Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH KIMIA SMK

“PERBANDINGAN KIMIA SMA DAN KIMIA SMK”

Disusun Oleh :
1. Abi Sukma Wahyu G /15030194033
2. Eni Makhfidah /15030194050
3. Nurul Qurroti A’yuni / 15030194097
4. Julia Dwi Wijaya / 15030194098
5. Ellen Cristy Ruku / 15030194100

Pendidikan Kimia B
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMI
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
2018
A. Perkembangan Awal Pendidikan di Indonesia
Dalam buku Sejarah Pendidikan Tkknik dan Kejuruan di Indonesia
(2002) disebutkan bahwa sejarah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak
terlepas dari pertama kali pendidikan formal dalam bentuk sekolah didirikan,
sehingga perlu melihat selayang pandang tentang pendidikan di Indonesia
terlebih dahulu.

Sejarah pedidikan Indonesia dapat diklasifikasikan ke dalam dua


periode utama, yaitu pendidikan pada zaman sebelum kemerdekaan, dan
pendidikan pada zaman kemerdekaan. Pendidikan pada zaman sebelum
kemerdekaan meliputi tiga periode yaitu; (1) pendidikan yang berbasis ajaran
keagamaan; (2) pendidikan yang berbasis kepentingan penjajah, dan (3)
pendidikan dalam rangka perjuangan ke merdekaan (Depdikbud: 1996).
Pendidikan pada zaman kemerdekaan dapat dibagi kedalam tiga babak; (1)
tahun 19945-1968 yakni sejak proklamasi kemerdekaan hingga sebelum
dilaksanakannya Pelita I; (2) sejak dimulainya Pelita I pada tahun 1969/1970
hingga akhir Pelita VI tahun 1997/1998; dan (3) periode reformasi sejak tahun
1998 yang berlanjut dengan dilaksanakannya otonomi daerah sejak tahun
2001 hingga sekarang tatkala pendidikan mengalami desentralisasi yang
radikal (Jalal&Supriadi, 2001).

Sebelum berdirinya pendidikan formal dalam bentuk sekolah,


pendidikan di Indonesia dilaksanakan dengan basis keagamaan. Pendidikan
berbasis keagamaan meliputi: (1) pendidikan pada zaman keemasan Hindu-
Budha yang berlangsung antara abad ke-4 hingga 16 Masehi; (2) pendidikan
pada masa kerajaan-kerajaan Islam antara abad ke 13 hingga masa penjajahan
Belanda; dan (3) Pendidikan Katolik yang dibawa serta penjajah Portugis pada
abad ke-16 yang disusul dengan pendidikan Kristen Protestan yang dibawa
oleh penjajah Belanda.

Pendidikan yang berdasarkan ‘kepentingan’ meliputi empat zaman: (1)


zaman VOC; (2) zaman colonial Hindia-Belanda sebelum abad ke-20;
(3)zaman colonial Belanda; dan (4) zaman pendudukan Jepang. Pendidikan
dalam rangka perjuangan kemerdekaan ditandai oleh munculya pendidikan
yang dipelopori oleh Muhammadiyah, Perguruan Taman Siswa, INS
Kayutanam, Pendidikan Ma’arif NU dan Perguruan Islam lainnya.

B. Perkembangan Awal Pendidikan Kejuruan Di Indonesia

Sistem pendidikan dalam bentuk sekolah atau menyerupai sekolah


dimulai pada abad ke-16. Sekolah pertama di Indonesia didirikan oleh
penguasa portugis di Maluku, Al tonio Galvano, pada tahun 1536 M berupa
sekolah seminari untuk anak – anak dari permuka pribumi. VOC mendirikan
sekolah pertama di Ambon pada tahun 1607, disusul kemudian di pulau Banda
(1622), semua kawasan Maluku yang kaya akan rempah – rempah dan
menjadi sasaran awam misi VOC. Sekolah – sekolah tersebut pada dasarnya
bertujuan untuk menyebarkan agama. VOC juga mendirikan sekolah di
wilayah lain seperti Jakarta.

Sekolah yang berorientasi “kejuruan” yang didirikan pertama kali pada


zaman VOC adalah akademi Pelayaran (academic der Marine) pada tahun
1743 tetapi ditutup kembali pada tahun 1755. Ketika kekuasaan VOC berakhir
dan dilanjutkan oleh Pemerintah Hindia-Belanda setelah lebih dari dua abad
berkuasa, baru pada tahun 1853 Belanda mendirikan sekolah kejuruan
Ambachts School van Soerabaia (Sekolah Pertukangan Surabaya) yang
diperuntukkan bagi anak – anak Belanda, lalu disusul sekolah serupa di
Jakarta pada tahun 1856. Kedua sekolah ini diselenggarakan oleh swasta,
kemudian baru pada tahun 1860 Pemerintah Hindia Belanda menngusahakan
sekolah pertukangan di Surabaya untuk golonngan Eropa. Bagi anak – anak
Pribumi, hingga saat itu belum ada sekolah serupa.

Diluar Akademi Pelayaran yang didirikan Tahun 1743, Sekolah


Pertukangan di Surabaya yang berdiri pada tahun 1853 itulah sebagai sekolah
kejuruan pertama di Indonesia. Bila sekolah ini menjadi patokan, maka hingga
sekarang sekolah kejuruan di Indonesia telah berusia satu setengah abad.
Sedangkan akses sekolah untuk penduduk Bumi Putera terhadap Pendidikan
Kejuruan baru pada tahun 1900 ketika politik etika diterapkan berdasarkan
Surat Menteri Jajahan (Cremer) kepada Gubernur Jenderal (Rooseboom)
tertanggal 12 September 1900 nomor 49/2280.

C. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah


Menengah Atas (SMA)

 Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Pendidikan kejuruan menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia


No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 18 dijelaskan
bahwa: “Pendidikan Ke juruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu”.
Sebagai tindak lanjut dari implementasi undang - undang di atas, maka
perlu dikembangkan suatu bentuk pendidikan kejuruan. Khususnya
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut depdiknes bertujuan untuk:

1. Menyiapkan siswa-siswi untuk memasuki lapangan pekerjaan serta


mengembangkan sikap professional

2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi,


dan mampu mengembangkan diri

3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang mandiri dan atau


untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini
maupun masa yang akan datang.

4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif,


adaptif, dan kreatif.

Dalam tujuan Sekolah Menengah Kejuruan tersebut di atas dikemukakan


bahwa siswa SMK disiapkan oleh lembaga pendidikan untuk dapat menjadi
produktif yang terampil dalam mengisi kebutuhan dunia usaha dan dunia
industry. Kompetensi lulusan SMK mengacu pada standar kompetensi yang
sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Permintaan tenaga kerja kompeten dan
professional seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi hal ini
mutlak diperlukan.

Tujuan SMK menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI)


No.11 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 26 ayat 3
tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu untuk meningkatkan :

1. Kecerdasan

2. Pengetahuan

3. Kepribadian

4. Akhlak mulia

5. Ketrampilan untuk hidup mandiri

6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan

 Tujuan Sekolah Menengah Atas

Tujuan SMK menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI)


No.11 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 26 ayat 2
tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu untuk meningkatkan :

1. Kecerdasan

2. Pengetahuan

3. Kepribadian

4. Akhlak mulia

5. Ketrampilan untuk hidup mandiri

6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut

D. Progam Keahlian dan Jurusan Di SMK

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan


dan Pengelolaan Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada
SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian; (2)
setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas
1 (satu) atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih
kompetensi keahlian.
Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:
a. Teknologi dan Rekayasa;

b. Teknologi Informasi dan Komunikasi;

c. Kesehatan;

d. Agribisnis dan Agroteknologi;

e. Perikanan dan Kelautan;

f. Bisnis dan Manajemen;

g. Pariwisata;

h. Seni Rupa dan Kriya;

i. Seni Pertunjukan.
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian
mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat
peserta didik mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan
keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3,
berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK
dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog.
Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:
a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);

b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);


c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).

Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat


Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia
usaha dan industri.
Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang diatur
lebih lanjut oleh Kementerian Agama.
Daftar Pustaka

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) No.11 Tahun 2005. Tentang standar
nasional

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.70 Tahun


2013. Tentang Kerangak Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

Anda mungkin juga menyukai