Jumlah
Tenaga yang dibutuhkan Jenis Keahlian
(orang)
1. Project Manager S1 T. Sipil/Arsitektur 1
2. Site Manager S1 T. Sipil/Arsitektur 1
3. Site Engineer S1 T. Sipil/Arsitektur 1
4. Pelaksana D3 T. Sipil/Arsitektur, M, E 5
5. Arsitek S1 T. Arsitektur 3
6. Sipil/Struktur Engineer S1 T. Sipil 3
7. Mechanical Engineer S1 T. Mesin 2
8. Electrical Engineer S1 T. Electro 2
9. Project Control S1 T. Sipil/Arsitektur 5
10. Quantity Surveyor D3 T. Sipil/Arsitektur, M, E 5
11. Quality Control D3 T. Sipil/Arsitektur, M, E 5
12. Safety officer D3 T. Sipil/Arsitektur, M, E 5
13. Cad Operator SMK Bangunan, Mesin, 5
Elektro
14. Logistik SMK Bangunan, Mesin, 6
Elektro
15. Administrasi Proyek D3 5
16. Kepala Tukang SD/SMP/SMA 10
17. Tukang SD/SMP 30
18. Pembantu SD/SMP 60
tukang/helper
Jumlah 154
Sumber : PT Matratama Graha Mulia, 2014
III-1
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
Diperkirakan total pekerja konstruksi sebanyak 154 orang. Jika dari total jumlah
pekerja konstruksi, 40% (62 orang) berasal dari masyarakat sekitar proyek, maka
jumlah total potensi bangkitan lalu lintas dari mobilisasi tenaga kerja diperkirakan
sama dengan jumlah pekerja konstruksi yang berasal dari daerah sekitar proyek yaitu
sebesar ± 62 kendaraan (sisanya tidak berpotensi menggunakan kendaraan karena
diperkirakan menghuni base camp proyek). Jika peluang menggunakan moda
transportasi pribadi (sepeda motor) dan yang tidak menggunakan (menggunakan
angkutan umum atau diantar) 50:50 maka, beban bangkitan lalu lintas yang
ditimbulkan adalah 31 kend/hari yang diperkirakan menggunakan moda sepeda
motor.
III-2
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
bengkitan lalu lintas pada masa konstruksi sebesar 4 kend truk/jam atau 5,2
smp/jam (4*1,3) ditambah 2 smp/jam (31*0,5/8) bangkitan kendaraan pekerja
konstruksi.
Dengan demikian total keseluruhan bangkitan tahap konstruksi adalah 7,2
smp/jam.
Dampak lain yang akan terjadi karena adanya pembangunan hotel ini adalah kinerja
persimpangan. Diperkirakan distribusi kendaraan proyek berasal dari arah utara
dengan rute Jl. Palagan-Kaliurang – Jl. Ringroad Utara– Jl. Monjali– Jl. AM.
Sangaji –Jl. Sudirman (lokasi konstruksi) rute ini dengan memperhatikan
tonase jalan yang akan dilewati. Sehingga akan membebani lengan barat dan
lengan timur simpang 3 bersinyal Sudirman-C. Simanjuntak masing-masing sebesar
III-3
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
7,2 smp/jam. Berikut ilustrasi gambar pergerakan kendaraan proyek saat konstruksi
hotel.
Ringroad Utara
Jl. Monjali
Jl. Jend.Sudirman
Tugu Jogja
Simpang 3 bersinyal
Simpang 4 bersinyal
Sudirman-Simanjuntak
Sudirman-Suroto
Pengaruh distribusi kendaraan konstruksi tersebut jika terjadi pada puncak sore
(tertinggi) pada simpang terdampak adalah sebagai berikut :
III-4
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
Sebelum Ada Proyek Sesudah Ada Proyek Besar dampak lalu lintas
Arus Lalu Arus Lalu
Lintas Total Derajat Lintas Total Derajat Total
Lengan (smp/jm) Antrian Tundaan Jenuh (smp/jm) Antrian Tundaan Jenuh Antrian Tundaan Derajat Jenuh
Simpang (smp) (det/smp) (DS) (smp) (det/smp) (DS) (smp) (det/smp) (DS)
B 2207,3 9,11 62,74 0,8 2214,5 9,14 62,94 0,80 0,03 0,20 0,0026
rerata 0,01 0,10 0,0015
III-5
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
U
Tipe Konflik Lalu Lintas
C M = Merging (menggabung)
Lokasi Proyek
M
M W = Weaving (menyilang)
C = Crossing (berpotongan)
Jl.Sudirman
Dari hasil analisis di atas maka potensi konflik lalu lintas dengan tipe merging sebanyak
2 titik konflik, dan crossing sebanyak 1 titik konflik. Dari segi tingkat kefatalan kejadian
kecelakaan, maka tipe konflik yang disebabkan oleh konflik crossing dan weaving adalah
yang sangat fatal. Jadi besaran potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas pada masa
konstruksi sebesar 63 kejadian/hari dengan rincian 67% (42 kejadian) adalah konflik
merging, 33% konflik crossing (21 kejadian).
III-6
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
III-7
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
3. Evaluasi parkir
Dengan kebutuhan ruang parkir mobil sebesar 40 SRP = 40 smp/hari, dan sepeda motor
sebesar 25 SRP = (25*0,4) = 10 smp/hari artinya total bangkitan atau tarikan kendaraan
maksimum dalam 1 hari adalah 50 smp/hari. Bila pergerakan kendaraan keluar masuk
Hotel Swiss-Belhotel Yogyakarta dalam waktu bersamaan (dalam 1 jam), maka akan
menambah beban pada ruas jalan yaitu 50 smp/jam. Dampak lalu lintas operasional
hotel diperkirakan mempengaruhi kinerja jalan sebagai berikut (perhitungan
menggunakan data arus puncak lalu lintas tertinggi pada hari kerja):
III-8
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
Dari hasil perhitungan diketahui besar dampak lalu lintas akibat operasional hotel ialah
terdapat penambahan nilai DS hanya sebesar 0,0101 dan cukup menurunkan tingkat
pelayanan (kinerja) jalan Sudirman sebesar 1,01% dari kondisi lalu lintas awal sebelum
adanya hotel.
Dampak lain yang akan terjadi karena adanya pembangunan hotel ini adalah kinerja
persimpangan. Asumsi distribusi perjalanan dari dan menuju hotel 50% ke simpang 4
bersinyal Sudirman-Suroto dan 50% ke simpang 3 bersinyal Sudirman-C.
Simanjuntak. Sehingga akan membebani kedua simpang masing-masing sebesar 25
smp/jam. Berikut ilustrasi gambar pergerakan kendaraan pengunjung saat operasional
hotel.
Tapak
Jl. C.Simanjuntak Hotel
Swiss- Simpang 4 bersinyal
Simpang 3 bersinyal Belhotel Sudirman-Suroto
Sudirman-Simanjuntak Perkantoran Bank
50%
50%
Jl. Suroto
III-9
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
Sebelum operasional hotel Sesudah operasional hotel Besar dampak lalu lintas
Arus Arus
Lalu Lalu Total
Lintas Antria Total Derajat Lintas Antria Tundaan Derajat Antria Total
Lengan (smp/jm n Tundaan Jenuh (smp/jm n (det/smp Jenuh n Tundaan Derajat
Simpang ) (smp) (det/smp) (DS) ) (smp) ) (DS) (smp) (det/smp) Jenuh (DS)
U 540 4,59 25,12 0,33 578 4,91 26,89 0,35 0,32 1,77 0,02
S 1657 11,79 93,46 0,88 1695 12,06 95,60 0,90 0,27 2,14 0,02
T 2023 9,79 54,4 0,53 2061 9,97 55,42 0,54 0,18 1,02 0,01
B 1430 11,23 41,47 0,83 1468 11,53 42,57 0,85 0,30 1,10 0,02
rerata 0,27 1,51 0,02
III-10
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
U
Tipe Konflik Lalu Lintas
Hotel Swiss-Belhotel M
C M = Merging (menggabung)
Yogyakarta
C W
M W = Weaving (menyilang)
C = Crossing (berpotongan)
Jl.Sudirman
Yogyakarta
Dari hasil analisis di atas maka potensi konflik lalu lintas dengan tipe merging sebanyak
2 titik konflik, crossing 2 titik dan weaving 1 titik konflik. Dari segi tingkat kefatalan
kejadian kecelakaan, maka tipe konflik yang disebabkan oleh konflik weaving dan
crossing adalah yang sangat fatal. Jadi besaran potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas
pada operasional Hotel Swiss-Belhotel Yogyakarta sebesar 65 kejadian/hari dengan
rincian 40% (26 kejadian) adalah konflik merging, 40% (26 kejadian) dan 20% weaving
(13 kejadian).
III-11