Anda di halaman 1dari 2

BIARKAN AKU MENJADI

PELACURMU
(17/07/18

Merintih dan terus merintih, rintihan yang terus keluar dari batin. Melihat ketidakadilan
dan ketidakpastian dalam hidup percintaan. Ia dia masa laluku yang kembali dan mengusik
relung hatiku. Ia yang datang menyapa dan kembali membuka kisah lama. Kisah yang
membawa pilu dan ketidakpastian. Hari ini ia mengulang lagi hal yang sama. Akankah ini awal
yang baik atau awal dari kehancuran kembali. Kehancuran yang pernah terjadi, namun
kehancuran itu tiba- tiba sirna ketika ia datang memberi senyum dan sebuah tawaran. Ia aku
sangat mengenal senyuman itu, senyuman yang pernah membuat aku jatuh berulang-ulang.
Senyuman yang pernah membawa aku dalam kebahagian, aku mengenal senyuman itu lebih
dari apapun sampai pada akhirnya senyuman itu mulai berpaling padaku. Hari ini ia
menawarkannya lagi, ia memberikannya dengan tulus. Aku sangat yakin akan hal ini,
semuanya tiba-tiba menghilang, rasa benci,dendam,amarah dan kutukan tib a-tiba berubah
menjadi cinta. Sepertinya amarah kemarin bukanlah dendam melainkan cinta. Ia harus kuakui
ini adalah cinta. Aku masih mencintainya dan akan selalu mencintainya, rasa ini tetaplah sama.
Dalam sekejab aku terbuai dengan senyuman itu.
Sekejab Aku terbuai dalam pelukannya, sekali lagi aku merasa nyaman dalam
pelukannya, pelukan yang pernah hanya untuk diriku saja, pelukan yang menjadi awal aku
mengenal arti cinta, pelukan yang pernah pernah membuat aku egois untuk memilikinya
selamanya, aku terbuai dengan cintanya dan melupakan segalanya. Pelukan itu sangat
menenangkan. Sekali lagi aku jatuh . walau dalam sekejab aku sangat bahagia, terima kasih
untuk beberapa menit yang kau beri, terima kasih untuk beberapa hari yang sangat berarti.
Dalam pelukan itupun aku sadar bahwa kita telah memiliki impian, motto dan hati yang sudah
tidak sama lagi. Kita sudah memilih kehidupan kita sendiri, memang betul,Untuk beberapa
menit aku berharap ia untuk kembali padamu, kembali berharap agar kita kembali memperbaiki
kesalahan kemarin, aku merasa pelukan itu adalah rindumu. Namun akupun sadar bahwa itu
hanyalah nafsu, itu hanyalah pelampiasan, engkau kembali mempermainkan aku, aku pun tahu
akan hal itu namun entah mengapa satu rayuanmu tak ku sanggah ataupun kutolak, terasa
ingatanku hilang seketika, walau aku tau bahwa ini hanyalah dosa yang kita perbuat, namun
mengapa begitu nyaman, apakah ini rindu, apakah ini menandakan bahwa cinta ini masih tetap
sama, apa yang kita lakukan?,
Biarkanlah ini menjadi dosa terbesar kita, biarkanlah ini menjadi dosa terindah yang
pernah kita lakukan, biarkanlah aku menjadi pelacurmu walau untuk sekejap, biarkan aku
menjadi pelakor antara dia dan engkau untuk beberapa hari saja, biarkanlah semuanya terjadi.
Biarkan aku menjadi egois untuk menyatakan kalau kau masih mencintaiku walaupun itu
hanyalah sebuah harapan belaka yang sangat menjijikkan bagimu. Jangan jijik melihat
tingkahku, jangan menganggapku perempuan rendah yang tidak pernah mengubris setiap
katamu, jangan tertawa melihatku terlalu mudah terbuai oleh pelukanmu, jangan menganggap
aku perempuan murahan, jangan pernah menganggap aku tidak baik. Aku hanya ini
menghabiskan waktuku sebisanya, aku hanya ingin menjadi merdeka untuk cintaku. Jangan
pernah berpikir kalau aku tidak menyadari semuanya. Aku sangat sadar akan hal itu. Tapi
maafkanlah aku, aku hanya ingin mencuri waktumu saja. Untuk dosa kita biarkanlah kisah ini
menjadi kisahku dan terima kasih untuk mu , aku kembali dan aku pulang. Mari kita kembali
pada mereka yang mencintai kita dan menanti di sana. Janganlah kita saling menjauhi tapi
biarlah kita belajar memperjuangkan segalanya. Thank’s for you
Terima kasih untuk waktu.....
Dosa ( karena terlalu menyanyangimu itulah dosa terbesar kita )

Anda mungkin juga menyukai