Komunikasi Antar Pribadi Dian
Komunikasi Antar Pribadi Dian
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, setiap makhluk akan berubah. Sama halnya dengan
kondisi manusia sebagai lakon utama dalam kehidupan ini. Manusia sebagai pelaku
komunikasi terbesar di dunia ini.
Berbicara manusia dan kehidupan sosial yang di dalamnya terjadi proses komunikasi,
maka seiring perubahan alam, komunikasi pun akan berubah. Berubah sesuai perkembangan
zaman atau lebih popular dengan istilah ke-kontemporer-an.
Perubahan-perubahan akan menuntut kita untuk mempelajari lebih intens mengenai
perubahan itu sendiri. Hal tersebut dilakukan adalah agar kita lebih memahami mengenai
hidup ini. Sama halnya dengan perubahan yng terjadi dalam komunikasi.
Sebagai insane komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai fenomena
yang terjadi proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini. Tujuannya adalah agar
terwujudnya komunikasi efektif. Maka dari itu komunikasi antar pribadi sangat penting untuk
dibahas dalam makalah yang kami susun karena dengan terciptanya komunikasi antar pribadi
maka akan terciptanya hubungan yang akrab antara komunikator dengan komunikan sehingga
tujuan yang ingin dicapai bersama akan terwujud.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari komunikasi antar pribadi?
2. Apakah ciri-ciri dari komunikasi antar pribadi yang efektif?
3. Apakah peranan komunikasi antar pribadi?
4. Bagaimanakah sifat-sifat dari komunikasi antar pribadi?
5. Apakah keampuhan dari komunikasi antar pribadi?
6. Apakah fungsi dari komunikasi antar pribadi?
7. Bagaimanakah hubungan konsep diri dalam komunikasi antar pribadi?
8. Bagaimanakah hubungan antar pribadi tersebut?
9. Bagaimanakah komunikasi antar pribadi yang efektif tersebut?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi antar pribadi.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari komunikasi antar pribadi yang efektif.
3. Untuk mengetahui peranan komunikasi antar pribadi.
4. Untuk mengetahui sifat-sifat dari komunikasi antar pribadi.
5. Untuk mengetahui keampuhan dari komunikasi antar pribadi.
6. Untuk mengetahui fungsi dari komunikasi antar pribadi.
7. Untuk mengetahui hubungan konsep diri dalam komunikasi antar pribadi.
8. Untuk mengetahui terjadinya hubungan antar pribadi tersebut.
9. Untuk mengetahui terjadinya komunikasi antar pribadi yang efektif tersebut.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Memberikan suatu pemahaman yang mendalam terkait dengan komunikasi antar pribadi.
2. Memberi masukan bagi mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah komunikasi antar
pribadi.
3. Sebagai acuan dalam penyusunan makalah selnajutnya
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Jurgen Ruesch dan Gregory Beteson ( dalam Lawrence dan Salman, 1997:49)
mengatakan demikian “komunikasi antar pribadi ditandai oleh adanya tindakan
pengungkapan oleh seseorang pengamatan secara sadar ataupun tidak terhadap tindakan yang
dilakukan oleh pihak lain, dan kemudian melakukan kembali bahwa tindakan yang pertama
sudah diamatai oleh pihak lain. Kesadaran akan pengamatan merupakan kejadian yang
mengisyaratkan terciptanya jalinan antar-pribadi.
Berdasarkan pendapat di atas, maka komunikasi antar pribadi sesungguhnya baru
akan tercipta kalau terdapat kesadaran dari dua pihak untuk mengamati keadaan masing-
masing pihak dan memberikan respon atas keadaan tersebut sebagaimana sifat komunikasi,
maka hubungan yang terjadi ditandai dengan adanya sikap saling memperhatikan, saling
memahami, penuh pengertian dan keakraban. Pemahaman yang dimaksud tidak hanya terjadi
pada materi komunikasi, tetapi juga pada pemahaman terhadap keunikan pribadi masing-
masing. Kesadaran akan perbedaan-perbedaan inilah yang memungkinkan komunikasi itu
menjadi tumbuh dan berkembang. Komunikasi seperti ini akan berbeda dengan suasana
komunikasi yang dilakukan dalam situasi lain, misalnya komunikasi antara pembayar
rekening listrik dengan pelayan di kantor PLN atau komunikasi antar pembeli dengan penjual
di pasar. Dua contoh komunikasi ini, tidak mungkin akan tumbuh dan berkembang
sebagaimana komunikasi antar pribadi, karena jalinan hubungan untuk menjadi akrab tidak
menjadi tekanan utama. Yang menjadi perhatian pada dua contoh komunikasi ini hanyalah
pada pemahaman materi komunikasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan
sebagai proses hubungan yang tercipta, tumbuh dan berkembang antara individu yang satu
(sebagai komunikator) dengan individu lain (sebagai komunikan) dengan gayanya sendiri
menyampaikan pesan kepada yang lain (komunikan), sedangkan yang satu (komunikan)
dengan gayanya sendiri menerima pesan dari sumber (komunikator). Dengan gaya,
kedinamisan, kesadaran dan hubungan yang akrab dari masing-masing pihak maka
komunikasi itu terus tumbuh dan berkembang hingga dicapai persepsi dan tujuan bersama.
Selanjutnya, terdapat beberapa definisi komunikasi antarpribadi menurut beberapa
ahli lain, diantaranya adalah:
a. Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book
(Devito, 1989:4), komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-
pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek
dan beberapa umpan balik seketika (the process of sending and receiving messages between
two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate
feedback).
b. Menurut Rogers dalam Depari, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut
ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.
c. Tan mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara
dua orang atau lebih. (Liliweri, 1991: 12) Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang
menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh komunikator. Efek
yang ditimbulkan oleh komunikasi dapat diklasifikasikan pada:
1. Efek kognitif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dipersepsi oleh
komunikan atau yang berkaitan dengan pikiran dan nalar/rasio. Dengan kata lain, pesan yang
disampaikan ditujukan kepada pikiran komunikan.
2. Efek afektif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang dirasakan atau yang berhubungan
dengan perasaan. Dengan kata lain, tujuan komunikator bukan saja agar komunikan tahu tapi
juga tergerak hatinya.
3. Efek konatif, yaitu perilaku yang nyata yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan,
kebiasaan, atau dapat juga dikatakan menimbulkan itikad baik untuk berperilaku tertentu
dalam arti kita melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik (jasmaniah).
2.2 Ciri-Ciri Dari Komunikasi Antar Pribadi Yang Efektif
Kalimat yang anda gunakan sekali lagi, bukan hanya sekedar menyampaikan isi,
tetapijuga mengandung hubungan antar pribadi.
Pandangan bahwa komunikasi mendefinisikan hubungan antar pribadi yelah
dikemukakan Ruesch dab Bateson pada tahun 1950-an. Gagasn ini dipelopori kalangan
komunikasi oleh Watzlawick, Beavin, dan Jackson (1967) dengan buku mereka Pragmatics
of Human communication. Mereka melahirkan istilah buku unutuk menunjukan aspek
hubungan dari pesan komunikasi dengan nama metakomunikasi. Mereka menulis,” Every
communication has a content and a relationship aspect suchthat the letter classifies the
former and is therefore metacommunication ”(1967:154). Perlahan – lahan studi komuniksi
antar pribadi bergeser dari isi pesan pada aspek relasional. Ada yang menyebutkan fokus ini
sebagai paradigma baru dalam penelitian komunikasi. Kini, kaum komunikolog
menggeserkan perhatian “from the individual as the unit of analysis to the reletionship as teh
unit of analysis” (Parks dan Wilmot,1975:9). Gerarld R. Miller dalam pengantar yang
dituliskan untuk buku Explorations in interpersonal communication menyatakan bahwa,
memahami proses komuniksi antar pribadi menuntut pemahaman hubungan saling
menguntungkan anatara komunikasi dengan pengembangan relasional. Komunikasi
mempengaruhi perkembangsn relasional, dan pada gilirannya (secara serentak),
perkembangan 1 relasiona mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat
dalam hubungan tersebut para psikolog pun mulai menaruh minat yang besar pada hubungan
antar pribadi seperti tampak pada tulisan Fordon W. Allport (1960) Erich Fromn (1962),
Martin Buber (1957), Carl Rogers (1951). Semua mewakili psikologi humanistik belakangan
Arnold P. Goldstein (1975) mengembangkan apa yang disebut sebagai relationship
enchancement methods (metoda peningkatan hubungan) dalam psikoterapi yang merumuskan
metode ini dengan tiga prinsip: makin baik hubungan antar pribadi (1) makin terbuka pasien
mengungkapkan perasaanya (2) makin cenderung ia meneliti perasaanya secara mendalam
beserta penolongnya (psikolog) dan (3) makin cenderung ia mendengarkan dengan penuh
perhatian dan bertindak atas nasehat yang diberikan penolongnya dari segi psikologi
komunikasi kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan antar pribadi makin terbuka
orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan
persepsi dirinya sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan
Karena pentingnya hubungan antar pribadi ini kita akan membicarakan beberapa teori
tentang hubungan antar pribadi. Teori-teori ini memberikan perspektif untuk memandang
proses hubungan antar pribadi dan memberikan penjelasan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi hubungan antar pribadi. Selanjutnya kita akan membicarakan tahap-tahap
hubungan antar pribadi dan tiga faktor dalam komunikasi antar pribadi yang menumbuhkan
hubungan antar pribadi yang baik: percaya (trust), sikap suportif (supportivenes), dan sikap
terbuka (open mindedness).
2.9 Komunikasi Antar Pribadi Yang Efektif
Jalaluddin Rachmat (1986:147) menyatakan bahwa komunikasi antar pribadi yang
efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan, bila
anda berkumpul dalam suatu kelompok yang memiliki kesamaan dengan anda, anda akan
menyenangi mereka. Komunkasi pun berlangsung lebih santai, gembira dan terbuka.
Berkumpul dengan orang-orang yang anda benci akan membuat anda tegang, resah dan tidak
enak. Anda akkan menutup diri dan menghindari komunikasi. Anda juga ingin segera
mengakhiri komunikasi anda. Jika komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila para
komunikan saling menyukai. Maka Lott dan Lott (1966) meneliti pengaruh komunikasi antar
pribadi dengan prestasi akademis siswa. Penelitian ini menemukan bahwa murid-murid yang
belajar bahasa Sppanyol lebih cepat memahami bila bekerja sama dengan orang-orang yang
mereka senangi. Demikian juga dengan Nelson dan Meadow (1971) membuktikan dengan
eksperimen bahwa pasangan mahasiswa yang mempunyai sikap yang sama membuat prestasi
yang baik dalam mengerjakan tugas-tugas mekanis dibandingkan dengan pasangan yang
mempunyai sikap yang berlainan. Akhirnya Baron dan Byrne (1978) menyimpulkan, “ ,,, not
only are student happier when learning in an atmosphere of friendship, they also learn
more!”. Komunikasi yang efektif menurut Deddy Mulyana (2003:107) bahwa komunikasi
yang hasilny sesuai dengan harapan para pesertanya atau orang-orang yang sedang terlibat
dalam komunikasi. Dalam proses belajar mengajar misalnya, komunikasi dua arah antara
guru dan siswa telah menjadi pemahaman bersama dan dua pihak memberikan respon
sebagai tanda bahwa informasi tersebut telah dipahami. Jika komunikasi komunikatif maka
dapat di pastikan tujuan komunikasi tercapai dengan baik.
2.9.1. Unsur-Unsur Komunikasi Yang Efektif
Jika ingin komunikasi menjadi efektif maka unsur-unsur berikut perlu diperhatikan:
2. Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada
Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap
kesinambungan komunikasi.
3. Media atau saluran pengirim pesan. Media yang digunakan dalam mengirim pesan
juga harusjelas dan tidak bias. Mengajarkan organ tubuh manusia bagi anak-anak
sekolah dasar maka medianya harus jelas dengan menggunakan alat peraga torso
manusia.
4. Penerima pesan (komunikan atau receiver). Pihak penerima pesan juga harus siap
menerima pesan. Dengan pengetahuannya atau pemahamannya maka komunikan
harus fokus pada pesan yang akan diterima.
5. Efek, yaitu apa yang terjadi setelah menerima pesan. Apakah dengan mudah
komunikan merespon kembali pesan yang diterima, atau apakah ada perubahan sikap
setelah melakukan komunikasi, atau apakah terjadi perubahan prilaku. Jika terjadi
perubahan yang diharapkan oleh komunikator sebagai akibat dari komunikasi itu
maka komunikasi akan menjadi sangat efektif.
Berikut ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam komunikasi yang efektif:
1. Harus diingat bahwa komunikasi adalah suatu proses. Komunikasi adalah sebuah
proses karena merupakan kegiatan yang terus-menerus dalam sebuah proses. Jadi
dalam proses tersebut ada yang mempengaruhi dan ada pula yang dipengaruhi.
2. Komunikasi adalah sebuah sistem. Bahwa komunikasi merupakan sebuah sistem
terdiri dari beberapa sub sistem. Ada komunikator dan ada komunikan dan ada
saluran, ada media komunikasi. Manakala satu sub sistem terganggu akan yang lain
juga terganggu.
3. Bahwa komunikasi bersifat transaksi dan komunikasi. Yang dimaksud dengan
interaksi adalah saling bertukar pesan. Seseorang berbicara dan yang mendengar
pembicaraan itu memberikan reaksi atau komentar atas pesan yang disampaikan.
Komunikasi itu sering berubah atau berlanjut menjadi transaksi yaitu melakukan
perjanjian.
Agar komunikasi yang kita lakukan menjadi efektif maka perlu memperhatikan cara
berikut:
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta,
tumbuh dan berkembang antara individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu
lain (sebagai komunikan) dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada yang lain
(komunikan), sedangkan yang satu (komunikan) dengan gayanya sendiri menerima pesan
dari sumber (komunikator). Dengan gaya, kedinamisan, kesadaran dan hubungan yang akrab
dari masing-masing pihak maka komunikasi itu terus tumbuh dan berkembang hingga dicapai
persepsi dan tujuan bersama. Dalam hal ini komunikasi antar pribadi lebih menekankan
hubungan antar pribadi sehingga komunikasi antar pribadi yang terjadi menjadi lebih efektif.
3.2 Saran
Kami menyarankan kepada para pendidik khususnya seorang konselor hendaknya
lebih menekankan terjadinya komunikasi antar pribadi yang efektif dengan konseli sehingga
dalam memberikan layanan kepada konseli menjadi lebih efektif agar tercapai tujuan bersama
dan tidak menimbulkan adanya miss comunication.