Di hari yang penuh berkah ini, mari kita menghadapkan hati kita kepada
Allah, membuka hati dan pikiran untuk sejenak menyimak nasihat
khutbah yang kami harapkan dapat menambahkan ketakwaan kita
kepada Allah.
Di sisi lain, di antara kaum muslimin tidak lagi memiliki rasa empati dan
kepedulian terhadap saudaranya sesama muslim, tidak peduli dengan
kejadian dan kondisi yang ada, sehingga segala bentuk kemungkaran
semakin hari tumbuh subur, dan sebaliknya segala bentuk kebaikan
mulai terkikis dan asing di hadapan manusia. Orang-orang yang ingin
selalu konsisten dan istiqamah menjalankan agama dengan benar
menjadi asing di tengah masyarakatnya. Sikap keislaman yang baik
terkesan batil dan begitu juga sebaliknya. Yang sunah dan sesuai
dengan contoh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallamdianggap sebagai
sikap beragama yang ekstrim, dan sebaliknya yang bid’ahdianggap
sebagai jalan kebenaran sejati.
Semua itu adalah karena yang menjadi tolok ukur beragama adalah
perasaan dan keridhaan manusia, bukan keridhaan Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
memperingatkan kita semua dari sikap timpang semacam ini dalam
sabda beliau,
علَى َ ست َ َه ُم ْوا ْ علَى ُحد ُْو ِد هللا َوا ْل َواقِ ِع فِ ْي َها َك َمث َ ِل قَ ْو ٍم ا َ َمث َ ُل ا ْلقَائِ ِم
ان الَّ ِذ ْي َن فِيَ سفَلَ َها فَ َكْ َ ض ُه ْم أ
ُ ض ُه ْم أَع ََْل َها َوبَ ْع ُ اب بَ ْع
َ ص َ َ س ِف ْينَ ٍة فَأ
َ
لَ ْو أَنَّا:علَى َم ْن فَ ْوقَ ُه ْم فَقَالُ ْوا َ اء َم ُّر ْوا ِ ستَقَ ْوا ِم َن ا ْل َمْ سفَ ِل َها ِإذَا ا ْ َأ
َخ َر ْقنَا ِفي نَ ِص ْي ِبنَا َخ ْرقًا َولَ ْم نُ ْؤ ِذ َم ْن فَ ْوقَنَا؛ فَ ِإ ْن يَتْ ُرك ُْو ُه ْم َو َما أ َ َراد ُْوا
علَى أ َ ْي ِد ْي ِه ْم نَ َج ْوا َونَ َج ْوا َج ِم ْيعًا َ َهلَك ُْوا َج ِم ْيعًا َوإِ ْن أ َ َخذُ ْوا.
“Perumpamaan orang yang teguh dalam menjalankan hukum-hukum
Allah dan orang yang terjerumus di dalamnya, adalah seperti
sekelompok orang yang berada di dalam sebuah kapal, ada yang
mendapatkan tempat di atas melewati orang-orang yang di atas, dan ada
yang memperoleh tempat di bawah. Seadng yang di bawah jika mereka
berkata, ‘Lebih baik kita melobangi tempat di bagian kita ini (bagian
bawah), supaya tidak mengganggu kawan-kawan kita yang di atas.’
Rasulullah bersabda, ‘Maka jika mereka yang di atas membiarkan orang
yang di bawah (melakukan hal itu), pasti binasalah semua orang yang
ada di dalam perahu tersebut, namun apabila mereka mencegahnya
mereka semua akan selamat’.” (HR. Al-Bukhari no. 2493).
سى ا ْب ِن
َ َاو َد َو ِعي ُ ان د
ِ سَ علَى ِل
َ اءي َل
ِ س َر ْ ِين َكفَ ُروا ِمن بَنِى ِإَ لُ ِع َن الَّذ
} كَانُوا الَيَتَنَا َه ْو َن عَن78{ ُون َ ص ْوا َّوكَانُوا يَ ْعتَد
َ ع َ َم ْريَ َم ذَ ِل َك ِب َما
َ ُس َما كَانُوا يَ ْفعَل
ون َ ُّْمنك ٍَر فَعَلُوهُ لَبِئ
”Telah dilaknat orang-orang kafir dari bani Israil melalui lisan Dawud dan
Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan
selalu melampaui batas. Mereka satu sama ain tidak saling melarang
tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah
apa yang selali mereka perbuat itu.” (Al-Ma’idah: 78-79)
Oleh karena itu, amar ma’ruf nahi munkar adalah kewaijban setiap
muslim yang paling utama, yang akan menjadi jalan keselamatan dan
menghindarkan dari murka Allah, di dunia maupun di akhirat. amar
ma’ruf nahi munkar harus tegak, dalam segala tataran masyarakat, baik
sosial, individu, keluarga, masyarakat, nasional bahkan internasional.
Kita harus senantiasa ingat bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah
perintah Allah, yang mana Allah menjanjikan keberuntungan bagi kita
bila menegakkannya. Perhatikan Firman-Nya berikut ini,
Lebih dari itu, amar m’aruf nahi munkar adalah salah satu di antara sifat-
sifat asasi seorang mukmin sejati, dan karenanya Allah menjanjikan
rahmat bagi mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala befirman,