KELAS : VII C
1. Kunci determinasi adalah cara atau langkah untuk mengenali organisme dan
mengelompokkannya pada takson makhluk hidup.
2. Kunci Dikotom
Merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk mengklasifikasikan mekhluk hidup
berdasarkan pada golongannya.
Kunci dikotom ini bisa disebut juga kunci identifikasi makhluk hidup.
Misalnya dari bentuk tubuhnya secara morfologi, dari kelompok mana makhluk hidup
itu, dan identifikasi lainnya.
3. Tumbuhan berspora adalah tumbuhan yang memiliki spora. Spora adalah satu atau
beberapa sel (bisa haploid ataupun diploid) yang terbungkus oleh lapisan pelindung. Sel
ini dominan dan hanya tumbuh pada lingkungan yang memenuhi persyaratan tertentu,
yang khas bagi setiap spesies. Fungsi spora sebagai alat persebaran (dispersi) mirip
dengan biji, meskipun berbeda jika ditinjau dari segi anatomi dan evolusi. Tumbuhan
berbiji dipandang dari sudut pandang evolusi juga menghasilkan spora.
Tumbuhan berspora meliputi golongan lumut (Bryophyta) dan paku (Pterydophyta).
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan dari tumbuhan talus ke tumbuhan
kormus (tumbuhan berpembuluh).
a. Lumut
b. Tumbuhan Paku
c. Rane
d. Jamur
e. Paku Air
4. Tumbuhan berbiji tertutup adalah tumbuhan yang telah memiliki
akar, daun, dan batang yang sesungguhnya. Menurut jumlah keping
bijinya, tumbuhan biji tertutup dapat dibedakan menjadi tumbuhan
berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil).
1 ) Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
2 ) Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)
5. Tumbuhan tidak berspora adalah Tumbuhan yang tidak memilik spora.
mangga,apel jeruk
Batang (bahasa Latin: caulis) merupakan salah satu dari organ dasar tumbuhan
berpembuluh. Batang adalah sumbu tumbuhan, tempat semua organ lain bertumpu dan
tumbuh. Daun dan akar dianggap sebagai perkembangan lanjutan dari batang untuk
menjalankan fungsi yang lebih khusus
6. 3.5
Batang Berkayu, Batang Basah,
6. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis). Sebenarnya tidak ada tumbuhan yang
tidak berbatang, hanya tampaknya saja yang tidak ada. Hal ini disebabkan karena batang
amat pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan
tersusun rapat satu sama lain yang disebut roset (rosula).
Sawit,kelapa,markisa,pisang,kurma,kedongdong
7. Tumbuhan Berbiji Terbuka Istilah gymnospermae berasal dari bahasa yunani, gymno
artinya terbuka atau telanjang, sementara spermae berarti biji. Penamaan gymnospermae
dikarenakan penampakan biji pada kelompok ini yang terbuka. Hal ini dikarenakan
gymnospermae tidak memiliki ovarium yang merupakan tempat perkembangan biji.
Dengan demikian, tidak terjadi penyerbukan seperti pada kelompok angiospermae.
Serbuk sari akan langsung jatuh ditempat dimana ovum berada (dekat mikrophil).
Sepintas, tumbuhan berbiji telanjang memiliki penampakan yang serupa dengan dikotil
anggota angiospermae. Organ reproduksi tumbuhan berbiji terbuka merupakan strobilus
yang terbentuk dari daun yang khusus untuk menghasilkan sel gamet (sporofil).
Cycadinae, Gnetinae, Ginkgotinae, Coniferae
8. Tumbuhan berbiji belah (atau tumbuhan berkeping biji dua atau dikotil) adalah
segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama: memiliki sepasang
daun lembaga (kotiledon). Daun lembaga ini terbentuk sejak dalam tahap biji sehingga
biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua. Secara klasik, tumbuhan
berbunga dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu tumbuhan berkeping biji dua dan
tumbuhan berkeping biji tunggal (monokotil).
Sejumlah sistem klasifikasi tumbuhan yang berpengaruh, seperti sistem Takhtajan dan
sistem Cronquist mengakui kelompok ini sebagai takson dan menamakannya kelas
Magnoliopsida. Nama ini dibentuk dengan menggantikan akhiran -aceae dalam nama
Magnoliaceae dengan akhiran -opsida (Pasal 16 dalam ICBN). Kelas Magnoliopsida
dipakai sebagai nama takson bagi semua tumbuhan berbunga bukan monokotil.
Magnoliopsida adalah nama yang dipakai untuk menggantikan nama yang dipakai sistem
klasifikasi yang lebih lama, kelas Dicotyledoneae (kelas "tumbuhan berdaun lembaga
dua" atau "tumbuhan dikotil").
Sistem klasifikasi APG II, yang perlahan-lahan mulai luas dipergunakan, tidak mengakui
kelompok ini lagi karena bersifat parafiletik: tidak utuh jika tumbuhan berbiji tunggal
tidak dimasukkan. Lebih jauh lagi, sistem ini menemukan bahwa dalam kelompok ini
terdapat paling tidak tujuh klade yang berbeda secara genetik
Contoh : Sawit, Ketimun, Pisang, Sawo, Kurma, Bawang merah, Salak, Melon, Anggur,
Nanas, Kiwi, Kedongdong, Menkudu