TRIAGE
IGD RSUD POSO
1
DAFTAR ISI
BAB 1:
PENDAHULUAN…
………………………
………………………
………………………
………………………
….4
1.1
Pernyataan
Tujuan………………
………………………
………………………
………………………
……
….4
1.2 Hasil
Pembelajaran……
………………………
………………………
………………………
……
……………4
1.3 Tujuan
Pembelajaran……
………………………
………………………
………………………
……
…………4
1.4 Isi
Program……………
………………………
………………………
………………………
……
………
…
…
…
.
.
5
1
.
5
S
t
r
u
k
t
u
r
Program……………
………………………
………………………
………………………
……
………5
1.6
Definisi……………
………………………
………………………
………………………
……
……………………..6
1.7 Sejarah
singkat
triase………………
………………………
………………………
………………………
…..7
1.
8 Triase
di
Instalas
i Gawat
Darurat
………
………
………
………
………
………
………
………
………
…7
1.9 Tujuan
Sistem
Triase………………
………………………
………………………
………………………
……. 8
1.10 Fungsi
Triase………………
………………………
………………………
………………………
……
…………8
1
.
1
1
S
k
a
l
a
T
r
i
a
s
e
d
i
I
n
s
t
a
l
a
s
i
G
a
w
a
t
D
a
r
u
r
a
t
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
.
.
.
9
1.12 Peran
Triase………………
………………………
………………………
………………………
……
………..11
BAB 2: SKALA
TRIAGE
AUSTRALIAN……
……………………
……………………
……………………
…………… ……13
2
2.1 Pernyataan
tujuan……………………………………………………………………………………………
…13
2.2 Hasil
pembelajaran…………………………………………………………………………………
………….13
2.3 Tujuan
belajar……………………………………………………………………………………………
…….. 13
2.4
Materi……………………………………………………………………………………………
…………………..14
BAB 3: DASAR-DASAR
TRIASE…………………………………………………………………………………………
5.2 Hasil
pembelajaran…………………………………………………………………………………
………..31
5.3 Tujuan
belajar……………………………………………………………………………………………
…… 31
5.4
Materi……………………………………………………………………………………………
…………………31
BAB 6: KEHAMILAN PADA
TRIASE…………………………………………………………………………………… 42
6.1 Pernyataan
tujuan………………………………………………………………………………………….. 42
6.2 Hasil
Pembelajaran…………………………………………………………………………………
…………42
6.3 Tujuan
Belajar……………………………………………………………………………………………
…….42
6.4
Materi……………………………………………………………………………………………
………………..42
BAB 7: TRIAGE PADA KESEHATAN
JIWA…………………………………………………………………………..48
7.1 Pernyataan
tujuan………………………………………………………………………………………….4 8
7.2 Hasil
pembelajaran…………………………………………………………………………………
……….48
7.3 Tujuan
belajar……………………………………………………………………………………………
…..487.4
Materi……………………………………………………………………………………………
……………….49
BAB 8: ISU MEDICO
LEGAL……………………………………………………………………………………………
…66
8.1 Pernyataan
tujuan………………………………………………………………………………………….. 66
4
8.2 Hasil
pembelajaran…………………………………………………………………………………
……….66
8.3 Tujuan
pembelajaran…………………………………………………………………………………
……66
8.4
Materi……………………………………………………………………………………………
……………….67
5
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1 Pernyataan Tujuan
Tujuan dari bab ini adalah untuk:
• Memberikan gambaran tentang program pelatihan triase dan menekankan
peran pelatihan dalam mengoptimalkan konsistensi dalam melakukan triase
• Mendiskusikan tujuan sistem triase dalam konteks pemberian pelayanan
Tiap bab terdiri dari ringkasan poin kunci yang terkait dengan topik, rencana pembelajaran,
kegiatan belajar dan daftar pustaka , termasuk bahan yang dapat diakses melalui internet,
pembahasan tentang lieratur berbasis bukti, artikel penelitian dan tulisan opini dari para ahli.
Ringkasan dari setiap materi kepustakaan juga diberikan, untuk menunjukkan bagaimana materi
pelatihan ini dapat digunakan untuk memberikan pelatihan dan / atau praktek.
1.6 Definisi
Sistem Triage: Proses di mana seorang klinisi menilai tingkat urgensi pasien.
Triage: sistem triase adalah struktur dasar di mana semua pasien yang datang dikategorikan ke
dalam kelompok tertentu dengan menggunakan standar skala penilaian urgensi atau struktur .
Re-triase: status klinis adalah merupakan kondisi yang dinamis. Jika terjadi perubahan
status klinis yang akan berdampak pada perubahan kategori triase, atau jika didapatkan
informasi tambahan tentang kondisi pasien yang akan mempengaruhi urgensi (lihat di
bawah), maka triage ulang harus dilakukan. Ketika seorang pasien kembali
diprioritaskan, kode triase awal dan kode triase selanjutnya harus didokumentasikan.
Alasan untuk melakukan triage ulang juga harus didokumentasikan.
Urgensi: Urgensi ditentukan berdasarkan kondisi klinis pasien dan digunakan untuk
menentukan kecepatan intervensi yang diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal.
Tingkat Urgensi adalah tingkat keparahan atau kompleksitas suatu penyakit atau cedera.
Sebagai contoh, pasien mungkin akan diprioritaskan ke peringkat urgensi yang lebih rendah
karena mereka dinilai lcukup aman bagi mereka untuk menunggu penilaian emergensi,
walaupun mereka mungkin masih memerlukan rawat inap di rumah sakit untuk kondisi
mereka atau mempunyai kondisi morbiditas yang signifikan dan resiko kematian.
9
* Instruktur akan menjadi orang yang dinominasikan dalam organisasi yang
bertanggung jawab untuk pengembangan kemampuan perawat dalam memberikan
perawatan gawat darurat. Departemen Kesehatan dan Pen
1.7 Sejarah singkat triase
Istilah Triase berasal dari bahsa Perancis Trier , yang berarti untuk memilih atau memilah.
Triage sistem pertama kali digunakan untuk memprioritaskan perawatan medis selama perang
Napoleon pada abad ke-18. Setelah perang telah dilakukan penyempurnaan sistem untuk
memindahkan secara cepat korban yang terluka dari medan perang ke tempat perawatan
definitif. Sistem triase Mass Casualty Insiden (MCI) juga telah dikembangkan. Prinsip
yang mendasari triase MCI adalah mencapai hasil yang terbaik untuk jumlah korban yang
banyak dalam kondisi dimana kebutuhan klinis melebihi sumber daya yang tersedia.
Dalam pengobatan sipil, sistem triase telah disempurnakan dan diadaptasi untuk
digunakan dalam berbagai situasi. Dalam semua lingkungan pelayanan kesehatan,
proses triase ditopang oleh pertimbangan bahwa semakin sedikit waktu yang
dibutuhkan untuk memperoleh pelayananan medis yang definitive pasti akan
meningkatkan dampak pelayanan kesehatan bagi pasien.
yang diberikan kepada masyarakat adalah sesuai dengan kriteria klinis , bukan didasarkan pada
kebutuhan organisasi atau administrasi. Standar sistem triase bertujuan untuk mengoptimalkan
10
keselamatan dan efisiensi pelayanan darurat berbasis-rumah sakit dan untuk menjamin
kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan di seluruh lapisan masyarakat
Penggunaan sistem triase memfasilitasi peningkatan standar kualitas di instalasi
gawat darurat, karena memungkinkan untuk dilakukan perbandingan indikator kinerja
utama (lama waktu untuk-perawatan berdasarkan kategori triase) baik di unit itu sendiri
maupun antarinstalasi gawat darurat.Sejak awal 1990-an penggunaan sistem informasi
komputerisasi di instalasi gawat darurat Australia telah memungkinkan melakukan
perhitungan waktu penangann dihubungkan dengan hasil pelayanan kesehatn,
termasuk kode triase, keluhan utama, diagnosis dan tujuan pemulangan.
partemen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
1.10 Fungsi triase
Triage adalah mempunyai fungsi penting dalam pemberian pelayanan di instalasi
gawat darurat, dimana sejumlah orang dengan berbagai kondisi yang sama dapat
datang ke UGD pada waktu yang bersamaan. Meskipun sistem triase mungkin
berfungsi dengan cara yang sedikit berbeda tergantung sejumlah faktor lokal,namun
sistem triase yang efektif memberikan dampak yang penting berikut ini:
1. Sebagai Sebuah tempat masuk tunggal untuk semua pasien datang (
bersifat ambulans dan non-bersifat ambulans), sehingga semua pasien
memperoleh proses penilaian yang sama.
2. Lingkungan fisik yang sesuai untuk melakukan melakukan pemeriksaan singkat.
Juga diperlukan lingkungan yang memberikan kemudahan untuk pasien menyampaikan
kondisi klinis, memperoleh rasa aman dan persyaratan administrasi, serta ketersediaan
11
Secara Internasional, system triage dengan lima tingkat telah terbukti menjadi metode
yang valid dan dapat diandalkan untuk mengkategorikan pasien yang datang ke UGD untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Skala ini menunjukkan tingkat presisi dan reliabilitas yang
lebih besar bila dibandingkan dengan system tiga tingkat maupun system empat tingkat.
Gambaran dari sistem triase dapat dievaluasi berdasarkan empat kriteria sebagai berikut:
1. Utility: Skala harus relatif mudah dipahami dan mudah untuk diterapkan
oleh perawat dan dokter UGD.
2. Validitas: skala harus mengukur apa yang dirancang untuk mengukur,
yaitu harus mengukur urgensi klinis sebagai lawan dari tingkat keparahan
atau kompleksitas penyakit atau beberapa aspek lain dari presentasi atau
lingkungan instalasi gawat darurat.
3. Keandalan: Penerapan skala harus independen dari perawat atau dokter
yang
pengecualian dari kategori 2, yang adalah <15 menit dimana ATS adalah <10 menit.
pada ketajaman pengobatan ( Berapa lama seorang pasien harus diperiksa ?) dan penggunaan
sumber daya (Apa sumber daya yang cederung perlukan ?). ESI telah disempurnakan pada
13
beberapa kesempatan. ESI diketahui dapat diandalkan saat diuji pada dengan scenario kasus
yang ditulis, dan saat ini sedang dipertimbangkan untuk digunakan di seluruh Amerika .
• Kode triage benar (atau diharapkan) sesuai keputusan triase (‘Correct (or
expected) triage decision ' di mana pasien menerima kode triage yang sesuai
dengan tingkat urgensi pasien (sebagaimana ditentukan oleh indikator klinis dan
fisiologis ).Keputusan ini mengoptimalkan waktu untuk intervensi medis pasien
dan mengurangi risiko hasil yang merugikan.
• Over triage di mana pasien menerima kode triase yang lebih tinggi dari tingkat
urgensi sejati mereka. Keputusan ini memiliki potensi untuk menghasilkan waktu
tunggu yang singkat untuk memperoleh intervensi medis, akan tetapi, akan berdampak
buruk bagi pasien lain yang menunggu di UGD karena mereka harus menunggu
lebih lama.
Perawat Triage membuat keputusan tingkat urgensi menggunakan informasi klinis dan
riwayat penyakit untuk menghindari over triage atau under triage. Keputusan triase Sekunder
14
memperhatikan percepatan perawatan darurat dan disposisi yang tepat. Perawat triage
menerapkan kebijakan dan prosedur local untuk mempercepat perawatan untuk semua
pasien jika diperlukan.
Semua pasien di ruang tunggu harus diperiksa ulang oleh perawat Triage jika waktu triage
kedaluwarsa. Penilaian yang kedua ini harus selalu didokumentasikan dalam catatan pasien.
Peran pendidikan dalam mengoptimalkan hasil triase. Kemampuan dari setiap sistem triase
untuk mencapai tujuannya didasarkan pada asumsi bahwa pengambilan keputusan konsisten
dari waktu ke waktu dan antara klinisi yang menggunakan skala. Keberhasilan pelaksanaan
program ini sebagai bentuk komitmen nasional yang sudah berjalan lama antara organisai
keperawatan, kedokteran dan pemerintah untuk mencapai konsistensi penggunaan ATS
dengan pendekatan yang koheren dengan mempersiapkan klinisi dalam penerapannya.
Departemen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
Kata Kunci
• ATS bertujuan untuk memberikan penilaian tepat waktu untuk semua orang yang
datang ke UGD berdasarkan kriteria klinis.
• Waktu yang diperlukan untuk penanganan yang tertera pada kategori ATS
menggambarkan waktu maksimum yang aman bagi pasien untuk bisa menunggu
memperoleh penilaian medis dan pengobatan.
• Keputusan untuk mengalokasikan kode triase menggunakan ATS harus
memerlukan waktu tidak lebih dari lima menit.
• Setiap pasien yang datang ke UGD harus dinilai sebagai episode unik dari
penyakit / cedera yang bersifat individu.
2.4 Materi
Philosophy
Filosofi yang mendasari penggunaan ATS didasarkan pada nilai-nilai keadilan dan
efisiensi dalam pelayanan kesehatan. ATS telah dirancang untuk memberikan penilaian
yang tepat waktu dan intervensi medis yang tepat waktu untuk semua orang yang
datang ke UGD. dampak dari kerangka ini adalah secara prinsip bahwa baik itu secara
klinis atau etis adalah tidak wajar untuk membiarkan pasien menunggu lebih lama dari
dua jam untuk memperoleh perawatan medis dalam di UGD.
Pengembangan
16
FitzGerald (1989) pertama menguji validitas dan reliabilitas dari Ipswich Triage
Scale (ITS), yang merupakan adaptasi dari Box Hill Hospital System. Dia menguji
korelasi antara kode triase dan ukuran hasil, termasuk angka kematian rumah sakit dan
angka kunjungan. Diinformasikan oleh penelitian ini, pengembangan dan pelaksanaan
National Triage Scale (NTS) di seluruh Australia terjadi pada tahun 1993.
Pelaksanaan selanjutnya dari ATS didukung oleh proses konsultasi oleh Departemen
Kesehatan Keluarga Services Persemakmuran dengan klinisi dan badan-badan profesional
yang penting di seluruh Australia. Penelitian oleh Whitby, Leraci et al. (1997) digunakan di ATS
untuk menggambarkan fitur klinis yang terkait dengan urgensi dan untuk mengembangkan
deskripsi yang lebih komprehensif dari masing-masing dari lima kategori triase.
Dalam kerangka ATS, urgensi merupakan tingkat dari risiko klinis pasien dan
tingkat keparahan gejala penyakit pasien. Kekuatan ATS terletak dalam penggunaan
deskriptor fisiologis untuk menentukan keluhan umum pasien kedalam kategori triase
yang sesuai. Pendekatan ini dapat mempercepat pengambilan keputusan dengan
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menentukan kode triase.
Aplikasi
Penerapan ATS ditopang oleh perumusan keluhan utama, yang diidentifikasi dari
riwayat penyakit singkat dari penyakit dan cedera saat ini. Keputusan Triage menggunakan
skala yang dibuat berdasarkan observasi penampilan umum, fokus pada riwayat klinis dan
data fisiologis. Klinisi yang melakukan peran harus memiliki pengalaman dalam penilaian
dan penanganan berbagai penyakit dan cedera. Mereka juga harus memenuhi persyaratan
yang ditetapkan organisasi untuk melakukan peran. Penilaian kesesuaian mereka untuk
melakukan peran ini juga harus dinilai secara individu untuk secara konsisten dan mandiri
membuat keputusan klinis dalam lingkungan yang dibatasi waktu.
Departemen Kes
Hasil
Waktu –sampai mendapat pengobatan
Waktu –sampai mendapat pengobatan, kriteria waktu yang melekat pada kategori ATS
menggambarkan waktu maksimum yang ideal pasien yang aman untuk bisa menunggu untuk
penilaian medis dan pengobatan. Sejauh mana kriteria ini dapat dipenuhi secara rutin dievaluasi
17
berdasarkan standar kinerja yang direkomendasikan secara nasional untuk masing-masing dari
lima kategori ATS. Ambang batas kinerja indikator ini dijelaskan dalam dokumen kebijakan ATS
dari perhimpunan Kedokteran Gawat Darurat Australia secara jelas dan rinci pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 :Katagori ATS untuk pengukuran tingkat ketajaman dan penilaian kinerja
Indikator kinerja menggambarkan persentase minimum presentasi per kategori ATS yang
diharapkan untuk mencapai kriteria waktu ideal yang diperlukan untuk memperoleh
pengobatan. Dalam situasi di mana pencapaian indikator kinerja yang berisiko, strategi
organisasi harus dilaksanakan untuk memenuhi permintaan dan memenuhi kebutuhan klinis.
Konsistensi triase
Tingkat dimana klinisi menyepakati alokasi kode triase seluruh populasi adalah
menndakan keandalan dari ATS.
Selama lebih dari satu dekade, penelitian telah dilakukan untuk menilai
pencapaian konsistensi triase dengan menggunakan ATS. Meskipun penelitian telah
membantu dalam memahami cara-cara yang digunakan para perawat menggunakan
ATS, mereka juga berulang kali menyoroti kesulitan yang berhubungan dengan
mengukur konsistensi triase dalam praktek klinis.
Untuk alasan ini, evaluasi konsistensi triase dilakukan pada makro, bukan tingkat mikro.
Sebagai contoh, distribusi presentasi di lima kategori dari ATS, biasa disebut sebagai 'jejak
kaki”, sangat membantu dalam menilai konsistensi. Ini dapatdibandingkan antara UGD dengan
profil demografi yang mirip untuk mendeteksi sistemik dari under atau over triase.
ATS kategori Pengobatan
Faktor-faktor yang triase mempengaruhi keputusan-keputusan menggunakan ATS
18
Sejumlah faktor-faktor non-klinis diketahui mengancam keandalan dan kegunaan
skala triase dengan lima tingkat. Faktor-faktor ini berhubungan dengan pasien dan
pengaruh lingkungan .
Faktor lingkungan seperti ketenagaan ,tingkat keterampilan dan tingkat aktivitas
UGD tidak harus mempengaruhi alokasi.
Potensi seseorang untuk meninggalkan UGD tanpa pengobatan medis tidak
dianggap sebagai alasan yang sah untuk meng-upgrade kode triase. Selain itu, hati-hati
harus dilakukan ketika seorang orang pasien sering datang dan memiliki keluhan yang
sama atau mirip datang ke UGD. Dalam situasi seperti itu adalah penting bahwa setiap
kunjungan akan dinilai dan diprioritaskan sebagai episode baru. Frekuensi presentasi
ke UGD tidak boleh mempengaruhi alokasi kode triase.
fisiologis yang mendasari alokasi urgensi menggunakan Australasia Triage Scale (ATS).
ketidakstabilan fisiologis.
4. Menetapkan kategori ATS yang sesuai dalam berespon terhadap data
penilaian klinis. Departe terpenuhidikan Kit18
Kata Kunci
• Mengidentifikasi dan mengelola risiko diri, pasien dan lingkungan adalah asas
pertama latihan triase aman.
• Pertama gambaran penampilan umum harus selalu dipertimbangkan ketika membuat
keputusan triase.
• Selalu tanyakan pertanyaan 'Apakah orang ini terlihat sakit? "
• Pendekatan survei primer digunakan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki
kondisi yang mengancam jiwa di triase.
• Kondisi lain di mana intervensi yang tepat waktu secara signifikan dapat
mempengaruhi hasil (seperti trombolisis, penangkal atau manajemen asam atau
alkali splash ke mata) juga harus terdeteksi pada triase.
• Akses perawatan darurat pada waktu yang tepat dapat meningkatkan hasil
pasien.
• Identifikasi awal dari kelainan fisiologis di triase dapat menginformasikan fokus
Faktor risiko untuk penyakit serius / cedera - usia, riwayat risiko tinggi, mekanisme cedera, faktor risiko jantung, efek dari
ob alkohol,ruam dan perubahan dalam suhu tubuh - harus dipertimbangkan secara jelas dalam riwayat penyakit dan data
fisiologis. B risiko
= Meningkatkan risiko cedera serius / penyakit. Adanya satu atau lebih faktor risiko dapt digunakan sebagai pertimbangan
untuk m Level triage ke yang lebih tinggi.
21
TRIAGE 5 ( LIMA ) LEVEL IGD RSUD POSO
4. membedak
an predictor
dari
hasil yang buruk
dari data lain 22
yang
7. lanjutkan alur
perawatan pasien di
UGD
dialokasikan kategori ATS 1 (ini termasuk pasien yang tidak berrespons dengan GCS
<9 dan penyitaan kejang berkepanjangan).
Pada orang dewasa, stridor terjadi ketika lebih dari 75 persen dari lumen jalan napas
telah tersumbat, pasien ini telah mengalami masalah pada survei primer dan membutuhkan
manajemen jalan nafas definitif, sehingga pasien harus dialokasikan ke kategori triage
tinggi (ATS 1).temen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
4. Breathing
Penilaian pernapasan meliputi penentuan frekuensi pernapasan dan kerja
pernapasan. Pasien dengan bukti disfungsi pernapasan selama penilaian triase harus
dialokasikan pada kategori triage tinggi (lihat Tabel 4.1).
Pasien dialokasikan untuk kategori triage rendah (ATS 4 atau 5) harus memiliki
fungsi pernafasan normal.
Hal ini penting untuk mendeteksi hypoxaemia. Hal ini dapat dideteksi dengan
menggunakan pulse oksimetri.
5. Sirkulasi
Penilaian sirkulasi meliputi penentuan denyut jantung, nadi dan karakteristik nadi , indikator
kulit, asupan dan haluaran oral . Adalah penting bahwa hipotensi seharusnya terdeteksi selama
penilaian triase untuk memfasilitasi penanganan dini dan aggressive. Meskipun tidak mungkin untuk
A: alert ( sadar )
V: beresponse terhadap suara
( verbal )
P: beresponse terhadap nyeri
Figur 4,1 skala AVPU
23
( Pain )
· bertujuan
· tidak bertujuan
Response flexi
Response ektensi
U: unresponsive ( tidak
berespon )
Cedera pada mata dilakukan secara hati – hati dan berdasarkan mekanisme cedera dan
potensial terajdinya kegagalan pengelihatan berkepanjangan. Tabel 4.2 menunjukkan
pertimbangan untuk mentriase cedera mata menggunakan descriptor ATS
25
tembus pengelihatan tiba normal normal
– tiba dengan
Cedera kimia atau tapa cedera Nyeri mata Tanpa nyeri
ringan
Kehilangan -trauma tumpul
pengelihatan tiba Nyeri mata mata
– tiba dengan sedang - luka bakar
atau tanpa cedera - trauma - Benda asing
Nyeri mata yang tumpul
tiba – tiba dan mata
- luka bakar
berat
- benda
asing
C24
Lingkungan
Penilaian suhu. Hipotermia dan hipertermia adalah indikator klinis yang penting dan
perlu untuk diidentifikasi di triase.
Pertimbangan Lainnya
Faktor risiko lain yang harus dipertimbangkan dalam penilaian triase. Pada pasien yang
dengan parameter fisiologis normal pada saat triase, adalah sebagai berikut:
1. Usia yang ekstrim (sangat muda atau sangat tua) memerlukan perbedaan fisiologis yang
meningkatkan risiko penyakit serius dan cedera, pasien tersebut memiliki penurunan cadangan
fisiologis dan perubahan respon , dan dapat hadir dengan tanda-tanda dan gejala non-spesifik.
27
- Darurat Triage Kit Pendidi
respon fisiologis, perilaku dan emosional. Laporan dari Pasien sendiri dianggap
sebagai standar emas untuk mengukur rasa sakit.
Pengalaman nyeri diakui bersifat subjektif, individual dan separah apa yang
dilaporkan pasien. Namun, pengenalan ini tidak meluas dalam praktek klinis, khususnya di
UGD, dengan banyak penelitian menunjukkan rasa sakit yang sering tidak dikenali, penilaian
yang buruk, dan tidak diobati dengan tepat.
Nyeri dapat bersifat akut atau kronis. Sakit kronis berbeda dari nyeri akut dalam hal ini
nyeri kronik biasanya dirasakan pasien selama lebih dari tiga bulan. Sakit kronis memiliki
potensi untuk tidak diobati dengan tepat. Kejadian nyeri kronis meningkat di populasi Negara
Barat, dengan memperkirakan bahwa sepertiga dari penduduk Australia mengalami
sakit kronis dan umumnya terkait dengan orang tua.
ATS telah memasukan beratnya nyeri sebagai faktor dalam menentukan kode
triase. Dimasukkannya persepsi rasa sakit sebagai diskriminator fisiologis dalam
penilaian triase adalah merupakan pengakuan terhadap kedua faktor manusiawi yang
terkait dengan memberikan perawatan kepada anggota masyarakat, dan efek fisiologis
rasa sakit. Efek terakhir ini termasuk peningkatan risiko infeksi, penyembuhan yang
tertunda, dan meningkatkan stress pada fungsi selular dan stabilitas sistem organ.
1. Penilaian nyeri
Penilaian harus berusaha untuk menentukan mekanisme yang menimbulkan
rasa sakit, faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengalaman nyeri, dan bagaimana
rasa sakit telah mempengaruhi kapasitas fisik, emosi dan perilaku.
29
Seperti pengalaman rasa sakit itu sendiri, penilaian rasa sakit memerlukan
pendekatan multifaset, tidak alat satupun yang mampu memberikan pengukuran yang
objektif dari rasa sakit.
41
Laporan dari pasien dianggap metode yang paling dapat diandalkan menentukan
beratnya nyeri. Beberapa alat telah diciptakan untuk membantu mengukur nyeri pasien
melalui laporan dari psieni. Namun, tidak ada alat tunggal yang tepat untuk penilaian
semua itu, dan perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
menggunakan berbagai alat pengkaji rasa sakit yang dapat digunakan bila diperlukan,
tergantung pada usia dan faktor-faktor budaya seperti bahasa.
Skala keparahan nyeri yang sesuai untuk digunakan di triage meliputi skala
penilaian numerik (numeric rating scale )(NRS), yang juga dikenal sebagai skor nyeri
verbal (verbal pain score )(VPS), dan skala analog visual (visual analoge scale )(VAS).
Ini menyediakan kurang lebih 100 titik skala (NRS / VPS), atau skala 100 mm (VAS).
Untuk beberapa pasien, skala deskriptor verbal mungkin lebih cocok, dengan
menggunakan istilah-istilah seperti, 'nyeri ringan ' 'tidak sakit', 'nyeri sedang ' dan nyeri
berat', atau deskriptor lain yang sesuai seperti yang diidentifikasi oleh pasien.
Untuk anak-anak kecil, skala pengukuran Wong-Baker FACES digunakan secara lazim.
Skala ini juga telah diadaptasi untuk digunakan l dalam populasi lain, misalnya pada pasien
yang terbatas dengan kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris Namun, praktik
ini telah menimbulkan kecaman yang mungkin akan ditafsirkan sebagai merendahkan pasien
dewasa. Beberapa alat yang spesifik untuk budaya tertentu baik untuk dewasa dan anak-
30
anak telah dikembangkan dengan penekanan bahwa pelayanan harus peka dan
responsif terhadap isu-isu budaya. Memang, variasi budaya perlu dipertimbangkan
dalam penerapan alat penilaian nyeri.
Abbey Pain Scale(' Abbey ') adalah method Australia yang telah dirancang untuk
mengukur beratnya nyeri pada orang yang memiliki demensia dan tidak dapat
menyampaikan pengalaman nyeri mereka. Alat ini memberikan pendekatan yang
sistematis untuk mengukur beratnya nyeri di triase. Skor total dihitung dari tanggapan
terhadap enam item, masing-masing dengan skor maksimal tiga poin ( tidak nyeri = 0;
nyeri berat = 3). Dari total kemungkinan 18 poin, skor 0-2 dinilai 'tidak sakit', 3-7 dinilai
'ringan', 8-13 dinilai 'sedang ', dan> 14 dinilai 'berat'.
Skala keparahan nyeri juga dapat digunakan untuk mengkategorikan laporan
oleh pasien ke dalamkatagori ringan, sedang atau berat. Kategorisasi tersebut dapat
membantu dalam menentukan suatu analgesia yang tepat melalui pengembangan
algoritma pemberian analgesik untuk pasien anak dan dewasa.
31
Skala pengkuran numerik
Pasien diminta untuk menyatakan angka yang setara dengan tingkat rasa sakit, dimana
0 = tidak sakit, dan 10 = paling nyri, seperti ditunjukkan pada Tabel 7.2.(Skala ini juga
dikenal sebagai skala analog verbal.)
32
BAB 5: TRIASE PADA PEDIATRI
5.3Tujuan belajar
• Mendiskusikan penerapan ATS untuk populasi pediatrik.
• Identifikasi gambaran dari penyakit serius pada anak-anak.
• Membandingkan alat penilaian yang ada dan mempertimbangkan nilai yang
didapat untuk pengambilan keputusan triage untuk populasi ini.
• Menggunakan pendekatan fisiologis untuk menentukan tingkat urgensi klinis dan
menerapkan ATS kepada anak-anak yang datang ke UGD
Kata Kunci
• Prioritas klinis dan prinsip-prinsip urgensi untuk bayi, anak-anak dan remaja
adalah sama seperti yang digunakan pada orang dewasa.
• Menentukan tingkat membutuhkan pengenalan dari penyakit serius, beberapa
gambaran penyakit yang mungkin berbeda pada bayi dan anak-anak.
• Penilaian dari orang tua dan kapasitas mereka untuk mengidentifikasi
penyimpangan dari normal pada tingkat perkembangan anak-anak idak boleh
dianggap remeh.
ertemen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
5.4 Materi
Bayi dan anak-anak kecil berbeda dari orang dewasa secara fisiologis dan
psikologis. Anak dan remaja juga secara perkembangan berbeda dari orang dewasa. Prinsip-
prinsip penilaian pediatrik adalah sama seperti untuk penilaian dewasa, namun, usia
33
mempengaruhi pola presentasi, penilaian dan manajemen, anak-anak rentan terhadap
kproses prburukan yang cepat.
Konsistensi triase perlu dioptimalkan untuk populasi ini ketika usia, data historis
dan presentasi klinis digunakan dalam penilaian triase.
Pengkajian riwayat pada pediatri mengandalkan informasi yang diberikan oleh
pengantar dan kadang-kadang oleh anak atau orang muda. Sangat penting untuk
mengembangkan hubungan dengan pasien dan pengantar dalam rangka untuk
memperoleh informasi maksimum dalam waktu yang relatif singkat.
Menafsirkan makna dari informasi yang diberikan oleh pengantar adalah tantangan
tambahan ketika mentriage anak-anak, informasi yang diberikan dalam konteks ini akan
dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman pengantar pasien.
Pentingnya privasi untuk orang tua, anak-anak dan anak muda di
triase tidak boleh diabaikan.Masalah kesehatan yang ringan mungkin menjadi
kesempatan bagi orang tua untuk mencari bantuan mengenai isu-isu sensitive
. Kaum muda memiliki kebutuhan mental dan emosional yang tinggi dan membutuhkan
privasi yang lebih besar. Mereka mungkin ingin mendiskusikan masalah kesehatan
mereka tanpa kehadiran orang tua mereka.(Lihat Bab 5 untuk pedoman triase yang
berhubungan dengan masalah kesehatan mental.)
1. Urgensi Klinis
Sejumlah gambaran klinis telah ditemukan secara signifikan dapat memprediksi
penyakit serius pada bayi dan anak-anak muda.
Hewson et al. 90 menunjukkan nilai parameter mudah dinilai secara positif dalam
mengidentifikasi bayi dengan penyakit serius, termasuk tingkat aktivitas, kewaspadaan,
suhu kulit, pola makan dan output cairan. Secara khusus, parameter berikut dapat
memprediksi penyakit serius:
• Penurunan asupan makanan (<asupan ½ dari normal selama 24 jam )
• Kesulitan Pernapasan
• Memiliki kurang dari empat popok basah dalam 24 jam
• Penurunan aktivitas
• Mengantuk
34
• Menjadi pucat dan panas
• demam pada anak di bawah tiga bulan.
DepateBeberapa alat penilaian menggunakan tanda tersebut pada penyakit serius bayi
dan anak kecil di triase sebagai dasar pengambilan keputusan. Ini termasuk Triage
Observasi Tool dan SAVE CHILD . Pengamatan Skala Yale alat lain yang mungkin
dapat membantu dalam mendeteksi bakteremia pada bayi .
data klinis yang berkontribusi pada penilaian urgensi dapat diperoleh dari
mengamati penampilan umum seorang anak yang datang ke UGD. Hal ini
penting dalam kasus di mana pemeriksaan kemungkinan akan membuat anak
dan bayi marah, hal ini akan membuat pemeriksaan lebih lanjut sulit.
Airway
35
Meskipun adanya peningkatan tingkat pernapasan, retraksi, nasal falring
dan berbagai tanda-tanda klinis lainnya adalah indikasi penyakit yang signifikan,
ketidakhadiran tanda /gejala tersebut tidak selalu menjadi prediktor negatif dari
penyakit serius.
Perawat triage didorong untuk menggunakan sejumlah parameter untuk
membuat penilaian gangguan pernafasan.
Sirkulasi
Tanda Keparahan
Ringan Sedang berat
Kondisi Umum Haus, gelisah, agitasi Haus, gelisah, mudah Menarik diri, mengantuk atau
tersinggung koma; pernapasan cepat
Nadi Normal Cepat, lemah Cepat, lemah
Fontanele anterior normal Cekung Sangat cekung
mata normal Cowong Sangat cowong
Air mata Normal Tidak ada Tidak ada
Membrane mukosa Sedikit kering Kering Kering
Turgor kulit Normal Menurun Menurun
Urine Normal Berkurang, pekat Tidak dalam beberapa jam
Penurunan BB 4-5 % 6.9 % 10%
Disability
Riwayat penyakit dapat dikumpulkan dari sejumlah sumber, termasuk anak dan /
atau pengasuh.
Mekanisme cedera anak – anak berbeda dari orang dewasa dengan riwayat
trauma. Mekanisme cedera merupakan bagian penting dari penilaian, seperti pada
orang dewasa, dan dapat digunakan untuk memprediksi pola cedera. Misalnya,
fraktur greenstick khas pada anak muda karena terjatuh. Perlindungan terhadap
anak – anak perlu diperhatikan.
Hal ini penting untuk memastikan riw menular, seperti cacar air.yat mengalami
penyakit infeksi seperti cacar.
Riwayat penyakit dahulu
Co- morbid harus dievaluasi untuk mengetahui kemungkinan dampak pada kondisi akut
mereka dan urgensi klinis. Sebagai contoh, bayi prematur atau anak-anak dengan penyakit
jantung bawaan atau penyakit paru-paru memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk
mengalami disfungsi kardiorespirasi yang signifikan akibat infeksi saluran pernapasan.
37
Tabel 8.2 diskriptor Fisiologis pediatri
38
takikardia seperti : HR hemodina Ganguan Kulit Kulit
keluaran urin < 60 pada mik sedang hemodina kemerahan,hanga kemerahan,hanga
bayi : mik t,da t,da
Nadi lemah ringan : Tachycardia Tachycardia
Ganguan dan cepat Nadi ringan n kering ringan n kering
hemodinami pada perifer
k berat : brachial teraba Dehidrasi tidak
Nadi perifer Kulit Kulit < 3 t/g dehidras ada
tdk teraba pucat dan pucat dan i
Pucat kulit, dingin, hangat,
dingin, Tachycardi Tachycardi
lembab, a sedang a ringan
mottled pengisian
Signifikan ulang
tachycardia kapiler 2-4 3- 6 t/g
pengisian detik. dehidras
ulang kapiler i
> detik. >6 t/g
dehidras
Perdarahan i
yand tidak
terkontrol
Disability GCS <9 GCS 9-12 GCS >13 GGCS normal GGCS normal
Penurunan Penurunan tidak ada tidak ada
aktifitas aktifitas penurunan GCS penurunan GCS
pada pada dari sebelumnya dari sebelumnya
tingkat tingkat
Penurunan Tidak ada
berat : sedang :
aktifitas pada Penurunan
Tidak ada Lethargia
tingkat ringan :
39
kontak Diam tapi ada aktifitas :
mata Kontak kontak mata
Bermain
Penurunan mata jika Berinteraksi
tonus otot dirangsang
dengan orang tua tersenyum
Factor resiko untuk penyakit yang serius atau trauma
Ini harus dipertimbangkan dalam riwayat penyakit pasien dan data fisiologis.
faktor risiko yang banyak = peningkatan risiko cedera serius.
Kehadiran satu atau lebih faktor risiko dapat mengakibatkan alokasi kategori triage
yang lebih tinggi.
40
menit bawaan penyeranga
• kematian • medis HX n seksual
penghuni kompleks. •
sama
• ledakan.
.
Kategori 1 -
Kategori
Langsung
42
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mampu menyebutkan perubahan fisiologis
utama yang terjadi pada kehamilan dan menjelaskan bagaimana adaptasi ini akan
mempengaruhi alokasi kode triase. Peserta juga akan dapat mengidentifikasi
komplikasi yang umum dan mengancam jiwa d triase dapat terjadi di triage dan
mendiskusikan bagaimana tingkat urgensi ditentukan untuk kondisi ini.
Kata Kunci
• Semua wanita usia subur harus dianggap hamil sampai terbukti sebaliknya.
• Penilaian yang urgensi harus dilakukan baik pada ibu dan janin.
• Peningkatan Tekranan darah tinggi merupakan tanda perburukan: semakin tinggi
tekanan darah pemeriksaan semakin mendesak.
• Wanita hamil berada pada mempunyai sejumlah kondisi beresiko, meliputi pendarahan otak,
trombosis otak, radang paru-paru berat, aritmia atrium, trombosis vena dan embolus, diseksi
arteri spontan, cholelithiasis dan pielonefritis, daripada wanita tidak hamil dalam usia subur .
43
• Presentasi mungkin termasuk kekhawatiran tentang manifestasi normal dan
perkembangan kehamilan.
6.4 Materi
1. Triage dan pasien hamil
Seorang wanita hamil yang datang ke UGD memberikan sejumlah tantangan unik bagi
perawat Triage.
• Perawat Triage harus memahami adaptasi fisiologis dan anatomi normal dari
kehamilan karena ini akan mempengaruhi penilaian.
• Proses triage harus mempertimbangkan keselamatan ibu dan janin dan potensi
ancaman untuk keduanya.
• Wanita hamil dapat datang dengan penyakit tertentu.
Gambaran dari beberapa penyakit dimodifikasi oleh kehamilan dan beberapa penyakit
hanya terjadi pada kehamilan.
Kehamilan dan primery survey
Airway
Setiap wanita hamil yang datang ke UGD yang berpotensi mengalami gangguan jalan
napas memerlukan perhatian medis segera. Wanita hamil sering sulit diintubasi karena
ukuran pasien, posisi pasien dan kebutuhan obat induksi yang berbeda akibat
perubahan fisiologis kardiovaskular.
Pernafasan
44
Sirkulasi
Kehamilan digambarkan sebagai kondisi hiperdinamik dan perubahan fisiologis
terjadi pada awal kehamilan 6-8 minggu. Progesteron menyebabkan vasodilatasi l dan
estrogen berkontribusi pada 40-50 persen peningkatan volume darah. Tekanan darah
diastolik turun rata-rata 6-17 mmHg, dengan tekanarah terendah selama trimester
kedua. Cardiac output (CO) meningkat sebesar 30-50 persen.
Pada kehamilan 20 minggu, berat rahim menekan vena cava inferior jika
wanita hamil berbaring di punggungnya. Penurunan aliran plasenta cukup untuk
menggangu kesejahteraan janin dan turunnya aliran baliki vena mengurangi
curah jantung dan tekanan darah ibu. Perubak spsesifik terjadi pada pembuluh
darah yang mempengaruhi wanita hamil sehingga terjadi diseksi arteri
spontan.Departemen Kesehatan dan Penuaa-DaruratArteri limpa, arteri
subklavia dan aorta, misalnya, memiliki kecenderungan meningkat terjadi diseksi
spontan, bahkan pada wanita yang tidak memiliki riwayat medis sebelumnya.
Kekerasan d lebihlam rumah tangga sering trejadi selama kehamilan dan
berhubungan dengan peningkatan komplikasi obstetri bagi ibu dan neonates.
Hal – hal penting yang perlu diperhatikan :
1. Wanita hamil sering mengalami jantung berdebar selama kehamilan,
yang biasanya karena hiperdinamik aliran darah.
2. Volume aliran darah yang tinggi dan dinamis adalah diperkirakan
berkontribusi pada peningkatan resiko pendarahan otak (terutama
perdarahan sub-arakhnoid (SAH)) pada kehamilan.
3. Tidak biasa bagi wanita hamil untuk mengalami kemerosotan kondisi yang
tiba-tiba
keluhan perdarahan pervaginam setelah prosedur sterilisasi, adalah suatu kehamilan ektopik -.
artemen KesehaNyeri abdomen merupakan gejala yang paling umum dari pecahnya kehamilan
ektopik. Kehamilan ektopik yang tidak pecah umumnya hadir dengan pendarahan (pada
umumnya berwarna coklat) karena kadar progesteron rendah dan akibat pecahnya desidua.
Terlepas dari diagnosis, tanda-tanda vital yang menyimpang dari normal dan rasa sakit
yang parah (seperti torsi atau kista pecah) menandakan perlunya penilaian medis yang segera.
Triage pada masalah yang lebihserius. Adanya gejala-gejala terkait preeklampsia berat
menndakan perlunya penilaian medis yang mendesak. Antara lain:
• Sakit kepala
• Gangguan Visual
• Nyeri epigastrium
• nyeri kuadran kanan (kuadran
kanan atas) atas Edema Non-
dependen.
Wanita hamil tersebut beresiko kejang dan abruption plasenta, dan janin memiliki
risiko tinggi insufisiensi plasenta.
Ada korelasi antara derajat hipertensi dengan komplikasi seperti pendarahan otak.
• Perdarahan antepartum didefinisikan sebagai kehilangan darah dari vagina > 15
mL pada 20 minggu kehamilan.
• Penyebab umum meliputi praevia plasenta dan plasenta.
• Pada plasenta praevia, kehilangan darah biasanya terlihat pada vagina dan tidak
selalu disertai dengan rasa sakit.
• Pada Abruptio plasenta, gejala utama adalah sakit perut. Kehilangan darah mungkin
tersembunyi antara plasenta dan rahim. Perubahan Hemodinamik hanya terlihat dengan
pendarahan besar, berdarah lebih kecil mungkin sulit untuk mendeteksi atau lebih mudah
perubahan hemodinamik yang terkait dengan shock hipovolemik dan sakit perut.
47
• Depresi Postnatal.
Departemen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidika
2. Ancaman Penting untukkeselamatan janin
• Perubahan dalam saturasi oksigen pada ibu memiliki relevansi langsung pada
kesejahteraan janin. Penurunan kecil oksigenasi ibu sangat berdampak pada oksigenasi
janin karena
pergeseran kiri dalam kurva disosiasi oxyhaemoglobin terkait dengan hemoglobin janin.
Pertimbangkan pengukuran saturasi oksigen di triase pada semua wanita hamil.
• Perubahan Mayor pada tekanan darah (baik tinggi atau rendah) tidak ditoleransi oleh
janin.
• Wanita hamil biasanya dapat merasakan gerakan janin 18-20 minggu kehamilan.
Sebuah pola
48
7.3 Tujuan belajar
• Menjelaskan kondisi kesehatan mental umum terjadi pada tahap kehidupan yang
berbeda (muda, dewasa, lansia) yang dapat ditemukandi triase.
• Mengidentifikasi faktor-faktor risiko spesifik yang berhubungan dengan penyakit
mental untuk unit triase di UGD.
• Menerapkan prinsip-prinsip penilaian kesehatan mental dalam konteks ini.
• menghubungkan jenis gangguan kesehatan mental dengan deskriptor yang terdapat dalam
ATS.
• Menganalisis pendekatan untuk penilaian kesehatan mental dalam hal kekuatan dan
kelemahan.
• Pertimbangkan strategi yang dapat digunakan meningkatkan penilaian
kesehatan mental di triase di tempat kerja Anda.
Kata Kunci
• Pendekatan primer-survei yang biasa digunakan untuk menilai semua pasien
yang masuk, harus lengkap sebelum memulai penilaian kesehatan mental.
• Triase kesehatan Mental didasarkan pada penilaian penampilan, perilaku dan
percakapan.
• Alokasi kode triase harus didasarkan pada kriteria klinis yang konsisten dengan deskriptor
ATS untuk gangguan perilaku akut dan perilaku berisiko merugikan diri sendiri atau orang lain.
7.4 Materi
1 . Latar Belakang
Sejak akhir 1990-an sejumlah alat telah dikembangkan dan disempurnakan untuk mengoptimalkan
konsistensi triase untuk pasien yang datang ke UGD dengan gangguan perilaku akut atau penyakit
mental primer. Sebagai contoh, di New South Wales, Sutherland Hospital mengembangkan
pedoman triase kesehatan mental bagi UGD. Di Tasmania, Smart, Pollard dan Walpole (1999)
memperkenalkan empat poin skala triage kesehatan mental yang akan digunakan bersama dengan
ATS. Di Victoria, evaluasi lebih lanjut dari alat Tasmania menemukan perbedaan digunakan sesuai
dengan pelatihan khusus, dan menyarankan bahwa pendidikan lebih lanjut diperlukan untuk
(membahayakan diri dan menyakiti orang lain). Secara khusus, risiko tinggi berhubungan dengan
kegagalan dari kondisi sebelumnya baik pada fase akut atau gangguan mental yang berat.
3. Penilaian
Pasien mungkin akan dibawa ke UGD oleh polisi, ambulans, pekerja komunitas
kesehatan mental atau anggota keluarga, serta datang sendiri.
Pendekatan primer-survei yang biasa untuk menilai semua pasien yang masuk harus
diselesaikan sebelum memulai penilaian kesehatan mental. Hal ini meliputi menanyakan
kepada pasien mengapa mereka berada di UGD hari ini, dan siapa yang membawa mereka.
Adalah penting untuk terbuka, mendengarkan isyarat verbal, mengklarifikasi, dan tidak
menghakimi. Penilaian ini tidak dimaksudkan untuk membuat diagnosis, tetapi untuk
menentukan urgensi dan mengidentifikasi kebutuhan mendesak untuk pengobatan.
Penyakit psikotik, penyakit depresi, percobaan bunuh diri, pikiran untuk bunuh diri,
kecemasan, krisis situasional akut, ganguan akibat zat, dan gejala fisik tidak disertai adanya
penyakit adalah gambaran yang paling umum dari gangguan kesehatan mental di triase.
Selalu menjaga keselamatan Anda dan keselamatan orang lain. Jika perilaku
pasien meningkat, cari bantuan segera.
DepartePerlu diketahui juga bahwa tidak semua perilaku agresif dikaitkan dengan penyakit
mental. Beberapa perilaku agresif dikaitkan dengan penyakit organik seperti hipoglikemia,
delirium, cedera otak atau intoksikasi. Kelainan organik ini merupakan penyebab perilaku yang
tidak biasa dan mengganggu, mungkin terlihat seperti penyakit mental padahal sebenarnya
bukan. Saling mempengaruhi antara, psikologis dan sosial-budaya faktor biologis yang
50
berhubungan dengan penuaan kadang membuat sulit untuk secara jelas
mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan mental.
Apa yang anda observasi pada status emosional pasien saat ini?
• Apakah mereka datar, sedih, menangis, stres atau cemas?
• Apakah ekspresi emosi mereka berubah dengan cepat?
• Apakah emosi mereka tidak konsisten dengan apa yang mereka
bicarakan?
• Apakah mereka terlalu bahagia?
Informasi ini memberikan isyarat ketika menilai suasana hati seseorang.
· Behaviour (Perilaku)
51
• Apakah mereka marah, bermusuhan, tidak kooperatif, lebih-akrab, curiga,
terjaga, ditarik, tidak tepat atau takut?
• Apakah mereka menanggapi suara tak terdengar atau suara, atau orang
yang tak terlihat atau benda?
• Apakah mereka memperhatikan atau menolak untuk berbicara?Depart
Kemungkinan pertanyaan:
• 'Ini mungkin menyedihkan bagi Anda. Bisakah Anda ceritakan apa yang
terjadi? "
• "Saya dapat melihat bahwa Anda sangat cemas. Apakah Anda merasa
aman? "
• "Saya dapat melihat bahwa Anda sedang marah. Dapatkah Anda memberitahu
saya mengapa? "
• 'Apakah pikiran Anda masuk akal bagi Anda? "
• 'Apakah Anda minum obat ? "
Percakapan dan suasana hati ( mood )
• Bahasa apa yang sedang diucapkan?
• Apakah penterjemah diperlukan?
Percakapan
Bagaimana pasien berbicara?
Apakah percakapan mereka masuk akal?
• Apakah cepat, berulang, lambat atau terputus, atau apakah mereka bisu?
• Apakah mereka berbicara keras, pelan atau berbisik?
• Apakah mereka berbicara dengan jelas atau slurring?
• Apakah mereka berbicara dengan marah?
• Apakah mereka menggunakan bahasa cabul?
• Apakah mereka berhenti di tengah kalimat?
• Apakah Anda berpikir pembicaraan pasien sedang terganggu karena mereka
mendengar suara-suara?
• Apakah mereka tahu hari dan waktu saatini dan bagaimana mereka sampai di
UGD?
Suasana hati
Bagaimana pasien menggambarkan suasana hati mereka? Apakah mereka
mengatakan bahwa mereka merasa:
52
• rendah diri, tidak berharga, depresi atau sedih?
• Marah atau pemarah?
• Cemas, takut atau takut?
• Sedih, benar-benar bahagia atau tinggi?
• Seperti mereka tidak dapat berhenti menangis sepanjang
Misalnya, apakah pasien memberitahu Anda bahwa mereka berpikir tentang bunuh
diri, ingin menyakiti orang lain, khawatir tentang apa yang orang pikirkan tentang
mereka, mengkhawatirkan bahwa pikiran mereka tidak masuk akal, takut bahwa
mereka kehilangan kendali, merasa sesuatu yang mengerikan akan terjadi kepada
mereka, dan / atau merasa tidak mampu mengatasi segala sesuatu yang telah
terjadi pada mereka akhir-akhir ini sehubungan dengan stressors baru-baru ini?
Kemungkinan pertanyaan:
• 'Apakah Anda merasa putus asa tentang segala sesuatu? "
• 'Apakah Anda merasa bahwa seseorang atau sesuatu yang membuat Anda
berpikir hal-hal ini? "
• 'Apakah anda sedang diberitahu untuk menyakiti diri sendiri dan / atau orang
lain? "
• 'Apakah anda merasa menjalani hidup yang tidak layak ? emen Kesehatan dan
Penuaan – Da Kunjungan di UGD untuk pasien yang menyakiti diri atau risiko
mencederai diri sangat umum dan meningkat, pada semua kelompok
umur.Terlepas dari motivasi atau niat, perilaku tersebut terkait dengan risiko tinggi
kematian. Pertimbangkan penggunaan Undang-Undang Kesehatan Mental 2000
dan penilaian risiko (seperti penghapusan senjata dan observasi ketat).
Kemungkinan pertanyaan:
• 'Seberapa sering anda memiliki pikiran? "
• 'Apakah Anda memiliki rencana apa yang mungkin Anda lakukan? "
• 'Apakah Anda memiliki akses ke tablet / pistol?
53
Pertimbangan lain
Pertimbangan lain dalam penilaian kesehatan mental meliputi:
Dimentia
Demensia adalah masalah umum. Ini bukan diagnosis akan tetapi merupakan
sekelompok gejala progresif, yang paling umum adalah:
• kehilangan memori dan kebingungan
• penurunan intelektual
• Perubahan kepribadian.
Subtipe meliputi:
• demensia vaskular
• Penyakit Alzheimer
• demensia alkohol.
Komplikasi demensia meliputi:
• Delirium
• sakit fisik
• depresi
• gejala psikotik.
Delirium
Delirium bukanlah gangguan tetapi sindrom klinis. Ini adalah penyebab banyak
penderitaan dan cacat dan memberikan kontribusi besar terhadap morbiditas dan
kematian. Ini adalah suatu kondisi organik reversibel yang ditandai dengan:
• fluktuasi keadaan sadar
• agitasi psikomotor
• Pikiran yang tidak terorganisir.
• gangguan persepsi, misalnya, halusinasi.
Pemuda
54
Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang paling umum untuk orang
muda dan merupakan faktor risiko untuk perilaku bunuh diri.
Psikostimulan
Psikostimulan adalah kelompok obat yang merangsang sistem saraf
pusat, menyebabkan perasaan kepercayaan diri palsu, euforia, kewaspadaan dan
energi. Psikostimulan umum meliputi metamfetamin (meth, crystal meth, es,
dasar), yang amphetamine (kecepatan) derivatif.
Psikostimulan dapat menghasilkan gejala yang mirip dengan psikosis paranoid,
termasuk delusi penganiayaan, halusinasi visual dan auditori aneh, dan ledakan
kekerasan. Gejala tidak terkait dengan waktu menelan obat atau dosis yang digunakan.
Penilaian dan pengelolaan yang cepat dan aman dari gangguan perilaku
akut dan komplikasi medis adalah prioritas.
Menerapkan ATS
Panduan yang berbasis bukti yang terdapat pada Tabel 5.1 harus digunakan
bersama dengan ATS.
55
Tabel 5.1 Alat Triage pada Kesehatan Mental
Kode triage dan target waktu Deskripsi Gambaran kondisi Prinsip penanganan secara umum
penanganan
Pengamatan visual
berkelanjuatn rasio 1:1 - 1:1 observasi
58
- Intoksikasi oleh narkoba dan
manajemen segera
Dalam 30 menit bagi diri sendiri atau orang - Agitasi / Kegelisahan observasi ketat (lihat definisi di
lain
bawah)
- perilaku Mengganggu
- Gangguan perilaku sedang
- Jangan tinggalkan pasien di
- Bingung
- distress berat ruang tunggu tanpa pengawasan
59
gangguan pikiran - Memastikan lingkungan yang aman bagi
- Halusinasi - mengganggu
- Delusions - Agitasi
- Paranoid - Agresivitas
60
- menarik diri / tidak eskalasi perilaku yang
komunikatif mengharuskan manajemen
Dalam 60 menit Australasia Triage - Tidak ada agitasi / observasi intermiten (lihat
Skala 1 menyatakan:
kegelisahan definisi di bawah)
Dilaporkan pertimbangkan
has presentasi
- ada riwayat gangguan - Re-triage jika ada bukti
61
kesehatan mental peningkatan gangguan perilaku
- Agresivitas
- peningkatan distress
bawah)
- Tidak ada stres akut - Komunikatif dan mampu
62
- Tidak ada gangguan perilaku Australasia Triage Skala 1 menyatakan:
terlibat
- Diketahui pasien dengan gejala
pengelolaan
- Diskusikan dengan triase kesehatan
- krisis Sosial, secara klinis pasien - Mampu untuk membahas masalah mental
gejala psikotik
63
obat
-
ma
sal
ah
Ke
uan
gan
,
sos
ial,
ako
mo
das
i,
ata
u
hub
ung
an
64
Definisi :
Pengawasan visual terus-menerus = orang yang berada di bawah pengamatan visual langsung
di setiap saat pengawasan ketat/ rutin = pengamatan pada interval maksimum setiap 10 menit
pengawasan rutin Intermittent = pengamatan pada interval maksimum setiap 30
menit pengawasan Umum = pemeriksaan ruang tunggu pada interval maksimal 1 jam
* prinsip Manajemen dapat berbeda sesuai dengan protokol pelayanan kesehatan individu dan fasilitas.
65
BAB 8: ISU MEDICO LEGAL
- Informed consent
- Kewajiban perawatan (Duty of care)
- Kelalaian
- Dokumentasi
- Kerahasiaan
- pemeliharaan bukti
forensik. Dep
55Kata Kunci
• Perawat melakukan peran triase harus memiliki pendidikan yang sesuai dan
pengawasan sebelum melakukan triase secara mandiri.
• Dokumentasi harus akurat.
• Harus ada pemahaman yang jelas Kewajiban perawatan (Duty of Care ).
• Perawat harus memahami pentingnya mentriase ulang ( retriage ).
• Kebijakan dan protokol harus mudah diakses oleh perawat yang melaksanakan
peran triase. artemen Kesehataan - Darurat Triage Kit Pendidikan
66
8.4 Materi
1. Peran Perawat Triage
Seorang perawat triage harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan
peran triase. Perawat dan profesional memiliki kewajiban hukum untuk melaksanakan peran
otomatis akan melindungi perawat dari semua kewajiban hukum. Dengan pemikiran
ini, pertimbangan juga harus diberikan kepada otonomi peran, dengan pemberian otonomi
kepada Perawat dalam penentuan katagory triase, dan kemampuan untuk memanfaatkan
keahlian individu untuk penilaian pasien.
Protokol harus dipandang sebagai standar minimal perawatan yang diberikan.
Posisi pernyataan yang menjelaskan peran dan tanggung jawab Nurse Triage termasuk
praktek standar minimum telah dihasilkan oleh badan-badan profesional.
Semua perawat harus mengetahui beberapa prinsip hukum dasar, yang meliputi
persetujuan, unsur-unsur kelalaian, definisi dan sumber-sumber standar perawatan, dan
bagaimana kebijakan dan pedoman dapat mempengaruhi praktek. Ada harapan bahwa
perawat melakukan peran perawat Triage akan memiliki pengalaman yang memadai,
pelatihan dan supervisi untuk melakukan peran. Lembaga yang mempekerjakan juga
memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa staf cukup siap untuk melakukan peran.
2. Persetujuan
67
Lima unsur persetujuan adalah sebagai berikut:
1. Persetujuan harus diberikan secara sukarela.
2. Seseorang harus memiliki kapasitas hukum untuk memberi izin.
3. Persetujuan harus diberitahu.
4. Persetujuan harus spesifik.
5. Persetujuan harus mencakup apa yang sebenarnya dilakukan.
Departemen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
Ketiadaan salah satu elemen membuat persetujuan tidak valid. Persetujuan dapat
diberikan dalam beberapa cara:
1. Persetujuan Tersirat (Implied consent ): persetujuan tersirat adalah yang paling
mudah. Dengan persetujuan tersirat, berdasarkan pasien penyajian di daerah
triase untuk dinilai tidak selalu diartikan sebagai persetujuan, namun persetujuan
sering tersirat oleh perilaku pasien.Persetujuan tersirat menjadi kurang ditentukan
jika pasien bingung atau tidak dapat berkomunikasi karena alasan lain.
2. Persetujuan Verbal: Bentuk persetujuan yang lebih valid dari persetujuan tersirat.
Sebagai contoh, jika Perawat Triage menyatakan bahwa ia akan menanyakan pasien
beberapa pertanyaan, dan pasien setuju untuk ini, ini berarti persetujuan lisan.
3. Persetujuan tertulis: Bentuk persetujuan bukanlah sesuatu yang harus diperoleh oleh
perawat Triage selama penilaian, namun harus ada kebijakan dan prosedur lokal
mengenai memperoleh persetujuan tertulis.
Kewajiban adalah suatu tugas yang diakui oleh hukum, dan perawat yang bertugas
untuk pasien adalah untuk memberikan tingkat perawatan untuk semua pasien . Perawat Triage
68
kemudian memiliki kewajiban untuk mencoba melindungi pasien dari bahaya atau
cedera, memastikan standar yang perawatan memadai.
Skala seperti ATS juga digunakan untuk membimbing pengambilan keputusan,
mengingat bahwa ATS adalah panduan untuk perawatan.
Ada keadaan tertentu ketika perawat Triage mungkin terpaksa menahan pasien karena
jika perawat meninggalkan mereka akan menimbulkan risiko merugikan diri sendiri atau orang
lain di masyarakat.Tindakan tersebut dilindungi oleh undang-undang (yang berbeda dalam
yurisdiksi yang berbeda) dan dapat dimulai dengan prinsip kebutuhan menurut hukum umum.
Adalah penting bahwa keadaan tersebut segera dirujuk ke dokter senior yang bertugas.
Proporsi pasien yang tidak menunggu untuk perawatan medis di UGD mungkin
sampai 20 persen dari kunjungan. Hal ini dianggap kegagalan untuk mengakses sistem
kesehatan .Pasien dapat memilih untuk meninggalkan rumah sakit tanpa terlihat oleh
staf medis di UGD, dan jika pasien kompeten perawat Triage tidak bisa menahan
mereka. Namun,Perawat Triage memiliki tanggung jawab untuk memperingatkan
pasiean dan dkonsekuensi dari keputusan seperti itu, dan dokumentasi yang sesuai
untuk merekam keputusan ini harus diselesaikan oleh pasien dan harus ada saksi.
DepartNamun, pasien yang memiliki gangguan kognitif dari penggunaan narkoba, penggunaan
alkohol atau penyakit mental beresiko mengalami peristiwa-peristiwa buruk dalam situasi seperti itu.
Perawat Triage karena itu harus sadar akan tanggung jawab pada kasus-kasus tersebut.
4. Kelalaian
Kelalaian hukum bervariasi antara negara dan bisa saja mengalami perubahan
signifikan. Perawat memiliki tanggung jawab untuk berperilaku dengan cara yang wajar.
Jika ada pelanggaran dari pendekatan ini yang menyebabkan cedera kepada yang lain,
pelanggaran ini merupakan kelalaian.
69
• Pelanggaran tugas untuk memenuhi standar perawatan
• Pelanggaran bahwa tugas yang menyebabkan kerugian lebih lanjut
• Menyebabkan kerugiandan cedera aktual
• Menyebabkan kerugian.
5. Persyaratan Dokumentasi
Rekam medis adalah metode komunikasi bagi anggota tim perawatan
kesehatan. rekam medis harus akurat, jelas dan ringkas. Hal ini juga diharapkan bahwa
catatan akan mudah diakses dan dapat dimengerti.
Dokumentasi setiap interaksi antara saat melakukan triage antara perawat dan pasien
dan / atau lainnya yang signifikan adalah bagaian lain dari akuntabilitas dalam praktik.
Australasian College of emergency medicine (ACEM) dalam pedoman secara jelas menyatakan
tentang informasi minimum yang diperlukan untuk dicatat pada setiap episode triase.
6. Kerahasiaan
Profesional kesehatan harus menyimpan setiap informasi yang telah disediakan
dan dipercayakan kepada mereka. Hal ini juga diharapkan bahwa pasien menerima
privasi dari para profesional kesehatan. perlindungan diperlukan untuk melindungi
informasi pasien. Ini termasuk bagian dari legislasi kesehatan fedral tingkat dan negara.
Perawat Triage juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan privasi pasien
yang patut dihormati baik selama penilaian triase maupun selama pasien menunggu di
ruang tunggu. Kebijakan rumah sakit mengenai privasi dan hak pasien juga harus siap
diakses oleh perawat Triage.
Seorang petugas kesehatan wajib untuk menjaga informasi medis pasien secara pribadi
dan rahasia.Namun, dalam keadaan tertentu ada persyaratan hukum untuk mengesampingkan
privasi pasien dan kerahasiaannya, misalnya, anak-anak yang beresiko.Jika tidak, suatu
pelanggaran privasi pasien merupakan pelanggaran tugas perawatan.
71
Meskipun laporan ini tidak mungkin terjadi dari meja triase, perawat perlu menyadari
persyaratan hukum dan prosedur dan persyaratan dokumentasi rumah sakit, dalam
rangka untuk memenuhi kewajiban-kewajiban ini.
72