Anda di halaman 1dari 19

Wirausahawan adalah individu yang menciptakan, mengelola, dan mengembangkan

bisnis atau usaha dengan tujuan untuk mencapai keuntungan. Mereka adalah orang-orang yang
memiliki visi, kreativitas, dan keberanian untuk mengambil risiko dalam memulai dan
menjalankan bisnis.
Kewirausahaan memiliki arti penting yang luas dalam konteks ekonomi dan sosial. Berikut
adalah beberapa arti penting dari kewirausahaan:
1. Penciptaan lapangan kerja: Wirausahawan menciptakan peluang kerja baru dengan memulai
bisnis mereka sendiri. Ini membantu mengurangi tingkat pengangguran dan memberikan
kesempatan bagi individu untuk mengembangkan keterampilan dan mencari nafkah.
2. Inovasi dan perkembangan ekonomi: Kewirausahaan mendorong inovasi dan perkembangan
ekonomi dengan menciptakan produk dan layanan baru. Wirausahawan sering kali
mengidentifikasi kebutuhan pasar yang belum terpenuhi dan menciptakan solusi yang
inovatif untuk memenuhinya. Ini mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya
saing suatu negara.
3. Peningkatan kualitas hidup: Kewirausahaan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat
dengan menyediakan produk dan layanan yang lebih baik. Wirausahawan sering kali
menciptakan solusi yang lebih efisien, terjangkau, dan ramah lingkungan, yang dapat
meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
4. Pendorong perubahan sosial: Wirausahawan juga dapat menjadi agen perubahan sosial
dengan menciptakan bisnis yang memiliki dampak positif pada masyarakat. Mereka dapat
mengatasi masalah sosial, seperti kemiskinan, pendidikan, atau lingkungan, melalui model
bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
5. Pengembangan keterampilan dan kepemimpinan: Kewirausahaan memberikan kesempatan
bagi individu untuk mengembangkan keterampilan dan kepemimpinan mereka.
Wirausahawan harus memiliki keterampilan seperti manajemen waktu, pengambilan
keputusan, komunikasi, dan kepemimpinan yang kuat. Ini membantu individu menjadi lebih
mandiri, kreatif, dan berdaya saing di pasar kerja.
Dalam kesimpulannya, wirausahawan adalah individu yang menciptakan, mengelola, dan
mengembangkan bisnis dengan tujuan mencapai keuntungan. Kewirausahaan memiliki arti
penting dalam menciptakan lapangan kerja, mendorong inovasi dan perkembangan ekonomi,
meningkatkan kualitas hidup, menjadi agen perubahan sosial, dan mengembangkan keterampilan
dan kepemimpinan individu.

Karakteristik UMKM
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memiliki beberapa karakteristik yang
membedakannya dari usaha besar. Berikut adalah beberapa analisis mengenai karakteristik
UMKM:
1. Skala Usaha yang Kecil: UMKM umumnya memiliki skala usaha yang kecil, dengan jumlah
karyawan yang terbatas dan omset yang relatif rendah dibandingkan dengan usaha besar.
Hal ini membuat UMKM lebih fleksibel dalam mengambil keputusan dan beradaptasi
dengan perubahan pasar.
2. Modal Terbatas: Salah satu ciri khas UMKM adalah modal yang terbatas. UMKM sering
kali mengandalkan modal sendiri atau pinjaman kecil dari lembaga keuangan. Keterbatasan
modal ini dapat mempengaruhi kemampuan UMKM untuk mengembangkan usaha dan
menghadapi persaingan.
3. Pemilik yang Terlibat Aktif: Pemilik UMKM biasanya terlibat secara aktif dalam
operasional usaha. Mereka sering kali berperan sebagai pengambil keputusan utama dan
melakukan berbagai tugas, seperti produksi, pemasaran, dan manajemen keuangan.
Keterlibatan pemilik ini dapat memberikan keunggulan dalam fleksibilitas dan kecepatan
dalam mengambil tindakan.
4. Inovasi dan Kreativitas: UMKM sering kali menjadi sumber inovasi dan kreativitas dalam
perekonomian. Keterbatasan sumber daya mendorong pemilik UMKM untuk mencari solusi
yang inovatif dan kreatif dalam menghadapi tantangan. Hal ini dapat menghasilkan produk
atau layanan yang unik dan berbeda dari usaha besar.
5. Pasar Lokal: UMKM cenderung fokus pada pasar lokal atau regional. Mereka sering kali
memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kebutuhan dan preferensi konsumen di
daerah mereka. Hal ini memungkinkan UMKM untuk memberikan produk atau layanan
yang lebih sesuai dengan pasar lokal dan membangun hubungan yang kuat dengan
pelanggan.
6. Ketenagakerjaan: UMKM sering kali menjadi sumber lapangan kerja yang signifikan dalam
perekonomian. Meskipun jumlah karyawan perusahaan UMKM terbatas, jumlah UMKM
yang ada secara kolektif dapat memberikan kontribusi besar terhadap penyerapan tenaga
kerja.
7. Respon Cepat: Karena ukurannya yang kecil dan struktur organisasinya yang sederhana,
UMKM memiliki kemampuan untuk merespons perubahan pasar dengan cepat. Mereka
dapat mengambil keputusan dengan lebih fleksibel dan mengimplementasikan perubahan
dengan lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan besar yang memiliki birokrasi yang
kompleks.
8. Ketergantungan pada Pasar: UMKM sering kali sangat tergantung pada kondisi pasar.
Perubahan dalam permintaan konsumen, perubahan kebijakan pemerintah, atau perubahan
dalam persaingan dapat memiliki dampak yang signifikan pada kelangsungan hidup
UMKM. Oleh karena itu, UMKM perlu memiliki kemampuan untuk mengantisipasi dan
beradaptasi dengan perubahan pasar.
Dalam kesimpulannya, UMKM memiliki karakteristik yang khas, seperti skala usaha yang kecil,
modal terbatas, keterlibatan pemilik yang aktif, inovasi dan kreativitas, fokus pada pasar lokal,
kontribusi terhadap ketenagakerjaan, respon cepat, dan ketergantungan pada pasar. Memahami
karakteristik ini dapat membantu pemilik UMKM dalam mengelola usaha mereka dengan lebih
efektif dan menghadapi tantangan yang ada.
Metode Penilaian Persediaan
Dalam akuntansi, terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang umum digunakan. Berikut
adalah beberapa metode tersebut:
1. Metode Harga Perolehan Rata-Rata (Average Cost Method): Metode ini menghitung harga rata-
rata per unit persediaan dengan membagi total biaya persediaan dengan jumlah unit persediaan
yang tersedia. Harga rata-rata ini kemudian digunakan untuk menilai persediaan yang ada.
2. Metode Harga Perolehan LIFO (Last-In, First-Out): Metode ini mengasumsikan bahwa
persediaan yang terakhir masuk adalah yang pertama keluar. Dalam metode ini, harga perolehan
persediaan yang lebih baru digunakan untuk menilai persediaan yang keluar terlebih dahulu.
3. Metode Harga Perolehan FIFO (First-In, First-Out): Metode ini mengasumsikan bahwa
persediaan yang pertama masuk adalah yang pertama keluar. Dalam metode ini, harga perolehan
persediaan yang lebih lama digunakan untuk menilai persediaan yang keluar terlebih dahulu.
4. Metode Harga Perolehan MPKP (Masuk Pertama, Keluar Pertama): Metode ini juga dikenal
sebagai metode Harga Perolehan FIFO. Metode ini mengasumsikan bahwa persediaan yang
pertama masuk adalah yang pertama keluar, dan harga perolehan persediaan yang lebih lama
digunakan untuk menilai persediaan yang keluar terlebih dahulu.
Penyelesaian Soal
Berdasarkan informasi yang diberikan, perusahaan menggunakan metode pencatatan permanen
dan metode penilaian MPKP (Masuk Pertama, Keluar Pertama). Untuk menghitung jumlah
persediaan yang harus disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca), kita perlu
menghitung nilai persediaan yang tersisa setelah penjualan.
Berikut adalah perhitungan persediaan yang tersisa:
 Persediaan awal: 200 unit @ Rp20,00 = Rp4.000,00
 Pembelian pertama: 500 unit @ Rp15,00 = Rp7.500,00
 Penjualan pertama: 500 unit @ Rp25,00 = Rp12.500,00
 Pembelian kedua: 300 unit @ Rp11,00 = Rp3.300,00
 Penjualan kedua: 200 unit @ Rp25,00 = Rp5.000,00
 Pembelian ketiga: 200 unit @ Rp15,00 = Rp3.000,00
Total persediaan yang tersisa = Persediaan awal + Pembelian pertama + Pembelian kedua +
Pembelian ketiga - Penjualan pertama - Penjualan kedua = Rp4.000,00 + Rp7.500,00 +
Rp3.300,00 + Rp3.000,00 - Rp12.500,00 - Rp5.000,00 = Rp1.300,00
Jadi, jumlah persediaan yang harus disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca) adalah
Rp1.300,00.

Pengertian Utang Lancar


Current liabilities atau utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam kurun waktu
kurang dari satu tahun. Selain itu, pembayaran utang lancar biasanya dilakukan menggunakan
aktiva lancar perusahaan, yakni kas dan piutang.
Perbedaan Utang Jangka Pendek dan Utang Jangka Panjang
Selain utang lancar dalam laporan keuangan, dikenal pula istilah utang jangka panjang. Apa saja
perbedaan keduanya?
Utang jangka panjang adalah utang yang kewajiban pelunasannya lebih dari satu tahun.
Sementara itu, utang jangka panjang biasanya timbul karena kebutuhan perusahaan akan mesin
dan peralatan baru.
Sedangkan yang termasuk ke dalam utang jangka panjang adalah:
Utang obligasi (pembayaran obligasi dan bunganya ke pemilik obligasi)
Utang bank (pinjaman modal guna ekspansi bisnis)
Utang hipotek (pinjaman bank yang mewajibkan jaminan aktiva tetap)
Jenis-jenis Utang Lancar
Adapun jenis-jenis utang jangka pendek adalah sebagai berikut.
1. Utang lancar yang bisa ditaksir jumlahnya
Utang jangka pendek yang dapat ditaksir jumlahnya adalah utang hadiah, utang garansi dan
utang pajak penghasilan.
Utang hadiah
Utang hadiah sebagai salah satu jenis utang jangka pendek adalah sejumlah uang yang harus
dibayarkan perusahaan saat perusahaan tersebut menyebarkan kupon hadiah.
Utang garansi
Utang garansi berhubungan dengan produk yang dijual oleh perusahaan tersebut. Utang garansi
merupakan jaminan dari perusahaan atas kualitas suatu barang.
Utang pajak penghasilan
Sebuah perusahaan harus membayarkan pajaknya tepat waktu. Nah, pembayaran pajak
penghasilan perusahaan ini termasuk utang jangka pendek karena harus segera dibayarkan. Pajak
penghasilan termasuk ke dalam jenis-jenis utang jangka pendek karena menimbulkan kewajiban
bayar dari pihak perusahaan atas perolehan labanya.
2. Utang lancar yang bisa ditentukan jumlahnya
Berikut adalah utang jangka pendek yang bisa ditentukan jumlahnya.
Utang dividen
Kepemilikan saham tentu menimbulkan kewajiban pembayaran dari perusahaan terkait. Nah,
salah satunya adalah dividen atau laba yang dibagi. Dalam pembagian dividen, perusahaan
memberikan porsi laba kepada pemegang saham sebagai pemilik modal.
Utang dagang
Utang dagang adalah salah satu dari jenis-jenis utang jangka pendek di mana perusahaan
melakukan pembelian dalam bentuk kredit. Pelunasan transaksi tersebut sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak.
Wesel bayar
Wesel bayar kurang lebih memiliki arti yang sama dengan utang dagang, yaitu kewajiban
pembayaran atas transaksi kredit suatu barang. Namun perbedaan antara wesel bayar dan utang
dagang adalah perjanjian dalam wesel bayar harus dilakukan dengan surat perjanjian resmi,
bukan hanya dengan nota penjualan sebagaimana utang dagang.
Utang gaji
Gaji adalah pembayaran yang memiliki tenggat waktu tertentu. Namun pada beberapa kondisi,
gaji belum dapat dibayarkan kepada karyawan hingga timbul utang gaji.
Utang bonus karyawan
Bonus karyawan yang belum dibayarkan juga termasuk ke dalam jenis-jenis utang lancar hingga
pembayaran diselesaikan.
Biaya yang masih harus dibayar
Biaya yang masih harus dibayar dalam utang jangka pendek adalah kewajiban pembayaran atas
transaksi tertentu yang belum dibayar perusahaan karena beberapa alasan seperti belum adanya
penagihan atau masalah teknis pembayaran.
Pendapatan diterima di muka
Jika pelanggan memesan suatu barang dan membayar sebagian atau penuh dari total tagihan,
maka pendapatan diterima di muka ini akan tergolong ke dalam utang. Sedangkan utang tersebut
akan berakhir ketika perusahaan telah menyelesaikan pesanan pelanggan.
3. Berdasarkan pengelolaan keuangan
Selain hal di atas, utang juga dapat dibagi berdasarkan pengelolaan keuangannya.
Utang konsumtif
Contoh utang lancar adalah utang konsumtif. Sedangkan arti dari utang konsumtif adalah utang
yang dimaksudkan untuk memenuhi keperluan non bisnis. Jadi, peminjam tidak bermaksud
melakukan perluasan usaha dengan pinjaman tersebut.
Yang termasuk utang konsumtif adalah pembelian sepeda motor untuk penggunaan sehari-hari,
perbaikan rumah, mobil dan sebagainya.
Utang produktif
Utang produktif adalah utang yang dimaksudkan untuk perluasan bisnis. Berbeda dengan utang
konsumtif, utang produktif adalah pinjaman yang dapat mendatangkan pendapatan lebih banyak
kepada peminjamnya.
Contoh utang produktif adalah pinjaman modal kerja, pembangunan properti dan tempat usaha,
investasi dan sebagainya.
Komponen yang Termasuk Utang Lancar
Berikut ini adalah beberapa komponen yang termasuk utang jangka pendek.
Wesel bayar dalam utang lancar adalah perjanjian pembayaran pada tenggat waktu tertentu
Utang usaha/utang dagang dalam utang lancar adalah kewajiban atas pembelian barang secara
kredit
Pendapatan diterima di muka adalah pendapatan saat pelanggan melunasi/mencicil tagihan
pesanannya sebelum pesanan dipenuhi
Biaya yang masih harus dibayar, biasanya timbul dari beban yang belum dilunasi seperti beban
gaji, beban bunga dan lainnya

Angka Indeks digunakan untuk mengukur perubahan relatif dari suatu variabel terhadap waktu
atau tempat tertentu. Penggunaan Angka Indeks sangat umum dalam berbagai bidang, termasuk
ekonomi dan non-ekonomi. Berikut adalah contoh penggunaan Angka Indeks dalam kedua
bidang tersebut:
Ekonomi:
 Indeks Harga Konsumen (IHK): IHK digunakan untuk mengukur perubahan harga barang dan
jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. IHK membantu dalam memantau inflasi dan
memperkirakan daya beli masyarakat.
 Indeks Produksi Industri: Indeks ini mengukur perubahan produksi industri dari waktu ke
waktu. Hal ini membantu dalam memantau pertumbuhan sektor industri dan aktivitas ekonomi
secara keseluruhan.
 Indeks Saham: Indeks saham seperti Dow Jones atau S&P 500 digunakan untuk mengukur
kinerja pasar saham secara keseluruhan. Indeks ini memberikan gambaran tentang perubahan
nilai saham perusahaan yang terdaftar di bursa saham.
Non-ekonomi:
 Indeks Pembangunan Manusia (IPM): IPM digunakan untuk mengukur perkembangan sosial
dan ekonomi suatu negara. IPM mencakup indikator seperti harapan hidup, pendidikan, dan
pendapatan per kapita.
 Indeks Kualitas Udara: Indeks ini digunakan untuk mengukur tingkat polusi udara di suatu
daerah. Hal ini membantu dalam memantau kualitas udara dan mengambil tindakan yang
diperlukan untuk menjaga lingkungan yang sehat.
 Indeks Kepuasan Pelanggan: Indeks ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan
pelanggan terhadap produk atau layanan suatu perusahaan. Hal ini membantu perusahaan dalam
memperbaiki kualitas produk dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Penggunaan Angka Indeks dalam kehidupan sehari-hari membantu dalam memahami perubahan
dan tren dalam berbagai variabel. Dengan menggunakan Angka Indeks, kita dapat membuat
perbandingan yang lebih objektif dan memantau perubahan dari waktu ke waktu.

Penggunaan Probabilitas dalam Ilmu Ekonomi


Dalam ilmu ekonomi, penggunaan probabilitas sangat penting karena dapat membantu dalam
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan ketidakpastian. Probabilitas digunakan untuk
mengukur kemungkinan terjadinya suatu peristiwa atau hasil tertentu dalam konteks ekonomi.
Contoh penggunaan probabilitas dalam ilmu ekonomi adalah dalam analisis risiko investasi.
Ketika seorang investor mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam suatu aset, seperti saham
atau obligasi, mereka perlu memperhitungkan risiko yang terkait dengan investasi tersebut.
Probabilitas digunakan untuk mengestimasi kemungkinan terjadinya perubahan nilai aset
tersebut.
Misalnya, seorang investor ingin membeli saham perusahaan ABC. Mereka melakukan analisis
probabilitas untuk memperkirakan kemungkinan perusahaan tersebut mengalami keuntungan
atau kerugian dalam periode tertentu. Dengan menggunakan data historis dan faktor-faktor
ekonomi yang relevan, investor dapat menghitung probabilitas keuntungan atau kerugian yang
mungkin terjadi.
Dengan informasi probabilitas ini, investor dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi
tentang apakah mereka akan berinvestasi dalam saham perusahaan ABC atau mencari alternatif
investasi lainnya. Probabilitas membantu investor dalam mengukur risiko dan mengelola
ekspektasi mereka terhadap hasil investasi.
Selain itu, probabilitas juga digunakan dalam analisis ekonomi untuk memprediksi perilaku
konsumen. Misalnya, dalam memperkirakan permintaan pasar untuk suatu produk baru,
perusahaan dapat menggunakan probabilitas untuk mengestimasi berapa banyak konsumen yang
mungkin tertarik untuk membeli produk tersebut.
Dalam kesimpulannya, penggunaan probabilitas dalam ilmu ekonomi membantu dalam
pengambilan keputusan yang melibatkan ketidakpastian. Probabilitas digunakan untuk mengukur
kemungkinan terjadinya suatu peristiwa atau hasil tertentu, seperti perubahan nilai aset atau
perilaku konsumen. Dengan memahami probabilitas, ekonom dapat membuat keputusan yang
lebih terinformasi dan mengelola risiko dengan lebih baik.

Angka Indeks adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan relatif dari suatu variabel
terhadap waktu atau tempat tertentu. Penggunaan Angka Indeks sangat penting dalam berbagai
bidang, termasuk ekonomi dan non-ekonomi. Berikut adalah contoh penggunaan Angka Indeks
dalam kedua bidang tersebut:

1. Penggunaan Angka Indeks dalam Ekonomi


 Inflasi: Angka Indeks Harga Konsumen (AIHK) digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu
negara atau wilayah. AIHK menggambarkan perubahan harga rata-rata sekelompok barang dan
jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
 Pertumbuhan Ekonomi: Angka Indeks Produksi Industri (AIPI) digunakan untuk mengukur
pertumbuhan sektor industri suatu negara. AIPI mencerminkan perubahan produksi fisik dari
sekelompok industri tertentu.
 Pasar Saham: Indeks Saham seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) digunakan untuk
mengukur kinerja pasar saham suatu negara. IHSG mencerminkan perubahan harga saham dari
sekelompok perusahaan yang terdaftar di bursa efek.
2. Penggunaan Angka Indeks dalam Non-Ekonomi
 Pendidikan: Angka Indeks Prestasi (IP) digunakan untuk mengukur prestasi akademik seorang
siswa. IP mencerminkan perbandingan nilai siswa terhadap standar yang ditetapkan.
 Kesehatan: Indeks Massa Tubuh (IMT) digunakan untuk mengukur proporsi berat badan
seseorang terhadap tinggi badan. IMT digunakan untuk menentukan apakah seseorang memiliki
berat badan yang sehat atau tidak.
 Lingkungan: Indeks Kualitas Udara (IKU) digunakan untuk mengukur tingkat polusi udara di
suatu wilayah. IKU mencerminkan perubahan kualitas udara berdasarkan konsentrasi polutan
tertentu.
Penggunaan Angka Indeks dalam kehidupan sehari-hari membantu kita memahami perubahan
relatif dari suatu variabel dan memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan
Penggunaan Probabilitas dalam Ilmu Ekonomi
Dalam ilmu ekonomi, penggunaan probabilitas sangat penting karena dapat membantu dalam
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan ketidakpastian. Probabilitas digunakan untuk
mengukur kemungkinan terjadinya suatu peristiwa atau hasil tertentu dalam konteks ekonomi.
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan probabilitas dalam ilmu ekonomi:
1. Analisis risiko investasi: Probabilitas digunakan untuk mengukur risiko investasi. Misalnya,
seorang investor dapat menggunakan probabilitas untuk mengestimasi kemungkinan keuntungan
atau kerugian dari suatu investasi berdasarkan data historis atau analisis pasar.
2. Perencanaan produksi: Probabilitas dapat digunakan dalam perencanaan produksi untuk
memperkirakan permintaan pasar di masa depan. Dengan menggunakan data historis dan analisis
statistik, perusahaan dapat mengestimasi probabilitas permintaan tertentu dalam rentang waktu
tertentu. Informasi ini dapat membantu perusahaan dalam mengatur produksi dan persediaan
dengan lebih efisien.
3. Analisis risiko asuransi: Probabilitas digunakan dalam industri asuransi untuk menghitung
premi yang harus dibayarkan oleh nasabah. Perusahaan asuransi menggunakan probabilitas
untuk mengestimasi kemungkinan terjadinya klaim asuransi dan menentukan premi yang sesuai
dengan risiko yang ditanggung.
4. Analisis keputusan: Probabilitas digunakan dalam analisis keputusan ekonomi. Misalnya, dalam
pengambilan keputusan investasi, probabilitas dapat digunakan untuk memperkirakan hasil yang
mungkin terjadi dari berbagai skenario investasi. Hal ini membantu investor dalam memilih
alternatif investasi yang paling menguntungkan.
5. Peramalan ekonomi: Probabilitas digunakan dalam peramalan ekonomi untuk memprediksi
perkembangan ekonomi di masa depan. Dengan menggunakan data historis dan model statistik,
ekonom dapat mengestimasi probabilitas terjadinya berbagai hasil ekonomi seperti pertumbuhan
PDB, inflasi, atau tingkat pengangguran.
Dalam semua contoh di atas, penggunaan probabilitas membantu dalam mengukur dan
mengelola ketidakpastian yang ada dalam konteks ekonomi. Dengan memahami probabilitas,
para pengambil keputusan dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan rasional.

Pemberian subsidi pembelian motor listrik dalam kegiatan kurang tepat karena motor litrik bukan
termasuk kebutuhan mendesak dan motor listrik umumnya dipakai oleh orang dengan menenga
ke atas yang tidak membutuhkan ubsidi. Oleh karena itu sebaiknya subsidi diberikan untuk
dialokasikan untuk pembelian kendaraan umum dan meningkatkan penggunaan kendaraan
umum agar dapat mencegah pencemaran lingkungan.
Pembahasan
Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ekonomi terbagi menjadi beberapa jenis
dari kegiatan yaitu:
Kegiatan produksi merupakan bagian dari salah satu kegiatan eonomi yang dilakukan dengan
tujuan untuk memproduksi barang atau jasa yang dibutuhan orang lain.
Kegiatan distribusi merupakan bagian dari salah satu kegiatan eonomi yang dilakukan dengan
tujuan untuk menyaluran barang atau jasa yang dibutuhkan orang lain dari produsen.
Kegiatan konsumsi merupakan bagian dari salah satu kegiatan eonomi yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengkonsumsi atau menggunakan baraang atau jasa untu dpat hidup.

Pemerintah baru-baru ini mengumumkan kebijakan terkait perluasan penerima manfaat program
bantuan pembelian sepeda motor listrik berbasis baterai melalui Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor 21 Tahun 2023, yang merupakan revisi dari Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6
Tahun 2023 tentang Pedoman Bantuan Pemerintah untuk Pembelian Sepeda Motor Listrik
Berbasis Baterai Roda Dua.
Keputusan ini mencerminkan respons terhadap kemajuan teknologi dan meningkatnya
kepedulian terhadap lingkungan di berbagai negara yang mulai mengadopsi kebijakan pro-ramah
lingkungan, termasuk subsidi untuk kendaraan listrik.
Salah satu fokus utama dari kebijakan ini adalah sepeda motor listrik, dianggap sebagai langkah
strategis untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi ke mobilisasi yang
berkelanjutan. Meskipun demikian, kebijakan subsidi motor listrik ini tidak lepas dari berbagai
pro dan kontra yang perlu diperhatikan.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa perubahan kebijakan
ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri dan
menciptakan lingkungan yang lebih bersih di Indonesia.
Dia menambahkan bahwa tujuan tersebut diharapkan akan memberikan dampak positif dalam
meningkatkan investasi, mendorong produktivitas dan daya saing industri, serta memperluas
lapangan kerja, seperti yang diungkapkannya dalam pengumuman resmi di situs Kemenperin
pada hari Selasa (29/8), seperti yang dikutip dari Kontan.id.
Dalam era keberlanjutan dan perlindungan lingkungan, motor listrik muncul sebagai inovasi
paling menjanjikan untuk mengurangi jejak karbon di sektor transportasi. Namun, pertanyaannya
tidak lagi hanya seputar teknologi canggih tersebut, melainkan juga tentang kebijakan subsidi
yang mendukungnya. Apakah kebijakan tersebut benar-benar tepat guna atau malah memicu
kontroversi?
Pemberian subsidi untuk pembelian motor listrik bisa dianggap sebagai kebijakan yang tepat dari
sudut pandang lingkungan dan diversifikasi energi. Secara ekonomi, subsidi tersebut dapat
mendorong adopsi teknologi ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada bahan
bakar fosil.
Dari perspektif teori ekonomi, ini mencerminkan konsep internalisasi eksternalitas negatif, di
mana biaya lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar konvensional
diakomodasi.
Namun, perlu diperhatikan bahwa efektivitas kebijakan ini dapat dipengaruhi oleh faktor seperti
infrastruktur pengisian daya, harga motor listrik, dan keberlanjutan subsidi dalam jangka
panjang. Oleh karena itu, pemantauan dan evaluasi terus-menerus diperlukan untuk memastikan
dampak positif jangka panjang dari subsidi tersebut.
Dari perspektif ekonomi berkelanjutan, subsidi untuk motor listrik dapat dianggap sebagai
langkah positif dalam mendukung transisi menuju pola konsumsi yang lebih ramah lingkungan.
Kebijakan ini menciptakan insentif ekonomi bagi konsumen untuk beralih ke teknologi yang
lebih bersih, mengurangi jejak karbon, dan mendukung tujuan pengurangan emisi gas rumah
kaca.
Penting untuk memastikan bahwa kebijakan ini sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi
berkelanjutan, termasuk integrasi aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam pengambilan
keputusan. Selain itu, perlu diperhitungkan dampak dari siklus hidup motor listrik, termasuk
produksi baterai dan daur ulangnya, untuk memastikan bahwa keberlanjutan tidak hanya
diperoleh selama penggunaan, tetapi juga selama seluruh tahapan produksi dan pemilihan
material.
Sebagai awal, perlu dicermati bagaimana subsidi motor listrik dapat memberikan insentif kepada
masyarakat untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan. Ketersediaan hibah, diskon, atau
insentif fiskal seringkali menjadi pendorong utama bagi konsumen untuk memilih motor listrik.
Namun, apakah insentif semacam itu cukup untuk mendorong adopsi secara masif? Bagaimana
dengan infrastruktur pengisian daya yang mungkin masih terbatas?
Dalam analisis ini, kita juga perlu menggali dampak ekonomi dari kebijakan subsidi motor
listrik. Bagaimana kebijakan ini memengaruhi industri otomotif dan sektor energi? Apakah
dampak ini bersifat jangka pendek atau dapat memberikan keberlanjutan ekonomi jangka
panjang?
Dalam konteks ini, kebijakan subsidi harus diimbangi dengan investasi dalam infrastruktur
penunjang, seperti stasiun pengisian daya yang mudah diakses dan sistem manajemen baterai
yang efisien, untuk mencapai dampak maksimal dalam mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
Dalam analisis lebih lanjut, perlu diperhatikan konsep elastisitas permintaan. Subsidi dapat
meningkatkan daya beli konsumen untuk motor listrik, mengakibatkan peningkatan permintaan.
Namun, efeknya bisa bervariasi tergantung pada elastisitas permintaan terhadap harga. Jika
permintaan bersifat inelastis, peningkatan harga akibat subsidi mungkin tidak sebanding dengan
peningkatan permintaan.

Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi merupakan indikator untuk
melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala
dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi,
dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan
hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun;
inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi
atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun. Inflasi
diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks
harga tersebut di antaranya:
 Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI) : Indeks yang mengukur
harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
 Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
 Indeks harga produsen : Indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang
dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk
meramalkan tingkat IHK pada masa depan karena perubahan harga bahan baku
meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang
konsumsi.
 Indeks harga komoditas : Indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
 Indeks harga barang-barang modal
 Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang
produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

Penyebab Terjadinya Inflasi


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya inflasi. Secara umum, penyebab inflasi
adalah karena terjadinya kenaikan permintaan dan biaya produksi. Secara rincinya, berikut
adalah beberapa penyebab inflasi:
1. Meningkatnya Permintaan
Inflasi yang terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang atau jasa
tertentu. Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis barang atau jasa tersebut terjadi secara
menyeluruh (agregat demand). Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
Meningkatnya belanja pemerintah, Meningkatnya permintaan barang untuk diekspor,
Meningkatnya permintaan barang untuk swasta
2. Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi
disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku, misalnya Harga bahan bakar naik, Upah
buruh naik
3. Tingginya Peredaran Uang
Inflasi yang terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang
dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap, sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat,
maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%.
Penggolongan dan Macam Inflasi
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari
dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya
akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan
gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga
barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya
kenaikan tarif impor barang. Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh
terhadap harga.
Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu
disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua
barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation).
Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus
berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai
uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi). Berdasarkan
keparahannya inflasi juga dapat dibedakan:
 Inflasi Ringan, yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu
mengganggu perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang/jasa secara umum,
yaitu di bawah 10% per tahun dan dapat dikendalikan.
 Inflasi Sedang, yaitu inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat
berpenghasilan tetap, namun belum membahayakan aktivitas perekonomian suatu negara.
Inflasi ini berada di kisaran 10% – 30% per tahun.
 Inflasi Tinggi, yaitu inflasi yang paling parah akibatnya harga – harga naik sampai 5 atau 6
kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang sebab nilai uang merosot
dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan uang sehingga perputaran uang semakin
cepat dan harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah
mengalami defisit anggaran belanja yang dibelanjakan dan ditutupi dengan mencetak uang.
 Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation), yaitu inflasi yang telah mengacaukan
perekonomian suatu negara dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun dilakukan
kebijakan moneter dan fiskal. Inflasi ini berada di kisaran 100% ke atas per tahun.

Dampak Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan negatif bagi suatu negara maupun rakyatnya. Dampak-
dampak ini dapat kita lihat melalui beberapa aspek kehidupan masyarakat. Berikut adalah
beberapa dampak inflasi secara umum:
1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan
Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Pada
kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk
memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak
buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap, sedangkan harga
barang atau jasa naik.
2. Dampak Inflasi Terhadap Minat
Pada kondisi inflasi, minat menabung sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya, karena
pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil, sedangkan penabung harus membayar biaya
administrasi tabungannya.
3. Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi
Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit, karena
bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi yang terjadi di masa depan
seringkali tidak dapat diprediksi dengan akurat.
4. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya ekspor
akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang pada
akhirnya pendapatan dari devisa pun berkurang.
5. Dampak Inflasi Terhadap Efisiensi
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi
melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong
terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan alokasi
faktor produksi menjadi tidak efisien.

Pengendalian Inflasi
Kebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk mengelola tekanan harga yang berasal dari
sisi permintaan agregat (demand management) relatif terhadap kondisi sisi penawaran.
Kebijakan moneter tidak ditujukan untuk merespons kenaikan inflasi yang disebabkan oleh
faktor yang bersifat kejutan dan bersifat sementara (temporer) yang akan hilang dengan
sendirinya seiring dengan berjalannya waktu.
Sementara itu, inflasi juga dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari sisi penawaran
ataupun yang bersifat kejutan (shocks) seperti kenaikan harga minyak dunia dan adanya
gangguan panen atau banjir. Dari bobot dalam keranjang IHK, bobot inflasi yang dipengaruhi
oleh faktor penawaran dan kejutan diwakili oleh kelompok Volatile Food dan Administered
Prices yang mencakup kurang lebih 40% dari bobot IHK.
Dengan demikian, kemampuan Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi relatif terbatas
apabila terdapat kejutan yang sangat besar, seperti ketika terjadi kenaikan harga BBM di tahun
2005 dan 2008, sehingga menyebabkan adanya lonjakan inflasi.
Dengan pertimbangan bahwa laju inflasi juga dipengaruhi oleh faktor yang bersifat kejutan
tersebut maka pencapaian sasaran inflasi memerlukan kerja sama dan koordinasi antara
Pemerintah dan Bank Indonesia melalui kebijakan makroekonomi yang terintegrasi baik dari
kebijakan fiskal, moneter maupun sektoral. Lebih jauh, karakteristik inflasi Indonesia yang
cukup rentan terhadap kejutan-kejutan dari sisi penawaran memerlukan kebijakan-kebijakan
khusus untuk permasalahan tersebut.
Dalam tataran teknis, koordinasi antara Pemerintah dan Bank Indonesia telah diwujudkan dengan
membentuk Tim Koordinasi Penetapan Sasaran, Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) di
tingkat pusat sejak tahun 2005. Anggota TPI, terdiri dari Bank Indonesia dan kementerian teknis
terkait di Pemerintah seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian
Badan Usaha Milik Negara, Sekretaris kabinet, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Menyadari pentingnya koordinasi tersebut, sejak tahun 2008, pembentukan TPI diperluas hingga
ke level daerah. Ke depan, koordinasi antara Pemerintah dan BI diharapkan akan semakin efektif
dengan dukungan forum TPI baik pusat maupun daerah sehingga dapat terwujud inflasi yang
rendah dan stabil, yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan
berkelanjutan.
Peran Bank Sentral dalam Mengendalikan Inflasi
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu
negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar.
Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa
kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak diluar bank sentral -termasuk pemerintah.
Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang
independen salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan
kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian—akan mendorong tingkat inflasi yang lebih
tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga sebagai
instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban
mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan nilai sebuah mata
uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs).
Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk
oleh Bank Indonesia. Bank sentral melalui kebijakan moneter dapat mengontrol jumlah uang
beredar untuk mengendalikan inflasi dengan menggunakan tiga kebijakan moneter utama sebagai
berikut.
 Operasi Pasar Terbuka – Bank sentral membeli dan menjual obligasi negara dengan cara
bank sentral menginstruksikan para pialang obligasi untuk membeli dari publik di pasar
obligasi nasional. Uang yang dibayarkan bank sentral untuk obligasi tersebut meningkatkan
jumlah uang beredar di suatu negara. Untuk mengurangi jumlah uang beredar, pemerintah
melakukan hal yang sebaliknya.
 Tingkat Diskonto – Bank sentral melalui regulasinya dapat menaikkan atau menurunkan
tingkat bunga pinjaman untuk bank-bank umum di bawahnya. Bank umum meminjam dari
bank sentral jika memiliki sedikit cadangan untuk memenuhi persyaratan cadangan, ketika
bank sentral memberikan pinjaman kepada bank umum tersebut, sistem perbankan memiliki
lebih banyak cadangan dibandingkan dengan yang seharusnya sehingga cadangan tambahan
ini memungkinkan sistem perbankan menciptakan lebih banyak uang. Semakin tinggi
tingkat diskonto yang ditetapkan bank sentral terhadap bank umum, maka semakin enggan
bank meminjam cadangan dari bank sentral. Oleh karena itu, kenaikan tingkat diskonto
mengurangi cadangan dalam sistem perbankan yang kemudian mengurangi jumlah uang
beredar.
 Syarat Cadangan Kas Minimum – Bank sentral dapat meningkatkan atau mengurangi
syarat cadangan kas minimum yang harus dimiliki oleh bank umum di negaranya. Kenaikan
syarat cadangan kas minimum berarti bahwa bank-bank harus memegang lebih banyak
cadangan sehingga mengurangi pinjaman dari setiap unit yang disimpan, akibatnya hal
tersebut meningkatkan rasio cadangan menurunkan penggandaan uang, dan menurunkan
jumlah uang yang beredar. Sebaliknya penurunan syarat cadangan minimum menurunkan
rasio cadangan, meningkatkan penggandaan uang, dan meningkatkan jumlah uang yang
beredar.
https://www.gramedia.com/literasi/inflasi/#google_vignette

Tiga Jenis Peran Pemimpin

Ada tiga jenis peran utama yang biasanya dimainkan oleh seorang pemimpin: peran
interpersonal, peran informasional, dan peran pengambil keputusan. Masing-masing memiliki
peranan penting dalam menjalankan roda organisasi.

Peran interpersonal melibatkan interaksi langsung dengan tim dan stakeholders lain. Pemimpin
di sini bertindak sebagai wajah organisasi. Dalam peran informasional, pemimpin bertindak
sebagai penghubung informasi. Sedangkan, dalam peran pengambil keputusan, mereka membuat
keputusan strategis yang menentukan arah organisasi.

Pentingnya mengenali ketiga peran ini adalah agar pemimpin bisa menyesuaikan gaya
kepemimpinannya sesuai dengan situasi yang dihadapi. Dengan begitu, efektivitas
kepemimpinan bisa maksimal.

Peran Interpersonal Pemimpin

Peran interpersonal pemimpin melibatkan aspek komunikasi dan hubungan antarmanusia.


Seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi secara efektif, membangun hubungan yang baik,
dan menginspirasi timnya. Mereka perlu menunjukkan empati dan kepedulian terhadap anggota
tim.

Di samping itu, pemimpin juga harus mampu menangani konflik dan memelihara suasana kerja
yang harmonis. Mereka harus bisa menjadi mediator yang adil dan objektif saat terjadi perbedaan
pendapat atau konflik dalam tim.

Peran interpersonal juga mencakup mentoring dan coaching. Pemimpin harus bisa membimbing
anggota tim dalam pengembangan karir dan pribadi mereka. Mereka harus menjadi sumber
motivasi dan inspirasi bagi timnya.

Peran Informasional Pemimpin

Sebagai penghubung informasi, pemimpin harus bisa mengumpulkan, menganalisis, dan


menyebarkan informasi yang relevan kepada timnya. Mereka perlu menjaga agar tim selalu
update dengan perkembangan terbaru yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.

Pemimpin juga harus efektif dalam berkomunikasi. Mereka perlu menyampaikan informasi
secara jelas dan tepat, baik secara lisan maupun tulisan. Pemimpin harus bisa memastikan bahwa
setiap anggota tim memahami tujuan dan strategi organisasi.

Peran informasional juga melibatkan pemantauan lingkungan eksternal. Pemimpin harus peka
terhadap perubahan tren, kebijakan, dan dinamika pasar yang dapat mempengaruhi organisasi.
Peran Pengambil Keputusan Pemimpin

Peran ini menuntut pemimpin untuk membuat keputusan yang berdampak pada organisasi.
Mereka harus mampu menganalisis situasi, mempertimbangkan berbagai opsi, dan mengambil
keputusan yang tepat dan bijaksana.

Pemimpin harus berani mengambil risiko ketika diperlukan dan bertanggung jawab atas
keputusannya. Mereka perlu memiliki kemampuan untuk menilai situasi dengan cepat dan
akurat.

Dalam peran ini, pemimpin juga bertugas mengatur sumber daya organisasi, baik itu manusia,
finansial, atau material. Mereka harus memastikan bahwa sumber daya tersebut digunakan secara
efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Ketika Mmebuat Struktur Organisasi


Banyak hal yang harus diperhatikan ketika akan membuat struktur organisasi. Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut diharapkan struktur organisasi bisa berjalan dengan lancar dan
efisien.
Jangan sampai struktur organisasi atau perusahaan yang dibuat tidak efisien sehingga tidak dapat
dijalankan oleh seluruh pihak perusahaan dan organisasi. Berikut ini hal-hal yang harus
diperhatikan ketika merancang struktur organisasi :
1. Hal pertama adalah struktur organisasi atau perusahaan sesuai dengan visi misi perusahaan
atau organisasi. Visi dan misi tersebut akan bermanfaat untuk mengetahui sasaran organisasi.
Apa tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan. Banyak organisasi yang membuat
kesalahan diantaranya adalah membuat struktur organisasi yang tidak baku dan tanpa kejelasan.
Banyak yang membuat struktur organisasi tanpa tahu apa yang diharapkan dari organisasi
tersebut dan apa yang ingin dituju oleh organisasi.
2. Menyusun dan merancang struktur organisasi setelah ditetapkan bisnis utama dalam
organisasi. Bisnis utama tersebut merupakan alat untuk mencapai apa yang ingin di tuju oleh
organisasi. Ini sangat membantu dalam menemukan bisnis dan aktifitas apa yang diperlukan
dalam proses produksi. Dalam suatu organisasi tentu membutuhkan proses produksi untuk
mencapai visi dan misi perusahaan. Tanpa proses produksi organisasi tidak bisa berjalan dengan
lancar. Mengetahui bisnis dan proses produksi dalam perusahaan akan bermanfaat dalam
menentukan berapa jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan proses produksi
tersebut. Kualifikasi apa saja yang harus didapatkan dari pekerja untuk melaksanakan produksi
tersebut.
3. Mempertimbangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki pekerja akan membantu dalam
menyusun struktur organisasi. Mungkin saja dalam organisasi Anda terdapat talenta yang
tersembunyi. Gunakanlah talenta atau bakat pekerja secara maksimal.
4. Umur pekerja akan menempatkan pada posisi yang tepat. Banyak tahapan karier yang bisa
dilalui seseorang. Tahapan tersebut adalah masa percobaan atau masa trial, masa establishment,
transition, pertumbuhan, maintenance dan juga withdrawal. Pertimbangkanlah umur pekerja
ketika akan menempatkan mereka pada jabatan-jabatan yang sudah dirancang oleh perusahaan.
5. Melakukan penempatan jabatan sesuai dengan bakat dan talenta pekerja. Hindari
menempatkan karyawan tanpa pertimbangan bakat dan talenta pekerja. Jika hal tersebut
dilakukan kinerja yang dihasilkan akan rendah dan tidak cocok bagi kebanyakan pekerja. Hal-hal
tersebutlah yang harus diperhatikan dalam menyusun struktur organisasi perusahaan.

Dari penjelasan soal diatas kita tidak memiliki informasi yang menyebabkan kta yakin bawha
pendapatan
penduduk kabupaten bogor naik atau truun. maka susun hipotesis sebagai berikut
H0 : µ0 = 10.000.000
Ha : µa ≠ 10.000.000

Dengan sampel 20 orang maka distribusi t kritis menggunakan :


.n – k = 20 – 1 = 19
n adalah jumlah responden
k adalah jumlah variable bebas yaitu pendapatn penduduk.

Dari kasus diatas pengujian hipotesis dilakukan satu arah sehingga nilai t kritis yaitu
t kritis
= t (0,025;19) = 2,093024
Maka
H0 ditolak bila tobservasi > 2,093024 atau bila tobservasi < - 2,093024
H0 diterima bila -2,093024 ≤ t observasi ≤ 2,093024
Perhitungan t observasi
Tobservasi = 2,98
Karena hasil t observasi nilainya lebih besar dari daerah penerimaan h0 maka hipotesis 0 yang
menyatakan pendapatan warga bogor 10.000.000 ditolak.

Dari soal diatas bisa didapatkan bahwa saya bisa melakukan kesalahan tipe 1 dan tipe 2 dengan
merumuskan hipotesis berikut :
H0 = semua keadaan dalam mesin dll mobil tersebut baik, hanya akinya aja yang rusak/lemah
atau soak
Ha = mobil rusak parah
Maka, saya akan melakukan kesalahan tipe 1 apabila : mobil tidak dibeli, ternyata hanya akinya
yang perlu diganti Saya akan melakukan kesalahan tipe 2 apabila : membeli mobil tsb, tetapi
ternyata mobil tsb memerlukan perbaikan menyeluruh karena mobilnya rusak parah. Cara
memperkecil kesalahan yaitu dengan memeriksa mobil secara lengkap dan menyeluruh, tidak
hanya dicoba distarter bisa dengan mengganti aki dengan aki lain, atau dengan membawa rekan
yang ahli mengenai mobil.
IA=ΣPO x 100 ΣPn
P0 = Harga Pada Periode Dasar
Pn = Harga Pada Tahun n
100 = Nilai indeks harga pada periode dasar

Indeks harga Sederhana = ΣPn ΣPox 100%


Indeks harga Sederhana = (35.000 + 20.000 + 16.000 + 11.000 + 17.000) (30.000 + 16.000 +
16.000 + 10.000 + 15.000)x 100%
Indeks harga Sederhana = 99.000 85.000x 100%
Indeks harga sederhana = 116,4

Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga barang-barang pada tahun 2021 lebih tinggi 16,4%
dari harga tahun 2020 atau terjadi inflasi sebesar 16,4%

Jenis-Jenis Negosiasi
Kegiatan negosiasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut penjelasannya:
1. Negosiasi Berdasarkan Situasi
Jenis negosiasi yang pertama dibedakan berdasarkan situasi yang terjadi, yaitu Negosiasi Formal
dan Negosiasi Nonformal.
Negosiasi Formal adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan dengan menempuh jalur hukum agar
kesepakatan dapat diraih. Sedangkan Negosiasi Nonformal adalah kegiatan negosiasi yang bisa
dilakukan tanpa memerlukan jalur hukum untuk mencapai kesepakatan.
2. Negosiasi Berdasarkan Jumlah Negosiator
Dalam jenis negosiasi ini, jumlah pihak yang terlibat sangat menentukan. Jenis negosiasi ini
dibedakan menjadi Negosiasi dengan Pihak Penengah dan Negosiasi Tanpa Pihak Penengah.
Negosiasi dengan Pihak Penengah biasanya dilakukan oleh dua orang negosiator atau lebih.
Sedangkan Negosiasi Tanpa Pihak Penengah dilakukan antar dua pihak saja, sehingga tidak
memerlukan bantuan pihak penengah.
3. Negosiasi Berdasarkan Keuntungan dan Kerugian
Dalam jenis ini, kegiatan negosiasi yang akan dilakukan dinilai terlebih dahulu keuntungan dan
kerugian yang ada. Jenis negosiasi ini dibagi menjadi Negosiasi Kolaborasi, Negosiasi Dominasi,
Negosiasi Akomodasi, dan Lose-Lose. Berikut penjelasan untuk masing-masing:
a. Negosiasi Kolaborasi
Dalam negosiasi ini, semua pihak yang terlibat harus hadir. Tujuannya adalah agar semua pihak
menyuarakan keinginan dan pendapatnya, sehingga tercapai solusi yang terbaik.
b. Negosiasi Dominasi
Sesuai dengan namanya, hasil dari negosiasi ini akan menguntungkan salah satu pihak saja.
Sementara itu, pihak lainnya yang terlibat dalam negosiasi harus ikhlas karena tidak mendapat
banyak keuntungan.
c. Negosiasi Akomodasi
Dalam negosiasi akomodasi, seluruh pihak yang terlibat dalam negosiasi hanya mendapat sedikit
keuntungan.
d. Negosiasi Lose-Lose
Dalam negosiasi ini, tujuan yang ingin dicapai adalah menghentikan konflik. Artinya, negosiasi
ini dilakukan untuk menghentikan konflik yang sedang terjadi maupun konflik yang baru.
Sehingga, setiap pihak yang terlibat dalam negosiasi ini harus menggunakan kepala dingin dalam
menyelesaikan masalah yang ada.

Menurut BMP EKMA4158 Perilaku Organisasi Modul 6 Hal 6.61 – 6.62


Ada dua jenis negosiasi, yaitu:
a. Jenis distributif adalah mekanisme pengambilan keputusan dalam negosiasi yang tujuannya
untuk memenangkan tawar menawar. Dalam hal ini salah satu pihak berusaha untuk
memenangkan tawar menawar tanpa mempedulikan apakah pihak lawan merasa menang
atau kalah. Oleh karena itu, tidak jarang negosiator bersikukuh pada pendirian awal
(sebelum negosiasi) dan bergeming terhadap alternatif penyelesaian. Akibatnya, proses
negosiasi biasanya tidak bertele-tele dan pihak lain dipaksa untuk kalah atau jika pihak lain
juga bersikukuh pada pendiriannya bukan tidak mungkin terjadi situasi di mana kedua-
duanya kalah atau tidak terjadi kesepakatan.
b. Jenis integratif, jenis mi negosiator berusaha secara optimal untuk mencapai kesepakatan.
Untuk itu, tidak jarang kedua belah pihak mau berkolaborasi untuk mencapai kesepakatan
yang sesungguhnya bukan kesepakatan semu, seperti pada jenis distributif. Layaknya dalam
rebutan kue, kalau perlu kuenya yang diperbesar agar kedua belah pihak mendapat porsi
yang besar dan kedua-duanya tidak ada yang merasa rugi. Atau dengan kata lain, jenis
integratif merupakan tipikal negosiasi di mana kedua belah pihak merasa menang (win-win).
Untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang negosiator dituntut untuk memiliki dan
menggunakan skill sebagai berikut:
1. Bisa menetapkan tujuan yang tidak biasa (superordinate goals)
2. Memisahkan orang dari persoalan
3. Fokus pada pokok persoalan bukan pada posisi masing-masing,
4. Menemukan opsi pilihan untuk keuntungan Bersama
5. Menggunakan kriteria yang objektif.
2.Jenis negosiasi apa yang digunakan PT. ABC untuk menyelesaikan kasus tersebut? Jelaskan!
Jenis negosiasi yang digunakan oleh perusahaan PT.ABC adalah jenis Negosiasi berdasarkan
jumlah negosiator, lebih tepatnya Negosiasi tanpa Pihak Penengah yang artinya Negosiasi ini
dilakukan oleh dua negosiator atau lebih. Negosiasi ini dapat dilakukan tanpa pihak penengah,
sehingga berbagai keputusan negosiasi tergantung pada pihak yang akan bernegosiasi. Salah satu
contoh negosiasi jenis ini ialah pada negosiasi antara perwakilan OSIS dan pihak sponsor
begitupun dengan manajer dan para buruh.

Anda mungkin juga menyukai