Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN KURIKULUM IPS

Perkembanagan Kurikulum IPS SD

Dalam upaya mengantisipasi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kurikulum dari masa
kemasa selalu mengalami penyusaian dan penyempurnaan guna mengantisipasi perubahan zaman yang
semakin pesat. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1986, 1994, 2004, 2006, hingga
kurikulum 2013 sekarang ini. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara.

1. Kurikulun 1947 – 1952

Rencana Pelajaran 1947, yang menjadi Kurikulum Pendidikan masa itu masih dipengaruhi sistem
pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan
sebelumnya.

Pada tahun 1952, kurikulum pendidikan mengalami penyempurnaan, dengan nama Rencana Pelajaran
Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Kurikulum 1964 – 1968

Menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di


Indonesia, dengan nama Rencana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran yang menjadi cirinya adalah
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan
pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani. Kurikulum 1968
merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum
pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan
khusus. Kurikulum ini merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945
secara murni dan konsekuen, bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk
manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.
Adapun sistem – sistem dalam penggunaan kurikulum 1964 – 1968 adalah sebagai berikut:

a. Penataan materi kurikulum tampak berdiri sendiri (terpisah)

b. Tidak merupakan korelasi, tetapi merupakan broad-field antara ilmu sejarah, ilmu bumi dan
pengetahuan Kewarganegaraan. Kurikulum nama bidang studi ini adalah Pendidikan Kemasyarakatan.
Sedangkan Kurikulum 1968 nama Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan.

c. Kurikulum 1964 menggunakan pendekatan flashback (khususnya sejarah nasional: mulai dari bahan
sejarah yang dekat dengan anak kemudian mundur kebelakang, ke masa lampau yang lebih jauh),
sedangkan Kurikulum 1968 menggunakan pendekatan periodesasi.

d. Kurikulum 1964 dan 1968 diajarkan sejak kelas 1.

e. Dari segi tujuan kurikuler, kurikulum 1964 lebih menekankan unsur tujuan Pendidikan Kewargaan
Negara / Moral. Pada Kurikulum 1968 unsur ini lebih menonjol.

f. Kurikulum 1964 dan 1968 tujuan kurikuler tidak disusun perkelas.

g. Kalau dibandingkan antara Kurikulum 1968 dengan Kurikulum 1964, maka tampak / kelihatan
bahwa penataan Kurikulum 1964 sama dengan penataan Kurikulum 1968, yaitu berdiri sendiri secara
terpisah atau merupakan broad – field antara ilmu sejarah, ilmu bumi dan Kewarganegaraan (Civics).
Nama bidang studi ini dalam Kurikulum 1964 Pendidikan Kemasyarakatan. Pada Kurikulum 1964 dan
Kurikulum 1968, IPS (dengan nama yang berbeda) diajarkan dengan nama yang berbeda dan diajarkan
sejak kelas 1 SD.

h. Dari segi materi, kurikulum 1964 terdiri dari 18 pokok Bahasan. Kurikulum 1968 terdiri dari 19
pokok bahasan.

i. Kurikulum 1964 dan 1968, dari segi lingkup bhan pengajaran menggunakan pendekatan spiral yaitu
pengajaran yang dimulai dari lingkungan terdekat dan sederhana sampai kepada lingkungan yang makin
meluas dan kompleks.

j. Pelaksanaan kurikulum sejak kurikulum 1964 dan 1968 dalam PBM, telah mengacu pada prinsip
Cra Belajar Siswa Aktif (CBSA)

3. Kurikulum 1975 – 1986

a. Materi Kurikulum 1979 masih tampak berdiri sendiri belum ada korelasi antara berbagai disipilin
ilmu penunjangannya

b. Materi Kurikulum IPS 1986 ini ditata secara terpadu / terintegrasi. Untuk kurikulum 1986 ditambah
Sosiologi dan Hukum
c. Kurikulum 1975 unsur pendidikan kewarganegaraan dalam IPS di posahkan dari IPS dan dijadikan
bidang studi tersendiri dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Sedangkan bidang studi IPS ini
diajarkan mulai dari kelas III SD. Hal ini dilaksanakan agar materi tidak memberatkan anak kelas 1 dan 2
dan agar jumlah bidang studi dikelas 1 dan 2 tidak terlalu banyak

d. Sejarah setempat (lokal) tetap berada dalam IPS, namun sejarah nasional sub-studi tersendiri yang
di ajarkan secara tersendiri mulai kelas IV SD meskipun tetap berada dlam kelompok bidang studi IPS

e. Kurikulum 1975 dan 1986 unsur tujuan Pendidikan Kewarganegaraan / moral terwadahi dalam
studi PMP. Dari segi penyusunan tujuan Kurikulum tahun 1975,1986 tujuan kurikuler disusun perkelas.
Perbedaan dalam Kurikulum 1975 ada 6 tujuan kurikuler untuk semua aspek dalam bidang studi IPS.
Dalam hal ini termasuk Sejarah Nasional, sedangkan dalam kurikulum 1986 ada 4 tujuan kurikuler untuk
IPS masing-masing satu tiap kelas

f. Dari segi lingkup bahan penjaran pada Kurikulum 1986 dan 1975 menggunakan pendekatan spiral

g. Kurikulum 1975 dan 1986, khusus untuk Sejarah Nasional menggunakan pendekatan periodesasi
yaitu penyampaian pelajaran dimulai dari zaman kuno sampai dengan sejarah kontemporer masa
sekarang. Khusus Kurikulum 1986 di batasi pada tonggak-tonggak peristiwa penting karena banyak
materi Sejarah Nasional telah termuat dalam bidang studi Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)

h. Kurikulum 1975 ada 29 pokok Bahasan pada Kurikulum 1986 ada 39 Pokok Bahasan

i. Proses belajar mengajar, menganut pada prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Pada kurikulum
1986 padat dan sarat dengan materi sehingga kedalaman dan keluasan materi cenderung dibatasi

4. Kurikulum 1994

a. Materi Kurikulum IPS 1994 ditata secara lebih terpadu dan lebih sederhana dibandingkan dengan
kurikulum sebelumnya.

b. Dilihat dari cakupan materi, terdiri dari pengetahuan sosial dan sejarah. Materi IPS ditata secara
terpadu anatara pokok bahasan yang ditunjang oleh beberapa konsep yang bersasal dari berbagai ilmu
atau disiplin ilmu sosial yaitu Geografi, Sejarah, Ekonomi, Lingkungan Hidup, Koperasi dan politik /
pemerintah

c. Khusus materi Sejarah Nasional Walaupun merupakan sub bidang studi IPS. Namun disusun secara
tersendiri dan diajarkan secara tersendiri dan diajarkan secara tersendiri pula mulai dari kelas IV sampai
kelas VI

d. Ditinjau dari tujuan kurikuler, kurikulum 1994 lebih menekankan kepada unsur tujuan pendidikan
kewarganegaraan, terwadahi dalam bidang studi PMP/ PPKN
e. Kedalaman dan keluasaan materi diserahkan sepenuhnya kepada guru selaku pegembang
kurikulum

f. Dari segi lingkup bahan pengajaran, Kurikulum 1994 tetap menggunakan pendekatan spiral (yakni
pengajaran yang dimulai dari lingkungan terdekat dan sederhana sampai kepada lingkungan yang makin
luas dan kompleks)

g. Dalam proses belajar mengajar menggunakan prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)

5. Kurikulum 2004

a. Kurikulum 2004 untuk Penggetahuan Sosial memuat materi Pengetahuan Sosial dn


Kewarganegaraan

b. Pengetahuan Sosial disatukan dengan Pendidikan Kewarganegaraan dipelajari siswa mulai dari kelas
I sampai kelas IV SD

c. Pengetahuan Sosial, Sejarah dan Pendidikan Kewarganegaraan masuk ke dalam mata pelajaran
Pengetahuan Sosial (IPS) diajarkan mulai kelas I sampai dengan kelas VI

d. Merupakan korelasi berbagai disiplin ilmu seperti Sosiologi, Antropologi, Sejarah, Ekonomi dan
Koperasi, Geografi da Politik kenegaraan dan sebagainya, merupakan “broadfield” antatara Geografi,
Sejarah, Ekonomi, dan Pengetahuan Kewarganegaraan.

e. Dari strategi belajar mengajar sampai kepada pelaksanaannya, memberikan keluluasan kepada
guru agar mau dan mampu menentukan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapi.

f. Dari segi tujuan kurikuler untuk setiap kelas dari kelas I –VI masing-masing memiliki satu tujuan
disebut Standar Kompetensi. Dari setiap standar kompetensi dikembangkan menjadi kompetensi dasar,
hasil belajarindikator dan materi pokok.

g. Dari kelas I sampai kelas VI SD terdapat 49 kompetensi dasar

h. Dari segi lingkup bahan pengajaran menggunakan pendekatan spiral, yaitu pendekatan
pembelajaran dimulai dari lingkungan yang terdekat dan sederhana sampai kepada lingkungan yang
makin luas dan kompleks

i. Untuk sejarah pendekatan yang digunakan bisa menggunakan periodesasi yaitu penyampaian
bahan pelajaran dimulai dari zaman kuno sampai dengan sejarah kontenporer, bisa juga menggunakan
pendekatan Flashback dimulai dengan zaman sekarang menuju zaman yang terjadi pada masa lalu

j. Pengembangan materi semakin sederhana dan terfokus kepada kompetensi yang harus dimiliki
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan memberikan pengalaman-pengalamn belajar yang sesuai
dengan kompetensi yang diharapkan
k. Materi yang disampaikan sedikan tetapi mendalam dan kontektual (perampingan materi dan lebih
simpel), komoperhensif dan berkelanjutan

l. Mengutamakan hasil disamping proses agar siswa memiliki kompetensi yang memadai atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan tujuan yang telah digariskan dalam kurikulum
dan dalam pembelajaran

m. Secara konseptual memberi ruang gerak kepada guru untuk mengemas dan mengembangkan
materi pembelajaran yang berkualitas

n. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan


melalui pendekatan pendagogis dan psikologis secara seimbang (balance) o\

o. Kurikulum Pendidikan IPS tahun 2004 dengan kurikulum 1994 hampir tidak jauh berbeda dimana
keduanya memberikan peluang yang luas bagi guru sebagai pengembang kurikulum.

p. Pengorganisaian materi menggunakan pendekatan kemasyarakatan yang semakin meluas (ECA:


EXPANDING community approach) yakni dimulai dari yang terdekat ke hal-hal yang lebih jauh (global)

q. Materi ilmu-ilmu sosial diambil dalam kehidupan sehari-hari yang lansung dapat diamati dan
dipahami siswa. Pengorganisasian materi dimulai dari lingkungan terdekat sampai pada lingkungan
terjauh, yaitu dari lingkungan keluarga, tetangga,sekolah, masyarakat sekitar, Indonesia, dan dunia.

r. Materi yang disampaikan sedikit tetapi medalam dan kontekstual (perampingan materi dan lebih
simpel), komperhensif dan berkelanjutan

s. Mengutamakan kompetensi siswa yang memadai atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap

t. Merupakan pendekatan penguasaan kompetensi tertentu, memberi penekanan yang besar pada
penguasaan kompetensi (skill) atau aspek psikomotor dibanding aspek pengetahuan (kognitif)

u. Hasil kompetensi siswa secara kongrit berupa produk, proposal, fortofolio, karya dsb.

v. Dilihat dari aspek guru, guru dibebaskan dari tuntutan menyusun Prosedur Pengembangan Sistim
Intruksional (PPSI). Guru bekerja secara mandiri dan tidak bergantung pada kurikulum, tetapi guru
memiliki kreatuvitas dan fleksibel dalam pembelajaran di kelasnya

w. Secara konseptual memberi ruang gerak kepada guru untuk mengemas dan mengembangkan materi
pembelajaran secara berkualitas

x. Menggunakan multimedia, mltimetoda dan multi sumber serta evaluasi, sehingga diharapkan anak
akan merasa senang belajar IPS

y. Penilaian menggunakan penilaian berbasis kelas yang diarahkan untuk mengukur pencapaian
indikator hasil belajar. Selain penilaian tertulis, dapat juga menggunakan penilaian berdasarkan
perbuatan, penugasan dan produk atau portofolio.
Merujuk pada tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi yaitu dengan menggunakan program “life skill”
ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan kecakapan bagi lulusan sekolah disemua jenjang
pendidikan.

Dengan demikan, keberhasialn pelaksanaan proses pembelajarn IPS di SD banyak bergantung pada
penguasaan guru dalam menentukan tehnik/strategi yang dapat memberi peluang kepada siswa
melakukan latihan-latihan melalui proses berpikir.

6. Kurikulum 2006

Kurikulum 2006 atau dikenal dengan Model KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yakni model
umum yang berisi kerangka acuan dan model kurikulum lengkap yang lansung diaplikasikan ke dalam
satuan pendidikan. Kurikulum 2006 atau KTSP merupakan modifikasi dari model kurikulum yang sudah
ada. Kurikulum ini memuat berupa standar isi dan standar kompetensi. Standar isi adalah ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/diobservasikan untuk menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
mata pelajaran.

Adapun yang menjadi ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dapat dilihat pada tabel
Aspek dan Sub Aspek Ilmu-ilmu Sosial di bawah ini:

Tabel Aspek dan Sub Aspek Ilmu-Ilmu Sosial

ASPEK

SUB ASPEK

1. Sistem Sosial dan Budaya

Individu, Keluarga, dan Masyarakat

Sosiologi sebagai Ilmu dan Metode

Interaksi Sosial

Sosialisasi

Pranata Sosial

Struktur Sosial
Kebudayaan

Perubahan Sosial Budaya

2. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

Sistem Informasi Geografi

Interaksi Informasi Geografi

Interaksi Gejala Fisik dan Sosial

Struktur Internal Suatu Tempat/Wilayah

Interaksi Keruangan

Persepsi Lingkungan dan Kewajiban

3. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

Berekonomi

Ketergantungan

Spesialisasi dan Pembagian Kerja

Perkoperasian

Kewirausahaan

Pengelolaan Keuangan Perusahaan

4. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

Dasar-dasar Ilmu Sejarah

Fakta, Peristiwa, dan Proses

(Sumber: Kurikulum 2006)

Khusus melalui mata pelajaran IPS SD, merupakan standar kompetensi kecakapan hidup dan telah
dibakukan dalam kurikulum 2006, meliputi:
a. Kecakapan Personal

Kecakapan ini meliputi beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berfikir rasional,
memahami diri sendiri,, percaya diri, bertanggung jawab untuk pembelajaran pribadi, dapat menghargai,
dan menilai diri sendiri. Aspek akhlak mulia meliputi kemampuan pengenalan, pemahaman, dan
penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual
ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan spriual tersebut pada akhirnya bertujuan pada
optimalisasi sebagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

b. Kecakapan Sosial

Kecakapan ini meliputi kompetensi bekerjasama dalam kelompok, menunjukkan tanggungjawab sosial,
mengendalikan emosi, dan berinteraksi dalam masyarakat dan budaya lokal serta global. disamping itu
siswa dapat meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan
hidup sehat.

c. Kecakapan Intelektual

Kecakapan ini meliputi kompetensi menguasai pengetahuan, menggunakan metode dan penelitian
ilmiah, bersikap ilmiah, mengembangkan kapasitas sosial dan berfikir strategis untuk belajar sepanjang
hayat, serta berkomunikasi secara ilmiah. Disamping itu siswa dapat memperoleh kompetensi lanjut
akan ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan
mandiri dan berprilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat.

d. Kecakapan vokasional

Kecakapan ini berkaitan dengan suatu bidang kejuruan/keterampilan yang meliputi keterampilan
funsional, keterampilan bermata pencahrian seperti menjahit, bertani, berternak, otomotif;
keterampilan bekerja; kewirausahaan; dan keterampilan menguasai teknologi informasi dan komunikasi.

Sedangkan yang menjadi Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI, antara
lain:

a. Kemampuan memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap saling menghormati daam
kemajemukan keluarga.

b. Kemampuan mengenal lingkungan rumah dan peristiwa penting di lingkungan keluarganya.

c. Kemampuan memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis

d. Kemampuan memahami kedudukan dan peran anggota keluarga

e. Kemampuan mengenal lingkungan dan melaksankan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah.

f. Kemampuan memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang


g. Kemampuan memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi

h. Kemampuan memahami sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

i. Kemapuan mendeskripsikan kejayaan masa lau,keragaman kenampakan alam dan suku bangsa,
serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

j. Kemampuan memahami perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

k. Kemampuan memahami kenampakan alam dan keadaan sosial negara tetangga (Asia Tenggara),
Asia, dan dunia.

l. Kemampuan memahami peranan bangsa Indonesia di era globalisasi.

Ciri-ciri kurikulum 2006:

a. Pada kurikulum 2004 dinamakan Pengetahuan Sosial yang sudah terintegrasi dengan Bidang Studi
PPKn atau disebut juga dengan Mata Pelajaran PKPS, sedangkan dalam kurikulum 2006 dinamakan Mata
Pelajaran IPS (kembali lagi seperti pada Kurikulum 1994)

b. Kurikulum 2006 merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksankan oleh masing-
masing satuan pendidikan (sekolah)

c. Sekolah/guru mempunyai kelulusan penuh untuk menjabarkan kompetensi menjadi beberapa


indikator atau mengembangkan indikator sendiri

d. Kurikulumm 2006 bersifat memberi rambu-rambu untuk menentukan materi kemudian


pendalaman dan keluasan materi sepenuhnya ditentukan oleh guru. Di sini aspirasi setempat (Muatan
Lokal) dapat dituangkan

e. Lebih menuntut kreativitas sekolah/guru untuk menyusun model pendidikan yang sesuai dengan
kondisi lokal

f. Bahan kajian IPS untuk kelas I sampai III tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri,
tetapi diintegrasikan (dipadukan) ke dalam mata pelajaran yang relevan secara tematis

g. Untuk kelas IV sampai dengan kelas VI, tema –tema yang telah ditetapkan seperti:

Kelas IV Semester 1, tema: “Alam dan Potensi Daerahku”

Semester 2, tema: “Kesejaahteraan Masyarakat Daerahku”


Kelas V Semester 1, tema: “Kejayaan Negeriku”

Semester 2, tema: “Tantangan Bangsaku”

Kelas VI Semester 1, tema: “Indonesia di Tengah-tengah Dunia”

Semester 2, tema: “Indonesia di Era Globalisai

h. Kurikulum IPS 2006 hanya memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan hasil
belajar, indikator, dan materi tidak tercantum. Hal ini menuntut guru dapat secara mandiri untuk
mengembangkan indikator sendiri

i. Metode mengajar, penilaian dan sarana pengajaran guru diharapkan dapar mandiri, mau dan
mampu menentukan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapi

j. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,


menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi. Guru hendaknya
memberikan inspirasi kepada peserta didik untuk mengembangkan diri

k. Pengorganisasian materi menggunakan pendekatan kemasyarakatan yang meluas (expending


community approach) yakni dimulai dari hal-hal yang terdekat dengan siswa (keluarga) ke hal yang lebih
jauh (global)

l. Pembelajaran dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan pendekatan terpadu
(integrated approach) dan pendekatan belajar kontekstual untuk mengembangkan dan meningkatkan
kecerdasan, sikap, serta keterampilan sosial. Pendekatan tersebut menggunakan metode Inkuri,
eksploratif, pemecahan masalah.

m. Dalam pembelajarn Ilmu Pengetahuan Sosial perlu didikuti dengan Praktik Belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial. Praktik belajar ini merupakan inovasi pembelajarn yang dirancang untuk membantu siswa agar
memahami fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi melalui praktik belajar secara empirik, yang disebut
dengan Praktik Kesadaran Lingkungan.

n. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat menggunakn berbagai media yang mempunyai
potensi untuk menambah wawasan dan konteks belajar serta meningkatkan hasil belajar.

o. Penilaian Berbasis Kelas dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan untuk mengukur
pencapaian indikkator hasil belajar.

p. Alokasi waktu tiap komoetensi dasar dapat diorganisasikan guru sesuai dengan alokasi yang
diperlukan.

7. Kurikulum 2013
Salah satu ciri kurikulum 2013, khususnya untuk SD adalah bersifat tematik integratif. Dalam pendekatan
ini, mata pelajaran IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada semua mata pelajaran. Prosesnya,
tema-tema yang ada pada dua pelajaran itu diintegrasikan kedalam sejumlah mata pelajaran. Untuk IPA
menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll. Untuk IPS menjadi materi
pembahasan pelajaran PPKN, Bahasa Indonesia, dll.

Dalam Kurikulum 2013 memuat berupa kompetensi inti da kompetensi dasar.

a. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas
yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti dirancang dalam empat
kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial
(Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap
peristiwa pembelajaran secara integratif.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari
Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi
tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri
dari suatu mata pelajaran.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari
Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran mencakup mata pelajaran:
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

komala puspitasari di 22.08

Anda mungkin juga menyukai