masa Nifas

Menurut Buku KIA (2016), Kunjungan masa nifas terbagi menjadi :

a) Kunjungan ke-1 (6 jam – 3 hari setelah persalinan)

(1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

(2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk

bila perdarahan berlanjut.

(3) Memberikan konseling tentang pencegahan perdarahan masa

nifas yang disebabkan karena atonia uteri.

(4) Pemberian ASI awal


135

(5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi

baru lahir

(6) Menjaga bayi tetap sehat agar terhindar dari hipotermia.

(7) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka

bidan harus menjaga ibu dan bayi 2 jam pertama setelah

kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam

keadaan baik. (Heryani, 2012)

b) Kunjungan ke-2 (hari ke 4 – 28 setelah persalinan)

(1) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah

umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.

(2) Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau

perdarahan abnormal.

(3) Memastikan ibu dapat cukup makan cairan dan istirahat.

(4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak

ada tanda – tanda kesulitan menyusui.

(5) Memberikan konseling pada ibu, mengenai asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan

bayi sehari – hari (Heryani,2012)

c) Kunjungan ke-3 (hari ke 29 – 42 hari minggu setelah persalinan)

(1) Menanyakan kesulitan – kesulitan yang dialami ibu selama

masa nifas.
136

(2) Memberikan konseling KB secara dini

( Heryani, 2012)

6) Tujuan Asuhan pada Ibu Nifas

a) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun

psikologis dimana dalam asuhan pada masa masa ini peranan

keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan

psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.

b) Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh)

dimana bidan harus melakukan manajemen asuhan kebidanan

pada ibu nifas secara sistematis yaitu mulai pengkajian data

subyektif, obyektif maupun penunjang.

c) Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bdan harus

menganalis data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini

dapat mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi.

d) Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayinya, yakni seetlah masalah ditemukan bidan dapat

langsung masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan diatas

dapat dilaksanakan.

e) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi

kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, memberikan

pelayanan keluarga berencana (Rukiyah dan Yulianti, 2018).


137

b. Dokumentasi asuhan Kebidanan ibu Nifas

Menurtut Nuraisiah dkk (2012), Laporan asuhan kebidanan ibu nifas di

dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

S : Data Subyektif

Merupakan informasi yang diperoleh langsung dari klien.

Informasi tersebut dicatat sebagai kutipan langsung atau

ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.

O : Data Obyektif

Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh

bidan waktu pemeriksaan termasuk juga hasil pemeriksaan

labolatorium, USG, dll. Apa yang dapat diobservasi oleh bidan

akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan

ditegakkan.

A : Analisa

Merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan sata subyektif

dan obyektif yang didapatkan.

P : Penatalaksanaan

Merupakan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan

kesimpulan yang dibuat


138

5. KELUARGA BERENCANA

a. Konsep dasar

1) Pengertian

Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi

untuk pengaturan kehaamilan, dan merupakan hak setiap individu sebagai

mahluk sosial (Prawirohardjo, 2010).

2) Macam -macam KB

a) Kontrasepsi Darurat

(1) Balasan : yang di maksud kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi

yang dapat mencegah kehamilan bila digunakan segera setelah

berhubungan seksual. Hal ini sering disebut “ kontrasepsi

pascasaggama” atau “morning after pill” atau “morning after

treatment” istilah “ kontrasepsi sekunder” atau “kontrasepsi darurat”

asalnya untuk menepis amggapan obat tersebut harus segera di

pakai/digunakan setelah berhubungan seksual atau harus menunggu

hingga keesokan harinya bila tidak,berarti sudah telambat sehingga

tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Sebutan kontrasepsi darurat

menekankan juga bahwa dalam cara KB ini lebih baik dari pada tidak

sama sekali. Namun tetap kurang efektifdibandingkan dengan cara

KB yang sudah ada kontrasepsi darurat tidak boleh di pakai sebagai

metode KB secara rutin atau terus menurus


139

(2) Manfaat

(a) Sangat efektif (tingkat kehamilan <3%)

(b) AKDR juga bermanfaat jangka panjang

(3) Keterbatasaan

(a) Pil kombinasi hanya efektif jika digunakandalam 72 jam sesudah

berhubungan seksual tanpa perlindungan.

(b) Pil kombinasi dapat menyebabkan nausea, muntah, atau nyeri

payudara

(c) AKDR hanya efektif jika di pasang dalam 7 tahun hari sesudah

hubungan seksual.

(d) Pemasangan AKDR memerlukan tenaga terlatih dan sebaiknya

tidak digunakan pada klien yang terpapar dengan resiko IMS.

(4) Indikasi

Indikasi kontrasepsi darurat adalah untuk mencegah kehamilan yang

tidak di kehendaki.

(a) Bila terjadi kesalahan dalam pemakaian kontrasepsi seperti:

i Kondom bocor, lepas atau salah menggunakannya.

ii Diagfragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat.

iii Kegagalan sengama terputus (misalnya ejakulasi di vagina

atau pada genetalia eksterna).

iv Salah hitungan masa subur.

v AKDR ekspulsi.
140

vi Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet.

vii Terlambat lebih dari 2 minggu untuk suntik KB.

(b) Perkosaan

(c) Tidak mengunakan kontrasepsi.

(5) Kontraindikasi

Hamil atau tersangka hamil

(6) Efek samping

(a) Mual muntah : perlu konseling. Jika muntah terjadi dalam 2 jam

sesudah penggunan pil pertama atau kedua, dosis ulang perlu

diberikan.

(b) Perdarahan/ bercak :sekitar 8% klien dengan kontrasepsi oral

kombinasi mengalami bercak-bercak. Sekitar 50% mendapatkan

haid pada waktunya bahkan lebih awal (prawirohardjo, 2010:62).

b) Metode amenore laktasi( MAL )

(1) Metode amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang

mengandalka pemberian Asi Susu Ibu (ASI) secara ekskusif, artinya

hanya diberikan ASI tanpa taambahan makanan atau minuman

apapun lainnya.

(a) MAL dapat di pakai sebagai kontrasepsi bila :

i Menyesui secara penuh ( full breast feeding) lebih efektif bila

pemberian >8x sehari.

ii Belum haid.
141

iii Umur bayi kurang dari 6 bulan.

(b) Efektifitas sampai 6 bulan

(c) Harus dilajutkan dengsn pemakaian metode kontrasepsi lainnya.

(2) Cara kerja

Penundaan/penekanan ovulasi

(3) Keuntungan kontrasepsi

(a) Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pasca

persalinan).

(b) Segera efektif

(c) Tidak menggangu senggama

(d) Tidak ada efek samping secara sistematik

(e) Tidak perlu pengawasan medis.

(f) Tidak perlu obat atau alat.

(g) Tanpa biaya

(4) Keuntungan non kontrasepsi

(a) Untuk bayi

i Mendapatkan kekeballan pasif (mendaptkan antibodi

perlindungan lewat ASI).

ii Sumber asupan gizi yang terbaiik dan sempurna untuk

tumbuh kembang bayi yang optimal.

iii Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air,

susu lain atau formula atau alat minum yang dipakai.


142

(b) Untuk ibu

i Mengurangi perdarahan pascapersalinan

ii Mengurangi resiko anemia

iii Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi

(5) Keterbatasan

(a) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segara menyusi

dalam 30 menit pascapersalinan.

(b) Mungkin sulit dilaksankan karena kondisi sosial.

(c) Efektivitas tinggi hanya sampai kembali haid atau sampai 6 bulan

(d) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virusn Hepatitis

B/HBV dan HIV/AIDS

(6) Yang dapat mengunakan MAL

Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6

bulan dan belum mendapatkan haid setelah melahirkan

(prawirohardjo,2010).

c) Metode keluarga berencana alamiah (KBA)

(1) Macam KBA

Metode lendir serviks atau lebih dikenal sebagai metode ovulasi

billings/MOB atau metode dua hari mukosa serviks dan metode

simtomtermal adalah yang palingefektif. Cara yang kurang efektif

misalnya sistem kalender atau pantang berkala dan metode suhu

basal yang sudah tidak dianjarkan lagi oleh pengajar KBA. Hal ini
143

disebabkan oleh kegagalan yang cukup tinggi (>20%) dan waktu

pantang yang lebih lama. Lagi pula sudah ada cara efektif dan masaa

pantang lebih singkat. Di indonesia dengan surat dari BKKBN pusat

kepal BKKBN provisi dengan SK 6668/k.S. 002/E2/90, Tgl 28

Desember 1990, metode ovulasi billings (MOB) sudah diterima

sebagai alah satu metode KB (mandiri).

(2) Teknik pantang berkala

(a) Untuk kontrasepsi

Senggama dihindari pada masa subur yaitu dekat dengan

pertengahan siklus haid atau terdapat tanda-tanda adanya

kesuburan yaitu keluarnya lendir encer dari liang vagina.

Untuk perhitungan masa subur di pakai rumus siklus terpanjang

dikurangi 11, siklus terpendek dikurangi 18. Antara kedua waktu

sanggama dihindaari.

(3) Manfaat

(a) Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan.

(b) Tidak ada resiko kesehatan yang berehubungan dengan

kontrasepsi.

(c) Tidak ada efek samping sistemik

(d) Murah atau tanpa biaya. ( Prawirohardjo,2010)


144

d) Sanggama terputus

Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, di

masa pria mengelurkan alat kelaminya (penis) dari vagiana sebelum pria

mencapai ejakulasi.

(1) Cara kerja

Alat kelamin (penis) di keluarkan sebelum ejakulasi sehingga

sperma tidak masuk ke dalam vagian sehingga tidak ada

pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat di

cegah.

(2) Manfaat

(a) Efektif bila dilaksanakan dengan benar.

(b) Tidak menganggu produksi ASI

(c) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB

lainnya.

(d) Tidak ada efek samping

(e) Dapat digunakan setiap waktu.

(f) Tidak membutuhkan biaya

(3) Keterbatasn

(a) Efektivitas sangat bergantungan pada kesediaan pasangan

untuk melakukan sanggama terputus setiap

melaksankannya( angka kegagalan 4-27 kehmilan per 100

perempuan perbulan)
145

(b) Efektivitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24

jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis.

(c) Memutuskan kenikmatan dalam hubungan seksual.

(4) Dapat di pakai untuk

(a) Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga

berencana.

(b) Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alas an

filosofi untuk tidak memakai metode-metode lain.

(c) Pasangan yang memperlukan kontrasepsi yang segera.

(d) Pasangan yang memperlukan metode sementara, sambil

menunggu metode lain.

(e) Pasangan yang membutuhkan metode pendukung.

(f) Pasangan yang memerlukan hubungan seksual tidak teratur

(Prawirohardjo,2010)

e) Metode barier

(1) Kondom

Kondom merupakn selubung /sarung karet yang dapat terbuat

dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (villa), atau

bahan alami (produksi hewani) yang di pasang pada penis saat

berhubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipi,

berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila

digulungterbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti putting susu.


146

Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk

meninggalkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida)

maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual.

(a) Tipe kondom terdiri dari :

i Kondom biasa

ii Kondom berkontur(bergigi)

iii Kondom beraroma

iv Kondom tidak beraroma

(b) Cara kerja

Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur

dengan cara mengemas sperma di ujung selabung karet yang di

pasang pada penis sehingga aperma tersebut tidak tercurah

kedalam saluran reproduksi perempuan.

(c) Efektivitas

Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali

berhubunganseksual. Pada bebrapa pasangan, pemakaian kondom

tidak efektif karena tidak di pakai secara konsisten. Secara ilmiah

didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12

kehamilan per 100 perempuan per bulan.

(d) Manfaat

i Efektif bila digunakan dengan benar


147

ii Tidak menganggu produksi ASI

iii Tidak menggangu kesehatan klien

iv Tidak mempunyai pengaruh sistemik

v Murah dan dapat dibeli secara umum

vi Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatn

khusus

vii Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi

lainnya harus ditunda.

(2) Diagfragma

Diagfragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari

lateks(karet) yang di insersikan ke dalam vagina sebelum

berhubungan seksual dan menutup serviks.

(a) Jenis

i Flat spring (flat metal band)

ii Coil spring ( coiled wire)

iii Arching spring (kombinasi metal spring)

(b) Cara kerja

Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai

saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan

sebagai alat tempat spermisida.


148

(c) Manfaat

i Efektif bila digunakan dengan benar

ii Tidak menganggu produksi ASI

iii Tidak menganggu hubungan seksual karena telah

terpasang sampai 6 jam sebelumnya

iv Tidak menganggu kesehatan klien

v Tidak mempunyai pengaruh sistemik

(3) Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9)

digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma.

(a) dikemas dalam bentuk :

i Aerosol (busa)

ii Tablet vaginal, suppositoria

iii Krim

(b) Cara kerja

Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat

pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel

telur.

(c) Efektif seketika (busa dan krim)

(a) Tidak menganggu ASI

(b) Bisa mendukung untuk metode lain.

(c) Tidak menganggu kesehatan klien


149

(d) Tidak mempunyai pengaruh sistemik

(e) Mudah digunakan.(Prawirohardjo,2010)

f) Pil kombinasi

(1) Mekanisme:

Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi,

mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma,

dan menganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur

terganggu. Pil ini diminum setiap hari.

(2) Efektivitas:

Bila diguakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di

antara 100 ibu dalam 1 tahun.

(3) Keuntungan khusus bagi kesehatan:

(a) Mengurangi risiko kanker endometrium, kanker ovarium,

penyakit radang panggul simptomatik.

(b) Dapat mengurangi risiko kista ovarium, dan anemia

defisiensi besi.

(c) Mengurangi nyeri haid, masalah perdarahan haid, nyeri

saat ovulasi, kelebihan rambut pada wajah dan tubuh,

gejala sindrom ovarium polikistik, dan gejala

endometriosis.
150

(4) Efek samping:

(a) Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin

pendek,

(b) haid tidak teratur, haid jarang, atau tidak haid), sakit

kepala,

(c) pusing, mual, nyeri payudara, perubahan berat badan,

(d) perubahaan suasana perasaan, jerawat (dapat membaik

atau memburuk, tapi biasaya membaik), dan peningkatan

tekanan darah (kemenkes RI,2013).

g) Suntikan kombinasi

Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks

sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium sehingga

implantasi terganggu, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba.

Suntikan ini diberikan sekali tiap bulan.

(1)Efektivitas:

Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di

antara 100 ibu dalam 1 tahun.

(2)Efek samping:

(a) Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin

pendek, haid tidak teratur, haid memanjang, haid jarang,

atau tidak haid).

(b) sakit kepala, pusing, nyeri payudara


151

(c) kenaikan berat badan

h) Suntik progestin

a) Mekanisme:Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan

lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan

selaput rahim tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi gamet

oleh tuba. Suntikan diberikan 3 bulan

b) Efektivitas:

(1) Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di

antara 100 ibu dalam 1 tahun.

(2) Kesuburan tidak langsung kembali setelah berhenti, biasanya

dalam waktu beberapa bulan

c) Efek samping:

(1) Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau memanjang dalam

3 bulan pertama, haid jarang, tidak teratur atau tidak haid

dalam 1 tahun)

(2) sakit kepala, pusing, kenaikan berat badan

(3) perut kembung atau tidak nyaman

(4) perubahan suasana perasaan, dan penurunan hasrat seksual

(kemenkes RI,2013).
152

i) Pil progestin

(1) Mekanisme:(Minipil) Minipil menekan sekresi gonadotropin dan

sintesis steroid seks di ovarium, endometrium mengalami

transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit,

mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma,

mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Pil

diminum setiap hari

(2) Efektivitas:

Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1

diantara 100 ibu dalam 1 tahun

(3) Efek samping:

(a) Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu

menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang atau sering, haid

jarang, atau tidak haid)

(b) sakit kepala, pusing

(c) perubahan suasana perasaan, nyeri payudara, nyeri perut, dan

mual (kemenkes RI,2013).

j) Implant

(1) Mekanisme:Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan

lender serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan

mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di bawah kulit

dan dapat bertahan higga 3-7 tahun, tergantung jenisnya.


153

(2) Efektivitas:

Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100

ibu dalam 1 tahun.

(3) Keuntungan khusus bagi kesehatan:

(a) Mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik.

(b) Dapat mengurangi risiko anemia defisiesi besi.

(4) Efek samping:

(a) Perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama: haid sedikit

dan singkat, haid tidak teratur lebih dari 8 hari, haid jarang, atau

tidak haid;setelah setahun: haid sedikit dan singkat, haid tidak

teratur, dan haid jarang)

(b) sakit kepala pusing

(c) perubahan suasana perasaan, perubahan berat badan

(d) jerawat (dapat membaik atau memburuk), nyeri payudara, nyeri

perut, dan mual (kemenkes RI,2013).

k) kontrasepsi dalam rahim

(1) Mekanisme: Dalam Rahim AKDR dimasukkan ke dalam uterus.

AKDR menghambat(AKDR) kemampuan sperma untuk masuk ke

tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai

kavum uteri,mencegah sperma dan ovum bertemu, mencegah

implantasi telur dalam uterus.


154

(2) Efektivitas:

Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu

dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan lama, hingga 12 tahun.

Risiko bagi kesehatan:

Dapat menyebabkan anemia bila cadangan besi ibu redah sebelum

pemasangan dan AKDR menyebabkan haid yang lebih banyak. Dapat

menyebabkan penyakit radang panggul billa ibu sudah terinfeksi

klamidia atau gonorea sebelum pemasangan.

(3) Efek samping:

Perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan pertama (haid

memanjang dan banyak, haid tidak teratur, dan nyeri haid).

l) Tubektomi

(1) Mekanisme:Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau

memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan

ovum.

(2) Efektivitas:

Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1

tahun.

(3) Keuntungan khusus bagi kesehatan:

Mengurangi risiko penyakit radang panggul. Dapat mengurangi risiko

kanker endometrium
155

(4) Efek samping:

Tidak ada (kemenkes RI,2013).

m) Vasektomi

(1) Vasektomi Mekanisme:

Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan

oklusi vasa deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat dan

proses fertilisasi tidak terjadi.

(2) Efektivitas

Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah vasektomi,

risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun. .

(3) Risiko bagi kesehatan:

Nyeri testis atau skrotum (jarang), infeksi di lokasi operasi (sangat

jarang), dan hematoma (jarang). Vasektomi tidak mempegaruhi hasrat

seksual, fungsi seksual pria, ataupun maskulinitasnya.

(4) Efek samping:

Tidak ada.

(kemenkes RI,2013).
156

b. Dokumentasi asuhan kebidanan keluarga berencana

Menurut Wildan dan Hidayat (2008), laporan asuhan kebidanan

kehamilan didokumentasikan dalam bentuk SOAP :

S : Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis

(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung tentang

keluhan atau masalah KB.

O : Data yang didapatkan dari hasil observasi melalui

pemeriksaan fisik selama atau sebelum pemakaian KB.

A : Analisis dan Interpretasi

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat

kesimpulan meliputi diagnosis, antisipasi diagnosa atau

masalah potensial, serta perlu ada tidaknya tindakan segera.

P : Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan

termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau

labolatorium, serta konseling untuk tindak lanjut.


157
157

C. Landasan hukum
1. Permenkes RI Nomor 28 tahun 2007 tentang izin dan penyelengaraan praktik
bidan.
2. Kepmenkes No.369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan
158

BAB III

METODOLOGI

A. Jenis studi

Laporan tugas akhir ini menggunakan metode penelitian studi kasus ini

dengan mengunakan rancangan penlitian kualitatif. Pada penelitian kualitatif,

proses pengumpulan data dapat diperoleh melalui cerita, gambaran dan

dokumentasi lainya. Penelitian fenomena ini dapat bersifat deskriptif yang

mempelajari fenomena tentang respon keberadaan manusia, yaitu bertujuan

untuk menjelaskan pengalaman seseorang dalam kehidupannya termasuk di

dalamnya adalah interaksi social yang dilakukanya. Penelitian grounded

merupakan penelitian yang dapat digunakan untuk menemukan masalah-

masalah yang muncul pada situasi atau aplikasi dari masalah yang ada dengan

menekankan praktik hubungan antar variabel.(Hidayat,2014)

B. Lokasi studi kasus

Tempat penelitian sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh

dalam penelitian. Pemilihan setting penelitian harus disesuaikan dengan

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian kualitatif, sehingga tempat yang

ditentukan benar – benar menggambarkan kondisi informan sesungguhnya

(Saryono dan Anggraeni, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di UPT

Puskesmas Gajahan Kota Surakarta.

`158
159

C. Subjek studi kasus

Populasi adalah keseluruhan subjek. Subjek laporan tugas akhir ini

adalah sebagian populasi yang diambil dengan teknik purposive sampling.

Teknik ini digunakan karena penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat – sifat populasi

yang sudah ditentukan sebelumnya (Setiyawan dan Saryono, 2011).

Subjek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah Ny.E normal mulai

usia kehamilan 32 minggu pada bulan februari 2018 di UPT Puskesmas

Gajahan Kota Surakarta kemudian diikuti sampai ibu bersalin dan nifas

sampai dengan bulan Mei 2018.

D. Waktu studi kasus

Waktu penelitian sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh

dalam penelitian (Saryono dan Anggraeni, 2010). Dimulai dari pengambilan

data studi Pendahuluan pada bulan Januari 2018, pengambilan data subyek

studi kasus meliputi pengkajian sampai dengan evaluasi dari 27 Februari

2018 sampai dengan 14 Mei 2018.


160

E. Instrument studi kasus

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam pengambilan keputusan

dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang

lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari

pengkajian, perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan, perencanaan,

implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan. Instrumen yang

digunakan adalah format 7 langkah varney.

F. Teknik pengumpulan data

1. Data primer dengan cara :

a. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik menurut Suarni dan Apriyani, (2017) adalah

Pemeriksaan fisik yaitu melakukan pengumpulan data dengan cara:

inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.

1) Inspeksi

Yaitu pengumpulan data dengan melihat bagian bagian

dari tubuh (fisik) pasien. Contohnya: inspeksi warna kulit,

inspeksi mata, inspeksi simetrisitas dada dan abdomen, dll.


161

a) Ibu hamil

Keadaan umum, Rambut, Muka, Mata, Hidung, Telinga,

Mulut, gigi, gusi, payudara, ekstermitas atas dan bawah,

Bentuk perut, pembesaran peut, linea alba/ nigra, strie

albican/ livide, kelainan, vulva vagina , perineum, anus.

b) Ibu bersalin

Keadaan umum, Rambut, Muka, Mata, Hidung, Telinga,

Mulut, gigi, gusi, pembesaran payudara, ekstermitas atas dan

bawah, Bentuk perut, pembesaran peut, linea alba/ nigra,

strie albican/ livide, kelainan, vulva vagina , perineum, anus,

tanda gejala kala II dorongan untuk meneran, tekanan pada

anus, perineum menonjol, vulva membuka, laserasi jalan

lahir (jika terdapat laserasi).

c) Ibu nifas

Keadaan umum, Rambut, Muka, Mata, Hidung, Telinga,

Mulut, gigi, gusi, pembesaran payudara, ekstermitas atas dan

bawah, Bentuk perut, pembesaran peut, linea alba/ nigra,

strie albican/ livide, kelainan, vulva vagina , perineum, anus,

Lochea, Perdarahan pervaginam


162

d) Bayi baru lahir

Keadaan umum, Kepala, ubun- ubun, muka, mata, mulut,

leher, dada, perut, tali pusat, punggung, genitalia, hidung,

ekstermitas, anus, reflek

e) Keluarga Berencana : Keadaan umum

2) Auskultasi

Yaitu pengumpulan data dengan mendengarkan bagian

tubuh (fisik) pasien. Contohnya : Auskultasi bunyi jantung,

auskultasi bising usus, auskultasi suara nafas, dll.

a) Ibu hamil

Detak Jantung Janin, tekanan darah, nadi, pernafasan

b) Ibu bersalin

Detak Jantung janin, tekanan darah, nadi, pernafasan.

c) Nifas

Tekanan darah, nadi, pernafasan.

d) Bayi baru lahir

Heart rate, nadi.

e) KB

Tekanan darah, nadi, pernafasan.

(Maryunani,2016)
163

3) Palpasi

Yaitu pengumpulan data dengan meraba, memegang

bagian tubuh (fisik) pasien. Contohnya : palpasi payudara untuk

meraba adanya benjolan, palpasi abdomen untuk mengetahui

letak janin dalam kandungan, palpasi untuk mengetahui adanya

nyeri tekan atau nyeri lepas pada abdomen.

a) Ibu hamil

Leopod I, Leopod II, Leopod III, Leopod IV, ekstermitas

bawah, Axilla, Tfu Mc.donald, Kesan panggul.

b) Ibu bersalin

Leopod I, Leopod II, Leopod III, Leopod IV, TFU,

Kontraksi, Vagina Toucher, ekstermitas bawah, axilla,

c) Ibu Nifas

Tfu, Kandung kemih, Kontraksi, homan sign, ekstermitas

bawah, payudara.

d) Bayi Baru Lahir

Tidak ada

e) Keluarga Berencana

Tidak ada

(Nursalam, 2013).
164

4) Perkusi

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengetuk bagian

tubuh (fisik) pasien. Contohnya : perkusi abdomen kuadran kanan

atas untuk mengetahui batas batas hepar, perkusi dada untuk

mengetahui adanya cairan.

Pada ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan perkusi ialah

reflek patella, pada ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan

keluarga berencana tidak dilakukan pemeriksaan perkusi.

(Prawirohardjo, 2013)

b. Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif

adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (indepth

interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai

(Saryono dan Anggraeni, 2010). Dengan melakukan wawancara pada

Ny.E Tn.F dan tenaga kesehatan yang berada di UPT Puskesmas

Gajahan Kota Surakarta.


165

c. Observasi

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah

ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau

peristiwa, waktu, dan perasaan (Saryono dan Anggraeni, 2010).

Dengan melakukan melakukan observasi pada proses persalinan

yaitu kemajuan persalinan.

1) Data sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang berhubungan

dengan tujuan dan obyek peneliti baik dari kepustakaan, instansi

(Pemda, BPS, data perusahaan, Cliping koran, Internet, Hasil

riset penelitian lain dari sebagainya) atau yang

mendokumentasikan (Yusuf, 2015). Dengan data sekunder

Kohort KIA yang ada di UPT Puskesmas Gajahan Kota

Surakarta.

2) Alat dan bahan yang dibutuhkan

a) Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi

dan pemeriksaan fisik

(1) Ibu Hamil :Tensimeter, termometer, timbangan berat

badan, pengukur tinggi badan, pita lila, metlin,

handscoon, dropler, jel, jangka panggul, hummer, jam

penunjuk detik, stetoskop.


166

(2) Ibu Bersalin :Tensi, termometer, Handscoon steril,

dropler, jell, ½ kocher, gunting epis, gunting tali pusat,

pinset, klem, duk steril, nail fooder, dee lee, catgut

chromic, jarum kulit, jarum otot, kateter, spuit umbilical

cord klem, jam penunjuk detik, stetoskop.

(3) Ibu Nifas :Handscoon, tensi, termometer, jam penunjuk

detik, stetoskop.

(4) Bayi Baru lahir :Handscoon, kassa steril, termometer,

stetoskop, jam penunjuk detik, metlin, spiut 3cc.

(5) Keluarga Berencana : Tensi, termometer, stetoskop,

Spuit, Depoprogestin, Bak Instrumen, spekulum,

tampontang, tenakulum, sonde, IUD cooper T, gunting,

Trokar, pinset, lidocain, kapsul implan 2 buah, gambar

pola, scapel, duk steril, kondom, kalender.

b) Alat dan bahan yang digunakan saat wawancara : Format

asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru

lahir.

c) Alat dan Bahan yang digunakan untuk melakukan studi

dokumentasi: catatan medik atau status pasien, buku KIA.


167

3) Jadwal

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari

mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan

laporan peneliti beserta waktu berjalannya atau berlangsungnya

tiap kegiatan tersebut (Yusuf, 2015). Jadwal kegiatan studi

kasus terlampir.
168

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

UPT Puskesmas Gajahan merupakan salah satu puskesmas rawat inap yang

terdapat dikota Surakartayang terletak di Jl. Veteran No.46 (57115) dengan luas

wilayah binaan 214,4 ha. Wilayah binaan yaitu Joyosuran, Pasar Kliwon, Gajahan,

Baluwarti, Kauman, dan Kampung baru dengan jumlah penduduk 30.696 jiwa,

terdiri dari 205 RT dan 57 RW.

Untuk menjalankan pelayanan diperlukan peralatan yang dapat

menunjang kelancaran pelayanan tersebut sehingga dapat berjalan dengan baik dan

lancar. Berikut ini adalah peralatan – peralatan yang digunakan disetiap pelayanan

meliputi :

1 Ruang Pelayanan dan Penunjang

Loket Pendaftaran Pasien, apotek, gudang obat, labolatorium, ruang dapur,

poli umum, ruang MTBS, ruang KIA, ruang pojok ASI, ruang imunisasi, ruang

KB, ruang gizi, ruang IGD, ruang VK, ruang bayi, ruang bidan jaga, ruang rawat

inap bagi pasien setelah bersalin ataupun pasien rawat inap dari IGD, ruang

promkes ( promosi kesehatan ), gudang, ruang aula, ruang kepala puskesmas,

ruang tata usaha,mushola

2 Unit Penunjang

Terdapat 2 unit Puskesmas pembantu yaitu puskesmas pembantu Joyosuran dan

puskesmas keliling

168
169

B. TINJAUAN KASUS

1 Kehamilan

Ruang : Periksa

Tanggal Masuk : 27 Februari 2018

No Register :

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI

Nama : Ny.E Nama : Tn. F

Umur :27 Tahun Umur : 37 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Tempen Rt 003 Rw 003 Joyosuran Pasar Kliwon Surakarta

B. ANAMNESA( DATA SUBYEKTIF)

Tanggal : 27 Februari 2018 Pukul : 09.00 WIB

A. Keluhan Utama waktu masuk

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan tidak ada keluhan


170

B. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : Ibu mengatakan haid pertama kali usia 14 tahun.

b. Siklus : Ibu mengatakan jarak haid 30 hari

c. Lama : Ibu mengatakan lama haid 7 hari

d. Banyak : Ibu mengatakan sehati ganti pembalut 3 – 4 kali

e. Sifat darah : Ibu mengatakan darah yang dikeluarkan merah

Segar

f. Teratur / tidak : ibu mengatakan teratur

g. Disminorhoe: Ibu mengatakan terkadang nyeri haid di hari

pertama

C. Riwayat Hamil Ini

a. HPHT

Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 12 – 07 – 2017

b. Gerakan janin

Ibu mengatakan merasakan gerakan janin saat usia kehamilan 5 bulan

c. Vitamin / Jamu yang dikonsumsi

Ibu mengatakan minum tablet tambah darah dan kalk

d. Keluhan – Keluhan Pada

Trimester I : Ibu mengatakan mual di pagi hari

Trimester II : Ibu mengatakan mudah lelah

Trimester III : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

e. ANC
171

Ibu mengatakan periksa selama hamil 7 kali yaitu pada usia kehamilan

5 minggu, 12 minggu, 16 minggu, 20 minggu,25 minggu,30 minggu,

32 minggu di Puskesmas Gajahan Surakarta

f. Penyuluhan yang pernah didapat

Ibu mengatakan belum mendapatkan penyuluhan apapun.

g. Imunisasi TT

Ibu mengatakan imunisasi 1 kali saat akan menikah

h. Kekhawatiran khusus

Ibu mengatakan tidak ada kekhawatrian

D. Riwayat Penyakit

a Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang flu, batuk dan demam.

b Riwayat penyakit sistemik

1) Asma / TBC: Ibu mengataklan tidak sesak nafas dan batuk

lebih dari 2 minggu

2) DM : Ibu mengatakan tidak sering BAK saat malam hari

dan tidak mudah lapar, haus di malam hari

3) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang

4) Ginjal : Ibu mengatakan tidak nyeri pada pinggang kabnan

dan kiri serta tidak sakit saat BAK

5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak kuning pada mata, kulit dan

Kuku
172

6) Hipertensi: Ibu mengatakan tensi tidak lebih dari 140/90

mmHg dan tidak sakit kepala yang menetap

7) Jantung : Ibu mengatakan tidak merasa nyeri pada dada kiri

dan tidak mudah lelah saat beraktivitas.

8) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak sakit HIV/AIDS

h. Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan baik dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak

memiliki penyakit menurun seperti jantung, DM, hipertensi dan

penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS dan hepatitis.

i. Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan baik dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak

memiliki keturunan kembar.

j. Riwayat Operasi

Ibu mengatakan belum pernah operasi apapun.

E. Riwayat Perkawinan

a. Status Perkawinan : Sah dan 1 kali

b. Kawin / Menikah : Ibu mengatakan menikah saat usia 22 tahun

dan suami 32 tahun lamanya 5 tahun.

F. Riwayat keluarga berencana

Ibu mengatakan menggunakan KB mini pil selama 3 tahun dan tidak ada

keluhan serta alasan ibu untuk tidak KB ialah ingin hamil kembali
173

G. Riwayat Kehamlan, persalinan dan nifas yang lalu

Tabel 4.4

No Tgl/thn Tempat UK Jenis Penolo Anak Nifas Keadaan

partus Partus Partus ng anak

sekarang

JK BB PB Kead Laktasi

1 2013 RS 9 Normal Dokter ♀ 3800 51 Baik baik Hidup

bln

H. Pola kebiasaan sehari – hari

a. Nutrisi

Sebelum hamil :Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang

nasi, lauk, sayur, buah dan minum teh

Selama Hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang

dengan menu nasi, sayur, lauk buah, susu dan air

putih

Keluhan : Tidak ada

b. Eliminas

Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali BAK 3-4 kali sehari

Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali dan BAK 5-6 kali

sehari

Keluhan : Tidak ada


174

c. Aktivitas

Sebelum hamil : Ibu mengatakan mencuci memasak dlakukan

sendiri

Selama hamil : Ibu mengatakan mencuci memasak dan

pekerjaan rumah di bantu suami

Keluhan : Tidak ada

d. Istirahat

Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang 1 jam dan malam 8

jam

Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang 2 jam dan malam 8

jam

Keluhan : Tidak ada

e. Personal hygiene

Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi dan ganti pakaian 2 kali

sehari keramas 3 kali dalam 1 minggu

Selama hamil : Ibu mengatakan mandi dan ganti pakaian 2 kali

sehari dan kerasmas 3 kali dalam 1 minggu

Keluhan : Tidak ada

f. Seksualitas

Sebelum hamil : Ibu mengatakan 3 kali dalam 1 minggu

Selama hamil : Ibu mengatakan 1 kali dalam 1 minggu

Keluhan : Tidak ada


175

g. Psikososial budaya

1) Perasaan tentang kehamilan ini

Ibu mengatakan senang dengan kehamilan ini

2) Kehamilan ini direncanakan / tidak

Ibu mengatakan ini kehamilan yang direncanakan

3) Jenis kelamin yang diharapkan

Ibu mengatakan ini kehamilan yang direncaanakan

4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini

Keluarga sangat mendukung dengan kehamilan ini

5) Keluarga lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan serumah dengan ibu mertua anak dan suami

6) Pantang makanan

Ibu mengatakan tidak ada pantang makanan

7) Adsat Istiadat

Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat

h. Penggunaan Obat-obatan/rokok

Ibu mengatakan tidak menggunakan obat-obatan terlarang dan suami

tidak merokok

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)

1. Status generalis

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmenti
176

c. TTV : TD : 110/70 mmHg N: 82x/menit

S : 36,50c R: 20x/menit

d. TB : 167 cm

e. BB sebelum hamil :79 kg

f. BB sekarang : 83 kg

g. LLA : 30 cm

2. Pemeriksaan sistematis

a. Kepala

1) Rambut : Hitam, lurus tidak rontok tidak berketombe

2) Muka : Bersih tidak oedema tidak ada cloasma

gravidarum

3) Mata

a) Oedema : Tidak oedema

b) Conjungtiva : Merah muda

c) Sklera : Putih

4) Hidung : Bersih tidak ada benjolan

5) Telinga : Simetris, tidak ada serumen

6) Mulut/gigi/gusi : Tidak stomatitis,tidak caries gusi tidak berdarah

lidah bersih
177

b. Leher

1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok

2) Tumor : Tidak ada benjolan

3) Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

c. Dada dan Axilla

1) Mammae

a) Membesar : Normal

b) Tumor : Tidak ada benjolan

c) Simetris : Simetris kanan dan kiri

d) Areola : Hiperpigmentasi

e) Putting susu : Menonjol

f) Kolostrum : Belum keluar

2) Axilla

a) Benjolan : Tidak ada benjolan di axilla

b) Nyeri : Tidak nyeri tekan di axilla

d. Ekstermitas

1) Atas : Simetris, jari lengkap kuku tidak kuning

2) Bawah :

a) Varices : Tidak varices

b) Oedema : Tidak oedema


178

c) Reflek patella: Positif kanan dan kir

d) Kuku : Tidak kuning

3 Pemeriksaan Khusus Obstetri

a. Abdomen

1) Inspeksi

a) Pembesaran perut : Normal

b) Bentuk perut : Memanjang

c) Linea alba / nigra : Linea nigra

d) Strie albican / livide: Strie albican

e) Kelainan : Tidak ada

f) Pergerakan janin : Tidak terlihat saat pemeriksaan

2) Palpasi

a) Kontraksi : Tidak ada

b) Leopod I : TFU½ pusat PX, teraba bulat keras

tidak melenting ( Bokong)

c) Leopod II : Kiri ibu : Teraba punggung janin

Kanan ibu :Teraba ekstermitas janin

d) Leopod III : Teraba bulat keras melenting (

Kepala) dan masih bisa di goyangkan

e) Leopod IV : Kepala janin belum masuk PAP

(Convergen)

f) Tfu Mc.Donald : 31 cm
179

g) TBJ :2945 gram

3) Auskultasi

DJJ Puntum maximum : Kuadran kiri bawah pusat

Frekuensi : 132 x/menit

Teratur/tidak : Teratur

b. Pemeriksaan Panggul

1) Kesan panggul : Normal gynecoid

2) Distansia Spinarum : 27.5 cm

3) Distansia Kristarum : 30 cm

4) Konjugata eksterna :22 cm

5) Lingkar panggul : 106 cm

c. Anogenital

1) Vulva vagina

a) Varices : Tidak varices di vulva

b) Luka : Tidak ada luka di vulva

c) Kemreahan : Tidak kemerahan di vulva

d) Nyeri : Tidak nyeri di vulva

e) Kelenjar bartolini: Tidak pembesaran kelenjar bartolini

f) Pengeluaran pervaginam: Tidak ada

2) Perineum

a) Bekas luka : Tidak ada bekas luka di perineum

b) Lain-lain : Tidak ada


180

3) Anus

a) Haemoroid : Tidak ada

b) Lain- lain : Tidak ada

4. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Labiolatorium

1) Tanggal 5 oktober 2017 : Hb : 14,2 gr/dl, HbsAg NR, HIV NR

2) Tanggal 23 februari 2018 : Hb : 12 gr/dl Protein Urine negatif

b. Pemeriksaan penunjang lain : tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 27 februari 2018 Pukul : 09.30 WIB

A. Diagnosa Kebidanan

Ny E G2P1A0 umur 27 tahun umur kehamilan 32+5 minggu, janin tunggal hidup

intrauteri , letak memanjang, punggung kiri presentasi kepala bagian terbawah

janin belum masuk pintu atas panggul normal.

Data Dasar :

Ds : 1. Ibu mengatakan bernama Ny. E berumur 27 tahun

2. Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan belum pernah

keguguran

3. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 12 juli

2017

4. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan tidak

ada keluhan
181

Do

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD : 110/70 mmHg N: 82x/menit

S : 36,50c R: 20x/menit

d. TB : 167 cm

e. BB sebelum hamil :79 kg

f. BB sekarang : 83 kg

g. LLA : 30 cm

h. Leopod I : TFU ½ pusat PX, teraba bulat keras tidak

melenting ( Bokong)

i.Leopod II : Kiri ibu : Teraba punggung janin

Kanan ibu :Teraba ekstermitas janin

j.Leopod III : Teraba bulat keras melenting ( Kepala) dan

masih bisa di goyangkan

k.Leopod IV : kepala janin belum masuk PAP (

Convergen)

l. Tfu Mc.Donald : 31 cm

m. TBJ :2945 gr

B. Masalah

Tidak ada
182

C. Kebutuhan

Tidak ada

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. PERENCANAAN

Tanggal : 27 Februari 2018 Pukul : 09.35 WIB

1 Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2 Beritahu ibu gizi ibu hamil

3 Anjurkan ibu tetap istirahat cukup

4 Anjurkan ibu minum tablet Fe secara rutin

5 Anjurkan ibu kunjungan ulang 1 bulan yang akan datang atau jika ada

keluhan

6 Dokumentasi

VI. PELAKSANAAN

Tanggal : 27 Februari 2018 Pukul : 09.40 WIB

1 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan semua dalam batas normal

2 Memberitahu ibu untuk mencukupi gizi ibu hamil seperti karbohidrat nasi,

kentang, protein tahu, tempe, daging, ikan laut, sayur an hijau seperti bayam,

kangkung, sawi buah dan susu.

3 Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat yang cukup.


183

4 Menganjurkan ibu untuk minum tablet Fe secara rutin yaitu diminum

menjelang tidur untuk mengurangi rasa mual bisa bersamaan dengan

vitamin C dan jangan minum bersamaan dengan the, kopi atau pun susu

5 Menganjurkan ibu kunjungan ulang 2 minggu yang akan datang atau jikia

ada keluhan yaitu tanggal 13 Maret 2018

6 Melakukan dokumentasi

VII. EVALUASI Pukul : 10.00 WIB

Tanggal : 27 Februari 2018

1 Ibu telah mengetahui hasi pemeriksaan

2 Ibu bersedia mengkonsumsi gizi ibu hamil

3 Ibu bersedia istirahat yang cukup

4 Ibu bersedia mengkonsumsi tablet Fe sesuai anjuran

5 Ibu bersedia kunjungan ulang 2 minggu yang akan datang atau jika ada

keluhan

6 Telah dilakukan dokumentasi


184

Kunjungan Rumah 1

S Tanggal : 08 maret 2018 Pukul : 11.00 WIB

1 Ibu mengatakan tidak ada keluhan

2 Ibu mengatakan cara minum tablet tambah darah yang diminum dimalam hari

dengan menggunakan air putih ataupun vitamin C

3 Ibu mengatakan gerakan janin aktif

4 Ibu mengatakan hari perkiraan lahir tanggal 19 April 2018

O Tanggal : 08 Maret 2018 pukul : 11.05 WIB

Ku : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg R : 20x/menit

N : 82x/menit S : 36,60c

Leopod I : TFU 2 jari dibawah Px,teraba bulat lunaktidak melenting (

bokong)

Leopod II : Kiri ibu : Teraba punggung janin

Kanan ibu : Teraba ekstermitas janin

Leopod III : Teraba bulat keras melenting ( Kepala ) masih bisa digoyangkan

Leopod IV : Kepala janin belum masuk PAP ( Convergen)


185

TFU Mc.donald: 31 cm

TBJ : (31-12)x 155 : 2945 gr

Djj : 138 x/menit

A Ny E G2P1A0 umur 27 tahun usia kehamilan 34 minggu janin tunggal hidup

intrauteri letak memanjang presentasi kepala punggung kiri belum masuk PAP

normal

P :Tanggal : 08 Maret 2018 Pukul : 11.20 WIB

1 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan semua dalam batas normal

2 Memberitahu ibu untuk tetap istirahat yang cukup

3 Memberitahu ibu tentang tanda bahaya ibu hamil trimester III seperti pandangan

mata kabur, sakit kepala yang menetap,bengkak pada kaki, ketuban pecah

sebelum waktunya, gerakan janin kurang dari 10 kali dalam 12 jam, perdarahan

melalui jalan lahir

4 Menganjurkan ibu untuk tetap makan sayuran hijau seperti bayam,kangkung,

brokoli serta hati ayam ataupun seafood dan minum tablet darah secara rutin

agar Hb tetap normal

5 Menganjurkan ibu untuk rutin periksa ke puskesmas sesuai tanggal yang di

tetapkan yaitu tanggal 3 April 2018


186

Evaluasi

Tanggal : 8 Maret 2018 Pukul : 11. 25 WIB

1 Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

2 Ibu bersedia istirahat yang cukup

3 Ibu telah mengetahui tanda bahaya ibu hamil trimester III

4 Ibu bersedia makan makanan yang di anjurkan dan minum tablet tambah darah

5 Ibu bersedia kunjungan ke puskesmas sesuai tanggal yang ditetapkan yaitu

tanggal 3 April 2018.


187

Kunjungan Rumah ke 2

S Tanggal : 22 maret 2018 Pukul : 11.00 WIB

5 Ibu mengatakan tidak ada keluhan

6 Ibu mengatakan gerakan janin aktif

7 Ibu mengatakan hari perkiraan lahir tanggal 19 April 2018

O Tanggal : 22 Maret 2018 pukul : 11.05 WIB

Ku : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg R : 20x/menit

N : 82x/menit S : 36,60c

Leopold I : TFU 2 jari dibawah Px,teraba bulat lunak tidak melenting (

bokong)

Leopold II : Kiri ibu : Teraba punggung janin

Kanan ibu : Teraba ekstermitas janin

Leopold III : Teraba bulat keras melenting ( Kepala ) masih bisa

digoyangkan

Leopold IV : Kepala janin belum masuk PAP ( Convergen)

TFU Mc.donald: 33 cm
188

TBJ : (33-12)x 155 : 3255 gr

Djj : 136 x/menit

A Ny E G2P1A0 umur 27 tahun usia kehamilan 36 minggu janin tunggal hidup

intrauteri letak memanjang presentasi kepala punggung kiri belum masuk PAP

normal

P :Tanggal :22 Maret 2018 Pukul : 11.20 WIB

6 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan semua dalam batas normal

7 Memberitahu ibu untuk tetap istirahat yang cukup

8 Memberitahu ibu tentang Persiapan persalinan diantaranya bersalin di

puskesmas atau di rumah sakit dengan penolong bidan atau dokter, transportasi

yang akabn digunakan untuk menuju fasilitas kesehatan dengan menggunakan

motor atau mobil, jaminan kesehatan apakah yang akan digunakan saat

persalinan, pendamping saat persalinan, jikasewaktu waktu terjadi

kegawatdaruratan siapakah yang akan menjadi pendonor darah dan pengambil

keputusan saat terjadi kegawat daruratan.

9 Menganjurkan ibu untuk tetap makan sayuran hijau seperti bayam,kangkung,

brokoli serta hati ayam ataupun seafood dan minum tablet darah secara rutin

agar Hb tetap normal

10 Mengevaluasi kembali tentang tanda bahaya ibu hamil trimester III, diantaranya

pandangan mata kabur, kepala yang sakit menetap, perdarahan dari jalan lahir,

gerakan janin yang kurang, dan ketuban pecah dini


189

11 Menganjurkan ibu untuk rutin periksa ke puskesmas sesuai tanggal yang di

tetapkan yaitu tanggal 3 April 2018

Evaluasi

Tanggal : 22 Maret 2018 Pukul : 11. 35 WIB

6 Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

7 Ibu bersedia istirahat yang cukup

8 Ibu telah persiapan persalinan

9 Ibu bersedia makan makanan yang di anjurkan dan minum tablet tambah darah

10 Bu telah mengerti tentang tanda bahaya ibu hamil trimester III

11 Ibu bersedia kunjungan ke puskesmas sesuai tanggal yang ditetapkan.


190

2. Bersalin Dan Bayi Baru Lahir di Puskesmas

a Persalinan

S Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 07.00 WIB

IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI

Nama : Ny.E Nama : Tn. F

Umur :27 Tahun Umur : 37 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Tempen Rt 003 Rw 003 Joyosuran Pasar Kliwon Surakarta

Data Dasar

1 Ibu mengatakan bernama Ny. E berumur 27 tahun

2 Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan belum pernah keguguran

3 Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 12 Juli 2017 dan hari

perkiraan lahir tanggal 19 April 2018

4 Ibu mengatakan kenceng kenceng sejak tanggal 12 april 2018 pukul 05.00

WIB dan belum mengeluarkan lendiri darah dari jalan lahir ibu datang ke

puskesmas pukul 07.00 WIB karena kenceng- kenceng semakn sering dan

mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir sehingga ibu datang ke

puskesmas
191

O Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 07.05 WIB

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/70 mmHg S : 36,50C

N : 82x/menit R : 20x/menit

4. Kontraksi : 3x10’25”

5. Leopold 1 : TFU 3 Jari dibawah Px, teraba bulat, lunak

tidak melenting

6. Leopod II : Kiri ibu : Teraba punggung janin

Kanan ibu :Teraba ekstermitas janin

7. Leopod III : Teraba bulat keras melenting ( Kepala) dan

tidak bisa di goyangkan

8. Leopod IV : Sudah masuk panggul 3/5 bagian

9. TFU Mc donald :35 cm

10. TBJ : (35-11) x 155: 2720 gr

11. DJJ : 136x/menit

12. Vagina Toucher : Vulva : tidak oedema tidak varices

Vagina : tidak ada benjolan

Portio : Tipis

Pembukaan : 4 cm
192

KK : positif

Presentasi : Kepala

UUK : belum teraba

Penyusupan : 0

A : Ny.E Umur 27 tahun G2P1A0 inpartu kala 1 fase aktif

P Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 07.20 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa semua dalam batas normal

2. Mengajurkan suami atau keluarga untuk memberi dukungan agar ibu lebih

semangat

3. Mengajari ibu untuk cara mengurangi rasa nyeri yaitu ketika kontraksi tarik

nafas panjang dari hidung dan dikeluarkan dari mulut

4. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri agar penurunan kepala janin menjadi

lebih cepat

5. Menganjurkan keluarga untuk memberi makan dan minum saat tidak kontraksi

agar ibu tidak dehidrasi.

6. Mengajari keluarga memberi pijatan lembut pada pinggang ibu ketika terjadi

kontraksi agar ibu tidak merasakan sakit yang berlebih

7. Mengajari ibu cara meneran yang baik dan benar yaitu ketika perut terasa

kenceng memasukan kedua tangan kedalam lekukan kaki ( lutut) dan menarik

kearah dada untuk memperlebar jalan lahir, dagu menempel di dada, tidak

bersuara dan mengejan seperti BAB.


193

8. Memberitahu ibu untuk mengejan ketika pembukaan sudah lengkap, untuk saat

ini jangan mengejan dulu karena dapat menyebabkan jalan lahir menjadi

bengkak dan bayi lahir menjadi lebih lama.

9. Menyiapkan partus set ( ½ kocher, gunting episiotomi, gunting tali pusat, klem

tali pusat, umbilical cord klem, betadin, duk steril, dee lee, kateter, pinset, spuit

yang berisi oksitosin, cut gut chromic, jarum otot, jarum kulit)

10. Mengobservasi kemajuan persalinan, VT, DJJ dan HIS

Tabel 4.2 kemajuan persalinan

No Pukul TD DJJ HIS VT PPV

1 07.00 110/70 136 3x10’25” Pembukaan :4 cm Lendir darah

mmHg Kulit Ketuban :positif

2 07.30 140 3x10’30” Lendir darah

3 08.00 138 4x10’30” Lendir darah

4 08.30 135 4x10’35” Lendir darah

5 09.00 138 5x10’45” Pembukaan : 10cm Lendir darah

Kulit Ketuban : negatif

Evalusi Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 08.55 WIB

1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Ibu telah diberikan dukungan

3. Ibu telah mengetahui cara mengurangi rasa nyeri

4. Ibu bersedia miring ke kiri


194

5. Keluarga bersedia memberikan makan dan minum

6. Keluarga bersedia memberikan pijatan lembut dipinggang ibu

7. Ibu telah mengetahui cara meneran yang baik dan benar

8. Ibu bersedia meneran ketika pembukaan sudah lengkap

9. Telah diobservasi kemajuan persalinan

10. Partus set telah di siapkan


195

DATA PERKEMBANGAN I

KALA II

S : Tanggal 12 April 2018 Pukul : 09.00

1. Ibu mengatakan kenceng – kenceng semakin sering dan teratur

2. Ibu mengatakan seperti ingin BAB

O Tanggal : 12 April 2018 Pukul 09.02 WIB

1 Keadaan umum : Baik

2 Kesadaran : Composmentis

3 Tanda- Tanda Vital : TD :110/60 mmHg S : 36,5oC

N : 82x/menit R : 20x/menit

4 Kontraksi : 5x10’45”

5 Kandung kemih : Kosong

6 DJJ : 130x/menit

7 Vagina Toucher : Vulva : Tidak oedema tidak ada varices

Vagina : Tidak ada benjolan

Portio : Tidak teraba

Pembukaan : 10 cm

Kulit Ketuban: negatif Jernih Spontan

Presentasi : Kepala

UUK : Jam 12.00


196

Penyusupan : 0

8 Inspeksi : Dorongan untuk meneran, tekanan pada anus,

perinium menonjol, vulva dan sfingter ani membuka.

A : Ny.E umur 27 tahun G2P1A0 umur kehamilan 39 minggu janin tunggal, hidup

intrauteri, letak memanjang, punggung kiri, presentasi belakang kepala, bagian

terbawah janin masuk pintu atas panggul 0/5 bagian inpartu kala II

P Tanggal : 12 April 2018 Pukul 09.05 WIB

1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap

2. Mengecek kelengkapan alat dan obat – obatan esensial (oksitosin 10 IU) serta

mencuci tangan 6 langkah.

3. Memposisikan ibu dengan posisi litotomi yaitu dengan lekukan lengan berada di

lekukan paha lalu ditarik kearah dada untuk membuka jalan lahirnya.

4. Menganjurkan ibu meneran saat ada kontraksi seperti yang telah di ajarkan

5. Membantu proses persalinan.

a Memakai APD

b Meletakkan kain bersih diatas perut ibu

c Meletakkan 1/3 kain dibawah bokong ibu

d Membuka partus set dan memeriksa kelengkapan alat kembali

e Memakaisarung tangan pada kedua tangan

6. Melakukan pertolongan persalinan


197

a Setelah kepala bayi tampak 5-6 cm didepan vulva lindungi perinium dengan

kain di bawah bokong ibu dengan tangan kanan tangan kiri melindungi vertek

agar tidak terjadi defleksi maksimal.

b Setelah kepala lahir periksa apakah ada lilitan tali pusat

c Menunggu bayi mengalami putaran paksi luar

d Setelah bayi mengalami putaran paksi lakukan biparietal,dengan lembut

mengarahkan kepala bayi kearah bawah untuk melahirkan bahu depan setelah

bahu depan lahir arahkan kepala bayi ke arah atas untuk melahirkan bahu

belakang.

e Setelah tubuh bayi lahir lakukan sangga susur. Tangan kanan menahan

kepala, leher dan bahu bayi tangan kiri menelusuri badan punggung hingga

kaki bayi.

7. Asuhan Bayi Baru Lahir

a Melakukan penilaian sepintas

Bayi cukup bulan, menangis kuat, bergerak aktif, kulit kemerahan.

b Mengeringkan tubuh bayi mulai dari kepala, muka, lengan, tubuh tanpa

mengusap vernik.

c Menjepit tali pusat 2-3 cm dari pusat bayi, melakukan urutan pada tali pusat

arahkan ke arah ibu dan memasang klemkedua 2 cm dari klem pertama.

d Memegang tali pusat dengan tangan kiri untuk melindungi perut bayi dan

potong tali pusat diantara 2 klem.


198

e Mengganti handuk basah dengan menggunakan handuk kering dan

menyelimuti bayi dengan kainbersih menutupi bagian kepala.

f Memberikan bayi kepada ibu untuk memeluknya dan memulai pemberian

ASI ( IMD ) selama 30 menit (Pukul 09.30- 10.00 WIB)

Evaluasi Tanggal : 12 Februari 2018 Pukul : 09.35 WIB

1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap.

2. Kelengkapan alat sudah dicek

3. Ibu telah diposisikan litotomi

4. Ibu telah meneran saat ada kontraksi

5. Pukul 09. 30 WIB Bayi lahir normal berjenis kelamin laki – laki dengan

menangis kuat bergerak atif dan kulit kemerahan

6. Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya

7. Ibu mengatakan perut terasa mules

8. Kontraksi : Keras, TFU : Setinggi pusat, Kandung kemih kosong, PPV : ± 150

cc

9. Tidak teraba janin kedua


199

DATA PERKEMBANGAN II

KALA III

S Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 09.35 WIB

1. Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya

2. Ibu mengatakan perutnya terasa mules

3. Ibu mengatakan bayinya masih dalam pelukan

O Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 09.37 WIB

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Palpasi

a Tidak teraba janin kedua

b Kontraksi : Keras

c TFU : Setinggi pusat

d Kandung kemih : Kosong

4. PPV : ± 150 cc

A : Ny.E umur 27 tahun G2P1A0 Inpartu kala III

P Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 09. 40 WIB

1. Memberitahu ibu bahwa akan di suntik oksitosin agar tidak terjadi perdarahan.

2. Menyuntikkan oksitosin 10 IU pada 1/3 paha kanan atas bagian luar secara IM

900 dengan diaspirasi terlebih dahulu.


200

3. Menutup spuit dengan tehnik one hand dan letakkan kembali di bak instrumen.

4. Memindahkan klem 5- 10 cm didepan vulva.

5. Tangan kanan menegangkan tali pusat menghadap keatas dan tangan kiri diatas

simpisis untuk melakukan dorso kranial.

6. Menegangkan tali pusat kearah bawah saat ada kontraksi lakukan secara hati

hati.

7. Lakukan penegangan tali pusat sejajar lantai saat ada kontraksi dan lakukan ke

arah atas mengikuti kurve jalan lahir.

8. Pastikan tanda – tanda pelepasan plasenta dengan tanda yaitu uterus globuler,

tali pusat bertambah panjang adanya semburan dari jalan lahir.

9. Setelah 15 menit dilakukan penegangan tali pusat tidak ada tanda - tanda

pelepasan plasenta menyuntikkan oksitosin ke 2 10 IU pada 1/3 paha kanan atas

bagian luar.

10. Melakukan penegangan tali pusat kearah bawah sejajar lantai dan kearah atas.

11. Terdapat tanda – tanda pelepasan plasenta dengan uterus globuler, tali pusat

bertambah panjang, adanya semburan darah dari jalan lahir.

12. Memindahkan klem 5-10 cm didepan vulva.

13. Setelah plasenta tampak didepan vulva tangkap plasenta dengan kedua tangan

lahirkan secara memilin.

14. Melakukan massase fundus uterus ± 15 detik

15. Cek kelengkapan plasenta dan letakkan pada wadah yang telah disediakan.
201

16. Memeriksa perinium apakah ada laserasi atau tidak terdapat laserasi derajat 2

dan dilakukan heacting dengan tehnik jelujur)

17. Memantau keadaan bayi dan memastikan bayi bernafas dengan baik

Evaluasi Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 10.05 WIB

1. Ibu telah mengetahui akan di suntik oksitosin

2. Ibu telah disuntik oksitosin 10 IU pada 1/3 paha kanan

3. Klem telah dipindahkan

4. Telah dilakukan penegangan tali pusat.

5. Belum ada tanda tanda pelepasan plasenta

6. Talah di suntikkan oksitosin kedua 10 IU pada 1/3 paha kanan atas

7. Telah dilakukan penegangan tali pusat

8. Terdapat tanda – tanda pelepasan plasenta

9. Klem telah dipindahkan

10. plasenta telah dilahirkan secara memilin

11. telah dilakukan massase fundus uterus

12. Pukul 10.00 WIB plasenta lahir lengkap baik kotiledon lengkap selaput utuh

dan panjang plasenta

13. Telah dilakukan heacting dengan tehnik jelujur pada laserasi

14. Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan, ari ari telah lahir dan perut terasa

mules

15. Kontraksi : keras, TFU :2 jari dibawah pusat, kandung kemih :kosong, PPV±

90 cc
202

DATA PERKEMBANGAN III

KALA IV

S Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 10.20 WIB

1. Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan

2. Ibu mengatakan ari – ari telah lahir

3. Ibu mengatakan perutnya terasa mules

O Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 10.25 WIB

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda – tanda vital : TD : 120/80 mmHg S : 36,50c

N : 78x/menit R : 20x/menit

4. Palpasi

Kontraksi : Keras, TFU : 2 jari dibawah pusat, Kandung kemih : Kosong,

PPV ± 90 cc

A Ny E umur 27 tahun P2A0 inpartu kala IV

P Tanggal : 12 April 2018 Pukul :10.35 WIB

1. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik.

2. Mencelupkan tangan yang masih menggunakan handcoon kedalamlarutan

klorin 0,5 % bersihkan dari paparan darah dan cairan ibu, bilas dengan air DTT

tanpa melaps sarung tangan


203

3. Mengajari ibu dan keluarga massase fundus uterus untuk menilai kontraksi

dengan cara meletakkan telapak tangandi perut dan diputar secara perlahan

searah jarum jam ± 15 detik

4. Membereskan alat dan merendam dalam larutan klorin 0,5 %

5. Membuang kassa, handscoon dan peralatan yang terkontaminasi kedalam

tempat sampah

6. Membersihkan ibu dari paparan darah dengan menggunakan air DTT

7. Memastikan ibu merasa nyaman.

8. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

9. Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5% lepas secara terbalik.

10. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

11. Memberikan ucapan selamat pada ibu atas kelahirkan bayinya

12. Menganjurkan ibu makan dan minum agar tidak dehidrasi

13. Menganjurkan ibu untuk miring kanan atau kiri jika tidak pusing

14. Memberikan ibu terapi obat

a Vitamin A : 1 x 200.000 IU

b Fe : 1 x 60 mg

c Amoxicillin : 3 x 500 mg

d Asam Mefenamat : 3 x 500 mg

16 Melengkapi partograf

Evaluasi Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 10.50 WIB


204

1. Uterus berkontraksi dengan baik

2. Telah mencuci tangan dalamlarutan klorin tanpa melepas sarung tangan

3. Ibu dan keluarga telah di ajari massase fundus uterus

4. Pernafasan bayi telah dipantau

5. Alat telah dibereskan dan direndam

6. Sampah telah dibuang

7. Ibu telah dibersihkan dari paparan darah

8. Ibu sudah dipastikan nyaman

9. Tempat bersalin telah didekontaminasi

10. Telah mencuci tangan dalam larutan klorin dan telah dilepas secara terbalik

11. Telah mencuci tangan dengan air mengalir

12. Telah diberikan ucapan selamat pada ibu

13. Ibu bersedia makan dan minum

14. Ibu bersedia miring kanan atau kiri

15. Ibu telah diberikan terapi obat

16. Partograf telah di isi


205

b. Bayi Baru lahir

Ruang : Bayi

Tanggal masuk : 12 April 2018

I. DATA SUBYEKTIF

Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 15.00 WIB

A. IDENTITAS BAYI

1 Nama Bayi : By Ny.E

2 Umur : 6 Jam

3 Tanggal / jam lahir : 12 April 2018 / 09.30 WIB

4 Jenis kelamin : Laki – Laki

IDENTITAS IBU IDENTITAS AYAH

Nama : Ny.E Nama : Tn. F

Umur :27 Tahun Umur : 37 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa Indonesia Suku bangsa : Jawa Indonesia

Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Tempen Rt 003 Rw 003 Joyosuran Pasar Kliwon Surakarta


206

II. DATA OBYEKTIF

Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 15.10 WIB

PADA IBU

1 Riwayat Kehamilan Sekarang

a HPHT : 12 – 07 - 2017

b HPL : 19 - 04 – 2018

c Keluhan – keluhan pada

Trimester I : Ibu mengatakan mual di pagi hari

Trimester II : Ibu mengatakan mudah lelah

Trimester III : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

d. ANC : ibu mengatakan 10 kali yaitu pada usia kehamilan 5 minggu, 12

minggu, 16 minggu, 20 minggu,25 minggu,30 minggu, 32 minggu. 34

minggu, 36 minggu dan 38 minggu teratur di Puskesmas Gajahan

Surakarta

e Penyuluhan yang pernah di dapat

Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang tablet tambah darah,

tanda bahaya trimester III dan persiapan persalinan.

f Imunisasi TT

Ibu mengatakan imunisasi 1 kali saat akan menikah


207

2 Riwayat Persalinan ini

a Tempat Persalinan : Puskesmas Gajahan Surakarta Penolong Bidan

b Jenis Persalinan : Normal

c Komplikasi : Tidak ada

3 Pemeriksaan Fisik Bayi

a Pemeriksaan Umum

1) Suhu : 36,80c

2) Pernafasan : 54x/menit

3) Nadi : 132x/menit

b Pemeriksaan fisik sistematis

1) Kepala : Normal Sutura terpisah, tidak ada caput

succedanum, tidak cephal hematoma

2) Ubun- Ubun : Normal berdenyut

3) Muka : Normal tidak oedema tidak pucat

4) Mata : Normal Simetris conjungtiva merah muda, sklera

putih

5) Telinga : Normal simetris berlubang

6) Mulut : Normal tidak labiokziz dan labiopalatokziz

7) Hidung : Normal berlubang

8) Leher ; Normal tidak ada benjolan

9) Dada : Normal simetris tidak ada retraksi dinding dada

10) Perut ; Normal tidak ada benjolan


208

11) Tali pusat : Normal terbungkus kassa tidak ada perdarahan

12) Punggung : Normal tidak ada benjolan

13) Eksterimtas : Normal atas bawah simetris kanan kiri jari

lengkap

14) Genitalia : Normal skrotum sudah turun di testis, penis

Belubang

15) Anus : Normal berlubang

4 Reflek

a. Reflek Moro : Positif, bayi dapat merespon rangsangan yang

diberikan, seperti ketika bayi dikejutkan bayi kaget

b.Reflek Rooting : Positif bayi dapat merespon rangsangan yang

diberikan seperti ketika sudut mulut bayi di berikan

putting susu bayi akan mencari

c. Reflek Sucking : Positif bayi dapat merespon rangsangan yang

diberikan yaitu bayi dapat menghisap putting susu

d.Reflek Grasping : Positif bayi dapat merespon rangsangan yang

diberikan yaitu bayi dapat menggenggam

e. Reflek Babinski : positif bayi dapat merespon rangsangan yang

diberikan yaitu kaki dapat bergerak seperti ingin berjalan

f. Reflek Tonic neck : Positif bayi dapat merespon rangsangan yang

diberikan ketika leher di sentuh bayi begerak

kearah sentuhan
209

5 Antropometri

a. Lingkar Kepala : 34 cm

b.Lingkar dada : 32 cm

c. BB/PB : 3900 gram/ 52 cm

6 Eliminasi

a.Urine : Belum keluar

b. Mekonium : Belum keluar

7 Pemeriksaan Penunjang : Tidak Dilakukan

III. ANALISA

Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 15.30 WIB

By. Ny E Umur 6 jam berjenis kelamin laki – laki normal

IV. PELAKSANAAN

Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 15.32 WIB

1. Memberitahu ibu keadaan bayinya semua dalam batas normal

2. Memberitahu ibu bahwa bayinya telah disuntik Vitamin K pada 1/3 paha kiri

bagian luar untuk mencegah terjadinya perdarahan 1 jam setelah bayi lahir, dan

menyuntikkan Hb0 1 jam setelah Vitamin K.

3. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan diberikan salep mata Chloramphenicol 1%

agar tidak terjadi infeksi

4. Menjaga kehangatan bayi dengan membedong bayi

5. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan bayi yaitu setiap kali popok dan

bedong basah segera di ganti agar bayi nyaman dan tidak kedinginan.
210

6. Memberitahu ibu untuk mengganti kassa pada tali pusat bayi saat basah ataupun

sehabis mandi dan ketika mengganti kassa ibu cuci tangan terlebih dahulu kassa

tidak boleh di berikan betadin ataupun alkohol

7. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam.

EVALUASI

Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 15. 45 WIB

1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Ibu telah mengetahui bahwa bayinya sudah di imunisasi vitamin K dan Hbo 1 jam

setelah vitamin K

3. Ibu telah mengetahui bahwa bayinya sudah diberikan salep mata

4. Kehangatan bayi telah dijaga

5. Ibu bersedia menjaga kebersihan bayi

6. Ibu bersedia menjaga kebersihan tali pusat dan bagaimana cara merawatnya

7. Ibu bersedia memberikan ASI kepada bayinya.


211

3. NIFAS

Ruang : Nifas

Tangaal masuk: 12 April 2018

No. Register : -

A. DATA SUBYEKTIF

Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 15.00 WIB

1. Alasan utama pada waktu masuk

Ibu mengatakan telah melahirkan anak keduanya pukul 09.30 WIB

2. Keluhan

Ibu mengatakan perutnya terasa mules

3. Riwayat persalinan ini

a. Tempat persalinan : Puskesmas Gajahan

b. penolong : Bidan

c. Tanggal/ jam persalinan: 12 April 2018/ 09.30 WIB

d. Umur Kehamilan : 39 minggu

e. Tindakan lain : Tidak ada

f. Komplikasi/ kelainan dalam persalinan : Tidak ada

g. Perinium

1) Ruptur/ tidak : Ruptur derajat II

2) Dijahit/ tidak : Dijahit dengan teknik jelujur menggunakan

benang catgut chormic dengan anastes


212

2. Pola kebiasaan saat nifas

a. Nutrisi

1) Diet makanan : Ibu mengatakan tidak diet makanan.

2) Perubahan pola makanan :Ibu mengatakan tidak ada perubahan

pola makan

b. Eliminasi

a. BAB :Ibu mengatakan belum BAB

b. BAK :Ibu mengatakan BAK 1 kali

c. istirahat/ Tidur :Ibu mengatakan belum tidur setelah

melahirkan

d. Personal hygiene :Ibu mengatakan setelah bersalin belum

mandi hanya disibin

e. Keadaan psikologis :Ibu mengatakan bahagia dan senang

atas kelahiran bayinya.

3. Data pengetahuan

a. Cara membersihkan vulva

Ibu mengatakan sudah mengerti cara membersihkan vulva.

b. Perawatan payudara

Ibu mengatakan sudah mengetahui cara perawatan payudara.


213

c. Mobilisasi/ senam

Ibu mengatakan sudah mobilisasi yaitu dengan cara miring kanan miring

kiri dan berjalan.

d. Zat besi

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang zat besi.

e. Vitamin A pada ibu nifas

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang pentingnya vitamin A pada ibu

nifas dan kapan waktu minumnya

f. Gizi ibu menyusui

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang gizi ibu menyusui dan

pentingnya gizi pada ibu menyusui.

g. ASI

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang manfaat ASI bagi bayi dan bayi

diberikan ASI eksklusif.

h. Teknik menyusui yang benar

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang cara menyusui bayi yang benar.

i. Tanda bahaya nifas

Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda bahaya masa nifas.

B. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)

1. status generalis

a. Keadaanumum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis
214

c. TTV : TD : 110/70 mmHg R: 24 x/menit

N : 86 x/menit S: 36,30C

d. TB : 167 cm

e. BB saat hamil : 89 kg

f. BB sekarang : 84 kg

2. Pemeriksaan sistematis

a. kepala

1) Rambut :Bersih, hitam, tidak mudah rontok, tidak

berketombe

2) Muka :Bersih, tidak oedema, tidak pucat

3) Mata :Simetris, tidak oedema, sklera putih,

conjungtiva merah muda

4) Hidung :Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada sekret

5) Telinga :Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada

serumen

6) Mulut/gigi/gusi :Tidak ada stomatitis, tidak ada carries, dan

Gusi tidak berdarah

b. Leher

1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok

2) Tumor : Tidak ada benjolan

3) Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe


215

c. Dada dan Axilla

1) Mammae

a) Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan

b) Tumor : Tidak ada benjolan

c) Simetris : Simetris kanan dan kiri

d) Aerola : Hyperpigmentasi

e) Putting susu : Menonjol dan tidak lecet

f) Kolostrum/ASI: Sudah keluar kanan dan kiri

2) Axilla

a) Benjolan : Tidak ada benjolan

b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan

d. Ekstermitas

1) Atas : Tidak oedema, kuku bersih dan tidak pucat

2) Bawah

a) Varices : Tidak ada varices

b) Oedema : Tidak ada oedema

c) Betis

(1) Merah : Tidak merah

(2) Lembek : Betis lembek

(3) Keras : Tidak keras

d) Homan Sign : Tidak dilakukan


216

3. Pemeriksaan Khusus Obstetri

a. Abdomen

1) Inspeksi

a) Pembesaran perut : Normal, tidak ada

b) Linea alba/nigra : Linea nigra

c) Strie albican/livide : strie livide

d) Kelainan : Tidak ada kelainan

2) Palpasi

a) Kontraksi : Keras

b) TFU :2 jari dibawah pusat

c) Kandung kemih : Kosong

b. Anogenital

1) Vulva vagina

a) Varices :Tidak ada varices

b) Kemerahan :Tidak kemerahan

c) Nyeri :Tidak nyeri

d) Lochea :Rubra

2) Perineum

a. Keadaan luka :Masih basah

b. Bengkak/Kemerahan :Tidak bengkak dan tidak

kemerahan
217

3) Anus

a) Haemoroid : Tidak ada haemoroid

b) Lain-lain : tidak ada kelainan

4) Inspekulo

a) Vagina : Tidak ada kemerahan

b) Portio : Tidak dilakukan

5) Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan

4. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium : HB : 12,3 gr/dl pada tanggal 12

April 2018

b. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

C. ANALISA DATA

Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 15.30 WIB

Ny. E P2A0 umur 27 tahun 6 jam post partum normal

D. PELAKSANAAN

Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 15. 35 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat

Hasil: ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat

a. Keadaanumum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD : 110/70 mmHg R: 24 x/menit

N: 86 x/menit S : 36,30C
218

2. Memberitahu ibu cara menjaga kebersihan daerah genital dengan segera

mengganti pembalut setiap kali sudah penuh jangan menunggu terlalu lama,

setelah BAB/BAK bersihkan dari depan ke belakang dan dikeringkan dengan

handuk bersih ataupun tissue.

3. Memberitahu ibu tentang gizi ibu nifas yaitu dengan makan makanan yang

mengandung karbohidrat, protein, mineral / cairan buah dan sayuran dan tidak

boleh ada pantang makanan karena dapat menghambat proses kesembuhan

4. Mengajari ibu untuk mengecek kontraksi dengan meletakkan tangan di perut

bagian bawah diputar searah jarum jam ± 15 detik jika perut terasa keras

tandanya baik tidak terjadi perdarahan.

5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan penuh yang

sangatb bermanfaat untuk bayi.

6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam atau setiap bayi

menginginkan

7. Memberi ibu terapi obat

a. Vitamin A : 1 x 200.000 IU

b. Asam mefenamat : 3 x 500mg

c. Amoxicillin : 3 x 500 mg

d. SF : 1 x 60 mg

Dengan cara minum vitamin A dosis pertama diberikan segera setelah

melahirkan, dan dosis kedua besok di jam yang sama.


219

Evaluasi

Tanggal : 12 April 2018 Pukul : 15.45 WIB

1 Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

2 Ibu telah mengetahui cara menjaga kebersihan alat genital

3 Ibu telah mengetahui gizi ibu nifas

4 Ibu telah mengetahui menilai kontraksi

5 Ibu bersedia memberikan ASI ekslusif.

6 Ibu bersedia menyusui bayinya setiap 2 jam

7 Ibu telah diberikan terapi obat


220

KUNJUNGAN RUMAH 1 NIFAS HARI KE 13

Ruang : Nifas

Tangaal masuk: 25 April 2018

No. Register : -

B. DATA SUBYEKTIF

Tanggal : 25 April 2018 Pukul : 14.00 WIB

1. Alasan utama pada waktu masuk

Ibu mengatakan telah melahirkan anak keduanya pada tanggal 12 April 2018

2. Keluhan

Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya dan tidak ada keluhan

3. Riwayat persalinan ini

c. Tempat persalinan : Puskesmas Gajahan

d. penolong : Bidan

e. Tanggal/ jam persalinan: 12 April 2018/ 09.30 WIB

f. Umur Kehamilan : 39 minggu

g. Tindakan lain : Tidak ada

h. Komplikasi/ kelainan dalam persalinan : Tidak ada

i. Perinium

3) Ruptur/ tidak : Ruptur derajat II

4) Dijahit/ tidak : Dijahit dengan teknik jelujur menggunakan

benang catgut chormic dengan anastesi


221

2. Pola kebiasaan saat nifas

a. Nutrisi

1) Diet makanan : Ibu mengatakan tidak diet makanan.

2) Perubahan pola makanan :Ibu mengatakan tidak ada perubahan

pola makan

c. Eliminasi

c. BAB :Ibu mengatakan BAB 1 kali di pagi

hari konsistensi lunak berwarna kuning

kecoklatan bau khas feses

d. BAK :Ibu mengatakan BAK 4 – 5 kali

c. istirahat/ Tidur :Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam

dan tidur malam ± 8 jam

d. Personal hygiene :Ibu mengatakan mandi ganti pakaian 2 x

sehari

e. Keadaan psikologis :Ibu mengatakan bahagia dan senang

atas kelahiran bayinya.

3. Data pengetahuan

a. Cara membersihkan vulva

Ibu mengatakan sudah mengerti cara membersihkan vulva.

b. Perawatan payudara

Ibu mengatakan sudah mengetahui cara perawatan payudara.


222

c. Mobilisasi/ senam

Ibu mengatakan sudah mobilisasi yaitu dengan cara miring kanan miring

kiri dan berjalan.

d. Zat besi

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang zat besi.

e. Vitamin A pada ibu nifas

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang pentingnya vitamin A pada ibu

nifas dan kapan waktu minumnya

f. Gizi ibu menyusui

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang gizi ibu menyusui dan

pentingnya gizi pada ibu menyusui.

g. ASI

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang manfaat ASI bagi bayi dan bayi

diberikan ASI eksklusif.

h. Teknik menyusui yang benar

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang cara menyusui bayi yang benar.

i. Tanda bahaya nifas

Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda bahaya masa nifas.

E. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)

1. status generalis

a. Keadaanumum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis
223

c. TTV : TD : 110/70 mmHg R: 24 x/menit

N : 86 x/menit S: 36,30C

d. TB : 167 cm

e. BB saat hamil : 89 kg

f. BB sekarang : 82 kg

5. Pemeriksaan sistematis

kepala

Rambut :Bersih, hitam, tidak mudah rontok, tidak

berketombe

Muka :Bersih, tidak oedema, tidak pucat

Mata :Simetris, tidak oedema, sklera putih,

conjungtiva merah muda

Hidung :Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada sekret

Telinga :Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada

serumen

Mulut/gigi/gusi :Tidak ada stomatitis, tidak ada carries, dan

Gusi tidak berdarah

e. Leher

Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok

Tumor : Tidak ada benjolan

Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe


224

f. Dada dan Axilla

Mammae

Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan

Tumor : Tidak ada benjolan

Simetris : Simetris kanan dan kiri

Aerola : Hyperpigmentasi

Putting susu : Menonjol dan tidak lecet

Kolostrum/ASI: Sudah keluar kanan dan kiri

Axilla

Benjolan : Tidak ada benjolan

Nyeri : Tidak ada nyeri tekan

g. Ekstermitas

Atas : Tidak oedema, kuku bersih dan tidak pucat

Bawah

Varices : Tidak ada varices

Oedema : Tidak ada oedema

Betis

Merah : Tidak merah

Lembek : Betis lembek

Keras : Tidak keras

Homan Sign : negatif


225

6. Pemeriksaan Khusus Obstetri

Abdomen

Inspeksi

Pembesaran perut : Normal, tidak ada

Linea alba/nigra : Linea nigra

Strie albican/livide : strie livide

Kelainan : Tidak ada kelainan

Palpasi

Kontraksi : Tidak ada kontraksi

TFU :Tidak teraba

Kandung kemih : Kosong

Anogenital

Vulva vagina

Varices :Tidak ada varices

Kemerahan :Tidak kemerahan

Nyeri :Tidak nyeri

Lochea : Serosa

Perineum

Keadaan luka :Mengering

Bengkak/Kemerahan :Tidak bengkak dan tidak

kemeraha
226

Anus

Haemoroid : Tidak ada haemoroid

Lain-lain : tidak ada kelainan

Inspekulo

Vagina : Tidak ada kemerahan

Portio : Tidak dilakukan

Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan

Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan

b. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

F. ANALISA DATA

Tanggal : 25 April 2018 Pukul : 14.20 WIB

Ny. E P2A0 umur 27 tahun Nifas hari ke 13 normal

G. PELAKSANAAN

Tanggal : 25 April 2018 Pukul : 14. 23 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat

2. Memberitahu ibu tentang gizi ibu nifas yaitu dengan makan makanan yang

mengandung karbohidrat, protein, mineral / cairan buah dan sayuran dan tidak

boleh ada pantang makanan karena dapat menghambat proses kesembuhan

3. Mengajari ibu senam kegel yang sangat bermanfaat untuk pengembalian

pengencangan otot – otot dengan cara seperti menahan BAB.


227

4. Menganjurkan ibu untuk minum obat yang diberikan yang masih harus

diminum sampai habis yaitu tablet Fe.

5. Memberikan ibu informasi mengenai macam – macam yaitu kontrasepsi

Menjelaskan ibu macam – macam alat kontrasepsi yaitu :

a Metode Amenore laktasi : Alat Kontrasepsi yang hanya mengandalkan

pemberian ASI secara ekslusif selama ibu belum

mendapatkan haid pertama kali setelah bersalin.

b Senggama Terputus : Alat kontrasepsi yang sangat efektif bila

digunakan dengan benar yaitu dimana ketika

berhubungan seksual saat suami mengalami

ejakulasi dan dikeluarkan diluar vagina.

c Metode Kalender : Alat kontrasepsi yang digunakan

menghindari berhubungan seksual saat masa subur

ditandai dengan suhu tubuh yang meningkat dan

lendir yang tidak putus ketika di tarik.

d Metode Barier : Alat kontrasepsi dengan menggunakan alat

untuk mencegah kehamilan seperti kondom,

diagfragma dan spermisida

e Pil Progestin dan Suntik Progestik

Alat Kontrasepsi yang bertujuan untuk mengentalkan lendir servis sehingga

mengganggu pertemuan antara sperma dan sel telur


228

f Pil Kombinasi dan Suntik Kombinasi

Alat Kontrasepsi Hormonal dengan cara kerja mengentalkan lendir servik

serta berpengaruh terhadap ASI ibu.

g AKDR : Alat Kontrasepsi jangka panjang yang

dipasang didalam rahim dengan tujuan agar tidak

terjadi kehamilan

h AKBK : Alat Kontrasepsi jangka panjang yang

dipasang dibawah kulit dilengan kiri agar tidak

terjadi kehamilan selama berhubungan seksual.

i Kontrasepsi mantab : Alat kontrasepsi permanen bagi suami atau

istri dengan vasektomi dengan cara menghentikan

kesuburan seorang wanita dengan menghikat atau

memotong kedua saluran telur, sedangkan

tubektomi prosedur bedah yang dilakukan oleh

suami untuk menghentikan kesuburan.


229

Evaluasi

Tanggal : 25 April 2018 Pukul : 14.35 WIB

1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Ibu telah mengetahui gizi ibu nifas

3. Ibu telah mengerti senam kegel

4. Ibu bersedia menghabiskan obat yang masih

5. Ibu telah mengetahui macam – macam KB dan ibu memilih menggunakan KB

MAL
230

KUNJUNGAN RUMAH KE 3 NIFAS HARI KE 32

A. DATA SUBYEKTIF

Tanggal : 14 Mei 2018 Pukul : 10.00 WIB

1 Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun

2 Ibu mengatakan ASI yang dikeluarkan lancar

3 Ibu mengatakan ingin menggunakan KB MAL sebelum mendapatkan haid yang

pertama kali

4 Ibu mengatakan bayi dapat menyusu dengan baik

B. DATA OBYEKTIF

Tanggal : 13 Mei 2018 Pukul : 10. 05 WIB

1 Keadaan Umunm : Baik

2 Kesadaran : Composmentis

3 Tanda – tanda vital : TD : 110/70 mmHg S : 36,50c

N : 80 x/menit R : 20x/menit

4 Perinium : keadaan luka mengering, tidak kemerahan tidak bengkak

5 Laktasi : ASI

6 Lochea : Alba

7 TFU : Tidak teraba

C. ANALISA DATA

Tanggal : 13 Mei 2018 Pukul : 10.15 WIB

Ny.E Umur 27 tahun nifas hari ke 32 normal


231

D. PELAKSANAAN

Tanggal : 13 Mei 2018 Pukul : 10.17 WIB

1 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan semua dalam batas normal

2 Menjelaskan ibu tentang MAL agar ibu lebih mantab menggunakannya

a Pengertian : Alat Kontrasepsi yang hanya mengandalkan

pemberian ASI secara ekslusif selama ibu belum

mendapatkan haid pertama kali setelah bersalin.

b Cara Kerja : Menunda atau menekan ovulasi , pada saat

menyusui hormon yang berperan adalah prolaktin

dan oksitosin.Semaki sering menyusui maka kadar

prolaktin meningkat dan hormon gonadotropin

melepas hormon penghambat, Hormon

penghambat akan mengurangi kadar ekstrogen,

sehingga tidak terjadi pembuahan.

c Efektifitas : keefektifitasannya 98% apabila digunakan

dengan benar memenuhin syarat.

d Manfaat : Sangat efektif, dapat digunakansegera setelah

melahirkan, tidak memerlukanprosedur khusus,

tidak memerlukan pengawasan medis, tidak

mengganggu senggama, mudah digunakan, hemat

biaya, tidak memiliki efek sampng, tidak

bertentangan dengan budaya.


232

e Keterbatasan : Memerlukan persiapan sejak kehamilan, hanya

efektif 6 bulan atau ketika iu belum mendapatkan

haid untuk pertama kali, tidak melindungi dari

penyakit menularseksual, tidak untuk wanita yang

tidak menyusui, kesulitas dalam menerapkan

menyusui secara ekslusif.

f Indikasi :Wanita yang menyusui secaraekslusif,

pascamelahirkan bayi belum berusia 6 bulan, yang

belum mendaptkan haid untuk pertama kali setelah

melahirkan.

g Kontraindikasi : Wanita yang telah mendapatkan haid pertama

kali setelah melahirkan, wanitayang tidak

menyusui secara ekslusif, wanita yang bekerja dan

terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam, bayi sudah

berumur lebih dari 6 bulan,

3. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi gizi ibu nifas dan tidak berpantang

makanan agar ASI tetap lancar dan kualitas tetap baik.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan senam kegel dengan cara seperti

menahan BAB

5. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya secara ekslusif

dan setiap 2 jam


233

Evaluasi

Tanggal : 13 Mei 2018 Pukul : 10.30 WIB

1 Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

2 Ibu telah mengetahui tentang MAL

3 Ibu bersedia makan- makanan yang dianjurkan

4 Ibu bersedia melakukan senam kegel

5 Ibu bersedia memberikan ASI kepada bayinya


234

C.PEMBAHASAN

1. Asuhan Kebidanan Kehamilan

a Pengkajian

Bidan melakukan pengkajian pada ibu hamil harus akurat, relevan, dan

lengkap.

1) Data Subyektif

Menurut Mufdlilah (2009), Informasi yang dicatat mencakup

identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada

pasien/klien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga kesehatan (allo

anamnesis), Identitas klien meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan,

suku/bangsa, agama, identitas suami dan alamat Dan hasil dari

pengkajian di dapatnya hasil anamnesa Ny.E berumur 27 tahun

beragama islam, dengan suku bangsa jawa indonesia, beragama islam,

pendidikan terakhir SLTA, pekerjaan Ibu rumah tangan dan

beralamatkan di Tempen Rt 003 Rw 003 Joyosuran Pasar kliwon dengan

suami bernama Tn.F umur 37 tahun beragama islam, suku bangsa jawa

indonesia dengan pendidikan terakhir SLTA dan pekerjaan sebagai

wiraswasta. janin. Di dalam pengkajian data untuk mengetahui apa yang

seharusnya diberikan asuhan kepada pasien, maka ditanyakan keluhan

kepada pasien, Ny E ingin kontrol kehamilan. Dan hasil tidak ada

kesenjangan antara teori dan hasil pengkajian.


235

Riwayat Menstruasi ditanyakan untuk mengetahui tentang faal

alat reproduksi, hal yang dikaji adalah usia menarche, siklus, lama, nyeri,

penjendelan, perdarahan intra menstruasi, problem dan prosedur ( misal,

amenorhoe, perdarahan irreguler) (Mufldilah, 2009). Dengan usia waktu

haid pertama kali 14 tahun, dengan jarak 28- 30 hari, lama 6 – 7 hari,

banyaknya 3 – 4 kali gantipembalut, teratur setiapbulan dan darah yang

dikeluarkan cair berwarna merah segar, serta tidak nyeri saat haid. Dan

hasil pengkajian pada Ny E didapatkan hasil Ny E haid pertama kali usia

14 tahun, jarak menstruasi 30 hari, dengan lama haid 7 hari, dalam satu

hari ganti pembalut 3 – 4 kali, darah yang dikeluarkan berwarna merah

segar, teratur setiap bulan serta terkadang nyeri saat haid di hari pertama.

Dan hasil tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil pengkajian.

Menurut Mufdlilah 2009, HPMT (hari Pertama Menstruasi

terakhir, ditanyakan untuk memperkirakan tanggal persalinan, dan

HPMT Ny.E tanggal 12 Juli 2017. Gerak janin pertama kali, ditanyakan

untuk mengetahui gerak janin yang pertama dirasakan ibu pada umur

kehamilan berapa minggu dan mengetahui masalah yang mungkin

terjadi pada janin yang dikandung, dan Ny E merasakan gerakan janin

saat usia kehamilan 5 bulan, Pengobatan atau obat-obatan yang

digunakan sejak kehamilan, paparan terhadap penyakit khususnya

rubella dan penyakit imun, sakit yang dialami selama/ sejak kehamilan,

paparan terhadap toksin ditempat kerja ( bila bekerja /ditempat tinggal)


236

diperlukan untuk mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari masalah

tersebut pada kehamilannya dan hasil Ny.E mengkonsumsi tablet tambah

darah dan juga kalk dari puskesmas, Keluhan yang dialami selama

kehamilan, misal nausea (mual), frekuensi kencing, nyeri kepala,

leukorrhea (keputihan), oedema, konstipasi, perdarahan, nyeri abdomen

dll dan hasildidapatkan Ny. E mengalami mual di pagi hari saat trimester

I, dan mudan lelah pada Trimester II, serta tidak tidak ada keluhan pada

Trimester III serta imunisasi TT Ny.E hanya saat akan menikah . Dan

tidak ada kesenjangan antara teori dan juga hasil pengkajian

Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil

secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Pelayanan

antenatal ini meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap

penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan dengan 1 kali pada

trimester I, 1 kali di trimester II, dan 2 kali di trimester III (Pantiawati

dan Saryono, 2010). Dan hasil pada Ny.E melakukan kunjungan ke

Puskesmas sebanyak 7 kali, dan hasil pengkajian tidak sesuai dengan

teori.

Menurut Mufdlilah ( 2009), Riwayat kesehatan, ditanyakan untuk

mengetahui karakteristik personal termasuk hubungan klien dengan

orang lain, riwayat pengobatan termasuk apakah klien mempunyai

riwayat penyakit menular/keluarga, dan hasil pengkajian didapatkan

Ny.E tidak sedang sakit flu, batuk ataupun demam, dan riwayat
237

kesehatan sitemik didapatkan klien tidak nyeri pada dada kiri, tidak

mudak lelah, tidak nyeri pada pinggang kanan dan kiri, tidak sakit saat

BAK, tidak sering lapar dan haus dimalam hari, tensi tidak pernah

140/90 mmHg dan tidak sakit kepala yang tidak lekas hilang ketika

dipakai untuk istirahat, tidak pernah kejang, tidak pernah batuk yang

lebih dari 2 minggu, tidak pernah sesak nafas, tidak kuning pada kulit

mata dan kuku. Dan riwayat kesehatan keluarga ditanyakan untuk

mengetahui adanya resiko penyakit menular yang diturunkan, kelainan-

kelainan genetik, dan hasil pengkajian didapatkan baik dari keluarga

Ny.E dan Tn F tidak memiliki penyakit menular seperti TBC, hepatitis

dan HIV / AIDS serta penyakit menurun seperti jantung, Diabetes militus

dan Hipertensi, serta dari keluarga Ny.E dan Tn F tidak memiliki riwayat

keturunan kembar dan Ny.E belum pernah operasi apapun. Dan tidak ada

kesenjangan antara teori dan hasil pengkajian.

Menurut Muflilah (2009), Riwayat Perkawinan ditanyakan untuk

mengetahui berapa usia saat menikah, dan hasil yang didapatkan Ny.E

menikah sah 1 kali dan usia Ny.E saat menikah ialah 22 tahun dan Tn.F

32 tahun dan sudah berlangsung 5 tahun, Riwayat Seksual / keluarga

berencana ditanyakan untuk mengetahui penggunaan kontrasepsi klien

serta masalah yang dialami selama penggunaanya, penyakit transmisi

seksual dan didapatkan hasil Ny.E sebelumnya menggunakan KB mini

pil selama 3 tahun dan tidak ada keluhan serta alasan ibu untuk tidak
238

menggunakan KB adalah ingin hamil kembali. Dan didapatkan hasil

tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil pengkajian.

Riwayat obstetrik ditanyakan untuk mengetahui riwayat

kesehatan sebelumnya, misalnya adanya komplikasi pada kehamilan,

kelahiran, faktor resiko (Mufldilah, 2009). Dan hasil pengkajian

didapatkan Ny.E pernah melahirkan 1 kali pada tahun 2013 d Rumah

sakit saat usia kehamilan 9 bulan secara normal dengan penolong

seorang dokter dan bayi lahir berjenis kelamin perempuan, dengan berat

3800 gr, dengan panjang 51 cm, keadaan masa nifas dan menyusui

berlangsung secara baik dan keadaan anak sekarang hidup dan sehat.

Dan hasil tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil pengkajian.

Kebutuhan Dasar Sehari Hari, nutrisi ditanyakan pada klien jenis,

kesukaan, pantangan, intake untuk mengetahui pemenuhan nutrisi selama

hamil (Mufldilah, 2009) hasil Ny.E selama hamil Ny.E makan 3 kali

sehari porsi sedang dengan menu nasi, sayur, lauk buah, susu dan air

putih dan tidak ada. Jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil

pengkajian

Eliminasi ditanyakan pada klien perubahan yang terjadi baik

BAB maupun BAK selama hamil (Mufldilah, 2009) dan Untuk

melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan

minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin. Dan hasil Selama
239

hamil Ny.E BAB 1 kali dan BAK 5-6 kali sehari. Jadi tidak ada

kesenjangan antara teori dan hasil pengkajian.

Aktivitas dan Latihan ditanyakan ada gangguan atau tidak

(Mufldilah, 2009). Dan hasil yang didapatkan selama hamil terjadi

perubahan pola aktivitas pada Ny. E mencuci memasak dan pekerjaan

rumah di bantu suami dan tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil

pengkajian.

. Istirahat-tidur ditanyakan tentang pola, lama, dan gangguan

tidur baik pada waktu siang maupun malam (Mufldilah, 2009). Dan hasil

selama hamil tidur siang 2 jam dan malam 8 jam dan tidak ada keluhan.

Dantidak ada kesenjangan antara teori dan hasil pengkajian

Seksualitas ditanyakan tentang pendidikan seksual dan kesiapan

fungsi, konsep seksual diri dan identitas, sikap terhadap seksual, efek

terhadap kehamilan (Mufldilah, 2009). Dan hasil selama hamil 1 kali

dalam 1 minggu dan tidak ada keluhan. Dan hasil tidak ada kesenjangan

antara teori dan hasil pengkajian.

Reaksi dan adaptasi terhadap kehamilannya, reaksi dan adaptasi

terhadap kehamilan bagi pasangan dan keluarga, hubungan suami dengan

klien dan keluarga, ditanyakan untuk mengetahui penerimaan klien,

pasangan, dan keluarga terhadap kehamilan yang dapat mempengaruhi

pemeliharaan kehamilan keyakinan budaya (kultur) (Mufldilah, 2009)

ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu ada pantang makanan dan


240

kebiasaan adat istiadat. Dan hasil Ny.E senang dengan kehamilan ini dan

kehmailanya direncanakan serta keluarga sangat mendukung dengan

kehamilan ini Ny.E tinggal dengan ibu mertua suami dan juga anaknya

serta tidak ada pantang makan dan tidak ada adat istiadat. Dan hasil tidak

ada kesenjangan antara teori dan juga hasil pengkajian.

Kebiasaan yang merugikan, seperti merokok minuman

beralkohol, dll (Mufldilah, 2009). Dan hasil Ny.E tidak menggunakan

obat-obatan terlarang dan suami tidak merokok. Dan hasil tidak ada

kesenjangan antara teori dan juga hasil pengkajian.

Pemeriksaan fisik dilakukan setelah anamnesa sebelum

melakukan pengkajian. Bidan perlu menjelaskan pada klien dan

keluarga tindakan yang akan dilakukan dan berikan kesempatan kepada

klien dan keluarga untuk bertanya sehingga mereka dapat memahami

pentingnya pemeriksaan tersebut. Langkah-langkah pemeriksaan

perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat, pengukuran tinggi dan berat

badan dan lingkar lengan kiri (Mufldilah, 2009) dan Menurut Pantiawati

dan Saryono (2010) Kebutuhan gizi ibu hamil trimester III (minggu27 –

lahir) kalori sama dengan trimester II tetapi protein naik menjadi 2g/kg

BB. Kenaikan BB selama hamil rata – rata : 9 – 13,5 kg. Dan hasil

pada Ny E didapatkan hasil Tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,50c

nadi 82 x/mnenit, respirasi 20 x/menit, tinggi badan 167 cm, berat badan
241

sebelum hamil 79 kg, berat badan sekarang 83 kg , lingkar lengan atas

30 cm. Dan tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan.

Pemeriksaan fisik ibu hamil dilakukan melalui pemeriksaan

inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pada saat melakukan

pemeriksaan dada dan perut, pemeriksaan dilakukan secara bersamaan

dan berurutan sehingga tidak membuat ibu merasa malu, Perhatikan

adanya kloasma gravidarum, pucat pada wajah, pembengkakan pada

wajah. Bila terdapat pada wajah, periksa conjungtiva mata dan kuku,

Conjungtiva mata dan kuku, yang pucat menandakan ibu menderita

anemia sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan pada ibu

apakah ibu kurang darah atau tidak. Bila terdapat oedema di wajah,

perhatikan adanya bengkak ditangan dan mata kaki. Pada kehamilan

normal sedikit bengkak pada mata kaki dianggap normal dan bila

bengkak menimbulkan cekungan yang tidak cepat hilang bila ditakan,

hal ini merupakan tanda bengkak tidak normal. Bila bengkak terjadi pada

tangan dan wajah suatu pertanda terjadinya preeklampsia (Mufdlilah,

2009) Dan hasil pada Ny. E rambut bersih, tidak rontok, tidak

berketombe, muka bersih tidak oedema, tidak pucat, tidak ada cloasma

gravidarum, mata norms, simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih,

hidung, normal tidak ada benjolan, tidak ada secret, telinga normal

simetris, tidak ada serumen. Mulut perhatikan pucat pada bibir, pecah-

pecah, stomatitis, ginggivitis, gigi tanggal, gigi berlubang, caries gigi dan
242

bau mulut. (Mufdlilah, 2009). Dan pada Ny.E didapatkan hasil di mulut

tidak stomatitis, tidak caries dan gusi tidak berdarah. Dari hasil tidak ada

kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan.

Leher pembengkakan saluran limfe atau pembengkakan kelenjar

tiroid. (Mufdlilah, 2009) dan hasil pada Ny.E didapatkabn hasil tidak ada

pembesaran kelenjar limfe, pembesaran kelenjar gondok, dan tidak ada

benjolan. Dari hasil tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil

pemeriksaan.

Dada dan payudara pada kunjungan pertama periksa adanya

kemungknan benjolan yang tidak normal, perhatikan ukuran payudara

simetris/tidak, putting payudara (menonjol, datar, masuk), keluarnya

kolostrum/ cairan lain, hiperpigmentasi areola mammae dan

kebersihannya.Perhatikan retraksi dada, dan adanya kemungkinan

massa/nodul pada axilla. (Mufdlilah, 2009), dan hasil pada Ny.E

didapatkan hasil membesar normal, tumor tidak ada benjolan, simetris

simetris kanan dan kiri areola hiperpigmentasi, puting susu menonjol,

kolostrum belum keluar, Axilla tidak ada benjolan dan tidak nyeri tekan.

Dan hasil tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan.

Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menemtukan letak

dan presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus

uteri, dan denyut jantung janin.


243

Perhatikan bentuk pembesaran perut (melintang,memanjang,

asimetris) adalah pigmentasi dilinea alba/nigra, strie gravidarum, luka

bekas infeksi, gerakan janin, lakukan juga palpasi untuk merasakan

adanya gerakan janin, apakah pembesaran perut sesuai dengan umur

kehamilan, perhatikan pertumbuhan janin dari tinggi fundus uteri

semakin tua umur kehamilan semakin tinggi fundus uteri, namun pada

kehamilan 9 bulan tinggi fundus uteri akan turun karena kepala telah

turun atau masuk panggul, tinggi fundus uteri (> 12 minggu besarnya

sedikit di atas tulang pubis, kehamilan 20 minggu tinggi fundus uteri

berada dipusat, secara kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiiap

bulannya fundus naik 2 jari, tetapi perhitungan tersebut sering tidak tepat

karena ukuran jari pemeriksa bervariasi. (Mufdlilah, 2009). Inspeksi

pembesaran perut normal, bentuk perut memanjang, linea alba / nigra

linea nigra, strie albican / livide strie albican, kelainan tidak ada,

pergerakan janin tidak terlihat saat pemeriksaan. Palpasi kontraksi tidak

ada, leopod I TFU ½ pusat PX, teraba bulat keras tidak melenting (

Bokong), leopod II kiri teraba punggung janin, kanan teraba ekstermitas

janin, leopod III teraba bulat keras melenting ( Kepala) dan masih

bisa di goyangkan leopod IV belum masuk PAP ( Convergen), TFU

Mc.Donald 31 cm TBJ 2945 gr. Auskultasi DJJ Puntum maximum

kuadran kiri bawah pusat, frekuensi 132 x/menit, teratur/tidak teratur.

Dan tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan.


244

Genitalia lakukan cuci tangan dan kenakan sarung tangan

sebelum memeriksa vulva. Pada bagian vulva mungkin didapatkan cairan

jernih atau sedikit berwarna putih tidak berbau. Pada keadaan normal,

tidak ada rasa gatal, luka atau perdarahan, raba kulit pada daerah

selangkangan, pada keadaan normal tidak teraba benjolan kelenjar.

Perhatikan adanya varices. Setelah selesai cuci tangan dengan sarung

tangan yang masih terpasang. Lepaskan sarung tangan dan lakukan cuci

tangan lagi dengan sabun. (Mufdlilah, 2009). Dan hasil pada Ny E

didapatkan hasil Vulva vagina tidak varices, tidak ada luka, tidak

kemerahan, tidak nyeri, tidak pembesaran kelenjar bartolini, tidak ada

pengeluaran pervaginam. Perineum tidak ada bekas luka, haemoroid

todak ada. Dan hasil tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil

pemeriksaan.

Panggul pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan

pemeriksaan untuk menilai keadaan dan bentuk panggul. Cara

melakukan pemeriksaan panggul yaitu dengan Inspeksi yaitu melihat

apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul,

Palpasi, klien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan

panggul atau tidak bila pada primigravida pada kehamilan 36 minggu

atau lebih kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP), Perasat Osborn

positif Alat yang paling sering digunakan untuk mengukur ukuran luar

panggul adalah jangka panggul martin. Distansia Spinarum Jarak antara


245

spina iliaka anterior kanan dan kiri dengan ukuran panggul normal 23-26

cm, Distansia Kristarum Jarak terjauh krista iliaka kanan dan kiri dengan

ukuran sekitar 26-29 cm. Bila selisih antara distansia kristarum dan

distansia spinarum kurang dari 26 cm, kemungkinan besar kesempitan

panggul,.Konjugata Eksterna (Boudeloge) Jarak antara tepi atas simpisis

dan prosesus spinosus lumbal V dengan ukuran normal 18-20 cm, bila

diameter boudelque kurang dari 16 cm kemungkinan terdapat

kesempitan panggul. (Mufdlilah, 2009). Dan hasil pada Ny.E didapatkan

hasil kesan panggul normal, distansia Spinarum 27.5 cm, distansia

Kristarum 30 cm, konjugata eksterna 22 cm, lingkar panggul 106 cm.

Dan hasil tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan.

Ekstermitas oedema positif pada tungkai menandakan adanya

preeklampsi. Positif (+) 1 apabila cekung 2 mm, +2 apabila cekung 4

mm, +3 apabila cekung 6 mm, +4 apabila cekung 6mm. Pemeriksaan

lutut (patella) Bila reflek lutut negatif kemungkinan klien kekurangan

B1, bila gerakan berlebihan dan cepat, hal ini menunjukkan

preeklampsia. (Mufdlilah, 2009). Dan hasil pada Ny.E didapatkan

ekstermitas atas simetris, jari lengkap kuku tidak kuning, dan ekstermitas

bawah, simetris, jari lengkap, kuku tidak kuning, tidak oedema, tidak

varices, reflek patella positif kanan dan kiri. Dan hasil tidak ada

kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan.


246

Pemeriksaan Penunjang misalnya, urine, darah, feses, USG

(Mufdlilah, 2009). Dan hasil pada Ny.E didapatkan pemeriksaan

labolatorium tanggal 5 oktober 2017 : Hb : 14,2 gr/dl, HbsAg NR,

HIV NR, Tanggal 23 februari 2018 : Hb : 12 gr/dl Protein Urine (-),

Pemeriksaan penunjang lain USG. Dan hasil tidak ada kesenjangan

antara teori dan hasil pemeriksaan.

2) Interpretasi Data

Interpretasi data tersebut sebatas lingkup praktik kebidanan dan

memenuhi standar nomenklatur atau tata nama diagnosis kebidanan yang

diakui oleh profesi dan berhubungan langsung dengan praktek

kebidanan, serta didukung oleh pengambilan keputusan kliniis (clinical

judgment) dalam praktik kebidanan yang dapat diselesaikan dengan

pendekatan manajemen kebidanan. (Wildan dan Hidayat, 2008). Dan

hasil Ny E G2P1A0 umur 27 tahun umur kehamilan 32+5 minggu, janin

tunggal hidup intrauteri , letak memanjang, punggung kiri presentasi

kepala bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul normal.

3) Diagnosa Potensial

Penentuan diagnosis bidan mencakup hal-hal sebagai berikut,

kondisi pasien terkait dan masalahnya, masalah utama dan penyebab

utama terhadap resiko, masalah potensial, pragnosis. Tiga jenis pedoman

dalam mencatat diagnosis kebidanan adalah sebagai berikut : diagnosis

kebidanan yang sama dengan diagnosis medis sepertianemia ibu hamil,


247

retensio plasenta, plasenta previa, dll, masalah diidentifikasin

berdasarkan masalah yang ditemukan dengan didukung oleh data

subyektif dan obyektif seperti cemas, potensial atonia uteri,dll,

kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu misalnya

penyuluhan gizi pada ibu hamil. (Wildan dan Hidayat, 2008). Hasil

tinjauan kasus pada Ny E menunjukkan hasil yang normal tidak

mengarah ke abnormal atau patologi.

4) Tindakan Segera

Penetapan kebutuhan in dilakukan dengan cara mengantisipasi

dan menentukan kebutuhan apa saja yang akan diberikan pada pasien

dengan melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan

lainnya. (Wildan dan Hidayat, 2008). Dan hasil tinjauan kasus pada Ny

E tidak memerlukan tindakan yang harussegera dilakukan karena Ny.E

kehamilannya dalam keadaan normal.

5) Perencanaan

langkah penulisan rencana kegiatan adalah sebagai berikut :

mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan, mengemukakan sasaran

dan hasil yang akan dicapai didalam tujuan tersebut, mencatat langkah-

langkah tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.

Langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan secara

mandiri, kegiatan kolaborasi ataupun rujukan sesuai dngan tujuan


248

masing-masing tang sudah ditentukan, Mencatat kinerja evaluasi

keberhasilan. (Wildan dan Hidayat, 2008).

Rencana tindakan harus sesuai dengan keadaan pasien, maka

Ny.E diberikan asuhan sebagai berikut :

a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b) Beritahu ibu gizi ibu hamil

c) Anjurkan ibu istirahat cukup

d) Anjurkan ibu minum tablet Fe secara rutin

e) Anjurkan ibu kunjungan ulang 1 bulan yang akan datang atau

jika ada keluhan

f) Dokumentasi

6) Pelaksanaan

Pencatatan dalam pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-

kasus yang memerlukan tindakan diluar wewenang bidan sehingga perlu

dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan. Selain itu, pengawasan dan

monitor kemajuan kesehatan pasien juga perlu dicatat. (Wildan dan

Hidayat, 2008)

a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan semua dalam batas normal

b) Memberitahu ibu untuk mencukupi gizi ibu hamil seperti

karbohidrat nasi, kentang, protein tahu, tempe, daging, ikan

laut, sayur an hijau seperti bayam, kangkung, sawi buah dan

susu.
249

c) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.

d) Menganjurkan ibu untuk minum tablet Fe secara rutin yaitu

diminum menjelang tidur untuk mengurangi rasa mual bisa

bersamaan dengan vitamin C dan jangan minum bersamaan

dengan the, kopi atau pun susu

e) Menganjurkan ibu kunjungan ulang 1 bulan yang akan datang

atau jikia ada keluhan

f) Melakukan dokumentasi

7) Evaluasi

Evaluasi juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan

dengan langkah-langkah manajemen lainnya. Hasil evaluasi dapat

dijadikan identifikasi / analisis masalah selanjutnya bila diperlukan.

(Wildan dan Hidayat, 2008)

a) Ibu telah mengetahui hasi pemeriksaan

b) Ibu bersedia mengkonsumsi gizi ibu hamil

c) Ibu bersedia istirahat yang cukup

d) Ibu bersedia mengkonsumsi tablet Fe sesuai anjuran

e) Ibu bersedia kunjungan ulang 1 bulan yang akan datang atau

jika ada keluhan

f) Telah dilakukan dokumentasi.


250

Pada data perkembangan kunjungan kedua dilaksanakan pada

tanggal 08 maret 2018 pukul 11.00 WIB dengan hasil pemeriksaan

fisik dalam batas normal, serta pada kunjungan ketiga pada tanggal 22

maret 2018 pukul 11.00 WIB dengan hasil pemeriksaan pada Ny E

semua dalam batas normal tidak mengarah ke patologi.

2. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Asuhan Kebidanan ibu bersalin pada Ny.E ialah ibu mengatakan

kenceng kenceng sejak tanggal 12 april 2018 pukul 05.00 WIB dan belum

mengeluarkan lendiri darah dari jalan lahir ibu datang ke puskesmas pukul 07.00

WIB karena kenceng- kenceng semakn sering dan mengeluarkan lendir darah

dari jalan lahir sehingga ibu datang ke puskesmas sama seperti teori yang

dikemukakan oleh Menurut Nuraisiah dkk, (2014) dengan tanda – tanda

persalinan ialah terjadinya his, Bloody Show (pengeluaran lendir disertai darah

melalui vagina). Dari apa yang dikatakan Ny.E tidak ada kesenjangan antara

teori dan hasil pengkajian

Dan hasil pemeriksaan fisik didapatkan kontraksi 3x10’25”, Leopold 1

TFU 3 Jari dibawah Px, teraba bulat, lunak, tidak melenting, Leopod II, kiri

teraba punggung janin, kanan teraba ekstermitas janin, Leopod II teraba bulat

keras melenting ( Kepala) dan tidak bisa di goyangkan, Leopod IV sudah masuk

panggul 3/5 bagian, TFU Mc donald 35 cm, TBJ (35-11) x 155: 2720 gr, DJJ

136x/menit, dengan pembukaan 4 cm presentasi kepala dan ketuban masih utuh,

dengan asuhan yangi diberikan menurut Nuraisiah dkk, (2014) ialah adanya
251

seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan, Pengaturan posisi, relaksasi

dan latihan pernafasan, istirahat dan privasi, dan asuhan yang diberikan ialah

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa semua dalam batas normal,

mengajurkan suami atau keluarga untuk memberi dukungan agar ibu lebih

semangat, mengajari ibu tehnik relaksasi yaitu ketika kontraksi tarik nafas

panjang dari hidung dan dikeluarkan dari mulut, menganjurkan ibu untuk miring

ke kiri agar penurunan kepala janin menjadi lebih cepat, menganjurkan keluarga

untuk memberi ibu makan dan minum saat tidak kontraksi, mengajari ibu cara

meneran yang baik yaitu ketika perut terasa kenceng pembukaan sudah lengkap

tangan di masukkan dalam lipatan paha ditarik kearah dada, dagu menempel

didada, tidak bersuara dan seperti BAB mengajari keluarga untuk massase

punggung untuk mengurangi rasa nyeri saat ada kontraksi, mengobservasi

kemajuan persalinan, DJJ dan His setiap 30 , menyiapkan partus set ( ½ kocher,

gunting episiotomi, gunting tali pusat, klem tali pusat, umbilical cord klem,

betadin, duk steril, dee lee, kateter, pinset, spuit yang berisi oksitosin, cut gut

chromic, jarum otot, jarum kulit) Dan hasil tidak ada kesenjangan antara teori

dan pelaksanaan.

Menurut Nuraisiah dkk, (2014), tahapan persalinan terdiri dari Kala I

(satu) Persalinan dimulai sejak adanya his yang teratur dan meningkat (frekuensi

dan kekuatanya) yang menyebabkan pembukaan, sampai serviks membuka

lengkap (10cm)
252

Menurut Nuraisiah dkk, (2014) kala II (dua) persalinan dimulai ketika

pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi

dan lama kala II pada Ny.E berlangsung selama 30 menit dan pada saat proses

persalinan tidak terdapat lilitran tali pusat dan kala II berlangsung secara normal

dan bayi lahir sehat dan selamat. Jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan

pelaksanaan.

Menurut Nuraisiah dkk, (2014) kala III dimulai segera setelaah bayi lahir

dan berakhir dengan lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung

tidak lebih dari 30 menit. Biasanya plasenta lepas dalam 6 samapai 15 menit

setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan dari fundus uteri,

penatalaksanaan kala III pada Ny.E sesuai dengan manajemen aktif kala III pada

15 menit pertama plasenta tidak segera lahir maka dilakukan pemberian

oksitosin yang kedua 10 IU secara IM sesuai dengan teori Ikatan Bidan

Indonesia (2014), yaitu jika plasenta tidak segera lahir dilakukan pemberian

oksitosin 10 unit secara IM, dan kala III pada Ny.E berlangsung selama 25 menit

dengan plasenta lahir spontan dan lengkap sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan pelaksanaan

Menurut Nuraisiah dkk, (2014) kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta

sampai 2 jam post partum, Pada Kala IV penting sekali memeantau keadaan

umum, menilai jumlah kehilangan darah tidak lebih dari 500 – 1000 ml, dan

kontraksi uterus.( Ikatan Bidan Indonesia, 2016). Kala IV pada Ny.E

berlangsung secara normal dengan laserasi derajat 2 dan di hacting dengan


253

tehnik jelujur dengan tanda – tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg, Suhu

36,50c, Nadi 78x/menit, Respirasi 20x/menit, , kontraksi keras, TFU 2 jari

dibawah pusat dengan kandung kemih kosong dengan pemantauan pada kala IV

setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua dan jumlah

perdarahan pada kala 10cc, Kala II,50 cc, Kala III 150 cc, Kala IV 90 cc jadi

total jumlah perdarahan 300 cc jadi perdarahan dalam batas normal, sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil kenyataan.

3. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi kepala melalui

vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 – 42 minggu dengan berat

badan 2500-4000 gram, nilai APGAR >7 Dan tanpa cacat bawaan (Pumita,

2012). Bayi Ny.E lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 39 minggu, lahir

secara pervaginam, dengan berat 3900 gr, berjenis kelamin laki – laki anus

berlubang dan tidak terdapat cacat bawaan, By.Ny E menangis kuat bergerak

aktif, kulit kemerahan dengan apgar score 8/9/10, sehingga tidak terjadi

kesenjangan antara teori dan pelaksanaan.

Penilaian awal pada bayi segera setelah lahir, pemotongan tali pusat,

resusitasi (bila perlu), Menurut Nuraisiah dkk, (2014) Inisiasi menyusu dini

adalah proses membiarkan bayi menyusu senderi segera setelah lahir. Hal ini

merupakan kodrat dan anugrah dari tuhan yang sudah disusun untuk kita.

Melakukannya juga tidak sulit, hanya membuktikan waktu sekitar satu hingga

dua jam, jaga kehangatan bayi. Dan asuhan yang diberikan pada By.Ny E ialah
254

penilaian awal saat bayi lahir, pemotongan tali pusat, tidak dilakukan resusitasi

dikarenakan bayi langsung menangis saat lahir tidak ada penyulit apapun serta

telah dilakukan IMD selama 30 menit yaitu pukul 09.30 – 10.00 WIB ,

pemberian salep mata untuk mencegah infeksi, pemberian injeksi Vitamin K dan

Hb O untuk imunisasi awal pada bayi, sehingga terjaddi kesenjangan antara teori

dan hasil pelaksanaan

4. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Masa nifas berlangsung kira – kira 6 minggu (Rukiyah dan Yulianti, 2018).

Menurut Buku KIA (2016), kunjungan ke-1 6- 3 hari setelah persalinan,

dan hasil kontraksi keras, kandung kemih kosong tfu 2 jari dibawah pusat

dengan lochea rubra masa nifas berlangsung secara normal sehingga tidak

terjadi kesenjangan antara teori dan hasil pelaksanaan.

Menurut Buku (2016) Kunjungan ke-2 (hari ke 4 – 28 setelah

persalinan) memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah umbilikus, tidak ada

perdarahan abnormal, menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau

perdarahan abnormal, memastikan ibu dapat cukup makan cairan dan istirahat,

memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda – tanda

kesulitan menyusui, memberikan konseling pada ibu, mengenai asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari – hari
255

(Heryani,2012). Dan hasil kunjungan masa nifas di hari ke 13 didapatkan hasil

sudah tidak ada kontraksi dengan tfu sudah tidak teraba dan lochea serosa, serta

tidak ada tanda tanda infeksi, pemenuhan nutrisi cukup, dan masa nifas berjalan

secara normal, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil

pemeriksaan.

Menurut Buku KIA (2016) hari ke 29 – 42 hari, Menayakan pada ibu

tentang penyulit-penyulit yang ia dan bayi alami, memberikan konseling untuk

KB secara dini. Dan hasil pemeriksaan TFU sudah tidak teraba, ibu memberikan

asi secara ekslusif, lochea berwarna keputihan serta memberikan konseling

kepada ibu tentang kontrasepsi MAL yang dipilih oleh ibu, sehingga tidak

terjadi kesenjangan antara teori dan hasil pengkajian dan pemeriksaan.

Pada Kunjungan terakhir masa nifas Ny.E mengatakan tidak

menginginkan kontrasepsi jangka panjang sepeti IUD maupun implan

dikarenakan takut saat pemasangan alat kontrasepsi tersebut, dan ibu

menginginkan menggunakan kontrasepsi yang tidak mengganggu ASI dengan

persetujuan dari suami ibu menginginkan menggunakan kontrasepsi MAL yang

sangat efektif bila digunakan dengan benar menurut prawirohardjo (2010),

Metode amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan

pemberian Asi Susu Ibu (ASI) secara ekskusif, artinya hanya diberikan ASI

tanpa taambahan makanan atau minuman apapun lainnya, dengan cara kerja

menekan terjadinya pembuahan dan keefektifitasannya 98 %.


256

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.E dimulai dari kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, dan nifas, yang dimulai sejak usia kehamilan 32

minggu lebih 5 hari dan berakhir pada nifas. Pada proses kehamilan dilakukan

kunjungan rumah sebanyak 2 kali, 1 kali kunjungan bayi baru lahir, dan 2 kali

kunjungan nifas. Pendokumentasian didasarkan pada standar asuhan kebidanan

menurut KEPMENKES nomor 938/Menkes/SK/VII/2007. Keseimpulan dan

hasil asuhan kebidanan adalah sebagai berikut :

1 Pengkajian dilakukan dengan menggunakan data subyektif dan data

obyektif. Data subyektif pada asuhan kehamilan tidak terdapat keluhan pasa

usia kehamilan 32+5 minggu, 34 minggu dan 36 minggu. Pada saat

persalinan didapatkan keluhan dan nyeri pinggan, saat masa nifas kunjungan

pertama 6 jam setelah persalinan terdapat keluhan nyeri pada luka jahitan

perinium pada kunjungan selanjutnya pada hari ke 13 dan hari ke 32 tidak

terdapat keluhan. Data obyektif pada kasus ini dimulai dari kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir dan nifas semua dalam batas normal dan tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

256
257

2 Interpretasi data, pada kasus ini diagnosa kebidanan yaitu Ny.E umur 27

tahun G2P1A0 umur kehamilan 32+5 minggu janin tunggal hidup intrauteri,

letak memanjang, presentasi kepala, punggung kiri dan kepala belum masuk

pintu atas pangggul normal, sehingga tidak terdapat kecemasan dan

kebutuhan tersendiri. Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek.

3 Diagnosa potensial, pada kasus ini tidak ditemukan diagnosa potensial.

4 Tindakan segera, pada kasus ini tidak dilakukan tindakan segera karena tidak

ditemukan diagnosa potensial.

5 Perencanaan asuhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan Ny.E

perencanaan yang dilakukan sesuai dengan konsep kebidanan sehingga tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

6 Pelaksanaan asuhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan Ny.E,

pelaksanaan sesuai dengan konsep kebidanan sehingga tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan praktek.

7 Evaluasi asuhan yang diberkan sesuai dengan kebutuhan Ny.E, evaluasi

sesuai dengan konsep kebidanan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktek.

8 Mengevaluasi kesenjangan pada proses inisiasi menyusu dini yang

berlangsung kurang dari 1 – 2 jam dengan melakukan pendekatan untuk

melatih kesabaran agar inisiasi menyusu dini dapat dilakukan sesuai dengan

teori yaiotu 1- 2 jam.


258

B. SARAN

1. Bagi Penulis

Diharapkan lebih menambah ketrampilan tentang asuhan kebidanan secara

berkesinambungan terutama dalam mengatasi ketidaknyamanan ibu hamil,

bersalin dan nifas

2. Kepada Puskesmas

Fasilitas kesehatan dapat meningkatkan kualitas asuhan kebidanan lebih baik

lagi.

3. Kepada Institusi

Diharapkan kepada institusi dengan penulisan Laporan Tugas Akhir yang

bersifat continuity of care dapat mempersiapkan mahasiswa lebih dini.

4. Kepada Klien

Diharapkan klien menjadi lebih aktif dalam mencari informasi kesehatan.


259

DAFTAR PUSTAKA
Ai, Yeyeh, Rukiyah dan Lia, Yulianti. 2018. Buku Kebidanan Pada bu Masa Nifas.
Jakarta : CV. Trans Info Media

Anggraeni, Mekar Dwi dan Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Ari Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. 2016. Jakarta :
Kementrian Kesehatan dan JCA

Damai Yanti. 2017. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung : Refika Aditama

Emi, dkk. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta : Ikatan Bidan Indonesia

Endang, Purwoastuti dan Siwi Walyani. 2014. Konsep Kebidanan. Yogyakarta :


Pustaka Baru Press

Heryani, Reni.2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui. Jakarta :
Trans Info Media

Hidayat, A.A. (2014) . Metode Penelitian Keperawatan dan teknis Analisa Data .
Jakarta : Salemba Medika

Ika, Pantiawati dan Saryono. 2010.Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta : Nuha Medika

Kementrian Kesehatan RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016. Jakarta :
Kementrian Kesehatan republik Indonesia

Mufdlilah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan ibu hamil. Jogjakarta : Nuha Medika

Nuraisiah dkk. 2014. Asuhan Persalinan Normal Kebidanan. Bandung


260

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016. Data Program Kesga Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016. www.dinkesjatengprov.go.id. Diakses pada bulan Mei 2017.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Surakarta Tahun 2016. Dinas Kesehatan


Kota Surakarta 2016. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta

Sarwono, Prawiroharjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta

Susi Febriyanti Yusuf.2015. Metodologi penelitian Kesehatan. Padangsidimpuan Utara


: Darmais Press

Wildan, Moh & Hidayat. A. Aziz Ahmad. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika

World Health Organization. 2016. Monitoring Health For The SDGs Sustainable
Developmen Goals. France : Global Health

Anda mungkin juga menyukai