Anda di halaman 1dari 3

2.

Nama-nama penyakit pada tanaman padi


2.1.1 penyakit blas (blast)
a. Nama pathogen
Penyakit blas yang menyerang tanaman padi adalah jamur Pyricularia oryzae Cav.
Jamur ini dulu dikenal dengan P. grisae (Cke) Sacc (Sudarma, 2013).
b. Morfologi pathogen
Secara morfologi, cendawan P. grisea mempunyai konidia berbentuk bulat, lonjong,
tembus cahaya, dan bersekat dua (3 ruangan) (Ou, 1985).
c. Gejala penyakit
Penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan produksi yang serius selama periode
kondisi cuaca yang menguntungkan bagi pertumbuhan blas. Penyakit ini dapat disebut blas
daun, rottrn neck, atau blast panicle. Jamur menghasilkan bercak atau lesion pada daun,
sekat bangkai (buku), panicle (malai), dan collar (lembaran) daun bendera (Sudarma, 2013).
d. Mekanisme infeksi
Penyakit blas dapat menyerang semua bagian tanaman padi dari pesemaian, stadia
vegetatif, dan stadia generatif dengan menyerang leher dan cabang malai. Pada varietas yang
rentan dan kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan cendawan blas dapat
menyebabkan petani gagal panen atau puso (Santoso & Nasution, 2009).
e. Siklus hidup
Penularan pathogen dengan perantara konidium yang dipencarkan oleh angin.
Konidium dibentuk dan dipencarkan di waktu malam, meskipun sering dipencarkan siang
hari sehabis turun hujan. Konidium dilepaskan ketika kelembaban nisbi udara tinggi dari
90%. Pelepasan terjadi secara eksplosif, karena pecahnya sel kecil dibawah konidium
sebagai akibat dari pengaruh tekanan osmotic (Sudarma, 2013).
f. Penyebaran penyakit
Perbanyakkan penyakit blas dengan cepat terjadi di spora, daun dan malai, yang
selanjutnya memasuki jaringan, dan memakan waktu beberapa hari, lesio atau gejala mulai
tampak. Kebanyakkan penetrasi terjadi secara langsung dengan menembus kutikula,
meskipun jamur dapat penetrasi melalui mulut kulit. Permukaan atas daun dan daun yang
lebih muda lebih mudah dopenetrasi (Sudarma, 2013).
g. Pengendalian
Ada beberapa cara pengendalian yang dapat dilakukan untuk menenkan
perkembangan penyakit blas, yaitu:
 Ketahanan varietas tanaman
Dalam beberapa situasi, penyakit blas dapat dikendalikan melalui penggunaan
keragaman varietas dengan level ketahanan yang berbeda-beda dan memodifikasi praktik
budidaya.
 Pengelolaan tanaman
Aplikasi terpisah nitrogen berdasarkan atas kebutuhan actual tanaman telah
direkomendasi untuk menurunkan intensitas penyakit.
 Pengendalian secara kimiawi
Banyaknya fungisida yang dikembangkan untuk mengendalikan penyakit blas.
Fungisida sistemik sering digunakan untuk mengendalikan penyakit blas, tetapi
penggunan fungisida yang meluas tidak dianjurkan karena tanaman padi dapat tahan dari
patoge (Sudarma, 2013).
2.1.1 penyakit hawar Upih daun dan busuk batang (Sheath Blight and Stem Rot)
a. Nama pathogen
penyakit hawar Upih daun dan busuk batang yang menyerang tanaman padi
disebabkan oleh jamur Rhizoctinia solani Kuhn (Stadium anomorf), atau disebut
Thanatephorus ccucumeric (Frank) Donk (stadium telemorf) (Sudarma, 2013).
b. Morfologi pathogen
Benang miselum mempunyai lebar 6-10 um, dengan percabangan yang membentuk
sudut runcing, pada titik perkecabangan terdapat lekukkan dan sekat. Selanjunya jamur
berbentuk hifa bersel pendek, mempunyai banyak perkecabangan yang membentuk siku-
siku. Sebagaian dari benang ini membentuk benang tebal dan pendek. Jamur membentuk
sklerotium yang bentuknya tidak teratur. Badan ini berwarna coklat atau cokelat kehitaman
(Sudarma, 2013).
c. Gejala penyakit
Gejala penyakit hawar upih daun dan busuk batang biasanya berkembang bercak pada
upih daun sebelah bawah dekat garis air, ketika tanaman anakan atau awal perpanjangan
buku (rerata 10-15 hari setelah pengairan). Bercak dapat besar, bentuk tidak teratur, dapat
juga berbentuk jorong, dengan tepi kemerahan. Pada batang padi bercak mempunyai ukuran
lbih kecil. Dalam keadaan lembab bercak tumbuh benang putih atau coklat muda (Sudarma,
2013).
d. Mekanisme infeksi
Sisa tanaman atau sclerotia yang membusuk pada permukaan menyediakan sumber
inoculum yang menyerang dan menginfeksi upih daun sebelah bawah tanaman padi dan
infeksi terjadi pada garis air. Miselium tumbuh ke atas upih daun, membentuk struktur
infeksi dan menyebabkan bercak baru, infeksi dapat menyebar ke helaian daun (Sudarma,
2013).
e. Siklus hidup
Perkecambahan sklerotia dan infeksi awal ketika pathogen kontak dengan tanaman
padi. Jamur mempenetrasi melalui kutikula atau celah stomata. Infection pag dibentuk dari
setiap tabung apresorium dari bantal infeksi. Misellium tumbuh dari permukaan bagian luar
upih daun melewati melewati tepi upih daun dan akhirnya melalui permukaan bagian dalam.
Bercak utama dibentuk sedangkan miselium tumbyh cepat padapermukaan jaringan tanaman
dan bagian dalamnya. Jamur berkembang kearah atas dan secara lateral menginisiasi
pembentukan bercak ke dua (Sudarma, 2013).
f. Penyebaran penyakit
Perubahan lintang dan keberagaman suhu, curah hujan dan variable iklim lainnya
ditemukan cenderung mempengaruhi penyakit. Hawar upih daun ditemukan menyebabkan
penyakit yang parah pada kosebtrasi CO2 meningkat. Area dibawah kurve perkembangan
intensitas penyakit dan persentase penyakit anakan padi berkoerasi secara positif dengan
kepadatan inoculum awal pathogen. Selanjutnya hasil padi secara linier berkorelasi negative
dengan intensitas penyakit dan persentase anakan infeksi (Sudarma, 2013).
g. Pengendalian
Jarak dan ruang tanaman sebaiknya optimum menhindari tanaman bersentuhan. Aplikasi
pupuk Nitrogen yang direkomendasikan di lapang apabila jumlah inoculum diketahui
tinggi. Sanitasi khususnya

Anda mungkin juga menyukai