Anda di halaman 1dari 62

BUKU

KEGIATAN PENDUKUNG BK

DISUSUN OLEH:

Nama: Kartika Agustina

NPM: A1L021074

Kelas: 4B

DOSEN PENGAMPU:

Drs. Syahriman, M.Pd

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2023
KATA PENGANTAR

Dengan hormat,

Puji dan syukur Saya panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa. Sehingga
berkat rahmat dan hidayah darinya Saya dengan senang hati mempersembahkan buku
ini. Buku ini merupakan hasil dari kumpulan materi kegiatan pendukung bk kami
dalam menjelajahi topik yang relevan dan menarik dalam bidang ini. Buku ini
bertujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang
masalah yang sedang dibahas. Saya berharap bahwa melalui tulisan ini, pembaca akan
mendapatkan informasi baru.

Saya menyadari bahwa buku ini tidak mungkin mencakup semua aspek topik
yang kompleks ini. Namun, saya berusaha sebaik mungkin untuk memberikan
tinjauan yang komprehensif dan objektif, berdasarkan penelitian yang saya lakukan.
Saya berharap buku ini dapat memberikan manfaat dan menjadi sumber pengetahuan
yang berguna bagi Anda.

Terima kasih atas waktu dan perhatian Anda dalam membaca makalah ini.
Semoga buku ini mampu memenuhi ekspektasi dan memberikan sumbangan yang
berarti dalam pemahaman kita tentang topik ini.

Bengkulu, 19 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………...………………………………………….i

DAFTAR ISI……………...…………………………………………………………………..ii

BAB I KONSEP DASAR KEGIATAN PENDUKUNG BK……………..……….………..1

Pembahasan

A. Pengertian Kegiatan Pendukung BK……………………………………………….1

B. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Pendukung BK ……………………………………...1

C. Macam-macam Kegiatan Pendukung BK………………………………………… 2

BAB II PENTINYA KEGIATAN PENDUKUNG BK……………………………………..7

Pembahasan

A. Kegiatan pendukung BK…………………………………………………………...7

B. Macam-macam kegiatan pendukung BK.. ………………………………………....7

C. Pentingnya kegiatan pendukung BK……………………………………………….7

BAB III KOMPONEN-KOMPONEN PENDUKUNG BK………………………………..9

Pembahasan

A. Kegiatan pendukung BK…………………………………………………………..9

BAB IV INSTRUMEN BK…………………………………………………………………10

Pembahasan

A. Aplikasi Intrumentasi……………………………………………………………..10

1. Makna……………………………………………………………………………...10

2. Tujuan……………………………………………………………………………...10

3. Komponen…………………………………………………………………………10

ii
4. Teknik……………………………………………………………………………...10

5.Pelaksanaan kegiatan……………………………………………………………….11

BAB V HIMPUNAN DATA………………………………………………………………...12

Pembahasan

A. Pengertian…………………………………………………………………………12

B. Tujuan dan fungsi………………………………………………………………...12

BAB VI KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT)………………………………………16

Pembahasan

A. Pengertian…………………………………………………………………………16

B. Tujuan………………….………………………………………………………….16

C. Fungsi……………………………………………………………………………..17

D. Pelaksanaan……………………………………………………………………….18

BAB VII KONFERENSI KASUS………………………………………………………….21

Pembahasan

A. Pengertian…………………………………………………………………………21

B. Tujuan……………………………………………………………………………..21

C. Peran………………………………………………………………………………21

D. Penyelenggaraan…………………………………………………………………..22

E. Materi Pokok………………………………………………………………………23

F. Hasil………………………………………………………………………………..24

BAB VIII ALIH TANGAN KASUS (REVERAL)………………………………………...25

Pembahasan

A. Pengertian…………………………………………………………………………25

iii
B. Tujuan……………………………………………………………………………..25

C. Komponen………………………………………………………………………...25

BAB IX TAMPILAN KEPUSTAKKAN…………………………………………………..26

Pembahasan

A. Pengertian…………………………………………………………………………26

B. Tujuan……………………………………………………………………………..26

C. Komponen………………………………………………………………………...26

D. Asas……………………………………………………………………………….27

E. Pendekatan dan Teknik……………………………………………………………28

F. Keterkaitan………………………………………………………………………...29

G. Operasional Kegiatan……………………………………………………………..30

BAB X RANGKUMAN MATERI KEGIATAN PENDUKUNG BK…………………….32

Pembahasan

A. Konsep Dasar……………………………………………………………………..32

B. Tujuan dan Fungsi………………………………………………………………...32

C. Komponen………………………………………………………………………...33

D. Aplikasi Instrumen BK……………………………………………………………33

E. Himpunan Data……………………………………………………………………36

F. Kunjungan Rumah…………………………………………………………………37

G. Konferensi Kasus…………………………………………………………………38

H. Alih Tangan Kasus………………………………………………………………...40

I. Tampilan Kepustakaan……………………………………………………………..41

LAPORAN HASIL OBERVASI……………………………………………………………49

vi
SIMPULAN………………………………………………………………………………….51

DAFTAR PUSTAKA…………….………………………………………………………….52

DOKUMENTASI……………………………………………………………………………53

BIODATA PENULIS……………………………………….……………………………….54

v
BAB I

KONSEP DASAR

A. Pengertian Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling


Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan
tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun
dilingkungan sekitarnya.
Kegiatan pendukung pada umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk
memecahkan atau mengentaskan masalah klien melainkan untuk memungkinkan di
perolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan atau komitmen
yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap klien.
Kegiatan pendukung ini umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan
sasaran layanan ( Hallen, 2000:89 ). Hasil kegiatan pendukung dipakai untuk
memperkuat satu atau beberapa jenis layananbimbingan dan konseling ( Prayitno,
1997:95 ).
Menurut Prayitno, fungsi dari kegiatan pendukung adalah membantu atau
mendukung penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan
pendukung memiliki tahapan-tahapan yang dijadikan sebagai acuan bagi konselor
dalam pelaksanaannya, sehingga kegiatan pendukung dapat dilaksanakan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Kegiatan pendukung diperlukan untuk memperoleh
berbagai data, keterangan dan informasi terutama tentang peserta didik dan
lingkungannya.

B. Tujuan Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling

Tujuan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling adalah agar tercapainya

perkembangan yang optimal pada individu yang berkembang sesuai dengan potensi
atau kapasitasnya dan agar individu berkembang sesuai lingkungannya. Optimalisasi
pencapaian tujuan ini pada setiap individu berbeda sesuai tingkatan
perkembangannya.

1
Selain itu kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling juga bertujuan agar
individu yang dibimbing memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya
serta beradabtasi dengan lingkungannya. Tujuan kegiatan adalah agar individu dapat
menyesuaikan diri kepada lingkungannya sesuai potensi yang ada dalam dirinya.
Terutama keluarga, sekolah dan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat yang
berguna dan produktif.

C. Fungsi kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling


Fungsi kegiatan pendukung bimbingan dan konseling secara umum adalah
sebagai fasilitator dan motivator dalam upaya mengatasi dan mencegah problema
kehidupan dengan kemampuan yang ada pada diri sendiri. Sesuai dengan tujuan
bimbingan konseling agar peserta didik dapat menemukan dirinya, mengenal dirinya
dan mampu merencanakan masa depannya.
Dalam hubungan ini kegiatan pendukung bimbingan dan konseling berfungsi
sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik dapat
berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Oleh
karena itu, pelayanan bimbingan dan konseling mengembangkan sejumlah fungsi
yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan konseling. Salah satunya
adalah fungsi pemahaman.
Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang membantu
konseling agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman
ini, konseling diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal,
dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. Fungsi
pemahaman yang dimaksud yaitu bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan
pengembangan siswa.

D. Macam-Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling


a) Aplikasi Instrumentasi BK

2
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan koseling, yaitu kegiatan pendukung
bimbingan dan koseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang
peserta didik (klien/konseli), keterangan tentang lingkunan peserta didik (konseli)
dan lingkungan yang lebih luas. Instrumen bimbingan dan konseling digunakan
dan dikembangkannya berbagai instrumen, baik berupa tes maupun non-tes.
 Instrumen Tes
Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku
seseorang dan menggambarkan dalam bentuk skala angka atau klasifikasi
tertentu (Cronbach, 1970). Dalam bentuk nyata tes berbentuk serangkaian
pertanyaan (tertulis atau lisan) yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang
yang di tes. Jawaban atau pengerjaan atas pertanyaan atau tugas dijadikan
dasar untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, keterampilan,
sikap atau kualifikasi orang yang bersangkutan. Ada beberapa macam tes,
seperti tes intelegensi, tes bakat, tes kepribadian, tes hasil belajar, tes
diagnostik.
 Instrumen Non-Tes

Instrument non tes meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan,


wawancara, catatan anecdote, angket, sosiometri, dan inventori yang
dibekukan ( Prayitno dan Erman Amti, 2004:319). Agar diperoleh hasil yang
terandalkan, pengamatan dan wawancara dilakukan dengan mempergunakan
pedoman pengamatan dan pedoman wawancara.

Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling bertujuan untuk


mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik/konseli ( baik
individual maupun kelompok ), keterangan tentang lingkungan peserta didik,
dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data dan keterangan ini dapat
dilakukan dengan berbagai instrument, baik tes maupun non tes. Hasil
pengumpulan data itu dipakai dalam kegiatan layanan bimbing dan konseling
sebagaimana yang telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya. Fungsi
utama bimbingan dan konseling yang di embankan oleh kegiatan penunjang
aplikasi instrumentasi ialah fungsi pemahaman.

b) Himpunan Data

3
Himpunan Data merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik (klien).
Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Penyelenggaraan himpunan data
bermaksud menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Data yang terhimpun merupakan
hasil dari upaya aplikasi instrumentasi, dan apa yang menjadi hasil himpunan data
dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan.
Materi umum himpunan data diantaranya sebagai berikut:
 Identitas siswa (klien) dan keluarga.
 Hasil aplikasi instrumentasi.
 Hasil belajar, karya tulis, dan rekaman kemampuan siswa.
 Catatan anekdot.
 Informasi pendidikan dan jabatan.
 Laporan dan catatan khusus.
c) Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan peserta didik (klien/konseli) melalui kunjungan kerumahnya.
Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tua dan anggota
keluarga lainnya.
Kegiatan kunjungan rumah, dan juga pemanggilan orang tua ke sekolah,
setidak-tidaknya memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
 Memperoleh data tambahan tentang permasalahan klien (siswa) khususnya
yang bersangkut-paut dengan keadaan rumah, atau orang tua.
 Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya.
 Membangun komitmen terhadap orang tua terhadap penangan masalah
anaknya.
Materi umum kunjungan rumah, akan diperoleh berbagai data dan
keterangan tentang berbagai hal yang besar, kemungkinan ada sangkut
pautnya dengan permasalahan siswa atau klien.

4
Data atau keterangan ini meliputi:
 Kondisi rumah tangga dan orang tua.
 Fasilitas belajar yang ada dirumah.
 Hubungan antara keluarga.
 Sikap atau kebiasaan siswa dirumah.
 Berbagai pendapat orang tua dan anggota keluarga inti lainnya
terhadap siswa atau klien.
d) Konferensi Kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu
forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat
memberikan bahan, keterangan kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan tersebut.
Secara umum tujuan dari konferensi kasus ialah mencari interpretasi yang
tepat dan tindakan-tindakan yang konkret yang dapat diambil. Atau dengan kata
lain konferensi kasus bertujuan untuk mendapat gambaran yang lebih tepat
mengenai diri kasus dengan maksud untuk memberikan pertolongan kepada kasus
tersebut dalam memecahkan masalahnya.
e) Tampilan Kepustakaan
Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan
sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
Kegiatan pendukung tampilan kepustakaan (TKp) membantu klien dalam
memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami
dan dibahas bersama konselor pada khusunya, dan dalam pengembangan diri pada
umumnya. Pemanfaatan tampilan kepustakaan dapat diarahkan oleh konselor
dalam rangka pelaksanaan pelayanan, dan atau klien secara mandiri bahan-bahan
yang ada di sana sesuai dengan keperluan.
f) Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami
peserta didik (klien/konseli) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu

5
pihak kepihak lainnya Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan
penanganan yang lebih baik, tepat, dan tuntas atas masalah yang dialami siswa
dengan jalan memindahkan penanganan kaasus dari satu pihak kepada pihak yang
lebih ahli. Atau dengan kata lain tujuan dari alih tangan kasus ialah layanan alih
tangan bertujuan untuk membantu melimpahkan siswa yang mengadapi masalah
tertentu kepada petugas didalam sekolah sendiri atau lembaga pelayanan alih
tangan kasus (rujukan) di luar sekolah disebabkan karena keterbatasan
kemampuan dan wewenang yang dimilikinya maupun karena keterbatasan sumber
manusiawi dan alat.

6
BAB II

PENTINGNYA KEGIATAN PENDUKUNG BK

A. Pengertian Kegiatan Pendukung BK


Kegiatan pendukung pada umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk
memecahkan atau mengentaskan masalah klien melainkan untuk memungkinkan di
perolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan atau komitmen
yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap klien.
Kegiatan pendukung ini umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan
sasaran layanan ( Hallen, 2000:89 ).
Kegiatan pendukung dan bimbingan konseling meliputi kegiatan pokok
aplikasi instrumentasi dan bimbingan konseling, himpunan data, konferensi kasus,
kunjungan rumah, dan alih tangan kasus. Semua jenis kegiatan pendukung
dilaksanakan secara langsung, dikaitkan pada keempat bidang bimbingan, serta
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan klien. Hasil kegiatan pendukung
dipakai untuk memperkuat satu atau beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling
(Prayitno, 1997).

B. Macam-macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling


Dalam BK saat ini ada enam kegiatan pendukung yaitu (a) aplikasi
instrumentasi, (b) himpunan data, (c) kunjungan rumah, (d) konferensi kasus, (e) alih
tangan dan (f) tampilan kepustakaan.

C. Pentingnya Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling


a. Tujuan Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Kegiatan pendukung pada dasarnya ditujukan untuk memecahkan
masalahklien dari apa yang sudah diperoleh dan keterangan lain serta komitmen
yang membantu keberhasilan kegiatan layanan pada klien.
b. Fungsi Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling
Menurut Prayitno, fungsi dari kegiatan pendukung adalah membantu atau
mendukung penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan dan konseling.
Kegiatan pendukung memiliki tahapantahapan yang dijadikan sebagai acuan bagi

7
konselor dalam pelaksanaannya, sehingga kegiatan pendukung dapat dilaksanakan
sesuai dengan apa yang diharapkan. Kegiatan pendukung diperlukan untuk
memperoleh berbagai data, keterangan dan informasi terutama tentang peserta
didik danlingkungannya.
Kegiatan pendukung berfungsi untuk membantu atau mendukung
penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan dan konseling. Kinerja konselor
dalam melaksanakan kegiatan pendukung adalah pencapaian hasil kerja konselor
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Kinerja konselor harus
sesuai dengan standar operasional pelaksanaan dalam realisasi kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.

8
BAB III

KOMPONEN KEGIATAN PENDUKUNG BK

A. Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling


Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan
tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun
dilingkungan sekitarnya.
Menurut Prayitno, fungsi dari kegiatan pendukung adalah membantu atau
mendukung penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan
pendukung memiliki tahapantahapan yang dijadikan sebagai acuan bagi konselor
dalam pelaksanaannya, sehingga kegiatan pendukung dapat dilaksanakan sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Kegiatan pendukung diperlukan untuk memperoleh berbagai data, keterangan
dan informasi terutama tentang peserta didik dan lingkungannya. Kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling meliputi kegiatan aplikasi instrumen bimbingan dan
konseling, himpunan data, kunjungan rumah, konferensi kasus, tampilan kepustakaan,
dan alih tangan kasus. Semua jenis kegiatan pendukung dilaksanakan secara langsung,
dikaitkan pada keempat bidang bimbingan serta disesuaikan dengan karakteristik dan
kebutuhan klien. Hasil kegiatan pendukung dipakai untuk memperkuat satu atau
beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling.
1. Aplikasi Instrumen BK
2. Himpunan Data
3. Kunjungan Rumah
4. Konferensi Kasus
5. Alih Tangan
6. Tampilan Kepustakaan

9
BAB IV

INSTRUMEN BK

A. Aplikasi Instrumentasi

1. Makna

Aplikasi Instrumentasi dapat bermakna upaya pengungkapan melalui


pengukuran yang dilakukan dengan meng gunakan alat ukur atau instrumen tertentu.
Atau kegiatan menggunakan instrumen untuk mengungkapkan kondisi tertentu atas
diri siswa. Kondisi dalam diri klien (siswa) perlu diungkap melalui aplikasi
instrumentasi dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling untuk memperoleh
pemahaman yang tentang klien (siswa) secara lebih tepat. Upaya pengungkapan
sebagai aplikasi instrumentasi dapat dilakukan melalui tes dan non- tes. Hasil aplikasi
instrumen selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan serta disikapi dan digunakan untuk
memberikan perlakuan secara tepat kepada klien dalam bentuk layanan bimbingan
dan konseling

2. Tujuan

Secara umum, tujuan aplikasi instrumentasi adalah supaya diperolehnya data


tentang kondisi tertentu atas diri klien (siswa). Data yang diperoleh melalui aplikasi
instrumentasi selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
penyelenggaraan bimbingan dan konseling Dengan data tersebut, penyelenggaraan
layanan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah dan madrasah akan lebih
efektif dan efisien.

3. Komponen

Komponen-komponen yang terkait dan sinergi dengan aplikasi instrumentasi


adalah instrumen itu sendiri (materi yang diungkap dan bentuk instrumen), responden,
dan pengguna.

4. Teknik

Sebelum instrumen tertentu diterapkan, terlebih dahulu diadakan analisis yang


mendalam tentang perlunya instrumen tertentu diaplikasikan terhadap siswa atau

10
sekelompok siswa. - Kesesuaian antara jenis instrumen dengan responden (siswa),
penyelenggaraan administrasi instrumen, dan penggunaan hasil instrumen sangat
menentukan keberhasilan layanan. Untuk itu perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut.

 Penyiapan Instrumen
 Pengadministrasian Instrumen
 Pengolahan dan Pemaknaan Jawaban Responden.
 Penyampaian Hasil Instrumen Hasil instrumen harus disampaikan secara
cermat dan hatihati Asas kerahasiaan harus benar diterapkan.
 Penggunaan Hasil Instrumen.
5. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan aplikasi instrumentasi merupakan suatu proses di mana
pelaksanaannya menempuh tahapan-tahapan ter tentu. Adapun tahapan
kegiatannya adalah: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil
evaluasi, tindak lanjut, dan pembutan laporan.

11
BAB V

HIMPUNAN DATA

A. Pengertian Himpunan Data


Himpunan data merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
Himpunan data maksudnya ialah kegiatan menghimpun seluruh data dan keterangan
yang berkaitan dengan peserta didik. Adapun isi dari himpunan data dapat
dipergunakan untuk perkembangan peserta didik. Kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling menyelimuti seluruh data dan keterangan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan peserta didik.

B. Tujuan dan Fungsi Himpunan Data


Adapun tujuan dan fungsi dari himpunan data adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh pengertian yang lebih luas, lengkap dan mendalam terkait dengan
masingmasing peserta didik.
2. Membantu peserta didik dalam memperoleh pemahaman tentang dirinya sendiri.
3. Sebagai penyedia data yang berkualitas dan lengkap guna menunjang
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
4. Dalam penyelenggaraan himpunan data terkait dengan fungsi-fungsi tertentu
dengan layanan bimbingan dan konseling terutama fungsi pemahaman. Membantu
peserta didik untuk memahami dirinya dan lingkungan sekitarnya agar dapat
mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

C. Komponen Himpunan Data


 Jenis Data
a. Data Pribadi, berupa data perorangan, yaitu data yang dikumpulkan dari masing-
masing peserta didik. Dari data pribadi dapat diperoleh pemahaman tentang keunikan
pribadi masing-masing peserta didik.
b. Data Umum, adalah data yang tidak mengenai diri sendiri seseorang dan tidak pula
berkenaan dengan kelompok (terbatas) individu tertentu c. Data Kelompok, adalah
data yang mengenai sekelompok individu (dalam jumlah yang terbatas).

12
Data ini menyangkut misalnya, hubungan sosial antar individu dalam kelompok ,
kondisi kebersamaan dan kerjasama mereka, dan hasil perhitungan statistik tentang
diri mereka.
 Bentuk Himpunan Data
Semua data yang terhimpun di dalam HD berupa rekaman: tulisan, angka, gambar
pada lembaran kertas, slide, film serta rekaman audio atau video. Semua rekaman itu
dapat terhimpun secara menyeluruh dalam bentuk:
a. Buku dan data pribadi
b. Himpunan lembaran dengan format khusus
c. Kumpulan data kelompok dan laporan kegiatan
d. Program komputer
e. Kumpulan data umum

D. Asas Himpunan Data


Asas Kerahasiaan mendominasi pelaksanaan himpunan data maksudnya
terhadap semua data khususnya data pribadi, harus diberlakukan asas kerahasiaan.
Data tersebut harus disimpan dengan baik sehingga kerahasiaannya terjamin. Tidak
sembarang orang dapat mengakses data tersebut, dan hanya dapat diakses atas seizin
guru bimbingan dan konseling.
Asas Kesukarelaan, asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan
peserta didik (klien) mengikuti, menjalani layanan, kegiatan yang diperuntukkan
baginya. Data diperoleh tidakboleh melalui paksaan, sembunyi-sembunyi dan ilegal.

E. Pendekatan Teknik dan Himpunan Data


Pendekatan Aplikasi Instrumentasi Aplikasi instrumentasi yaitu kegiatan
mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi
berbagai instrumen, baik tes maupun non tes. Aplikasi instrumen terdiri dari
komponen instrumentasi, responden dan penggunaan instrument.

F. Operasional Kegiatan Himpunan Data


1. Perencanaan Menetapkan jenis dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya,
menetapkan bentuk himpunan data, menetapkan dan menata fasilitas, menentukan

13
mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan
kelengkapan administratif.
2. Pelaksanaan Memetik dan memasukkan ke dalam himpunan data sesuai dengan
klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan himpunan data.
3. Evaluasi dan Analisis Mengkaji efisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas
yang digunakan, memeriksa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan
pemanfaatan himpunan data, serta melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi
berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan
efisiensi penyelenggaraannya.
4. Laporan, mencakup kegiatan: Menyusun laporan kegiatan himpunan data,
menyampaikan laporan kepada pihak terkait dan mendokumentasikan laporan
5. Hambatan
a. Hambatan internal :
- Konselor bukan berasal dari jurusan BK
- Kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh konselor
- Kurangnya profesionalitas konselor
- Kurangnya waktu yang dimiliki konselor untuk menyelenggarakan
kegiatanhimpunan data
- Kurangnya materi yang dimiliki konselor untuk menyelenggarakan
kegiatanhimpunan data
b. Hambatan eksternal
- Kurangnya penggunaan teknologi dalam penyelenggaraan himpunan data
- Kurangnya dokumentasi laporan yang dilakukan oleh konselor
- Sarana dan prasarana yang kurang mendukung

G. Perananan Himpunan Data dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Himpunan data yang telah tersedia dilakukan pengolahan, dengan melihat latar
belakang peserta didik melalui angket. Pendokumentasian data dilakukan dengan
membuat file dalam komputer dengan tujuan untuk membuat layanan tersebut lebih
terarah bagi peserta didik yang membutuhkan.

14
Dapat disimpulkan bahwa hasil dari himpunan data dapat menunjang untuk proses
layanan yang akan diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling kepada peserta
didik.

15
BAB VI

KUNJUNGAN RUMAH

A. Pengertian Kunjungan Rumah


Kunjungan rumah (home visit) merupakan salah satu layanan pendukung dari
kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan guru BK dengan mengunjungi
orang tua/tempat tinggal siswa. Home visit menurut Prayitno (2015:2) merupakan
upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak
atau individu yang menjadi tanggung jawab konselor dalam pelayanan konseling.
Dengan kegiatan pendukung akan diperoleh berbagai informasi atau data yang dapat
digunakan untuk lebih mengefektifkan layanan konseling dan dapat mendorong
partisipasi orang tua (dan anggota keluarga lainnya) untuk sebesar-besarnya
memenuhi kebutuhan anak atau individu yang bermasalah.
Siswa yang mengalami permasalahan dengan keluarga dan lingkungan tempat
tinggalnya mempengaruhi prestasi belajar, baik itu permasalahan diri pribadi, sosial,
belajar dan karir. Permasalahan tersebut akan berkembang pada kepada permasalahan
pribadi dan kelompok. Konseling pribadi dan konseling kelompok merupakan layanan
BK yang dilakukan guru BK dalam memahami permasalahan. Permasalahan siswa
dapat dilihat dari mana masalah itu datang, baik itu dari hubungan dalam keluarga dan
situasi keluarga. Masalah keluarga dan situasi keluarga dapat mempengaruhi siswa di
sekolah dalam hal konsentrasi belajar dan aktivitas sekolah, sehingga mengakibatkan
turunnya prestasi belajar siswa.
Banyaknya permasalahan yang dihadapi siswa diharapkan siswa dapat
mengelola dirinya secara baik sehingga ia dapat keluar dari kemelut
permasalahannya. Sebagaimana yang dinyatakan A. Muri Yusuf (2002:22) dalam
kondisi yang bagaimanapun, titik pangkal keberhasilan atau dapat keluar dari kemelut
yang dihadapi adalah diri anda sendiri. Dari pendapat ini dapat dipahami bahwa yang
menyelesaikan permasalahan yang dialami siswa adalah dirinya sendiri. Disinilah
diharapkan guru BK dapat berperan serta dalam memberikan bimbingan kepada
siswa, sehingga timbul dalam diri untuk keluar dari permasalahan yang dialaminya.

B. Tujuan

16
Secara umum, kunjungan rumah bertujuan untuk memperoleh data yang lebih
lengkap dan akurat tentang siswa yang berkenaan dengan masalah yang dihadapinya.
Selain itu, juga bertujuan untuk menggalang komitmen antara orang tua dan anggota
keluarga lainnya dengan pihak sekolah atau madeasah, khususnya berkenaan dengan
pemecahan masalah klien. Kunjungan rumah mempunyai dua tujuan, yaitu :

1. Untuk memperoleh bebrbagai keterangan (data) yang diperlukan dalam


pemahaman lingkungan dan permasalahan siswa.

2. Untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan siswa.

Data atau keterangan itu meliputi:

a) Kondisi rumah tangga dan orang tua.

b) Fasilitas belajar yang ada di rumah,

c) Hubungan antar anggota keluarga.

d) Sikap dan kebiasaan anak dirumah.

e) Berbagai pendapat orang tua dan anggota keluarga lainnya terhadap anak.

f) Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan


anak dan pengentasan masalah anak.

Tujuan khusus kunjungan rumah:

a) Untuk lebih memahami kondisi siswa.

b) Kondisi rumah dan kondisi keluarga.

C. Fungsi Kunjungan Rumah


Dari berbagai banyak fungsi bimbingan dan konseling, fungsi yang utama
dalam pelaksanaan home visit adalah fungsi pemahaman dan pengentasan. Menurut
Prayitno (2015:197) menyatakan bahwa fungsi pemahaman dan fungsi pengentasan
merupakan hal pokok yang harus dilakukan guru BK di dalam melaksanakan home
visit. Dengan adanya fungsi pemahaman dan fungsi pengentasan guru BK mudah
memahami permasalahan yang dihadapi siswa.

17
 Fungsi Pemahaman,

yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman


tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan
peserta didik, yang meliputi:

a) Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik sendiri,
orang tua, guru pada umumnya dan guru BK.
b) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk di dalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua,
guru umumnya dan guru BK khususnya.
c) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas termasuk di dalamnya
informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan dan informasi sosial dan budaya/nilai-
nilai terutama oleh peserta didik.
 Fungsi Pengentasan,

yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya


atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Dua fungsi
kegiatan home visit tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung BK di sekolah.

D. Pelaksanaan Home Visit oleh Guru BK


Menurut Prayitno (2006:14-15) kegiatan home visit meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perencanaan
a) Menetapkan kasus yang memerlukan home visit
b) Menetapkan materi home visit
Semua data dan keterangan yang diperoleh melalui home visit yang dilakukan guru
BK dapat pula menyangkut seluruh bidang bimbingan dan konseling, yaitu bimbingan
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Data dan keterangan yang diperoleh ini sangat
berguna sekali dalam pemberian layanan BK kepada siswa sehingga permasalahan
siswa dapat terentaskan secara cepat dan tepat.
a) Meyakinkan siswa pentingnya home visit
b) Menyiapkan informasi pokok yang akan dikomunikasikan pada keluarga

18
c) Menyiapkan kelengkapan administrasi.

Selain itu menurut Yusuf Gunawan (1992:237) menyatakan bahwa pelaksanaan home
visit memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang dari guru BK dan
memerlukan kerjasama yang baik dari pihak orang tua serta atas persetujuan kepala
sekolah.

2. Pelaksanaan

a) Mengkomunikasikan rencana home visit kepada pihak terkait Menurut Prayino


(1997:157) menyatakan bahwa hendaklah membicarakan terlebih dahulu kepada
siswa yang bersangkutan tentang rencana home visit, maka perlu diusahakan agar
pada akhirnya siswa menyetujui rencana home visit tersebut dan hak ini terkait
dengan azas kerahasiaan.

b) Melakukan home visit

1) Bertemu orang tua/wali/anggota keluarga

2) Membahas permasalahan siswa

3) Melengkapi data

4) Mengembangkan komitmen orang tua/wali/keluarga

5) Merekam dan menyimpulkan hasil pembahasan

3. Evaluasi

a) Mengevaluasi kelengkapan dan kemanfaatan hasil home visit, dan komitmen orang
tua/ wali/ anggota keluarga dalam penanganan kasus

b) Mengevaluasi proses pelaksanaan home visit

4. Analisis Hasil Evaluasi Melakukan analisis terhadap efektivitas hasil home visit
terhadap penanganan kasus.

5. Tindak lanjut

a) Menggunakan hasil home visit dalam penanganan kasus

b) Bahan pertimbangan untuk perlunya melengkap data lebih lanjut

19
6. Laporan

a) Menyusun laporan kegiatan home visit

b) Menyiapkan laporan kepada pihak terkait

c) Mendokumentasikan laporan kegiatan home visit.

20
BAB VII

KONFERENSI KASUS

A. Apa itu Konferensi Kasus


Konferensi kasus menurut Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan
dan Konseling Sekolah Mene-ngah Pertama (SMP) oleh KementerianPendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikant ahun 2016 adalah
kegiatan untuk membahas dan menemukan penyelesaian masal-ah yang dihadapi
peserta didik/konseli dengan pihakpihak yang dapat memberikanketerangan,
kemudahan dan komitmen. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup (rahasia),
setiap pembicaraan peserta konferensi sebagai upaya mengatasi masalah yang
dihadapi peserta didik/konseliyangterjadi hanya untuk diketahui oleh parapeserta
konferensi Konferensi kasus bertujuan memperoleh pengertian,
penerimaan,persetujuan, dan komitmen.
B. Tujuan
Adanya Konferensi Kasus Konferensi kasus diselenggarakan di sekolah
dengan maksud untuk memperoleh masukan data yang bermanfaat bagi upaya
melengkapi data yang telah ada, melakukancek silang antar data agar terkumpul data
yang akurat dan lebih lanjut juga dimaksudkan agar dicapai kesepakatan cara
penanganan yang lebih baik bagi konseli. Sedangkan menurut Prayitno tujuan adanya
Konferensi Kasus adalah Diperolehnya gambaran yang jelas, mendalam dan
menyeluruh tentang permasalahan siswa.
C. Siapa Saja Peserta Konferensi Kasus
Beberapa pihak yang mutlak perlu dihadirkan dalam Konferensi Kasus di
Sekolah ialah: Kepala Sekolah, konselor,wali kelas, guru mata pelajaran yang ada
sangkut pautnya dengan masalah konseli,orang tua siswa, dan pihak lain seperti
dokter, psikiater, psikolog maupun helper lain yang sekiranya kemampuan dan
kewenangannya relevan dengan masalah yang sedang dibahas Kepala sekolah,
sebagai pimpinan sekolah memiliki tanggung jawab secara keseluruhan kegiatan yang
ada di sekolah termasuk dalam penyelenggaraan rapat ini.
Guru bimbingan dan konseling (Guru BK) atau konselor, sebagai seorangguru
yang secara khusus ditugaskan untuk memberikan layanan bimbingan kepadasiswa

21
maka ia sebagai personil yang secara teknis menyiapkan dan melaksanakan
konferensi kasus.

Wali kelas, sebagai seorang guru yang ditugaskan untuk “mem-bapak-i”


atau“meng-ibu-i” kelas tertentu dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun)dipandang memiliki data yang memadai tentang murid pada kelas yang
diasuhnya itu.

Guru mata pelajaran, merupakan personil yang bertugas mengajarkan


matapelajaran tertentu maka ia memiliki data yang sangat penting serta catatan-
catatan laintentang anak. Ia memiliki “media” yang praktis untuk mengenal peserta
didik melalui kontak saat ia mengajar.

Personil lain seperti dokter, psikiater, psikolog mapun helper lain,


kehadirannya diperlukan sesuai dengan relevansi antara kemampuan
dankewenangannya dengan masalah yang sedang dihadapi konseli. Dokter
diperlukan, bilamana masalah konseli itu ada hubungannya dengan penyakit pisik.
Psikiater yakni seorang dokter spesialis penyakit jiwa perlu didatangkan dalam rapat
apabila kasus yangdi bahas berkaitan dengan gangguan jiwa. Psikolog sebagai ahli
ilmu jiwa bisa puladihadirkan manakala dibutuhkan keahliannya dalam menjelaskan
dan mengukur aspek-aspek kejiwaan seperti tentang inteligensi, bakat, kepribadian.
Demikian pula helperlainnya akan diperlukan kehadirannya sesuai dengan keahlian
helper itu dalam menangani masalah konseli.

D. Penyelenggraan Konferensi Kasus Dlam Memecahkan Masalah


Dalam pertemuan itu koselor perlu membangun persepsi dan tujuan bersama
dengan arahan: (1) tidak menekankan pada nama dan identitas siswa yang
permasalahannya sedang dibahas melainkan dipusatkan pada pembahasan masalah
yaitu sendiri, (2) tujuan pertemuan pada umumnya, dan semua pembicaraan
padakhususnya ialah semata-mata untuk kepentingan perkembangan dan kehidupan
konseli;semua isi pembicaraan ialah untuk kebahagiaan konseli, (3) semua
pembicaraan dilakukan secara terbuka, tetapi tidak membicarakan hal-hal yang
negatif tentang dirisiswa yang bersangkutan; permasalah siswa disoroti secara
obyektif dan tidakditafsirkan secara negatif atau mengarah kepada hal-hal yang
merugikan siswa,

22
(4) penafsiran data dan rencana-rencana kegiatan dilakukan secara rasional,
sistematik, danilmiah, dan (5) semua pihak berpegang teguh pada asas kerahasiaan,
semua isi pembicaraan terbatas hanya untuk keperluan pada saat pertemuan itu saja,
dan tidak boleh keluar (Prayitno, 1999). Semua hal di atas harus ditekankan sejak
awal pertemuanagar para peserta dapat memahami dan mengambil bagian secara aktif
dalam pertemuan itu.
Asas kerahasiaan hendaknya memperoleh penekanan yang lebih karena hal
inimenyangkut kepercayaan konseli dan orang tua terhadap pelaksanaan bimbingan
padaumumnya dan khususnya penyelenggaraan konferensi kasus. Bilamana asas
kerahasiaan ini dilanggar oleh peserta rapat maka dikhawatirkan akan mengganggu
bagi penanganan selanjutnya dan juga berpengaruh terhadap pelaksanaan bimbingan
di sekolah. Dalam hal ini masalah yang dihadapi oleh siswa tidak akan diberitahukan
kepada orang lainyang tidak berkepentingan. Segala sesuatu yang didapat dalam rapat
itu semuanya bersifat rahasia. Tentang asas kerahasiaan ini lebih lanjut Prayitno
(2004) menyatakan asas ini merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan
bilamana penstrukturan telah selesai dilaksanakan, maka segera konselor memaparkan
gejala yang nampak pada diri konseli, menyajikan data yang dimilikinya,
mengemukakan hasil analisis sementara yang telah dilakukannya. Sebaliknya, jika
konselor tidak dapat memegang asas kerahasiaan dengan baik, maka hilanglah
kepercayaan konseli, sehingga akibatnya pelayanan bimbingan tidak memperoleh
tempat di hati konseli, mereka takut untuk memintabantuan, sebab mereka khawatir
masalah dan diri mereka akan menjadi bahan gunjingan. Bilamana hal ini terjadi,
maka tamatlah riwayat pelayanan bimbingan dankonseling di sekolah yang tidak
memperoleh kepercayaan siswa-siswanya.
E. Materi Pokok Dalam Konferensi Kasus
Wawasaan para ahli yang relevan dengan masalah konseli perlu
didengarbersama. Hal ini akan mempertajam pandangan para peserta baik dalam
menganalisis maupun dalam merumuskan pemecahan masalah. Para ahli yang
didatangkan sekali lagi amat tergantung dari relevansi keahliannya dengan kasus yang
sedang didiskusikan. Pembahasan lebih lanjut, setelah itu ialah mendiskusikan tentang
kemungkinan pemecahan masalah yang tepat bagi kasus atas dasar hasil analisis yang
telah dibuatbersama.

23
Sumbangan pemikiran bagi pemecahan masalah yang diberikan oleh parapeserta
diramu untuk dijadikan kesepakatan bersama.
Dalam tahap ini ditentukanpula apa yang harus dilakukan oleh peserta rapat dalam
penanganan kasus tersebut. Apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab kepala
sekolah, wali kelas, konselor, maupun guru mata pelajaran. Demikian pula apa yang
menjadi tugas dan tanggung jawab orangtua, maupun helper lainnya.
F. Bagian Akhir Dalam Konferensi Kasus
Bagian akhir dalam Konferensi Kasus ialah pembuatan kesimpulan bersama
atashasil diskusi. Isi kesimpulan ini berupa rumusan masalah, kemungkinan
carapemecahannya, personil yang terlibat dalam melakukan penanganan kasus, kapan
waktu dilaksanakan penanganan itu. Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus
yang sukses ialah bilamana konselor memperoleh data tambahan yangamat berarti
bagi pemecahan masalah siswa, dan terbangunnya komitmen seluruhpeserta
pertemuan untuk menyokong upaya penyelesaian masalah siswa itu. Seluruh hasil
pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan sebanyak-
banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan pemecahan
masalahsiswa yang bersangkutan (misalnya layanan konseling perorangan,
pembelajaraan, dankonseling kelompok). Hasil konferensi kasus diintegrasikan ke
dalam himpunan data pribadi siswa.

24
BAB VIII

ALIH TANGAN KASUS (REVERAL)

A. Pengertian Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling

Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk


mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan
tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun
dilingkungan sekitarnya.

B. Tujuan
Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling Menurut Prayitno, fungsi dari
kegiatan pendukung adalah membantu atau mendukung penyelenggaraan berbagai
layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan pendukung memiliki tahapantahapan
yang dijadikan sebagai acuan bagi konselor dalam pelaksanaannya, sehingga kegiatan
pendukung dapat dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kegiatan
pendukung diperlukan untuk memperolehberbagai data, keterangan dan informasi
terutama tentang peserta didik dan lingkungannya.
C. Komponen Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Dalam BK saat ini ada enam kegiatan pendukung yaitu (a) aplikasi
instrumentasi, (b) himpunan data, (c) kunjungan rumah, (d) konferensi kasus, (e) alih
tangan dan (f) tampilan kepustakaan.

“Kegiatan pendukung tampilan kepustakaan (TKP) membantu klien


dalam memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan
yang dialami dan dibahas bersama konselor”.

Adapun tujuan umum tampilan kepustakaan dalam rangka pelayanan


konseling ialah :

a. Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis


dan/atau rekaman lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan.

b. Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam tampilan


kepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan.

25
BAB IX

TAMPILAN KEPUSTAKAAN

A. Pengertian
Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial,
kegiatanbelajar, dan karir atau jabatan. Kegiatan pendukung tampilan kepustakaan
membantu klien dalam memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan
permasalahan yang dialami dan dibahas bersama konselor pada khususnya, dan dalam
pengembangan diri pada umumnya. Pemanfaatan tampilan kepustakaan diarahkan
oleh konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanaan dan atau klien secara mandiri
mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan memanfaatkan sendiri bahanbahan
yang ada di perpustakaan sesuai dengan keperluan. Tampilan kepustakaan merupakan
kondisi sangat memungkinkan klien memperkuat dan memperkaya diri dengan atau
tanpa bantuan konselor
B. Tujuan

Adapun tujuan tampilan kepustakaan dalam kegiatan pendukung BK sebagai


berikut.

(1)Melengkapi subtansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis


dan/atau rekaman lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan.
(2)Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam tampilan
kepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan diri
pihak-pihak yang bersangkutan.
(3)Mendorong klien untuk dapat memanfaatkan pelayanan konseling secara
lebih langsung dan berdaya guna.
C. Kompenen

Berikut penjelasan mengenai beberapa komponen tampilan kepustakaan


pendukung BK.

1. Konselor Konselor adalah tenaga profesi pelayanan konseling yang


menyelenggarakan berbagai jenis layanan konseling dan kegiatan pendukungnya.
Berkenaan dengan TKp.

26
2. Peserta
Kegiatan peserta yang terkait dengan kegiatan TKp adalah individu-individu,
baiksendirisendiri maupun yang terkait dengan kelompok atau kelas tertentu yang
berkepentingan dengan pengaksesan terhadap bahan kepustakaan tertentu.
3. Bahan Tampilan Kepustakaan
Bahan tampilan kepustakaan sangat bervariasi, baik dalam jenis materinya
maupuntingkat kesulitan dalam pemahamannya. Jenis materi yang dimaksudkan itu
tersebar dalam semua bidang pelayanan konseling, yaitu;
a. Bidang pengembangan pribadi, yaitu bacaan yang menyangkut tugasperkembangan
pada tiap tahap perkembangan, potensi diri, kemampuan berpikir dan merasa, suasana
hati, caracara menjaga diri, upaya penampilan diri dan lain- lain.
b. Bidang pengembanagan hubungan sosial, seperti bacaan tentang
caraberkomunikasi, kiatkiat berhubungan dengan orang lain, kepemimpinan,
kehidupan berkelompok, nilai-nilai sosial dan moral, secara berorganisasi, dan lain-
lain
c. Bidang pengembangan kegiatan belajar, seperti bacaan tentang cara-cara belajar
yang baik, kiat-kiat mengikuti pelajaran dalam kelas, mempersiapkan dan mengikuti
ujian, menyusun makalah, mengerjakan PR, dan lain-lain.
d. Bidang perencanaan dan pengembangan pilihan karir dan hidup berpekerjaan,
misalnya bacaan tentang keterkaitan antara bakat, minat dan pekerjaan dan lain- lain.
e. Bidang pengembangan hidup berkeluarga, misalnya bacaan tentang persiapan
berumah tangga, reproduksi sehat, keluarga sakinah, hubugan suami istri, dan lain-
lain.
f. Bidang pengembangan hidup beragama, misalnya bacaan tentang keimanan dan
ketakwaan, riwayat para nabi, pahala dan dosa, hubungan antara manusia dengan
manusia, dan lain-lain.
D. Asas
Asas kegiatan mendasari kegiatan TKp dalam hal ini, individu atau klien yang
bersangkutan, baik pada tahap pra, dalam, maupun pasca konseling perlu memotivasi
diri untuk mengakses konseling perlu memotivasi diri untuk mengakses tampilan
kepustakaan yang ada. Tanpa kegiatan yang dilakukan sendiri tidak akan mungkin
TKp terlaksanakan. Asas kegiatan tersebut sedapat-dapatnya diiringi dengan asas

27
kesukarelaan, kegiatan yang dilakukan dengan sukarela, apalagi dengan senang hati,
akan membawakan hasil yang lebih baik.
E. Pendekatan dan Teknik
Kegiatan TKP pada dasarnya dilaksanakan sendiri oleh individu atau klien
yang bersangkutan. Jika diperlukan, konselor dapat memberikan arahan awal tentang
materi yang perlu dibaca atau dipelajari, prosedur atau cara mengakses, serta petunjuk
teknis lainnnya berkenaan dengan pemanfaatan bahan-bahan kepustakaan.
1. Format Dalam pelaksanaan kegiatan TKp konselor perlu memperhatikan
kelima format layanan konseling.
a. Format Individual, pada dasarnya TKp dilaksanakan sendiri-sendiri oleh
individu atau klien yang bersangkutan
b. Format Kelompok, kegiatan TKp dapat dilaksanakan terhadap sekelompok
individu. Sekelompok siswa misalnya diminta mempelajari bahan tertentu
diperpustakaan.
c. Format Klasikal, kegiatan TKp dalam kelompok dapat diperlukan menjadi
kegiatanklasikal. Semua siswa dalam satu kelas diminta mempelajari bahan
tertentu diperpustakaan. Format Lapangan, kegiatan TKp dapat terselanggara
dalam format lapangan,dalam arti individu yang menjadi peserta mecari
sendiri bahan-bahan kepustakaan ditempat yang berbeda.
d. Format Kolaboratif, format ini dilaksanakan oleh konselor dalam rangka
pengadaanbahanbahan kepustakaan, agar menjadi ada dan semakin lengkap
serta kemudahandalam prosedur dan cara-cara pengaksesan bahan-bahan
tersebut oleh siapapun juga, terutama klien dan peserta TKp lainnya.
2. Teknik
Pelaksanaan TKp oleh individu atau klien secara mandiri memerlukan
teknik atau arahan yang tepat agar kegiatan tersebut efektif. Teknik dan arahan
tersebut adalah;
a. Teknik mencari bahan yang diperlukan, dalam hal ini dapat
memanfaatkan katalog, daftar subjek dalam buku, dan lain-lain.
b. Teknik membaca cepat dan tepat, melalui kemampuan 5M;
 Membaca yang tertulis dengan akurat
 Memahami maksud dan makna yang dibaca

28
 Meringkas intisari bacaan
 Mempertanyakan materi yang dibaca
 Memperkaya materi yang dibaca dengan bacaan atau bahan-bahan
lain.
c. Arah aplikasi materi yang dibaca, bahan yang diambil dan dibaca
dari kumpulan tampilan kepustakaan akan memperoleh makna yang lebih
besar apabila dapat diterapkan dalam praktik.

3. Waktu

Waktu pelaksanan kegiatan TKp yang bersifat mandiri dapat diatur


oleh individu atau klien yanng bersangkutan. Sedang kegiatan TKp yang
merupakan arahan atau penugasan dalam rangka layanan konseling terentu
waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan arahan atau penugasan yang
dimaksud

F. Keterkaitan
Kegiatan TKp terkait dengan jenis-jenis layanan konseling, berkenaan dengan
tahap-tahap pra, dalam, dan pasca konseling.
 Layanan Orientasi, bahan-bahan dalam tampilan layanan kepustakaan dapat
dipakai utnuk memperkaya wawasan dan informasi tentang objek-objek yang menjadi
sasaran kegiatan layanan orientasi
 Layanan Informasi, sejalan dengan keterkaitan TKp terhadap layanan
orientasi, bahanbahan tampilan kepustakaan dalam layanan informasi, memperjelas,
memperluas, serta lebih bermanfaat.
 Layanan penempatan dan penyaluran, dengan bahan-bahan data TKp
layanan penempatan dan penyaluran dapat lebih memahami latar belakang dan arah
penempatan/penyaluran yang dijalaninya sehingga lebih bermanfaat.
 Layanan penguasaan konten, materi pada TKp akan memperkaya konten
yang dipelajari dan memperkuat penguasaan konten yang dimaksud.
 Layanan konseling perorangan, bahan-bahan dalam TKp memperjelas dan
memperluas wawasan klien sehingga pembahasan dalam layanan konseling
perorangan lebih kaya dan mendalam.

29
 Layanan bimbingan kelompok, dalam mempersiapkan pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok anggota kelompok dapat ditugasi untuk membaca
terlebihdahulu materi tertentu dalam rangka topik tugas ataupun bebas yang akan
menjadi pokok bahasan bimbingan kelompok (Bkp)
 Layanan konseling kelompok, dalam layanan konseling kelompok
penggunaan TKp sejalan dengan penggunaan dalam layanan konselong kelompok
(Kkp) pelaksanaan TKp untuk klien dapat dibantu oleh para peserta kegiatan
kelompok lainnya.
 Layanan konsultasi, dalam layanan konsultasi konselor dapat mengarahkan
kepada konsulti untuk membaca dan mencermati bahan-bahan yang ada dalam
tampilan kepustakaan berkenaan dengan permasalahan klien yang dikonsultasikan
oleh konsultikepada konselor.
 Layanan mediasi, dalam rangka layanan mediasi, kepada pihak-pihak yang
bertikai terlebih dahulu dapat disajikan (oleh konselor) bahan-bahan tertentuutnuk
dicermati oleh pihak-pihak tersebut.
G. Oprasionalisasi Kegiatan
Kegiatan TKp terutama yang diselenggarakan dalam proses layanan konseling,
perlu penanganan yang sebaik-baiknya sehingga hasilnya optimal.
1) Persiapan dan Pengorganisasian
Dalam tahap persiapan yang perlu dilakukan konsleor, yaitu;
a) Menyampaikan kepada klien atau peserta layanan tentang perlunya
kegiatanTKp.
b) Menetapkan bahan-bahan dalam tampilan kepustakaan yang perlu
diakses, dan menunjukan dimana bahan-bahan tersebut berada
c) Menyiapkan klien untuk mampu mengakses bahan-bahan tersebut
dengan cara danteknik yang benar.
d) Menetapkan waktu kegiatan mengakses bahan-bahan dan bentuk
perolehan yang diharapkan
e) Menetapkan (kontrak) kapan hasil TKp itu dibicarakan dengan konselor.
2) Monitoring Pelaksanaan Monitoring pelaksanaan kegiatan TKp
biasanya dilaksanakan secara tidak langsung, karena kegiatan TKp
pada umumnya dilaksanakan secara mandiri oleh individu atau klien.

30
Bahkan, monitoring kegiatan TKp seringkali tidak dapat dilakukan
konnselor, karena selain dilakukan secara mandiri ditempat dan pada
waktu yang berbeda-beda, bentuk dan cara kegiatannya ditentukan diri
sendiri oleh individu yang bersangkutan. Monitoring yang lebih langsung
dapat dilaksanakan misalnya terhadap siswa yang dipersiapkan untuk
menjalani layanan bimbingan kelompok yang ditugasi menyiapkan diri
dengan bahan untuk topik tugas tertentu.
3) Penilaian dan Tindak Lanjut
Penilaian dan tindak lanjut hasil kegiatan TKp pada umumnya terlaksana
pada kegiatan layanan yang berlanjut, terutama layanan yang
menggunakan teknik kontrak.

31
BAB X

RINGKASAN MATERI KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN


KONSELING

A. Konsep Dasar Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling

a. Pengertian Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling

Menurut Prayitno dan Amti dalam (Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling


2009:315) Pelaksanaan berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling memerlukan
sejumlah kegiatan pendukung. Agaknya Memang benar bahwa alat dan kelengkapan
yang paling handal dimiliki konselor untuk menjalankan tugas-tugas pelayanan ialah
mulut dan berbagai keterampilan berkomunikasi, baik verbal maupun non verbal.
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseli ng adalah usaha untuk mengumpulkan
data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan tentang
lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan
sekitarnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar para pembimbing dan guru lebih mudah
memahami potensi dan kekuatan, serta masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan
pendukung ini diharapkan akan terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh
seorang klien.

Kegiatan pendukung pada umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk


memecahkan atau mengentaskan masalah klien melainkan untuk memungkinkan di
perolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan atau komitmenyang
akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap klien.
Kegiatan pendukung ini umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan
sasaran layanan ( Hallen, 2000:89 )

Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk


mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan
tentang lingkungannya baik di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan
mmasyarakat.

B. Pentingnya Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling

32
a. Tujuan

Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling Kegiatan pendukung pada


dasarnya ditujukan untuk memecahkan masalahklien dari apa yang sudah diperoleh
dan keterangan lain serta komitmen yang membantu keberhasilan kegiatan layanan
pada klien.

b. Fungsi

Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling Menurut Prayitno, fungsi dari


kegiatan pendukung adalah membantu atau mendukung penyelenggaraan berbagai
layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan pendukung memiliki tahapantahapan
yang dijadikan sebagai acuan bagi konselor dalam pelaksanaannya, sehingga kegiatan
pendukung dapat dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kegiatan
pendukung diperlukan untuk memperoleh berbagai data, keterangan dan informasi
terutama tentang peserta didik dan lingkungannya.

Kegiatan pendukung berfungsi untuk membantu atau mendukung


penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan dan konseling. Kinerja konselor dalam
melaksanakan kegiatan pendukung adalah pencapaian hasil kerja konselor yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Kinerja konselor harus sesuai
dengan standar operasional pelaksanaan dalam realisasi kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.

C. Komponen Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling


a) Aplikasi Instrumentasi BK
b) Himpunan Data
c) Kunjungan Rumah (Home visit)
d) Konferensi Kasus
e) Alih Tangan Kasus
f) Tampilan Kepustakaan
D. Aplikasi Instrumentasi Bk
a. Pengertian Aplikasi Instrumentasi BK

Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pendukung


bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik

33
(klien), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih
luas, yang dilaksanakan dengan berbagai instrument, baik tes maupun non tes.

b. Tujuan dan Fungsi Aplikasi Instrumentasi.


1) Tujuan Aplikasi Instrumentasi Tujuan umum aplikasi instrumentasi adalah
diperolehnya data hasil pengukuran terhadap kondisi tertentu klient. Data ini
kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan layanan
konseling dan menjadi isi dari layanan yang dimaksudkan. Dengan menggunakan
data tersebut, penyelenggaraan layanan konseling terhadap klient akan lebih
efektif dan efisien.
2) Fungsi Aplikasi Instrumentasi Kegiatan aplikasi instrumentasi mempunyai 3
fungsi yaitu :
a. Fungsi Pemahaman Fungsi pemahaman adalah salah satu fungsi bimbingan
konseling yang bertugas untuk melakukan pemahaman tentang diri klien beserta
permasalahannya oleh klien itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu
klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien itu sendiri.
b. Fungsi Pencegahan Fungsi pencegahan adalah fungsi yang berupaya
mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana untuk mencegah klien
mendapatkan kesulitan yang menimbulkan kerugian bagi diri klien.
c. Fungsi Pengentasan. Fungsi pengentasan adalah fungsi dalam bimbingan
konseling yang berupaya membantu klien untuk keluar dari permasalahan yang
dihadapinya melalui serangkaian proses konseling yang dilakukan oleh konselor.
3) Materi Aplikasi Instrumentasi.
a) Materi yang hendak diungkapkan melalui instrumen atau alat ukur aplikasi
instrumentasi terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
 Materi Umum Aplikasi Instrumentasi
 Materi Aplikasi Instrumentasi dalam Bidang-Bidang Bimbingan.

4) Komponen Aplikasi Instrumentasi

Kegiatan aplikasi instrumentasi mensinergikan tiga komponen pokok, yaitu :

a) Instrumen. Ada Instrumen Test, dan Instrumen Non Test.

34
b) Responden Responden adalah orang-orang yang mengerjakan instrument baik
tes maupun non tes melalui pengadministrasian yang dilakukan oleh konselor.

c) Pengguna Instrumen Seorang konselor sangat bertanggung jawab dalam


menggunakan data hasil penggunaan instrument. 5) Asas Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi instrumentasi pada dasarnya adalah pengungkapan kondisi pribadi
responden. Aplikasi ini memiliki dua asas yang sangat berpengaruh dalam
terselengaranya kegiatan aplikasi instrumentasi yaitu :

1. Asas Kerahasiaan.

2. Asas Kesukarelaan.

6) Pendekatan dan Tekhnik Aplikasi Instrumentasi.

1. Penyiapan Instrumen dan Responden

2. Pengadministrasian Instrumen.

3. Pengolahan dan Pemaknaan Jawaban Responden

4. Penyampaian Hasil Aplikasi Instrumen

5. Penggunaan Hasil Aplikasi Instrumentasi.

7) Operasionalisasi Kegiatan Aplikasi Instrumentasi.

1. Perencanaan.

2. Pelaksanaan.

3. Evaluasi.

4. Analisis Hasil Evaluasi.

5. Tindak Lanjut.

6. Laporan.

7. Penggunaan Hasil Aplikasi Instrumentasi.

8) Operasionalisasi Kegiatan Aplikasi Instrumentasi.

1.Perencanaan.

35
2.Pelaksanaan.

3.Evaluasi.

4.Analisis Hasil Evaluasi.

5.Tindak Lanjut.

6.Laporan.

E. Himpunan Data
a) Pengertian Himpunan Data

Himpunan data merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Himpunan


data maksudnya ialah kegiatan menghimpun seluruh data dan keterangan yang berkaitan
dengan peserta didik. Adapun isi dari himpunan data dapat dipergunakan untuk
perkembangan peserta didik. Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling menyelimuti
seluruh data dan keterangan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan peserta didik.

b) Tujuan dan Fungsi Himpunan Data

Adapun tujuan dan fungsi dari himpunan data adalah sebagai berikut :

 Memperoleh pengertian yang lebih luas, lengkap dan mendalam terkait dengan masing-
masing peserta didik.

 Membantu peserta didik dalam memperoleh pemahaman tentang dirinya sendiri.

 Sebagai penyedia data yang berkualitas dan lengkap guna menunjang penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling.

c) Komponen Himpunan Data


Adapun materi umum dalam himpunan data diantaranya sebagai berikut :
1. Identitas siswa (klien) dan keluarga.
2. Hasil aplikasi instrumentasi
3. Hasil belajar, karya tulis, dan rekaman kemmapuan siswa.
4. Catatan anekdot.
5. Informasi pendidikan dan jabatan.
6. Laporan dan catatan khusus.

36
d) Asas Himpunan Data
Dalam himpunan data terdapat bebrapa asas yang menjadi pertimbangan dan
dijadikan sebagai asas paling penting dalam melakukan kegiatan pendukung BK
dengan menggunakan himpunan data yaitu : Asas kerahasiaan, asas kesukarelaan.
e) Operasional Kegiatan Himpunan Data
1. perencanaan
2. pelaksanaan
3. evaluasi dan analisis
4. laporan
5. hambatan
f) Peranan himpunan data dalam pelayanan BK
Hasil dari himpunan data dapat menunjang untuk proses layanan yang akan
diberikanoleh guru Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik.
F. Kunjungan Rumah
1) Pengertian Kunjungan rumah (home visit) Kunjungan rumah (home visit)
merupakan salah satu layanan pendukung dari kegiatan bimbingan dan konseling
yang dilakukan guru BK dengan mengunjungi orang tua/tempat tinggal siswa. Home
visit menurut Prayitno (2015:2) merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga
dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi tanggung
jawab konselor dalam pelayanan konseling.
2) Kunjungan rumah mempunyai dua tujuan, yaitu :
 Untuk memperoleh bebrbagai keterangan (data) yang diperlukan dalam pemahaman
lingkungan dan permasalahan siswa.
 Untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan siswa.
3) Fungsi Kunjungan Rumah Dari berbagai banyak fungsi bimbingan dan konseling,
fungsi yang utama dalam pelaksanaan home visit adalah fungsi pemahaman dan
pengentasan. Menurut Prayitno (2015:197) menyatakan bahwa fungsi pemahaman
dan fungsi pengentasan merupakan hal pokok yang harus dilakukan guru BK di dalam
melaksanakan home visit. Dengan adanya fungsi pemahaman dan fungsi pengentasan
guru BK mudah memahami permasalahan yang dihadapi siswa.
4) Pelaksanaan Home Visit oleh Guru BK Menurut Prayitno (2006:14-15) kegiatan
home visit meliputi hal-hal sebagai berikut:

37
1.Perencanaan
2.Pelaksanaan
3.Evaluasi
4.Analisis Hasil Evaluasi
5.Tindak lanjut
6.Laporan
G. Konferensi Kasus
1) Pengertian
Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing
atau konselor guna membahas suatu permasalahan dan arah pemecahannya.
Konferensi kasus direncanakan dan dipimpin oleh pembimbing atau konselor,
dihadiri oleh pihak- pihak tertentu yang terkait dengan kasus dan upaya
pemecahannya. Konferensi kasus merupakan pertemuan terbuka, dalam arti
terbuka untuk kasus yang dibahas, terbuka dari segi pihak-pihak yang diundang,
terbuka dalam waktu penyelenggaraan, terbuka dalam dinamika kegiatan, dan
terbuka dalam hasil-hasilnya, namun tetap menjunjung tinggi norma-norma dan
kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, ddan asas-asas pelayanan bimbingan dan
konseling. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadapsiswa / klien,
guru pembimbing / konselor melaksanakan berbagai cara, apalagi bila
permasalahan yang dihadapi memerlukan layanan terpadu, antara lain melalui
konferensi kasus.

2) Tujuan

Secara umum konferensi kasus bertujuan untuk mengumpulkan data secara lebih luas
dan akurat serta menggalang komitmen pihak-pihak yang terkait dengan kasus
(masalah tertentu) dalam rangka pemecahan masalah. Secara khusus tujuan konferensi
kasus berkenaan dengan fungsi-fungsi tertentu layanan bimbingan dan konseling.
Secara khusus tujuan konferensi kasus yang lain yaitu untuk mendapatkan suatu
konsensus dari para ahli dalam menafsirkan data atau informasi yang cukup memadai
dan komprehensif tentang diri siswa / kasus guna memudahkan pengambilan
keputusan, menetapkan cara yang terbaik untuk menangani kasus, sebagai langkah
awal dalam penetapan rujukan bila dibutuhkan bantuan di luar kemampuan dan

38
tanggung jawab guru pembimbing / konselor, dan adanya koordinasi
dalampenanggulangan masalah oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

3) Komponen

Ada tiga komponen utama dalam konferensi kasus, yaitu kasus itu sendiri, peserta,
danpembimbing atau konselor. Pertama, kasus-kasus yang dibahas dalm konferensi
kasus Kedua, peserta. Para peserta dalam konferensi kasus pada dasarnya adalah
semua pihak yang terkait dengan kasus atau permasalahan yang dibahas. Ketiga,
konselor (pembimbing) merupakan penyelenggara konferensi kasus mulai
perencanaan, pelaksanaan, penggunaan hasil, hingga pelaporan secara menyeluruh.

4) Pemahaman terhadap kasus

Dalam menghadapi suatu kasus yang dialami oleh seseorang, ada tiga hal utama yang
perlu diselenggarakan, yaitu penyikapan, pemahaman, dan penanganan terhadap
kasustersebut. Pihak yang paling utama harus dilibatkan secara langsung ialah orang
yang mengalami masalah itu sendiri.

5) Teknik

Implementasi konferensi kasus dapat menerapkan beberapa teknik sebagai berikut :


Pertama, kelompok nonformal. Kedua, pendekatan normatif. Ketiga, pembicaraan
terfokus.

6) Tahap-tahap

Konferensi kasus dapat dilaksanakan di mana saja. Prinsipnya, tempat


berlangsungnya konferensi kasus harus nyaman dan kondusif mendukung
pelaksanaankonferensi kasus sesuai tuntutan asas-asas konseling. Pelaksanaan
konferensi kasus menempuh Tahaptahap sebagai berikut :

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Evaluasi

4. analisis hasil evaluasi

39
5. tindak lanjut

6. laporan

H. Alih Tangan Kasus


1) Pengertian
Alih Tangan Kasus adalah upaya mengalihkan atau memindahkan tanggung
jawab penanganan masalah atau kasus-kasus tertentu yang dialami klien kepada
pihak lain yang lebih mengetahui dan berwenang (Budi Santosa, 2014).
Pengertian alih tangan kasus atau referaal adalah pelimpahan penanganan
siswa/kilen kepada pihak lain guna pemecahan maslah klien. Disekolah alih
tangan kasus bisa di artikan bahwa guru matapelajaran, wali ke kelas, org tua,
dan/staf sekolah lainnya mengalihtangnkan siswa yang bermasalah pada bidang
bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan bimbingan karir kepada guru
pembimbing/konselor. Melalui alih tangan kasus masalah siswa dapat diselesaikan
dengan baik dan profesional. Kegiatan alih tangan meliputi dua jalur, yaitu:
 Jalur kepada konselor, dalam arti konselor menerima “kiriman” klien dari
pihak- pihak lain, seperti orang tua, kepala sekolah, guru, pihak atau ahli lain
(misalnya dokter, psikiater, psikolog, kepala suatu kantor atau perusahaan).
 Jalur dari konselor, dalam arti konselor “mengirimkan” klien yang belum
tuntas ditangani kepada ahli-ahli lain, seperti konselor yang lebih senior, konselor
yang membidangi spesialis tertentu, ahli-ahli lain (misalnya guru bidang studi,
psikolog, psikiater, dokter).
2) Tujuan
Secara umum alih tangan kasus bertujuan untuk mengentaskan permasalahan
siswa secara tuntas dan optimal. Secara khusus alih tangan kasus tujuannya adalah
sesuai dengan fungsi bimbingan dan konseling yaitu fungsi pengentasan. Fungsi
pengentasan dalam alih tangan kasus ini dilakukan oleh ahli, agar tidak terjadi
masalah lain yang akan dialami siswa dan menghindari parahnya kasus siswa
yang bersangkutan. 3) Komponen Penyelenggaraan ATK melibatkan tiga
komponen pokok yaitu, klien dengan masalahnya, konselor pelaksana layanan dan
ahli lain yang menjadi arah alih tangan kasus.

40
Ketiga komponen itu berperan untuk sebesar-besarnya memberikan keuntungan
bagi klien dalam pengentasan masalah yang dialami
1. Klien dengan masalahnya
2. Konselor
3. Ahli lain

4) Asas-asas

Munro menyebutkan ada tiga etika dasar konseling yaitu kerahasiaan,


kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien sendiri (kemandirian).
1. Asas kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas kemandirian

5) Pendekatan dan teknik

a. Pertimbangan
b. Kontak

c. Waktu dan Tempat

d. Evaluasi

6) Pelaksanaan kegiatan

1. Perencanan

2. Pelaksanaa

3. Evaluasi

4. Analisis

5. Tindak lanjut

6. Menyusun laporan

I. Tampilan Kepustakaan
1) Pengertian
Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,

41
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir atau jabatan. Kegiatan pendukung
tampilan kepustakaan membantu klien dalam memperkaya dan memperkuat diri
berkenaan dengan permasalahan yang dialami dan dibahas bersama konselor pada
khususnya, dan dalam pengembangan diri pada umumnya. Pemanfaatan tampilan
kepustakaan diarahkanoleh konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanaan dan
atau klien secara mandiri mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan
memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada di perpustakaan sesuai dengan
keperluan. Tampilan kepustakaan merupakan kondisi sangat memungkinkan klien
memperkuat dan memperkaya diri dengan atau tanpa bantuan konselor.

2) Tujuan

a. Melengkapi subtansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis


dan/ataurekaman lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan.

b. Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam


tampilankepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan diri
pihak-pihak yang bersangkutan

c. Mendorong klien untuk dapat memanfaatkan pelayanan konseling secara lebih


langsung dan berdaya guna.

3) Komponen

Ada tiga komponen utama dalam tampilan kepustakaan, yaitu konselor, peserta (siswa
asuh), dan Bahan Tampilan Kepustakaan

1. Konselor

2. Peserta (siswa asuh)

3. Bahan tampilan kepustakaan Jenis materi yang dimaksudkan itu tersebar dalam
semua bidang pelayanankonseling, yaitu:

a. Bidang pengembangan pribadi

b. Bidang pengembanagan hubungan sosial

c. Bidang pengembangan kegiatan belajar

42
d. Bidang perencanaan dan pengembangan pilihan karir dan hidup berpekerjaan

e. Bidang pengembangan hidup berkeluarga

f. Bidang pengembangan hidup beragama

4) Asas-asas

Asas kegiatan tersebut sedapat-dapatnya diiringi dengan asas kesukarelaan, kegiatan


yang dilakukan dengan sukarela, apalagi dengan senang hati, akan membawakan
hasilyang lebih baik.

5) Pendekatan dan teknik

Kegiatan TKP pada dasarnya dilaksanakan sendiri oleh individu atau klien yang
bersangkutan. Jika diperlukan, konselor dapat memberikan arahan awal tentang
materi yang perlu dibaca atau dipelajari, prosedur atau cara mengakses, serta petunjuk
teknis lainnnya berkenaan dengan pemanfaatan bahan-bahan kepustakaan.

 Format

 Teknik

 Waktu

6) Keterkaitan

Kegiatan TKp terkait dengan jenis-jenis layanan konseling, berkenaan dengan


tahaptahap pra, dalam, dan pasca konseling.

• Layanan Orientasi

• Layanan Informasi

• Layanan penempatan dan penyaluran

• Layanan penguasaan konten lainnnya berkenaan dengan pemanfaatan bahan-bahan


kepustakaan.

 Format

43
 Teknik

 Waktu

7) Keterkaitan

Kegiatan TKp terkait dengan jenis-jenis layanan konseling, berkenaan dengan tahap
tahap pra, dalam, dan pasca konseling.

• Layanan Orientasi

• Layanan Informasi

• Layanan penempatan dan penyaluran

• Layanan penguasaan konten

44
L

45
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan berkat, rahmat, dan karunia-Nya, telah
memberikan kemudahan dan kelancaran dari persiapan, proses observasi, analisis, hingga
terselesaikannya penyusunan laporan observasi ini. Observasi ini dilaksanakan di SMP
Negeri 17 Kota Bengkulu. Observasi dilaksanakan pada Jum’at, 19 Mei 2023.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan hasil wawancara ini adalah
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kegiatan Pendukung BK. Dalam kesempatan ini
Saya mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam membuat laporan hasil wawancara ini.

Satu harapan yang Saya inginkan semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca
dan Saya juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam laporan
hasil wawancara ini.

Bengkulu, 19 Mei 2023

Penyusun

46
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah media, aktivitas untuk mencerdaskan bangsa. Dalam
prosesnya guru merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas pendidikan
sehingga semakin tinggi kualitas guru maka kualitas pendidikan diharapkan juga
meningkat, dengan demikian idealnya mampu menjawab semua permasalahan yang
dimiliki bangsa baik yang berupa material maupun sepiritual. Agar pendidikan dapat
berhasil sesuai dengan tujuan diperlukan berbagai sarana atau sumberdaya seperti
bangunan sekolah, buku/materi pelajaran, guru dan sarana pendukung lainnya.
Guru sebagai tenaga pengajar, memegang peranan penting dalam dunia
pendidikan. Menjadi seorang guru yang profesional bukanlah hal yang mudah dan
tidak pula diperoleh melalui proses yang singkat dan cepat. Sudah menjadi tugas
seorang calon guru untuk mempersiapkan diri, mengukur kemampuan diri sebelum
terjun langsung ke sekolah-sekolah sebagai lahan pendidikan yang sesungguhnya.
Menjadi tenaga pendidik harus dapat memahami bagaimana kondisi siswa saat belajar
untuk mempermudah jalannya proses belajar mengajar dikelas sehingga perlu
pemahaman tentang bimbingan dan konseling dari calon tenaga pendidik.
Guru harus memiliki seperangkat pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Observasi dan orientasi di
sekolah dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2023.

Tujuan dilaksanakannya observasi ini adalah:


1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah kegiatan
pendukung BK universitas Bengkulu
2. Mahasiswa praktikan diharapkan mempunyai bekal yang menunjang
tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan
kepribadian.

47
3. Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa
dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah
pendidikan yang ada di sekolah.
4. Untuk mengetahui gambaran dan deskripsi sebuah Sekolah Menengah
Kejuruan dalam bimbingan dan konseling, agar bisa menjadi pendidik yang
bisa membimbing siswanya menuju kemandirian.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara membimbing siswa dengan baik dan
benar dengan lebih mendekatkan diri kepada siswa atau tidak membatasi jarak
antara siswa dengan guru.

48
HASIL OBSERVASI

Profil SMP Negeri 17 Kota Bengkulu

Nama Sekolah : SMP Negeri 17 Kota Bengkulu

Alamat Sekolah : Jl. WR. Supratman No. 3, Pematang Gubernur, Kec. Muara Bangka
Hulu, Kota Bengkulu, 38119

Wawancara yang dilakukan dengan tujuan menggali informasi secara detail mengenai

kegiatan pendukung BK yang ada di SMP Negeri 17 Kota Bengkulu dan dilaksanakan
tanggal 19 Mei 2023 dengan Narasumber Bapak Elfen Tohirin, S.Pd. Berikut hasil
wawancara dengan narasumber.

No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah selama menjadi guru BK Insyaallah sangat aktif bahkan paling aktif di
disekolah itu, guru BK sudah antara 3 guru BK lainnya
berperan aktif dalam menangani
masalah siswa?
2 Kebanyakan para siswa memiliki Dengan memberitahu bawasannya bukan
anggapan bahwa BK adalah tempat siswa yang bermasalah saja yang dirangkul
dari siswa yang sedang bermasalah, tetapi siswa yang tidak bermasalah juga di
bagaimana cara menghapus rangkul
anggapan siswa tersebut?
3 Apakah pernah melaksanakan Pernah melaksanakan kegiatan pendukung
kegiatan pendukung disekolah? BK, sejenis layanan informasi, konseling
kelompok & konseling individu, kalau
kunjungan rumah juga sering untuk anak
yang bermasalah.

49
4 Kegiatan pendukung apa yang kegiatan pendukung BK, sejenis layanan
paling sering dilakukan gru Bk? informasi, konseling kelompok & konseling
individu, kalau kunjungan rumah juga sering
untuk anak yang bermasalah.
5 Dengan layanan pada bidang karir, Sudah, Tapi jarang ada yang mengajak kerja
Apakah pihak sekolah sudah sama.
bekerja sama dengan pihak luar?
6 Selama ibu / bapak menjadi guru Kasus ringan masalah kelahi dan kasus yang
pembimbing, kasus apa yang paling berat pernah anak-anak udah konsumsi lem
ringan dan paling berat yang pernah aibon dan di konsumsinya sebanyak 2 botol
ditangani? (dulu saat Bapak pertama kali mengajar
disini) kalau sekarang masalah merokok dan
bolos.
7 Media apa saja yang sudah Medianya hanya antara siswa dan guru saja,
digunakan dalam proses belajar belum pernah menggunkan monitor.
bimbingan dan konseling di kelas?

Guru Pembimbing Observer

Elfen Tohirin, S.Pd. Kartika Agustina

50
SIMPULAN

Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan


sistem pendidikan khususnya di sekolah. Guru sebagai salah satu pendukung unsur
pelaksanaan pendidikan mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksanaan
layanan bimbingan pendidikan sekolah. Guru dituntut untuk memiliki wawasan yang
memudai konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling disekolah.

Dari hasil diatas didapati bahwasanya pelaksanaan kegiatan pendukung BK di


SMP Negeri 17 Kota Bengkulu sudah dilaksanakan dengan baik dan sudah mengikuti
standar dari pelaksanaan kegiatan pendukung BK.

51
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . Jakarta: Rineka Cipta.

Suhertina. 2014. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Pekanbaru: CV Mutiara Pesisir


Sumatra

Hallen. (2002). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers.

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,

Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 77

Suharsimi Arikunto, Penilaian dan Penelitian Bidang Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta:

Aditya Media, 2011, h. 74


Tohirin. (2011). Metode Penelitian Kulitatif dalam bimbingan dan konseling. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Prayitno, 2004, Seri Kegiatan Pendukung (P.2), Padang:UNP, hal 6-8

Prayitno, 2004, Seri Kegiatan Pendukung (P.2), Padang:UNP, hal 12-16

Prayitno, Himpunan Data,…h. 19-20

Corey, G. (2017). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Cengage Learning.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2012). Developing and Managing Your School Guidance
and

Counseling Program (5th ed.). Alexandria, VA: American Counseling Association.

Ardianto, E. (2020). Perencanaan dan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Bumi Aksara.

Kusuma, H. (2019). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Hardianti, I. (2020). Strategi Pembelajaran Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Raja


Grafindo

Persada.

52
DOKUMENTASI OBSERVASI

53
BIODATA PENULIS

A. Data Diri
Nama : Kartika Agustina
Tempat, tanggal lahir : Ujung Tanjung, 25 Agustus 2003
Alamat : Jalan lintas Curup-Muara Aman desa Ujung Tanjung II
No. HP : 0856-0943-5177
Email : kartikaagustina201@gmail.com
Anak Ke- :2
Jumlah Saudara :2
B. Data Orang Tua
Nama Orang Tua
Ayah : Alfian
Ibu : Nur Asni

54
C. Riwayat Pendidikan

Nama Sekolah Tahun


SD Muhammadiyah 1A 2009-2015
SMPN 01 Bingin Kuning 2015-2018
SMAN 03 Lebong 2018-2021
55

Anda mungkin juga menyukai