Anda di halaman 1dari 4

Pemahaman tentang Allah dalam Agama Katolik

Di dalam agama katolik, Allah dipahami dalam tiga pribadi yang berbeda. Keesaan
dari Allah dinyatakan sebagai esensi-Nya atau keberadaan-Nya, sedangkan keragaman-Nya
diekspresikan dalam tiga pribadi. Istilah Trinitas sendiri tidak terdapat dalam Alkitab, namun
konsepnya dengan jelas diajarkan oleh Alkitab. Di satu sisi, Alkitab dengan tegas
menyatakan keesaan Allah dalam Ulangan 6:4; 1 Korintus 8:4,6; 1 Timotius 2:5-6; dan
Yakobus 2:19. Di sisi lain, Alkitab dengan tegas menyatakan keilahian tiga pribadi dari
Allah: Bapa, Anak dan Roh Kudus (Triatmo, 2017). Di dalam Trinitas, substansi/hakekat
yang ada adalah satu, yaitu Tuhan, sedangkan di dalam kesatuan tersebut terdapat tiga Pribadi
atau ada tiga ‘Aku’, yaitu Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Ketiga Pribadi ilahi tersebut,
terdapat hanya satu kodrat Allah, yang identik dengan ketiga Pribadi tersebut. Dengan
demikian, ketiga Pribadi Allah mempunyai kesamaan hakekat Allah yang sempurna,
sehingga ketiganya membentuk kesatuan yang sempurna. Yang membedakan Pribadi yang
satu dengan yang lainnya hanyalah terletak dalam hal hubungan timbal balik antara
ketiganya. (KGK 252 dalam Tay dan Listiati, 2017).
Berikut ini adalah Dogma tentang Tritunggal Maha Kudus, menurut Katekismus
Gereja Katolik, yang telah berakar dari jaman jemaat awal (Tay dan Listiati, 2017):
1. Tritunggal adalah Allah yang satu. Pribadi ini tidak membagi-bagi ke-Allahan seolah
masing-masing menjadi sepertiga, namun mereka adalah ‘sepenuhnya dan
seluruhnya’. Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa;
dan Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah dengan
kodrat yang sama. Karena kesatuan ini, maka Bapa seluruhnya ada di dalam Putera,
seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Putera seluruhnya ada di dalam Bapa, dan
seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Roh Kudus ada seluruhnya di dalam Bapa, dan
seluruhnya di dalam Putera.
2. Ketiga Pribadi ini berbeda secara nyata satu sama lain, yaitu di dalam hal hubungan
asalnya: yaitu Allah Bapa yang ‘melahirkan’, Allah Putera yang dilahirkan, Roh
Kudus yang dihembuskan.
3. Ketiga Pribadi ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Perbedaan dalam hal asal
tersebut tidak membagi kesatuan ilahi, namun malah menunjukkan hubungan timbal
balik antar Pribadi Allah tersebut. Bapa dihubungkan dengan Putera, Putera dengan
Bapa, dan Roh Kudus dihubungkan dengan keduanya. Hakekat mereka adalah satu,
yaitu Allah.
Setiap Pribadi di dalam Trinitas memiliki peran yang berbeda. Karya keselamatan,
dalam pengertian tertentu, merupakan pekerjaan dari ketiga Pribadi Allah Tritunggal. Namun,
di dalam pelaksanaannya ada peran yang berbeda yang dikerjakan oleh Bapa, Anak dan Roh
Kudus. Bapa memprakarsai penciptaan dan penebusan; Anak menebus ciptaan; dan Roh
Kudus melahirbarukan dan menguduskan dalam rangka mengaplikasikan penebusan kepada
orang-orang percaya (Triatmo, 2017). Menurut Triatmo (2017), secara lebih rinci keilahian
dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus dijelaskan sebagai berikut:
1. Keilahian Bapa dijelaskan dalam Matius 6: 26 bdk. Matius 30 dan 32, Yohanes 1: 18,
Yohanes 6: 46, serta Roma 1: 7.
2. Keilahian Yesus Kristus yang berkaitan dengan pengakuan Tomas (Yohanes 20: 28),
kesaksian Paulus (Filipi 2: 5—11), malaikat Allah adalah malaikat-Nya (Lukas 12:
8—9, Lukas 15: 10, dan Matius 13: 41), kerajaan Allah dan orang-orang pilihan Allah
adalah milik-Nya (Matius 12: 28, Matius 19: 14, Matius 24, Matius 21: 31, Matius 43,
dan Markus 13: 20), mengampuni dosa (Markus 2: 8—10), wewenang untuk
menghakimi dunia (Matius 25: 31), dan berkuasa atas dunia (Matius 24: 30 dan
Markus 14: 62).
3. Keilahian Roh Kudus yang berkaitan dengan berdusta kepada Roh Kudus sama
dengan berdusta kepada Allah (1 Korintus 6: 19—20), Roh Kudus digambarkan
memiliki sifat dan melakukan pekerjaan Allah (Yohanes 16: 8—11 dan Yohanes 3:
18), dan Roh Kudus dinyatakan sederajat dengan Allah (Matius 28: 19, 2 Korintus 13:
14, dan 1 Petrus 1: 2).

Makna dari Simbol Agama Katolik


Simbol menampakkan realitas kehidupan yang lebih kaya dan dipakai untuk
memahami dimensi lain. Terdapat banyak perwujudan simbol, seperti barang/benda (abu, air,
api, minyak), kegiatan (jabat tangan, penumpangan tangan), bunyi (musik), dan kata-kata
yang disertai tanda. Simbol diambil dari hal-hal yang menyangkut kehidupan sehari-hari,
tetapi dimanfaatkan untuk mengungkapkan hubungan manusia beriman dengan Allah. Semua
simbol itu dimanfaatkan oleh gereja untuk menunjukkan dimensi iman yang menghubungkan
manusia dengan Allah (Tarigan, 2007).
Fungsi simbol yaitu untuk menjembatani masa sekarang dan masa lalu. Simbol juga
berfungsi sebagai salah satu bentuk komunikasi antara Allah dan sesama (Martasudjita,
1998). Contoh simbol-simbol yang digunakan, antara lain:
1. Simbol dari gerakan tubuh
Contoh simbol yang menggunakan gerakan tubuh, antara lain penumpangan
tangan yang mempunyai makna pencurahan Roh Kudus, bersalaman yang
bermakna mengungkapkan wujud dari kasih dan persaudaraan dan dilakukan oleh
umat ketika kita saling memberikan Salam Damai, dan berlutut yang merupakan
salah satu sikap doa yang mengungkapkan kerendahan hati seseorang yang ingin
memohon kepada Tuhan atau bersembah sujud kepada-Nya.
2. Simbol dari benda alamiah
Contoh simbol dari benda alamiah, antara lain roti dan anggur, yang digunakan
dalam perayaan Ekaristi, menyimbolkan persekutuan dengan tubuh dan
darah Kristus; air yang dipakai dalam berbagai macam perayaan liturgi, misalnya
dalam baptisan memiliki makna simbolis yaitu untuk mengungkapkan
pembersihan dosa dan penganugerahan keselamatan dan penciptaan baru; minyak
sebagai simbol bagi anugerah kepenuhan hidup dan kesuburan (Mazmur
128:3 dan Mazmur 133:2) dan dalam liturgi melambangkan daya kekuatan Allah
yang memberi kekuatan bagi perjuangan hidup dan penyertaan Allah dalam tugas
kepemimpinan; garam merupakan simbol pembersihan dan digunakan
secara fakultatif dalam persiapan perayaan pembaptisan dan pemberkatan air suci.
3. Simbol dari benda buatan
Simbol-simbol yang berasal dari benda buatan, seperti salib sebagai simbol
keselamatan yang diperoleh dari pengorbanan Kristus yang rela mati untuk
meenebus dosa-dosa manusia serta lilin yang sering dipakai dalam bermacam-
macam perayaan liturgi, salah satunya adalah saat perayaan Paskah. Lilin Paskah
menyimbolkan kehidupan yang baru yang menyala. Selain itu, lilin juga
menyimbolkan kebangkitan Yesus. Lilin juga berfungsi sebagai pendorong dan
pembantu meditasi.

Daftar Pustaka
Martasudjita, E. 1998. Memahami Simbol-simbol dalam Liturgi. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Tarigan, J. 2007. Religiositas Agama dan Gereja Katolik. Penerbit Grasindo, Jakarta.
Tay, S. dan I. Listiati. 2017. Trinitas: Satu Tuhan dalam Tiga Pribadi.
<http://www.katolisitas.org/trinitas-satu-tuhan-dalam-tiga-pribadi/>. Diakses pada 26
Oktober 2018.
Triatmo, F.X.A. 2017. Memahami Allah Tritunggal.
<https://www.imankatolik.or.id/allahtritunggal.html>. Diakses pada 26 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai