Anda di halaman 1dari 21

UD.

GROSIR SEMBAKO
studi penelitian kelayakan bisnis
Profil Usaha

Usaha grosir sembako kebanyakan mudah berkembang, dan apabila sudah berkembang
pesat, akan mendirikan cabang yang lain. Karena usaha ini tidak terlalu terpengaruh
dengan naik turunnya kurs dollar. Namun, tetap ada yang mengikat kurs dollar misalnya,
barang dagang ekspor seperti tepung terigu. Cabang usaha ini berada di Kudus daerah
dan wergu kulon. Usaha didirikan pada kawasan yang memiliki segmentasi pasar tinggi.
Dimana, disekitar area tersebut terdapat banyak toko kelontong, pasar dan rumah
makan.


Visi: Menjadi grosir sembako terbesar dan terlengkap hingga ke kota-kota lain

Misi: Sangat memperhatikan kepuasan pembeli

Aspek Teknis

• Tempat usaha grosir dalam jangka panjang, segera memiliki toko milik pribadi
• Pinggir kota, daerah ramai ( Dekat pasar tradisional dan toko kelontong)
• Strategis, mencari tempat dimana belum ada pesaing
• Memilih daerah yang membolehkan truk bebas muat

Luas tempat usaha = 300 m2
Aspek Manajemen

1. Perencanaan Binsis
• Proses pembuatan suatu rencana di dalam usaha dagang grosir sembako kami, dilakukan dengan pendekatan atas-bawah.
Dimana pemilik usaha memiliki wewenang tertinggi. Semua tahapan tindakan dan keputusan yang akan dilakukan, dikoreksi
terlebih dahulu oleh pemilik usaha.

Usaha dagang grosir sembako yang akan kami lakukan, memiliki perencanaan dalam jangka panjang dan jangka pendek.
Jangka pendek tersebut diantaranya seperti memperluas pangsa pasar dengan melakukan promosi dan diskon pada saat-saat
tertentu, selalu menambah pasokan seiring berjalannya waktu. Lalu, perencanaan dalam jangka panjangnya yakni menambah
cabang toko usaha dagang grosir sembako ke luar kota, tidak hanya dalam kota saja. Karena sembako sangat dibutuhkan banyak
orang, jadi bisnis ini memiliki prospek yang sangat baik.
2. Pengorganisasian
• Pembagian Kerja
• Divisi Keuangan: Melayani transaksi pembelian toko, Melakukan transfer keuangan untuk menambah pasokan barang
dagang, Melakukan rekap keuangan tiap hari-nya
• Divisi Pemasaran: Melayani pembeli mengambil barang, Mengantarkan barang yang sudah dibeli ke tempat pembeli yang
melakukan pembelian secara grosir, Membuka dan menutup toko.
• Divisi Informasi: Memeriksa ketersediaan barang dagang, menyimpan alamat para pembeli yang melakukan pengantaran
barang ke alamat pembeli, Menghubungi pabrik untuk melakukan delievery order pada pasokan barang barang.
• Direktur/pemilik usaha: Memeriksa aktivitas yang dilaporkan oleh pimpinan divisi.
3. Actuating
Setiap divisi memiliki pimpinan yang mengarahkan, agar dapat berjalan sesuai rencana. Pimpinan tersebut harus memiliki
cara berkomunikasi yang baik, jujur, dan memiliki jiwa pemimpin. Dan seluruh pimpinan divisi melaporkan kepada direktur
atau pemilik usaha.


Aspek Pemasaran
Pemasaran Produk
Terdapat berbagai jalur untuk pemasaran barang dagang di usaha dagang
grosir sembako.

Kendala dalam Pemasaran


Kendala yang dihadapi pada aspek pemasaran yaitu ketika pembeli membeli barang
dengan dalam kuantitas banyak. Namun saat itu stok barang sedikit, dan pembeli tidak
dapat memperoleh barang sesuai yang diinginkan. Hal ini terjadi karena barang dari
pabrik terbatas, seperti saat hari raya. Tepung beras tidak tersedia.

Fasilitas Usaha

Fasilitas yang menunjang usaha grosir agar dapat


berjalan dengan baik:

• Rak rokok ( 3 m x 0,5 m x 1,5 m )

• Meja kasir

• Kursi 5 buah

• Bangku pendek

• Kalkulator

• Timbangan beras

• Timbangan minyak

• Congkong beras

• Ember

• Nota pembelian

• Kantong plastik

• Pesawat telepon

• Komputer

• Mobil pick up

Sangat disarankan pada usaha perdagangan grosir


sembako ini dilengkapi dengan perangkat komputer
disertai software database persediaan, database
pelanggan, catatan untuk setiap transaksi dan
sebagainya. Hal ini penting untuk meningkatkan
pelayanan kepada pelanggan dan akurasi data -
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan
yang lebih baik, terutama yang terkait dengan
persediaan.
Kendala Usaha


Sebenarnya, tidak ada kendala yang cukup serius. Namun, disini akan kami jelaskan kendala
kecil hingga besar yang terjadi ketika melakukan usaha dagang ini, diantaranya yaitu:


◦ Pembeli butuh banyak, terkadang stock barang cepat habis


◦ Terkadang barang dari pabrik terbatas. Seperti hari raya, tepung beras kosong
◦ Usaha ini memiliki keuntungan berdasae kuantiitas, jadi hanya memperoleh sedikit. Namun,
pihak pajak memberikan pajak kepada usaha dagang kami terlalu besar. Karena sirkulasi
perputaran uang kami sangat cepat.
Aspek sumber daya manusia

1. Kebijakan rekrutmen-seleksi-orientasi

Untuk bergabung menjadi pekerja di usaha dagang grosir sembako kami, para pekerja harus memiliki syarat sebagai berikut:

• Pendidikan minimal SMA

• Dianjurkan beragama islam

• Selalu cepat tanggap terhadap sesuatu

• Mampu mengangkat beban berat

• Memiliki jiwa yang jujur

• Memiliki sopan santun

2.    Pelatihan dan pengembangan

Setiap pekerja dilatih bagaimana melayani pembeli dengan baik, walaupun ini sederhana. Namun, tidak boleh di sampingkan.
Karena pelayanan yang baik menghasilkan kepuasan yang tinggi pula.

3. Keselamatan dan kesehatan kerja

Pekerja diberikan bpjs agar selalu menjaga kesehatan pada saat tertentu, pekerja tidak mendapat pensiunan. Namun, ketika
lebaran. Pekerja mendapatkan bonus. Keselamatan kerja sangat diperhatikan. Jika di rasa pekerja mengalami tidak enak
badan. Pekerja dibolehkan menghubungi divisi infomasi, untuk ijin tidak masuk kerja.

4. Pemberhentian / PHK

Jika pekerja melakukan hal-hal yang tidak sesuai, seperti mencuri, dan tidak masuk kerja berbulan-bulan tanpa kejelasan.
Maka pekerja tersebut dapat dikeluarkan dari pekerjaan itu.
ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN



1. Aspek Ekonomi dan Sosial


Bisnis ini memiliki kelebihan tersendiri. Segmentasi pasarnya sangat luas. Mulai dari kalangan bawah hingga atas.
Hal itu dikarenakan usaha dagang grosir sembako menyediakan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan setiap
lapisan masyarakat dalam kesehariannya. Pada prinsipnya, bisnis toko kelontong, yaitu membeli stock barang
dengan harga semurah mungkin, dan dijual kembali. Namun, usaha grosir dagang ini memberikan pasokan
terhadap toko kelontong.


Dengan adanya usaha dagang grosir sembako ini, di harapkan semakin memudahkan toko kelontong. Tanpa
mencari sales barang, kami menyediakan langsung di toko. Dan dapat dikirim ke toko kelontong tersebut.

2. Dampak Lingkungan


Hampir semua jenis usaha berdampak pada lingkungan. Termasuk juga usaha dagang grosir sembako, usaha
ini akan menimbulkan kemacetan jalan. Ketika toko kami, memiliki banyak pembeli pada waktu yang sama.
Namun, kami memiliki cara untuk menghadapi dampak tersebut. Yakni dengan memilih tempat usaha dekat
jalan raya, yang sekirannya lebar. Agar tidak menghambat lalu lintas kendaraan. Dan karena kami sering
bongkar muat barang dengan truk-truk tronton, kami pastikan memilih tempat yang memiliki area bebas
bongkar muat. Yang pasti tempat tersebut berada di jauh dari perkotaan. 



Aspek Keuangan

1) Sumber Dana

Modal Sendiri (75%) Pinjaman (25%)

Investasi Rp 436.447.500 Rp 145.482.500

Modal Kerja Rp 538.612.500 Rp 179.537.500

Total Rp 975.060.000 Rp 325.020.000


2. Kebutuhan Dana
3. Asumsi-asumsi
4. Proyeksi Arus Kas
5.Proyeksi Laba Rugi
Dalam perhitungan laba rugi tersebut. Pada awal tahun, Laba sebelum pajak memperoleh sebesar  Rp 143.767.800 sampai
dengan tahun ke -3 Laba sebelum pajak kurang dari Rp 250.000.000 maka memperoleh pajak sebesar 15%. Namun, pada
tahun ke 4 laba sebelum pajak mengalami peningkatan melebihi Rp 250.000.000. Maka dikenakan pajak sebesar 25%
sampai dengan tahun ke-10. Rata-rata perolehan laba secara keseluruhan sebesar Rp 228.826.808
KELAYAKAN BISNIS

KRITERIA NILAI JUSTIFIKASI KELAYAKAN

PBP 3 tahun <10 tahun

NPV Rp845.750.950,8 >1

IRR 37% > 11%

PI 2,453 >0

Berdasarkan analisis kas dilakukan perhitungan Payback ratio (PBP), Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Personal Income (PI). Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa usaha grosir sembako merupakan usaha yang menguntungkan,
karena pada suku bunga 11% pertahun Payback period 3 tahun dan
NPV = Rp Rp845.750.950,8 dan IRR sebesar 37% dan PI sebesar 2,453%. Artinya
proyek ini layak dilaksanakan sampai tingkat suku bunga 37%.
Kesimpulan


1. Usaha grosir sembako terkait memiliki laba yang sangat sedikit, karena bidang ini
mementingkan kuantitas.

2. Sejalan dengan hal di atas, maka usaha perdagangan grosir sembako memiliki prospek
yang baik karena bisnisnya masih terus tumbuh berkembang, dan memiliki perputaran uang
yang cenderung cepat.

3.Pada proyeksi laba rugi, tidak selamanya memperoleh laba meningkat. Namun, terkadang
justru menurun. Hal ini disebabkan, harga dapat berubah sewaktu-waktu.

4. Bisnis grosir sembako lain biasanya masih menjalankan bisnisnya secara konvensional,
tidak mengembangkan hubungan personal dengan pelanggan, mengembangkan database
pelanggan, menggunakan bantuan komputer dalam pengelolaan usahanya, dan belum
mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam memasarkan produk dan melakukan transaksi.

5. Namun, disamping itu. Pasokan barang dagang grosir sembako memiliki harga yang
cenderung cepat berubah.

• Saran

1. Untuk mendukung kesuksesan usaha perdagangan grosir sembako,
pemilik usaha (pengusaha) harus mencari pembelian barang dagang paling
murah. Agar dapat melakukan persaingan harga dengan grosir sembako
lain. 

2. Pengusaha harus terus menerus mengembangkan inovasi-inovasi baru
dalam penjualan, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.

3. Para pedagang perlu mengintensifkan komunikasi, dan mengorganisir
diri, untuk memperkuat posisi tawarnya kepada pemasok, mencari jalan
secara bersama untuk mengatasi masalah pembiayaan, dan meningkatkan
kapasitas dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen.


Anda mungkin juga menyukai