ABSTRAK
ABSTRACT
Medication errors are the preventable inaccurate use of medicines. Medication errors
cause many disadvantages to patient so that the occurrence should be avoided. Medication errors
can occur in the stages of prescribing, transcribing, dispensing, and administering. In the review
of this journal, the problem of medication errors at the four stages is collected and reviewed.
Mistakes that occur at each stage show varied results at each study site. This is due to the different
factor causing the occurrence of medication error in each place.
Pendahuluan
Errors adalah sesuatu yang dilakukan (Aronson, 2009). Kesalahan pengobatan ini
dengan salah karena ketidaktahuan atau dapat menyebabkan efek yang merugikan
Medication errors adalah suatu kegagalan Medication error dapat terjadi pada
dalam proses pengobatan yang memiliki setiap tahap proses pengobatan yang
pengobatan: prescribing dan dispensing dan tidak efektif, serta kelebihan dan
sesuai dengan dampak klinisnya (Belen et al., kekurangan dosis. Kesalahan dalam tahap
terkadang serius, namun hal tersebut sering manufacturing meliputi salah dosis, adanya
mendeteksinya, karena kegagalan sistem dan salah label, serta kesalahan pada tahap
yang awalnya mengakibatkan kesalahan kecil dispensing, salah dosis, salah rute, salah
Kesalahan yang terjadi ditetapkan mencakup rincian instruksi obat yang harus
melalui standar tertentu, di mana kesalahan diberikan, kepada siapa diberikan, bagaimana
dapat dinilai. Semua orang yang terlibat formulasi, dosis, rute pemberiannya, kapan
terbiasa dengan standar tersebut dan pemberiannya dan untuk berapa lama
memenuhi standar tidak terjadi atau tidak membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh
mungkin terjadi. Semua orang yang terlibat dan pemahaman pato-fisiologi penyakit, serta
dalam proses pengobatan bertanggung jawab sifat farmakologis obat yang relevan
Menurut Aronson (2009), kesalahan meliputi resep yang tidak masuk akal, tidak
obat dapat terjadi pada tahap prescribing, tepat, dan tidak efektif, resep diberikan
meliputi resep yang tidak rasional, tidak tepat kurang ataupun berlebih, dan kesalahan
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 235
dalam penulisan resep (termasuk tidak 1. Kelalaian: ketika obat diresepkan namun
dihindari agar dapat tercapai penggunaan 2. Kesalahan interval: ketika dosis yang
obat yang sesuai dengan kondisi pasien dan diperintahkan tidak mencapai pasien pada
terapeutik dalam regimen dosis yang 3. Obat alternative: pengobatan diganti oleh
yang membahayakan. Pada resep yang 4. Kesalahan dosis: misalnya pada resep
seimbang, mekanisme kerja obat harus sesuai 0.125 mg menjadi 0.25 mg pada salinan.
Beng Yi (2013), kesalahan pengobatan yang meliputi nama, umur, gender, registrasi yang
paling umum terdapat pada prescribing. tidak ditulis atau salah ditulis pada lembar
lembar elektronik sebagai bantuan untuk penelitian yang dilakukan oleh Callen et al
apoteker. Kesalahan dalam persiapan lembar (2009), 12,1% tulisan tangan dan 13,3%
nama obat, formulasi obat, rute, dosis, terjadi pada obat kardiovaskular dengan
regimen dosis terhadap perintah resep. kelalaian obat sebagai kesalahan yang paling
lain (Ruchika Garg et al., 2014): obat individu untuk 1808 ringkasan serupa
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 236
dengan tingkat pelatihan dokter medis (intern, dengan apa yang seharusnya diterima atau
Kesalahan pada tahap dispensing pada urutan awal (Zed et al., 2008).
meliputi dosis yang tidak berurutan, kelalaian Kesalahan administrasi pengobatan adalah
dosis, salah dosis, salah perumusan obat salah satu area risiko praktik keperawatan dan
(Lisby, 2005). Kesalahan dispensing dapat terjadi ketika adanya perbedaan antara obat
berupa kesalahan obat yang diberikan kepada yang diterima oleh pasien dan terapi obat
pasien, kesalahan pada label dan ketika yang ditujukan oleh penulis resep (Williams,
Sard BE (2008), kesalahan pada tahap sebagian besar kesalahan ini melibatkan
dispensing terjadi ketika persiapan obat tidak kelalaian dosis (42%) atau kesalahan pada
tepat dan tidak lengkap atau tidak ada administrasi waktu (50%) (Fontan et al.,
informasi obat (3,66%). Kesalahan ini dapat 2003). National Patient Safety Agency di
obat kepada pasien dapat menyebabkan rumah sakit (Cousins et al., 2007). Di
perbedaan antara apa yang dimaksud dokter Amerika Serikat, administering errors
pada resep dan apa yang dilaksanakan oleh terjadi pada 5 sampai 20% dari semua
pasien. Perbedaan ini dapat menyebabkan administrasi obat, dengan biaya sistem
perbedaan antara apa yang diterima pasien juta pasien per tahun, dengan adanya sekitar
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 237
400.000 efek samping yang dapat dicegah obat (Williams, 2007). Dokumentasi yang
(Apsden et al., 2006). Administering errors tidak akurat dan komunikasi yang buruk
di Afrika Timur umum terjadi dan tingkat selama perubahan shift di rumah sakit juga
kesalahannya berkisar antara 9,4 sampai 80% berkontribusi pada administering errors
dalam unit perawatan intensif (ICU) dan pengetahuan dan perhatian, seleksi obat dan
menunjukkan 51,8 dan 90,8% (Agalu et al., Pada penelitian yang dilakukan oleh
dampak signifikan pada pasien dalam hal kesalahan pengobatan. Dari 226 kesalahan
terlarang, dan lama tinggal di rumah sakit. peresepan, 3,02% kesalahan farmasetik dan
Selain itu, ini meningkatkan biaya untuk 3,66% merupakan kesalahan dispensing.
dokter dan sistem kesehatan (Popescu et al., Jenis kesalahan peresepan yang paling
Faktor yang paling umum yang Kesalahan farmasetik meliputi dosis yang
berkontribusi pada administering errors tidak tepat dan kesalahan dispensing meliputi
identifikasi pasien sebelum pemberian, obat yang tidak lengkap atau tidak adanya
penyimpanan sediaan serupa di area yang informasi obat, sehingga disimpulkan bahwa
sama, dan faktor lingkungan seperti medication errors masih menjadi masalah
umum pada pasien rawat jalan di Kota komunikasi, kemasan, transkripsi, kondisi
Alakahli (2014), kesalahan pengobatan yang dilakukan dengan mendidik tenaga kesehatan
paling umum terjadi adalah resep tidak tentang faktor risiko kesalahan pengobatan
lengkap (61,7%), monitoring kesalahan obat dan dampaknya pada hasil terapeutik,
Pada penelitian yang dilakukan oleh terstruktur untuk pengaturan pasien rawat
error yang terjadi pada tahap prescribing di meningkatkan perannya dalam pengaturan
Poli Interna RSUD Bitung yaitu tidak ada komunitas (Perwitasari, 2010).
sediaan (20,87%), tidak ada umur pasien Berdasarkan data yang dikumpulkan
(62,87%), tulisan resep tidak terbaca atau dari berbagai jurnal, prevalensi medication
tidak jelas (6,50%) sehingga berpotensi errors pada setiap tahapan menunjukkan