Vapor-Liquid Equilibria
DISUSUN OLEH:
DindaGatri(1206311281)
Ester Kristin (0806460471)
Nandha Riveri Sesunan (1206311382)
Prima Anggraini (0806460566)
DEPOK 2012
Problem 2: Vapor-Liquid Equilibria
Advance Thermodynamics Course 2012
Chemical Engineering Department
Problem 1
Please read the following story obtained from the internet: Your group task is to verify the
underline statements using thermodynamics VLE calculations. You could assume that LPG
sold by Pertamina is an ideal mixture. Questions:
1. In what instance would you prepare a VLE diagram using a buble-point, dew-point, or
flash point calculation?
2. Why do you think LPG mixture could be considered as ideal mixture?
3. Prepare T, x, y plot at 1 bar and the P, x, y plots at 32, 50, and 80 oC; at 80oC could
you predict if the LPG tank is still safe?
Problem 2
In addition, your group also given another task, similar but not really the same. A binary
mixture of chloroform (1) and 1,4-dioksan (2) with an equimolar composition (z1=z2=0.5) in
a compressedliquid state di fed to a storage vessel to be maintained at temperature of 50oC
and pressure of 25 KPa. Your group should determine if the mixture in the vessel will be a
mixture of saturated liquid and saturated vapor, vapor or liquid. If it exist as a mixture of the
two phases please determine the mole-fraction of each phase.
JAWABAN PROBLEM 1
1. In what instance would you prepare a VLE diagram using a buble-point, dew-point, or
flash point calculation?
Bubble-point: Merupakan temperatur pada saat campuran liquid mulai menguap.
Sehingga bubble point digunakan pada diagram VLE saat jumlah liquid diketahui ada
suatu campuran dan untuk menghitung komposisi uapnya.
Dew-point: Merupakan temperatur pada saat campuran gas mulai terkondensasi.
Sehingga dew point digunakan pada diagram VLE saat jumlah uap diketahui ada suatu
campuran dan untuk menghitung komposisi liquidnya.
Flash-point: Merupakan proses pemisahan liquid dan vapor pada saat temperatur
konstan.
Jika dilihat pada ciri-ciri campuran ideal di atas dan dibandingkan dengan sifat-sifat LPG
maka dapat diketahui bahwa LPG merupakan campuran ideal.
3. Prepare T, x, y plot at 1 bar and the P, x, y plots at 32, 50, and 80oC; at 80oC could you
predict if the LPG tank is still safe?
Untuk membuat diagram T, x, y, digunakan persamaan dibawah ini untuk memperoleh nilai
T pada 1 bar untuk butana dan propana.
𝐵
𝑇𝑠𝑎𝑡 = −𝐶
𝐴 − ln 𝑃
Dengan nilai A, B, dan C sebagai berikut (P dalam mmHg dan T dalam °C) :
A B C
Propana 6,80398 803,81 246,99
Butana 6,80896 935,86 238,73
𝑇 = 𝑥𝑏 . 𝑇𝑠𝑎𝑡𝑏 + 𝑥𝑝 . 𝑇𝑠𝑎𝑡𝑝
Nilai T ini merupakan total nilai T pada butana dan propana dimana 𝑥𝑏 merupakan fraksi mol
cair butana dan 𝑥𝑝 merupakan fraksi mol cair propana.
𝑇𝑠𝑎𝑡𝑝
𝑦𝑝=
𝑇
𝑦𝑏 = 1 − 𝑦𝑝
𝒙𝒑 𝒙𝒃 T (oC) 𝒚𝒑 𝒚𝒃
0 1 5089,508 0,000 1,000
0,1 0,9 5026,854 0,089 0,911
0,2 0,8 4964,201 0,180 0,820
0,3 0,7 4901,548 0,273 0,727
0,4 0,6 4838,895 0,369 0,631
0,5 0,5 4776,241 0,467 0,533
0,6 0,4 4731,588 0,568 0,432
0,7 0,3 4650,935 0,672 0,328
0,8 0,2 4588,281 0,778 0,222
0,9 0,1 4525,628 0,887 0,113
1 0 4462,975 1,000 0,000
Untuk membuat diagram P,x,y, digunakan persamaan Antoine untuk memperoleh nilai P sat
pada tiap-tiap temperatur (32 °C, 50 °C, dan 80 °C) untuk butana dan propana.
𝐵
log 𝑃𝑠𝑎𝑡 = 𝐴 −
𝑇+𝐶
Dengan nilai A, B, dan C sebagai berikut (P dalam mmHg dan T dalam °C):
A B C
Propana 6,80398 803,81 246,99
Butana 6,80896 935,86 238,73
a. Pada T = 32 °C
𝑃 = 𝑥𝑏 . 𝑃𝑠𝑎𝑡𝑏 + 𝑥𝑝 . 𝑃𝑠𝑎𝑡𝑝
Nilai P ini merupakan total nilai P pada butana dan propana dimana 𝑥𝑏 merupakan fraksi mol
cair butana dan 𝑥𝑝 merupakan fraksi mol cair propana.
Selanjutnya , dilakukan perhitungan terhadap nilai 𝑦𝑝 (fraksi mol uap propana) dengan
persamaan berikut:
𝑃𝑠𝑎𝑡𝑝
𝑦𝑝=
𝑃
𝑦𝑏 = 1 − 𝑦𝑝
b. Pada T = 50 °C
𝑃 = 𝑥𝑏 . 𝑃𝑠𝑎𝑡𝑏 + 𝑥𝑝 . 𝑃𝑠𝑎𝑡𝑝
Selanjutnya , dilakukan perhitungan terhadap nilai 𝑦𝑝 (fraksi mol uap propana) dengan
persamaan berikut:
𝑃𝑠𝑎𝑡𝑝
𝑦𝑝=
𝑃
𝑦𝑏 = 1 − 𝑦𝑝
𝑃 = 𝑥𝑏 . 𝑃𝑠𝑎𝑡𝑏 + 𝑥𝑝 . 𝑃𝑠𝑎𝑡𝑝
Nilai P ini merupakan total nilai P pada butana dan propana dimana 𝑥𝑏 merupakan fraksi mol
cair butana dan 𝑥𝑝 merupakan fraksi mol cair propana.
Selanjutnya , dilakukan perhitungan terhadap nilai 𝑦𝑝 (fraksi mol uap propana) dengan
persamaan berikut:
𝑃𝑠𝑎𝑡𝑝
𝑦𝑝=
𝑃
𝑦𝑏 = 1 − 𝑦𝑝
PERNYATAAN
Tekanan Propane akan turun sekitar 1,6 bar jika komposisi Propane diubah dari 60% (6,7 bar
pada temperatur 32 derajat C) ke 40% (5,1 bar pada temperatur 32 derajat C).
Sehingga tekanan propana akan turun sebesar 1,632 bar jika komposisi propana
diubah dari 60% (P = 7,896986bar, T = 32 °C) menjadi 40% (P = 6,264516 bar, T =
32 °C). Dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut tidak benar dikarenakan
tekanan pada komposisi propana 60% ADALAH 7,896986 bar BUKAN 6,7 bar dan
tekanan pada komposisi propana 40% ADALAH 6,264516 bar BUKAN5,1 bar.
Sumber lain menyatakan bahwa komposisi 50% Propane, tekanan pada suhu 32 derajat C
hanya sebesar 104 psi. Sedangkan dengan komposisi Propane 70%, tekanan pada temperatur
32 derajat C sebesar 134 psi. Sehingga jika di prorata maka dengan komposisi 60% Propane
pada temperatur 32 derajat C, tekanannya 119 psi.
Sehingga tekanan pada komposisi propana 60% adalah 114,5363 psi. Dapat
disimpulkan bahwa pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar dikarenakan tekanan
pada komposisi propana 50% ADALAH102,6978 psiBUKAN 104 psi dan tekanan
pada komposisi propana 70% ADALAH126,3748 psiBUKAN 134 psi. Sementara itu,
tekanan pada komposisi propana 60% ADALAH 114,5363 psi BUKAN 119 psi.
PERNYATAAN
Kerugian lain yang akan diterima oleh konsumen adalah dengan dinaikkannya komposisi
Butane dari 40% menjadi 60% dan menurunkan Propane dari 60% menjadi 40% akan sering
menyisakan gas Butane yang tidak bisa terbakar di dalam tabung. Kondisi ini terjadi karena
tekanan Butane lebih rendah dari Propane sehinga gas tidak bisa keluar dari tabung. Sisa
Butane di dalam tabung diperkirakan masih ada sekitar 10%.
Perhitungan komposisi ini menggunakan tekanan parsial dari propana dan butana sehingga
DIASUMSIKAN bahwa komposisi propana sudah benar-benar habis dan tekanan parsial
butana digunakan sebagai tekanan total tabung elpiji. Selain itu, DIASUMSIKAN pula
bahwa gas tidak bisa keluar apabila tekanan dalam tabung kurang dari atau sama dengan 1
atm atau 760 mmHg dan butana yang tersisa berada dalam fase uap.
P pro P but
𝒙𝒑 𝒙𝒃 𝒚𝒑 𝒚𝒃
(mmHg) (mmHg)
0 1 0,000 1,000 0 2249,873
Berdasarkan tabel perhitungan diatas, diperoleh bahwa tekanan parsial butana mencapai nilai
dibawah 760 mmHg pada saat komposisi uap butana diantara 0,152 dan 0,103. Untuk
mendapatkan nilai yang lebih akurat maka dilakukan interpolasi sebagai berikut:
𝑥 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1
=
𝑥2 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1
85,0381 𝑦 − 0,103
=
224,9873 0,049
27,3405588 = 224,9873 𝑦
𝑦 = 0,1215
Berdasarkan interpolasi diatas, didapatkan bahwa jumlah butana yang tersisa dalam fase uap
adalah 0,1215 atau dengan kata lain, butana yang tersisa adalah sekitar 12,15%.
Diketahui
z1 = z2 =0.5
T = 50°C
P = 25 kPa
Maka
= (0.5)(15.79)+(0.5)(69.36)
= 42.575 kPa
Jika 𝑦1 = 𝑧1
1
𝑃𝑑𝑒𝑤 = 𝑦 𝑦
1
⁄𝑃 𝑠𝑎𝑡 + 2⁄𝑃 𝑠𝑎𝑡
1 2
1
=
0.5⁄ 0.5
15.79 + ⁄69.36
= 25.72 kPa
DAFTAR REFERENSI:
Smith, J.M., et al. 2005, Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics 7th ed.
McGraw Hill Higher Education.