Anda di halaman 1dari 3

MANFAAT KELEMBAGAAN P3A BAGI PETANI DAN PEKEBUN

Menyikapi perubahan iklim sebagai dampak perubahan iklim global, Kementerian Pertanian telah
mengeluarkan berbagai kebijakan untuk meminimalisasi dampak negatif dari fenomena alam tersebut
agar target pembangunan pertanian dapat dicapai. Terkait dengan hal tersebut peran kelembagaan
petani (kelompoktani, Gabungan kelompok tani, perkumpulan petani pengguna air/P3A dll), sangat
penting untuk ditumbuh dan dikembangkan. Mengingat jumlah penyuluh yang sangat terbatas,
penyebaran informasi khususnya dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim dengan memberikan
penyuluhan secara massal kepada petani dan pekebun melalui kelembagaan petani khususnya P3A yang
ada di pedesaan dipandang sangat strategis .

Landasan Hukum
P3A mempunyai landasan yang cukup kuat antara lain Permentan Nomor 82 Tahun 2013 tentang
Pembinaan Kelembagaan Tani
Permentan Nomor 03 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan
Kelompoktani; 2) Inpres No. 3 Tahun 1999 Tentang Pembaharuan Kebijaksanaan Pengelolaan Irigasi; 3)
UU No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 4) UU No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah; dan 5) UUNo. 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Petani. Khususnya dalam Inpres No. 3 Tahun 1999, dikatakan bahwa pemberdayaan masyarakat petani
pengelola air ditekankan pada pengembangan kelembagaan (organisasi) Perkumpulan Petani Pemakai
Air (P3A) yang otonom, mandiri, mengakar di masyarakat sesuai dengan situasi sosial, budaya dan
berwawasan lingkungan. Untuk itu pemerintah mendorong dan memberikan kemudahan kepada petani
untuk membentuk kelembagaan P3A tersebut sebagai lembaga petani yang mandiri dan mengakar
dimasyarakat.

Manfaat P3A
Manfaat pembentukan P3A adalah untuk:

1) Menampung masalah dan aspirasi petani yang berhubungan dengan air untuk tanaman dan bercocok
tanam. Selain itu organisasi ini juga sebagai wadah bertemunya petani untuk saling bertukar pikiran,
curah pendapat serta membuat keputusan-keputusan guna memecahkan permasalahan yang dihadapi
petani, baik yang dapat dipecahkan sendiri oleh petani maupun yang memerlukan bantuan dari luar;

2) Memberikan pelayanan kebutuhan petani terutama dalam memenuhi kebutuhan air irigasi untuk
usaha pertaniannya; dan

3) Menjadi wakil petani dalam melakukan negosiasi/tawar menawar dengan pihak luar (pemerintah,
LSM atau lembaga lain) yang berhubungan dengan kepentingan petani.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menumbuhkan P3A


Bebera hal penting yang harus diperhatikan dalam menumbuhkan P3A antaralain: 1) Pembentukan P3A
tidak dipaksakan oleh Pemerintah; P3A dapat ber Badan Hukum atau tidak berbadan hukum; 2)
Organisasi P3A tidak tergantung orang luar, secara perlahan; 3) P3A merupakan kelembagaan yang
mandiri tidak menggantungkan bantuan/pihak lain; 4) Kalau petani telah membentuk organisasi sendiri
seperti Subak di Bali, masyarakat tidak perlu membentuk P3A sebagai organisasi yang baru; 5) Bila
didesa P3A/urusan irigasi masih menjadi satu dengan kelompok tani atau mungkin menjadi satu dengan
pemerintahan desa. disarankan terpisah dan membentuk P3A yang mandiri.

Struktur Organisasi P3A


Struktur organisasi P3A dibentuk sesuai kebutuhan dari hal yang sederhana sehingga dalam gilirannya
nanti benar-benar menjadi organisasi yang mempunyai pijakan yang kuat dan mengakar dalam
masyarakat. Ada beberapa contoh struktur organisasi yang dapat dipilih:
1. Sangat sederhana, yang terdiri dari: 1) Ulu-ulu (perangkat desa uang sistem penggajiannya bisa
dengan tanah kas desa atau bengkok atau diberi gaji/honor dari hasil panen masyarakat); dan 2)
Pembantu ulu-ulu;
2. Sederhana, yang terdiri dari: 1) Ketua; 2) Sekretaris; 3) Bendahara; dan 4) Anggota. Bentuk ini
merupakan pengembangan dari bentuk yang sangat sederhana (sudah terpisah dengan pemerintah
desa);
3. Semi komplek, terdiri dari: 1) Ketua; 2) Sekretaris; 3) Bendahara; 4) Badan Pemeriksa; 5) Pelaksana
Teknis Ulu-ulu yang membawahi ketua kelompok/blok; dan 6) Anggota
4. Komplek, terdiri dari 1) Ketua; 2) Wakil Ketua; 3) Sekretaris; 4) Bendahara; 5) Badan Pemeriksa; 6)
Pelaksana Teknis Ulu-ulu yang membawahi ketua kelompok/blok; 7) Seksi Saprodi; 8) Seksi Usaha; dan
9) Anggota.
Dalam perkembangannya P3A diharapkan dapat membentuk suatu unit usaha mandiri yang mampu
menyediakan sarana produksi pertanian (saprotan) maupun dalam pemasarannya

Keanggotaan
Keanggotaan P3A adalah setiap petani yang menggunakan air irigasi untuk kepentingan usahataninya
yang meliputi: 1) Pemilik, penyakap, dan penggarap sawah; 2) Penyewa/pengelola sawah; 3)
Pemilik/pengelola kolam; 4) Pengelola sawah bengkok; 5) Pengguna air irigasi lainnya (termasuk
pekebun)
Anggota P3A mempunyai kewajiban antara lain: 1) Iuran jasa pengelolaan air irigasi; 2) Mentaati
peraturan dan menjalankan sangsi kalau melanggar; 3) Memelihara saluran dan saling menjaga
linkungan fisik; 4) Menghadiri rapat anggota; dan 5) Lain-lain kegiatan yang diatur dalam AD dan ART
Sedang yang menjadi hak para anggota P3A antara lain: 1) Anggota berhak mendapatkan pelayanan air
sesuai dengan keadaan/realitas sumber alam yang ada; 2) Anggota berhak mengajukan tuntutan kalau
pembagian dan perolehan dirasa merugikan; 3) Anggota berhak memilih dan dipilih menjadi pengurus;
4) Anggota berhak mengontrol jalannya kepengurusan organisasi; 5) Anggota berhak mengajukan usul-
usul; dan 6) Hak-hak keanggotaan lainnya yang diatur dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
RumahTangga (ART).
Kelembagaan P3A dikatakan berfungsi bila pengurusnya aktif, aktivitas pengurus menguntungkan
anggota dan para anggota memberi kontribusi dan berperan aktif terhadap kegiatan P3A termasuk iuran

Kepengurusan
Yang perlu diperhatikan dalam kepengurusan antara lain: 1) Pengurus adalah anggota P3A yang dipilih
dalam rapat anggota; 2) Susunan pengurus tergantung kebutuhan yang dikehendaki oleh anggota; 3)
Lama kerja kepengurusan, susunan, kewajiban, tugas dan tanggung jawab diatur dalam AD dan ART.
Sedanga yang menjadi kewajiban para pengurus P3A antara lain: 1) Memberikan pelayanan sesuai
kebutuhan anggota; 2) Mengkoordinir kegiatan-kegiatan P3A; 3) Bersama anggota merencanakan
kegiatan P3A; 4) Menarik iuran pelayanan irigasi; 5) Melaksanakan administrasi kegiatan dan keuangan
P3A; 6) Mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam rapat anggota; 7) Melaporkan administrasi
dan keuangan dalam rapat anggota; 8) Menegor anggota yang melanggar serta dimungkinkan untuk
menerapkan sangsi; 9) Kegiatan-kegiatan lain seperti yang diatur dalam Ad dan ART.
Dengan aktivitas dan tanggung jawab yang diemban sebagai pengurus, para pengurus P3A berhak
mendapatkan imbalan/insentif materi dari organisasi, yang besamya sesuai aturan yang telah disepakati.

Oleh : Ir. Sri Puji Rahayu, MM/ yayuk_edi@yahoo.com


Sumber :1) Modul iklim, 2014. Kerjasama Kementerian Pertanian dengan JICA; 2)Permentan 82 Tahun
2013; 4) Dihimpun dari berbagai sumber.

Anda mungkin juga menyukai