PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(genre) dan ragam-ragam sastra yaitu puisi, drama dan prosa fiksi
rangka sastra itu mempunyai makna. Arti atau makna satuan itu tidak
salah satu genre karya sastra (prosa fiksi), senantiasa hadir sebagai
bagian dari medium untuk mengetahui realitas sosial yang diolah secara
kreatif oleh pengarang. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh
peneliti agar proses peneliti sastra berhasil dengan baik. Cerpen dalam
Indonesia. Saat ini cerpen menjadi hidup dalam dunia pembaca dan
1
2
judul Perempuan yang Mencintai Still Got The Blues merupakan sumber
utama dalam penelitian ini. Namun, peneliti hanya memilih lima cerpen
Kucing, Visidi, dan Ratna sebagai objek kajian dalam penelitian ini.
gnonik itu sendiri. Kode gnonik adalah kode budaya yang menunjukkan
dikodifikasi oleh sistem budaya tertentu pula, penulis sebuah teks atau
tanda.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Roland Barthes.
Barthes.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
cerpen Perempuan yang Mencintai Still Got The Blues karya Rahmat
2. Manfaat Praktis
kumpulan cerpen Perempuan yang Mencintai Still Got The Blues karya
lanjut sebagai bahan referensi atau bahan acuan untuk penelitian yang
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
dianggap relevan dan fokus yang dikaji dalam penelitian ini, antara lain:
1. Karya Sastra
Kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta. Kata sas dalam kata
intruksi.’ Dan kata tra mempunyai arti menunjukkan alat, sarana. Maka
sastra dapat berarti ‘alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi
yaitu:
5
6
ini kedua istilah ini dipakai sama dengan pengertian yang sama
pula. Oleh sebab itu, yang dimaksud dengan roman atau novel
bersifat imajinatif.
2. Cerpen
cerita tampak wajar. Ini berarti cerita hanya dikonsentrasikan pada suatu
Menurut bentuk fisiknya, cerpen adalah cerita pendek. Ciri ini dapat
memusatkan diri pada suatu tokoh dalam situasi, pada suatu ketika. Prosa
fiksi, teks narasi atau wacana naratif (dalam pendekatan struktural dan
semiotik). Istilah ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan karya fisik
atau prosa fiksi dapat dibedakan dalam berbagai macam bentuk, salah
yang harus ada pada cerita pendek, sebuah cerita pendek senantiasa
nasib dari pelaku-pelakunya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan
Facruddin A. E dkk (1984) bahwa cerpen adalah jenis cerita rekaan yang
memang tidak ada, akan tetapi “Sebuah cerita yang memakan seratus
halaman tentu bukan sebuah cerpen” demikian kata H.B Jassin (dalam
panjang (long short story), yang terdiri dari puluhan bahkan puluhan
ribu.
pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa
dari kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau ‘ sign’ dalam bahasa
Semiotics includes visual and verbal as well as tactile and olfactory signs
dan olfactory (semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa
atau pesan secara tertulis disetiap kegiatan dan perilaku manusia) (Sailer.
2009).
tetapi memberikan tempat sentral pada tanda. Kalaupun yang diteliti itu
teks, teks itu dilihat sebagai tanda. Kalau tanda itu mengalami proses
bahwa makna muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi atau in
material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang
ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, atau konsep. Jadi,
Suatu penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa dan karena itu
seperti dua sisi dari sehelai kertas,” kata Saussure berpandangan bahwa
mengandung hubungan antara dirinya dan sebuah sistem yang lebih luas
memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak
pembaca (http:id.shvoong.com/humanities/linguistik/224922-semiotik/).
dan cara tanda-tanda itu bekerja. Dalam memahami studi tentang makna
setidaknya terdapat tiga unsur utama yakni: (1) tanda, (2) acuan tanda,
dan (3) pengguna tanda. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik,
bisa dipersepsi indra kita, tanda mengacu pada sesuatu diluar tanda itu
berprestasi. Dalam hal ini, tanda mengacu sebagai pujian dari saya dan
ini diakui seperti itu baik oleh saya maupun teman saya yang berprestasi.
12
cakupan yang lebih luas dan berkutat dilevel yang baru. Dengan
masyarakat Prancis, tetapi jauh lebih luas dari itu, baik dari segi historis
karya yang paling terkenal, berupa esai tahun 1967 “The Death of The
Author”.
budaya. Selama tahap kedua, pada fase, semiotika berasal dari tahun
“dibaca”, antara apa yang didapat ditulis ulang hari ini, yaitu secara aktif
yang dihasilkan oleh pembaca, dan apa yang tidak dapat ditulis
dasar yang baru untuk evaluasi. Barthes memperluas ide ini dalam The
Pleasure of the Text (1973) melalui tubuh sebagai teks dan bahasa
bahwa pemisahan antara langue dan parole hanya berlaku pada sistem
tanda dalam tiga konteks yaitu (1) tanda dalam sistem nonlinguistik
umum, (2) tanda dalam sistem narasi, dan (3) tanda dalam sistem
yang disebutnya secara lebih populer kelima kode tersebut yang meliputi
kode hermeneutik, kode semik, kode proaretik, kode simbolik, dan kode
gnonik.
(Liliweri, 2002).
Pada narasi klasik seperti karya Balzac ada suatu pola antara peristiwa
kata atau frasa tertentu yang saling menyerupai dalam sebuah teks.
yang mengacu pada satu tokoh dalam narasi, pembaca akan mengenali
konotasi karakter (orang, tempat atau benda). Kode ini berfokus pada
menjadi sama sekaligus juga berbeda dengan salah satu dari keduanya.
bahwa semua teks yang bersifat naratif pasti memiliki kode proaretik.
agen-agen yang ada dalam narasinya. Ini adalah sebuah kode yang
penting sebab kode ini mencakup segala yang didalam teks yang hadir
secara khas dan secara lansung sebagai yang bersifat naratif, yaitu
mencakup relasi yang ada pada apa yang terjadi, yang disajikan menurut
dengan menemukan relasi pada kode acuan yang tepat. Termasuk kode-
atau sistem nilai yang tersirat dalam teks, misalnya adanya bahasa atau
18
budaya. Jadi kode ini merupakan acuan atau referensi teks (Barthes,
2007).
5. Kode Gnonik
hanya dapat dikodifikasi oleh sistem budaya tertentu pula. Penulis sebuah
yang telah diketahui. Rumusan suatu budaya adalah hal-hal kecil yang
yang dihasilkan oleh masyarakat dan sistem nilai yang terdapat atau
tersirat dalam teks yaitu adanya kata-kata mutiara pada teks yang
dalam kajian media dan semiotika. Dalam studi komunikasi, pesan yang
kode ini biasa berupa kode-kode pengetahuan atau kearifan yang terus-
autoritas moral dan ilmiah bagi suatu wacana (Barthes, 1990: 18).
B. Kerangka Pikir
Still Got The Blues karya Rahmat Hidayat. Semiologi adalah ilmu yang
20
mempelajari sistem tanda. Dalam teori semiologi ini dibagi dalam tiga
jenis, yaitu tanda dalam sistem Non Linguistik umum, tanda dalam
memilih satu dari kedua tanda tersebut, yaitu tanda dalam narasi.
kode-kode acuan yang terdapat dalam teks yang referensinya pada benda
Kerangka Pikir
Analisis
BAB III
METODE PENELITIAN
Masalah yang akan dianalisis adalah kode gnonik Bugis dan Makassar
Roland Barthes.
A. Desain Penelitian
yang ada pada kumpulan cerpen Perempuan Yang Mencintai Still Got
peristiwa dan istilah, agar makna kode gnonik Bugis dan Makassar dalam
22
23
B. Definisi Operasional
Barthes.
Barthes.
4. Kode gnonik pada istilah yang merupakan kata atau gabungan kata
1. Data
dasar kajian, yakni kata dan kalimat berupa teks yang merupakan kode
Tepi Sungai Suatu Sore, Visidi, Membuang Kucing, dan Ratna karya
Barthes.
2. Sumber Data
Perempuan Yang Mencintai Still Got The Blues karya Rahmat Hidayat
ini adalah teknik membaca dan teknik pencatatan. Kedua teknik tersebut
1. Teknik membaca
2. Teknik Pencatatan
terdapat pada kumpulan cerpen Perempuan Yang Mencintai Still Got The
hidup).
tersirat dalam teks yaitu adanya kata-kata yang merujuk pada kata
terdapat atau tersirat dalam istilah yaitu adanya kata yang merujuk
sebagai berikut:
Still Got The Blues karya Rahmat Hidayat. Dari proses tersebut
kesimpulan.
28
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Kode Gnonik Bugis dan Makassar Dalam Kumpulan Cerpen
Perempuan yang Mencintai Still Got The Blues karya Rahmat
Hidayat Berdasarkan Semiologi Roland Barthes
Penyajian hasil penelitian berikut ini adalah kode gnonik Bugis dan
Blues karya Rahmat Hidayat. Kode gnonik adalah kode budaya yang
penulis sebuah teks atau pengarang pasti mempunyai titik tumpu kultural
a. Benda-Benda
berjasad. Benda dapat pula diartikan sebagai zat atau barang yang
28
29
adalah benda atau jasa yang berguna dan jarang ada, misalnya saham.
mati adalah benda yang tidak dapat bergerak sendiri dan tidak bernafas,
Tabel 1. Benda
( Hidayat, 2005)
b. Peristiwa
perkara, dsb. Peristiwa dapat pula diartikan sebagai suatu kejadian yang
disini kita tidak lagi berhadapan dengan bentuk teoritis representasi, kita
tanda. Bahasa itu adalah kode, kode merupakan aturan atau kompensi
berkaitan dengan satu sama lain (tanda dapat berupa kata-kata atau
dalam kata-kata (verbal) untuk ditulis dan diucapkan atau simbol bukan
dalam kajian media dan semiotika. Dalam studi komunikasi, pesan yang
Tabel 2. Peristiwa
6. Marola Peristiwa
(Hidayat, 2005)
c. Istilah
dibidang tertentu.
dengan menemukan relasi pada kode acuan yang tepat. Termasuk kode-
yang telah diketahui. Rumusan suatu budaya adalah hal-hal kecil yang
33
yang dihasilkan oleh masyarakat dan sistem nilai yang terdapat atau
tersirat dalam teks yaitu adanya kata-kata mutiara pada teks yang
a. Benda-Benda
Berikut tanda atau kode gnonik yang tertera pada daftar klasifikasi
kumpulan cerpen Perempuan Yang Mencintai Still Got The Blues karya
Rahmat Hidayat.
1) Baju Bodo
yang telah diketahui. Rumusan suatu budaya adalah hal-hal kecil yang
yang dihasilkan oleh masyarakat dan sistem nilai yang terdapat atau
tersirat dalam teks yaitu adanya kata-kata mutiara pada teks yang
baju tokko, tetapi nama baju bodo lebih populer. Baju bodo adalah
pakaian adat Bugis dan Makassar atau sejenis baju tanpa lengan yang
Sani dalam bukunya yang berjudul arti lambang dan fungsi tata rias
cermat. Baju bodo warna hijau dipakai oleh putri-putri, baju bodo warna
merah tua dipakai oleh wanita yang telah kawin, namun ada
memiliki anak masih boleh memakai baju bodo warna merah darah.
Baju bodo warna ungu khusus dipakai oleh inang pengasuh (Indo
pasusu), dan baju bodo warna hitam dipakai oleh orang tua (Sani,
1989:40).
2) Ballo
hanya dapat dikodifikasi oleh sistem budaya tertentu pula. Penulis sebuah
maknanya dengan menemukan relasi pada kode acuan yang tepat. Seperti
dalam bahasa Indonesia ballo berarti tuak. Ballo agak lebih keras
dibanding tuak. Terdiri dari dua macam rasa: rasa pahit bercampur kecut
(yang memabukkan), dan rasa manis (sebagai bahan baku gula merah).
ballo terlebih dahulu, agar dimedan perang tidak merasa gentar dan
hingga orang tua. bahkan dibeberapa tempat, kaum hawa juga terkadang
36
mencari sensasi.
3) Pabbaressengeng
“Sungut Indo’, mengusik meompalo akan datu ase marah dan itu
berarti pabbaressengeng terancam kosong dan periuk nasi
terancam kering” (Hidayat, 2005:140).
di suku Bugis yang terbuat dari bakul. Bakul merupakan anyaman daun
lontar kering yang berbentuk segi empat dan dilengkapi dengan penutup
tidak lagi menggunakan tempat beras yang terbuat dari anyaman daun
lontar tetapi tetapi tempat beras yang biasa disebut cosmos bahkan ada
pabbaressengen kosong.
4) Songkok recca’
pengetahuan atau sistem nilai yang tersirat dalam teks, misalnya adanya
benda budaya. Jadi kode ini merupakan acuan atau referensi teks
Bone akan tetapi dikenal dengan sebutan Songkok Recca. Songkok Recca
ini terbuat dari serat pelepah daun lontar. Cara membuat songkok ini
dengan Tator tahun 1683. Pasukan Bone pada waktu itu menggunakan
Songkok recca ini dibuat dengan pinggiran emas atau dalam bahasa
yang biasa juga disebut sebagai songkok Bone ini merupakan hasil cipta,
recca ini bisa dipakai siapa saja dan hanya menjadikan pakaian sehari-
5) Bida’
Sedangkan kalau bida’ adalah alat yang berupa pakaian yang digunakan
6) Lamming
yang telah diketahui. Rumusan suatu budaya adalah hal-hal kecil yang
yang dihasilkan oleh masyarakat dan sistem nilai yang terdapat atau
tersirat dalam teks yaitu adanya kata-kata mutiara pada teks yang
awalnya hanya ada dua warna yaitu: warna hijau dan warna kuning.
Warna hijau digunakan untuk datu atau bangsawan dan warna kuning
b. Peristiwa
Berikut tanda atau kode gnonik yang tertera pada daftar klasifikasi
cerpen Perempuan Yang Mencintai Still Got The Blues karya Rahmat
Hidayat.
1) Esempe
“Walau cantik, Supi yang tamat esempe itu hanya anak Uwak,
buruh tani tuanasib kemelaratannya bisa dirunut sampai tujuh
generasi kebelakang” (Hidayat, 2005:49).
41
2) Daeng
“Persiapkan dupa.”
“Ambilkan kembang juga. Jangan lupa daun sirih dan pinang.”
“Baik, Daeng.”
“Nasi dan lauk sekadarnya di daun pisang.”
“Saya, Daeng.”
berarti kakak, bisa pula bermakna sosial. Apalagi saat ini, penggunaan
orang yang lebih tua; gelar atau nama kedua dikalangan bangsawan (Nur,
3) Pisidi
salah satu barang elektronik yang berfungsi untuk memutar film. Seperti
Pada data diatas kata pisidi adalah bentuk ujaran atau penyebutan
4) Datu Ase
atau derajat tertinggi. Ase artinya padi. Tampak dalam kutipan di bawah
ini:
yang paling tertinggi, pemimpin padi. Hal ini sesuai dengan kepercayaan
“tanaman padi”. Salah satunya disebutkan datu ase. Datu ase digunakan
untuk sebutan tingkatan tertinggi untuk tanaman padi. Datu tidak jauh
beda dengan Karaeng, tapi datu agak lebih diatas daripada Karaeng. Datu
itu gelar bangsawan Bugis yang pertama kali ditemukan dalam sejarah
5) Datu relle
Kata datu relle pada kutipan di atas sama pada datu ase yaitu gelar
bangsawan suku Bugis. Relle berarti barelle artinya jagung. Datu relle
43
6) Anu
“Engg, anu, suaminya jadi lain sejak visidi itu ada” (Hidayat,
2005:63).
7) Marola
2005:50).
mempelai laki-laki.
orang tua laki-laki maka disambut dengan wanita berpakaian waju tokko
44
botting untuk memberikan sarung sutera kepada orang tua laki-laki dan
8) Indo’
salah satu panggilan kepada ibu, seperti pada kutipan di bawah ini:
9) Puang
sebagai sapaan kepada orang yang dihormati terutama yang berasal dari
kalangan atau keturunan bangsawanan yang sudah tua dan kata puang
45
sanro adalah dukun. Daeng sanro seperti yang tertera pada kutipan
dibawah ini berarti seorang dukun. Seperti pada kutipan di bawah ini:
11) Tolo’
“Daeng Sira juga amat patuh pada segala perintah dan petuah
Karaeng. Karaeng adalah pelindung segenap keluarga dan
keturunan, demikian yang diimani Daeng Sira” (Hidayat,
2005:214).
yang memiliki derajat yang lebih tinggi dalam strata sosial masyarakat.
adanya faktor luar, yaitu Belanda. Di mana dikenal kelas borjuis (tuan
c. Istilah
1) Baine Jaddala
2) Torisalo
Torisalo berasal dari kata Tau Ri Salo, yang artinya manusia yang
diketahui secara umum. Tetapi dalam mitos orang Bugis, buaya tersebut
tetapi hanya satu yang berwujud manusia, maka wujud lainnya adalah hal
kasat mata yang bercampur dengan ketuban Ibunya ketika keluar. Lalu,
47
tubuh saudara kembarnya atau dalam mimpi orang yang bisa dipercaya.
3) Meompallo
dalam bahasa Bugis biasa juga disebut nyaung kale’, artinya kucing yang
dimaknai sebagai penjaga dewi padi. Seperti yang tertulis dalam kutipan
di bawah ini:
keramat.
48
4) Pammopporangngi Atanta’
diungkapkan oleh ata (hamba) kepada Karaeng (raja). Dan itu biasa
5) Pattoa-toang
kuno, sebuah kamar yang diperuntukkan untuk makhluk halus atau arwah,
biasanya diwarisi turun temurun dalam satu keluarga besar. Di suku Bugis
B. Pembahasan
sistem nilai yang tersirat di dalam teks misalnya: adanya bahasa atau kata-
acuan atau referensi teks. Kode kultural juga mengacu pada suara-suara
dengan menemukan relasi pada kode acuan yang tepat. Termasuk kode-
tanda konotasi adalah sifat asli tanda. Masalahnya adalah tanda konotasi
Dari data yang diperoleh peneliti ada unsur kode semik. Kode
semik atau kode yang dimaksud Barthes dengan kode konotatif. Kode
akan menyusun tema suatu teks berdasarkan konotasi kata atau frasa
satu tokoh dalam narasi, pembaca akan mengenali tokoh tersebut hanya
50
tempat atau benda). Kode ini berfokus pada potongan-potongan data teks
tanda atau kode gnonik Bugis dan Makassar yang terdapat dalam
kumpulan cerpen Perempuan Yang Mencintai Still Got The Blues karya
Pada daftar acuan benda terdapat satu kode yang termasuk benda
konsumsi yaitu ballo. Pada benda mati ditemukan empat kode, yaitu baju
Peristiwa semu terdiri dari tujuh kode yaitu, Indo’, daeng, puang, datu
ase, datu relle, karaeng, dan daeng sanro. Dan pada peristiwa bahasa
terdiri dari enam kode yaitu, pisidi, teve, esempe, tolo’ dan anu.
toang.
dalam kumpulan cerpen Perempuan Yang Mencintai Still Got The Blues
Rahmat Hidayat misalnya: baju bodo. Baju bodo adalah pakaian adat
51
Bugis-Makassar atau sejenis baju tanpa lengan yang terbuat dari sutera
kejadian yang kerap kali dipakai untuk memulai cerita (Alwi, 2005: 86).
lainnya.
melalui budaya Bugis dan Makassar, sehingga teks yang merupakan kode
tepat.
sesama.
52
dengan judul Kode Gnonik pada Novel di Atas Debu Karya Jumrana
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mencintai Still Got The Blues karya Rahmat Hidayat berdasarkan tinjauan
Yang Mencintai Still Got The Blues karya Rahmat Hidayat berdasarkan semiologi
Roland Barthes ditemukan tiga kategori kode yaitu benda-benda, peristiwa, dan
diantaranya 1 kode benda konsumsi, dan 5 kode benda mati. Kode gnonik
kode.
Kedua, Makna kode gnonik Bugis dan Makassar pada kumpulan cerpen
Perempuan Yang Mencintai Still Got The Blues karya Rahmat Hidayat adalah
simbol budaya masyarakat Bugis dan Makassar yang diharapkan dalam kehidupan
B. Saran
53
54
karya sastra yang diteliti khususnya pada kumpulan cerpen Perempuan Yang
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. 2005. Kamus Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Anshari. 2000. Tentang fiksi Pengantar Singkat Apresiasi Cerpen dan Novel.
Makassar: FBS UNM.
Effendi Thahar, Harris. 2004. Makna Puisi AH karya Sutardji Calzoum Bahri
ditinjau dari Analisis Semiotik. Google Online http:// klipping. Sastra. Com.
Hidayat, Rahmat. 2005. Perempuan yang Mencintai Still got the blues. Makassar:
Ininnawa.
Hoed, Benny H. 2011. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: Komunitas
Bambu.
Irvine, Martin. 2005. Media Teori dan Semiotika: key Persyaratan dan Konsep
[online].Tersedia:hhttp://www.georgetown.edu/faculty/irvinem/theory/theor
y-KeyTerms.
55
56
Mutmainnah. 2010 Kode Gnonik Pada Novel Diatas Debu karya Jumrana Salikki
berdasarkan perpspektif teori semiologi Roland Barthes Skripsi. Makassar:
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Makassar.
Ratna. Khuta, Nyoman. 2004. Teori, Meotode dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sani, Yamin dkk. 198. Arti Lambang dan Fungsi Tata Rias Pengantin Menanam
Nilai-Nilai Budaya Daerah Sulawesi Selatan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka
Jaya.
57
KORPUS DATA I
Referensi
melihatnya?”
pria.”
57
58
berarti pabberessengeng
terselip dibibirnya.”
terselip dibibirnya.”
59
KORPUS DATA II
referensi
generasi ke belankang.”
menghapus keringatnya,
di tangannya. Ia
dalam.”
satunya.”
59
60
mencuci.”
pula itu?
“Pisidi?”
pelangi….”
tidurnya dibersihkan.”
tugasnya (padahal
malas.”
berarti pabberessengeng
meompalo, merembet ke
referensi
ibunya.”
Percayalah, ia akan
beruntung berjodoh
percaya itu.”
62
63
Karaeng.
Pammopporangngi
komat-kamit bergumam
berulang-ulang.
Terbungkuk-bungkuk,
panik.”
mulai kecoklatan”
64
saat hari masih pagi-pagi benar. Ia memang selalu datang kepada saya
sekaligus pelanggang jasa cucinya yang paling setia. Sudah setahun saya
rapi.
punya usaha ballo, namun belakangan harus ditutup karena larangan Pak
sepuluh ribuan. Kata saya ini “ini jatah untuk cucian saya bulan depan.
keponakan saya, kata saya. Daeng Basse berlalu sembari sekali lagi
berterima kasih dengan cara yang membuat saya tak enak hati.
65
***
dan baju itu telah dijual oleh Aso sendiri. Dan ia berhenti sekolah. Di
jalan anak itu selalu lari bila melihat saya. Daeng Basse sendiri
mengambil dan mengantar cucian dan tak pernah lagi berkeluh kesah.
“Astaga!Lalu ?”
saya tak pernah melihat mereka lagi. Rumah mereka pun telah lama
dibongkar, sebab mereka mendiami tanah milik orang yang sebentar lagi
66
***
menyanggupinya.
***
“Hmmmmm.”
penunggu sungai?”
dingin.
“Persiapkan dupa”
“Baik Daeng.”
***
pelan dan dalam. Anakmu tak apa-apa. Aku sudah bicara dengan yang
geliginya.
***
yang sangat meriah. Ibu bapaknya juga ada. Tapi kenapa muka mereka
tak mau melihatnya. Kenapa mereka melengos saat berpapasan mata dan
penganting pria.
perkawinan yang sangat meriah. Ibu bapaknya juga ada. Tapi kenapa
muka mereka murung? Ia memakai baju bodo merah yang cantik, dengna
badik ditepi sungai disore hari kini duduk disampingnya. Laki-laki itu,
memar kehitaman.
70
3. Visidi
“Adib minta sesuatu,” kata istriku. Tentu saja setelah melihat aku
mulai tenang.
“Pisidi?”
Ooh, visidi player rupanya. Aku kembali berbaring dan tetap tak
berkomentar.
membuat itriku memutuskan untuk tidak dan tidak akan pernah membeli
visidi, meski rengekan Adib tak surut sejengkal pun. Kejadian seminggu
***
main koboi-koboian seperti di visidi. Dan tak enak kalau main tak pakai
lagi.
“Maksudku, kita tidak jadi dan tidak perlu beli visidi,” putus
istriku lagi.
“Adib?”
“Kutabung lagi. Siapa tahu nanti cukup buat beli atau kue yang
enak,” katanya sambil masuk kedapur.Aku ketawa. Untuk yang satu ini
4. Membuang Kucing
Aku harus mengelus dada. Soal ribut atau soal lauk boleh jadi
masih bisa bersabar. Tapi soal air seninya yang minta ampun baunya itu?
menangkap tikus.”
Tapi tak ada tikus dirumah ini, “bantahku.Lagi pula pikirku, toh
ada lem tikus yang katanya menjerat gajah pun bisa.Atau racun tikus.
kucing itu punah sudah. Aku harus berjuang sendiri. Tapi sama saja.
marah dan itu berarti pabberessengeng terancam kosong dan periuk nasi
73
dekat dengan Meompalo sebagai pengawalnya, datu ase, datu relle dan
ase marah dan itu berarti pabberessengeng terancam kosong dan periuk
***
Lama-lama aku jadi benci setengah mati pada kucing itu. Dan
lama-lama aku juga mulai sebal pada mertuaku yang keras kepala.
seekor ikan laying dari keranjang belanja. Aku tak melihat kalau Indo’
ada di situ.
Lengkap dengan bekal nasi dan ikan yang cukup banyak.Indo’ yang
5. Ratna
kami mengontrak rumah kontrakan kami. Waktu pertama kali daeng Sira
Gowa. Masa silam, leluhur Daeng Sira, yang telah mangkat namun
yang kaya, hal yang masih dianggap sangat penting, namun tak punya
hidup dari mertua, dan Ratna menganggapnya sebagai siksaan lahir batin.
tak pernah berdarah biru dan mereka selalu mengira Ratna sengaja
menjebak putra mereka dalam perkawinan. Ratna bagi mereka tak pantas
untuk anak mereka, jadi semestinya Ratna lebih dari bersyukur karena
yang membuat Ratna tak berbahagia sebagi seorang istri. Saya melihat
sering menipiskan bibir yang membuat mukanya jadi sinis dan getir.
kemarahan suami Ratna beralih ke Daeng Sira. Daeng Sira juga mulai
kami menyaksikan Ratna dalam prilaku yang ganjil bukan dalam upacara
dan rapuh. Tapi suaranya tak lagi berat dan dalam. Ratna menangis,
***
bulan. Istri saya berhasil mendapatkan informasi tentang Ratna dari istri
suaminya untuk mengontrak rumah dan tak tinggal seatap lagi dengan
Ratna yang tegang. Mukanya terlihat tirus dan kurus. Matanya sembab