Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di kehidupan globalisasi saat ini, kasus kejadian benigna Prostat

Hiperplasia (BPH) dilaporkan terus meningkat yang banyak dijumpai pada

pria umur 50 tahun dan lansia. BPH atau pembesaran prostat timbul seiring

dengan bertambahnya umur sebab BPH erat kaitannya dengan proses

penuaan, hampir setiap 50% pria diatas 50 tahun mengalami hiperplasia

prostat. Pembesaran kelenjar prostat mempunyai angka morbiditas yang

bermakna pada populasi pria usia lanjut. Gejala pada penyakit ini adalah sulit

untuk Buang Air Kecil (BAK). Penyakit BPH ini belum diketahui secara

pasti, namun kemungkinan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

hormon estrogen dan progesteron di dalam prostat. (Elizabeth,2009).

Gangguan BPH terjadi karena kelenjar prostat membesar sehingga

akhirnya menjepit saluran urine. Tingkatannya bisa ringan hingga berat. Ada

sejumlah tanda awal gangguan pembesaran prostate, diantaranya pasca buang

air kecil (BAK) urine tidak habis, dan sering BAK. Penderita gangguan

prostat hyperplasia ini bisa menahan atau menunda BAK. Namun, ketika

sudah BAK, arusnya lemah. Penderita juga sering bangun malam untuk BAK.

Pada akhirnya gangguan ini mengakibatkan urine tersumbat total (Hartono

Prasetyo, 2009).

Menurut data WHO (2013), memperkirakan terdapat sekitar 70 juta kasus

degeneratif. Salah satunya adalah BPH, dengan insidensi di negara maju

1
Asuhan Keperawatan Pada..., PUSPITA INDAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
2

sebanyak 19%, sedangkan di negara berkembang sebanyak 5,35% kasus.

Yang ditemukan pada pria dengan usia lebih dari 65 tahun dan dilakukan

pembedahan setiap tahunnya. Tingginya kejadian BPH di Indonesia telah

menempatkan BPH sebagai penyebab angka kesakitan nomor 2 terbanyak

setelah penyakit batu pada saluran kemih. Tahun 2013 di Indonesia terdapat

9,2 juta kasus BPH, diantaranya diderita pada pria berusia di atas 60 tahun.

Suatu penelitian menyebutkan bahwa prevalensi Benigna Prostat

Hiperplasia (BPH) yang bergejala pada pria berusia 40–49 tahun mencapai

hampir 15%. Angka ini meningkat dengan bertambahnya usia, sehingga pada

usia 50–59 tahun prevalensinya mencapai hampir 25% dan pada usia 60 tahun

mencapai angka sekitar 43%. Angka kejadian BPH di Indonesia sebagai

gambaran hospital prevalensi di dua Rumah Sakit besar di Jakarta yaitu

RSCM dan Sumberwaras selama 3 tahun (1994–1999) terdapat 1040 kasus

(Istikomah, 2010).

Benigna Prostat Hyperplasia (BPH) merupakan salah satu penyakit yang

ditakuti dikalangan pria usia lanjut. Kelenjar prostate sering menimbulkan

masalah dalam kehidupan kaum pria. Berdasarkan data, tidak kurang dari 70

% pria usia lanjut mengalami BPH. Biasanya BPH mulai mengintai pria umur

50 tahun, dan 10 tahun kemudian sering mengganas (Mulyadi, 2009).

Menurut Hasil data Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr

Goeteng Tarunadibrata Purbalingga pada tahun 2016 dari bulan Januari-April

didapatkan 5 besar kasus yang dijumpai dalam sistem perkemihan yang ada.

Diantaranya yaitu Hernia Inguinal dengan jumlah 76 kasus, Cytitis 74 kasus,

Asuhan Keperawatan Pada..., PUSPITA INDAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
3

BPH 59 kasus, Cholelitiasis 33 kasus dan cholelitiasis 10 kasus. Pada kasus

BPH didapatkan data diruang menur sebanyak 15 kasus, di Dahlia ada 37

kasus, Gardena lama 4 kasus, Gardena Baru 3 kasus. Sedangkan pada saat

penulis melakukan praktek diruang Dahlia selama 2 terdapat 4 pasien yang

menderita BPH . Penyakit BPH ini ikut dalam 5 besar penyakit yang ada di

Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga.(Profil RSUD dr.R

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, 2016)

Walaupun BPH menduduki peringkat ke 3 dari kasus sistem perkemihan,

apabila tidak dilakukan Asuhan Keperawatan secara koperhensif dapat

menyebabkan kematian karena peradangan kelenjar prostat dapat kanker

prostat yang menyebabkan kematian. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk

melakukan Asuhan Keperawatan secara komperhensif pada Tn. H dengan

BPH post operasi sebagai upaya promotif secara nyata kepada masyarakat.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Diperolehnya gambaran dan pengalaman nyata pada Asuhan

Keperawatan pada orang dewasa dengan Gangguan Sistem Perkemihan :

Benigna Prostat Hyperlasia ( BPH )

2. Tujuan khusus, karya tulis ini penulis mampu melakukan dokumentasi

proses keperawatan secara komperhensif, penulis mampu melakukan :

a. Tahap pengkajian sampai dengan menegakan analisis data.

b. Mampu merumuskan Diagnosa Keperawatan pada pasien dengan BPH.

c. Tahap perencanaan

Asuhan Keperawatan Pada..., PUSPITA INDAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
4

d. Tahap implementasi

e. Tahap evaluasi

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Rumah Sakit

Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

pelaksanaan asuhan keperawatan pasien dengan Gangguan Sistem

Perkemihan : BPH sehingga dapat membantu meningkatkan mutu

pelayanan di Rumah Sakit.

2. Bagi Pendidikan

Tugas akhir ini diharapkan dapat menambah informasi yang nyata

tentang pelaksanaan asuhan keperawatan anak dengan Gangguan Sistem

Perkemihan : BPH sehingga dapat meningkatkan kualitas mahasiswa yang

akan praktek dan meningkatkan kualitas lulusan yang dihasilkan oleh

institusi pendidikan.

3. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi profesi

keperawatan tentang asuhan keperawatan pada dengan Gangguan Sistem

Perkemihan : BPH dan memberikan informasi tentang pendokumentasian

selama pengelolaan kasus, sehingga informasi ini dapat meningkatkan mutu

pelayanan bagi profesi keperawatan.

D. Pengumpulan Data

Penulisan laporan studi kasus ini menggunakan metode dekriptif dengan

memaparkan asuhan keperawatan yang dilakukan secara komperhensif.

Asuhan Keperawatan Pada..., PUSPITA INDAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
5

Pendekatan dalam proses keperawatan merupakan suatu pendekatan dalam

melaksanakan pelayanan keperawatan , terdiri dari beberapa kegiatanyang

saling berkaitan. Proses keperawatan terdiri dari pengkajian, perumusa

diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

Penyusunan laporan ini, penulis menggunakan cara pengumpulan sebagai

berikut :

1. Observasi – partisipasif

Penulis mengamati pasien secara langsung mengenai keadaan fisik dan

responnya terhadap penderita atau keluhan yang dialami. Penulis juga

melakukan pemeriksaan fisik dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi,

auskultasi dan perkusi.

2. Wawancara

Wawancara adalah menanyakan atau tanya jawab yang berkaitan

dengan keluhan atau masalah yang dihadapi pasien atau bias disebut

anamnesa. Data yang diperoleh adalah data primer yang berasal dari pasien

dan data sekunder yang berasal dari keluaraga pasien.

3. Studi literatur

Penulis mengumpulkan dan menggali sumber-sumber pengetahuan

melalui buku-buku atau jurnal terkini yang berkaitan dengan asuhan

keperawatan pada pasien.

4. Data catatan medis

Data yang diperoleh secara langsung dari pasien dan orang terdekat,

penulis juga mendapatkan data lain yang dibutuhkan melalui catatn medis

Asuhan Keperawatan Pada..., PUSPITA INDAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
6

pasien antara lain perkembangan kesehatan , program pengobatan , diet ,

perawatan yang dilakukan, dan hasil pemeriksaan laboratorium.

E. Tempat dan Waktu

Asuhan keperawatan pada Tn.R post operasi benigna prostat hiperplasia di

runag Dahlia RSUD dr. Goetheng Tharunadibrata selama 2 hari dari tanggal

30-31 Mei 2016 mulai dari pengkajian sampai evaluasi.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan

pada pasien BPH yaitu :

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan

tugas akhir ,pengumpulan data, tempat dan waktu, sistematika penulisan

tugas akhir.

2. Bab II Tinjauan Pustakan

Bab ini berisi tentang pengertian, etiologi, manifestasi klinis, anatomi,

fisiologi, patofisiologi, pathway, pemeriksaan penunjang,

komplikasi,penatalaksaan umum, konsep asuhan keperawatan,diagnosa

keperawatan , rencana keperawatan.

3. Bab III Tinjauan Kasus

Bab ini berisi tentang pengkajian, analisa data dan perumusan diagnose

keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

4. Bab IV Pembahasan

Bab ini menyajikan tentang pembahasan kasus BPH.

5. Bab V Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran

Asuhan Keperawatan Pada..., PUSPITA INDAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Anda mungkin juga menyukai