Anda di halaman 1dari 7

Istifarini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 122-128

Unnes.J.Biol.Educ. 1 (2) (2012)

Unnes Journal of Biology Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe

PEMBELAJARAN MATERI VIRUS MENGGUNAKAN MEDIA KARTU


BERGAMBAR DI SMA NEGERI 2 WONOSOBO

Retno Istifarini, Siti Harnina Bintari, Nana Kariada Tri Martuti

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran Gunungpati Semarang Indonesia 50229

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
Diterima: Juni 2012 biologi materi virus menggunakan media kartu bergambar SMA Negeri 2 Wonosobo. Rancangan
Disetujui: Juli 2012 penelitian ini adalah desain eksperimen. Sampel dalam penelitian yaitu sebanyak 2 kelas diambil
Dipublikasikan: Agustus dengan cara cluster random sampling hasilnya diperoleh kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan
kelas X-3 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar pada
2012
kelas X-1 dan X-3 berturut-turut sebesar 75,98 dan 61,93. Persentase ratarata aktivitas siswa kelas
________________ eksperimen termasuk dalam kriteria aktif yaitu 79,03% sedangkan pada kelas kontrol yang termasuk
Keywords: dalam kriteria cukup aktif yaitu 63,75%. Kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu pembelajaran
picture card media; materi virus menggunakan media kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
study result; siswa.
virus
____________________ Abstract
___________________________________________________________________
The aim of this research was to identify students’ activities and their learning achievements on virus material
by the use of pictorial card media at SMA Negeri 2 Wonosobo. The research design used was an experiment.
The samples of the study were two classes, taken by cluster random sampling technique, class X-1 as the
experimental and class X-3 as the control class. The result showed that the average of students’ learning
achievements of X-1 and X-3 classes were 75.98 and 61.93. The percentage of learning activities, on
experimental class, was categorized as active, 79.03% on average. Meanwhile, in control class the students were
categorized as active enough, 63.75%. It could be concluded that the use o pictorial card could improve
students’ activity and learning achievement.

© 2012 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6579
E-mail: ninabintari@yahoo.com

122
Istifarini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 122-128

PENDAHULUAN karena bersifat abstrak. Siswa hanya sekedar


mengetahui konsep tanpa memahaminya secara
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mendalam dan kurang aktif selama proses
(KTSP) yang berlaku sekarang ini menuntut pembelajaran.
guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam Penggunaan media gambar dapat efektif
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru apabila disesuaikan dengan tingkat
perlu mahir memodifikasi media pembelajaran perkembangan anak, baik dari segi ukuran
sebagai salah satu komponen belajar. gambar, warna dan latar belakang yang dapat
Kurangnya media pembelajaran di sekolah mempengaruhi penafsiran. Gambar dijadikan
dapat menyebabkan pembelajaran di kelas alat sebagai pengalaman kreatif untuk
berlangsung monoton. Oleh karena itu, perlu memperkaya fakta dan memperbaiki
adanya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif kekurangjelasan (Hamalik 2004).
dan menyenangkan. Pembelajaran ini Pembelajaran menggunakan media kartu
dimaksudkan agar guru mampu menciptakan bergambar dapat membantu siswa menghafal
suasana sedemikian rupa, sehingga siswa aktif nama-nama ilmiah dengan benar, memuat
dalam proses belajar mengajar . Belajar memang konsep yang luas dan sulit, mengatasi batasan
merupakan suatu proses aktif dalam ruang dan waktu, serta mengatasi keterbatasan
membangun pengetahuan siswa, bukan proses pengamatan sehingga siswa mudah mengingat
pasif yang hanya menerima ceramah guru. Oleh dan menulis nama ilmiah dengan benar. Materi
sebab itu, proses belajar mengajar harus yang luas dapat dicakup dan mudah diajarkan
mencerminkan komunikasi dua arah, tidak pada siswa serta objek yang besar maupun yang
hanya pemberian informasi searah dari pihak terlalu kecil (tidak dapat dilihat dengan mata)
guru. dapat disajikan pada kartu. Media gambar
Komunikasi antara guru dengan siswa digunakan dalam proses belajar mengajar karena
dapat dilakukan melalui suatu perantara, yang media gambar bersifat konkret. Dengan media
sering disebut media pembelajaran. Media gambar peserta didik dapat mempelajari dengan
pembelajaran merupakan salah satu faktor yang jelas topik atau masalah yang sedang
mempengaruhi kualitas pembelajaran. Kualitas dibicarakan. Gambar-gambar merupakan
pembelajaran adalah keefektifan proses belajar penjelasan dari benda-benda sebenarnya yang
mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran tidak mungkin dibawa ke ruang kelas, baik
Sudjana (2005). karena letaknya jauh, bentuknya besar atau
Berdasarkan hasil pengamatan dan peristiwa atau benda yang berasal dari masa
wawancara dengan sejumlah guru Biologi lampau. Gambar juga mengatasi keterbatasan
SMAN 2 Wonosobo pada tahun ajaran panca indera, misalnya benda-benda kecil yang
2008/2009, Kriteria Ketuntasan Minimal tidak dapat dilihat, dapat diperbesar dengan
(KKM) Biologi di SMA N 2 Wonosobo adalah gambar (Sadiman 2007).
66. Pada kelas X hasil belajar siswa khususnya Berdasarkan uraian di atas, rumusan
materi virus hanya 65% siswa yang mencapai masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
KKM. Hal ini disebabkan siswa kurang aktif Bagaimanakah aktivitas dan hasil belajar siswa
selama pembelajaran. Siswa lebih banyak pada pembelajaran biologi materi virus
mendengarkan dan mencatat penjelasan guru, menggunakan kartu bergambar di SMA Negeri
sehingga kurang adanya interaksi siswa. Selain 2 Wonosobo? Penelitian ini bertujuan untuk
itu, media pembelajaran yang digunakan kurang mendeskripsikan aktivitas dan hasil belajar siswa
bervariasi yang membuat siswa merasa bosan. pada pembelajaran biologi materi virus
Hal ini menyebabkan aktivitas siswa menjadi menggunakan media kartu bergambar di SMA
rendah selama pembelajaran. Pada materi virus, Negeri 2 Wonosobo.
siswa menganggap materi virus kurang menarik,
bersifat teoritis dan sulit untuk dimengerti,

123
Istifarini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 122-128

METODE PENELITIAN adanya perlakuan berupa pembelajaran


menggunakan media kartu bergambar .
Jenis penelitian yang digunakan adalah Metode dan media yang digunakan dalam
eksperimen. Populasinya adalah semua siswa penelitian ini adalah diskusi dengan
kelas X SMA Negeri 2 Wonosobo. Sampel yang menggunakan media kartu bergambar disertai
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas permainan. Pembelajaran dengan menggunakan
yang diambil dengan cluster random sampling, dan media kartu bergambar dapat meningkatkan
diperoleh kelas X-1 sebagai kelas eksperimen pemahaman siswa. Hal ini disebabkan oleh
dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol. Analisis adanya gambar pada media kartu yang
data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan menimbulkan ketertarikan siswa. Ketertarikan
kualitatif. siswa ini akan menimbulkan motivasi yang lebih
besar untuk lebih mendalami materi sehingga
HASIL DAN PEMBAHASAN menimbulkan kesan yang mendalam terhadap
materi peningkatan pemahaman. Sesuai dengan
Penelitian ini dilakukan pada dua kelas
penelitian yang dilakukan Gusti (2006)
penelitian yaitu kelas eksperimen (X.1) dan kelas
menyebutkan pembelajaran dengan
kontrol (X.3) pada siswa SMA Negeri 2
menggunakan media gambar akan membuat
Wonosobo. Kedua kelas memperoleh materi
siswa lebih termotivasi, yaitu sebanyak 15 siswa
virus dan soal post test yang sama, hanya saja
yang mengisi angket siswa, 12 siswa merasa
pada kelas eksperimen menggunakan media
termotivasi dalam pembelajaran. Kesan dari
kartu bergambar sedangkan untuk kelas kontrol
gambar tersebut menimbulkan ingatan yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada
kuat sehingga saat mengerjakan tes siswa dapat
penelitian ini data yang diperoleh adalah data
mengerjakan tes dengan baik dan mendapat
aktivitas siswa dengan lembar observasi, hasil
hasil yang lebih optimal. Peningkatan hasil
belajar siswa dari nilai post test, kinerja guru
belajar siswa mengindikasikan bahwa terjadi
dengan lembar observasi, angket tanggapan
peningkatan pemahaman siswa. Sardiman
siswa, dan angket tanggapan guru. Berdasarkan
(2001) menyatakan bahwa motivasi sebagai
pengukuran hasil belajar , diperoleh hasil seperti
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
tampak pada Tabel 1.
yang menimbulkan kegiatan belajar yang
Tabel 1. Hasil belajar siswa kelas eksperimen
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan kelas kontrol
dan yang memberi arah pada kegiatan belajar ,
sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai.
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
siswa pada materi virus dilakukan dengan uji t
(t-test) dan diperoleh hasil seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi hasil uji t- test

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa


pada kelas eksperimen rata-rata hasil tes lebih Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Dengan
Perbedaannya sangat signifikan yaitu sebesar demikian hasil belajar kelas eksperimen lebih
43,87%. Padahal jika dilihat dari hasil analisis baik dari kelas kontrol.
awal tentang nilai, motivasi dan kinerja guru Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes
menunjukkan hasil yang normal, homogen dan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil
cenderung sama. Meningkatnya hasil belajar belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
siswa yang signifikan ini disebabkan oleh diukur dengan menggunakan tes tertulis yang
dilaksanakan setelah akhir kegiatan

124
Istifarini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 122-128

pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data tes pembelajaran berupa ceramah, rata-rata hasil
(Tabel 1) diketahui bahwa hasil belajar kelas belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen.
eksperimen dengan rata-rata 75,98 sedangkan Saat pembelajaran siswa hanya mendengarkan
rata-rata kelas kontrol 61,93. Pada kelas penjelasan dari guru sehingga siswa lebih
eksperimen diberi perlakuan berupa penggunaan banyak diam. Media pembelajaran tidak
media kartu bergambar dan diskusi kelompok, menarik hanya berupa buku dan papan tulis.
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan Pembelajaran juga masih terpusat pada guru dan
pembelajaran dengan metode ceramah. Oleh keterlibatan peserta didik sangat terbatas. Tidak
karena itu, hasil belajar pada kelas eksperimen ada kegiatan diskusi yang merangsang daya
lebih tinggi daripada kelas kontrol. Setelah pikir untuk lebih mengembangkan pemahaman
dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen yang di dapat. Cara mengajar yang dilakukan
dan kelas kontrol, terlihat bahwa hasil belajar guru seperti ini sebenarnya sudah bagus, tetapi
kedua kelas tersebut berbeda signifikan. Hal ini apabila dilakukan secara terus-menerus tanpa
ditunjukkan oleh hasil perhitungan (Tabel 2) disertai dengan variasi media maupun strategi
yang diperoleh thitung= 2,46 > ttabel= 2 yang pembelajaran, maka akan menyebabkan kurang
berarti Ho ditolak, artinya hasil belajar materi menariknya kegiatan pembelajaran. Sesuai
virus dengan menggunakan media kartu penelitian yang dilakukan Zaim (2005)
bergambar pada kelas eksperimen berbeda menyebutkan bahwa pemberian variasi dalam
signifikan dengan rata-rata hasil belajar pada pembelajaran dengan menggunakan media akan
kelas kontrol yang menerapkan metode ceramah meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
saja. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada kelas
Penggunaan media kartu bergambar eksperimen dalam pembelajaran baik dalam
dapat memperjelas penyampaian materi virus. kegiatan diskusi maupun presentasi dapat dilihat
Selain itu, penyampaian materi dengan pada Tabel 3.
menggunakan media kartu bergambar akan Tabel 3. Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen
mempermudah siswa dalam penguasaan materi dan Kelas Kontrol
sehingga hasil belajar siswa meningkat. Apabila
semua materi dapat tersampaikan dengan baik,
maka hasil pembelajaran akan lebih optimal.
Sudjana dan Rivai (2005) menambahkan
keunggulan media kartu bergambar: (a) Sifatnya
konkret. Media kartu bergambar lebih realistis
menunjukkan pokok masalah dibandingkan
dengan media verbal semata; (b) Dapat
mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak
semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa Tabel 3 menunjukkan bahwa kelas
ke kelas, dan tidak selalu bisa siswasiswa dapat eksperimen lebih aktif dari kelas kontrol, yang
dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Kartu terlihat dari persentase kriteria keaktifan dengan
bergambar dapat mengatasi masalah tersebut; (c) rata-rata 79,03% siswa aktif. Pengamatan
Media kartu bergambar dapat mengatasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
keterbatasan pengamatan. (d) Media kartu materi virus di kelas eksperimen berbeda dengan
bergambar dapat memperjelas suatu masalah, kelas kontrol. Keaktifan siswa kelas eksperimen
dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia pada saat mengikuti pembelajaran yang
berapa saja, sehingga dapat mencegah atau tergolong sangat aktif ada 12 siswa (38,71%),
membetulkan kesalah pahaman. (e) Harganya yang tergolong aktif ada 14 siswa (45,16%), yang
murah dan gampang didapat serta digunakan tergolong cukup aktif ada 3 siswa (9, 68%), yang
tanpa memerlukan peralatan khusus, sedangkan tergolong kurang aktif ada 2 siswa (6, 45%) dan
pada kelas kontrol dengan kegiatan rata-rata keaktifan siswa 79,03% , sedangkan

125
Istifarini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 122-128

kelas kontrol yang tergolong sangat aktif ada 1 Tabel 4 menunjukkan bahwa kualitas
siswa (3, 33%), yang tergolong aktif ada 13 siswa kinerja guru pada kelas eksperimen dan kelas
(43, 33%), yang tergolong cukup aktif ada 7 kontrol termasuk kategori baik dan sangat baik.
siswa (23, 33%), yang tergolong kurang aktif ada Berdasarkan Tabel 4 kinerja guru dalam
7 siswa (23,33%), dan yang tergolong tidak aktif melaksanakan pembelajaran baik dalam kelas
ada 2 siswa (6, 67%) sedangkan rata-rata eksperimen maupun kelas kontrol tergolong baik
keaktifan siswa 63, 75%. karena guru melakukan semua aspek yang ada
Pada kelas eksperimen, aktivitas bertanya, pada lembar observasi. Hasil observasi
menjawab ataupun berpendapat pada kelompok tanggapan guru diperoleh dari angket tanggapan
terlihat pada saat kegiatan pembelajaran dengan yang diberikan kepada guru pada akhir
menggunakan metode diskusi. Siswa berani pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk
mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat mengetahui pendapat guru dalam pelaksanaan
teman, berani mengajukan maupun menjawab pembelajaran dengan media kartu bergambar.
pertanyaan sehingga mereka dapat bekerja sama Berdasarkan hasil angket tanggapan guru bahwa
dalam kelompoknya. Kelompok diskusi tersebut dengan menggunakan media kartu bergambar
dibagi guru pada saat awal kegiatan dapat menambah minat siswa saat pembelajaran
pembelajaran yang terdiri dari kelompok kecil dan media kartu bergambar tersebut juga dapat
yang masingmasing terdiri dari 5 siswa. Hal ini menambah pemahaman siswa terhadap materi.
bertujuan agar siswa tidak gaduh, fokus pada Adanya peningkatan partisipasi keaktifan siswa
diskusi dan dapat lebih mengenal masing- karena siswa dihadapkan dengan kegiatan
masing anggota kelompok sehingga hasil pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam
pembelajaran lebih baik. Hal ini sesuai dengan kegiatan diskusi kelompok. Kesulitan dalam
pernyataan Law (2008), yang menyatakan pembelajaran yaitu masih bingung apa yang
bahwa dalam pembelajaran, agar peserta didik harus dikerjakan pada awal pembelajaran.
belajar dengan efektif diperlukan keadaan yang Tetapi hal ini dapat diatasi dengan memberi
mendukung dengan memberikan pengaruh yang pengarahan kepada siswa tentang kegiatan yang
kuat dan kerjasama kelompok. Uraian tersebut akan dilaksanakan.
sejalan dengan pendapat Slameto (2003) yang Berdasarkan hasil wawancara guru, dapat
menyatakan bahwa ketertarikan dan rasa suka diketahui bahwa guru memberikan respon
siswa terhadap proses pembelajaran yang positif terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan menumbuhkan perhatian dan dilaksanakan. Guru menyatakan bahwa
kesediaan dalam diri siswa untuk mengikuti pembelajaran tersebut dapat membantu dalam
kegiatan pembelajaran secara aktif. kegiatan belajar mengajar (KBM), siswa lebih
Pada pelaksanaan penelitian dilakukan aktif, kreatif dan memiliki motivasi tinggi dalam
pengamatan kinerja guru yang dilaksanaan oleh pembelajaran. Selain itu, siswa tidak mudah
peneliti dan observer dengan menggunakan bosan karena dengan gambar-gambar pada
lembar observasi kinerja guru. Hasil observasi media kartu bergambar dapat menambah
kinerja guru diperoleh dari observasi terhadap pemahaman siswa dalam memahami materi
kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran pembelajaran. Dengan demikian diharapkan
materi virus menggunakan media kartu akan tercipta iklim belajar dan pembelajaran
bergambar, sedangkan untuk kelas kontrol yang nyaman, aman, tenang, dan
dengan menerapkan metode ceramah dengan menyenangkan, yang mampu menumbuhkan
LKS. Rekapitulasi data hasil observasi kinerja semangat, gairah, dan nafsu belajar peserta
guru dapat dilihat pada Tabel 4. didik, sehingga dapat mengembangkan dirinya
Tabel 4. Kinerja guru dalam pembelajaran secara optimal (Mulyasa 2007). Siswa juga
sangat antusias dalam diskusi selama
pembelajaran karena rasa keingintahuan yang
tinggi tentang materi virus. Meskipun dalam

126
Istifarini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 122-128

kenyataannya siswa sedikit mengalami umpan balik terhadap proses pembelajaran yang
kesulitan. Kesulitan dalam diskusi selama dilakukan di pada kelas eksperimen. Dari
pembelajaran yaitu siswa masih gaduh saat analisis terhadap hasil angket yang diberikan
pembagian kelompok dan siswa masih bingung kepada siswa diperoleh adanya respon positif
apa yang harus dikerjakan pada awal terhadap pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran. Tetapi hal ini dapat diatasi media kartu bergambar pada materi virus.
dengan memberi pengarahan kepada siswa Selama kegiatan pembelajaran pada kelas
tentang kegiatan yang akan dilaksanaka. eksperimen, guru memberi kesempatan kepada
Angket tanggapan siswa diisi oleh siswa siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan,
kelas eksperimen yang diberikan pada akhir membimbing siswa dan menyimpulkan materi.
pembelajaran materi virus. Angket tanggapan Apabila ada siswa yang tidak bekerja dalam
siswa dipakai untuk mengetahui tanggapan kelompok, guru member teguran dan berusaha
siswa terhadap pembelajaran dengan media mengingatkan pentingnya kerjasama dalam
kartu bergambar selama pembelajaran kelompok. Sedangkan pada saat presentasi hasil
berlangsung. Hasil tanggapan siswa terhadap diskusi, guru memberikan penguatan kepada
pembelajaran tersebut kemudian dianalisis dan siswa sehingga kalau ada kelompok siswa yang
disajikan pada Tabel 5. kurang tepat dalam menjawab pertanyaan saat
Penelitian ini selain mengamati hasil diskusi segera dapat diketahui bagaimana yang
belajar dan aktivitas siswa, juga mengamati tepat. Pada akhir pembelajaran guru mencoba
tanggapan siswa terhadap penggunaan media mengarahkan siswa untuk mengambil
kartu bergambar dalam pembelajaran. kesimpulan dari pembelajaran secara bersama-
Tanggapan siswa terhadap pembelajaran sama dengan melibatkan siswa. Guru sudah
diambil dengan menggunakan angket. Angket berperan aktif sebagai fasilitator yaitu memberi
tanggapan siswa diperlukan untuk mendapatkan fasilitas/ jalan keluar apabila siswa mengalami

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa

127
Istifarini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012) 122-128

kesulitan selama pembelajaran berlangsung. Hal DAFTAR PUSTAKA


ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan
Gusti. 2006. Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep
oleh Sardiman (2001) yang menyebutkan bahwa Biologi Biologi Melalui Pendekatan
peran guru dalam pembelajaran antara lain: Kontekstual dengan model Pembelajaran
guru sebagai fasilitator, informator, organisator Berbasis Gambar (Picture and Picture) pada
Siswa Kelas XI IP A SMA Muhammadiyah
motivator, pengarah/direktor, inisiator, Kota Padang Panjang. Jurnal Guru, No.1 Vol
transmitter, mediator dan evaluator. 3 Juli 2006 hal 33-47.

Hamalik O. 2004. Media Pendidikan. Bandung: PT .


SIMPULAN Citra Aditra Bakti.

Berdasarkan hasil penelitian dan Ismiati. 2009. Berbagai Bentuk Motivasi yang
dilakukan Guru di Sekolah. Jurnal Guru
pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses
Pembelajaran di Sekolah Dasar dan
pembelajaran siswa kelas X SMA Negeri 2 Menengah, No.2 Vol.6 Desember 2009 : 99-
Wonosobo materi virus dengan menggunakan 107. Padang Panjang: Dinas Pendidikan Kota
Padang Panjang.
media kartu bergambar dapat menjadikan siswa
lebih aktif serta ketuntasan hasil belajar siswa Junaidi. 2008. Upaya peningkatan hasil belajar
mencapai 83,87%. matematika siswa pada soal bentuk cerita
dengan menggunakan media komik di kelas
Guru Biologi SMA 2 Wonosobo
III SDN 03 balai-balai kota padang panjang.
sebaiknya memilih media pembelajaran yang Jurnal Guru 5(1): 75-81
tepat sesuai dengan materi dan kondisi siswa
Law KMY & Sandnes FE Jian HL. 2008. A
agar dapat mengoptimalkan aktivitas dan hasil
Comparative Study of Learning Motivation
belajar siswa, seperti media pembelajaran Among Engineering Students. The
dengan kartu bergambar. Perlu dilakukan International Journal of Enggineering
Education 25 (1). On line at: www . Ied.
pengembangan media kartu bergambar pada
Edu.hk/apfslt/v5 issuel/tsoimf/tsoimf5.htm-
materi Virus sebagai penyempurnaan. 7k(accessed 15 Agustus 2011).

128

Anda mungkin juga menyukai