Laporan Kasus Neonatus Hipoglikemia
Laporan Kasus Neonatus Hipoglikemia
HIPOGLIKEMIA
Pembimbing:
dr. Effendi Muhammad R, Sp.A
Oleh:
Yulanda Fitriana
201710401011031
Kelompok E-28
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah maka tinjauan pustaka dan laporan kasus yang
berjudul “Hipoglikemia Neonatorum” ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan tinjauan pustaka dan laporan kasus ini adalah sebagai
salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik madya di bagian/SMF Ilmu
Kesehatan Anak FK-UMM/ RSUD KAB. JOMBANG.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas ini banyak mendapat
bantuan dari bergagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
bermaksud mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. dr. Soewarsih Retnowati Sp.A selaku kepala bagian di Lab/SMF Ilmu
Kesehatan Anak RSUD Kab. Jombang
2. dr. Debby C. Sumantri Sp. A; dr. Retno, Sp.A; dr. Ahmad Mahfur, Sp.A; dr.
Hakimah Maimunah, Sp.A, dan semua staf medis bagian ilmu kesehatan anak
RSUD Kab. Jombang
Penulis menyadari bahwa tinjauan pustaka ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan sehingga
dihasilkan tinjauan pustaka dan laporan kasus yang lebih baik di kemudian hari.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Hipoglikemia terjadi ketika kadar glukosa serum secara signifikan lebih
rendah daripada rentang pada bayi normal dengan usia postnatal yang sesuai.
Walaupun hipoglikemia dapat terjadi dengan gejala neurologis, seperti letargi,
koma, apnea, seizure atau simpatomimetik, seperti pucat, palpitasi, diaforesis, yang
merupakan manifestasi dari respon terhadap glukosa, banyak neonatus dengan
serum glukosa rendah menunjukkan tanda hipoglikemia nonspesifik (Kliegman et
al, 2011).
Serum glukosa pada neonatus menurun segera setelah lahir sampai 1-3 hari
pertama kehidupan. Pada bayi aterm yang sehat, serum glukosa jarang berada
dibawah nilai 35 mg/dL dalam 1 - 3 jam pertama kehidupan, di bawah 40 mg/dL
dalam 3-24 jam, dan kurang dari 45 mg/dL (2.5 mmol/L) setelah 24 jam (Kliegman
et al, 2011).
Hipoglikemia pada neonatus didefinisikan sebagai kondisi dimana glukosa
plasma di bawah 30 mg/dL (1.65 mmol/L) dalam 24 jam pertama kehidupan dan
kurang dari 45 mg/dL (2.5 mmol/L) setelahnya (Cranmer,2013). Estimasi rata-rata
kadar glukosa darah pada fetus adalah 15 mg/dL lebih rendah daripada konsentrasi
glukosa maternal. Konsentrasi glukosa akan kemudian berangsur-angsur menurun
pada periode postnatal. Konsentrasi di bawah 45 mg/dL didefinisikan sebagai
hipoglikemia. Dalam 3 jam, konsentrasi glukosa pada bayi aterm normal akan
stabil, berada di antara 50-80 mg/dL. Terdapat dua kelompok neonatus dengan
risiko tinggi mengalami hipoglikemia, yaitu bayi lahir dari ibu diabetik (IDM) dan
bayi IUGR (Hay et al, 2007).
Dalam jurnal American Association of Pediatrics, McGowen (2003)
menyatakan pada survei terakhir yang dilakukan oleh para ahli pediatric di Inggris
menunjukkan bahwa tidak ada konsensus untuk nilai kadar glukosa darah yang
didefinisikan sebagai hipoglikemia. Dengan catatan, konsentrasi yang berada pada
nilai 1 mmol/L (20 mg/dL) sampai 4 mmol/L (70 mg/dL) merupakan batas bawah
normal. Definisi hipoglikemia yang selama ini digunakan dibuat berdasarkan
populasi penelitian pada konsentrasi glukosa darah selama 48-72 jam pertama
kehidupan, dengan hipoglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa darah kurang
dari 2 standar deviasi di bawah rata-rata normal. Secara fisiologis, hipoglikemia
terjadi ketika ambilan glukosa tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan glukosa
dan dapat terjadi melebihi rentang kadar glukosa normal. Sebagai contoh, bayi
aterm sehat berusia 2 jam dengan kadar glukosa darah 30 mg/dL dapat tidak
mengalami gangguan fungsi organ, tetapi pada stressed infant dapat menunjukkan
gejala fisiologis hipoglikemia pada kadar glukosa darah 50 mg/dL jika laju hantaran
glukosa pada organ spesifik, seprti otwak, kurang dari kecepatan metabolisme
glukosa. Belum ada penelitian yang menyatakan kosentrasi glukosa absolut yang
mengakibatkan adanya disfungsi organ baik jangka pendek maupun panjang. Pada
eksperimen dengan hewan percobaan, konsentrasi glukosa kurang dari 1 mmol/L
(<20 mg/dL), jika terjadi lebih dari 1 jam dapat mengakibatkan lesi otak permanen.
Tetapi tanpa adanya bukti yang menunjukkan nilai batas kadar glukosa absolut,
tidak ada standar nilai glukosa darah yang dapat digunakan untuk mendefinisikan
hipoglikemia fisiologis.
Hipoglikemia merupakan masalah metabolik yang paling sering
ditemukan pada neonatus. Pada anak, hipoglikemia terjadi pada nilai glukosa darah
kurang dari 40 mg/dL. Sementara pada neonatus, hipoglikemia adalah kondisi
dimana glukosa plasma kurang dari 30 mg/dL pada 24 jam pertama kehidupan dan
kurang dari 45 mg/dL setelahnya (Cranmer, 2013).
2.2 Insidensi
Estimasi insidensi hipoglikemia pada neonatus tergantung baik pada
definisi kondisi dan metode pengukuran glukosa darah. Keseluruhan insidensi
diestimasikan sebanya 5 kejadian dari tiap 1000 kelahiran hidup. Jumlah ini dapat
lebih tinggi pada populasi dengan risiko tinggi. Sebagai contoh, 8% neonatus BMK
umumnya berasal dari ibu diabetik (IDM) dan 15% bayi preterm dan bayi IUGR
dilaporkan mengalami hipoglikemia; insidensi pada seluruh populasi risiko tinggi
diperkirakan sebesar 30%. (McGowen, 2003).
Kesuluruhan insidensi hipoglikemia simtomatis pada neonatus bervariasi,
antara 1.3-3 kejadian dari 1000 kelahiran hidup. Insidensi tersebut bervariasi
tergantung dengan definisi yang digunakan, populasi, metode, dan waktu
pemberian asuan, dan tipe penilaian glukosa. Insidensi hipoglikemia meningkat
pada kelompok neonatus risiko tinggi. Pemberian asupan nutrisi lebih awal dapat
menurunkan insidensi hipoglikemia. Kelainan metabolisme yang dapat
mengakibatkan hipoglikemia pada neonatus jarang ditemui, tetapi dapat dideteksi
sejak masa neonatus. Insidensi dari kondisi-kondisi ini adalah :
Penelitian di Jepang, menunjukkan bahwa lebih dari 80% neonatus yang masuk ke
NICU, penyebabnya adalah apnea atau hipoglikemia pada neonatus yang lahir
pada usia kehamilan 35-36 minggu (Cranmer, 2013).
Identitas Pasien
a. Nama : By. Ny Ramini
b. TTL : Jombang, 20 Agustus 2018 (Jam : 16.10 WIB)
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Alamat : Rejoslamet, Mojowarno, Jombang
e. Tanggal MRS : 21/8/2018 jam 00.50
f. No. RM : 41 58 75
Identitas Orang Tua Pasien
a. Ibu
1. Nama : Ny. Ramini
2. Umur : 37 Tahun
3. Pekerjaan : Swasta
4. Pendidikan : SMA
5. Agama : Islam
6. Suku : Jawa
7. Bangsa : Indonesia
8. Alamat : Rejoslamet, Mojowarno, Jombang
b. Ayah
1. Nama : Tn. Kusnan
2. Umur : 38 Tahun
3. Pekerjaan : Swasta
4. Pendidikan : SMP
5. Agama : Islam
6. Suku : Jawa
7. Bangsa : Indonesia
8. Alamat : Rejoslamet, Mojowarno, Jombang
SUMMARY OF DATA BASE
Anamnesis
Keluhan utama
Bayi Berat Lahir Rendah
RPS
Bayi rujukan dari PKU muhammadiyah, lahir jam 16.10, lahir SC atas indikasi
ibu PEB + fetal disstress, tunggal intrauteri, letak kepala, UK 40-41 mgg, tidak
langsung menangis, ketuban mekoneal, KPD (-). AS 6-8, BBL 1400 gr, PB 43
cm. kelainan kongenital tidak didapatkan. Anus positif. Pukul 17.30 setelah
lahir tampak bayi letargis, menangis merintih, dan terkadang jitteriness,
irritabilitas, sucking reflex lemah. Kemudian dilakukan pemeriksaan glukosa
darah dengan menggunakan strip reagen (glucosa sticks), hasilnya didapatkan
27 mg/dL, kemudian diberikan D5% 5 cc/ OGT. Pukul 19.00 dilakukan
pemeriksaan glukosa darah hasil GDA 34 mg/dL, diberikan inf D10% 10 cc/IV
pelan dilanjutkan D10% 100 cc/24 jam, HR 128 x/mnt, RR 58 x/mnt, SpO2
95%, kemudian bayi dirujuk ke RSUD Jombang.
Riwayat kehamilan ibu :
- GIV P1021
- Ibu Primitua sekunder (usia 37 tahun) dengan Preeklamsia
- Aktivitas selama kehamilan tidak melakukan pekerjaan yang berat,
hanya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak
menyapu dan mencuci.
- Selama kehamilan,trimester I sebanyak 3x kontrol bidan , trimester
II 4x kontrol ke bidan, 2x kontrol di SpOG dan pada trimester III 3x
kontrol di bidan 2x kontrol di SpOG
- Riwayat DM (-), hipertensi (+), keputihan (-), sesak (+) UK 29 mgg
- R/Abortus 2x (kehamilan ke-1 dan ke-3 kuretase ), Anak hidup 1
(hamil ke-2) lahir sptB, perempuan, Usia sekarang 9 th
Riwayat persalinan :
- Proses persalinan di RS Ibu dan anak PKU Muhammadiyah
Mojoagung
- Usia Gestasi 40/41 mgg
- Bayi lahir SC atas indikasi fetal distress + PEB pada tanggal 20
Agustus 2018, 16.10 WIB
- Bayi lahir tidak langsung menangis, ketuban mekoneal (tidak ada
riwayat KPD), AS 6-8
- BBL 1400 gr, PB 43 cm, LD 27 cm, LP 26 cm
Pemeriksaan Fisik
Kesan Umum : gerak tangis lemah
Vital Signs
Suhu ( O C) axilla : 36,8 O C
HR ( Heart Rate ) : 145 x / menit
RR ( Respiratory Rate ) : 68 x / menit
Capillary Refill Time : < 2 detik
Apgar Score : 6-8
Apgar 1 menit 5 menit
Detak jantung 2 2
Pernafasan 1 2
Tonus otot 1 1
Reflek 1 1
Warna Kulit 1 1
Total 6 8
Pemeriksaan Antropometri
BB Lahir : 1400 gram
Panjang Badan : 43 cm
Lingkar Kepala : 28 cm
Lingkar Dada : 27 cm
Lingkar abdomen : 26 cm
Ballard Score
Total ballard score: 37 = 38-40 minggu
Sistem Neurologis
- KU : lemah
- Menangis : Spontan
- Aktivitas : Normal
- Pergerakan : Spontan
- Tonus : Normal
- Kejang : (-)
- Reflek primitive : reflek moro ( + ) cukup, reflek sucking menurun,
reflek telan (+) cukup, tonic neck cukup
Kepala dan Leher
- Cephal hematoma(-), Caput succadenum (-)
- a/i/c/d -/-/-/-
- Hidung : Pernafasan cuping hidung (-)
- Mukosa mulut dan bibir basah, sianosis (-)
Thorax
Sistem Pernafasan :
- Warna Kulit : merah muda, vena sangat sedikit
- Pernapasan : spontan, grunting ( - ), pergerakan dinding dada simetris,
retraksi ( + ) ringan, nch( - ), sianosis ( - )
- Suara napas : vesikuler , Wh -/-, Rh -/-
- Kecepatan nafas : 68 x/menit, reguler
v
v
Total : 2
Sistem cardiovaskular:
- Suara jantung : reguler, HR 142 x/menit
- Auskultasi : kuat, S1 S2 tunggal
- Murmur : (-)
- Denyut nadi perifer : normal
- CRT : 3 detik
Sistem gastrointestinal:
- Inspeksi : cembung
- Bising usus : (+) normal
- Palpasi abdomen : soefl, turgor kulit baik
- Umbilicus : tidak layu, tidak ada tanda infeksi, tidak ada pus
Sistem Genitourinaria
Testis sudah turun, terlihat guratan cukup jelas
Anus (+)
BAK (+)
BAB (+) segera setelah bayi lahir
Ekstremitas
Postur ekstremitas : posisi fetal (-)
Gerakan : spontan, serempak
Plantar : lipatan di seluruh plantar pedis
Pemeriksaan Penunjang
GDA 17.30 : 27 mg/dL
19.00 : 34 mg/dL
20.00 : 75 mg/dL
00.00 : 231 mg/dL
DL :
Tanggal 21/8/2018
Darah Lengkap
Hb 13,2
Leukosit 15,15
Hematokrit 37,2
Eritrosit 3,51
MCV 106,0
MCH 37,6
MCHC 35,5
RDW-CV 19,3
Trombosit 72
Hitung Jenis
Eosinofil 0
Basofil 8
Batang -
Segmen 26
Limfosit 63
Monosit 3
Retikulosit 3,09
Kimia Darah
Glukosa darah sewaktu 231
Serologi
CRP 5
Tanggal 30/8/2018
Darah Lengkap
Hb 16,3
Leukosit 10,70
Hematokrit 44,7
Eritrosit 4,70
MCV 95,1
MCH 34,7
MCHC 36,5
RDW-CV 21,4
Trombosit 5
Hitung Jenis
Eosinofil 1
Basofil 0
Batang -
Segmen 63
Limfosit 22
Monosit 14
Retikulosit 0,27
TGL SUBJEK OBJEK Assesment PLANNING
21/8/ Sesak (-) GT BB HR RR S BCB Planning Dx :
2018 Retraksi (+) cukup 1540 142 62 36,8 BBLR DL, CRP
07.00 Muntah (-) Kepala : AICD -/-/-/-, pch - Asfiksia Planning tx :
BAB BAK (+) Leher : pemb.KGB (-) Hipoglikemia Inf D10 150 cc/24 jam
Instab suhu (-) Thorax: Susu 8x5 cc
Retensi (14 cc) paruves/ves, Rh -/-, wh -/-, retraksi +/+ Rawat bayi+TP
Cor S1 S2 Tunggal Termoregulasi
Abdomen : BU+N, soefl
Eks : HKM, CRT <2, edema --/--
22/8 Sesak (-) GT BB HR RR S BCB Planning Dx :-
07.00 Muntah (-) cukup 1550 142 60 37,2 BBLR Planning tx :
BAB BAK (+) Kepala : AICD -/-/-/- , pch - Asfiksia Inf F2/D10 100
Instab suhu (-) Leher : pemb.KGB (-) AF infant 50
Retensi (18 cc) Thorax: ASI/SF 8x5 cc
paruves/ves, Rh -/-, wh -/-, retraksi +/+ Rawat bayi+TP
Cor S1 S2 Tunggal Termoregulasi
Abdomen : BU+N, soefl
Eks : HKM, CRT <2, edema -/-
23/8 Sesak (-) GT BB HR RR S BCB Planning Dx :-
07.00 Muntah (-) cukup 1570 140 55 37,2 BBLR Planning tx :
BAB BAK (+) Kepala : AICD -/-/-/- , pch - Asfiksia Inf F2/D10 100
Instab suhu (-) Leher : pemb.KGB (-) AF infant 50
Retensi (36 cc) Thorax: ASI/SF 4x10 cc
paruves/ves, Rh -/-, wh -/-, retraksi +/+ Rawat bayi+TP
Cor S1 S2 Tunggal Termoregulasi
Abdomen : BU+N, soefl
Eks : HKM, CRT <2, edema -/-
24/8 Sesak (-) GT BB HR RR S BCB Planning Dx :-
07.00 Muntah (-) cukup 1525 142 50 36,8 BBLR Planning tx :
BAB BAK (+) Kepala : AICD -/-/-/- , pch - Asfiksia Inf F2/D10 100
Instab suhu (-) Leher : pemb.KGB (-) AF infant 75
Retensi (23 cc) Thorax: Lipid 20% 20
paruves/ves, Rh -/-, wh -/-, retraksi ringan Inj Vicsx 2x250 mg (1)
Cor S1 S2 Tunggal Inj genta 1x8 mg (1)
Abdomen : BU+N, soefl ASI/SF 8x5 cc
Eks : HKM, CRT <2, edema -/- Rawat bayi+TP
Termoregulasi
Pada kasus ini subjek pembahsan adalah bayi rujukan dari PKU
muhammadiyah, lahir jam 16.10, lahir SC atas indikasi ibu PEB + fetal disstress,
tunggal intrauteri, letak kepala, UK 40-41 mgg, tidak langsung menangis, ketuban
mekoneal, KPD (-). AS 6-8, BBL 1400 gr, PB 43 cm. Pukul 17.30 setelah lahir
tampak bayi letargis, menangis merintih, dan terkadang jitteriness, irritabilitas,
sucking reflex lemah. Kemudian dilakukan pemeriksaan glukosa darah dengan
menggunakan strip reagen (glucosa sticks), hasilnya didapatkan 27 mg/dL. Bayi
mengalami hipoglikemia sesuai teori oleh Cranmer,2013 bahwa hipoglikemia pada
neonatus didefinisikan sebagai kondisi dimana glukosa plasma di bawah 30 mg/dL
(1.65 mmol/L) dalam 24 jam pertama kehidupan dan kurang dari 45 mg/dL (2.5
mmol/L) setelahnya. Pada kasus ini bayi lahir SC atas indikasi ibu PEB + fetal
disstress dan berat badan lahir rendah, menurut Mardiyono, 2002, BBLR yang
mungkin mengalami malnutrisi intrauterin; terjadi penurunan cadangan glikogen
hati dan lemak tubuh; BBLR yang termasuk rawan adalah bayi kecil menurut
kehamilan (berat badan lahir kurang dari 2000 g), bayi yang menderita polisitemia,
bayi dari ibu toksemia, dan bayi dengan plasenta yang abnormal. Sehingga setelah
lahir tampak bayi letargis, menangis merintih, dan terkadang jitteriness, irritabilitas,
sucking reflex lemah sesuai dengan penelitian oleh McGowen, 2003 yaitu Tanda-
tanda klinis yang ditemukan merupakan tanda nonspesifik dan merupakan akibat
dari gangguan pada lebih dari satu aspek fungsi sistem saraf pusat. Meliputi pola
pernapasan abnormal, seperti takipnea, apnea, atau distress napas; tanda-tanda
kardiovaskuler, seperti takikardia atau bradikardia, dan manifestasi neurologis
seperti jitteriness, letargis, kemampuan mengisap yang lemah, instabilitas suhu
tubuh, dan kejang.
BAB 5
KESIMPULAN