Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PEMICU 2 TERMODINAMIKA LANJUT

Vapor-Liquid Equilibria

DISUSUN OLEH:

DindaGatri(1206311281)
Ester Kristin (0806460471)
Nandha Riveri Sesunan (1206311382)
Prima Anggraini (0806460566)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK 2012
Problem 2: Vapor-Liquid Equilibria
Advance Thermodynamics Course 2012
Chemical Engineering Department

Problem 1

Please read the following story obtained from the internet: Your group task is to verify the
underline statements using thermodynamics VLE calculations. You could assume that LPG
sold by Pertamina is an ideal mixture. Questions:

1. In what instance would you prepare a VLE diagram using a buble-point, dew-point, or
flash point calculation?
2. Why do you think LPG mixture could be considered as ideal mixture?
3. Prepare T, x, y plot at 1 bar and the P, x, y plots at 32, 50, and 80 oC; at 80oC could
you predict if the LPG tank is still safe?

Please verify if the underline statements are correct.

Elpiji Kok Dibuat Mainan


Rabu, 29/09/2010 09:02 WIB
Agus Pambagio – detikNews
Jakarta – Beberapa hari yang lalu saya dihubungi seorang teman yang tinggal di daerah
perumahan Bumi Serpong Damai (BSD) yang menemukan kejanggalan pada tabung elpiji
Pertamina sis 12 kg miliknya. Pertama, api tidak sebiru biasanya. Kedua, ketika akan
mengganti tabung gas yang sudah kosong, saat mengocok-ngocok terdengar suara gemericik
di dalam tabung. Berdasarka pengakuan tersebut, selama beberapa hari ini saya berusaha
mencari tahu dengan menghubungi beberapa pihak yang berwenang, seperti pejabat dan
Komisaris Pertamina, Menteri ESDM, Menteri Negara BUMN, YLKI, rekan-rekan di
beberapa milist dan Black Berry Messenger Group serta berbagai sumber yang memahami
persoalan elpiji tabung 12 kg produk Pertamina.
Dari komunikasi saya dengan Komisaris, mereka menyangkal ada perubahan kualitas gas eliji
12 kg dan meminta saya untuk mengunjungi website Pertamina yang menampilkan program
konversi dan meminta saya untuk mendiskusikan dengan bagian Pemasaran & Niaga.
Jawaban ini patut diduga menghindar dan tidak nyambung. Lalu saya SMS Menteri ESDM
dan jawabannya: “Tksh atas infonya, saya cek”. Itu saja dan sampai tulisan ini saya buat,
belum ada perkembangan. Berhubung saya penasaran, maka saya juga menghubungi salah
satu pejabat berwenang di Pertamina yang kebetulan saya kenal dan ternyata beliau mengakui
kalau komposisi Butane dan Propane dalam elpiji tabung 12 kg diubah. Beliau berjanji untuk
menyampaikan masalah ini ke Direksi. Esoknya saya dapat kabar bahwa Direksi berang
setelah persoalan ini diberitakan di detikcom. Kemudian patut diduga ada instruksi agar
pejabat Pertamina dilarang menanggapi kecuali Corporate Secretary. Dari beberapa
komunikasi di atas, saya semakin yakin bahwa kompisisi isi gas tabung elpiji untuk keperluan
rumah tangga memang diubah. Dari komposisi semula sekitar 60% Propane dan 40% Butane
menjadi 60% Butane dan 40% Propane. Komposisi ini patut diduga mulai berubah dan
dipasarkan sejak Agustus 2010.
Perkiraan saya, perubahan komposisi ini dimaksudkan untuk mengurangi bahaya ledakan
yang diakibatkan oleh gas elpiji ukuran 12 kg dan 3 kg. Pertanyaannya, apakah pengurangan

Makalah Pemicu 2 Page 2


kadar Propane akan mengurangi bencana ledakan elpiji yang sampai hari ini masih terus
sahut menyahut di seluruh Indonesia? Rugikah Pertamina/Negara dengan perubahan
komposisi tersebut? Rugikah konsumen? Pertanyaan selanjutnya jika benar diubah
komposisinya, mengapa Pertamina tidak menginformasikan ke publik sesuai amanat UU. No
14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik? Siapa yang Dirugikan?
Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari engineeringtoolbox.com, memang benar
semakinj tinggi komposisi Butane maka tekanan gas dalam tabung juga semakin rendah.
Tekanan Propane akan turun sekitar 1,6 bar jika komposisi Propane diubah dari 60% (6,7 bar
pada temperatur 32 derajat C) ke 40% (5,1 bar pada temperatur 32 derajat C). Pertanyaanya
berapa daya tahan tabung elpiji 12 kg? Sesuai dengan yang tertulis di tabung 12 kg, tabung
tersebut didesain sanggup menahan tekanan sampai 31 bar. Jadi meskipun komposisi Propane
60%, tabung masih sanggup menahannya, tidak meledak. Lalu mengapa komposisi harus
diubah?
Sumber lain menyatakan bahwa komposisi 50% Propane, tekanan pada suhu 32 derajat C
hanya sebesar 104 psi. Sedangkan dengan komposisi Propane 70%, tekanan pada temperatur
32 derajat C sebesar 134 psi. Sehingga jika di prorata maka dengan komposisi 60% Propane
pada temperatur 32 derajat C, tekanannya 119 psi. Persyaratan tersebut masih dibawah yang
dipersyaratkan oleh Dirjen Migas melalui Surat Keputusan No. 25K/36/DDJM/1990 tentang
Pengaturan Spesifikasi Elpijin yang Beredar di Masyarakat, yaitu 120 psi. Lalu mengapa
komposisinya harus diubah kalau masih di bawah tekanan maksimum yang diatur oleh SK
Dirjen Migas tersebut? Apa maksud Pertamina melakukan perubahan komposisi?
Melaluui perbincangan saya dengan beberapa pakar kimia dan gas di Indonesia, nilai atau
kadar kalori Butane memang lebih rendah dibandingkan dengan Propane. Sehingga semakin
rendah komposisi Propane maka nyala api akan semakin tidak sempurna, tampak kemerah-
merahan, dan panas yang dihasilkan juga berkurang. Akibatnya untuk memasak konsumen
memerlukan waktu lebih lama dan pada akhirnya diperlukan elpiji lebih banyak.
Kerugian lain yang akan diterima oleh konsumen adalah dengan dinaikkannya komposisi
Butane dari 40% menjadi 60% dan menurunkan Propane dari 60% menjadi 40%akan sering
menyisakan gas Butane yang tidak bisa terbakar di dalam tabung. Kondisi ini terjadi karena
tekanan Butane lebih rendah dari Propane sehinga gas tidak bisa keluar dari tabung. Sisa
Butane di dalam tabung diperkirakan masih ada sekitar 10%.
Dengan sisa gas dalam tabung, jika tabung dikembalikan ke agen dan diisi ulang maka gas
baru yang masuk ke dalam tabung hanya 90%. Jelas ini merugikan konsumen, dengan harga
tetap sama tetapi gas yang akan terbakar kurang dari 100% atau bahkan kurang dari 90%
karena adanya penumpukkan Butane di dalam tabunghasil pengisian sebelumnya.
Bayangkan, konsumen membayar untuk harga gas sebanyak 12 kg, namun yang bisa dibakar
untuk memasak hanya sekitar 9,5 kg.
Di sisi lain, Pertamina atau Pemerintah mendapatkan keuntungan dengan adanya sisa Butane
di dalam tabung. Karena ketika ada sisa Butane sekitar 10% dalam tabung dan tabung akan
dikembalikan ke agen, maka agen Pertamina hanyan mengisi sekitar 90%-nya saja (sekitar
10,8 kg untuk tabung 12 kg atau 2,7 kg untuk tabung 3 kg). Namun dijual ke konsumen
dengan harga full 12 kg. Jadi pertamina untung 1,2 kg/tabung isi 12 kg atau 0,3 kg/tabung 3
kg. Belum lagi karena rendahnya nilai kalori dari Butane maka konsumen akan memerlukan
elpiji lebih banyak. Teganya Pertamina pada konsumennya, jika ini benar-benar terjadi.
Apa yang Harus Dilakukan Konsumen?
Jika semua analisa penulis benar, maka konsumen harus mengantisipasinya dengan baik
melalui beberapa tahapan untuk menghindari kerugian permanen. Pertama, pastikan bahwa
api di atas kompor menyala biru bukan kemerah-merahan. Kedua, ketika kompor tidak lagi
bisa menyala karena gas habis,kocok-kocoklah tabung elpiji yang sudah habis gasnya

Makalah Pemicu 2 Page 3


tersebut. Jika masih ada suara gemericik, artinya masih ada sisa Butane di dalamnya. Jika ini
terjadi segera kembalikan ke agen Pertamina.
Konsumen baik secara individu dan kelompok, sesuai dengan UU No 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, dapat melakukan komplain dan gugatan kepada Pertamina karena
patut diduga Pertamina melakukan kebohongan publik. Saya berharap gugatan konsumen
bisa difasilitasi oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
Selain melakukan gugatan langsung ke Pertamina atau Pemerintah, sesuai dengan UU No 14
tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, konsumen dapat melakukan pengaduan ke
Komisi Informasi Publik(KIP) agar Komisi ini dapat segera melakukan pemeriksaan kepada
Pertamina.
Semoga untuk menjawab tulisan saya ini, Kementrian ESDM atau Pertamina dapat segera
menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, agar konsumen tidak kembali dirugikan.
AGUS PAMBAGIO (Pemerhati Kebijakan Publik dan Perlindungan Konsumen).
(nrl/nrl)
Sumber: http://us.detiknews.com/read/2010/09/29/090215/1450940/103/elpiji-kok-dibuat-
mainanRabu,

Problem 2

In addition, your group also given another task, similar but not really the same. A binary
mixture of chloroform (1) and 1,4-dioksan (2) with an equimolar composition (z1=z2=0.5) in
a compressedliquid state di fed to a storage vessel to be maintained at temperature of 50oC
and pressure of 25 KPa. Your group should determine if the mixture in the vessel will be a
mixture of saturated liquid and saturated vapor, vapor or liquid. If it exist as a mixture of the
two phases please determine the mole-fraction of each phase.

JAWABAN PROBLEM 1

1. In what instance would you prepare a VLE diagram using a buble-point, dew-point, or
flash point calculation?
Bubble-point: Merupakan temperatur pada saat campuran liquid mulai menguap.
Sehingga bubble point digunakan pada diagram VLE saat jumlah liquid diketahui ada
suatu campuran dan untuk menghitung komposisi uapnya.
Dew-point: Merupakan temperatur pada saat campuran gas mulai terkondensasi.
Sehingga dew point digunakan pada diagram VLE saat jumlah uap diketahui ada suatu
campuran dan untuk menghitung komposisi liquidnya.
Flash-point: Merupakan proses pemisahan liquid dan vapor pada saat temperatur
konstan.

Makalah Pemicu 2 Page 4


2. Why do you think LPG mixture could be considered as ideal mixture?

Campuran yang ideal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


a) Tidakadaefeksinergidarikomponen-komponendalamcampuran
b) Setiapkomponenberoperasisecaraindependen
c) Tidakadaperubahanenergiuntukpencampuran
d) Tidakadaperubahan volume

Jika dilihat pada ciri-ciri campuran ideal di atas dan dibandingkan dengan sifat-sifat LPG
maka dapat diketahui bahwa LPG merupakan campuran ideal.

3. Prepare T, x, y plot at 1 bar and the P, x, y plots at 32, 50, and 80oC; at 80oC could you
predict if the LPG tank is still safe?

Untuk membuat diagram T, x, y, digunakan persamaan dibawah ini untuk memperoleh nilai
T pada 1 bar untuk butana dan propana.
𝐵
𝑇𝑠𝑎𝑡 = −𝐶
𝐴 − ln 𝑃

Dengan nilai A, B, dan C sebagai berikut (P dalam mmHg dan T dalam °C) :

A B C
Propana 6,80398 803,81 246,99
Butana 6,80896 935,86 238,73

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan Antoine pada P = 1bar, diperoleh


nilai Tsat sebagai berikut:

 Tsat Propana = 4462,975oC


 Tsat Butana = 5089,508oC

Selanjutnya, dilakukan perhitungan nilai P dengan persamaan berikut :

𝑇 = 𝑥𝑏 . 𝑇𝑠𝑎𝑡𝑏 + 𝑥𝑝 . 𝑇𝑠𝑎𝑡𝑝

Nilai T ini merupakan total nilai T pada butana dan propana dimana 𝑥𝑏 merupakan fraksi mol
cair butana dan 𝑥𝑝 merupakan fraksi mol cair propana.

Makalah Pemicu 2 Page 5


Selanjutnya , dilakukan perhitungan terhadap nilai 𝑦𝑝 (fraksi mol uap propana) dengan
persamaan berikut:

𝑇𝑠𝑎𝑡𝑝
𝑦𝑝=
𝑇

Nilai 𝑦𝑏 (fraksi mol uap butana) diperoleh dari persamaan berikut :

𝑦𝑏 = 1 − 𝑦𝑝

𝒙𝒑 𝒙𝒃 T (oC) 𝒚𝒑 𝒚𝒃
0 1 5089,508 0,000 1,000
0,1 0,9 5026,854 0,089 0,911
0,2 0,8 4964,201 0,180 0,820
0,3 0,7 4901,548 0,273 0,727
0,4 0,6 4838,895 0,369 0,631
0,5 0,5 4776,241 0,467 0,533
0,6 0,4 4731,588 0,568 0,432
0,7 0,3 4650,935 0,672 0,328
0,8 0,2 4588,281 0,778 0,222
0,9 0,1 4525,628 0,887 0,113
1 0 4462,975 1,000 0,000

Untuk membuat diagram P,x,y, digunakan persamaan Antoine untuk memperoleh nilai P sat
pada tiap-tiap temperatur (32 °C, 50 °C, dan 80 °C) untuk butana dan propana.

Makalah Pemicu 2 Page 6


Persamaan Antoine

𝐵
log 𝑃𝑠𝑎𝑡 = 𝐴 −
𝑇+𝐶

Dengan nilai A, B, dan C sebagai berikut (P dalam mmHg dan T dalam °C):

A B C
Propana 6,80398 803,81 246,99
Butana 6,80896 935,86 238,73

a. Pada T = 32 °C

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan Antoine pada T = 32 °C,


diperoleh nilai Psat sebagai berikut :

 Psat Propana = 8372,156 mmHg


 Psat Butana = 2249,873 mmHg

Selanjutnya, dilakukan perhitungan nilai P dengan persamaan berikut :

𝑃 = 𝑥𝑏 . 𝑃𝑠𝑎𝑡𝑏 + 𝑥𝑝 . 𝑃𝑠𝑎𝑡𝑝

Nilai P ini merupakan total nilai P pada butana dan propana dimana 𝑥𝑏 merupakan fraksi mol
cair butana dan 𝑥𝑝 merupakan fraksi mol cair propana.

Selanjutnya , dilakukan perhitungan terhadap nilai 𝑦𝑝 (fraksi mol uap propana) dengan
persamaan berikut:

𝑃𝑠𝑎𝑡𝑝
𝑦𝑝=
𝑃

Nilai 𝑦𝑏 (fraksi mol uap butana) diperoleh dari persamaan berikut :

𝑦𝑏 = 1 − 𝑦𝑝

Makalah Pemicu 2 Page 7


P
𝒙𝒑 𝒙𝒃 𝒚𝒑 𝒚𝒃 P (bar) P (psi)
(mmHg)
0 1 2249,873 0,000 1,000 2,999576 43,50525
0,1 0,9 2862,101 0,293 0,707 3,815811 55,34376
0,2 0,8 3474,33 0,482 0,518 4,632046 67,18227
0,3 0,7 4086,558 0,615 0,385 5,448281 79,02077
0,4 0,6 4698,786 0,713 0,287 6,264516 90,85928
0,5 0,5 5311,014 0,788 0,212 7,080751 102,6978
0,6 0,4 5923,243 0,848 0,152 7,896986 114,5363
0,7 0,3 6535,471 0,897 0,103 8,713221 126,3748
0,8 0,2 7147,699 0,937 0,063 9,529456 138,2133
0,9 0,1 7759,928 0,971 0,029 10,34569 150,0518
1 0 8372,156 1,000 0,000 11,16193 161,8903

b. Pada T = 50 °C

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan Antoine pada T = 50 °C,


diperoleh nilai Psat sebagai berikut :

 Psat Propana = 12515,78 mmHg


 Psat Butana = 3695,404 mmHg

Selanjutnya, dilakukan perhitungan nilai P dengan persamaan berikut:

𝑃 = 𝑥𝑏 . 𝑃𝑠𝑎𝑡𝑏 + 𝑥𝑝 . 𝑃𝑠𝑎𝑡𝑝

Makalah Pemicu 2 Page 8


Nilai P ini merupakan total nilai P pada butana dan propana dimana 𝑥𝑏 merupakan fraksi mol
cair butana dan 𝑥𝑝 merupakan fraksi mol cair propana.

Selanjutnya , dilakukan perhitungan terhadap nilai 𝑦𝑝 (fraksi mol uap propana) dengan
persamaan berikut:

𝑃𝑠𝑎𝑡𝑝
𝑦𝑝=
𝑃

Nilai 𝑦𝑏 (fraksi mol uap butana) diperoleh dari persamaan berikut :

𝑦𝑏 = 1 − 𝑦𝑝

𝒙𝒑 𝒙𝒃 P (mmHg) 𝒚𝒑 𝒚𝒃 P (bar) P (atm)


0 1 3695,404 0,000 1,000 4,926786 4,86236
0,1 0,9 4577,441 0,273 0,727 6,102736 6,022933
0,2 0,8 5459,479 0,458 0,542 7,278686 7,183505
0,3 0,7 6341,516 0,592 0,408 8,454637 8,344078
0,4 0,6 7223,554 0,693 0,307 9,630587 9,50465
0,5 0,5 8105,592 0,772 0,228 10,80654 10,66522
0,6 0,4 8987,629 0,836 0,164 11,98249 11,8258
0,7 0,3 9869,667 0,888 0,112 13,15844 12,98637
0,8 0,2 10751,7 0,931 0,069 14,33439 14,14694
0,9 0,1 11633,74 0,968 0,032 15,51034 15,30751
1 0 12515,78 1,000 0,000 16,68629 16,46809

Makalah Pemicu 2 Page 9


c. Pada T = 80 °C

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan Antoine pada T = 80 °C,


diperoleh nilai Psat sebagai berikut :

 Psat Propana = 22170,23 mmHg


 Psat Butana = 7460,096 mmHg

Selanjutnya, dilakukan perhitungan nilai P dengan persamaan berikut :

𝑃 = 𝑥𝑏 . 𝑃𝑠𝑎𝑡𝑏 + 𝑥𝑝 . 𝑃𝑠𝑎𝑡𝑝

Nilai P ini merupakan total nilai P pada butana dan propana dimana 𝑥𝑏 merupakan fraksi mol
cair butana dan 𝑥𝑝 merupakan fraksi mol cair propana.

Selanjutnya , dilakukan perhitungan terhadap nilai 𝑦𝑝 (fraksi mol uap propana) dengan
persamaan berikut:

𝑃𝑠𝑎𝑡𝑝
𝑦𝑝=
𝑃

Nilai 𝑦𝑏 (fraksi mol uap butana) diperoleh dari persamaan berikut :

𝑦𝑏 = 1 − 𝑦𝑝

𝒙𝒑 𝒙𝒃 P (mmHg) 𝒚𝒑 𝒚𝒃 P (bar) P (atm)


0 1 7460,096 0,000 1,000 9,945949 9,815888
0,1 0,9 8931,109 0,248 0,752 11,90713 11,75143
0,2 0,8 10402,12 0,426 0,574 13,86832 13,68697
0,3 0,7 11873,14 0,560 0,440 15,8295 15,62251
0,4 0,6 13344,15 0,665 0,335 17,79069 17,55804
0,5 0,5 14815,16 0,748 0,252 19,75187 19,49358
0,6 0,4 16286,18 0,817 0,183 21,71306 21,42912
0,7 0,3 17757,19 0,874 0,126 23,67424 23,36466
0,8 0,2 19228,21 0,922 0,078 25,63543 25,3002
0,9 0,1 20699,22 0,964 0,036 27,59661 27,23574
1 0 22170,23 1,000 0,000 29,5578 29,17128

Makalah Pemicu 2 Page 10


 Sesuai dengan yang tertera pada tabung LPG 12 Kg, tabung tersebut didesain sanggup
menahan tekanan sampai 31 bar, maka pada T = 80 °C, LPG masih tetap berada pada
kondisi aman karena tekanan tidak mencapai 31 bar dimana tekanan tertinggi pada
suhu 80oC sebesar 29,17136 bar.

PERNYATAAN

Tekanan Propane akan turun sekitar 1,6 bar jika komposisi Propane diubah dari 60% (6,7 bar
pada temperatur 32 derajat C) ke 40% (5,1 bar pada temperatur 32 derajat C).

Berdasarkan perhitungan, diperoleh :

Pada komposisi propana 60% (T = 32 °C), nilai P sebesar 7,896986bar


Pada komposisi propana 40% (T = 32 °C), nilai P sebesar 6,264516 bar

 Sehingga tekanan propana akan turun sebesar 1,632 bar jika komposisi propana
diubah dari 60% (P = 7,896986bar, T = 32 °C) menjadi 40% (P = 6,264516 bar, T =
32 °C). Dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut tidak benar dikarenakan
tekanan pada komposisi propana 60% ADALAH 7,896986 bar BUKAN 6,7 bar dan
tekanan pada komposisi propana 40% ADALAH 6,264516 bar BUKAN5,1 bar.

Makalah Pemicu 2 Page 11


PERNYATAAN

Sumber lain menyatakan bahwa komposisi 50% Propane, tekanan pada suhu 32 derajat C
hanya sebesar 104 psi. Sedangkan dengan komposisi Propane 70%, tekanan pada temperatur
32 derajat C sebesar 134 psi. Sehingga jika di prorata maka dengan komposisi 60% Propane
pada temperatur 32 derajat C, tekanannya 119 psi.

Berdasarkan perhitungan, diperoleh :

Pada komposisi propana 50% (T = 32 °C), nilai P sebesar 102,6978psi


Pada komposisi propana 70% (T = 32 °C), nilai P sebesar 126,3748psi

 Sehingga tekanan pada komposisi propana 60% adalah 114,5363 psi. Dapat
disimpulkan bahwa pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar dikarenakan tekanan
pada komposisi propana 50% ADALAH102,6978 psiBUKAN 104 psi dan tekanan
pada komposisi propana 70% ADALAH126,3748 psiBUKAN 134 psi. Sementara itu,
tekanan pada komposisi propana 60% ADALAH 114,5363 psi BUKAN 119 psi.

PERNYATAAN

Kerugian lain yang akan diterima oleh konsumen adalah dengan dinaikkannya komposisi
Butane dari 40% menjadi 60% dan menurunkan Propane dari 60% menjadi 40% akan sering
menyisakan gas Butane yang tidak bisa terbakar di dalam tabung. Kondisi ini terjadi karena
tekanan Butane lebih rendah dari Propane sehinga gas tidak bisa keluar dari tabung. Sisa
Butane di dalam tabung diperkirakan masih ada sekitar 10%.

Perhitungan komposisi ini menggunakan tekanan parsial dari propana dan butana sehingga
DIASUMSIKAN bahwa komposisi propana sudah benar-benar habis dan tekanan parsial
butana digunakan sebagai tekanan total tabung elpiji. Selain itu, DIASUMSIKAN pula
bahwa gas tidak bisa keluar apabila tekanan dalam tabung kurang dari atau sama dengan 1
atm atau 760 mmHg dan butana yang tersisa berada dalam fase uap.

Berdasarkan perhitungan tekanan parsial propana dan butana

P pro P but
𝒙𝒑 𝒙𝒃 𝒚𝒑 𝒚𝒃
(mmHg) (mmHg)
0 1 0,000 1,000 0 2249,873

Makalah Pemicu 2 Page 12


0,1 0,9 0,293 0,707 837,2155897 2024,886
0,2 0,8 0,482 0,518 1674,431179 1799,898
0,3 0,7 0,615 0,385 2511,646769 1574,911
0,4 0,6 0,713 0,287 3348,862359 1349,924
0,5 0,5 0,788 0,212 4186,077949 1124,937
0,6 0,4 0,848 0,152 5023,293538 899,9492
0,7 0,3 0,897 0,103 5860,509128 674,9619
0,8 0,2 0,937 0,063 6697,724718 449,9746
0,9 0,1 0,971 0,029 7534,940308 224,9873
1 0 1,000 0,000 8372,155897 0

Berdasarkan tabel perhitungan diatas, diperoleh bahwa tekanan parsial butana mencapai nilai
dibawah 760 mmHg pada saat komposisi uap butana diantara 0,152 dan 0,103. Untuk
mendapatkan nilai yang lebih akurat maka dilakukan interpolasi sebagai berikut:

𝑥 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1
=
𝑥2 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1

760 − 674,9619 𝑦 − 0,103


=
899,9492 − 674,9619 0,152 − 0,103

85,0381 𝑦 − 0,103
=
224,9873 0,049

4,1668669 = 224,9873 𝑦 − 23,1736919

27,3405588 = 224,9873 𝑦

𝑦 = 0,1215

Berdasarkan interpolasi diatas, didapatkan bahwa jumlah butana yang tersisa dalam fase uap
adalah 0,1215 atau dengan kata lain, butana yang tersisa adalah sekitar 12,15%.

 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat dikatakan bahwa pernyataan tersebut


tidak benar karena sisa butana ADALAH 12,15% BUKAN 10%.

Makalah Pemicu 2 Page 13


JAWABAN PROBLEM 2

Diketahui

Chloroform (1) dan 1,4-dioxane (2)

z1 = z2 =0.5

T = 50°C

P = 25 kPa

P1 sat = 15.79 kPa

P2 sat = 69.36 kPa

Maka

𝑃𝑏𝑢𝑏𝑙 = 𝑥1 𝑃1 𝑠𝑎𝑡 + 𝑥2 𝑃2 𝑠𝑎𝑡

= (0.5)(15.79)+(0.5)(69.36)

= 42.575 kPa

Jika 𝑦1 = 𝑧1

1
𝑃𝑑𝑒𝑤 = 𝑦 𝑦
1
⁄𝑃 𝑠𝑎𝑡 + 2⁄𝑃 𝑠𝑎𝑡
1 2

1
=
0.5⁄ 0.5
15.79 + ⁄69.36

= 25.72 kPa

Makalah Pemicu 2 Page 14


Nilai tekanan yang diberikan lebih rendah dari Pdew, maka campuran chloroform dan 1,4-
dioxane berada pada fasa superheated vapor, seperti yang tergambar dalam diagram Pxy
Figure 10.11 Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics 7th ed dibawah ini.

DAFTAR REFERENSI:

http://www.engr.umd.edu/~nsw/ench250/antoine.dat.Diunduh pada 23 Oktober 2012.

Smith, J.M., et al. 2005, Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics 7th ed.
McGraw Hill Higher Education.

Makalah Pemicu 2 Page 15

Anda mungkin juga menyukai