Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGEBORAN DAN PENGGALIAN EKSPLORASI

Disusun Oleh :

ERWINSYAH

F1B3 13 125

TEKNIK JURUSAN PERTAMBANGAN


FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
2017
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah sistem klasifikasi massa batuan metode RMR
ini tepat pada waktunya.
Penyusun tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Penyusun juga menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penyusun meminta maaf bila terjadi kesalahan penulisan kata
dan salah dalam pencetakkan sehingga kurang menarik untuk dilihat maupun dibaca. Harapan
penyusun adalah semoga makalah sistem klasifikasi massa batuan metode RMR ini berguna, dan
dapat membantu untuk keperluan para pembaca. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran
dan kritik yang membangun, sehingga dapat lebih baik kedepannya.
Penyusun juga mengharapkan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya
teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Palangka
Raya.

Palangkaraya, 10 Juni 2014

Penyusun
BAB I : PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Di dalam geoteknik, klasifikasi massa batuan yang pertama diperkenalkan sekitar 60
tahun yang lalu yang ditujukan untuk terowongan dengan penyanggaan menggunakan penyangga
baja. Kemudian klasifikasi dikembangkan untuk penyangga non-baja untuk terowongan, lereng,
dan pondasi. 3 pendekatan desain yang biasa digunakan untuk penggalian pada batuan yaitu:
analitik, observasi, dan empirik. Salah satu yang paling banyak digunakan adalah pendekatan
desain dengan menggunakan metode empiric.
Klasifikasi massa batuan dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang timbul di
lapangan secara cepat dan tidak ditujukan untuk mengganti studi analitik, observasi lapangan,
pengukuran, dan engineering judgement. Dikarenakan kompleknya suatu massa batuan, beberapa
penelitian berusaha untuk mencari hubungan antara desain galian batu dengan parameter massa
batuan.
Banyak dari metode-metode tersebut telah dimodifikasi oleh yang lainnya dan sekarang
banyak digunakan untuk penelitian awal atau bahkan untuk desain akhir. Ada beberapa sistem
klasifikasi masa batuan yang terkenal pada saat ini, namun pada makalah ini yang akan dibahas
adalah sistem klasifikasi massa batuan dengan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR).

I.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah :
1. Sebagai tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Mekanika Batuan.
2. Untuk mengetahui secara umum cara mengklasifikasi massa batuan dengan menggunakan sistem
RMR (Rock Mass Rating).
BAB II : PEMBAHASAN

II. 1. Klasifikasi metode penggalian batuan dan prinsip pengeboran


1. Prinsip umum klasifikasi metode penggalian batuan
Pada kegiatan penambangan, penggalian merupakan kegiatan yang utama. Penggalian
dilakukan terhadap massa batuan yang memiliki struktur geologi yang kompleks didalamnya.
Oleh karena itu di perlukan suatu perangcangan yang buruk dapat mengakibatkan bahaya
kelongsoran pada waktu – waktu yang akan datang yang akan berakibat pada keselamatan kerja,
keamanan peralatan dan harta benda, serta kelancaran produksi tambang yang akhirnya akan
menaikan biaya produksi, yang jelas tidak diinginkan perusahaan tambang.

Ada empat parameter yang perlu di perhatikan dalam perancangan kemantapan lereng di
tambang terbuka, yaitu penambangan, kondisi struktur geologi, sifa – sifat fisik dan mekanik
material pembentuk lereng dan tekanan air tanah. Dari ke empat parameter tersebut, struktur
geologi merupakan parameter yang paling dominan dalam mengontrol kemantapn lereng batuan
baik bentuk maupun arah longsoran lereng.

Terdapat 3 jenis metode analisis kemantapan lereng, yaitu metode analitik, metode empiric, dan
metode observasi.
 Metode analitik
Metode analitik merupakan metode yang didasarkan atas analisis tegangan regangan yng
terdapat pada lereng.
 Metode empirik
Metode empiric merupakan metode yang didasarkan atas pengalaman praktis dan analisis
statistic dan pengamatan berbagai pekerjaan – pekerjaan sebelumnya klasifikasai massa
batuan merupakan emirik yang paling terkenal dan analisis kestabilan lereng (goodman,
1980;hoek dan borwn 1980)
 Metode observasi
Metode observasi merupakan metode yang didasarkan atas hasil pengamatan langsung
terhadap perindahan yang terjadi pada massa batuan pengamatan. Dilakukan terhadap
lereng kerja (working slope) maupun lereng akhir (final slope)
Klasifikasi massa batuan yang terdiri dari beberapa parameter sangat cocok untuk
mewakili karakteristik massa batuan, khususnya sifat – sifat bidang lemah atau kekar dan
derajat pelapukan massa batuan yang didpat digunakan untuk merancang kemantapan
lereng. Pada umumnya klasifikasi tersebut mencoba menghubungkan parameter sudut
kemantapan lereng dengan bobot klasifikasi massa batuan untuk berbagi tinggi lereng.
Romana (1985 dan 1981) menekankan deskripsi detail dan kekar untuk melihat potensi
dan kelongsorannya dan pengaruh carah penggalian terhadap kemantapan lereng.
2. Prinsip pengeboran
Hampir dalam semua bentuk penambangan, batuan keras diberai dengan
pengeboran dan peledakan. Pengeboran dan peledakan dibutuhkan di sebagian besar tambang
terbuka dan tambang bawah tanah. Kriteria metode penggalian menurut Franklin, dkk
(1971) adalah dengan gali bebas (free digging), penggaruan (ripping) dan peledakan
(blasting). Peledakan terbagi menjadi dua, yaitu peledakan peretakan dan peledakan
pembongkaran. Kriteria metode penggalian menurut Franklin, dkk (1971) ditunjukkan pada
Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram Kriteria Indeks Kekuatan Batuan (Franklin dkk, 1971)
Misal diketahui nilai Point Load Index 10 MPa dan Fracture Index 0,6 m. Pada sumbu X di plot
garis angka 80 Mpa dan di tarik vertikal. Kemudian dari sumbu Y di plot garis pada angka 0,6
sampai berpotongan dengan garis plotting dari sumbu X. Dari titik perpotongan tersebut, dapat di
ketahui metode pengeboran yang di rekomendasikan. Pada kegiatan pengambilan material
sampel dengan pengeboran, kinerja pengeboran adalah kemampuan alat bor untuk membuat
lubang sebagai saluran untuk mengambil material sampel, kegiatan ini disebut dengan
pengeboran produksi (production drilling). Seiring dengan perjalanan waktu dan berkembangnya
teknologi, pengembangan alat bor juga trus dilakukan. Terdapat dua faktor utama dalam
pengembangan alat bor. Pertama, pengembangan sifat metalurgi komponen pengeboran, batang
bor dan mata bor. Kedua, pengembangan di bidang pemakaian energi dalam pengeboran unuk
mencapai hasil yang efektif mencakup lumpur pengeboran.

1.2 Komponen Pengeboran


Terdapat empat komponen utama yang ada di semua komponen pengeboran yaitu:

1. Feed : Gaya aksial yang diberikan untuk memberikan tekanan


vertikal pada titik pengeboran.
2. Rotation : Gerakan memutar pada batang dan mata
bor.

3. Percussion : Tumbukan yang dilakukan secara berulang pada titik


pengeboran.
4. Flushing : Suatu usaha untuk sesegera mungkin mengeluarkan
potongan hasil pengeboran keluar dari dalam lubang
bor dengan memberikan sejumlah fluida bertekanan.
II.2. aplikasi metode pengeboran

1. Pengeboran pada tambang terbuka

Jenis metoda pemboran dibedakan berdasarkan :

 Mekanisme Pemboran

 Sirkulasi Fluida Bor

 Jenis Fluida bor yang digunakan


Berdasarkan mekanisme pemboran, metode pemboran dapat dibagi menjadi :

 Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling)

 Pemboran Putar (Rotary Drilling)

 Bor Putar Hidraulik (Hidraulic Rotary)

Berdasarkan sirkulasi fluida, metode pemboran dapat dibagi lagi, yaitu :

 Sirkulasi Langsung (Direct Circulation)

Fluida bor dipompakan dari mudpit ke mata bor melalui bagian dalam stang bor
kemudian kembali lagi ke permukaan akibat tekanan pompa melalui
rongga anulus.

 Sirkulasi Terbalik (Reverse Circulation)

Fluida bor dari mudpit bergerak melalui rongga anulus, kemudian kembali lagi ke
permukaan akibat gaya hisap pompa melalui bagian dalam stang bor.
2. Pengeboran tambang bawah tanah

Kegiatan pemboran untuk produksi menggunakan alat jumba drill. Jumbo drill memiliki satu
atau lebih bom yang berguna untuk melakukn segala aktivitas penambangan bawah tanah seperti
pemboran lubang ledak, aktivitas bayangn, dan sebagainya. Semakin banyak bom yang di pakai
maka semakin baik produktivitas yang dihasilkan oleh alat bor tersebut. Jumbo drill ini juga
selalu menjadi andalan dalam melakukan aktivitas penambangan bawah tanah metoe rotary
percussive drilling (down the hole hammer) merupakan metode yang dilkukan oleh jumbo drill
dimana metode tersebut melakukan hasil tumbukan yang dihasilkan di da lam lubang bor yang
dihasilkn lngsung ke mata bor, sedangkan hasil putarannya di alirkan di luar mata bor yang
kemudian di transmisikan melalui batng bor menuju mata bor, komponen utama dalam metode
ini yaitu percussion, rotary.

Feed, flushing. Faktor pendukung dalam kegiatan pemboran pada alat jumbo drill ini yitu
diantaranya faktor tekanan udara, air, listrik.

Pada pemboran yang dilakukan di PT cibalung sumberdaya yaitu pola pemboran burn-cut. Burn
cut disebut juga dengan cylinder cut. Pola ini sangat cocok untuk batuan yang keras dan regas
seperti batu pasir (sandstone) atau batuan beku. Pola ini tidak cocok untuk batuan berlapis,
namun demikian dapat disesuaikan dengan berbagai variasi. Cirri-ciri pada burn cut. Antara lain:

BAB III : PENUTUp


III.1. Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari hasil makalah ini menurut saya ialah, Rock Mass Rating (RMR)
adalah salah satu dari metode klasifikasi massa batuan yang hasilnya digunakan sebagai bahan
perbandingan maupun acuan dalam meningkatkan kualitas hasil penyelidikan lapangan,
memberikan informasi/data kuantitatif untuk tujuan rancangan, serta dapat membantu dalam
memberikan data untuk keperluan pada suatu proyek tertentu.

Anda mungkin juga menyukai