Buku Kegpen Yg BNR
Buku Kegpen Yg BNR
KEGIATAN PENDUKUNG BK
DISUSUN OLEH:
NPM: A1L021074
Kelas: 4B
DOSEN PENGAMPU:
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR
Dengan hormat,
Puji dan syukur Saya panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa. Sehingga
berkat rahmat dan hidayah darinya Saya dengan senang hati mempersembahkan buku
ini. Buku ini merupakan hasil dari kumpulan materi kegiatan pendukung bk kami
dalam menjelajahi topik yang relevan dan menarik dalam bidang ini. Buku ini
bertujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang
masalah yang sedang dibahas. Saya berharap bahwa melalui tulisan ini, pembaca akan
mendapatkan informasi baru.
Saya menyadari bahwa buku ini tidak mungkin mencakup semua aspek topik
yang kompleks ini. Namun, saya berusaha sebaik mungkin untuk memberikan
tinjauan yang komprehensif dan objektif, berdasarkan penelitian yang saya lakukan.
Saya berharap buku ini dapat memberikan manfaat dan menjadi sumber pengetahuan
yang berguna bagi Anda.
Terima kasih atas waktu dan perhatian Anda dalam membaca makalah ini.
Semoga buku ini mampu memenuhi ekspektasi dan memberikan sumbangan yang
berarti dalam pemahaman kita tentang topik ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………...………………………………………….i
DAFTAR ISI……………...…………………………………………………………………..ii
Pembahasan
Pembahasan
Pembahasan
Pembahasan
A. Aplikasi Intrumentasi……………………………………………………………..10
1. Makna……………………………………………………………………………...10
2. Tujuan……………………………………………………………………………...10
3. Komponen…………………………………………………………………………10
ii
4. Teknik……………………………………………………………………………...10
5.Pelaksanaan kegiatan……………………………………………………………….11
Pembahasan
A. Pengertian…………………………………………………………………………12
Pembahasan
A. Pengertian…………………………………………………………………………16
B. Tujuan………………….………………………………………………………….16
C. Fungsi……………………………………………………………………………..17
D. Pelaksanaan……………………………………………………………………….18
Pembahasan
A. Pengertian…………………………………………………………………………21
B. Tujuan……………………………………………………………………………..21
C. Peran………………………………………………………………………………21
D. Penyelenggaraan…………………………………………………………………..22
E. Materi Pokok………………………………………………………………………23
F. Hasil………………………………………………………………………………..24
Pembahasan
A. Pengertian…………………………………………………………………………25
iii
B. Tujuan……………………………………………………………………………..25
C. Komponen………………………………………………………………………...25
Pembahasan
A. Pengertian…………………………………………………………………………26
B. Tujuan……………………………………………………………………………..26
C. Komponen………………………………………………………………………...26
D. Asas……………………………………………………………………………….27
F. Keterkaitan………………………………………………………………………...29
G. Operasional Kegiatan……………………………………………………………..30
Pembahasan
A. Konsep Dasar……………………………………………………………………..32
C. Komponen………………………………………………………………………...33
E. Himpunan Data……………………………………………………………………36
F. Kunjungan Rumah…………………………………………………………………37
G. Konferensi Kasus…………………………………………………………………38
I. Tampilan Kepustakaan……………………………………………………………..41
vi
SIMPULAN………………………………………………………………………………….51
DAFTAR PUSTAKA…………….………………………………………………………….52
DOKUMENTASI……………………………………………………………………………53
BIODATA PENULIS……………………………………….……………………………….54
v
BAB I
KONSEP DASAR
perkembangan yang optimal pada individu yang berkembang sesuai dengan potensi
atau kapasitasnya dan agar individu berkembang sesuai lingkungannya. Optimalisasi
pencapaian tujuan ini pada setiap individu berbeda sesuai tingkatan
perkembangannya.
1
Selain itu kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling juga bertujuan agar
individu yang dibimbing memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya
serta beradabtasi dengan lingkungannya. Tujuan kegiatan adalah agar individu dapat
menyesuaikan diri kepada lingkungannya sesuai potensi yang ada dalam dirinya.
Terutama keluarga, sekolah dan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat yang
berguna dan produktif.
2
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan koseling, yaitu kegiatan pendukung
bimbingan dan koseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang
peserta didik (klien/konseli), keterangan tentang lingkunan peserta didik (konseli)
dan lingkungan yang lebih luas. Instrumen bimbingan dan konseling digunakan
dan dikembangkannya berbagai instrumen, baik berupa tes maupun non-tes.
Instrumen Tes
Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku
seseorang dan menggambarkan dalam bentuk skala angka atau klasifikasi
tertentu (Cronbach, 1970). Dalam bentuk nyata tes berbentuk serangkaian
pertanyaan (tertulis atau lisan) yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang
yang di tes. Jawaban atau pengerjaan atas pertanyaan atau tugas dijadikan
dasar untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, keterampilan,
sikap atau kualifikasi orang yang bersangkutan. Ada beberapa macam tes,
seperti tes intelegensi, tes bakat, tes kepribadian, tes hasil belajar, tes
diagnostik.
Instrumen Non-Tes
b) Himpunan Data
3
Himpunan Data merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik (klien).
Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Penyelenggaraan himpunan data
bermaksud menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Data yang terhimpun merupakan
hasil dari upaya aplikasi instrumentasi, dan apa yang menjadi hasil himpunan data
dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan.
Materi umum himpunan data diantaranya sebagai berikut:
Identitas siswa (klien) dan keluarga.
Hasil aplikasi instrumentasi.
Hasil belajar, karya tulis, dan rekaman kemampuan siswa.
Catatan anekdot.
Informasi pendidikan dan jabatan.
Laporan dan catatan khusus.
c) Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan peserta didik (klien/konseli) melalui kunjungan kerumahnya.
Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tua dan anggota
keluarga lainnya.
Kegiatan kunjungan rumah, dan juga pemanggilan orang tua ke sekolah,
setidak-tidaknya memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
Memperoleh data tambahan tentang permasalahan klien (siswa) khususnya
yang bersangkut-paut dengan keadaan rumah, atau orang tua.
Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya.
Membangun komitmen terhadap orang tua terhadap penangan masalah
anaknya.
Materi umum kunjungan rumah, akan diperoleh berbagai data dan
keterangan tentang berbagai hal yang besar, kemungkinan ada sangkut
pautnya dengan permasalahan siswa atau klien.
4
Data atau keterangan ini meliputi:
Kondisi rumah tangga dan orang tua.
Fasilitas belajar yang ada dirumah.
Hubungan antara keluarga.
Sikap atau kebiasaan siswa dirumah.
Berbagai pendapat orang tua dan anggota keluarga inti lainnya
terhadap siswa atau klien.
d) Konferensi Kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu
forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat
memberikan bahan, keterangan kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan tersebut.
Secara umum tujuan dari konferensi kasus ialah mencari interpretasi yang
tepat dan tindakan-tindakan yang konkret yang dapat diambil. Atau dengan kata
lain konferensi kasus bertujuan untuk mendapat gambaran yang lebih tepat
mengenai diri kasus dengan maksud untuk memberikan pertolongan kepada kasus
tersebut dalam memecahkan masalahnya.
e) Tampilan Kepustakaan
Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan
sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
Kegiatan pendukung tampilan kepustakaan (TKp) membantu klien dalam
memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami
dan dibahas bersama konselor pada khusunya, dan dalam pengembangan diri pada
umumnya. Pemanfaatan tampilan kepustakaan dapat diarahkan oleh konselor
dalam rangka pelaksanaan pelayanan, dan atau klien secara mandiri bahan-bahan
yang ada di sana sesuai dengan keperluan.
f) Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami
peserta didik (klien/konseli) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu
5
pihak kepihak lainnya Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan
penanganan yang lebih baik, tepat, dan tuntas atas masalah yang dialami siswa
dengan jalan memindahkan penanganan kaasus dari satu pihak kepada pihak yang
lebih ahli. Atau dengan kata lain tujuan dari alih tangan kasus ialah layanan alih
tangan bertujuan untuk membantu melimpahkan siswa yang mengadapi masalah
tertentu kepada petugas didalam sekolah sendiri atau lembaga pelayanan alih
tangan kasus (rujukan) di luar sekolah disebabkan karena keterbatasan
kemampuan dan wewenang yang dimilikinya maupun karena keterbatasan sumber
manusiawi dan alat.
6
BAB II
7
konselor dalam pelaksanaannya, sehingga kegiatan pendukung dapat dilaksanakan
sesuai dengan apa yang diharapkan. Kegiatan pendukung diperlukan untuk
memperoleh berbagai data, keterangan dan informasi terutama tentang peserta
didik danlingkungannya.
Kegiatan pendukung berfungsi untuk membantu atau mendukung
penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan dan konseling. Kinerja konselor
dalam melaksanakan kegiatan pendukung adalah pencapaian hasil kerja konselor
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Kinerja konselor harus
sesuai dengan standar operasional pelaksanaan dalam realisasi kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
8
BAB III
9
BAB IV
INSTRUMEN BK
A. Aplikasi Instrumentasi
1. Makna
2. Tujuan
3. Komponen
4. Teknik
10
sekelompok siswa. - Kesesuaian antara jenis instrumen dengan responden (siswa),
penyelenggaraan administrasi instrumen, dan penggunaan hasil instrumen sangat
menentukan keberhasilan layanan. Untuk itu perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut.
Penyiapan Instrumen
Pengadministrasian Instrumen
Pengolahan dan Pemaknaan Jawaban Responden.
Penyampaian Hasil Instrumen Hasil instrumen harus disampaikan secara
cermat dan hatihati Asas kerahasiaan harus benar diterapkan.
Penggunaan Hasil Instrumen.
5. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan aplikasi instrumentasi merupakan suatu proses di mana
pelaksanaannya menempuh tahapan-tahapan ter tentu. Adapun tahapan
kegiatannya adalah: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil
evaluasi, tindak lanjut, dan pembutan laporan.
11
BAB V
HIMPUNAN DATA
12
Data ini menyangkut misalnya, hubungan sosial antar individu dalam kelompok ,
kondisi kebersamaan dan kerjasama mereka, dan hasil perhitungan statistik tentang
diri mereka.
Bentuk Himpunan Data
Semua data yang terhimpun di dalam HD berupa rekaman: tulisan, angka, gambar
pada lembaran kertas, slide, film serta rekaman audio atau video. Semua rekaman itu
dapat terhimpun secara menyeluruh dalam bentuk:
a. Buku dan data pribadi
b. Himpunan lembaran dengan format khusus
c. Kumpulan data kelompok dan laporan kegiatan
d. Program komputer
e. Kumpulan data umum
13
mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan
kelengkapan administratif.
2. Pelaksanaan Memetik dan memasukkan ke dalam himpunan data sesuai dengan
klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan himpunan data.
3. Evaluasi dan Analisis Mengkaji efisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas
yang digunakan, memeriksa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan
pemanfaatan himpunan data, serta melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi
berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan
efisiensi penyelenggaraannya.
4. Laporan, mencakup kegiatan: Menyusun laporan kegiatan himpunan data,
menyampaikan laporan kepada pihak terkait dan mendokumentasikan laporan
5. Hambatan
a. Hambatan internal :
- Konselor bukan berasal dari jurusan BK
- Kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh konselor
- Kurangnya profesionalitas konselor
- Kurangnya waktu yang dimiliki konselor untuk menyelenggarakan
kegiatanhimpunan data
- Kurangnya materi yang dimiliki konselor untuk menyelenggarakan
kegiatanhimpunan data
b. Hambatan eksternal
- Kurangnya penggunaan teknologi dalam penyelenggaraan himpunan data
- Kurangnya dokumentasi laporan yang dilakukan oleh konselor
- Sarana dan prasarana yang kurang mendukung
Himpunan data yang telah tersedia dilakukan pengolahan, dengan melihat latar
belakang peserta didik melalui angket. Pendokumentasian data dilakukan dengan
membuat file dalam komputer dengan tujuan untuk membuat layanan tersebut lebih
terarah bagi peserta didik yang membutuhkan.
14
Dapat disimpulkan bahwa hasil dari himpunan data dapat menunjang untuk proses
layanan yang akan diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling kepada peserta
didik.
15
BAB VI
KUNJUNGAN RUMAH
B. Tujuan
16
Secara umum, kunjungan rumah bertujuan untuk memperoleh data yang lebih
lengkap dan akurat tentang siswa yang berkenaan dengan masalah yang dihadapinya.
Selain itu, juga bertujuan untuk menggalang komitmen antara orang tua dan anggota
keluarga lainnya dengan pihak sekolah atau madeasah, khususnya berkenaan dengan
pemecahan masalah klien. Kunjungan rumah mempunyai dua tujuan, yaitu :
e) Berbagai pendapat orang tua dan anggota keluarga lainnya terhadap anak.
17
Fungsi Pemahaman,
a) Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik sendiri,
orang tua, guru pada umumnya dan guru BK.
b) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk di dalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua,
guru umumnya dan guru BK khususnya.
c) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas termasuk di dalamnya
informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan dan informasi sosial dan budaya/nilai-
nilai terutama oleh peserta didik.
Fungsi Pengentasan,
18
c) Menyiapkan kelengkapan administrasi.
Selain itu menurut Yusuf Gunawan (1992:237) menyatakan bahwa pelaksanaan home
visit memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang dari guru BK dan
memerlukan kerjasama yang baik dari pihak orang tua serta atas persetujuan kepala
sekolah.
2. Pelaksanaan
3) Melengkapi data
3. Evaluasi
a) Mengevaluasi kelengkapan dan kemanfaatan hasil home visit, dan komitmen orang
tua/ wali/ anggota keluarga dalam penanganan kasus
4. Analisis Hasil Evaluasi Melakukan analisis terhadap efektivitas hasil home visit
terhadap penanganan kasus.
5. Tindak lanjut
19
6. Laporan
20
BAB VII
KONFERENSI KASUS
21
maka ia sebagai personil yang secara teknis menyiapkan dan melaksanakan
konferensi kasus.
22
(4) penafsiran data dan rencana-rencana kegiatan dilakukan secara rasional,
sistematik, danilmiah, dan (5) semua pihak berpegang teguh pada asas kerahasiaan,
semua isi pembicaraan terbatas hanya untuk keperluan pada saat pertemuan itu saja,
dan tidak boleh keluar (Prayitno, 1999). Semua hal di atas harus ditekankan sejak
awal pertemuanagar para peserta dapat memahami dan mengambil bagian secara aktif
dalam pertemuan itu.
Asas kerahasiaan hendaknya memperoleh penekanan yang lebih karena hal
inimenyangkut kepercayaan konseli dan orang tua terhadap pelaksanaan bimbingan
padaumumnya dan khususnya penyelenggaraan konferensi kasus. Bilamana asas
kerahasiaan ini dilanggar oleh peserta rapat maka dikhawatirkan akan mengganggu
bagi penanganan selanjutnya dan juga berpengaruh terhadap pelaksanaan bimbingan
di sekolah. Dalam hal ini masalah yang dihadapi oleh siswa tidak akan diberitahukan
kepada orang lainyang tidak berkepentingan. Segala sesuatu yang didapat dalam rapat
itu semuanya bersifat rahasia. Tentang asas kerahasiaan ini lebih lanjut Prayitno
(2004) menyatakan asas ini merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan
bilamana penstrukturan telah selesai dilaksanakan, maka segera konselor memaparkan
gejala yang nampak pada diri konseli, menyajikan data yang dimilikinya,
mengemukakan hasil analisis sementara yang telah dilakukannya. Sebaliknya, jika
konselor tidak dapat memegang asas kerahasiaan dengan baik, maka hilanglah
kepercayaan konseli, sehingga akibatnya pelayanan bimbingan tidak memperoleh
tempat di hati konseli, mereka takut untuk memintabantuan, sebab mereka khawatir
masalah dan diri mereka akan menjadi bahan gunjingan. Bilamana hal ini terjadi,
maka tamatlah riwayat pelayanan bimbingan dankonseling di sekolah yang tidak
memperoleh kepercayaan siswa-siswanya.
E. Materi Pokok Dalam Konferensi Kasus
Wawasaan para ahli yang relevan dengan masalah konseli perlu
didengarbersama. Hal ini akan mempertajam pandangan para peserta baik dalam
menganalisis maupun dalam merumuskan pemecahan masalah. Para ahli yang
didatangkan sekali lagi amat tergantung dari relevansi keahliannya dengan kasus yang
sedang didiskusikan. Pembahasan lebih lanjut, setelah itu ialah mendiskusikan tentang
kemungkinan pemecahan masalah yang tepat bagi kasus atas dasar hasil analisis yang
telah dibuatbersama.
23
Sumbangan pemikiran bagi pemecahan masalah yang diberikan oleh parapeserta
diramu untuk dijadikan kesepakatan bersama.
Dalam tahap ini ditentukanpula apa yang harus dilakukan oleh peserta rapat dalam
penanganan kasus tersebut. Apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab kepala
sekolah, wali kelas, konselor, maupun guru mata pelajaran. Demikian pula apa yang
menjadi tugas dan tanggung jawab orangtua, maupun helper lainnya.
F. Bagian Akhir Dalam Konferensi Kasus
Bagian akhir dalam Konferensi Kasus ialah pembuatan kesimpulan bersama
atashasil diskusi. Isi kesimpulan ini berupa rumusan masalah, kemungkinan
carapemecahannya, personil yang terlibat dalam melakukan penanganan kasus, kapan
waktu dilaksanakan penanganan itu. Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus
yang sukses ialah bilamana konselor memperoleh data tambahan yangamat berarti
bagi pemecahan masalah siswa, dan terbangunnya komitmen seluruhpeserta
pertemuan untuk menyokong upaya penyelesaian masalah siswa itu. Seluruh hasil
pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan sebanyak-
banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan pemecahan
masalahsiswa yang bersangkutan (misalnya layanan konseling perorangan,
pembelajaraan, dankonseling kelompok). Hasil konferensi kasus diintegrasikan ke
dalam himpunan data pribadi siswa.
24
BAB VIII
B. Tujuan
Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling Menurut Prayitno, fungsi dari
kegiatan pendukung adalah membantu atau mendukung penyelenggaraan berbagai
layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan pendukung memiliki tahapantahapan
yang dijadikan sebagai acuan bagi konselor dalam pelaksanaannya, sehingga kegiatan
pendukung dapat dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kegiatan
pendukung diperlukan untuk memperolehberbagai data, keterangan dan informasi
terutama tentang peserta didik dan lingkungannya.
C. Komponen Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Dalam BK saat ini ada enam kegiatan pendukung yaitu (a) aplikasi
instrumentasi, (b) himpunan data, (c) kunjungan rumah, (d) konferensi kasus, (e) alih
tangan dan (f) tampilan kepustakaan.
25
BAB IX
TAMPILAN KEPUSTAKAAN
A. Pengertian
Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial,
kegiatanbelajar, dan karir atau jabatan. Kegiatan pendukung tampilan kepustakaan
membantu klien dalam memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan
permasalahan yang dialami dan dibahas bersama konselor pada khususnya, dan dalam
pengembangan diri pada umumnya. Pemanfaatan tampilan kepustakaan diarahkan
oleh konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanaan dan atau klien secara mandiri
mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan memanfaatkan sendiri bahanbahan
yang ada di perpustakaan sesuai dengan keperluan. Tampilan kepustakaan merupakan
kondisi sangat memungkinkan klien memperkuat dan memperkaya diri dengan atau
tanpa bantuan konselor
B. Tujuan
26
2. Peserta
Kegiatan peserta yang terkait dengan kegiatan TKp adalah individu-individu,
baiksendirisendiri maupun yang terkait dengan kelompok atau kelas tertentu yang
berkepentingan dengan pengaksesan terhadap bahan kepustakaan tertentu.
3. Bahan Tampilan Kepustakaan
Bahan tampilan kepustakaan sangat bervariasi, baik dalam jenis materinya
maupuntingkat kesulitan dalam pemahamannya. Jenis materi yang dimaksudkan itu
tersebar dalam semua bidang pelayanan konseling, yaitu;
a. Bidang pengembangan pribadi, yaitu bacaan yang menyangkut tugasperkembangan
pada tiap tahap perkembangan, potensi diri, kemampuan berpikir dan merasa, suasana
hati, caracara menjaga diri, upaya penampilan diri dan lain- lain.
b. Bidang pengembanagan hubungan sosial, seperti bacaan tentang
caraberkomunikasi, kiatkiat berhubungan dengan orang lain, kepemimpinan,
kehidupan berkelompok, nilai-nilai sosial dan moral, secara berorganisasi, dan lain-
lain
c. Bidang pengembangan kegiatan belajar, seperti bacaan tentang cara-cara belajar
yang baik, kiat-kiat mengikuti pelajaran dalam kelas, mempersiapkan dan mengikuti
ujian, menyusun makalah, mengerjakan PR, dan lain-lain.
d. Bidang perencanaan dan pengembangan pilihan karir dan hidup berpekerjaan,
misalnya bacaan tentang keterkaitan antara bakat, minat dan pekerjaan dan lain- lain.
e. Bidang pengembangan hidup berkeluarga, misalnya bacaan tentang persiapan
berumah tangga, reproduksi sehat, keluarga sakinah, hubugan suami istri, dan lain-
lain.
f. Bidang pengembangan hidup beragama, misalnya bacaan tentang keimanan dan
ketakwaan, riwayat para nabi, pahala dan dosa, hubungan antara manusia dengan
manusia, dan lain-lain.
D. Asas
Asas kegiatan mendasari kegiatan TKp dalam hal ini, individu atau klien yang
bersangkutan, baik pada tahap pra, dalam, maupun pasca konseling perlu memotivasi
diri untuk mengakses konseling perlu memotivasi diri untuk mengakses tampilan
kepustakaan yang ada. Tanpa kegiatan yang dilakukan sendiri tidak akan mungkin
TKp terlaksanakan. Asas kegiatan tersebut sedapat-dapatnya diiringi dengan asas
27
kesukarelaan, kegiatan yang dilakukan dengan sukarela, apalagi dengan senang hati,
akan membawakan hasil yang lebih baik.
E. Pendekatan dan Teknik
Kegiatan TKP pada dasarnya dilaksanakan sendiri oleh individu atau klien
yang bersangkutan. Jika diperlukan, konselor dapat memberikan arahan awal tentang
materi yang perlu dibaca atau dipelajari, prosedur atau cara mengakses, serta petunjuk
teknis lainnnya berkenaan dengan pemanfaatan bahan-bahan kepustakaan.
1. Format Dalam pelaksanaan kegiatan TKp konselor perlu memperhatikan
kelima format layanan konseling.
a. Format Individual, pada dasarnya TKp dilaksanakan sendiri-sendiri oleh
individu atau klien yang bersangkutan
b. Format Kelompok, kegiatan TKp dapat dilaksanakan terhadap sekelompok
individu. Sekelompok siswa misalnya diminta mempelajari bahan tertentu
diperpustakaan.
c. Format Klasikal, kegiatan TKp dalam kelompok dapat diperlukan menjadi
kegiatanklasikal. Semua siswa dalam satu kelas diminta mempelajari bahan
tertentu diperpustakaan. Format Lapangan, kegiatan TKp dapat terselanggara
dalam format lapangan,dalam arti individu yang menjadi peserta mecari
sendiri bahan-bahan kepustakaan ditempat yang berbeda.
d. Format Kolaboratif, format ini dilaksanakan oleh konselor dalam rangka
pengadaanbahanbahan kepustakaan, agar menjadi ada dan semakin lengkap
serta kemudahandalam prosedur dan cara-cara pengaksesan bahan-bahan
tersebut oleh siapapun juga, terutama klien dan peserta TKp lainnya.
2. Teknik
Pelaksanaan TKp oleh individu atau klien secara mandiri memerlukan
teknik atau arahan yang tepat agar kegiatan tersebut efektif. Teknik dan arahan
tersebut adalah;
a. Teknik mencari bahan yang diperlukan, dalam hal ini dapat
memanfaatkan katalog, daftar subjek dalam buku, dan lain-lain.
b. Teknik membaca cepat dan tepat, melalui kemampuan 5M;
Membaca yang tertulis dengan akurat
Memahami maksud dan makna yang dibaca
28
Meringkas intisari bacaan
Mempertanyakan materi yang dibaca
Memperkaya materi yang dibaca dengan bacaan atau bahan-bahan
lain.
c. Arah aplikasi materi yang dibaca, bahan yang diambil dan dibaca
dari kumpulan tampilan kepustakaan akan memperoleh makna yang lebih
besar apabila dapat diterapkan dalam praktik.
3. Waktu
F. Keterkaitan
Kegiatan TKp terkait dengan jenis-jenis layanan konseling, berkenaan dengan
tahap-tahap pra, dalam, dan pasca konseling.
Layanan Orientasi, bahan-bahan dalam tampilan layanan kepustakaan dapat
dipakai utnuk memperkaya wawasan dan informasi tentang objek-objek yang menjadi
sasaran kegiatan layanan orientasi
Layanan Informasi, sejalan dengan keterkaitan TKp terhadap layanan
orientasi, bahanbahan tampilan kepustakaan dalam layanan informasi, memperjelas,
memperluas, serta lebih bermanfaat.
Layanan penempatan dan penyaluran, dengan bahan-bahan data TKp
layanan penempatan dan penyaluran dapat lebih memahami latar belakang dan arah
penempatan/penyaluran yang dijalaninya sehingga lebih bermanfaat.
Layanan penguasaan konten, materi pada TKp akan memperkaya konten
yang dipelajari dan memperkuat penguasaan konten yang dimaksud.
Layanan konseling perorangan, bahan-bahan dalam TKp memperjelas dan
memperluas wawasan klien sehingga pembahasan dalam layanan konseling
perorangan lebih kaya dan mendalam.
29
Layanan bimbingan kelompok, dalam mempersiapkan pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok anggota kelompok dapat ditugasi untuk membaca
terlebihdahulu materi tertentu dalam rangka topik tugas ataupun bebas yang akan
menjadi pokok bahasan bimbingan kelompok (Bkp)
Layanan konseling kelompok, dalam layanan konseling kelompok
penggunaan TKp sejalan dengan penggunaan dalam layanan konselong kelompok
(Kkp) pelaksanaan TKp untuk klien dapat dibantu oleh para peserta kegiatan
kelompok lainnya.
Layanan konsultasi, dalam layanan konsultasi konselor dapat mengarahkan
kepada konsulti untuk membaca dan mencermati bahan-bahan yang ada dalam
tampilan kepustakaan berkenaan dengan permasalahan klien yang dikonsultasikan
oleh konsultikepada konselor.
Layanan mediasi, dalam rangka layanan mediasi, kepada pihak-pihak yang
bertikai terlebih dahulu dapat disajikan (oleh konselor) bahan-bahan tertentuutnuk
dicermati oleh pihak-pihak tersebut.
G. Oprasionalisasi Kegiatan
Kegiatan TKp terutama yang diselenggarakan dalam proses layanan konseling,
perlu penanganan yang sebaik-baiknya sehingga hasilnya optimal.
1) Persiapan dan Pengorganisasian
Dalam tahap persiapan yang perlu dilakukan konsleor, yaitu;
a) Menyampaikan kepada klien atau peserta layanan tentang perlunya
kegiatanTKp.
b) Menetapkan bahan-bahan dalam tampilan kepustakaan yang perlu
diakses, dan menunjukan dimana bahan-bahan tersebut berada
c) Menyiapkan klien untuk mampu mengakses bahan-bahan tersebut
dengan cara danteknik yang benar.
d) Menetapkan waktu kegiatan mengakses bahan-bahan dan bentuk
perolehan yang diharapkan
e) Menetapkan (kontrak) kapan hasil TKp itu dibicarakan dengan konselor.
2) Monitoring Pelaksanaan Monitoring pelaksanaan kegiatan TKp
biasanya dilaksanakan secara tidak langsung, karena kegiatan TKp
pada umumnya dilaksanakan secara mandiri oleh individu atau klien.
30
Bahkan, monitoring kegiatan TKp seringkali tidak dapat dilakukan
konnselor, karena selain dilakukan secara mandiri ditempat dan pada
waktu yang berbeda-beda, bentuk dan cara kegiatannya ditentukan diri
sendiri oleh individu yang bersangkutan. Monitoring yang lebih langsung
dapat dilaksanakan misalnya terhadap siswa yang dipersiapkan untuk
menjalani layanan bimbingan kelompok yang ditugasi menyiapkan diri
dengan bahan untuk topik tugas tertentu.
3) Penilaian dan Tindak Lanjut
Penilaian dan tindak lanjut hasil kegiatan TKp pada umumnya terlaksana
pada kegiatan layanan yang berlanjut, terutama layanan yang
menggunakan teknik kontrak.
31
BAB X
32
a. Tujuan
b. Fungsi
33
(klien), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih
luas, yang dilaksanakan dengan berbagai instrument, baik tes maupun non tes.
34
b) Responden Responden adalah orang-orang yang mengerjakan instrument baik
tes maupun non tes melalui pengadministrasian yang dilakukan oleh konselor.
1. Asas Kerahasiaan.
2. Asas Kesukarelaan.
2. Pengadministrasian Instrumen.
1. Perencanaan.
2. Pelaksanaan.
3. Evaluasi.
5. Tindak Lanjut.
6. Laporan.
1.Perencanaan.
35
2.Pelaksanaan.
3.Evaluasi.
5.Tindak Lanjut.
6.Laporan.
E. Himpunan Data
a) Pengertian Himpunan Data
Adapun tujuan dan fungsi dari himpunan data adalah sebagai berikut :
Memperoleh pengertian yang lebih luas, lengkap dan mendalam terkait dengan masing-
masing peserta didik.
Sebagai penyedia data yang berkualitas dan lengkap guna menunjang penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling.
36
d) Asas Himpunan Data
Dalam himpunan data terdapat bebrapa asas yang menjadi pertimbangan dan
dijadikan sebagai asas paling penting dalam melakukan kegiatan pendukung BK
dengan menggunakan himpunan data yaitu : Asas kerahasiaan, asas kesukarelaan.
e) Operasional Kegiatan Himpunan Data
1. perencanaan
2. pelaksanaan
3. evaluasi dan analisis
4. laporan
5. hambatan
f) Peranan himpunan data dalam pelayanan BK
Hasil dari himpunan data dapat menunjang untuk proses layanan yang akan
diberikanoleh guru Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik.
F. Kunjungan Rumah
1) Pengertian Kunjungan rumah (home visit) Kunjungan rumah (home visit)
merupakan salah satu layanan pendukung dari kegiatan bimbingan dan konseling
yang dilakukan guru BK dengan mengunjungi orang tua/tempat tinggal siswa. Home
visit menurut Prayitno (2015:2) merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga
dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi tanggung
jawab konselor dalam pelayanan konseling.
2) Kunjungan rumah mempunyai dua tujuan, yaitu :
Untuk memperoleh bebrbagai keterangan (data) yang diperlukan dalam pemahaman
lingkungan dan permasalahan siswa.
Untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan siswa.
3) Fungsi Kunjungan Rumah Dari berbagai banyak fungsi bimbingan dan konseling,
fungsi yang utama dalam pelaksanaan home visit adalah fungsi pemahaman dan
pengentasan. Menurut Prayitno (2015:197) menyatakan bahwa fungsi pemahaman
dan fungsi pengentasan merupakan hal pokok yang harus dilakukan guru BK di dalam
melaksanakan home visit. Dengan adanya fungsi pemahaman dan fungsi pengentasan
guru BK mudah memahami permasalahan yang dihadapi siswa.
4) Pelaksanaan Home Visit oleh Guru BK Menurut Prayitno (2006:14-15) kegiatan
home visit meliputi hal-hal sebagai berikut:
37
1.Perencanaan
2.Pelaksanaan
3.Evaluasi
4.Analisis Hasil Evaluasi
5.Tindak lanjut
6.Laporan
G. Konferensi Kasus
1) Pengertian
Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing
atau konselor guna membahas suatu permasalahan dan arah pemecahannya.
Konferensi kasus direncanakan dan dipimpin oleh pembimbing atau konselor,
dihadiri oleh pihak- pihak tertentu yang terkait dengan kasus dan upaya
pemecahannya. Konferensi kasus merupakan pertemuan terbuka, dalam arti
terbuka untuk kasus yang dibahas, terbuka dari segi pihak-pihak yang diundang,
terbuka dalam waktu penyelenggaraan, terbuka dalam dinamika kegiatan, dan
terbuka dalam hasil-hasilnya, namun tetap menjunjung tinggi norma-norma dan
kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, ddan asas-asas pelayanan bimbingan dan
konseling. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadapsiswa / klien,
guru pembimbing / konselor melaksanakan berbagai cara, apalagi bila
permasalahan yang dihadapi memerlukan layanan terpadu, antara lain melalui
konferensi kasus.
2) Tujuan
Secara umum konferensi kasus bertujuan untuk mengumpulkan data secara lebih luas
dan akurat serta menggalang komitmen pihak-pihak yang terkait dengan kasus
(masalah tertentu) dalam rangka pemecahan masalah. Secara khusus tujuan konferensi
kasus berkenaan dengan fungsi-fungsi tertentu layanan bimbingan dan konseling.
Secara khusus tujuan konferensi kasus yang lain yaitu untuk mendapatkan suatu
konsensus dari para ahli dalam menafsirkan data atau informasi yang cukup memadai
dan komprehensif tentang diri siswa / kasus guna memudahkan pengambilan
keputusan, menetapkan cara yang terbaik untuk menangani kasus, sebagai langkah
awal dalam penetapan rujukan bila dibutuhkan bantuan di luar kemampuan dan
38
tanggung jawab guru pembimbing / konselor, dan adanya koordinasi
dalampenanggulangan masalah oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
3) Komponen
Ada tiga komponen utama dalam konferensi kasus, yaitu kasus itu sendiri, peserta,
danpembimbing atau konselor. Pertama, kasus-kasus yang dibahas dalm konferensi
kasus Kedua, peserta. Para peserta dalam konferensi kasus pada dasarnya adalah
semua pihak yang terkait dengan kasus atau permasalahan yang dibahas. Ketiga,
konselor (pembimbing) merupakan penyelenggara konferensi kasus mulai
perencanaan, pelaksanaan, penggunaan hasil, hingga pelaporan secara menyeluruh.
Dalam menghadapi suatu kasus yang dialami oleh seseorang, ada tiga hal utama yang
perlu diselenggarakan, yaitu penyikapan, pemahaman, dan penanganan terhadap
kasustersebut. Pihak yang paling utama harus dilibatkan secara langsung ialah orang
yang mengalami masalah itu sendiri.
5) Teknik
6) Tahap-tahap
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
39
5. tindak lanjut
6. laporan
40
Ketiga komponen itu berperan untuk sebesar-besarnya memberikan keuntungan
bagi klien dalam pengentasan masalah yang dialami
1. Klien dengan masalahnya
2. Konselor
3. Ahli lain
4) Asas-asas
a. Pertimbangan
b. Kontak
d. Evaluasi
6) Pelaksanaan kegiatan
1. Perencanan
2. Pelaksanaa
3. Evaluasi
4. Analisis
5. Tindak lanjut
6. Menyusun laporan
I. Tampilan Kepustakaan
1) Pengertian
Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
41
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir atau jabatan. Kegiatan pendukung
tampilan kepustakaan membantu klien dalam memperkaya dan memperkuat diri
berkenaan dengan permasalahan yang dialami dan dibahas bersama konselor pada
khususnya, dan dalam pengembangan diri pada umumnya. Pemanfaatan tampilan
kepustakaan diarahkanoleh konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanaan dan
atau klien secara mandiri mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan
memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada di perpustakaan sesuai dengan
keperluan. Tampilan kepustakaan merupakan kondisi sangat memungkinkan klien
memperkuat dan memperkaya diri dengan atau tanpa bantuan konselor.
2) Tujuan
3) Komponen
Ada tiga komponen utama dalam tampilan kepustakaan, yaitu konselor, peserta (siswa
asuh), dan Bahan Tampilan Kepustakaan
1. Konselor
3. Bahan tampilan kepustakaan Jenis materi yang dimaksudkan itu tersebar dalam
semua bidang pelayanankonseling, yaitu:
42
d. Bidang perencanaan dan pengembangan pilihan karir dan hidup berpekerjaan
4) Asas-asas
Kegiatan TKP pada dasarnya dilaksanakan sendiri oleh individu atau klien yang
bersangkutan. Jika diperlukan, konselor dapat memberikan arahan awal tentang
materi yang perlu dibaca atau dipelajari, prosedur atau cara mengakses, serta petunjuk
teknis lainnnya berkenaan dengan pemanfaatan bahan-bahan kepustakaan.
Format
Teknik
Waktu
6) Keterkaitan
• Layanan Orientasi
• Layanan Informasi
Format
43
Teknik
Waktu
7) Keterkaitan
Kegiatan TKp terkait dengan jenis-jenis layanan konseling, berkenaan dengan tahap
tahap pra, dalam, dan pasca konseling.
• Layanan Orientasi
• Layanan Informasi
44
L
45
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan berkat, rahmat, dan karunia-Nya, telah
memberikan kemudahan dan kelancaran dari persiapan, proses observasi, analisis, hingga
terselesaikannya penyusunan laporan observasi ini. Observasi ini dilaksanakan di SMP
Negeri 17 Kota Bengkulu. Observasi dilaksanakan pada Jum’at, 19 Mei 2023.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan hasil wawancara ini adalah
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kegiatan Pendukung BK. Dalam kesempatan ini
Saya mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam membuat laporan hasil wawancara ini.
Satu harapan yang Saya inginkan semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca
dan Saya juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam laporan
hasil wawancara ini.
Penyusun
46
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah media, aktivitas untuk mencerdaskan bangsa. Dalam
prosesnya guru merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas pendidikan
sehingga semakin tinggi kualitas guru maka kualitas pendidikan diharapkan juga
meningkat, dengan demikian idealnya mampu menjawab semua permasalahan yang
dimiliki bangsa baik yang berupa material maupun sepiritual. Agar pendidikan dapat
berhasil sesuai dengan tujuan diperlukan berbagai sarana atau sumberdaya seperti
bangunan sekolah, buku/materi pelajaran, guru dan sarana pendukung lainnya.
Guru sebagai tenaga pengajar, memegang peranan penting dalam dunia
pendidikan. Menjadi seorang guru yang profesional bukanlah hal yang mudah dan
tidak pula diperoleh melalui proses yang singkat dan cepat. Sudah menjadi tugas
seorang calon guru untuk mempersiapkan diri, mengukur kemampuan diri sebelum
terjun langsung ke sekolah-sekolah sebagai lahan pendidikan yang sesungguhnya.
Menjadi tenaga pendidik harus dapat memahami bagaimana kondisi siswa saat belajar
untuk mempermudah jalannya proses belajar mengajar dikelas sehingga perlu
pemahaman tentang bimbingan dan konseling dari calon tenaga pendidik.
Guru harus memiliki seperangkat pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Observasi dan orientasi di
sekolah dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2023.
47
3. Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa
dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah
pendidikan yang ada di sekolah.
4. Untuk mengetahui gambaran dan deskripsi sebuah Sekolah Menengah
Kejuruan dalam bimbingan dan konseling, agar bisa menjadi pendidik yang
bisa membimbing siswanya menuju kemandirian.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara membimbing siswa dengan baik dan
benar dengan lebih mendekatkan diri kepada siswa atau tidak membatasi jarak
antara siswa dengan guru.
48
HASIL OBSERVASI
Alamat Sekolah : Jl. WR. Supratman No. 3, Pematang Gubernur, Kec. Muara Bangka
Hulu, Kota Bengkulu, 38119
Wawancara yang dilakukan dengan tujuan menggali informasi secara detail mengenai
kegiatan pendukung BK yang ada di SMP Negeri 17 Kota Bengkulu dan dilaksanakan
tanggal 19 Mei 2023 dengan Narasumber Bapak Elfen Tohirin, S.Pd. Berikut hasil
wawancara dengan narasumber.
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah selama menjadi guru BK Insyaallah sangat aktif bahkan paling aktif di
disekolah itu, guru BK sudah antara 3 guru BK lainnya
berperan aktif dalam menangani
masalah siswa?
2 Kebanyakan para siswa memiliki Dengan memberitahu bawasannya bukan
anggapan bahwa BK adalah tempat siswa yang bermasalah saja yang dirangkul
dari siswa yang sedang bermasalah, tetapi siswa yang tidak bermasalah juga di
bagaimana cara menghapus rangkul
anggapan siswa tersebut?
3 Apakah pernah melaksanakan Pernah melaksanakan kegiatan pendukung
kegiatan pendukung disekolah? BK, sejenis layanan informasi, konseling
kelompok & konseling individu, kalau
kunjungan rumah juga sering untuk anak
yang bermasalah.
49
4 Kegiatan pendukung apa yang kegiatan pendukung BK, sejenis layanan
paling sering dilakukan gru Bk? informasi, konseling kelompok & konseling
individu, kalau kunjungan rumah juga sering
untuk anak yang bermasalah.
5 Dengan layanan pada bidang karir, Sudah, Tapi jarang ada yang mengajak kerja
Apakah pihak sekolah sudah sama.
bekerja sama dengan pihak luar?
6 Selama ibu / bapak menjadi guru Kasus ringan masalah kelahi dan kasus yang
pembimbing, kasus apa yang paling berat pernah anak-anak udah konsumsi lem
ringan dan paling berat yang pernah aibon dan di konsumsinya sebanyak 2 botol
ditangani? (dulu saat Bapak pertama kali mengajar
disini) kalau sekarang masalah merokok dan
bolos.
7 Media apa saja yang sudah Medianya hanya antara siswa dan guru saja,
digunakan dalam proses belajar belum pernah menggunkan monitor.
bimbingan dan konseling di kelas?
50
SIMPULAN
51
DAFTAR PUSTAKA
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Suharsimi Arikunto, Penilaian dan Penelitian Bidang Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta:
Grafindo Persada
Corey, G. (2017). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Cengage Learning.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2012). Developing and Managing Your School Guidance
and
Persada.
52
DOKUMENTASI OBSERVASI
53
BIODATA PENULIS
A. Data Diri
Nama : Kartika Agustina
Tempat, tanggal lahir : Ujung Tanjung, 25 Agustus 2003
Alamat : Jalan lintas Curup-Muara Aman desa Ujung Tanjung II
No. HP : 0856-0943-5177
Email : kartikaagustina201@gmail.com
Anak Ke- :2
Jumlah Saudara :2
B. Data Orang Tua
Nama Orang Tua
Ayah : Alfian
Ibu : Nur Asni
54
C. Riwayat Pendidikan