Anda di halaman 1dari 11

entrepreneurship FH-

UP

FUNGSI DAN PERAN WIRAUSAHA


PERTEMUAN KE 4.

A. FUNGSI MAKRO DAN MIKRO DALAM KEGIATAN EKONOMI

Fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan,


yaitu secara mikro dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran,
yaitu sebagai penemu (inotovator) dan perencana (planher). Sebagai penemu,
wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk,
teknologi, cara, ide, organisasi, dan sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha
berperan meracang tindakan dan usaha yang baru, merencanakan strategi usaha
yang baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam meraih sukses,
menciptakan organisasi perusahaaan yang baru, dan lain-lain. Secara makro,
peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan
kesempatan kerja.

1. Fungsi Makro

Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan


pemacu perekonomian suatu bangsa. Di amerika serikat, eropa barat, dan
negara-negara di asia, kewirausahaan menjadi kekuatan ekonomi negara
tertentu, sehingga negara-negara itu menjadi kekuatan ekonomi dunia yang
kaya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.
Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru
dalam produk barang dan jasa-jasa yang berskala global, yang merupakan
hasil dari proses dinamis wirausaha yang dinamis. Bahkan para
wirausahalah yang berhasil menciptakan lapangan kerja dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Peranan wirausaha melalui usaha kecilnya tidak
diragukan lagi, karena :
entrepreneurship FH-
UP

a. Usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui


berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi,
fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar.
b. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam
menyerap sumber daya yang ada, dapat menyerap tenaga kerja lokal,
sumber daya lokal, dan meningkatkan sumber daya manusia menjadi
wirausaha-wirausaha yang tangguh.
c. Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan
nasional, alat pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan, karena
jumlahnya tersebar baik di perkotaan maupun di pedesaan.

2. Fungsi Mikro

Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan


ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru
dan berbedauntuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam
melakukan fungsi mikronya menurut Marzuki Usman (1977) secara umum
wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan
sebagai perencana (planner).

a. Innovator (Penemu)

Sebagai penemu wirausaha berperan dalam menemukan dan


menciptakan :

1) Produk baru (the new product)


2) Teknologi baru (the new technologi)
3) Ide-ide baru (the new image)
4) Organisasi usaha baru (the new organization)

b. Planner (Perencana)
Wirausaha berperan dalam merancang :
1) Perencanaan usaha (corporate plan)
2) Strategi perusahaan (corporate strategy)
3) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image)
entrepreneurship FH-
UP

4) Organisasi perusahaan (corporate organi-zation)

B. SUMBER POTENSIAL PELUANG (GAGASAN PRODUK DAN JASA


BARU)

Salah satu hal utama yang mutlak harus ada dalam wirausaha adalah
inovasi, karena inovasi merupakan instrumen penting untuk memberdayakan
segala sumber yang dimiliki atau didapat agar menghasilkan sesuatu yang baru
dan menciptakan ketangguhan kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian
terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secara terus-menerus.
Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan
menjadi peluang melalui gagasan-gagasannya dan akhirnya ia menjadi
pengendali usaha (business driven). Semua tantangan bisa menjadi peluang
apabila ada inovasi, misalnya menciptakan permintaan melalui penemuan baru.
Dengan adanya suatu penemuan baru maka para entrepreneur (wirausahawan)
dapat mengendalikan pasar yang pada akhirnya melahirkan ketergantungan
konsumen kepada produsen. Dengan demikian, produsen tidak lagi selalu
tergantung pada konsumen. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh
Zimmerer bahwa gagasan-gagasan yang berasal dari wirausaha dapat
menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Gagasan-
gagasan itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang
usaha.

Suatu gagasan dapat digerakkan secara internal melalui perubahan


cara-cara/metode yang lebih efisien dan efektif dalam memberikan pelayanan
sehingga konsumen terpuaskan dan terpenuhi kebutuhannya. Gagasan dapat
juga berupa suatu terobosan dalam mengkreasi produk berupa barang dan jasa
baru. Gagasan juga dapat dihasilkan dalam bentuk melakukan modifikasi
terhadap cara melaksanakan pekerjaan agar lebih efektif dan efisien atau
bagaimana suatu pekerjaan dilakukan agar lebih simple dan cepat. Hasil dari
gagasan yang seperti itu adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk
bagi perusahaan atau kreasi baru terhadap produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Terkadang keberhasilan wirausahawan bukan didapat dari
entrepreneurship FH-
UP

gagasannya sendiri melainkan dikarenakan kepiawaian wirausahawan dalam


melakukan pengamatan dan mengimplementasikan gagasan-gagasan orang lain
yang karena kejeliannya dijadikan sebagai peluang baru.
Wirausahawan harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang
secara terus-menerus agar gagasan-gagasan yang masih potensial dapat dikreasi
menjadi peluang bisnis yang riil. Terdapat beberapa langkah yang jitu untuk
menjaring gagasan (screening process), antara lain adalah:
Pertama, Menciptakan produk baru dan berbeda. Ketika gagasan ini
dimunculkan secara riil, misalnya dalam bentuk produk berupa barang atau jasa
baru, maka produk tersebut harus berbeda dengan produk yang ada di pasar.
Selain itu, produk tersebut harus menciptakan nilai lebih bagi pembeli atau
penggunanya.
Kedua, Mengamati pintu peluang., artinya wirausahawan harus mengamati
potensi-potensi yang memiliki pesaing, misalnya kemungkinan pesaing
mengembangkan suatu produk baru, pengalaman keberhasilan dalam
mengembangkan suatu produk baru, dukungan aspek keuangan, dan
keunggulan-keunggulan (strong point) yang dimiliki pesaing di pasar.
Ketiga, Analisis produk dan proses produksi secara mendalam. Analisis ini
sangat penting dilakukan untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk
yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk
membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisien
daripada biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?
Keempat, Menaksir biaya awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha
baru. Dari mana sumbernya dan untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan
untuk operasi, untuk perluasan dan untuk biaya lainnya?
Kelima, Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi, misalnya risiko teknik,
risiko finansial, dan risiko pesaing. Jangka pesaing adalah kemampuan dan
kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar.

Barang dan jasa baru, harus bernilai bagi konsumen baik pelanggan
maupun konsumen potensial lainnya. Oleh karenanya, wirausahawan harus
benar-benar mengetahui perilaku konsumen di pasar. Dalam mengamati
entrepreneurship FH-
UP

perilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1) Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan.
2) Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.

Dengan demikian, jelaslah bahwa wirausaha yang sukses perlu menciptakan


produk dan jasa unggul yang memberikan nilai kepada konsumen. Misalnya,
apakah produk-produk barang dan jasa tersebut dapat meningkatkan efisiensi
bagi pemakainya? Berapa besarnya? Apakah perbaikan dalam efisiensi dapat
diketahui oleh pembeli potensial? Berapa persen target yang ingin dicapai dari
segmentasi tersebut? Pertanyaan-pertanyaan di atas penting dalam menciptakan
peluang.

C. PRODUK-PRODUK YANG SESUAI UNTUK PERUSAHAAN KECIL

Perusahaan kecil memegang peranan penting dala komunitas


perusahaan swasta. Pengalaman di beberapa Negara maju (Amerika, Inggris,
Jepang, dan sebagainya) menunjukka bahwa komunitas perusahaan kecil
memberikan kontribusi yang perlu diperhitungkan di bidang produksi, pajak,
penyedia lapangan kerja, dan lain sebagainnya. Seringkali dari perusahaan kecil
muncul gagasan-gagasan baru yang merupakan terobosan penting dala kondisi
perekonomian yang tidak menguntungkan. Perusahaan yang sekarang ini telah
besar, seperti General Elektrik, IBM, PT ASTRA International, dan lain-lain,
yang pada mulanya adalah perusahaan kecil. Dengan kiat-kiat tertentu dari
pelaku bisnis, perusahaan kecil dapat berkembang dengan pesat menjadi
perusahaan raksasa.

1. Ciri-ciri perusahaan kecil

Secara umum perusahaan kecil mengacu pada ciri-ciri berikut :


a) Manajemen berdiri sendiri. Biasanya para manajer perusahaan adalah
pemiliknya juga, dengan predikat yang disandang mereka memiliki
kebebasan untuk bertindak dan mengambil keputusan.
entrepreneurship FH-
UP

b) Investasi modal terbatas. Pada umumnya modal perusahaan kecil


disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik, karena
jumlah modal yang diperlukan relative kecil.
c) Daerah operasinya loKal. Dalam hal ini majikan dan karyawan tinggal
dalam suatu lingkungan yang berdekatan dengan letak perusahaan.
d) Ukuran secara keseluruhan relatif kecil (penyelenggara di bidang
operasinya tidak dominan)

2. Usaha Kecil di Berbagai Bidang

a) Usaha Kecil di Bidang Kuliner


Usaha di bidang kuliner memang tidak pernah sepi karena setiap orang
membutuhkan asupan makanan setiap harinya. Tentu ini menjadi peluang
besar bagi Anda yang memang berminat untuk membuka usaha kecil
bidang ini. Anda bisa memulai dari usaha restauran, rumah makan, cafe,
warung rames, atau bahkan pedagang kaki lima. Sekali lagi disesuaikan
dengan modal yang tersedia. Namun yang lebih penting adalah produk
makanan apa yang hendak ditawarkan dan apakah cocok selera
masyarakat ?

Sebagai contoh Anda bisa menjalankan bisnis kuliner utama seperti ayam
goreng, bakso, mie ayam, gudeg, masakan daerah dan lain-lain. Tidak
hanya makanan berat saja, saat ini banyak cafe yang menyediakan
kuliner dalam bentuk minuman, es krim, susu, kopi, cake, es kelapa muda
dan lain-lain. Tidak buruk juga jika Anda membuka usaha kecil dengan
cara kemitraan atau waralaba karena dengan sistem ini Anda bisa
terbantu dalam hal penentuan produk, mendapatkan bahan baku dan tata
cara pengelolaan.

b) Usaha Kecil di Bidang Jasa


Ada berbagai macam jenis usaha kecil dibidang jasa. Sepertinya dalam
usaha ini Anda memang harus memiliki keahlian maupun wawasan luas
tergantung pada jasa yang ditawarkan. Sebagai contoh ada usaha jasa
yang berhubungan dengan birokrasi seperti pengurusan surat-surat
kendaraan, surat ijin mengemudi, surat ijin usaha, dan pengurusan
entrepreneurship FH-
UP

dokumen penting lainnya. Sepertinya usaha ini cocok bagi Anda yang
memiliki wawasan luas dalam bidang hukum. Bidang jasa lainnya adalah
yang berhubungan dengan IT seperti jasa pembuatan website, jasa SEO,
desain grafis, pembuatan program komputer dan lain-lain.

Bidang jasa IT cocok dilakukan bagi Anda yang menguasai bidang ini.
Bisa juga usaha kecil jasa perbaikan komputer, laptop dan perangkat lain.
Selain itu, usaha jasa pengiriman semacam menjadi agen juga sepertinya
banyak diminati mengingat banyak perusahaan ekspedisi yang sanggup
memfasilitasi.

c) Usaha Kecil Jual Beli


Usaha kecil jual beli? Mungkin ini adalah salah satu bisnis yang cukup
banyak diminati pula. Ada banyak sekali jenis produk yang memang
cukup laku untuk dijual seperti ponsel, kendaraan pribadi (roda dua/roda
empat), komputer, kamera, bahkan sampai hewan peliharaan. Dalam
jenis usaha ini tidak diharuskan membuka toko khusus dengan lokasi
strategis karena bisa juga dilakukan dirumah, baik secara offline ataupun
memasarkan secara online agar bisnis Anda tersebut lebih dikenal luas.
Usaha ini dapat juga memanfaatkan media online sebagai sarana untuk
menawarkan produk-produk yang diperdagangkan dan menggunakan jasa
titipan kilat untuk pengiriman atau pendistribusian barangnya.

d) Usaha Kecil di Bidang Agrobisnis


Bisnis Agrobisnis identik dengan bidang pertanian dan peternakan.
Usaha ini sangat cocok dilakukan didaerah pedesaan atau Anda yang
memiliki lahan luas untuk menjalankannya. Sebagai contoh usaha kecil
bidang Agrobisnis adalah budidaya ikan lele, peternakan ayam,
peternakan sapi, budidaya hewan peliharaan, budidaya sayur mayur,
buah-buahan dan masih banyak lagi yang lainnya.

D. BEKAL PENGETAHUAN DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN


entrepreneurship FH-
UP

Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki


pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan tidak akan membuat seseorang menjadi
wirausahawan yang sukses. Sebaliknya, memiliki pengetahuan dan kemampuan
akan tetapi tidak disertai kemauan maka tidak mencapai kesuksesan. Beberapa
pengetahuan yang harus di miliki adalah:
1. Pengetahuan mengenai usaha yang Akan di dimasuki/dirintis di lingkungan
usaha yang ada,
2. Pengetahuan tentang erah dan tanggung jawab, dan
3. Pengetahuan tentang manajemen organisasi bisnis.
Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki oleh wirausahawan/entrepreneur
di antaranya:
1) keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan
risiko,
2) keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah,
3) keterampilan dalam memimpin dan mengelola,
4) keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, dan
5) keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.

Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tentu saja harus


memiliki kompetensi dalam menghadapi risiko dan tantangan. Oleh sebab itu,
ia harus memiliki kompetensi kewirausahaan. Seperti dikemukakan oleh
Michael Harris (2000: 19), "...wirausaha yang sukses pada umumnya adalah
mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai
pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/
kegiatan." Kompetensi kewirausahaan diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada hasil,
karena wirausahawan adalah orang yang selalu berorientasi pada hasil.

Pengetahuan saja tidaklah cukup bagi wirausahawan, tetapi juga harus


disertai dengan keterampilan. Keterampilan tersebut dapat berupa keterampilan
manajerial, keterampilan konseptual, keterampilan dalam memahami, mengerti
entrepreneurship FH-
UP

berkomunikasi, dan berelasi, keterampilan merumuskan masalah dan cara


bertindak, keterampilan mengatur dan menggunakan waktu, dan keterampilan
teknik lainnya secara spesifik. Dengan telah memiliki pengetahuan dan
keterampilan tadi, juga belumlah cukup, karena wirausahawan juga harus
memiliki sikap, motivasi, kejujuran, rasa tanggung jawab, bersikap konsisten
dan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan yang sedang
dihadapinya.

Dalam kewirausahaan, modal tidak selalu identik dengan modal yang


berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak
berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral, dan
modal mental yang dilandasi agama. Secara garis besar, modal kewirausahaan
dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu modal intelektual, modal sosial dan
moral, modal mental, serta modal material.

Menurut Casson (1982), yang dikutip Yuyun  Wirasasmita (1993: 3)


ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan/
entrepreneur, yaitu:
a. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan
dilakukannya atau ditekuninya.
b. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak
mengandalkan pada sukses di masa lalu.
c. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis misalnya
pengetahuan teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan
pemasaran.
d. Search skill, yaitu kemampuan untuk menemukan, berkreasi, dan
berimajinasi.
e. Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan.
f. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan kemampuan
memprediksi keadaan masa yang akan datang.
g. Communication skill, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan
berhubungan dengan orang lain.
entrepreneurship FH-
UP

E. PROFESI HUKUM DALAM ENTREPRENEURSHIP

1. Pengacara Atau Kuasa Hukum (Advokat)


Pengacara berarti seseorang yang melakukan atau memberikan nasihat
(advis) dan pembelaan “mewakili” bagi orang lain yang berhubungan (klien)
dengan penyelesaian suatu kasus hukum. Pengacara dalam menjalankan
profesinya tunduk pada etika profesi.
Pengacara merupakan salah satu bentuk wirausaha dalam bidang jasa
dalam profesi hukum. Pengacara berperan dalam suatu sengketa yang dapat
diselesaikan di luar atau di dalam sidang pengadilan. Dalam profesi hukum,
dikenal istilah beracara  yang terkait dengan pengaturan hukum
acara dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Perdata.
Pembelaan dilakukan oleh pengacara terhadap institusi formal
(peradilan) maupun informal (diskursus), atau orang yang mendapat
sertifikasi untuk memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di
luar pengadilan. Di Indonesia, untuk dapat menjadi seorang pengacara,
seorang sarjana yang berlatar belakang Perguruan Tinggi hukum harus
mengikuti pendidikan khusus dan lulus ujian profesi yang dilaksanakan oleh
suatu organisasi pengacara.
2. Konsultan Hukum
Konsultan Hukum adalah seseorang yang memberi nasihat atau
masukan mengenai tindakan hukum yang sedang atau akan dilakukan oleh
kliennya. Adapun beberapa perbuatan hukum di luar pengadilan yang
memungkinkan kita untuk menggunakan jasa Konsultan hukum, antara lain :
a. Jual Beli tanah
b. Pembebasan tanah
c. Penyewaan Gedung
d. Perjanjian Kerjasama penggunaan properti
e. Perjanjian pembangunan gedung
f. dan lainnya
entrepreneurship FH-
UP

Untuk menjadi Konsultan Hukum tetap diperlukan pendidikan khusus


dan lulus ujian profesi yang dilaksanakan oleh suatu organisasi pengacara

3. Kreator Konten (Content Creator)


Kreator Konten adalah pembuat konten, yaitu orang yang melahirkan,
menciptakan, atau memproduksi berbagai materi konten berupa tulisan,
gambar, suara (audio), atau video.
Kreator Konten memerlukan keterampilan sesuai dengan konten yang
dibuatnya yaitu menulis (writing skill), berbicara (speaking skill), fotografi,
videografi, editing audio/video, desain grafis.
Saat ini, sudah banyak terdapat Kreator Konten yang membuat Konten
mengenai Hukum. Dan profesi Kreator Konten sangat menjanjikan jika
menekuninya dan membuat Konten yang kreatif serta inovatif.

DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma. (2007). Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung

Soeparman Soemahamidjaja. (1997). Membentuk Karakter Pengusaha. PT Mizan


Pustaka. Bandung.

Yuyun Wirasasmita. (1993). Kewirausahaan. Pusat Pengembangan Usaha Kecil


dan Menengah. IKOPIN. Bandung

Anda mungkin juga menyukai